PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
duduk dengan Seung Jung sambil minum kopi bersama. Lalu Se Ri membahas kalau
Seung Jung itu punya bisnis di sini.
Seung Jung mengaku Tepatnya sedang riset pasar. Se Ri ingin tahu untuk apa.
Seung Jung membahas kalau Se Ri pasti kenal Jim Rogers.
“Dia
salah satu dari tiga investor teratas. Dia sahabatku.” Kata Seung Jung. Se Ri
mengeluh agar Seung Jung Jangan membual.
“Jadi,
dia bilang ini padaku. Dia ingin investasikan uangnya di Korea Selatan jika
bisa. Kenapa? Nilai pertanian di sini masih belum tinggi. Seperti lautan biru
terakhir di dunia. Jadi, aku meriset dan layangkan fondasi di balik layar agar
bisa ambil kesempatan.” Ucap Seung Jung terus mencoba menyakinkan.
“Jadi,
apa kau datang untuk mencari tanah?” tanya Se Ri. Seung Jung membenarkan kalau
tambang batu bara yang dibeli di Irlandia makin menurun labanya.
“Biayanya
besar. Jadi, aku melihat Tambang Batu Bara Aoji.” Kata Seung Jung.
“Jangan
bahas Aoji. Mana uang yang kau dapat dari menipu kakakku?” ucap Se Ri sinis.
“Itu
bukan tipuan. Kurasa kau tak tahu karena kau sudah lama di sini. Ada salah
paham di antara kami, tapi sudah diluruskan.” Kata Seung Jung
“Kau
berbohong.” Ucap Se Ri bisa langsung tahu. Seung Jung menantanga agar bicara
dengannya di telepon
“Benar.
Kita tak bisa menelepon ke Korea Selatan. Tapi aku serius.”kata Seung Jung
menyakinan saat itu CEO Chun diam-diam mengambil gambar Se Ri.
Di
ruangan restoran lainya, Nyonya Ko membahas keduanyaa anak mereka yang sudah
bertemu. Ibu Jung Hyuk membenarkan. Nyonya Ko pikr Karena Jung Hyuk sangat
hati-hati dan santai, jadi putrinya tak sabar dan pergi menemuinya. Dan
mengeluh dengan sikap ibunya. Tapi Nyonya Ko pikir yang diucapkan itu adalah
pujian.
“Hati-hati
dan santai merupakan sifat bagus.” Ucap Nyonya Ko. Ibu Jung Hyuk membenarkan.
“Omong-omong,
Dan tampak cantik.” Kata Ibu Jung Hyuk memuji. Nyonya Ko makn bangga kalau
anaknya memang cantik.
“Dia
bahkan lebih cantik kemarin. Tapi Tiap harinya dia makin menua. Sel yang dia
miliki kemarin sudah hilang. Yang dia miliki sekarang akan hilang besok.” Kata
Nyonya Ko. Ibu Jung Hyuk terlihat bingung.
“Para pria
dan wanita rupawan akan mulai layu. Menurutku, itu kerugian besar bagi negara
ini. Aku tahu kami agak lalai. Jadi Pikirkanlah. Pernikahannya tertunda karena
kecelakaan putra kalian. Berkabung untuk orang tuamu berakhir dalam tiga hari, tapi
ini sudah tujuh tahun.” Ucap Nyonya Ko mulai menyerocos.
Dan
memperingatkan ibunya yang sudah banyak omong, Nyonya Ko panik menutup
mulutnya. Tuan Ri pun akhirna langsung memutuskan agar men adakan acara
pernikahan pada Sabtu terakhir bulan depan. Jung Hyuk kaget begitu juga ibu Dan
lalu mengaku ini akan menyenangkan.
“Akan
segera kupindahkan Jung Hyuk ke Pyongyang. Kami akan carikan apartemen di sana,
dan membeli perabot.” Kata Tuan Ri
“Kau tak
perlu menyiapkan... Astaga. Tapi kami tak bisa lakukan itu. Kami harus beli
perabot dan perkakas.” Kata Nyonya Ko. Ibu Jung Hyuk tak mengerti maksud
Perabot dan perkakas
“Nyonya,
kau tampaknya tak menyadari tren terkini. Perabotan itu kabinet, laci kasur, kloset,
rak buku, dan rak sepatu. Perkakasnya kulkas, mesin cuci, perekam, telepon,
kamera, dan kipas angin.” Kata Nyonya Ko.
Ibu Jung
Hyuk menganguk mengerti. Jung Hyuk serta Dan hanya saling melirik dengan
tingkah orang tua mereka. Nyonya Ko dengan wajah bersemangat memberitahu Ada
robot pengisap debu, penanak nasi yang bisa bicara, dan juga selimut bulu
angsa.
“Kami bisa
persiapkan lebih dari itu. Bagaimana, Jung Hyuk? Jika agak terlalu cepat...”
kata Nyonya Ko
“Ini
sudah dijanjikan. Jadi Harus kita tepati.” Ucap Jung Hyuk. Nyonya Ko pikir
mereka harus buka sampanye malam ini.
“Bawakan
sampanye termahal di sini. Kami harus merayakan sesuatu.” Kata Nyonya Ko.
Se Ri
sedang mencuci tangan di toilet, saat itu Dan masuk melihat Se Ri mulai memoles
wajahnya sambil berkomentar kalau mereka pasti membahas sangat penting karena Se Ri sampai
mengikutinya ke Pyongyang. Se Ri mengaku tak mengikutinya kemari tapi hanya
datang bersamaan.
“Kau pergi
ke hotel dengan seorang pria dan minum kopi dengan yang lain. Ternyata kau
sangat mudah bergaul, Ataukah kau nakal?” ucap Dan sinis
“Kenapa? Aku
sudah minum kopi dengan pria yang datang bersamaku. Sebelum ini.” Ucap Se Ri.
Dan pikir seperti itu.
“Aku baru
saja menentukan tanggal pernikahan dengan pria itu. Kami akan menikah pada
Sabtu terakhir bulan depan.” Ucap Dan.
Se Ri menutupi rasa terkejutnya.
“Begitu
rupanya. Selamat. Andai aku bisamenghadiri pernikahan kalian, tapi aku sudah
pergi saat itu.” Ucap Se Ri
“Jangan
khawatir. Kau pergi dari sini saja merupakan hadiah pernikahan terbaik.” Kata
Dan sinis lalu keluar dari toilet.
“Menghina
orang dengan senyuman merupakan keahlianku. Tapi dia mengalahkanku... Sial...
Se-ri... Kau cantik seumur hidupmu, tapi kenapa kau tampak norak saat ini? Aku
seharusnya memilih Gaya Halo, bukan Gaya Perpisahan.” Ucap Se Ri kesal melihat
bentuk rambutnya.
Seung
Jung berbicara ditelp berpikir Se Hyun sudah melihat foto yang dikirimkan. Se
Hyung masih tetap tak yakin kalau menurutnya hanya mirip saja. Seung Jung
mengeluh kalau tak mungkin bisa menemukan wanita yang mirip Se Ri.
“Tunggu.
Jangan tutup.” Ucap Seung Jung sengaja menaruh ponselnya dimeja.
“Apa Kau
mau jalan-jalan?”tanya Se Ri saat kembali, Se Hyung kaget kalau ternyata itu
suara adiknya yang hilang.
Keduanya
berjalan keluar, Se Ri berkomentar Bahkan di Pyongyang, segalanya indah saat
daun gugur karena Seperti Seoul. Seung Jung pikir itu Benar lalu merasa sudah
selesai bicara jadi Kini giliran Seung Jung sekarang.
“Ada apa
denganku?” ucap Se Ri bingung. Seung Jung ingn tahu alasan Se Ri bisa sampai ke
korea utara
“Ada
kecelakaan.” Kata Se Ri. Seung Jung ingin tahu Kecelakaan apa. SeRi pikir Tak
bisa memberi tahu sekarang.
“Akan
kujelaskan nanti. Yang bisa kuberi tahu aku akan segera kembali ke Seoul. Karena
kau di sini untuk bisnis, kau akan kembali.”ucap Se Ri. Saat itu Se Hyung terus
mendengar suara adiknya dengan wajah tegang.
“Kalau
begitu...Aku boleh minta bantuan? Bilang pada ayahku, aku masih hidup. Dan... minta
dia melanjutkan sesuai rencana Sampaikan itu sebelum rapat pemegang saham.”kata
Se Ri
Seung
Jung mengerti dan akan menyampaikanya jadi tak perlu khawatir, Se Hyung yang
mendengarnya terlihat tegang. Se Ri pun
mengucapkan Terima kasih.
Didepan
hotel, Tuan Ko memberikan hormat pada Tuan Ri yang akan masuk mobil. Setelah
pergi ia kagetkan dengan wajah kakaknya yang terlihat berlebihan. Nyonya Ko
mengeluh karena seharusnya tahu wajah ini bisa menetapkan tanggal pernikahan
anaknya.
“Kurasa
tak ada yang tak bisa dia lakukan dengan wajah itu. Paman ikut bahagia, Dan.
Kau akan menikah.” Kata Tuan Ko
“Apa Itu
hanya kabar baik bagiku?” kata Dan sinis. Tuan Ko pikir Ibunya pasti bahagia
juga.
“Jadi,
permohonanmu dan ibumu sudah terkabul.” Kata Tuan Ko. Dan pun pergi lebih dulu
pamit pada Jung Hyuk berjanji akan meneleponnya.
Setelah
mobil pergi, Tuan Ko heran dengan sikap keponakanya. Ia lalu teringat seusatu
kalau soal yang ditanyakan waktu itu. Tatapan Jung Hyuk tiba-tiba mengarah pada
Se Ri yang berjalan dengan Seung Jung ditaman.
Jung Hyuk
akhirnya berjalan mengikuti Se Ri dan Seung Jung berjalan diseberang jalan, tapi
saat sebuah bus berhenti Ia tak melhat keduanya ada diseberang jalan, wajahnya
pun langsung panik. Se Ri dan Seung Jung masuk taman.
“Permisi,
Kamerad... Kenapa rokmu sangat pendek? Rambutmu terlalu panjang.” Ucap seorang
petugas yang sedang berpatroli melihat wanita dengan rok pendek.
“Seperti
era 1970-an. Apa Mereka jadi polisi pakaian dan gaya rambut? Sulit kupercaya.”
Kata Se Ri. Seung Jung pun juga ikut tertawa.
“Kenapa
kalian tak memakai pakaian yang pantas?” tanya seorang polisi mendekati keduanya.
Seung Jung dan Se Ri hanya diam saja sedikit ketakutan.
“Apa aku
tak bisa bahasa Korea? Aku bertanya, kenapa kalian tak memakai pakaian yang
pantas?” ucap polisi sinis
“Aku
diplomat Inggris. Kami baru sampai di Pyongyang, dan kami tak bisa bahasamu.
Apa yang kau mau?” kata Seung Jung memperlihatkan ID card dan bahasa ingris
yang fasih. Si pria ketakutan dan langsung meninggalkan keduanya.
“Orang-orang
Utara dan Selatan takut berbahasa Inggris.” Ucap Se Ri tertawa bahagai melihat
si pria lalu highfive.
Jung Hyuk
tiba-tiba datang, Se Ri kaget melihatnya. Seung Jung bertanya apakah Jung Hyuk
belum selesai bertugas. Se Ri bertanya kenapa Jung Hyuk ada disini. Jung Hyuk
pikir ia yang harusnya bertanya dan megajak Se Ri agar segera pergi.
“Seung-jun,
aku harus bersamanya. Jika ada yang harus kau bicarakan, hubungi nomor yang
kuberikan.” Ucap Se Ri bergegas pergi.
“Baik.
Sampai nanti... Bekerjalah dengan baik, Pak Ri.” Kata Seung Jung melambaikan
tanganya.
Se Ri
berjalan dengan Jung Hyuk ditaman, Jung Hyuk mengingat ucapan Se Ri "Nomor
yang kuberikan” lalu bertanya Nomor mana yang diberikan. Se Ri mengaku kalau
memberikan nomor Jung Hyuk. Jung Hyuk
kaget mendengarnya.
“Seung
Jung janji akan mengabari ayahku. Kenapa kau tampak kesal? Kau bilang aku
pengawalmu yang melindungimu.” Ucap Se Ri heran.
“Aku tak
bisa melindungimu jika tak kelihatan.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir karena itu
Jung Hyuk terlihat marah.
“Apa Karena
tak bisa melihatku?” goda Se Ri. Jung Hyuk menegaskan kalau Se Riharus dalam
pandangannya.
“Bagaimana
kalau aku tetap dalam pandanganmu?” kata Se Ri. Jung Hyuk mengatakan kalau Se
Riakan aman.
“Selama
kau dalam pandanganku.” Ucap Jung Hyuk berjalan pergi. Se Ri pikir Jung Hyuk
itu bukan Avengers atau semacamnya.
“Kenapa
kau bisa yakin sementara kau tak tahu masa depan? Apa Kau pikir bisa selalu
menang?” ucap Se Ri mengikuti Jung Hyuk dibelkangnya.
“Tak
banyak kekalahan dalam hidupku.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir karena ada disini
“Walau
tak sempat coba naengmyeonPyongyang, tapi aku mau coba bir di dekat Sungai
Taedong. Apa Kau tahu tempatnya?” kata Se Ri.
Di sebuah
restoran, Se Ri melihat menu merasa bersemangat karena tak ingat kali terakhir
makan ayam goreng dan bir karena Sejujurnya, satu-satunya yang diinginkan adalah
ayam goreng renyah dan bir yang sering disantap di Seoul.
“Ayam
goreng mereka juga enak. Kau Pesanlah.” Ucap Jung Hyuk yang duduk disebelahnya
“Aku mau
bir tong nomor satu, yakni yang termahal di menu ini dan ayam goreng manis.”
Kata Se Ri
“Pesan
dua gelas 500 ml bir nomor 1 dan ayam goreng manis.” Kata Jung Hyu. Pelayan pun
menganguk mengerti.
Pesanan
pun datang, Se Ri langsung minum dengan cepat. Jung Hyuk pikir Tak ada yang
mengejarnya jadi tak perlu terburu-buru. Se Ri mengaku sangat kesal akhir-akhir
ini jadi mengajak untuk minum yang banyak. Jung Hyuk pikir Se Ri juga tak
berhenti minum.
“Tapi minum
hari ini terasa berbeda. Aku ambil foto untuk pasporku. Dan aku akan segera
pergi.” kata Se Ri. Lalu tiba-tiba lampu di restoran mati.
“Apa yang
terjadi?”tanya Se Ri bingung. Jung Hyuk menjawab Mati listrik.
“Aku tak
tahu kalau ada mati listrik di Pyongyang.” Ucap Se Ri mencoba menahan tawa.
Jung Hyuk memberitahu kalau Listrik akan menyala.
“Orang-orang
bahkan tak terkejut.” Komentar Se Ri dan bebebrapa pelayan memberikan lilin
pada setiap meja.
Keduanya
hanya diam saja, sampai akhirnya lampu menyala. Se Ri melonggo melihat Salju turun
didepan mereka. Jung Hyuk mengaku juga melihatnya. Se Ri pikir ini salju
pertama lalu panik karena mereka dalam masalah. Dan gawat.
“Melihat
salju pertama dengan seseorang, maka cintamu akan terwujud. Apa Belum dengar
mitos ini?” ucap Se Ri
“Ini kali
pertamaku mendengarnya.” Kata Jung Hyuk bingung. Se Ri menceritakan Di Seoul,
jaringan internet bermasalah saat turun salju pertama.
“Ini
Sungguh gila. Mereka ingin mengencani orang yang mereka sukai.” Kata cerita Se
Ri. Jung Hyuk bingung kenapa seperti itu.
“Jika
melihat salju bersama, cinta mereka terwujud.” Kata Se Ri. Jung Hyuk tak
percaya tapi Se Ri membenarkan.
“Tapi,
tak berlaku untuk kita. Ini akan kacau.”kata Se Ri. Jung Hyuk juga berpikir
yang sama akan ada Kekacauan besar.
“Kekacauan
besar? Kenapa? Apa? Karena kau bersamaku sementara kau seharusnya bersama
tunanganmu? Apa Sebab itukah akan kacau?” ucap Se Ri sinis.
“Maafkan
aku, tapi apa kau punya gangguan kejiwaan? Seperti gangguan bahagia-sedih?”
kata Jung Hyuk heran.
“Apa itu
"gangguan bahagia-sedih"? Tunggu, maksudmu, gangguan bipolar?” kata
Se Ri kesal.
“Kau
terus berubah sikap. Aku tak tahu apa maumu.” Komentar Jung Hyuk.
“Aku
bahkan tak memahami diriku. Bagaimana bisa kau memahamiku? Dan siklus perubahan
suasana hatiku adalah kebiasaan minumku. Mari kita bersulang.” Ucap Se Ri lalu
minum.
Se Ri
akhirnya bersandar dibahu Jung Hyuk dan Jung Hyuk langsung mendorongnya. Se Ri
mengeluh kalau kepalanya sangat berat jadi sebentar saja. Jung Hyuk seperti tak
peduli. Se Ri yang mabuk mengeluh Jika
wajah kecilnyaini berat bagi Jung Hyuk.
“Ini
bahumu... Kenapa kau repot-repot membawa bahumu yang lebar? Kau harus kurangi ototmu
di sini.” Ucap Se Ri memukul manja bahu Jung Hyuk.
“ Bertahanlah
denganku sebentar lagi. Kepalaku berat karena aku punya banyak pikiran.” Ucap
Se Ri bersandar dibahu Jung Hyuk
“Kenapa
kau punya banyak pikiran? Kau akan segera pulang. Bukankah seharusnya senang?”
kata Jung Hyuk.
“Aku
menyukainya. Bagian menyukainya yang membuatku sakit kepala. Karena aku
menyukainya. Kau tak tahu apa-apa.” Keluh Se Ri yang menikmati salju di korea
utara.
Sementara
di Seoul banyak pasangan yang menikmati kebersaan dengan pasangan. Sek Hong dan
Tuan Park menikmati makan malam bersama, Tua Park dengan wajah bahagai memakan
ayam dan yakin kalau itu petunjuk besar
karena dapat petunjuk maka Polisi akan analisis rekamannya dan melacak
lokasinya.
“Mereka
pasti akan menemukannya. Kau juga kirimkan mereka rekamannya, 'kan? Kakaknya
dan kakak iparnya.” Kata Tuan Park
“Ya,
kuberikan ke sekretarisnya.” Ucap Sek Hong. Tuan park ingin memastikan kalau
keluarganya bisa mempercayai mereka.
“Hei,
mari kita minum. Mari kita minum untuk kembalinya bos kita, Se-ri. Bersulang.”
Kata Tuan Park.
“Tunggu...
Aku mau dia kembali dengan selamat, tapi haruskah secepat itu?” keluh Sek Hong.
Tuan Park terlihat bingung.
“Kawan,
dengarkan aku. Inilah alasan terbesarku. Aku senang dia masih hidup. Bahkan Aku
begitu gembira. Aku lega karena tahu dia masih hidup. Aku jadi ingin ke gereja akhir
pekan ini. Aku serius.” Jelas Sek Hong. Tuan Park pikir lalu kenapa.
“Tapi
saat kupikir dia akan kembali, memang benar, aku berpikir dia bisa
menikmatinya. Hanya saja, aku berhak mendapatkan istirahat seperti ini.
Akhir-akhir ini, malamku jadi makin santai.” Kata Sek Hong
“Hei, dia
dari keluarga kaya. Apa Kau pikir keluarganya akan tinggal diam setelah
mendengar suaranya?” kata Tuan Park.
Papan
nama di ruangan Tuan Yoon, tapi yang duduk dibangku adalah Nyonya Ko. Se Hyung
bertanya bagaimana bisa adiknya, Se-ri, bisa berakhir di sana. Tuan Oh
kebingungan mengaku Saat dengar itu mengira itu tak mungkin.
“Astaga,
aku tak tahu juga kenapa dia ke sana.” Kata Tuan Oh. Se Hyung pikir Tuan Oh
harus melakukan ini. Tuan Oh mengerti
“Pastikan
dia...” kata Se Hyung. Tuan Oh memotong mengatakan akan memulangkannya.
“Kamilah
ahlinya. Kami akan lakukan yang terbaik agar dia bisa pulang dengan selamat. Aku
akan..” kata Tuan Oh .
“Bukan...
Pastikan dia tetap di sana.” Kata Se Hyung. Tuan Oh kaget memastikan kalau Se
Hyun tak ingin Se Ri pulang.
“Tidak..
Pastikan dia di sana selamanya. Apa Kau tak paham?” kata Se Hyung. Tuan Oh
terlihat masih shock
“Apa
Namamu Manajer Oh? Kami akan kirim orang ke rumahmu besok. Siapkan KTP dan
salinan buku rekening bankmu. Setelah terima kontraknya, maka uangnya akan
dikirim kepadamu.” Kata Nyonya Ko. Tuan Oh bingung.
“Dengar
baik-baik... Ini mudah... Kami ingin Se-ri tetap tinggal di sana. Dengan kata
lain, dia tak boleh kembali kemari. Pastikan saja itu terjadi. Jika berhasil, kau
takkan perlu khawatir soal uang seumur hidup.” Kata Nyonya Ko.
Didepan
rumah Jung Hyuk, Tuan Chun memberitahu Seung Jung agar mencegah Se Ri kembali
ke Korea Selatan dan lakukan apa pun. Ia mengatakan Jika melakukannya, maka Se
Hyun akan melupakan soal uang yang dicuri darinya dan semua pun jadi senang.
“Keluarga
yang baik... Kenapa mereka sekejam itu?” keluh Se Hyung sinis.
“Kita
hanya perlu fokus pada hasil dari kesepakatan ini.” Ucap CEO Chun. Se Hyung
pikir itu benar.
“Kita harus
menemui orang itu dahulu. Pejabat paling berpengaruh di bidangnya, Jo Chul
Gang. Di mana dia sekarang?” kata Seung Jung.
BADAN INSPEKSI PYONGYANG
Tuan Jo
makan dengan lahap di ruang interogasi terlihat santai. Tuan Hwang masuk
berkomentar tak pernah lihat orang habiskan makanan setelah kemari. Lalu
berkomentar Tuan Jo itu sangat berani.
Tuan Jo memberitahu kalau ada ungkapan, "Air mata jatuh ke bawah,
tapi sendok ke atas."
“Kami
bekerja keras demi bisa makan. Tak ada yang bisa hentikan aku menghabiskan
makananku.” Kata Tuan Jo
“Astaga,
kurasa kau tak paham situasi yang kau hadapi. Situasimu sangat berbahaya. Aku
memeriksa daftar panggilanmu. Kau sering bicara dengan Brigadir Teknisi yang
diduga kuat terlibat.” Kata Tuan Hwang
“Begitu? Pasti
ada alasan aku meneleponnya. Apa Itu dianggap sebagai bukti?” ucap Tuan Jo
mengejek. Tuan Hwang terlihat marah dan langsung memukul sambil mengumpat.
“Apa Kau
pikir aku akan baik kepadamukarena kau teman kami? Empat orang mati. Tiga di
antaranya para perampok makam yang kau suruh mencuri. Bukankah kau yang
menyuruh truk dari Brigadir Teknisi dan membunuh untuk bungkam mereka.” Kata
Tuan Hwang marah
“Direktur
Hwang Tae Yong dari Badan Inspeksi.” Ucap Tuan Jo. Tuan Hwang kaget kalau Tuan
Jo tahu namanya.
“Kau tak
tahu, tapi kita lebih dekat dari dugaanmu.” Kata Tuan Jo. Tuan Hwang bingung
karena tak pernah bertemu dengannya.
“Bagaimana
kalau kita lanjutkan ini tanpa para penyidik?”ucap Tuan Jo. Tuan hwang
mengancam agar Jangan bercanda atau tulang-tulangmu akan patah.
“Jawab
saja pertanyaanku!” ucap Tuan Hwang tak takut. Tuan Jo pikir kalau ini memang
yang dinginkankanya.
“Direktur
Hwang. Sebelum bergabung dengan Badan Inspeksi, putrimu menikah, 'kan? Bukankah
dia dapat unit apartemen baru di dekat Sungai Potong sebagai hadiah? Apartemen
30 lantai yang harganya 100.000 dolar?” ucap Tuan Jo.
Dua
penyidik yang mendengarnya panik dan langsung bergegas pergi. Tuan Hwang panik
bertanya siapa sebernarnya Tuan Jo dan Dari mana mengetahuinya. Tuan Jo
memberitahu untuk membantu Tuan Hwang membeli rumah untuk putrinya maka ia
menjual banyak barang antikku.
“Jika
penasaran, bilang saja. Aku mencatat tanggal dan waktunya. Dan aku juga punya
foto sebagai buktinya. Bukan hanya kau. Direktur Badan Penyidikan, Direktur
Badan Keamanan, dan para atasan. Hanya ada beberapa orang yang tak ambil uang
dariku.” Ucap Tuan Jo
“Tak butuh
banyak untuk jadi keluarga. Begitu berbagi, kau jadi keluarga. Biarkan aku
hidup juga... Kita keluarga.” Ucap Tuan Jo. Tuan Hwang terlihat gugup.
Bersambung
ke Part 3
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar