PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
sudah ditidur ditempat yang nyaman merasakan matras lateks ini sungguh lembut
dan nyaman. Ia terbangun dengan wajah bahagia karena ternyata ini kasurnya dan
yakin kalau semua hanya mimpi lalu pergi ke kamar mandi dengan bathtub.
“Sudah
kuduga itu tak nyata... Korea Utara? Astaga, itu cuma mimpi buruk.” Ucap Se Ri
bahagia lalu tersadar dengan dua orang petinggi Kore Utara.
“Kenapa
ada itu di sini? Seharusnya tak ada... Tidak... Ini bukan mimpi... Yang tadi
itu mimpi... Ini tak mungkin mimpi... Jangan bangun.” Jerit Se Ri panik
“Tidak.
Jangan bangun... Aku tak mau bangun.” Ucap Se Ri lalu terbangun dengan suara
anak-anak yang menyanyi akhirnya membaringkan kepalanya diatas meja.
Pagi hari
di Korea Utara, terlihat seperti kota seperti biasanya hanya seperti Korea
Selatan di jaman dulu. Semua anak berjalan kaki ke sekolah, terlihat tulisan “DENGAN
JIWA DAN SEMANGAT GUNUNG BAEKDU” dan polisi wanita menjaga di pinggir jalan.
Dibagian
depan gedung pemerintaha bertulisan PARTAI BURUH KOREA BERJAYA” Di stasiun
kereta api, Jung Hyuk pun turun dari stasiun kereta dengan gagahnya. Seorang
tentara memeriksa, Jung Hyuk meminta agar menunjukkan tanda pengenalnya.
Jung Hyuk
memberikan tanda pengenal “RI JUNG HYUK”
Si pria pun memastikan kalau ia dalah Kapten Ri Jung Hyuk dari Batalion
Polisi Militer. Jung Hyuk membenarkan lalu memberitahu tentara lainya
kalau sudah datang.
“Kami
dari Divisi Investigasi Badan Persidangan.” Ucap tentara lain. Jung Hyuk
mengaku sedang menuju Badan Keamanan.
“Aku
harus selidiki kasus.” Kata Jung Hyuk. Si tentara dengan sinis memberitahu kalau Jung Hyuk yang akan
diselidiki.
“Ikut
dengan kami.” Kata si tentara. Jung Hyuk tak melawan langsung membiarkan dibawa
oleh dua tentara.
PUSAT
KENDALI PERTAHANAN
Jung Hyuk
dibawa ke sebuah ruangan dengan kursi yang penuh tali, Tuan Choi berkomentar
kalau Jung Hyuk pasti tak pernah masuk ke ruangan ini, Jung Hyuk hanya diam
saja. Tuan Choi pikir tak ada tempat duduk lain jadi menyuruh duduk saja.
“Mari
kita mulai mengobrol.” Kata Tuan Choi setelah Jung Hyuk duduk dengan santai dan
mempersilahkan.
“Kudengar
kau permalukan warga yang bekerja keras demi uang luar negeri. Tepat di depan
prajurit Korea Selatan.” Kata Tuan Choi menyindir.
“Mereka
menyeberangi perbatasan untuk merampok makam. Bukankah itu tindak kriminal?”
kata Jung Hyuk
“Jadi itu
Menurutmu? Baiklah. Sekarang, di mana artefaknya?” tanya Tuan Choi
“Semua
perampok makam tewas dalam kecelakaan. Kita tak mungkin tahu.” Kata Jung Hyuk
“Jika
Komandan Letnan Cho Chul Gang dari Badan Keamanan menyelidiki kasus ini, dia
pasti sudah mengetahuinya. Tapi kau bersikeras mengirim mereka ke Pyongyang,
dan mereka malah tewas dalam kecelakaan mencurigakan. Jadi, kami hanya bisa
mencurigaimu.” Kata Tuan Choi.
“Jadi
Wajar melarang pemberi izin menginvestigasi kasusnya.” Apa Kau pikir ini soal
kewajaran?” kata Jung Hyuk. Tuan Choi tertawa mengejek
“Coba
buat spekulasi. Apa Kau punya buktinya?” ucap Jung Hyuk. Semua yang ada di
ruangan terlihat tegang.
“Apa Kau
pikir bisa memukul paku hanya saat ada celah? Saat paku dipukul palu, barulah
ada celah. Di sinilah kami memukul paku itu. Kami tak butuh bukti. Kami bisa
mengada-ada kejahatan jika kami mau. Paham?” kata Tuan Choi
“Begitukah?
Kau harus dihukum atas ucapanmu tadi.” ucap Jung Hyuk mengejek.
“Dasar
bodoh! Apa katamu? Katakan lagi.
Beraninya bilang begitu?” kata Tuan Choi tak bisa menahan amarah mecengkram
baju Jung Hyuk.
Di ruang
kontrol, Tuan Ko Myung Suk masuk ruangan ingin tahu Bajingan pembuat onar mana
yang diseret kemari dan melihat Jung Hyuk langsung berlari masuk ruangan
interogasi. Tuan Choi kaget melhat Tuan Ko dan langsung memberikan hormat.
Tuan Ko
langsung menendang kaki Tuan Choi sambil mengumpat anak buahnya itu sudah gila
dan sinting lalu memastikan keadaan Jung Hyuk. Jung Hyuk mengaku baik-baik
saja. Tuan Choi melonggo bingung melihat sikap Tuan Ko.
“Tunggu
apa lagi? Bawa dia ke kantorku.” Kata Tuan Ko, Tuan Choi bingung siapa
sebenarnya Jung Hyuk itu.
“Habislah
kau, dasar bodoh... Dia putra tunggal Direktur Biro Politik Umum.” Kata Tuan
Ko. Tuan Choi langsung jatuh lemas mengetahuinya.
Tuan Choi
akhirnya menelp Cho Chul Gang di kantornya. Chul Gang mengangkatnya. Tuan Choi
marah karena Chul Gang harus tahu seberapa buruk bisa hancurkan kariernya. Chul
Gang ingin tahu ada apa. Tuan Choi ingin memastikan.
“Apa Kau
tahu siapa ayahnya Kapten Ri Jung Hyuk?” kata Tuan Choi. Chul Gang menjawabBagian
kerabat militernya kosong, jadi tak bisa memeriksa.
“Menurutmu
kenapa bisa kosong? Karena dia dari keluarga berpengaruh!” kata Tuan Choi. Chul Gang masih tak mengerti dan
meminta agar menjelaskan.
“Bersiaplah.
Jangan pingsan... Ri Jung Hyuk... Dia putra Direktur Biro Politik Umum.” Kata
Tuan Choi. Chul Gang kaget mendengarnya
“Benar. Kau baru bisa paham kalau kuulangi
sekali lagi, 'kan? Dia putra Direktur Biro Politik Umum. Dan direktur punya dua
putra. Satu tewas karena kecelakaan. Jadi, dia putra tunggal direktur.” Ucap
Tuan Choi
“Apa Kau
yakin?” kata Chul Gang. Tuan Choi mengaku semoga dugaanya salah dan ingin tahu
cara Chul Gang mengurus ini.
“Akan
kuhubungi besok.” Kata Chul Gang. Tuan Choi pikir bahkan tak tahu apakah masih ada di kantor besok sambil terus
mengeluh. Chul Gang pun memilih untuk menutup telpnya.
Flash Back
Kakak
Jung Hyuk menjadi tentara dengan pakaian lengkap memeluk adiknya dan Chul Gang
seperti melihat Jung Hyuk yang masih kecil.
“Jadi,
adik Mu Hyuk itu Ri Jung Hyuk?” kata Chul Gang dengan foto Mu Hyuk dan Jung
Hyuk ada di dalam rumah.
Di rumah
Se Ri
sedang makan kentang rebus, Ju Meok penasaran ingin tahu apakah Dae-gil hidup atau mati karena baru menonton
The Slave Hunters sampai episode 14 dan penasaran Apa yang terjadi dengan
Dae-gil, Se Ri memberitahu Dae-gil mati.
“Sungguh?
Astaga, sulit kupercaya Dae-gil bisa mati dalam drama.” Kata Ju Meok sedih
“Jangan
merasa kasihan pada tokoh drama yang tayang sepuluh tahun lalu.” Ucap Se Ri
“Apa Kau
mengobrol dengannya?” sindir Tentara Pyo yang sibuk mengali. Ju Meok pun
meminta maaf.
“Kwang
Bum. Eun Dong...Lanjutkan setelah makan.” Kata Tentara Pyo pada anak buahnya.
Keduanya pun berhenti berkerja.
“Kenapa
kalian menyekop?” tanya Se Ri heran. Tentara Pyo ingin tahu apa yang ada
dipikir Se Ri.
“Kami mau
mengubur wanita Selatan yang kasar ini di lubang.” Ucap tentara Pyo. Se Ri
langsung menatap sinis.
“Sedang
ada konstruksi untuk air bawah tanah. Kapten Ri meminta kami melindungimu.
Butuh alasan mengeluarkanmu dari markas tanpa menarik perhatian.” Kata Tentara
Pyo.
“Jadi
Inikah perintah kapten kalian? Apa Kalian harus melindungiku?” kata Se Ri
bahagia karena ada yang melindunginya.
“Jangan
mimpi... Dia hanya ingin kami mengawasimu Kau, mata-mata Selatan, bisa
melakukan tindak kriminal di negara kami.” Kata Tentara Pyo masih sinis.
“Siapa
namamu?” tanya Se Ri. Tentara Pyo memberitahu nama panjangnya Pyo Chi Su dan bertanya alasan Se Ri
menanyakan namanya.
“Begitu.
Saat negara kita bersatu, sebaiknya kau pindah. Aku akan terus mencarimu dan
menguburmu dalam-dalam.” Kata Se Ri sinis.
“Wanita
tak tahu terima kasih. Lalu Siapa namamu?” kata Tentara Pyo. Se Ri pikir
dirinya bodoh karena tak ada gunanya memberitahu namanya.
“Omong-omong,
kenapa kapten kalian tiba-tiba pergi ke Pyongyang?” kata Se Ri penasaran.
Tuan Ko
membahas soal kejadian hari ini, sungguh meminta maaf. Jung Hyuk pikir Tak
perlu minta maaf tapi ia ingin cari tahu kendaraan yang menyebabkan kecelakaan.
Tuan Ko pikir Jung Hyuk mau menyelidiki kecelakaan itu karena ada hubungannya
dengan kecelakaan kakaknya.
“Kecelakaan
mobil di persimpangan, Jeonseung-dong, tahun 2011. Kecelakaan terguling di
Jalan Tol Nampo, tahun 2013. Tabrakan tiga mobil di Gua Pelangi, tahun 2014. Semuanya
disebabkan truk Rusia, Kamaz.” Kata Jung Hyuk.
“Semua
yang terlibat kecelakaan itu tewas. Walau menurut rumor, ada unit truk rahasia,
Badan Keamanan tak menyelidiki lebih lanjut Aku sudah periksa rekaman dekat
Gunung Suseok. Tiga truk Kamaz lewat sebelum kecelakaan.” Jelas Jung Hyuk
“Itu truk
biasa.” Kata Tuan Ko. Jung Hyuk heran Tuan Ko bisa mempercayai itu dan hanya
kebetulan
“Jung
Hyuk, apa kau hanya melihat di satu sisi? Jika pemikiranmu sudah bulat, maka semuanya
akan tampak mencurigakan. Kenapa kita punya mata di depan? Karena kita harus
menatap ke depan. Lupakan masa lalumu Dan pikirkan masa depan.” Kata Tuan Ko.
Ju Meok
masih membahas tentang drama korea yangmembunuh Dae-gil. Tentara Pyo menyuruh
mereka jangan bahas pria itu sambil mengelu kalau seharusnya mengubur dia hari
ini dan akan menyesal seumur hidup... saat itu Chul Gang keluar dari kamp.
“Kau di
Kompi Kelima. Kau dari mana?” tanya Chul Gang. Tentara Pyo menjawab memperbaiki
pompa di rumah kapten.
“Begitu? Dia
sedang di Pyongyang.” Kata Chul Gang memuji. Tentara Pyo pun mengucapkan
terimakasih.
“Boleh
kutanya Bapak mau ke mana?” kata Tentara Pyo. Chul Gang pikir Akhir-akhir ini, ada banyak pelarian.
“Aku mau
periksa rumah secara acak hari ini.” Kata Chul Gang. Tentara Pyo kaget kalau
akan dilakukan malam ini.
Ju Meok
langsung cegukan mendengarnya dan langsung menutup mulutnya. Chul Gang bertanya-tanya kenapa dengan Ju
Meok. Tentara Pyo menutupi kalau tak ada apa-apa lalu pikir pasti melewatkannya dan Para buronan
itu pasti sembunyi di markas militer.
“Menurutku,
itu rencana yang bagus.” Kata Tentara Pyo. Chul Gang pun menyuruh mereka masuk
dan dan bersiap untuk tidur.
Tentara
Pyo pun menelp ponsel Jung Hyuk memberitahu kalau ada masalah karena Chul Gang
dkk akan memeriksa acak rumah-rumah di permukiman militer. Ia pun memberitahu wanita Selatan itu untuk
tak angkat telepon, untuk jaga-jaga.
“Aku Tak mungkin
bisa menghubunginya.” Kata Tentara Pyo panik. Jung Hyuk menatap Tuan Ko
mengatakan meminta bantuannya.
Jung Hyuk
melewati “JALAN MUNSU” dengan kecepatan tinggi. Salah seorang Polisi melihat
mobil dengan plan nomor seperti pejabat tinggi dan langsung menyuruh mereka
memberikan jalan dan memberitahu semua petuga agar segera memberikan akses melewati
semua daerah.
Polisi
yang berjaga pun hanya menyalakan lampu hijau aga mobil Jung Hyuk bisa terus
jalan tanpa henti. Di perbatasan, dua orang penjaga heran melihat mobil yang
melaju dengan cepat dan baru sadar kalau platnya diawali nomor 729.
“Hanya
pejabat tinggi yang punya nomor itu. Jika kau hentikan, hidupmu berhenti juga.”
Ucap petugas bergegas membuka pintu. Mobil Jung Hyuk pun melaju dengan cepat.
Nyonya Na
memulai inspeksi rumah akan dimulai dan pergi ke rumah seorang wanita yang
karena mendengar kalau wanita itu terlihat saat membeli penanak nasi Selatan
yang bisa bicara di pasar. Si wanita mencoba menyangkalnya.
“Siapa
yang menceritakan hal absurd itu kepadamu? Aku selalu diajarkan untuk selalu
jujur di situasi bagaimanapun. Penanak nasi yang bisa bicara? Dan dari Korea
Selatan? Aku bahkan tak sempat selesaikan tugas revolusi kita. Kenapa aku mau
membeli barang seperti itu? Itu konspirasi.” Kata si wanita yakin
Tapi saat
itu terdengar suara “Nasimu sudah siap. Aduk dengan merata.” Nyonya Na pun
melihat selimut seperti menutup sesuatu lalu membukanya dan terlihat Rice
cooker dari Korea selatan. Si wanita terlihat ketakutan dan tak bisa
berkata-kata hanya berlutut.
“Aku pun
penasaran siapa yang mencuri listrik kita yang berharga. Dan pencurinya
ternyata di sini.” Ucap Nyonya Na menyindir.
“Aku khilaf
saat mencicipi nasi yang pulen dari penanak nasi itu. Aku pasti sudah gila. Tolong,
pura-puralah tak melihat sekali ini saja.” Kata si wanita
“Lalu penanak
nasi ini akan kau apakan?” tanya Nyonya No. Si wanita pikir soal pencuri
listrik itu, semoga Nyonya Na bisa menemukannya.
“Tapi Apa
Nasinya sungguh sangat pulen?” tanya Nyonya Na penasaran. Si wanita pikir
Nyonya Na harus mencobanya.
Nyonya Na
pun langsung menutup penanak dengan selimut sebelum petugas lain datang dan
mengatakan kalau tak ada apa-apa di sini lalu mengajak ke rumah sebelah.
Di rumah
sebelahnya, Nyonya Na melihat seperti rumah kosong tapi menemukan seorang
wanita yang bersembunyi didalam lemari dan memukul tempat tidur. Seorang pria pun
keluar dari persembunyianya dan bertanya Apa yang sedang dilakukan di sini.
“Istrimu
melakukan barter jarak jauh agar bisa dapat makanan untuk keluarganya... Apa
yang kau...” kata Nyonya Na marah
“Kamerad
Wol Suk.. Aku hanya kesepian.” Kata s pria. Nyonya Na tak habis pikir pria itu
mengaku kesepian
“Kalau
begitu, kubuat kau tak merasa kesepian... Apa kau mau sesi kritik diri yang
menyenangkan di depan banyak orang? Kau bisa beri tahu alasanmu bertelanjang di
depan wanita lain pada malam hari.” Kata si Nyonya Na.
Nyonya Na
keluar sambil mengumpat bajingan itu tak bisa anggap dia sebagai manusia lalu
bertanya siapa berikutnya. Dua wanita tersenyum lalu menjawab kalau rumah
Kapten Ri Jung Hyuk. Nyonya Na tersenyum bahagai mendengarnya.
Saat itu
Chul Gang datang, Nyonya Na langsung
memberikan hormat mengatakan sedang menginspeksi rumah. Chul Gang ingin tahu
saat ini rumah siapa. Nyonya Na menjawab Rumah Kapten Ri Jung Hyuk. Chul Gang
pikir Jung Hyuk itu di Pyongyang.
“Tapi
lampu di rumahnya menyala. Apa Dia sudah kembali?” kata Nyonya Na heran. Chul
Gang langsung menatap curiga.
Di rumah
Se Ri
menyalakan semua lampu diruangan lalu melihat sebuah ruangan dan heran karena
ada banyak buku di sini. Ia lalu melihat ada buku “ALBUM RUBINSTEIN dan
Partitur piano. Ia mengambil sebuah buku
"Mozart." Dan menjatuhkan
sesuatu.
Ia
melihat amplop berisi “FORMULIR PENDAFTARAN” dan buku tentang “KONSER
BERLANGGANAN dengan wajah Jung Hyuk. Ia pikirpernah lihat wajahnya di suatu
tempat.
Saat itu
terdengar suara Nyonya Na mengedor pintu kalau datang untuk inspeksi rumah. Se
R panik kalau "inspeksi rumah"
Nyonya Na memanggil Jung Hyuk dari depan pintu karena tak ada sahutan berpikir
Jung Hyuk belum pulang.
“Buka
pintunya.” Kata Chul Gang. Nyonya Na bingung berpikir kalau Ini bukan rumah sembarang orang dan Rumah
Kapten Ri.
“Cepat Lakukan.”
Perintah Chul Gang. Anak buah Chul Gang pun siap untuk mendobrak pintu rumah
Jung Hyuk.
Mereka
pun masuk rumah dengan lampu yang menyala. Chul Gang melihat foto Jung Hyuk
dengan sang kakak diruang tengah. Nyonya Na pikir tampaknya ada orang di rumah
tapi merasa kalau Jung Hyuk itu hanya lupa mematikan lampu sebelum pergi.
“Astaga,
Kapten Ri... Kukira dia sempurna. .. Aku tak tahu dia akan ceroboh.” Kata Nyonya
Na
Saat itu
anak buah Chul Gang datang memperlihatkan sebuah gelas seperti baru saja
dipakai minum. Nyonya Na bingung itu artinya ada orang di dalam dan berpikir
kalau itu hantu. Chul Gang menatap ke tempat penyimpanan makanan bawah tanah
dan langsung membukanya.
“Keluarlah.”
Kata Chul Gang. Nyonya Na melonggo kaget melihat ada wanita yang bersembunyi.
Se Ri
akhirnya keluar dengan dua tanganya diangkat, Nyonya Na ingin tahu siapa wanita
itu dan Kenapa sembunyi di gudang kimchi Kapten Ri. Se Ri hanya diam saja. Chul Gang pikir Bahkan orang bisu bisa bicara
saat mereka ke Badan Keamanan.
Saat itu
terdenga suara mobil datang, semua penghuni melonggo melihat mobil yang datang
dengan Nomornya 729 dan ingin tahu Siapa
yang menyetir. Jung Hyuk pun turun dari mobil. Semua makin tak pecaya
melihatnya. Chul Gang langsung mengarahkan pistol pada Se Ri.
“Mau kau
apakan tunanganku?” kata Jung Hyuk. Se Ri kaget begitu juga penduduk yang
lainya.
“Mohon singkirkan
senjata yang kau todongkan ke tunanganku.” Tegas Jung Hyuk.
Epilog
Seorang wanita bule melihat berkas ditanganya
lalu memberitahu ini merupakan pelanggaran
peraturan institusi mereka jadi meminta maaf kalau mereka tak bisa
berikan suntik mati. Se Ri heran kenapa tak boleh padahal mendengar bisa akhiri
hidupnya di sini.
“Tentu,
jasmaniku tak merasakan sakit sehingga menyulitkan hidupku. Tapi aku merasa
sakit di jiwaku. Depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, insomnia... Apa
yang kau Butuh lagi?” ucap Se Ri
“Kami selalu
merekomendasikan melancong di Swiss ke pengunjung kami.” Ucap Si wanita
memberikan brosur ke swiss.
“Jika
melancong bisa memulihkan diriku, maka aku tak akan perlu jauh-jauh kemari.” Keluh
Se Ri
“Tujuh puluh
persen orang memilih pulang setelah melihat pemandangan indah. “ kata Si
wanita. Se Ri mengaku tak punya rumah.”
“Aku tak
tahu kenapa kau mau mati, tapi kau akan tetap menyukainya.” Kata si wanita. Se
Ri merasa Ini tak akan mempan baginya.
Di
pengunangan alpen, terlihat salju yang masih terlihat. Se Ri akhirnya datang ke
swiss, wajahnya sumringah dan terlihat sangat bahagia. Tatapanya mengara pada
paralayang yang dengan ada diudara. Saat itu Jung Hyuk juga datang dan keduanya
terpana melihat akrobatik para paralayang.
Bersambung ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Lanjut ya min. Di tunggu episode slnjutnya.
BalasHapusMana min lanjutan eps. Ya kok blm keluar
BalasHapus