PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 06 Desember 2019

Sinopsis Love With The Flaws Episode 8

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Kang Hee sibuk berkerja di ruanganya, tiba-tiba terdenga suara jeritan. Ia sempat kaget dan menoleh tak ada siapapun, lalu berusaha kembali berkerja tapi suara jeritan kembali terdengar. Ia keluar ruangan melihat ada dinosaurus dan seoran anak memegang remote control.
“Maaf, Nona Lee... Itu karena suamiku juga bekerja lembur, dan ibu mertuaku sakit. Aku akan segera membawanya. Maafkan aku. Aku minta maaf.” Ucap Si pegawai mengendong anaknya lalu pergi.
Kang Hee seolah tak peduli langsung menyingkirkan mainan ke arah lainya. 

Beberapa saat kemudian Kang Woo sudah ada dalam kerumunan tapi hanya diam saja.  Sek duduk disamping Hyun Soo berkomentar   Saat kali pertama melihat Kang Woo mengira seorang model yang datang untuk bergabung dengan mereka.
“Sayang jika pria sepertinya tidak mendapat perhatian.” Kata Hyun Soo seperti ingin menjual temanya.
“Dia pasti populer. Apa dia punya pacar?” tanya Sek-nya. Hyun Soo mengaku kalau Kang Woo sangat populer.
Kang Woo ditengah-tengah kerumunan hanya bertepuk tangan, dua orang wanita mencoba mengodanya untuk menari tapi malah ditolak dan kembali duduk disamping Hyun Soo. Hyun Soo mengeluh dengan sikap temanya yang menolak dekat dengan wanita.
“Kau tidak pernah berkencan dengan siapa pun saat di Amerika. Apa Barangmu masih hidup?” ejek Hyun Soo melirik ke selangkangan Kang Woo. Kang Woo mengeluh dengan sikap temanya.
“Aku pamit.” Kata Kang Woo lalu melangkah pergi. Hyun Soo heran mau kemana Kang Woo itu.
“Dia mungkin akan memasuki Nirvana.” Komentar Hyun Soo. 


Di rumah
Mi Kyung mencari-cari sesuatu lalu mengeluh di telp kalau Tidak ada di sini. Seo Yeon pikir akan kagum jika ada yang bisa menemukan sesuatu di rumah temanya yang berantakan itu.  Mi Kyung meminta agar memotretnya dan mengirimkannya.
“Apa yang akan kau lakukan dengan foto Hyun Soo?” tanya Seo Yeon heran.
“Aku akan mengunggahnya di halaman alumni daring. Aku yakin salah satu dari mereka akan tahu pekerjaannya.” Ucap Mi Kyung
“Aku baru saja mengirimkannya.” Kata Seo Yeon setelah mengambil foto dari buku tahunan SMA
“Astaga. Dia terlihat seperti hantu... Kau tidak pandai memotret... Sudahlah. Aku akan memotretnya saat ke sana lagi.” Kata Seo Yeon melihat hasil foto yang tak jelas
“Hei, aku tidak melihat foto Kang Woo.” Kata Seo Yeon, Mi Kyung memberitahu kalau Kang Woo pergi ke luar negeri sebelum mereka lulus.
“Kurasa di tahun kedua kita, setelah insiden buang air besar.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon seperti baru mengingatnya. 


Seo Yeon akhirnya pergi ke gudang melihat penghargaan dan "Penghargaan Atletik Nasional ke-44, Joo Seo Yeon" lalu menemukan sebuah foto dirinya dengan Kang Woo dibox. Ia berpikir kalau Kang Woo itu pria yang baik dan bertanya-tanya Apa yang mengubahnya dengan tulisan  "Persahabatan selamanya"
Seo Yeon mengingat mereka saat masih remaja makan cemilan bersama, lalu teringat dengan ucapan sinis Kang Woo di restoran “Kepada murid jahat yang berkata bahwa seseorang jelek dan gemuk di hadapannya, bagaimana kamu mendidik murid itu?”
Saat itu Seo Yeon mengingat ucapanya pada Kang Woo “Aku tidak menyukaimu karena kau jelek dan gemuk.” Ia merasa sedih karena Kang Woo ternyata masih ingat itu dan merasa Kang Woo yang membuat kesalahan lebih dahulu.
Kang Woo masuk ke ruangan bawah tanah, mulai mencari inspirasi dengan menonton video idol untuk design bajunya. Sementara Seo Yeon masih menyimpan gambar Kang Woo yang memperlihatkan design baju pengantinya. 



Seo Joon dikamar tak bisa tidur sambil mengumpat kesal dirinya itu gila dan memikirkan bisa menaikkan nilai hingga 100 peringkat. Akhirnya ia keluar kamar menyalakan lampu dan dikagetkan dengan Joo Hee sedang minum.
“Lampu! Lampu ini ada untuk dinyalakan.” Teriak Seo Joon kesal karena Joo Hee itu ada dalam kegelapan.
“Kau menyebutku anjing. Apa Kau pernah melihat anjing yang menyalakan lampu?” sindir Joo Hee lalu naik ke lantai atas. Seo Joon hanya bisa mengumpat kesal. 

Joo Hee sudah tertidur pulas lalu terbangun dengan bunyi ponselnya. Ia pun melihat banyak pesan yang dikirimkan Seo Joon dan itu semua video tentang anjing, lalu pesan dibawahnya “Coba  Lihat itu? Anjing juga bisa menyalakan lampu. Joo Hee mengeluh kalau Seo Joon itu memang gila. 

Pagi Hari
Seo Yeon tersenyum bahagia bisa melihat matahari lalu tersadar adiknya sudah duduk didepan pintu seperti merengek sesuatu, akhinya ia bertanya ada apa. Ketiga kakaknya pun duduk seperti sedang menyindang Seo Joon.
“Satu-satunya hal baik dari anak ini adalah wajahnya. Jika tidak menjadi selebritas, maka dia tidak akan bisa mencari nafkah.” Ucap Won Jae.
“Dia akan menjalani seluruh hidupnya bergantung kepada kita seperti lintah.” Kata Won Seok
“Maksud kakak, tidak harus agensi itu, bukan? Masih banyak di luar sana.” Ucap Seo Yeon.
“Itu memalukan! Semua orang di sekolah tahu aku siswa pelatihan di HS Entertainment. Bukan hanya di sekolah! Jika mencari di internet "siswa pelatihan HS Entertainment", maka kalian akan menemukan fotoku! Tapi jika kubilang aku diusir karena nilaiku, itu akan memalukan.” Keluh Seo Joon.
“Karena itulah, Bodoh. Kenapa kamu beri tahu semua orang?” ucap Seo Yeon kesal dengan sikap adiknya.
“Apa Dia harus meningkatkan nilai sampai 100 peringkat? Kalau begitu, dia harus menjadi salah satu dari 10 murid terbaik?” tanya Won Jae.
“Tidak, 100 besar.” Ucap Seo Yeon. Wo Jae tahu kalau adiknya harus naik 100 peringkat.
“Lalu dia di peringkat berapa... Tunggu, Apa kau di peringkat ke-200?” kata Won Jae. Seo Joon membenarkan.
“Lalu Ada berapa murid?” tanya Won Jae. Seo Yoon menjawab Ada 230 anak di angkatannya.
“Jika mengecualikan kelas khusus, murid absen panjang, dan anak-anak lain yang tidak berkaitan dengan peringkat...” kata Seo Yeon
“Bagiku terbaik atau tidak sama sekali. Lebih baik aku yang terakhir jika tidak bisa jadi yang pertama...” kata Seo Joon langsung disela oleh sang kakak.
“Tunggu, kamu bekerja di sekolahnya. Apa Kamu tidak bisa mencuri tesnya?” kata Won Jae ingin jalan pintas.
“Aku tidak pernah memikirkan itu... Kakak hebat.” Sindir Seo Yeon. Won Jae mengeluh agar adiknya Jangan sarkastis begitu.
“Aku akan mencuri tes, menjadikan dia juara satu, lalu aku akan masuk berita atas kebocoran tes, dijauhi, dipecat, dan Seo Jun akan dikeluarkan.” Kata Seo Yeon. Won Jae kembali meminta agar sang adik Jangan sarkastis.
“Beri dia tutor.” Ucap Won Seok. Won Jae senang adiknya  baru saja mengusulkan seorang tutor. Seo Yeon pikir pun Kedengarannya bagus.
“Hei.. Joo Hee! Lakukan bersamanya.” Kata Seo Yeon melihat Joo Hee baru saja selesai latihan. Joo Hee hanya bisa melonggo bingung.
Akhirnya didepan rumah terlihat selembaran bertuliskan  "Dicari tutor yang bisa meningkatkan, Nilai murid kelas 2 SMA hingga 100 peringkat. Dia sangat bodoh. Tolong bantu dia" Beberapa orang sedang mengambil nomor telpnya. 



Won Jae duduk di depan sebuah gedung, dengan kaca mata hitamnay melihat sebuah mobil berhenti didepan gedung. Kang Hee pun turun, Won Jae melihat kalau Kang Hee Sepuluh menit sebelum jam kerja dan itu sangat tepat waktu.
Sementara di lobby ada pengumuman “Layanan pengasuhan anak” Dua ibu muda membaca pengumeman merasa tak percaya alau kantor akan menyediakan camilan dan makan malam. Kang Hee baru datang langsung didekati dua pegawainya.
“Nona Lee, terima kasih... Itu karena Anda, bukan?”ucap Si pegawai bahagia.
“Itu. Layanan pengasuhan anak untuk orang yang bekerja lembur. Aku tahu Anda akan mengerti perasaan kami sebagai wanita.” Kata pegawai lainya ikut senang.
“Alih-alih berpikir untuk lembur, pikirkan cara menyelesaikan pekerjaan kalian di jam kerja.” Kata Kang Hee sinis lalu melangkah pergi.
Pegawai melihat Kang Hee ketus sekali, pegawai lainya berkomentar walaupun ketus tapi Kang Hee memang keren, pegawai lain pun mengeluh . Itu sebabnya dia lebih menyebalkan.Diam-diam  Won Jae mendengar dari belakang.
“Seseorang yang ketus tapi keren? Aku makin menyukainya.” Ucap Won Jae malah makin penasaran. 


Di lapangan semua murid sedang berlatih, Seo Yeon dan Mi Kyung duduk di pingir lapangan.  Seo Yeon menceritakan kalau Joo Hee  pergi berlatih tiap pagi dan itu membuatnya makin gila. Mi Kyung bertanya  Apa persetujuan Direktur Utama benar-benar diperlukan
“Didiskualifikasi jika bertanding tanpa persetujuan sekolah. Aku tidak bisa membiarkan murid menderita karena sejarah guru. Ada apa dengan Kang Woo? Bagaimana bisa dia tidak datang ke sekolah selama empat hari?” ucap Seo Yeon heran.
“Apa Kau yakin kalian berdua mengobrol baik saat di pertemuan? Aku yakin Kang Woo mempermainkanmu... Aku serius... Pikirkanlah lagi. Apa Kang Woo bilang akan meneken dokumen dan mencoba akur denganmu dengan kata-katanya sendiri?” ucap Mi Kyung
“Ya, sudah kubilang!” kata Seo Yeon kesal lalu mengingat kembali dengan kejadian dilorong restoran.
Flash Back
Seo Yeon bertanya apakah Kang Woo bisa memberikan tanda tanganya besok sambil memohon. Kang Woo yang gugup meminta Seo Yeon agar  Berhenti mengikutiknya.
“Si berengsek itu... Beraninya kau mempermainkanku dengan kata-kata!” ucap Seo Yeon marah lalu meluapkan emosinya dengan berlari dengan cepat sambil menjerit histeris. Mi Kyung yang melihatnya temanya memang bodoh. 


Sementara Min Hyuk diruangan tersenyum bahagia melihat tingkah Seo Yeon lalu mencoba menelp Kang Woo karena khawatir. Sementara Kang Woo sedang berkerja di ruang bawah tanah tak mendengarnya. Min Hyuk pun mengirimkan voice note.
“Kang Woo, apa ada masalah? Apa Kau sakit? Keadaan di sekolah agak sibuk karena Pak Dirut tidak ada di sini.” Ucap Min Hyuk
Min Hyuk lalu membuka laci cemilan dan akan memilih coklat. Seo Yeon tiba-tiba masuk ruangan meminta izin apakah boleh memakanya karena ingin makanan manis karena sedang stres. Min Hyuk tersenyum memberikannya.
“Kau boleh datang kapan saja jika ingin kudapan.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon mengucapkan Terima kasih dengan wajah menahan kesal.
“Berhasil terpancing.” Kata Min Hyuk bahagia karena Seo Yeon mungkin akan dekat denganya. 

Malam hari di rumah Seo Yeon, Mi Kyung menguncir rambut Seo Yeon menyuruh agar Telepon Kang Woo dan minta agar menemuinya. Seo Yeon pikir kenapa ia harus menemui Kang Woo. Mi Kyung pikir  Entah memohon atau mengancam, maka Seo Yeon harus menemuinya dahulu.
“Lupakan saja.” Ucap Seo Yeon seolah tak peduli. Mi Kyung menyuruh Seo Yeon berpikir kalau Kang Woo terus tidak datang ke sekolah
“Kau bilang Joo Hee berlari setiap pagi.” Ucap Mi Kyung . Seo Yeon mengaku  bahkan tidak tahu nomor teleponnya.

Saat itu Mi Kyung mengeluarkan ponselnya lalu memberikan pada temanya, Seo Yeon bingung. Kang Woo langsung mengangkat telpnya. Seo Yeon bingung. Min Kyung menyuruh bicara. Kang Woo bertanya siapa yang menelpnya. Seo Yeon akhirnya bicara sebelum telp ditutup.
“Aku Joo Seo Yeon... Kenapa kamu tidak datang ke sekolah? Apa Kau sakit? Mari bertemu. Anggaran tim atletik adalah masalah yang sangat penting. Bisakah kau menemuiku dan setidaknya mendengarkanku?” ucap Seo Yeon dengan nada tegang.
“Seo Yeon, kurasa kau terburu-buru.” Kata Kang Woo. Seo yeon panik berpikir Kang Woo akan menutup teleponnya.
“Entahlah. Kapan sebaiknya kita bertemu?” ucap Kang Woo bersikap jual malah. Seo Yeon mengatakan bisa menemui Kang Woo  sekarang.
“Maafkan aku. Aku sangat lelah sekarang. Tapi Jika semendesak itu, kamu bisa datang ke tempatku. Aku yakin kau tidak mau melakukan itu.” Kata Kang Woo mengejek.
“Aku akan ke sana.” Ucap Seo Yeon, Kang Woo kaget mendengarnya. Seo Yeon menegaskan kalau akan ke sana jadi meminta agar mengirimkan alamatnya. Kang Woo pun tak bisa menolak. 


“Apa Dia datang ke rumah pria di tengah malam? Seo Yeon, kamu sudah gila?” ucap Kang Woo heran.
“Ada apa dengannya? Dia bersedia menemuiku.” Komentar Seo Yeon bingung lalu teringat bagaimana Min Kyung tahu nomor Kang Woo.
“Aku harus tahu nomor telepon bosku sebagai pegawai. Aku meminta dari Nona Park di Administrasi sambil minum kopi.” Ucap Mi Kyung
“Hei, dia mengirimiku alamatnya.” Kata Seo Yeon panik melihat ponselnya yang bergetar. 

Mereka pun bergegas pergi, Mi Kyung menasehati Seo Yeon kalau tidak bisa membujuknya, maka buat Kang Woo mabuk. Seo Yeon bingung. Mi Kyung menjelaskan Selama pertemuan, Kang Woo tidak mau minum sama sekali.
“Aku tahu dia mudah mabuk. Buat dia menekennya selagi mabuk berat seolah-olah dia meneken tagihan kartu kredit. Kau bisa berakting "Astaga, Pak, kamu mabuk berat. Tapi kamu harus membayar. Tolong tanda tangan." Kata Mi Kyung.
“Astaga Aku hampir meneken itu.” Kata Seo Yeon seperti tak sadar tapi menurutnya itu licik.
“Jadilah licik dan buat dia menekennya!” ucap Mi Kyung. Saat itu Seo Joon pulang mengeluh kalau lapar.
“Kalian berdua harus menikah. Menikahlah atau nikahi orang lain.” Keluh Seo Joon melihat dua kakaknya seperti pasangan.
“Apa Kak Won Seok membawa mobilnya?” tanya Seo Yeon, Seo Joon mengelengkan kepala kalau mobilnya diparkir di luar.
“Aku akan mengambil kuncinya. Keluarlah.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung menganguk.
Seo Joon mengeluh kalau lapar. Mi Kyung menyuruh Seo Joon Cari apa pun yang bisa dimakan karena ia dan kakaknha sedang sangat sibuk sekarang. Ia lalu teringat dengan foto Hyun Soo dibuku tabungan dan ingin mengambil gambarnya.
“Hei, pria itu.” Ucap Seo Joon. Mi Kyung bertanya apakah Seo Joon  mengenalnya. Seo Joon mengaku pria di agensinya.
“Agensimu? HS Entertainment? Apa HS Entertainment dinamai sesuai namanya, Hyun Soo?” ucap Mi Kyung tak percaya
“Dia petugas kebersihan.” Kata Seo Joon. Mi Kyung melonggo kaget.  Ternyata Hyun Soo Petugas kebersihan


Kang Woo duduk di ruang kerjanya seperti sedang sibuk mengambar tapi ternyata sangat gelisah menunggu dan hanya menulis nama "Joo Seo Yeon" di lembaran kertasnya. Ia pun keluar ruangan bertanya-tanya apaah Seo Yeon benar-benar akan datang.
Ia lalu mengingat saat masih remaja Seo Yeon mengirimkan pesan “Ada yang ingin kukatakan. Di mana alamatmu? Aku akan ke sana sekarang.” Tapi Seo Yeon tak datang seperti membohonginya.
“Tidak... Aku yakin dia tidak akan datang seperti saat itu.. Terserah... Dia belum berubah... Masa bodoh!” ucap Kang Woo tak peduli. 

Sementara Seo Yeon dan Mi Kyung akhirnya datang dengan mobil Won Seok. Mi Kyung tak percaya kalau Kang Woo memang cucu dari keluarga kaya lalu memberikan plastik belanjaa dan juga berkasnya. Seo Yeon terlihat sangat gugup.
“Jangan hanya duduk di sana. Sudah waktunya.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon terlihat tegang berjalan masuk ke rumah Kang Woo. 

Kang Woo menunggu dirumah dan kaget mendengar bunyi bel, Ia melhat di interkom tak percaya kalau Seo Yeon benar-benar datang. Akhirnya Kang Woo membuka pintau, Seo Yeon memberikan kaleng bir mengaku tidak bisa memikirkan hal lain.
“Astaga, ini rumah yang bagus.” Komentar Seo Yeon saat masuk rumah. Kang Woo bergumam tak percaya Seo Yeon yang membeli alkohol

Sementara di luar rumah, Mi Kyung memoles wajahnya sambilmemikrkan tentang cucu dari keluarga kaya dan petugas kebersihan. Ia berpikir hubungan Kang Woo dan Hyun Soo seperti pangeran dan pengemis, Tuan dan pelayan.
“Tunggu. Bagaimana dia bisa membeli semua pakaiannya? Ahh.. Pasti Lee Kang Woo yang membelikan! Dan Apa dia meremehkanku? Sialan.” Ucap Mi Kyung lalu melihat Hyun Soo datang.
“Dia bahkan tahu kode aksesnya. Mereka benar-benar berpacaran.” Kata Mi Kyung tak percaya.
Hyun Soo akan masuk rumah, tapi Mi Kyung lebih dulu datang menatap sinis pada Hyun Soo. 

Sementara di ruangan, Seo Yeon duduk dilantai layaknya seorang pelayan yang memohon pada majikanya. Kang Woo membaca proposal. Seo Yeon memberitahu untuk biaya sewa bus, akomodasi, dan makanan, sudah berusaha mendapatkan biaya terendah.
“Itu Hanya ada lima halaman. Tapi kau butuh waktu lama untuk membacanya.. Maksudku kau sangat teliti.” Komentar Seo Yeon.
Kang Woo hanya berdeham sambil menatap dingin. Seo Yeon akhirnya memilih untuk minum. Kang Woo kembali berdeham. Seo Yeon menaruh kembali kaleng birnya sambil mengumpat kesal dalam hati.


Mi Kyung dan Hyun Soo pergi ke taman, Hyun Soo tak percaya dengan Mi Kyung yang berani datang datang ke rumah Kang Woo sekarang. Ia yakin Mi Kyung tahu Kang Woo cucu pimpinan Grup Shinhwa dan mencoba masuk ke rumahnya dan menggodanya
“Dengar. Apa kau memberitahuku hal yang akan kau lakukan?” kata Mi Kyung
“Dengar. Apa Kamu pikir kamu selevel dengan Kang Woo? Astaga, ini sebabnya aku selalu memberitahunya agar tidak mengungkap siapa keluarganya. Penipu akan mendekatinya.” Kata Hyun Soo menyindir.
“Apa? Penipu? Hei!” teriak Mi Kyung. Hyun Soo mengeluh kalau itu mengagetkannya dan Mi Kyung mengumpat Hyun Soo banyak omong kosong
“Hei, Berengsek. Setidaknya aku berusaha. Agar bisa menikahi pria baik dari keluarga baik-baik, maa aku belajar keras dan menjadi guru di SMA ternama. Dan aku menjalani hidupku dengan uang yang kuhasilkan! Bagaimana denganmu?” teriak Mi Kyung
“Bagaimana denganku?” ucap Hyun Soo bingung. Mi Kyung yakin kalau Hyun Soo memanfaatkan Lee Kang Woo karena kekasihnya. Hyun Soo melonggo.
“Apa Kalian bukan kekasih? Apa dia sponsormu? Beraninya kau mengajariku. Apa? Kau bilang Penipu?!!” ucap Mi Kyung sinis.
Hyun Soo mencoba untuk mengulang ucapan Mi Kyung kalau Kang Woo dianggap kekasihnya dan dia sponsornya. Mi Kyung ingin meminta maaf tapi menurutnya akan minta maaf jika Hyun Soo tidak mau mengaku tapi dia yang memulai ini.
“Tunggu. Tunggu sebentar.. Kang Woo dan aku... Kenapa? Bagaimana?” ucap Hyun Soo bingung.
“Seo Yeon melihatmu di bar homoseksual. Tapi Jangan khawatir. Kami menghormati pilihanmu. Aku tidak akan beri tahu orang lain.” Ucap Mi Kyung. Hyun Soo melonggo tak percaya mendengarnya.
“Omong-omong, aku kemari bukan karena motif tersembunyi.  Seo Yeon ingin mengatakan sesuatu kepada Kang Woo soal sekolah. Jadi, aku datang bersamanya. Apa Kau pikir aku akan mencoba merayu pria yang tidak tertarik pada wanita?” sindir Mi Kyung
“Tunggu, keadaan mungkin akan lebih mudah. Jika mereka pikir Kang Woo dan aku sepasang kekasih, mereka tidak akan mencoba menggoda kami.” Gumam Hyun Soo
“Hei. Apa Kau mendengarkanku? Aku tidak perlu menyembunyikannya karena kau sudah tahu... Benar... Kang Woo dan aku adalah pasangan.” Ucap Hyun Soo.
Mi Kyung seorang tak kaget dan saat itu ada seorang wanita meminta tolong pada Hyun Soo agar bis membantu mendirikan tenda. Hyun Soo dengan wajah bahagia membantunya. 

Seo Yeon sudah menghabiskan empat kaleng tapi Kang Woo belum juga memberikan tanda tangan. Akhirnya Seo Yeon meminta izin untuk pergi ke toilet. Kang Woo dengan sikap dinginnya menunjuk ada dibelakang. Seo Yeon pun berjalan pergi. Kang Woo mencoba melepaskan rasa tegangnya.
“Apa Dia mengunjungi seorang pria yang tinggal sendirian selarut ini dengan satu kantong penuh alkohol?  Ini hanya alasan.” Ucap Kang Woo kesal
“Astaga, setidaknya dia harus membawakanku camilan. Yang benar saja. Orang kaya memang paling pelit.” Keluh Seo Yeon kesal lalu kebingungan  mencari toiletnya. 

Seo Yeon mencoba mencari toilet, tapi matanya mengarah pada ruang bawah tanah yang penuh dengan design baju. Saat itu Kang Woo datang langsung menutup pintu ruanganya, Seo Yeon dengan wajah gugup mengaku sedang mencari toilet.
“Itu ada di sebelah sana.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon pun melangkah pergi.
Seo Yeon mencuci tanganya, lalu teringat saat masih remaja Kang Woo memperlihatkan buku dengan design bajunya. Ia tak percaya kalau Kang Woo bisa mengambar  dan memujinya sangat luar biasa. Ia bertanya apakah Kang Woo ingin menjadi desainer
“Aku hanya...” ucap Kang Woo terlihat malu. Seo Yeon pun memuji Kang Woo itu Keren sekali.
“Dia masih menggambar desain pakaian, Beberapa hal tentang Kang Woo belum berubah.” Ucap Seo Yeon lalu seperti melihat Kang Woo kecil yang sedang duduk di ruang tengah.
Seo Yeon seperti sangat suka dengan Kang Woo di masa lalu, saat itu pesan dari Mi Kyung masuk. “Ini gila. Park Hyun Soo baru saja mengakui bahwa dia dan Lee Kang Woo adalah kekasih.”  Seo Yeon pun langsung tersadar dengan melihat Kang Woo dimasa sekarang. 
Seo Yeon akhirnya duduk bertanya apakah Kang Woo sudah membacanya. Kang Woomengaku akan membacanya dua kali lagi, sambil bergumam kalau Seo Yeon mungkin akan menyerah dan pulang sekarang
“Baiklah, tidak usah terburu-buru. “ ucap Seo Yeon. Kang Woo mengumpat dalam hati seperti tak percaya.
“Aku bisa melihat sedikit wajahnya saat dia masih muda.” Ucap Seo Yeon menatap Kang Woo.
“Apa ini? Kau akan menatapku dengan tatapan berapi-api? Maafkan aku, Seo Yeon. Aku tidak akan termakan hal seperti itu. Aku pria yang tidak peduli pada semua wanita. Apa yang membuatmu berpikir kamu berbeda?” gumam Kang Woo sinis. 
Seo Yeon kembali membuka botol bir tapi semuanya malah muncrat ke bajunya. Ia mengeluh kalau dingin dan bajunya pun basah lalu membukanya. Kang Woo melonggo kaget melihat Seo Yeon hanya memakai baju putih transparan.
“Itu disengaja. Dia sengaja melakukannya, bukan? Kenapa tiba-tiba birnya meluap?” gumam Kang Woo melonggo panik.
Sementara Seo Yeon sibuk menjilat tangan yang terkena bir, Kang Woo terlihat makin tergoda dan panik. Seo Yeon mengelap bagian leher, Kang Woo binggung tak bisa menahan hasratnya.  Diluar, Mi Hyuk datang dengan mengemudikan mobil yang tak lancar.
“Ya, Bibi... Dia sudah beberapa hari tidak datang ke sekolah. Aku ke rumahnya sekarang dan memastikan dia baik-baik saja. Jangan khawatir. Aku yakin dia baik-baik saja.” Ucap Mi Hyuk berbicara di telp.

Seo Yeon akhirnya duduk disamping Kang Woo ingin tahu Bagian mana yang tidak dimengerti karena akan menjelaskanya. Kang Woo panik karena seperti jantungnya berdebar lalu menyuruh Seo Yeon pergi saja. Seo Yeo bingung tiba-tiba disuruh pergi dan langsung mengikuti Kang Woo.  
“Bagaimana dengan tanda tangannya? Bahkan anak lima tahun pun akan memahaminya sekarang. Kenapa kamu tidak menekennya? Apa karena kejadian di masa lalu? Kau tidak mengajakku kencan karena kau sangat menyukaiku. Tapi Kau mencoba mempermalukanku karena bertaruh...” ucap Seo Yeon 
“Kapan aku...” ucap Kang Woo membalikan dan akhirnya keduanya saling menempel. Keduanya hanya bisa terdiam.
Saat itu Hyun Soo bisa mendirikan tiang panjang untuk tenda dan memuji kalau sangat kuat. Seo Yeon pun berjalan mundur dan kaget melihat sesuatu yang muncul dibalik celana Kang Woo dan bertanya kenapa seperti itu, karena Kang Woo dalam otaknya seorang gay.
Sementara Kang Woo hanya bisa melonggo karena semuanya sudah berakhir.
Bersambung ke episode 9

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar