PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Kang Hee
sibuk berkerja di ruanganya, tiba-tiba terdenga suara jeritan. Ia sempat kaget
dan menoleh tak ada siapapun, lalu berusaha kembali berkerja tapi suara jeritan
kembali terdengar. Ia keluar ruangan melihat ada dinosaurus dan seoran anak
memegang remote control.
“Maaf,
Nona Lee... Itu karena suamiku juga bekerja lembur, dan ibu mertuaku sakit. Aku
akan segera membawanya. Maafkan aku. Aku minta maaf.” Ucap Si pegawai
mengendong anaknya lalu pergi.
Kang Hee
seolah tak peduli langsung menyingkirkan mainan ke arah lainya.
Beberapa
saat kemudian Kang Woo sudah ada dalam kerumunan tapi hanya diam saja. Sek duduk disamping Hyun Soo berkomentar Saat kali pertama melihat Kang Woo mengira
seorang model yang datang untuk bergabung dengan mereka.
“Sayang
jika pria sepertinya tidak mendapat perhatian.” Kata Hyun Soo seperti ingin
menjual temanya.
“Dia
pasti populer. Apa dia punya pacar?” tanya Sek-nya. Hyun Soo mengaku kalau Kang
Woo sangat populer.
Kang Woo
ditengah-tengah kerumunan hanya bertepuk tangan, dua orang wanita mencoba
mengodanya untuk menari tapi malah ditolak dan kembali duduk disamping Hyun
Soo. Hyun Soo mengeluh dengan sikap temanya yang menolak dekat dengan wanita.
“Kau
tidak pernah berkencan dengan siapa pun saat di Amerika. Apa Barangmu masih
hidup?” ejek Hyun Soo melirik ke selangkangan Kang Woo. Kang Woo mengeluh dengan
sikap temanya.
“Aku
pamit.” Kata Kang Woo lalu melangkah pergi. Hyun Soo heran mau kemana Kang Woo
itu.
“Dia
mungkin akan memasuki Nirvana.” Komentar Hyun Soo.
Di rumah
Mi Kyung
mencari-cari sesuatu lalu mengeluh di telp kalau Tidak ada di sini. Seo Yeon
pikir akan kagum jika ada yang bisa menemukan sesuatu di rumah temanya yang
berantakan itu. Mi Kyung meminta agar memotretnya
dan mengirimkannya.
“Apa yang
akan kau lakukan dengan foto Hyun Soo?” tanya Seo Yeon heran.
“Aku akan
mengunggahnya di halaman alumni daring. Aku yakin salah satu dari mereka akan
tahu pekerjaannya.” Ucap Mi Kyung
“Aku baru
saja mengirimkannya.” Kata Seo Yeon setelah mengambil foto dari buku tahunan
SMA
“Astaga.
Dia terlihat seperti hantu... Kau tidak pandai memotret... Sudahlah. Aku akan
memotretnya saat ke sana lagi.” Kata Seo Yeon melihat hasil foto yang tak jelas
“Hei, aku
tidak melihat foto Kang Woo.” Kata Seo Yeon, Mi Kyung memberitahu kalau Kang
Woo pergi ke luar negeri sebelum mereka lulus.
“Kurasa
di tahun kedua kita, setelah insiden buang air besar.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon
seperti baru mengingatnya.
Seo Yeon
akhirnya pergi ke gudang melihat penghargaan dan "Penghargaan Atletik
Nasional ke-44, Joo Seo Yeon" lalu menemukan sebuah foto dirinya dengan
Kang Woo dibox. Ia berpikir kalau Kang Woo itu pria yang baik dan
bertanya-tanya Apa yang mengubahnya dengan tulisan "Persahabatan selamanya"
Seo Yeon
mengingat mereka saat masih remaja makan cemilan bersama, lalu teringat dengan
ucapan sinis Kang Woo di restoran “Kepada murid jahat yang berkata bahwa
seseorang jelek dan gemuk di hadapannya, bagaimana kamu mendidik murid itu?”
Saat itu
Seo Yeon mengingat ucapanya pada Kang Woo “Aku tidak menyukaimu karena kau
jelek dan gemuk.” Ia merasa sedih karena Kang Woo ternyata masih ingat itu dan
merasa Kang Woo yang membuat kesalahan lebih dahulu.
Kang Woo
masuk ke ruangan bawah tanah, mulai mencari inspirasi dengan menonton video
idol untuk design bajunya. Sementara Seo Yeon masih menyimpan gambar Kang Woo
yang memperlihatkan design baju pengantinya.
Seo Joon
dikamar tak bisa tidur sambil mengumpat kesal dirinya itu gila dan memikirkan bisa
menaikkan nilai hingga 100 peringkat. Akhirnya ia keluar kamar menyalakan lampu
dan dikagetkan dengan Joo Hee sedang minum.
“Lampu! Lampu
ini ada untuk dinyalakan.” Teriak Seo Joon kesal karena Joo Hee itu ada dalam
kegelapan.
“Kau
menyebutku anjing. Apa Kau pernah melihat anjing yang menyalakan lampu?” sindir
Joo Hee lalu naik ke lantai atas. Seo Joon hanya bisa mengumpat kesal.
Joo Hee
sudah tertidur pulas lalu terbangun dengan bunyi ponselnya. Ia pun melihat
banyak pesan yang dikirimkan Seo Joon dan itu semua video tentang anjing, lalu
pesan dibawahnya “Coba Lihat itu? Anjing
juga bisa menyalakan lampu. Joo Hee mengeluh kalau Seo Joon itu memang gila.
Pagi Hari
Seo Yeon
tersenyum bahagia bisa melihat matahari lalu tersadar adiknya sudah duduk
didepan pintu seperti merengek sesuatu, akhinya ia bertanya ada apa. Ketiga
kakaknya pun duduk seperti sedang menyindang Seo Joon.
“Satu-satunya
hal baik dari anak ini adalah wajahnya. Jika tidak menjadi selebritas, maka dia
tidak akan bisa mencari nafkah.” Ucap Won Jae.
“Dia akan
menjalani seluruh hidupnya bergantung kepada kita seperti lintah.” Kata Won
Seok
“Maksud
kakak, tidak harus agensi itu, bukan? Masih banyak di luar sana.” Ucap Seo
Yeon.
“Itu
memalukan! Semua orang di sekolah tahu aku siswa pelatihan di HS Entertainment.
Bukan hanya di sekolah! Jika mencari di internet "siswa pelatihan HS
Entertainment", maka kalian akan menemukan fotoku! Tapi jika kubilang aku
diusir karena nilaiku, itu akan memalukan.” Keluh Seo Joon.
“Karena
itulah, Bodoh. Kenapa kamu beri tahu semua orang?” ucap Seo Yeon kesal dengan
sikap adiknya.
“Apa Dia
harus meningkatkan nilai sampai 100 peringkat? Kalau begitu, dia harus menjadi
salah satu dari 10 murid terbaik?” tanya Won Jae.
“Tidak,
100 besar.” Ucap Seo Yeon. Wo Jae tahu kalau adiknya harus naik 100 peringkat.
“Lalu dia
di peringkat berapa... Tunggu, Apa kau di peringkat ke-200?” kata Won Jae. Seo
Joon membenarkan.
“Lalu Ada
berapa murid?” tanya Won Jae. Seo Yoon menjawab Ada 230 anak di angkatannya.
“Jika
mengecualikan kelas khusus, murid absen panjang, dan anak-anak lain yang tidak
berkaitan dengan peringkat...” kata Seo Yeon
“Bagiku
terbaik atau tidak sama sekali. Lebih baik aku yang terakhir jika tidak bisa
jadi yang pertama...” kata Seo Joon langsung disela oleh sang kakak.
“Tunggu,
kamu bekerja di sekolahnya. Apa Kamu tidak bisa mencuri tesnya?” kata Won Jae
ingin jalan pintas.
“Aku
tidak pernah memikirkan itu... Kakak hebat.” Sindir Seo Yeon. Won Jae mengeluh
agar adiknya Jangan sarkastis begitu.
“Aku akan
mencuri tes, menjadikan dia juara satu, lalu aku akan masuk berita atas
kebocoran tes, dijauhi, dipecat, dan Seo Jun akan dikeluarkan.” Kata Seo Yeon.
Won Jae kembali meminta agar sang adik Jangan sarkastis.
“Beri dia
tutor.” Ucap Won Seok. Won Jae senang adiknya
baru saja mengusulkan seorang tutor. Seo Yeon pikir pun Kedengarannya
bagus.
“Hei.. Joo
Hee! Lakukan bersamanya.” Kata Seo Yeon melihat Joo Hee baru saja selesai
latihan. Joo Hee hanya bisa melonggo bingung.
Akhirnya
didepan rumah terlihat selembaran bertuliskan
"Dicari
tutor yang bisa meningkatkan, Nilai murid kelas 2 SMA hingga 100 peringkat. Dia
sangat bodoh. Tolong bantu dia" Beberapa orang sedang mengambil
nomor telpnya.
Won Jae
duduk di depan sebuah gedung, dengan kaca mata hitamnay melihat sebuah mobil
berhenti didepan gedung. Kang Hee pun turun, Won Jae melihat kalau Kang Hee
Sepuluh menit sebelum jam kerja dan itu sangat tepat waktu.
Sementara
di lobby ada pengumuman “Layanan pengasuhan anak” Dua ibu muda membaca
pengumeman merasa tak percaya alau kantor akan menyediakan camilan dan makan
malam. Kang Hee baru datang langsung didekati dua pegawainya.
“Nona
Lee, terima kasih... Itu karena Anda, bukan?”ucap Si pegawai bahagia.
“Itu.
Layanan pengasuhan anak untuk orang yang bekerja lembur. Aku tahu Anda akan
mengerti perasaan kami sebagai wanita.” Kata pegawai lainya ikut senang.
“Alih-alih
berpikir untuk lembur, pikirkan cara menyelesaikan pekerjaan kalian di jam
kerja.” Kata Kang Hee sinis lalu melangkah pergi.
Pegawai
melihat Kang Hee ketus sekali, pegawai lainya berkomentar walaupun ketus tapi
Kang Hee memang keren, pegawai lain pun mengeluh . Itu sebabnya dia lebih
menyebalkan.Diam-diam Won Jae mendengar
dari belakang.
“Seseorang
yang ketus tapi keren? Aku makin menyukainya.” Ucap Won Jae malah makin
penasaran.
Di
lapangan semua murid sedang berlatih, Seo Yeon dan Mi Kyung duduk di pingir lapangan. Seo Yeon menceritakan kalau Joo Hee pergi berlatih tiap pagi dan itu membuatnya
makin gila. Mi Kyung bertanya Apa
persetujuan Direktur Utama benar-benar diperlukan
“Didiskualifikasi
jika bertanding tanpa persetujuan sekolah. Aku tidak bisa membiarkan murid
menderita karena sejarah guru. Ada apa dengan Kang Woo? Bagaimana bisa dia
tidak datang ke sekolah selama empat hari?” ucap Seo Yeon heran.
“Apa Kau
yakin kalian berdua mengobrol baik saat di pertemuan? Aku yakin Kang Woo
mempermainkanmu... Aku serius... Pikirkanlah lagi. Apa Kang Woo bilang akan
meneken dokumen dan mencoba akur denganmu dengan kata-katanya sendiri?” ucap Mi
Kyung
“Ya,
sudah kubilang!” kata Seo Yeon kesal lalu mengingat kembali dengan kejadian
dilorong restoran.
Flash Back
Seo Yeon
bertanya apakah Kang Woo bisa memberikan tanda tanganya besok sambil memohon. Kang
Woo yang gugup meminta Seo Yeon agar
Berhenti mengikutiknya.
“Si
berengsek itu... Beraninya kau mempermainkanku dengan kata-kata!” ucap Seo Yeon
marah lalu meluapkan emosinya dengan berlari dengan cepat sambil menjerit
histeris. Mi Kyung yang melihatnya temanya memang bodoh.
Sementara
Min Hyuk diruangan tersenyum bahagia melihat tingkah Seo Yeon lalu mencoba menelp
Kang Woo karena khawatir. Sementara Kang Woo sedang berkerja di ruang bawah tanah
tak mendengarnya. Min Hyuk pun mengirimkan voice note.
“Kang
Woo, apa ada masalah? Apa Kau sakit? Keadaan di sekolah agak sibuk karena Pak
Dirut tidak ada di sini.” Ucap Min Hyuk
Min Hyuk
lalu membuka laci cemilan dan akan memilih coklat. Seo Yeon tiba-tiba masuk
ruangan meminta izin apakah boleh memakanya karena ingin makanan manis karena
sedang stres. Min Hyuk tersenyum memberikannya.
“Kau
boleh datang kapan saja jika ingin kudapan.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon
mengucapkan Terima kasih dengan wajah menahan kesal.
“Berhasil
terpancing.” Kata Min Hyuk bahagia karena Seo Yeon mungkin akan dekat denganya.
Malam
hari di rumah Seo Yeon, Mi Kyung menguncir rambut Seo Yeon menyuruh agar
Telepon Kang Woo dan minta agar menemuinya. Seo Yeon pikir kenapa ia harus
menemui Kang Woo. Mi Kyung pikir Entah
memohon atau mengancam, maka Seo Yeon harus menemuinya dahulu.
“Lupakan
saja.” Ucap Seo Yeon seolah tak peduli. Mi Kyung menyuruh Seo Yeon berpikir
kalau Kang Woo terus tidak datang ke sekolah
“Kau bilang
Joo Hee berlari setiap pagi.” Ucap Mi Kyung . Seo Yeon mengaku bahkan tidak tahu nomor teleponnya.
Saat itu
Mi Kyung mengeluarkan ponselnya lalu memberikan pada temanya, Seo Yeon bingung.
Kang Woo langsung mengangkat telpnya. Seo Yeon bingung. Min Kyung menyuruh
bicara. Kang Woo bertanya siapa yang menelpnya. Seo Yeon akhirnya bicara
sebelum telp ditutup.
“Aku Joo
Seo Yeon... Kenapa kamu tidak datang ke sekolah? Apa Kau sakit? Mari bertemu. Anggaran
tim atletik adalah masalah yang sangat penting. Bisakah kau menemuiku dan
setidaknya mendengarkanku?” ucap Seo Yeon dengan nada tegang.
“Seo
Yeon, kurasa kau terburu-buru.” Kata Kang Woo. Seo yeon panik berpikir Kang Woo
akan menutup teleponnya.
“Entahlah.
Kapan sebaiknya kita bertemu?” ucap Kang Woo bersikap jual malah. Seo Yeon
mengatakan bisa menemui Kang Woo sekarang.
“Maafkan aku.
Aku sangat lelah sekarang. Tapi Jika semendesak itu, kamu bisa datang ke
tempatku. Aku yakin kau tidak mau melakukan itu.” Kata Kang Woo mengejek.
“Aku akan
ke sana.” Ucap Seo Yeon, Kang Woo kaget mendengarnya. Seo Yeon menegaskan kalau
akan ke sana jadi meminta agar mengirimkan alamatnya. Kang Woo pun tak bisa
menolak.
“Apa Dia
datang ke rumah pria di tengah malam? Seo Yeon, kamu sudah gila?” ucap Kang Woo
heran.
“Ada apa
dengannya? Dia bersedia menemuiku.” Komentar Seo Yeon bingung lalu teringat bagaimana
Min Kyung tahu nomor Kang Woo.
“Aku
harus tahu nomor telepon bosku sebagai pegawai. Aku meminta dari Nona Park di Administrasi
sambil minum kopi.” Ucap Mi Kyung
“Hei, dia
mengirimiku alamatnya.” Kata Seo Yeon panik melihat ponselnya yang bergetar.
Mereka
pun bergegas pergi, Mi Kyung menasehati Seo Yeon kalau tidak bisa membujuknya, maka
buat Kang Woo mabuk. Seo Yeon bingung. Mi Kyung menjelaskan Selama pertemuan,
Kang Woo tidak mau minum sama sekali.
“Aku tahu
dia mudah mabuk. Buat dia menekennya selagi mabuk berat seolah-olah dia meneken
tagihan kartu kredit. Kau bisa berakting "Astaga, Pak, kamu mabuk berat. Tapi
kamu harus membayar. Tolong tanda tangan." Kata Mi Kyung.
“Astaga Aku
hampir meneken itu.” Kata Seo Yeon seperti tak sadar tapi menurutnya itu licik.
“Jadilah
licik dan buat dia menekennya!” ucap Mi Kyung. Saat itu Seo Joon pulang
mengeluh kalau lapar.
“Kalian
berdua harus menikah. Menikahlah atau nikahi orang lain.” Keluh Seo Joon
melihat dua kakaknya seperti pasangan.
“Apa Kak
Won Seok membawa mobilnya?” tanya Seo Yeon, Seo Joon mengelengkan kepala kalau mobilnya
diparkir di luar.
“Aku akan
mengambil kuncinya. Keluarlah.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung menganguk.
Seo Joon
mengeluh kalau lapar. Mi Kyung menyuruh Seo Joon Cari apa pun yang bisa dimakan
karena ia dan kakaknha sedang sangat sibuk sekarang. Ia lalu teringat dengan
foto Hyun Soo dibuku tabungan dan ingin mengambil gambarnya.
“Hei,
pria itu.” Ucap Seo Joon. Mi Kyung bertanya apakah Seo Joon mengenalnya. Seo Joon mengaku pria di
agensinya.
“Agensimu?
HS Entertainment? Apa HS Entertainment dinamai sesuai namanya, Hyun Soo?” ucap
Mi Kyung tak percaya
“Dia petugas
kebersihan.” Kata Seo Joon. Mi Kyung melonggo kaget. Ternyata Hyun Soo Petugas kebersihan
Kang Woo
duduk di ruang kerjanya seperti sedang sibuk mengambar tapi ternyata sangat
gelisah menunggu dan hanya menulis nama "Joo Seo Yeon" di lembaran
kertasnya. Ia pun keluar ruangan bertanya-tanya apaah Seo Yeon benar-benar akan
datang.
Ia lalu
mengingat saat masih remaja Seo Yeon mengirimkan pesan “Ada yang ingin
kukatakan. Di mana alamatmu? Aku akan ke sana sekarang.” Tapi Seo Yeon tak
datang seperti membohonginya.
“Tidak...
Aku yakin dia tidak akan datang seperti saat itu.. Terserah... Dia belum
berubah... Masa bodoh!” ucap Kang Woo tak peduli.
Sementara
Seo Yeon dan Mi Kyung akhirnya datang dengan mobil Won Seok. Mi Kyung tak
percaya kalau Kang Woo memang cucu dari keluarga kaya lalu memberikan plastik
belanjaa dan juga berkasnya. Seo Yeon terlihat sangat gugup.
“Jangan
hanya duduk di sana. Sudah waktunya.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon terlihat tegang
berjalan masuk ke rumah Kang Woo.
Kang Woo
menunggu dirumah dan kaget mendengar bunyi bel, Ia melhat di interkom tak
percaya kalau Seo Yeon benar-benar datang. Akhirnya Kang Woo membuka pintau,
Seo Yeon memberikan kaleng bir mengaku tidak bisa memikirkan hal lain.
“Astaga,
ini rumah yang bagus.” Komentar Seo Yeon saat masuk rumah. Kang Woo bergumam
tak percaya Seo Yeon yang membeli alkohol
Sementara
di luar rumah, Mi Kyung memoles wajahnya sambilmemikrkan tentang cucu dari
keluarga kaya dan petugas kebersihan. Ia berpikir hubungan Kang Woo dan Hyun Soo
seperti pangeran dan pengemis, Tuan dan pelayan.
“Tunggu.
Bagaimana dia bisa membeli semua pakaiannya? Ahh.. Pasti Lee Kang Woo yang
membelikan! Dan Apa dia meremehkanku? Sialan.” Ucap Mi Kyung lalu melihat Hyun
Soo datang.
“Dia
bahkan tahu kode aksesnya. Mereka benar-benar berpacaran.” Kata Mi Kyung tak
percaya.
Hyun Soo
akan masuk rumah, tapi Mi Kyung lebih dulu datang menatap sinis pada Hyun Soo.
Sementara
di ruangan, Seo Yeon duduk dilantai layaknya seorang pelayan yang memohon pada
majikanya. Kang Woo membaca proposal. Seo Yeon memberitahu untuk biaya sewa
bus, akomodasi, dan makanan, sudah berusaha mendapatkan biaya terendah.
“Itu
Hanya ada lima halaman. Tapi kau butuh waktu lama untuk membacanya.. Maksudku
kau sangat teliti.” Komentar Seo Yeon.
Kang Woo
hanya berdeham sambil menatap dingin. Seo Yeon akhirnya memilih untuk minum.
Kang Woo kembali berdeham. Seo Yeon menaruh kembali kaleng birnya sambil
mengumpat kesal dalam hati.
Mi Kyung
dan Hyun Soo pergi ke taman, Hyun Soo tak percaya dengan Mi Kyung yang berani
datang datang ke rumah Kang Woo sekarang. Ia yakin Mi Kyung tahu Kang Woo cucu
pimpinan Grup Shinhwa dan mencoba masuk ke rumahnya dan menggodanya
“Dengar.
Apa kau memberitahuku hal yang akan kau lakukan?” kata Mi Kyung
“Dengar.
Apa Kamu pikir kamu selevel dengan Kang Woo? Astaga, ini sebabnya aku selalu
memberitahunya agar tidak mengungkap siapa keluarganya. Penipu akan
mendekatinya.” Kata Hyun Soo menyindir.
“Apa? Penipu?
Hei!” teriak Mi Kyung. Hyun Soo mengeluh kalau itu mengagetkannya dan Mi Kyung
mengumpat Hyun Soo banyak omong kosong
“Hei,
Berengsek. Setidaknya aku berusaha. Agar bisa menikahi pria baik dari keluarga
baik-baik, maa aku belajar keras dan menjadi guru di SMA ternama. Dan aku
menjalani hidupku dengan uang yang kuhasilkan! Bagaimana denganmu?” teriak Mi
Kyung
“Bagaimana
denganku?” ucap Hyun Soo bingung. Mi Kyung yakin kalau Hyun Soo memanfaatkan
Lee Kang Woo karena kekasihnya. Hyun Soo melonggo.
“Apa
Kalian bukan kekasih? Apa dia sponsormu? Beraninya kau mengajariku. Apa? Kau bilang
Penipu?!!” ucap Mi Kyung sinis.
Hyun Soo
mencoba untuk mengulang ucapan Mi Kyung kalau Kang Woo dianggap kekasihnya dan
dia sponsornya. Mi Kyung ingin meminta maaf tapi menurutnya akan minta maaf
jika Hyun Soo tidak mau mengaku tapi dia yang memulai ini.
“Tunggu.
Tunggu sebentar.. Kang Woo dan aku... Kenapa? Bagaimana?” ucap Hyun Soo
bingung.
“Seo Yeon
melihatmu di bar homoseksual. Tapi Jangan khawatir. Kami menghormati pilihanmu.
Aku tidak akan beri tahu orang lain.” Ucap Mi Kyung. Hyun Soo melonggo tak
percaya mendengarnya.
“Omong-omong,
aku kemari bukan karena motif tersembunyi. Seo Yeon ingin mengatakan sesuatu kepada Kang
Woo soal sekolah. Jadi, aku datang bersamanya. Apa Kau pikir aku akan mencoba
merayu pria yang tidak tertarik pada wanita?” sindir Mi Kyung
“Tunggu,
keadaan mungkin akan lebih mudah. Jika mereka pikir Kang Woo dan aku sepasang
kekasih, mereka tidak akan mencoba menggoda kami.” Gumam Hyun Soo
“Hei. Apa
Kau mendengarkanku? Aku tidak perlu menyembunyikannya karena kau sudah tahu...
Benar... Kang Woo dan aku adalah pasangan.” Ucap Hyun Soo.
Mi Kyung
seorang tak kaget dan saat itu ada seorang wanita meminta tolong pada Hyun Soo
agar bis membantu mendirikan tenda. Hyun Soo dengan wajah bahagia membantunya.
Seo Yeon
sudah menghabiskan empat kaleng tapi Kang Woo belum juga memberikan tanda
tangan. Akhirnya Seo Yeon meminta izin untuk pergi ke toilet. Kang Woo dengan
sikap dinginnya menunjuk ada dibelakang. Seo Yeon pun berjalan pergi. Kang Woo
mencoba melepaskan rasa tegangnya.
“Apa Dia
mengunjungi seorang pria yang tinggal sendirian selarut ini dengan satu kantong
penuh alkohol? Ini hanya alasan.” Ucap Kang
Woo kesal
“Astaga,
setidaknya dia harus membawakanku camilan. Yang benar saja. Orang kaya memang
paling pelit.” Keluh Seo Yeon kesal lalu kebingungan mencari toiletnya.
Seo Yeon
mencoba mencari toilet, tapi matanya mengarah pada ruang bawah tanah yang penuh
dengan design baju. Saat itu Kang Woo datang langsung menutup pintu ruanganya,
Seo Yeon dengan wajah gugup mengaku sedang mencari toilet.
“Itu ada
di sebelah sana.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon pun melangkah pergi.
Seo Yeon
mencuci tanganya, lalu teringat saat masih remaja Kang Woo memperlihatkan buku
dengan design bajunya. Ia tak percaya kalau Kang Woo bisa mengambar dan memujinya sangat luar biasa. Ia bertanya
apakah Kang Woo ingin menjadi desainer
“Aku
hanya...” ucap Kang Woo terlihat malu. Seo Yeon pun memuji Kang Woo itu Keren
sekali.
“Dia
masih menggambar desain pakaian, Beberapa hal tentang Kang Woo belum berubah.” Ucap
Seo Yeon lalu seperti melihat Kang Woo kecil yang sedang duduk di ruang tengah.
Seo Yeon
seperti sangat suka dengan Kang Woo di masa lalu, saat itu pesan dari Mi Kyung
masuk. “Ini gila.
Park Hyun Soo baru saja mengakui bahwa dia dan Lee Kang Woo adalah kekasih.” Seo Yeon pun
langsung tersadar dengan melihat Kang Woo dimasa sekarang.
Seo Yeon
akhirnya duduk bertanya apakah Kang Woo sudah membacanya. Kang Woomengaku akan
membacanya dua kali lagi, sambil bergumam kalau Seo Yeon mungkin akan menyerah
dan pulang sekarang
“Baiklah,
tidak usah terburu-buru. “ ucap Seo Yeon. Kang Woo mengumpat dalam hati seperti
tak percaya.
“Aku bisa
melihat sedikit wajahnya saat dia masih muda.” Ucap Seo Yeon menatap Kang Woo.
“Apa ini?
Kau akan menatapku dengan tatapan berapi-api? Maafkan aku, Seo Yeon. Aku tidak
akan termakan hal seperti itu. Aku pria yang tidak peduli pada semua wanita. Apa
yang membuatmu berpikir kamu berbeda?” gumam Kang Woo sinis.
Seo Yeon
kembali membuka botol bir tapi semuanya malah muncrat ke bajunya. Ia mengeluh
kalau dingin dan bajunya pun basah lalu membukanya. Kang Woo melonggo kaget
melihat Seo Yeon hanya memakai baju putih transparan.
“Itu
disengaja. Dia sengaja melakukannya, bukan? Kenapa tiba-tiba birnya meluap?”
gumam Kang Woo melonggo panik.
Sementara
Seo Yeon sibuk menjilat tangan yang terkena bir, Kang Woo terlihat makin
tergoda dan panik. Seo Yeon mengelap bagian leher, Kang Woo binggung tak bisa
menahan hasratnya. Diluar, Mi Hyuk
datang dengan mengemudikan mobil yang tak lancar.
“Ya, Bibi...
Dia sudah beberapa hari tidak datang ke sekolah. Aku ke rumahnya sekarang dan
memastikan dia baik-baik saja. Jangan khawatir. Aku yakin dia baik-baik saja.” Ucap
Mi Hyuk berbicara di telp.
Seo Yeon
akhirnya duduk disamping Kang Woo ingin tahu Bagian mana yang tidak dimengerti
karena akan menjelaskanya. Kang Woo panik karena seperti jantungnya berdebar
lalu menyuruh Seo Yeon pergi saja. Seo Yeo bingung tiba-tiba disuruh pergi dan
langsung mengikuti Kang Woo.
“Bagaimana
dengan tanda tangannya? Bahkan anak lima tahun pun akan memahaminya sekarang. Kenapa
kamu tidak menekennya? Apa karena kejadian di masa lalu? Kau tidak mengajakku
kencan karena kau sangat menyukaiku. Tapi Kau mencoba mempermalukanku karena
bertaruh...” ucap Seo Yeon
“Kapan
aku...” ucap Kang Woo membalikan dan akhirnya keduanya saling menempel.
Keduanya hanya bisa terdiam.
Saat itu
Hyun Soo bisa mendirikan tiang panjang untuk tenda dan memuji kalau sangat
kuat. Seo Yeon pun berjalan mundur dan kaget melihat sesuatu yang muncul
dibalik celana Kang Woo dan bertanya kenapa seperti itu, karena Kang Woo dalam
otaknya seorang gay.
Sementara
Kang Woo hanya bisa melonggo karena semuanya sudah berakhir.
Bersambung ke episode 9
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar