PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
terlihat masih kecil, beberapa orang
mulai memintanya agar meminta pilia sebagai impianya. Beberapa orang menyuruh mengambil bunga, Se
Ri melihat barang-barang yang ada dimejanya. Dua orang kakak lakinya hanya bisa
menatap.
“Pada
hari itu, aku buat keputusan untuk kali pertama. Saat yang lain meraih uang atau benang, aku meraih tangan ayahku.”
Se Ri
memilih tanganya ayahnya di pegang pertama kali. Tuan Yoon pun bahagia merasa
meraih tangan ayahnya juga hal terbaik. Dua kakaknya tetap diam seperti sangat
iri.
“Sebagai
bayi yang akan tumbuh memperebutkan posisi pewaris konglomerat bisnis besar,
kurasa itu pilihan tepat.”
Se Ri pun
akhirnya membuka label fashionya “ Se Ri’s Choice” lalu membuka penjanjian
kontrak dengan perhiasan terkenal. Ia juga membuka kontrak dengan pihak lain
dan banyak media yang meliputnya.
“Saat
bergantung pada keberuntunganku, atau naluriku, aku selalu mengambil pilihan
tepat.”
Se Ri
merasa kalau dirinya yang beruntung dan mengingat Jung Hyuk menyuruhnya memilih
jalan yang kanan, tapi pilihanya kali ini salah karena mengambil jalur kiri
yang membuatnya sampai ke desa di Korea Utara.
“Sebab itu,
saat krisis melanda hidupku, aku tak pernah meragukan diriku. Aku yakin akan
mengambil keputusan tepat lagi. Tapi kali ini, aku salah.< Walau hanya satu
kesalahan, akibatnya begitu berdampak. Saat ini, aku di Korea Utara.”
Se Ri
panik dan tak sadar ada sebuah mobil yang akan menabraknyaa saat itu juga Jung
Hyuk datang menyelamatkanya. Se Ri bergumma kalau ini kecelakaan dan saat
mengalami kecelakaan, maka butuh
seseorang di sisinya.
“Dan
orang yang kukenal di sini hanyalah pria ini. Aku harus berhasil.” Gumam Se Ri
bahagia melihat Jung Hyuk yang ada didepanya.
“Astaga...
Sulit kupercaya kita bertemu lagi...” ucap Se Ri tersenyum bahagia.
“Kupikir
kau sudah kembali.” kata Jung Hyuk sinis. Se Ri membenarkan hal itu.
“Kau
pasti terkejut. Aku juga sama terkejutnya. Aku tersesat. Saat aku sadar, ada
sapi Korea Utara, ada wanita Korea Utara, dan anak Korea Utara. Tapi aku lega
bisa bertemu denganmu lagi.” Kata Se Ri terus menatap Jung Hyuk dengan senyuman
bahagia.
“Sudah
kuduga. Meskipun pura-pura tangguh, kau tetap seorang pria. Lihat? Dia bahkan
tak berani menatap mataku. Dia lebih polos dari dugaanku.” Gumam Se Ri seperti
mencoba mengoda Se Ri.
“Dia
memasuki Garis Demarkasi Militer tanpa keinginan membelot. Berdasarkan
peraturan aku harus menyingkirkannya.” Gumam Jung Hyuk.
“Tampaknya,
selalu ada cara untuk selamat.” Kata Se Ri dengan tatapan mengoda.
“Haruskah
kubunuh dia?” gumama Jung Hyuk. Se Ri akhirnya bertanya apakah ini rumah Jung
Hyuk. Jung Hyuk hanya diam saja.
“Bolehkah
aku bertanya? Apa Kau punya makanan?” tanya Se Ri seperti sangat kelaparan.
Saat itu Jung Hyuk masih berpikir kalau akan membunuh Se Ri.
Se Ri
akhirnya masuk ke kamar mandi dan kaget melihat wajahnya dicermin ternyata
sangat kotor. Ia mengeluh karena wajahnya yang kotor tadi bertatapan dengan
Jung Hyuk padahal seharusnya bilang kalau wajahya sekotor ini.
“Apa ini?
Bahkan tak ada wastafel.” Keluh Se Ri mengambil air dalam bak lalu menaruh
dalam baskom dan mulai mencuci wajahnya yang kotor.
“Tidak,
kau tak apa-apa... Ini pengalaman bagus. Konon, sesuatu yang tak bisa kau beli
justru yang paling berharga. Ini pengalaman berharga.” Kata Se Ri sambil terus
mencuci wajahnya.
Di dapur,
Jung Hyuk membuka adonan lalu membentuknya jadi mie. Setelah itu memasak kuah
dengan kompor minyak setelah itu membuka telur dadar untuk taburan setelah itu
memberikan makan pada Se Ri yang sudah duduk dimeja makan.
“Entah
bagaimana adat kalian... Tapi di Selatan, inilah adat kami.” Ucap Se Ri menatap
mie dan kimchi didepanya dengan wajah ragu.
“Saat kau
makan di rumah orang lain, tamu biasanya menawarkan suapan pertama ke tuan
rumah...Seperti ini... Ayo Buka mulutmu. Menurut kami, sudah seharusnya tuan
rumah makan lebih dahulu.” Ucap Se Ri mencoba menyuapi Jung Hyuk. Tapi Jung
Hyuk hanya diam saja.
“Ini
memang etiketnya.. Mungkin, itu akan membantumu memahami.” Kata Se Ri mencoba
menyakinkan karena Jung Hyuk hanya diam saja.
“Apa Kau
takut dengan makanannya? Apa Takut kalau diracuni?” sindir Jun Hyuk. Se Ri
meminta maaf kalau menyinggungnya.
“Tapi kau
harus paham alasanku bersikap begini. Bukankah lebih aneh jika aku langsung
memercayai orang di situasi begini?” kata Se Ri membela diri.
“Kau
benar.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri bahagia kalau ucapanya itu memang benar tak bisa
langsung percaya.
“Kau mendarat
di zona demiliterisasi, saat naik parasut di hari berangin. Ketika pagar
listrik tak bekerja, kau menyeberangi garis batas menuju wilayah permukiman
militer. Aku pasti konyol jika percaya bahwa kau tak berbahaya.” Sindir Jung
Hyuk.
“Jangan
bilang kau mencurigaiku sebagai mata-mata?” kata Se Ri kesal. Jung Hyuk
menegaskan hanya membahas kemungkinannya.
“Dengarlah...
Aku bukan mata-mata. Aku sangat terkenal di Selatan, kau pasti mata-mata jika
tak tahu. Aku tak akan mengungkap namaku karena aku tak mau kau terkejut setelah
mencariku di internet.” Ucap Se Ri membanggakan dirinya.
“Kami tak
punya internet, jangan cemas.” Kata Jung Hyuk santai. Se Ri kaget kalau di
utara tak ada internet
“Justru
makin buruk. Tak ada yang tahu aku ada di desa terpencil ini. Pasti warga
negaraku heboh karena aku menghilang.” Kata Se Ri yakin.
Semua
keluarga Yoon berkumpul di ruang tengah, Tuan Yoon terlihat tegang. Se Jun
memberitahu kalau Polisi sudah mencari semalaman, tapi tak menemukan apa pun.
Tuan Yoon memerintahkan agar jangan andalkan kepolisian saja.
“Kita
harus pekerjakan para ahli dan lakukan pencarian sendiri.” Kata Tuan Yoon. Se
Jun menganguk mengerti.
“Pastikan
beritanya tak menyebar. Waspada terhadap reporter.” Ucap Tuan Yoon.
“Itulah
yang kulakukan kali pertama. Dan ayah mertuaku sangat membantu kita.” Kata Hye
Ji berkomentar.
“Ayahku
sudah menghubungi komisaris kepolisian. Jangan cemas.” Kata Sang Ah mencari
perhatian. Tuan Yoon pun mengucap syukur.
“Kudengar
dia sedang bekerja saat ini terjadi. Berarti para pegawainya di sana sudah tahu
soal ini. Kita harus apakan mereka?” kata Sang Ah sengaja menyindir.
“Kupanggil
mereka semua untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan pengacara
perusahaan.” Kata Se Jun.
Istrinya
langsung memuji suaminya yang sungguh profesional. Se Jun malu meminta agar tak
melakukanya. Tiba-tiba Nyonya Han
menyindir kalau mereka semua pasti senang. Semua mengeluh dengan tanggapan
Nyonya Han karena menurutnya itu tak mungkin seperti itu.
“Perkataan
Ibu agak kasar.” Komentar Se Hyung. Sang Ah mengaku tentu tak menyenangkan
“Kalian
semua tampak sangat senang.” Kata Nyonya Han sinis. Semua hanya bisa diam saja.
Sementara
Se Ri yakin kalau pasti semuanya panik saat ini. Ia juga merasa Selain itu,
alasan kejadian ini penting karena bisa menyebabkan konflik antarnegara dan
berpikir Jung Hyuk itu past tak paham. Jung Hyuk hanya diam menatapnya.
“Aku
membahas kemungkinan terjadinya perang. Halo.. Begitu semuanya tahu aku di
sini, pemerintah Korea Selatan, pihak kemiliteran, dan... bahkan PBB tak akan
tinggal diam.” kata Se Ri seperti ingin mengancam
“Aku tak
akan memberi tahu mereka.” Kata Jung Hyuk. Se Ri kaget mendengarnya.
“Tak ada
yang boleh tahu kau di sini.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri tak mengerti apa maksudnya.
“Apa
Maksudnya, kau mau membunuhku sebelum yang lain tahu?” kata Se Ri. Jung Hyuk
piki itu bisa menjadi solusinya.
“Apa Itu
semacam lelucon Korea Utara? Aku belum terbiasa dengan lelucon Korea Utara.
Tapi itu cukup cerdas.”ucap Se Ri menatap Jung Hyuk dan berpikir kalau ucapan
Jung Hyuk memang benar.
“Kurasa, kau
salah paham.. Benar. Kurasa penjelasanku agak rumit. Biar kuberi contoh. Apa
Kau tahu Heung-bu dan Nol-bu? Anggap kau tahu. Apa yang terjadi dengan Heung-bu
setelah dia merawat kaki burung?” kata Se Ri mulai menjelaskan perumpaman.
“Dia makmur,
dari miskin menjadi kaya. Apa yang terjadi dengan Nol-bu yang menyiksa burung itu?
Keluarganya hancur.” Kata Se Ri. Jung Hyuk tak mengerti dan ingin langsung
mengatakan saja.
“Kau ingin
menjadi Heung-bu atau Nol-bu?” ucap Se Ri. Jung Hyuk berpikir kalau Se Ri itu
burung layang-layangnya
“Bukan...
Aku bukan burung biasa. Aku burung layang-layang kaya yang membayar utangnya.
Sebenarnya... Aku tak biasanya bilang begini.” Kata Se Ri mencoba agar terlihat
bangga.
“Kalau
begitu, jangan.” Ucap Jung Hyuk seolah tak peduli. Akhirnya Se ri mengaku kalau
dari keluarga kaya di Korea Selatan.
“Aku dari
Kelas atas... Dari keluarga kaya. Perusahaan modeku terdaftar di KOSDAQ.” Ucap
Se Ri bangga.
“Aku tak
tertarik.” Kata Jung Hyuk santai. Se Ri mencoba menjelaskan Sama seperti
Heung-bu yang merawat burung itu sampai bisa terbang ke Gangnam jadi meminta
bantuannya.
“Jika
begitu, aku akan membalas jasamu.” Jelas Se Ri. Jung Hyuk pikir Se Ri mau
bernegosiasi dengannya. Se Ri membenarkan.
“Kedua
pihak diuntungkan.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk langsung menolaknya. Se Ri kaget dan
ingin tahu alasanya.
“Kubalas
kebaikanmu.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk pikir kalau sejak awal, memang tak bersikap
baik.
Saat itu
terdengar suara dari depan pintu gerbang, Jung Hyuk pun membukanya. Tentara Pyo
memberikan hormat lebih dulu mengaku
tak tahu Jung Hyuk ternyata sudah pulang, padahal mencari di mana-mana.
Jung Hyuk hanya bisa menatap anak buahnya.
“Aku tahu
kau di rumah saat lihat asap di cerobongmu... Aku punya kabar baik.” Ucap
Tentara Pyo langsung menyelonong masuk.
“Kita tak
perlu mencemaskan wanita Korea Selatan itu lagi.” Kata tentara Pyo. Jung Hyuk
ingin memberitahu tapi Tentara Pyo terus mengoceh.
“Dia
mati.” Ucap Tentara Pyo. Jung Hyuk kaget, Tentara Pyo tahu kalau Jung Hyuk
pasti kaget karena ia juga seperti itu.
“Dini
hari ini, ada kecelakaan di Gunung Suseok. Wanita muda tak dikenali tewas di
tempat kejadian. Itu pasti dia.” Kata Tentara Pyo yakin. Jung Hyuk menegaskan
kalau itu bukan.
“Ayolah.
Firasatku sama tepatnya dengan para peramal. Kita Tunggu dan lihat saja. Jika
aku salah, penggal aku.” Kata Tentara
Pyo.
Jung Hyuk
menyuruh anak buahnya pergi saja. Tentara Pyo menolak karena ingin ke toilet
karena sudah lama menahan. Jung Hyuk pun tak bisa melarangnya. Tentara Pyo
sambil membuka sepatunya mengaku sungguh
lega.
“Eun Dong
tak akan diberhentikan secara tak hormat saat masih muda, dan mereka tak akan
tahu kalau Ju Meok meninggalkan pos untuk menonton drama Korea Selatan.” Kata
Tentara Pyo
“Aku
hanya minum segelas alkohol, bukan masalah besar. Tapi kau gagal menangkap
wanita yang ada di hadapanmu. Itu kesalahan yang...” kata Tentara Pyo lalu
dikagetkan dengan Se Ri yang sudah ada dibelakangnya.
“Apa Kau
tahu cara memenggal orang?” tanya Se Ri lalu mengaku belum pernah dan tanganya
seperti memperagakan seperti sedang membuka tutup botol untuk memegang kepala
orang.
“Kau
membuatku kaget... Kapten Ri, apa yang terjadi?” ucap Tentara Pyo gugup.
“Kau
orangnya, ya? Kau yang menembakku, ya? Aku hampir mati karenamu.” Kata Se Ri
marah
“Kukira
dia sudah mati.. Apa... Apa yang terjadi?” kata Tentara Pyo panik. Jung Hyuk
hanya diam saja.
Akhirnya
mereka bertiga duduk didalam. Tentara Pyo pun menyindir kalau mata-mata Korea
Selatan cukup cakap karena Mereka bisa utus mata-mata ke lokasi ini, yaitu rumah
dinas petugas Korea Utara tanpa membuat kesalahan.
“Harus
berapa kali kukatakan? Aku tak tahu kalau ini rumahnya. Aku bukan mata-mata,
dan aku tak diutus kemari. Kau memang sulit memahami ucapan orang lain
kepadamu, ya?” keluh Se Ri kesal.
“Kapten, kau
punya sekop atau belencong? Berikan aku waktu. Ada banyak sungai dan
pegunungan. Ada banyak tempat untuk menguburnya di negara kita.” Ucap tentara
Pyo sinis.
“Apa
katamu, Kucing Licik? Mengubur apa? Kau bisa mengubur dirimu jika kau mau.”
Balas Se Ri tak mau kalah. Sementara Jung Hyuk hanya diam saja seperti
memikirkan solusinya.
“Hei,
Orang Selatan. Aku tahu kau bodoh, tapi kau tak paham apa yang sedang terjadi? Kami
tak memberi ampun kepada musuh.” Kata Tentara Pyo
“Kurasa
kaulah yang tak paham. Bukankah kalian akan terkena masalah jika ada yang tahu
aku sembunyi di sini? Bukan hanya aku yang akan bernasib buruk, 'kan? Kau
bilang Siapa saja tadi?” ucap Se Ri
mencoba mengingat-ingat.
“Eun Dong
akan diberhentikan secara tak hormat. Ju Meok? Dihukum karena meninggalkan pos
demi drama Korea Selatan. Lalu kapten ini... Kau akan direvolusikan.” Ucap Se
Ri menunjuk ke arah Jung Hyuk yang akan DIBEBASTUGASKAN
UNTUK KERJA PAKSA
“Dan kau,
Kucing Licik! Minum-minum saat bertugas... Kau yang terburuk.” Kata Se Ri bisa
mengancamnya. Tentara Pyo panik langsung mendekati Jung Hyuk.
“Kapten
Ri, kenapa wanita itu tahu semuanya?” ucap tentara Pyo. Jung Hyuk pkir Tentara
Pyo pasti bisa tahu alasanya.
Saat itu
terdengar suara gerbang diketuk lagi, tiga orang tentara muda pun datang lagi.
Merkea memberikan hormat lebih dulu setelah pintu terbuka. Tentara Park
bertanya apakah Jung Hyuk sudah dengar kabar baiknya.
“Di
Gunung Suseok, seorang...” kata Tentara Park. Jung Hyuk menegaskan itu tak
benar.
“Wanita
tak dikenal...” kata Tentara Park. Jung Hyuk kembali menegaskan kalau itu tak
benar.
“Kau
pasti Eun Dong.” Kata Se Ri keluar rumah melihat Tentara yang paling muda. Eun
Dong melihat Se Ri bingung bertanya siapa dia.
“Kudengar,
kau akan diberhentikan secara tak hormat. Berarti kau akan diusir. Katanya kau
butuh pekerjaan ini.” Ucap Se Ri. Eun Dong panik melihat Se Ri yang sebelumnya
dianggap sudah mati. Tentara Pyo membenarkan.
“Kau Ju
Meok, ya? Nama yang jantan. Kurasa seorang prajurit butuh maskulinitas. Drama
Korea Selatan mana yang kau tonton saat meninggalkan pos?” ucap Se Ri.
“Stairway
to Heaven.” Kata Ju Meok. Se Ri tahu itu drama lama Yang diperankan Ji-woo dan
Sang-woo. Ju Meok terlihat tegang.
“Aku
kenal mereka.. Rumah Ji-woo hanya beberapa rumah dariku.” Kata Se Ri. Ju Meok
langsung tersenyum bahagia mendengarnya.
Tentara
Park mengelu h kalau itu tak Penting, Ju Meok pun hanya bisa tertunduk meminta
maaf. Se Ri pun menyuruh mereka Jangan cuma berdiri dan masuk untuk bisa saling
bicara.
Semua
berkumpul, Se Ri pikir mereka bisa mempermudah saja kalau meminta agar mereka
meninggalkan di tempatnya mendarat lalu
akan cari jalan dari sana, karena Siang ini cuaca cerah jadi akan lebih mudah.
Jung Hyuk memberitahu kalau itu tak mungkin.
“Kenapa?”
tanya Se Ri. Tentara Pyo menyuruh Jung Hyuk membiarkan Se Ri saja kesana.
“Biarkan
dia terpanggang seperti ayam di pagar listrik dan bilang, "Jadi, ini
bahayanya pagar listrik." Dia akan dapat pelajaran.” Ucap Tentara Pyo
dengan nada menyindir.
“Pagar
listriknya dimatikan kemarin karena generatornya rusak disebabkan angin. Tapi
sudah diperbaiki, kau tak bisa ke sana.” Jelas Ju Meok
“Sebab
itu aku memintamu mengantarku ke sana. Kalian prajurit. Itu wilayah kalian,
'kan?” kata Se Ri
“Kami
baru selesaikan tugas dua bulan di garis perbatasan, dan kembali ke unit kami
pagi ini. Kami tak bisa masuki wilayah itu beberapa bulan.” Tegas Jong Hyuk.
“Jangan
bicara serampangan dan memutuskan itu tak mungkin. Cobalah cari solusi.”kata Se
Ri
“Tak ada
jalan lain. Paling mudah menguburkannya.” Kata Tentara Pyo. Se R membalas kalau
tak menanyakannya.
Tentara
Pyo mulai mengumpat, Se Ri tak percaya mendengarnya kalau berani mengatakan itu
dan itu cara mereka menghina dan berpikir harus mebalas dengan hinaan Selatan.
Ia menegasakan Jika bicara soal hinaan,mereka cukup pandai.
“Sudah,
cukup. Apa Kau pikir memutuskan negara mana yang lebih pandai menghina merupakan
masalah besarnya?” kata Jung Hyuk.
“Benar.
Aku terbawa suasana... Mari kita bicarakan ini baik-baik. Jadi, Apa ini kasus
pertama orang Korea Selatan mendarat di Korea Utara? Apa Tak adakah protokol
untuk kejadian seperti ini? Buku petunjuk?” kata Se Ri
“Menurut
petunjuk, kau akan diinterogasi oleh Badan Keamanan saat ini.” Kata Jung Hyuk
“Kalian
terus membahas Badan Keamanan. Apa Itu semacam kantor polisi atau BIN?” kata Se
Ri. Jung Hyuk pikir pasti sama.
“Lalu
kenapa tak bawa aku ke sana saat pertama kali melihatku? Sudah kuduga. Jika aku
ke sana dan mengumbar semuanya, kalian bisa kena masalah. Benarkan?” ucap Se Ri
dan semua hanya diam saja.
“Sebab itulah
aku minta bantuan kalian. Aku tahu kalian mau menyangkal, tapi kita dalam situasi
yang sama. Baik, Stairway to Heaven, berikan pendapatmu.” Kata Se Ri melihat Ju
Meok mengangkat tanganya.
“Pamanku
bekerja sebagai petugas kapal ke kapal.” Kata Ju Meok dengan bahasa korea utara
yang kental. Se Ri tak mengerti maksudnya apa.
“Itu saat
kapal bertemu kapal lain di perairan internasional. Kau naik kapal kecil ke tengah
laut dan temui kapal besar diam-diam yang menuju negara lain.”jelas Tentara
Pyo.
“Itu ide
bagus. Kapal ke kapal... Ju Meok, akan kudapatkan tanda tangan Ji-woo untukmu.”
Ucap Se Ri.
“Sungguh?
Kapan?” tanya Ju Meok dengan wajah bahagia. Se Ri menjawab setelah persatuan. Wajah
Ju Meok langsung sedih tapi Se Ri yakin pasti akan terjadi.
“Jadi,
kapan dia berangkat?” tanya Se Ri. Ju Meok memberitahu pamanya pergi dari Pelabuhan
Jinheung tiap 15 hari jadi, tiga hari lagi.
“Tiga
hari? Apa Tak ada yang lebih cepat? Walau pergi dalam tiga hari, butuh waktu
lama jika aku harus melewati negara lain. Sejujurnya, aku harus menghadiri rapat
pemegang saham.” Kata Se Ri kebingungan. Jong Hyuk ingin bicra tapi Se Ri
kembali bicara.
“Ini sangat
penting bagiku. Ini momen terpenting dalam hidupku.” Kata Se Ri.
Jung Hyuk
pikir harus menjelaskan kalau Se Ri adalah alasan semua ini terjadi yang
lewatkan kesempatan untuk pulang Jadi seharusnya meminta maaf karena merepotkan
semuanya. Semua hanya diam saja. Se Ri pikir pun benar.
“Maafkan
aku soal itu... Kalian pasti terkejut.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk pun meminta Se Ri
memilih. Se Ri ingin tahu tahu pilihan apa.
“Jika
mau, akan kuantar ke Badan Keamanan sekarang.” Ucap Jung Hyuk. Semua panik
meminta Jung Hyuk memikirkanya.
“Mereka
mungkin akan memulangkanmu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir itu artinya ada
kemungkinan tidak
“Aku tak
bisa janji.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pun ingin tahu apakah ada pilihan lain
karena harus memilih.
“Dengarkan
perintah kami.” Tegas Jung Hyuk. Se Ri ingin tau Perinta seperti apa
“Pertama,
kau tak boleh keluar dari rumah saat di sini.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir itu
wajah karena tak gila dan tak mau ke mana-mana.
“Jangan
bicara dengan kami. Jangan sebarkan ideologi Selatan.” Kata Jung Hyuk. Se Ri
pikir itu bagus untuk jangan bicara dengannya juga.
“Jangan
sebar apa pun kepadaku, tak akan terpengaruh. Begitu kembali ke Selatan, jangan
ungkap apa pun yang terjadi di sini.” Tegas Jung Hyuk.
“Jangan
cemas... Aku tak akan bilang. Aku akan menderita amnesia saat aku kembali.”
kata Se Ri
Ju Meok
yang melihatnay berkomentar Se Ri jujur
karena menurutnya Jika menonton drama
Korea,maka sembilan dari sepuluh orang menderita amnesia dan penyakit umum di negara kapitalis. Semua
menganguk mengerti.
“Apa Itu
karena mereka minum kola Amerika terlalu banyak?” komentar Eun Dong polos.
Tentara Pyo merasa ini menarik sekali.
“Baiklah.
Aku mau meminta bantuan. Ini tidak sulit... Dua dari tiga makananku tiap hari, aku
makan daging... Aku penyuka daging.” Ucap Se Ri
“Hei, Orang
Selatan... Jangan main-main.” Kata Tentara Pyo. Se Ri tak mengerti maksudnya
"Jangan main-main"
“Itu
artinya, "Jangan bercanda"?” balas Se Ri.Tentara Pyo kali ini yang tak
mengerti maksud ucapan Se Ri dan bertanya pada Ju Meok. Ju Meok memberitahu
kalau arti ucapan mereka itu sama.
“Kapten
Ri.... Wanita ini mulai licik, memikat orang-orang kita. Dia mulai main-main, dan
menyebarkan cara orang Selatan makan daging dua kali sehari!” kata Tentara Pyo
mengadu.
“Terserah
saja.. Aku memang seperti itu. Tapi kalian tahu, aku kelaparan dua hari
terakhir ini.Bahkan Aku berjalan jauh juga. Penglihatanku agak kabur sekarang. Maaf,
apa kalian punya daging?” ucap Se Ri dengan wajah memohon.
Tuan Hong
terlihat gugup di restoran ayam goreng. Seorang pria masuk ke restoran dengan
senyuman bahagia meminta maaf karena Tuan Hong yang lama menunggu lalu
memberikan alasan segalanya sibuk di akhir tahun.
“Sebaiknya
kau selesaikan pekerjaanmu dahulu.” Kata Tuan Hong yang duduk sambil meminum
bir.
“Jangan
konyol. Kau lebih penting daripada pekerjaan. Apa Kau lupa sudah perkenalkan
aku? Kau perkenalkan aku ke bosmu. Sejak kontrak itu ditandatangani, tak ada
yang berani ganggu aku.”ucap Si pria
“Apa Tahu
manajer menyebalkan itu? Dia tak bisa apa-apa. Akhir-akhir ini, aku sengaja
membuatnya kesal. Tapi dia tetap diam.” kata Si pria bangga. Tuan Hong mengeluh
temanya yang bersikap seperti itu.
“Tidak,
jangan cemas. Kini aku bisa.”ucap Si pria yakin. Tuan Hong menegaskan kalau
temanya tak bisa.
“Aku
bukan orang yang gugup soal akan dipecat.” Kata Tuan Park Su Chan. Tuan Hong
menegasan Su Chan salah.
“Aku
bahkan berhasil mendapatkan kontrak sepuluh miliar won... Chang-sik... Kurasa
aku akan dipromosi.” Kata Tuan Su Chan dengan penuh semangata.
Tuan Hong
memberitahu kalau bosnya itu menghilang. Su Chan kaget ingin memastikan kembali
Tuan Hong pikir mungkin Se Ri sudah mati karean Sudah 24 jam sejak dia
dinyatakan menghilang. Su Chan pikir Tuan Hong itu sedang bercanda.
“Maafkan
aku...Ini Sungguhan... Kenapa kau memancing emosi manajer? Seharusnya jangan!
Ah... Lupakan. Seharusnya aku tak memperkenalkanmu dengannya.” Kata Tuan Hong
merasa bersalah. Saat itu Su Chan
langsung mengambil bir dari tangan temanya dan meminum habis.
Dalam
sebuah gereja. Nona Do berdoa mengadu pada Tuhan memohon semoga suaminya ditempatkan
di posisi yang sudahsiapkan untuknya sebagai pewaris perusahaan sesegera
mungkin.
“Mohon
izinkan dia menerima kehormatan itu. Tuhan, tolong ampunilah kami. Istirahatlah
dengan tenang...” ucap Nona Do dan terhenti mendengar suara berteriak
disampingnya.
“Tuhan!
Tidak... Itu tak benar... Tak bisa begini... Tolong kembalikan dia dengan
selamat. Jaga dia agar tak terluka. Dan tentunya, agar dia tetap hidup...
Izinkan dia pulang.” Ucap Su Chan memohon. Nona Do hanya menatapnya.
“Tuhan,
bukan itu permintaanku.” Kata Nona Do. Su Chan memohon agar Tuhan bisa
mendengarnya, sementara Nona Do berpikir pasti memihaknya. Keduanya saling
berdoa dengan saling bertolak belakang.
Di Korea
Utara, terlihat lingkungan yang tentram tempat Jung Hyuk tinggal. Buah kemesek
yang dijemur dan sebuah tugu dengan tertulis “PEMIMPIN AGUNG SELALU BERSAMA
KITA” Anak-anak pun bermain menangkap capung.
Para
ibu-ibu sedang mengasinkan sawi di pinggir pantai. Nyonya Ma berdiri layaknya
bos berkomentar mereka dapat kubis lebih sedikit. Nyonya Hyun Myung Sook memberikan
potongan lobak yang rasanya manis.
Nyonya Ma pun mencobanya.
“Totalnya
dua ton untuk lima keluarga... Hanya 2.000 kg.” Ucap Nyonya Yang Ok Geum.
“Sebelum
aku menikah, keluargaku saja bisa membuat kimchi satu ton. Kita bekerja lebih
sedikit, tapi aku cemas tak akan dapat cukup kimchi untuk musim semi.” Komentar
Nyonya Ma lalu menyuruh ibu-ibu yang jauh darinya agar bisa mengarami sawi yang
belum terlihat layu.
Nyonya Ma
lalu teringat sesuatu kalau hari ini. Nyonya Na Wol Suk membenarkan kalau hari
ini. Nyonya Ma dengan senyuman malu-malu merasa Dua bulan sudah lama sekali.
“Maaf.
Apa yang kalian bicarakan?” tanya Nyonya Yang. Nyonya Na mengeluh Nyonya Yang
seharusnya tak melupakan ini.
“Apa Kau
lupa Jung Hyuk akan kembali dari pos hari ini?” kata Nyonya Na Nyonya Yang
panik berpikir u jadi pelupa akhir-akhir ini.
“Bukankah
kapten lain juga bekerja di garis perbatasan? Kenapa kau berbicara seakan dia
spesial?” komentar Nyonya Hyun.
“Wajah
tampannya spesial, 'kan? Anggaplah kita berusaha melindungi kekayaan bangsa
kita.” Kata Nyonya Na. Nyonya Hyun tersenyum
“Apa Kita
sudah menaruh cukup kayu di rumahnya?” tanya Nyonya Ma. Nyonya Na menjawab
Sudah ada banyak jadi jangan cemas.
“Lalu
garam, pasta kedelai, dan pasta cabai?” tanya Nyonya Ma. Nyonya Ma menjawab semua
wadahnya sudah terisi.
“Sesuai
perintahmu, dagingnya ada di wadah garam.” Kata Nyonya Ma bangga.
**
Bersambung
ke Part 2
“Episode ini akan ada 3 Part karena waktunya 1jam 16 menit.”
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Semangat min. Hyun bin 😍
BalasHapus