PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hyun Soo
masuk ke ruangannya sambil memegang lenganya berpikir akan menuntutnya. Tapi ia
pikir tak perlu karena Ini salahnya. Kang Woo tiba-tiba masuk ke ruanganya,
Hyun Soo menatap temanya memberitahu hendak meneleponnya tapi lengannya sakit.
Kang Woo langsung menatap sinis.
“Aku bisa
menjelaskan... Hei, tenanglah.” Kata Hyun Soo panik meminta Kang Woo agar
tenang. Kang Woo mulai berjalan mendekat
“Tidak!
Jangan ikuti aku!” ucap Hyun Soo berlari kencang dan menutup pintu karena
melihat Kang Woo sangat menakutkan. Tiba-tiba pintu disampingnya didobrak.
“Hei...
Apa Kau tahu berapa harga pintu ini?” teriak Hyun Soo panik. Kang Woo tak
peduli langsung mencengkram baju Hyun Soo.
“Aku
hanya mencoba membantu. Aku tidak mengira ada kemungkinan kecil kamu...” ucap
Hyun Soo ketakutan.
“Jadi,
Apa Seo Yeon berusaha membantu dengan berpura-pura memacariku karena dia pikir
kita berpacaran? Apa Dia tidak menyukaiku?” kata Kang Woo marah. Hyun Soo pikir
itu mungkin. Kang Woo langsung tertawa seperti kehilangan pikiranya.
“Hei...
Apa Kau baik-baik saja?” ucap Hyun Soo khawatir. Kang Woo sambil tertawa kalau
ini membuatnya gila.
“Hei, aku
bilang kepadanya kau tidak berkaitan dengan ini, tapi dia tidak memercayaiku.”
Jelas Hyun Soo.
“Jangan
beri tahu dia. Kita merencanakan ini bersama. Aku tahu semuanya dari awal.”
Ucap Kang Woo mengancam.
“Kenapa
tidak boleh? Kubilang kepadanya kamu tidak ada hubungannya...“ kata Hyun Soo bingung
“Jangan
beri tahu dia. Jika dia tahu,maka aku tidak akan pernah menemuimu lagi. Mengerti?”
ancam Kang Woo. Hyun Soo menganguk mengerti. Kang Woo pun melangkah pergi.
“Kenapa
aku memikirkan kebohongan sebodoh itu?” ucap Hyun Soo heran lalu tersadar
dengan pintunya yang rusak.
“Apa Kau
merasa kasihan kepadaku, jadi, berpura-pura mengencaniku?” ucap Kang Woo. Seo
Yeon membenarkan kalau Kang Woo tampak
serendah itu baginya.
“Tidak,
aku bisa lebih rendah... Akan kutunjukkan kepadamu aku bisa serendah apa
lagi... Seo Yeon.” Ucap Kang Woo seperti menyakinkan dirinya.
Di atap
gedung, Mi Kyung pun akhirnya memastikan kalau Hyun Soo dan Kang Woo mengarang
kebohongan itu karena takut mereka akan mengincar uang keduanya. Seo Yeon pun mulai menyadari sekali lagi
bahwa pria tampanmemang sesuai penampilannya.
“Astaga,
mereka pikir mereka siapa? Mereka tidak hanya menipu kita. Mereka menipu semua
wanita dan komunitas LGBT negara ini. Haruskah kita unggah ceritanya di
internet?” ucap Mi Kyung marah
“Tunggu,
apa artinya Pak Lee tidak ada kaitannya dengan ini?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon
pikir mereka baru tahu dia seperti itu.
“Jadi,
aku benar... Dia jelas menyukaimu...” ucap Mi Kyung lalu panik melihat Seo Yeon
akan menaiki pagar pembatas.
“Hei! Apa
yang kau lakukan?” teriak Mi Kyung menahan Seo Yeon agar tak melompat. Seo yeon
meminta agar melepaskanya.
“Aku akan
menggila akibat kemarahan dari lubuk hatiku.” Ucap Seo Yeon marah .
“Hei,
jangan. Lupakan saja. Mereka seperti kotoran. Anggap saja kita menginjak
kotoran. Itu hanya kotoran!” ucap Mi Kyung. Seo Yoen pun meminta agar
melepaskanya.
Di
ruangan guru, Wakepsek berkomentar kalau Sulit dipercaya mereka semua begitu
lesu sebagai guru dan tidak punya energi. Semua hanya diam saja, Mi Hyuk
tersenyum, Min Kyung menatap Mi Hyuk seperti merasa bersalah menuduh sesuatu.
“Kalian
semua bekerja seadanya dan berpikir, "Mungkin bukan aku." Kau sedang
apa, Pak Oh? Apa Pikirmu aku tidak akan sadar kamu sedang memainkan ponselmu?
Aku bisa melihat semuanya!” ucap Wakepsek terus mengomel.
“Baik,
jadi, ujian tengah semester akan segera dilaksanakan” kata Wakepsek lalu kaget
melihat Kang Woo yang datang.
“Ada apa
kemari pukul sebegini?” tanya Wakepsek. Kang Woo mengaku butuh bantuan.
“Kalau
begitu, aku akan cari asisten. Hei, Ketua.” Kata Wakepsek memanggil si guru.
“Kau
tidak perlu mempekerjakan orang lain.Aku bisa tahu siapa yang senggang.” Ucap
Kang Woo. Seo Yeon langsung menutupi wajahnya Wakepsek ingin tahu siapa.
“Di
sana... Kau tidak perlu membuat tes untuk pendidikan jasmani, kan?” ucap Kang
Woo menunjuk Seo Yeon. Seo Yeon hanya menghela nafas panjang.
Seo Yeon
mengeluh mengikuti Kang Woo ingin tahu apa yang terjadi. Kang Woo menegaksan
kalau inilah dirinya dan Seo Yeon pasti sudah mengenalnya. Seo Yeon terlihat
bingung. Kang Woo membenarkan kalau mengajak Seo Yeon berkencan.
“Aku berpura-pura mengencani Hyun Soo untuk
membalas dendam atas perbuatanmu dahulu. Jika aku mengajakmu berkencan,maka kau
akan menolakku.” Jelas Kang Woo. Seo Yeon membenarkan.
“Untuk
apa aku memacarimu? Aku bukan orang yang kau sukai.” Kata Kang Woo.
“Karena
itu aku berbohong. Lalu kenapa?!! Sulit dipercaya. Tapi kau memergokiku lebih
cepat dari dugaanku. Jadi, karena kini kau memergokiku, kuputuskan untuk
merundungmu di tempat terbuka.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon hanya bisa melonggo.
“Kulihat
kau adalah seorang guru kontrak... Kau bisa menyetir, kan? Periksa ban dan
ganti oli mesinnya.” Ucap Kang Woo melempar kunci mobilnya. Seo Yeon berteriak
marah.
“Apa Kau
tidak mau? Kalau begitu, lupakanlah. Akan kutulis pengumuman perekrutan untuk
guru olahraga baru.” Ucap Kang Woo lalu menulis di komputernya.
“Baiklah...
"SMA Shinhwa sedang mencari guru olahraga baru. Jika kamu orang yang bisa
melakukan semua permintaan bosmu, silakan..." ucap Kang Woo dan Seo Yeon
langsung menyetujuinya.
“Sopan
santun.” Kata Kang Woo. Seo Yeon pun setuju dengan memanggilnya “Pak”
“Ban dan
oli mesin. Aku mengerti, Pak.”kata Seo Yeon dengan sopan. Kang Woo menyuruh Seo
Yeon untuk menyelesaikan dalam satu jam.
“Aku
harus pergi ke suatu tempat dengan mobil itu.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon tak
percaya kalau Kang Woo berharap ia menjadi sopirnya juga.
Kang Woo
sudah siap untuk mengertik dikomputernya, Seo Yeon pun langsung menyetujuinya
dan akan melakukannya, lalu keluar dari ruangan. Kang Woo memegang
perutnya lalu mengeluh karena bertingkah lagi lalu mengumpat kesal pada Seo
Yeon.
Dokter
Kim heran Kang Woo yang ingin bertemu di luar. Kang Woo mengaku harus terlihat
sangat sibuk di sini, tapi tidak ada orang lain yang bisa ditemui. Dokter Kim
bingung, Kang Woo melirk ke arah luar, dan Seo Yeon sedang duduk di dalam
mobilnya.
“Apa Kau
melihatnya?” ucap Kang Woo. Dokter Kim pun memastikan kalau wanita itu yang
selama ini diceritakan Kang Woo.
“Apa dia menjelek-jelekkanku
di depanku? Astaga, dia seperti preman.” Komentar Seo Yeon melihat keduanya
yang ada didalam cafe menatapnya.
“Lalu
perasaan untuk wanita itu... “ tanya Dokter Kim penasaran.
“Perbedaan
antara perasaan suka dan kebencian seperti kertas tipis. Aku sudah merobek
kertas itu.” Tegas Kang Woo. Dokter Kim seperti menahan amarahnya.
“Sepertinya
masih ada banyak kertas tersisa.” Ucap Dokter Kim. Kang Woo bingung dan
tiba-tiba Dokter Kim menyetuh bagian telinganya.
“Coba
kulihat telingamu... Aku ingin tahu apa ada sesuatu di sana.” Kata Dokter Kim.
Kang Woo binggung tiba-tiba telinganya di sentuh.
Kang Woo
kembali ke sekolah melihat Min Hyuk ada diruanganya, lalu berkomentar kalau
sepupunya ada di ruangannya tanpa menyembunyikan dirinya dan ingin tahu
alasanya. Min Hyuk ingin tahu alasan Kang Woo bersikap kejam kepada Bu Joo
“Kukira
kalian berdua berteman... Bukankah begitu?” ucap Min Hyuk. Kang Woo menyuruh
Min Hyuk Urus saja urusannya.
“Dia guru
yang hebat.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo mengeluh kalau tidak peduli. Min Hyuk
tiba-tiba memanggil Kang Woo “Hyung”
"Hyung"?
Kau tidak mau ada yang tahu bahwa kita sepupu. Bagaimana jika ada yang dengar? Kau
mungkin harus pergi, Pak Lee. Bukankah aneh jika Pak Dirut dekat dengan dokter
sekolah?” sindir Kang Woo.
“Urus
urusanmu sendiri. Tidak masalah jika aku menindas atau bersikap kejam
kepadanya. Ini rahasia di antara kami.” Kata Kang Woo. Min Hyuk tak bisa
berkata-kata.
Min Hyuk
masuk ruangan dan melihat Seo Yeon duduk sambil makan wafernya. Seo Yeon
meminta maaf karena makan tanpa minta izin. Min Hyuk tersenyum mengelurkan
coklat lainya dan memperbolehkan Seo Yeon datang kapan saja.
“Pak
Lee... Jika seseorang berbuat baik, mereka seharusnya diberkati, bukan? Menurutmu
kenapa aku sebaliknya?” ucap Seo Yeon sedih
“Apa Kau
baik-baik saja? Ada apa antara kau dan Pak Dirut?” tanya Min Hyuk penasaran.
“Sesuatu
yang bertakdir buruk. Seperti permen karet yang tersangkut di rambut. Sangat
rumit hingga satu-satunya cara mengangkatnya adalah dengan memotong rambut. Itulah
yang terjadi antara kami. Terima kasih untuk camilannya.” Kata Seo Yeon lalu
melangkah pergi.
Min Hyuk
menatap sedih Seo Yeon lalu mengangkat telp dari neneknya. Nenek Han ingin tahu
Apa Kang Woo baik-baik saja, karena berharap setidaknya dia punya setengah
kemahirannya. Min Hyuk menjawab kalau Kang Woo baik-baik saja.
“Jaga dia
baik-baik.. Kita harus segera berkumpul. Selamat tinggal.” Ucap Nenek Han
“Kenapa
Ibu selalu tidak senang dengan Kang Woo?” keluh Nyonya Oh. Nenek han menegaskan
harus punya pandangan objektif.
“Apa lagi
yang dimiliki Kang Woo kecuali ketampanannya? Dia tidak punya pekerjaan atau
kepribadian yang baik.” Ejek Nenek Han.
“Dahulu
Min Hyuk seorang dokter, tapi sekarang, dia bekerja di bawah Kang Woo.” Balas
Nyonya Oh
“Sekali
dokter, tetap dokter... Omong kosong apa yang kau ucapkan? Jika dia mau, ibu
bisa membangun rumah sakit sekarang juga hanya untuknya.” Kata Nyonya Oh
“Ibu, itu
ide bagus. Min Hyuk selalu menjadi anak baik. Dia baik, pintar, dan rendah
hati. Kang Hee dan Kang Woo itu anakku, tapi mereka terlalu tidak ramah.” Kata
Tuan Lee. Nyonya Oh mengeluh dengan sikap suaminya.
“Sudah
terlambat. Kita harus pergi. Kita akan terlambat.” Kata Tuan Lee bergegas
pergi.
“Kau mau
ke mana?” teriak Kang Hee tiba datang. Tuan Lee kaget anaknya pulang ke rumah.
“Tidakkah
Ayah tahu ada janji makan malam dengan Whole Foods dari Inggris? Apa Ayah akan
meninggalkan mereka?” ucap Kang Hee marah. Nenek Han bingung.
“Ibu kira
kau tidak sibuk hari ini.” Ucap Nenek Han. Nyonya Han juga berpikir yang sama.
“Kamu memutuskan
untuk ke spa bersama kami karena kamu senggang, bukan?” ucap Nyonya Oh
“Ya.
Karena itulah... Terserah. Aku bukan boneka. Kau yang mengerjakan semuanya, jadi,
kenapa ayah harus ke sana?” kata Tuan Lee kesal
“Lihatlah
mata itu, Ibu.” Kata Kang Hee mengadu. Akhirnya Tuan Kang pun setuju akan pergi
dengan wajah kesal.
Di dalam
mobil, Nyonya Oh pikir Kang Hee tidak perlu mengantar mereka. Kang Hee pikir
ini sekalian lewat jadi akan mengirim Pak Kim ke sana untuk menjemput mereka
berdua. Nyonya Oh menyuruh suaminya agar memesan risotto saffron karena ini sangat
enak.
“Terserah...
Tidak ada yang enak saat makan malam bisnis.” Kata Tuan Lee kesal
“Ibu,
haruskah kita pergi ke restoran itu untuk makan malam nanti?” ucap Nyonya Oh.
Nenek Han bertanya Di mana
“Restoran
tempat Kang Woo melakukan kencan butanya.” Kata Nyonya Oh. Kang Hee baru tahu Kang Woo pergi kencan buta
“Entah
kenapa, dia menyetujuinya. Tapi dia pasti tidak menyukainya. Kencan butanya
gagal. Tapi yang penting, dia setuju melakukannya.” Ucap Nyonya Oh
“Biarkan
saja dia. Dia pasti punya rencana sendiri. Dia tidak sembarangan.” Saran Kang
Hee.
“Ada apa?
Dia memberitahumu sesuatu?” tanya Nyonya Oh penasaran. Kang Hee mencoba
mengalihkan kalau sudah berada di tempat tujuan dengan wajah gugup.
Seo Joon
tertawa melihat hasil yang diperoleh Joo Hee dalam soal latihan. Joo Hee
menatap sinis lalu membuka lembaran buku Seo Joon ternyata semuanya salah juga.
Seo Joon mengaku kalau itu semua atau tidak sama sekali. Saat itu Won Seok
keluar kamar.
“Halo,
aku tidak tahu kamu di rumah.” Sapa Joo Hee bahagia melihat Won Seok
“Won Seok,
Kakak mau berangkat sekarang? Makanlah. Kakak suka ubi.” Kata Seo Joon. Won
Seok mulai memakan ubi.
“Ini
Enak, bukan? Orang tua Ho Dol punya kebun ubi jalar.” Ucap Seo Joon. Won Seok
bingung siapa itu.
“Tutorku.
Kalian pernah bertemu.” Kata Seo Joon. Won Seok bingung karena membahas tutor
privat tapi tak ada siapapun.
“Kami
istirahat sejenak... Dia di kamar mandi.” Kata Seo Joon. Jooo Hee terus menatap
Won Seok yang terlihat sangat tampan.
Ho Dol
baru saja keluar dari kamar mandi, Won Seok sengaja menunggu di lorong lalu
berkomentar kalau Ho Dol pasti mengenalinya. Ho Dol panik lalu menyangkalnya.
Won Seok tak percaya sambil berjalan memastikan kalau Ho Dol pasti
mengingatnya. Ho Dol mengaku tak tahu.
“Jadi,
kau hanya penasaran hari itu.” Ucap Won Seok. Ho Dol menyangkal kalau sungguh
mengumpulkan keberanian.
“Jadi, kau
ingat.” Kata Won Seok. Ho Dol panik lalu berjanji tidak akan bilang siapa pun.
“Aku tidak
akan memberi tahu keluargamu. Aku akan berpura-pura tidak tahu, jadi, biarkan
aku terus mengajari mereka.” Ucap Ho Dol. Won Seok melonggo bingung.
“Aku
bukan tipe yang suka membocorkan rahasia orang lain. Aku berjanji akan
merahasiakan ini. Sepengetahuanku, kita belum pernah bertemu di bar...Tidak
pernah.” Kata Ho Dol lalu bergegas pergi dengan wajah ketakutan.
“Apa yang
dia katakan? Merahasiakan apa?” ucap Won Seok bingung karena keluarganya sudah
tahu.
Seo Yeon
melihat foto dengan Kang Woo terlihat sangat sedih, Won Seok melihatnya lalu
duduk disamping adiknya sambil bertanya apa yan harus dilakukan, apakah Seo
Yeon mau kalau ia menghajarnya habis-habisan. Seo Yeon pikir Kang Woo bahkan
tidak layak dihajar.
“Aku
bodoh karena ditipu.” Kata Seo Yeon kesal. Won Seok pikir kalau adiknya itu
hanya pacar palsu jadi itu pasti tidak ada masalah.
“Benar...
Jangan cemaskan aku dan pergilah bekerja.”kata Seo Yeon. Won Seok pun pamit
pergi. Seo Yeon lalu menghapus foto saat berdua dengan Kang Woo.
Jang Mi
melihat dengan teropongnya dari depan rumah, lalu bertanya-tanya kenaapa Seo
Yeon murung sekali. Ia pun berpikir kalau pasti karena Kang Woo lalu menatap
foto Kang Woo yang sudah ditempelnya lalu menegaskan tidak pernah menyukainya
sejak awal.
Saat itu
ponselnya berdering, si bibi bertanya Jang Mi dimana karena ibunya datang. Jang
Mi panik langsung bergegas pergi.
Jang Mi
masuk rumah tergesah-gesah lalu melihat ibunya sedang memilih pakaian. Ia lalu
menyapa ibunya, sang ibu menatap pakaian anaknya lalu memberikan sebuah baju
yang terlihat dengan model tua, lalu memberitahu Usianya 47 tahun.
“Dia
menceraikan istri ketiganya tiga bulan lalu karena perbedaan yang tidak bisa
dikompromi. Dia punya 30 juta dolar. Waktu kita tidak banyak. Pakai ini dan
keluarlah.” Ucap ibunya. Jang Mi tak bisa menolaknya.
Seorang pria
berkomentar kalau Baek Hyo Jung terkenal jahat karena punya 15 anak di luar
nikah. Jang Mi hanya diam saja. Si pria
berkomenta anak Tuan Baek Mereka punya ibu yang berbeda dan Jang Mi anak
selingkuhan kelimanya dan kebetulan seorang putri.
“Setidaknya
kau harus menikahi pria kaya dan menguntungkan keluargamu. Bukankah begitu?”
ucap Si pria terus menyindir Jang Mi. Jang Mi hanya terdiam.
“Ibumu
memberikan ini kepadaku. Apa Kau mau naik?” ucap si pria memberikan kunci kamar
hotel.
Ibu Jang
Mi menarik rambut Jang Mi dikamar mandi, terlihat sangat marah karena berani
menolak dan seharusnya mengikutinya ke atas. Ia pikir itu tak sulit untuk tidur
dengan pria itu lalu mengumpat marah sambil terus memukulnya, tiba-tiba Kang
Hee datang menahan tangan ibu Jang Mi.
“Apa suamimu
berselingkuh dengannya?” ucap Kang Hee. Ibu Jang Mi marah bertanya siapa wanita
yang berani menahan tanganya.
“Minggir.
Dia putriku.” Ucap Ibu Jang Mi. Kang Hee pikir itu bahkan lebih buruk.
“Teganya
kau memukuli anakmu sendiri.”ucap Kang Hee marah. Ibu Jang Mi pun tak bisa
berkata-kata menyuruh anaknya akan bicara lagi.
“Dia agak
pendek... Kau pasti bisa mengatasinya. Seharusnya kau balas memukulnya.” Ucap Kang
Hee. Jang Mi tak banyak bicara hanya bisa pamit dan langsung pergi.
Jang M
berjalan dengan rambut yang berantakan dan banyak orang yang menatap
heran. Ia pun akhirnya duduk di taman
sambil memijat kakinya yang pegal karena sepatu heelnya. Tiba-tiba seseroang
datang memberikanya sandal.
“Kamu
menarik perhatianku dari tadi. Pergelangan kakimu pasti sakit sekali. Kau bisa
memakai ini. Kubeli ini seharga tiga dolar, jadi, tidak apa-apa.” Ucap Seo
Yeon. Jang Mi melonggo tak percaya Seo Yeon membantunya.
Seo Yeon
menghampiri Mi Kyung yang menunggunya. Mi Kyung mengeluh Seo Yeon itu belum belajar
untuk tidak terlalu penasaran dari kesalahan masa lalunya. Seo Yeon hanya bisa
tersenyum. Mi Kyung pikir wanita tadi tampak tidak asing. Seo Yeon pikir tak
seperti itu
“Omong-omong,
aku tidak melihat wanita yang dahulu ada di sini.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon
bertanya Siapa
“Orang
dengan nama paling jahat?” kata Mi Kyung. Seo Yeon menebak yang dimaksud Baek
Jang Mi
“Kurasa
dia sudah menemukan tempat berlindung.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung pikir itu bagus
lalu mereka kembai lari.
“Kita
harus minum karena baru berolahraga. Mari makan sesuatu yang lezat.” Ucap Mi
Kyung. Seo Yeon setuju mereka akan pergi ke restoran.
Kang Woo
sibuk membuat pola bajunya, Hyun Soo datang berkomentar sudah mendugnya kalau Orang
bilang perpisahan adalah tenaga penggerak kerja keras dan memujinya. Kang Woo
terlihat masih marah mengeluarkan guntingnya.
Hyun Soo
ketakutan akhirnya pamit pergi lalu mengeluh Kang Woo itu bisa jadi amat pemarah.
Ia lalu teringat sesuatu bertanya-tanya kenapa Kim Mi Kyung pendiam sekali
belakangan ini sambl melihat ponselnya dan ragu kalau Mi Kyung akan membiarkan
begitu saja.
Seo Yeon
dan Mi Kyung berjalan melewati penjual boneka rumput. Seo Yeon menatap sedih
teringat saat ingin menukarnya lain kali. Tapi Kang Woo melarangnya dengan
berkata “Jangan sentuh Pak Kentang tanpa izin.” Seo Yeon tak percaya kalau Kang
Woo sudah memberikan nama.
“Apa Pak
Kentang baik-baik saja? Dia tidak akan kejam ke Pak Kentang karena membenciku, kan?”
ucap Seo Yeon sedih melihat tanaman yang diberikan pada Kang Woo.
“Ada apa?
Kamu mau? Mau kubelikan satu?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon tersadar lalu
menolaknya.
“Benar
juga. Apa Kau sudah menelepon Hyun Soo?” tanya Seo Yeon. Mi Kyung mengaku belum
dan untuk apa menelpnya.
“Seseorang
seperti dia hanya pantas didiamkan. Dia bukan manusia. Mana bisa aku bicara
dengannya?” ucap Mi Kyung lalu berjalan pergi dengan Seo Yeon.
Kang Woo melihat
gambar wajah Seo Yeon yang selama ini tak bisa digambar lalu melihat foto saat
bersama Seo Yeon dan mencoba menghapusnya. Akhirnya ia kembali olahraga dan
teringat yang dikatakan Seo Yeon.
“Meskipun
itu taruhan, aku merasa bersalah atas ucapan kejamku kepadamu. Karena itulah kali
ini, aku ingin membantumu. Tapi kamu berbohong lagi?” ucap Seo Yeon marah
“Apa Kau
pikir aku serendah itu?”tanya Kang Woo. Seo Yeon membenarkan menurutnya Kang Woo
terlihat serendah itu di matanya.
“Tidak
peduli betapa pun aku berubah, tidak masalah bagimu. Itu saja, kan?” Kata Kang
Woo menatap wajahnya dicermin.
Kang Woo
melihat ponselnya bergetar lalu menghela nafas mengangkatnya, Wakepsek bertanya
apakah Kang Woo tidak bekerja lagi hari ini. Kang Woo menjawab tidak. Wakepsek
bingung untuk bicara lalu mengingatkan kalau ini tentang hidangan yang disebutkan
tempo hari.
“Yang akan
Anda traktir. Kami menjadwalkannya hari ini.” Kata Wakepsek.
“Apa aku
harus ke sana?” tanya Kang Woo. Wakepsek pikir Kang Woo yang menyarankannya
jadi aneh kalau...
“Baiklah...
Kirimkan alamatnya.” Kata Kang Woo seperti ingin menutup telpnya. Wakepsek
bingung karena Kang Woo yang menawarkan untuk mentraktir dan bukan ia yang
minta ditraktir.
“Bagaimana
caraku menyesuaikan dengan kemauannya? Dia serius?” ucap Wakepsek bingung
dengan sikap Kang Woo yang berubah-ubah.
Kang Woo
mendengar semuanya lalu mengatakan “Halo” Keduanya panik karena ternyata ponsel
mereka masih tersambung dan langsung membuangnya dan buru-buru mematikan dengan
wajah panik.
Kang Woo kesal
dan teringat kalau Seo Yeon juga akan hadir. Mi Kyung memastikan Seo Yeon Jangan
membuat keributan karena Ia tidak ada dan Jika membunuh Kang Woo setelah
berusaha tidak melakukannya, maka harus segera menghubunginya.
“Aku tahu
tempat yang pas untuk mengubur mayat.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon mengeluh
mendengarnya.
“Kenapa
makan bersamanya hari ini?” keluh Seo Yeon kesal. Mi Kyung pikr kalau ia tidak
pergi ke rumah orang tuanya.
“Ini
upacara peringatan kematian ayahmu. Kamu harus hadir. Jangan khawatir. Sampaikan
salamku kepada ibumu.” Ucap Seo Yeon.
“Sebenarnya,
dia sangat bersyukur. Ibuku berterima kasih kepadamu karena daging mahal itu.”kata
Mi Kyung
“Ayah
suka daging. Masaklah yang banyak untuknya. Sampai jumpa.” Kata Seo Yeon lalu
melangkah pergi.
“Kenapa
aku tidak bisa tenang? Aku merasa dia akan mabuk dan mendapat masalah hari ini.
Haruskah kuminta seseorang untuk menjaganya?” ucap Mi Kyun khawatir.
Saat itu
Min Hyuk lewat, Mi Kyung pun langsung
memanggilnya., Mi Hyuk menatap binggung tapi Mi Kyung dengan jarinya meminta
rekan kerjanya itu mendekat.
Seo Yeon
menunggu didepan restoran, Kang Woo datang dengan mobilnya lalu melempar kunci
mobil pada Seo Yeon kalau harus menyetir setelah makan jadi memperingatkan agar
angan minum. Seo Yeon pikir Kang Woo bisa menelepon layanan sopir pengganti.
“Aku yang
memutuskan.” Ucap Kang Woo sinis. Seo Yeon mengumpat kesal lalu masuk ke dalam
restoran.
Kang Woo duduk
disamping Wakepsek dan para guru mencoba untuk makan, Seo Yeon duduk di meja
yang berbeda dengan Min Hyuk. Kang Woo menatap sinis melihat keduanya seperti
sangat dekat. Seo Yeon pun masih menatapnya.
“Seo
Yeon, Apa kau mau minum?” ucap Min Hyuk akan menuangkan soju. Seo Yeon menolak Tidak
hari ini.
“Begini
saja. Biar kutuangkan minuman.” Kata Seo Yeon. Min Hyuk pun tak minum karena berkendara
“Pak Lee,
kau pria yang sangat baik.” Ucap Seo Yeon, Min Hyuk terpana mendengar pujian
Seo Yeon sampai menjatuhkan soju yang ada didekatnya.
Seo Yeon
langsung mengambil tissue mengeluh kalau sojunya sayang karena tumpah, lalu
mencicipi ditanganya yang terkena soju lalu merasakan kalau itu manis. Akhirnya
ia tak peduli dengan larangan Kang Woo langsung meminum soju dan bir tanpa
henti.
Akhirnya
Seo Yeon pun mabuk dan duduk di taman depan restoran mengajak bicara bunga yang
ada di depanya. “Kamu cantik. Siapa namamu? Aku Joo Seo Yeon.” Saat itu Kang
Woo datang memarahi Seo Yeon yang mabuk.
“Sudah
kubilang jangan minum.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon mengumpat marah merasa tak
peduli dan menyuruhnya pergi.
“Apa-apaan
kamu? Itu kotor!” kata Kang Woo panik melihat Seo yeon melemparnya tanah.
“Belajarlah
dan jangan muncul di depanku.. Pergilah.”
Ucap Seo Yeon.
Kang Woo
melihat tangan Seo Yeon yang kotor langsung mengelap dengan sapu tanganya
sambil mengejek Seo Yeon itu anak-anak karena bermain dengan tanah. Seo Yeon
langsung menarik tanganya mengeluh kalau sangat menjijikkan.
“Pulanglah
sekarang.” Kata Kang Woo membantu Seo Yeon berdiri. Seo Yeon langsung
melepaskan tangan Kang Woo.
“Sudah
kuduga. Orang tidak berubah semudah itu... Kukira kau sudah berubah. Tapi kau
belum berubah sama sekali.” ucap Seo Yeon marah
“Apa kamu
buta? Bukankah ini sudah jelas? Aku benar-benar berubah!” teriak Kang Woo marah
“Tidak.
Kau orang jahat sama seperti dahulu dan sekarang. Kau berbohong tentang
perasaanmu.” Ucap Seo Yeon marah
“Hei,
yang terjadi 15 tahun lalu...” ucap Kang Woo. Seo Yeon masih tak percaya kalau
Kang Woo itu bisa tetap sama
“Aku
berubah. Sungguh! Apa Kau tahu betapa keras usahaku untuk berubah?” ucap Kang
Woo
“Ya. Kamu
melakukannya. Seolah-olah perubahan 180 derajat saja tidak cukup, kau melakukan
perubahan 360 derajat.” Kata Seo Yeon
“Ya, aku
melakukan 360... Itu artinya aku sama. Kau tahu, tidak?” ucap Kang Woo
“Kau belum
berubah sedikit pun. Aku tidak suka apa pun darimu. Tidak ada. Kau pria yang
tidak pernah berubah. Kau tidak pernah berubah.” Tegas Seo Yeon
“Lantas,
aku harus bagaimana? Apa yang harus kulakukan agar kau menyukaiku?” tanya Kang
Woo. Seo Yeon terlihat marah menunjuk ke arah Kang Woo dan saat itu tubuhnya
langsung jatuh pingsan.
“Apa yang
bisa kulakukan untuk memiliki hatimu?” ucap Kang Woo sedih dengan Seo Yeon
sudah ada dipelukanya.
Tiba-tiba
Min Hyuk datang menarik Seo Yeon dipelukanya. Kang Woo bingung dengan yang
dilakukan oleh sepupunya. Min Hyuk mengatakan akan mengantar Bu Joo ke
rumahnya. Kang Woo tak percaya dengan sikap sepupunya.
“Kamu yang
merundung dia. Apa yang kau lakukan sekarang?Apa Kau tidak tahu kenapa dia
mabuk berat?” ucap Mi Hyuk marah
“Kubilang
itu bukan urusanmu.” Kata Kang Woo. Min Hyuk tak peduli menegaskan kalau akan
menjadikan itu urusannya. Kang Woo hanya
diam saja.
Min Hyuk
akhirnya membaringkan Seo Yeon di dalam mobilnya, Kang Woo menahan pintu mobil
Min Hyuk sambil berkata “Apa yang kau lakukan? Kau pikir kau siapa? Tunggu, apa
kau menyukai...” lalu terdiam. Min Hyuk menyuruh Kang Woo agar menanyakan saja.
“Kau tahu
aku tidak bisa berbohong. Tanyakan kepadaku alasanku melakukan ini.” Ucap Min
Hyuk. Kang Woo terdiam saja.
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar