PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dan
melihat tampilanya di cermin dengan bajunya, Ibunya pikir baju terlalu mencolok dan berkomentar sudah
lama tak bertemu tunangan Se Ri lalu
berpikir agak berlebihan. Dan merasa ini tak apa-apa. Ibunya pikir Tetap
saja... tiba-tiba seseorang datang.
“Siapa
ini? Ternyata kau, Dan... Kapan kau kembali?” ucap Seorang wanita.
“Apa
kabarmu?Aku kembali baru-baru ini.” Ucap Dan. Si wanita melihat Dan tampak kurus dan tampak menyedihkan.
“Apa Jin
Sook baik-baik saja?” tanya Dan mencoba tetap sopan. Si bibi pikir anaknya
pasti baik-baik saja.
“Tahun
lalu dia melahirkan putra yang sehat. Dia hamil lagi tahun ini. Mertuanya
begitu senang dan terus mengatakan betapa diberkatinya dirinya.” Ungkap Si ibu.
Dan pun mengucap syukur.
“Dia
sedang menyusui bayinya... Kau harus menemui dia.” Ucap Si ibu. Dan menganguk
mengerti akan menemuinya nanti lalu beranjak pergi.
“Dan,
tunggu sebentar.” Ucap Ibunya lalu mendekati Dan berpura-pura merapihkan
pakaianya.
“Kau Pergilah
dan permalukan dia. Buat mereka sadar.” Bisik ibunya. Dan mengeluh dengan sikap
ibunya.
“Aku bisa
lakukan dengan pakaian apa pun.” Ucap Dan yakin lalu berjalan pergi.
“Dia
sudah menua, dan juga makin kurus. Dia pasti melalui banyak hal.” Komentar Si
bibi
“Dia
sengaja menguruskan badan untuk menyesuaikan tren global. Akhir-akhir ini, jika
kau makan apa pun, orang-orang akan menyebutmu babi. Apa Kau tahu soal itu?”sindir
Nyonya Go marah
“Kenapa
kau malah marah-marah? Aku hanya mencemaskannya sementara orang lain menikah, dan
punya keluarga sendiri.” Komentar sibibi
“Kau tak
perlu cemas. Sepuluh tahun terakhir di Rusia, putra Direktur Biro Politik Umum begitu
mendambakannya.” Kata Ibu Dan yakin
“Begitukah?
Aku lega. Kabarnya dia tak berminat menikah, dan mengajukan diri untuk
ditempatkan di pos perbatasan.” Kata sibibi
“Hei! Mereka
akan menikah tahun ini, jadi, datang dan nikmatilah bakmi buatan kami, jadi... Sampai
jumpa.” Kata Ibu Dan marah lalu berjalan pergi.
Se Ri
pergi ke pasar dan sengaja mendorong Nyonya Yang agar bisa berdiri disamping
Nyonya Ma. Nyonya Ma pikir terasa lebih baik ikut dengan mereka daripada tetap
di rumah. Se Ri setuju sambil merangkul lengan Nyonya Ma seperti kakaknya
sendiri.
“Yeong
Ae.. Bukankah kau mencari bedak tempo hari? Kami akhirnya dapat dari You and
Me. Ini hanya diekspor ke Eropa. Tapi kudapatkan ini untukmu.” Ucap penjual
make up memperlihatkan beda model baru.
“Kubeli
lain kali... Semoga kau menjual banyak.” Kata Nyonya Ma seperti tak suka dengan
bedaknya lalu mengembalikanya.
“Kami
juga punya produk dari Korea Selatan. Esens ini populer di Selatan.” Ucap Si
pegadang membuka gordenya.
“Tunggu...
Sejak kapan produkku jadi seterkenal ini?” ucap Se Ri melihat produk yang
dikeluarkanya.
“Sudah
terjual sekitar 15 juta botol.” Kata Si pedangan. Se Ri sambil terbatuk
memeberitahu Sudah 20 juta, terjual 20...
“Ini
memang melembapkan.” Ucap Nyonya Ma mencobanya dan bertaya Apa saja
kandungannya. Si wanita terlihat bingung.
“Segalanya
yang bagus terkandung di dalamnya. Mereka
melumatkan seluruh ladang menjadi itu. Anggap saja begitu.” Kata si pedagang.
“Ada
kandungan lada Korea, bunga pasque, dan ekstrak ginseng putih di dalamnya.
Sudah pasti memutihkan wajah, mengencangkan kulit, berkesan ringan seperti
udara, dan tidak lengket.” Ucap Se Ri yang sangat tahu tentang produknya.
“Astaga...
Kau begitu paham soal kecantikan. Pantas saja kau cantik.” Komentar Nyonya Ma.
Nyonya Yang dan Nyonya Na hanya bisa menatap iri. “Kau siapa? Kenapa logatmu
seperti itu?” tanya pedagang curiga. Nyonya Na berbisik kalau wanita itu Misi
rahasia, di Selatan.
“Jika itu
benar, kau pasti tahu banyak soal produk ini.” Kata Nyonya Ma. Se Ri yakin
kalau memang lebih tahu.
Nyonya Ma
pun memutuskan untuk membeli satu, Nyonya Yang dan Nyonya Na saling adu mulut
siapa yang akan membayarnya. Nyonya Ma pun berjalan pergi mencari yang lain. Se
Ri mendekati pedaganganya memberitahu Produk ini dikenal karena efek
melembapkan dan kilaunya
“Kau bisa
tekankan itu saat menjual.”ucap Se Ri. Si pedagang terlihat bingung.
“Sebagai
penjual, bukankah seharusnya kau hafalkan bahan-bahannya? Pastikan kau ingat
ini... Dan bukan 15 juta... Tapi 20 juta botol terjual.” Ucap Se Ri. Si
pedagang terlihat bingung.
Sek Hong
dan Tuan Park masuk ke gedung SeRi’s Choice. Tuan Park tetap membahas kalaubetapa langkanya
kematian dari paralayang di Korea Karena banyak hutan di negara mereka jadi hanya tulang retak atau lebam.
“Kau harus
ke sauna, dan juga bercukur.” Ucap Sek Hong memberikan uang pada Tuan Park yang
sangat lusuh.
“Hutan
negara kita terbanyak keempat di dunia. Ada hutan di mana-mana, bahkan di
pulau. Dan di zona demiliterisasi.” Kata Tuan Park.
“Hei!
Beraninya kau? Apa Maksudmu dia bisa saja jatuh di sana?” kata Sek Hog marah.
“Siapa
tahu? Tak sejauh itu.” Bisik Tuan Park.
Sek Hong mengeluh agar Tuan Park Jangan mendekat.
“Jika
begitu, BIN pasti sudah mengabari.” Kata Sek Hong. Tuan Park Mungkin dia menderita
amnesia setelah jatuh.
“Atau
mungkin menginjak ranjau, dan tak berani bergerak.” Kata Tuan Park. Sek Hong
mengeluh agar Tuan Park pastikan untuk mandi dan sangat bau.
“Yang
terpenting, mereka tak temukan peralatan atau jasadnya...” kata Tuan Park dan
terhenti melihat Nyonya Ko dan Se Hyung datang ke tempat mereka.
Tuan Park
memberikan kartu nama “ASURANSI MYUNGJI” Se Hyung mencoba menyebut nama “Ewa
Wi...” Tuan Park memberitahu namanya “Wiśniewska” Se Hyung pikir orang itu
embawanya, kecepatan angin, dan arah angin pada hari itu,
“Jadi apa
menurutmu kita lanjutkan pencarian di pulau-pulau barat laut dari zona
demiliterisasi?” kata Se Hyung. Tuan Park membenarkan.
“Aku agak
ragu mengatakan ini kepadamu. Pada hari itu, dia bilang kepadaku.” kata Sek
Hong masih mengingatnya.
Flash Back
Se Ri
mengatakan “Aku sedang buru-buru karena harus mendaki.” Sek Hong bingung m
"Mendaki"? Ke mana? Se Ri menjawab itu Tempat yang tinggi dengan
menatap ke arah langit.
“Saat
itu, aku tak paham maksudnya. Tapi setelah memikirkan perkataannya, mungkin
"tinggi" itu maksudnya... “ kata Sek Hong
“Korea
Utara... Kenapa tak bilang lebih awal? Semua jadi masuk akal.” Kata Tuan Park
“Apa
Maksudmu, dia kabur ke Utara?” ucap Se Hyung. Nyonya Ko terdiam mendengarnya.
“Bukan,
Pak. Bukan itu maksudku. Aku merasa dia punya firasat itu akan terjadi.” Ucap Sek
Hong ketakutan.
“Lupakan..
Pak Park.. Aku tahu biaya besar asuransi membuatmu dalam dilema. Tapi sebagai
kakaknya, aku tak bisa menerima dirimu menyebarkan rumor tak berdasar. Jika ini
terjadi lagi, pengacara perusahaan kami akan menyambutmu.” Ancam Se Hyung. Tuan
Park kaget mendengarnya.
“Jika itu
terjadi, kau tak akan hanya dipecat. Suamiku dan aku datang kemari mewakili
keluarga kami. Kami harus bersiap akan kemungkinan yang ada. Aku ingin melihat
laporan keuangan Pilihan Se-ri. Ada di mana?” ucap Nyonya Ko sinis.
Seung
Jung menembak burung dan berhasil membuatnya terjatuh. CEO Chun memuji Seung
Jung tampak sangat berpengalaman. Seung Jung mengaku suka menembak piringan
tanah liat saat di Selatan. CEO Chun mengeluh agar Hati-hati akan ucapannya.
“Jangan
menyebutkan Korea Selatan.” Pinta CEO Chun panik
“Pak
Cheon, kau mau memberikan 10.000 dolar kepadaku? Sudah kubilang, jangan ganggu.”
Kata Seung Jung
“Kau memang
memakai paspor diplomat, tapi ini masih Korea Utara. Jika sampai ketahuan, banyak
orang yang akan tertangkap.” Kata CEO Chun.
“Astaga,
aku paham... Bahkan anjing itu paham.” Kata Seung Jung menutup mulut lalu
memanggil anjing pelacak untuk mengambil burung yang ditembaknya.
“Bisa buatkan
naengmyeon dengan ayam pegar buruanku? Kudengar harus pakai daging pegar untuk
naengmyeon Pyongyang.” Ucap Seung Jung. CEO Jung ingin bicara tapi langsung
ditutup mulutnya. Seung Jung yakin kalau rasanya pasti lezat.
Dan turun
di STASIUN KAESONG, seorang pria menawarkan j tumpangan dan Mobil berikut ke Bongdong. Dan menatap mobil
pick up seperti hanya untuk kelas rendah lalu mencari taksi. Ia meminta agar mengantarnya menuju Bongdong.
“Ke mana
tujuanmu? Ini terlalu di ujung. Aku tak akan bisa dapat penumpang. Maaf.” Ucap Supir
taksi. Dan mengeluarkan uangnya.
“Tidak,
uang saja tak akan cukup... Jalannya juga berbatu. Aku sungguh tak bisa.” Kata Sopir.
Dan kembali menambahanya. Sopir meminta agar menambah lagi. Dan memberikan
semuanya, akhirnya sopir pun menyuruh masuk.
Di mobil,
Sopir menyanyi lagu korea utara seperti lagu trot. Dan hanya bisa mengernyitkan
dahi, lalu memilih memasang earphone dan melihat foto dirinya saat bersama
dengan Jung Hyuk. Mereka mulai masuk
jalan yang bergelombang dan menyusuri hutan. Tiba-tiba mobil berhenti.
“Mobil
ini kenapa? Matahari sudah mau terbenam. Bagaimana ini?” ucap sopir binggung.
“Apa Kau
butuh ponsel?” tanya Dan. Supir menganguk. Dan pun memberikan ponselnya.
“Kenapa
tak berfungsi? Apa Posisi kita terlalu tinggi?” ucap Supir bingug. Dan
kebingungan apa yang harus dilakukanya.
“Ada desa
sekitar 10 li dari sini Aku harus minta bantuan mereka. Tunggu di sini.” Kata sopir
bergegas keluar dari taksi. Dan bingung tak bisa mencegahnya.
Mobil
Seung Jung lewat dan melihat sosok Dan di dalam taksi lalu tiba-tiba meminta
supir berhenti. CEO Chun bertanya adaa. Seung Jung pikr kalau mobil itu rusak
dan bahaya meninggalkan wanita di sini.
“Kita
pergi saja... Jika kita bawa dia, dia akan curiga.” Kata CEO Chun. Seung Jung
tetap ingin mengajak Dan pergi bersamanya.
“Kenapa
kalian tak manusiawi? Ayo Mundurlah. Mundur.” Ucap Seung Jung.
Akhirnya
Dan duduk disamping Seung Jung. CEO Chun
bertanya Ke mana tujuannya. Dan menjawab Desa militer perbatasan. CEO Chun pikir
Tujuan mereka tak sejauh itu lalu bertanya apakah Tak apa-apa jika mereka
turunkan setengah jalan
“Paman,
ayolah... Apa salahnya jalan-jalan sedikit? Jangan cemas. Kami pastikan kau
sampai dengan selamat.” Ucap Seung Jung. Dan pu mengucapkan Terima kasih.
“Omong-omong,
kita pernah bertemu?” kata Seung Jung mulai merayu. Dan mengaku belum pernah.
“Wajahmu
tak asing... Boleh kutanya, kenapa ke sana?”kata Seung Jung. Dan langsung
menjawab tidak. Keduanya pun tak bisa
menahan tawanya.
“Kurasa
aku tak bisa.” Ucap Seung Jung menatap sinis pada dua orang yang
menertawakanya.
Di pasar
terlihat gelap, Se Ri bingung tak ada lampu jalan dan kemana arahnya karena tak
bisa bertemu dengan para Nyonya yang tadi berbelanja. Sementara Tuan Jo menerima telp dari Tuan
Choi
“Aku
sudah cari... Tiga tahun terakhir, tak ada wanita berusia 30-an di Divisi 11.” Ucap
Tuan Cho. Tuan Jo seperti kaget.
“Baru-baru
ini, ada satu orang. Tapi usianya 50-an dan aku kenal dia. Selain dia, tak ada
lagi.”kata Tuan Choi. Tuan Jo pun mengucapkan terimakasih.
“Akan
kubalas jasamu lewat Pak Choe... Sampai jumpa.” Kata Tuan Jo lalu menutup
telpnya.
Nyonya Na
dan Nyonya Yang datang menemui Jung Hyuk yang akan pulang ke rumah. Mereka
mengaku baru saja akan mencarinya, Jung Hyuk bingung. Nyonya Na memberitahu
tentang tunangan Jung Hyuk kalau tadi
mereka ke pasar bersama-sama, tapi dia hilang.
“Apa Dia
menghilang?!!” kata Jung Hyuk kaget. Nyonya Na mengaku tadi Se Ri itu bersama
mereka.
“Lalu
tiba-tiba dia menghilang. Sudah makin gelap, namun kami tak bisa mencarinya...”
ucap Nyonya Na belum selesai bicara tapi Jung Hyuk sudah berjalan pergi.
Nyonya Na
tak percaya Jung Hyuk berlari begitu
saja demi mencari Sam Suk. Nyonya Yang tak percaya kalau Jung Hyuk langsung
lari untuk mencarinya,tapi kenapa jantungnya ikut berdebar-debar sambil menepuk
dadanya. Nyonya Na pun meminta berhenti.
Se Ri
kebingungan dalam kegelapan dan teringat saat dirinya ditinggal sendirian di
pantai dan mulai menghitung. Jung Hyuk kebingungan melihat pasar yang gelap
tapi masih banyak orang yang berdagang, lalu melihat lilin yang pernah
dibelinya.
Dan
akhirnya sampai desa kebingungan mencari rumah Jung Hyuk, tapi melihat mobil
paman akhirnya meminta mengantar kesana.
Se Ri
masih terus menghitung sampai akhirnya menemukan sebuah cahaya dan semakin
dekat terlihat Jung Hyuk datang membawa lilin. Se Ri berjalan mendekat dengan
mata berkaca-kaca melihatnya seperti ada yang menyelamatkanya.
“Kali
ini, bukan cuma lilin, tapi yang wangi. Benar, 'kan?” ucap Jung Hyuk memberikan
alasanya. Se Ri membenarkan.
[EPILOG]
Di rumah,
Jung Hyuk membuka kotak tempat pembuat kopi lalu menmeukan sebuah kamera yang
masih disimpanya.
Flash Back
Se Ri
memegang ipod untuk merekam suaranya sementara Jung Hyuk sibuk dengan kameranya
mengambil gambar pemandangan. Se Ri memberitahu kalau sudah berada di atas
jembatan di Sigriswil bahkan tak punya penyesalan.
“Ayah,
Kak Se-joon, Kak Se-hyung, dan... Ibu. Aku akan pergi jauh. Jangan hidup
terlalu bahagia. Sesekali cobalah untuk
memikirkanku.” Ucap Se Ri dan bersiap-siap untuk melompat. Jung Hyuk agar
mengambil gambar tapi tiba-tiba Dan datang berdiri didepanya.
“Apa Kau
akan terus mengambil foto pemandangan? Ayahmu bilang padaku selama perjalanan
ini kita sebaiknya mengakrabkan diri.” Keluh Dan
“Benar.
Aku dengar soal itu juga. Sulit melakukannya setelah bertemu sekali.” kata Jung
Hyuk gugup.
“Aku
setuju... Tapi demi ayahmu, bukankah setidaknya kita harus foto bersama?” ucap
Dan. Jung Hyuk pikir benar dan meminta menunggu.
“Permisi..
Bisa tolong foto kami?” kata Jung Hyuk mendekat. Se Ri kaget dan tak siap
melompat
“Baik.
Berikan kameranya... Tapi di sini begitu menakutkan. Haruskah di sini dan
sekarang?” kata Se Ri lalu tersadar kalau Jung Hyuk sudah pergi dengan Dan.
Akhirnya
mereka pun berdiri didepan pegunungan. Se Ri melihat dari kamera lalu
berkomentar pria itu pantas dapat yang lebih baik. Dan seperti mendengarnyan
menatap Jung Hyuk. Saat itu Se Ri mengambil gambar untuk mereka berdua.
Bersambung
ke episode 5
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Di tunggu next episode nya min..
BalasHapusLanjut ya eonni.. Ditunggu sinopsisnya
BalasHapus