PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tentara
Pyo dkk akhirnya datang ke desa, dengan bangga kalau tentara Pyo yang menghajar
17 orang. Saat itu seorang sedang ada di tiang listrik lalu melaporkan kalau
Anggota Kompi Lima memasuki rumah Kapten Ri dan ingin tahu dengan sinyalnya.
Tuan Jung mengaku Bisa mendengarnya.
“Kamerad,
aku mau bicara denganmu.” Ucap Ju Meok. Se Ri kaget Ju Meok ingin bicara
denganya.
“Apa Kau
pikir itu masuk akal? Kwon Sang-woo dan
Choi Ji-woo akhirnya berpacaran...” ucpa Ju Meok tak terima. Se Ri pikir itu Tak
apa-apa.
“Tapi
kenapa Shin Hyun-joon harus mati?” keluh Ju Meok. Tuan Jung terus mencatat
percakapan keduanya.
“Hei,
penggemar Stairway to Heaven. Kau membuatku kesal dengan drama bertahun-tahun
lalu. Dari sudut pandangku, Shin Hyun-joon pantas mati saat itu.” Ucap Se Ri.
Ju Meok kaget dan merasa tak terima.
“Dia
sudah lama jatuh cinta dengan Choi Ji-woo. Kenapa dia harus...” kata Ju Meok
“Anggaplah
dia tidak mati. Berarti dia harus menyaksikan wanita pujaannya bahagia dengan
pria lain. Pikirkanlah.” Kata Se Ri santai. Tuan Jung terus mencatat dan
terlihat bingung.
“Tapi
tetap saja, kematiannya terasa tak adil.” Kata Ju Meok marah. Se Ri mengeluh
kalau Bukan i juga yang membunuhnya.
“Itu
sudah berakhir. Jangan paksa aku Ini obsesi. Wanita benci ini Kau membuatku
kesal” keluh Se Ri
“Dia
bersikeras tidak membunuhnya... "Ini sudah berakhir. Obsesi." Apa
yang mereka bicarakan?” ucap Tuan Jung bingung menuliskan catatanya.
Jung Hyuk
pergi ke Pos “KEMENTERIAN ANGKATAN BERSENJATA KOREA KEPOLISIAN. Seorang petugas
meminta Jung Hyuk agar menunjukan surat izinnya. Jung Hyuk memperlihatkan dan
memberitahu kalau ia adalah Kapten Kompi Lima dari Batalion Polisi Militer.
“Kepala
pos jaga ada di sini?” tanya Jung Hyuk. Akhirnya Jung Hyuk bertemu dengan
kepala pos jaga.
“Ya.
Sekitar pukul 23.00, tanggal 16, tiga truk Kamaz melewati daerah ini.” Ucap
Kepala pos.
“Area ini
hanya bisa dilewati dari Pos Jaga 10, 'kan?” ucap Jung Hyuk memastikan. Kepala
Pos membenarkan.
“Apa Ada
yang mencurigakan?” tanya Jung Hyuk. Kepala Pos mencoba mengingat-ingat.
“Ketiga
truk besar yang bisa memuat sepuluh ton kosong saat datang dan pergi, itu
jarang terjadi. Aku pikir Tak ada alasan melakukan itu, karena menyia-nyiakan
bahan bakar.” Cerita Kepala Pos.
Flask Back
Kepala
Pos mencoba melihat isi dari truk. “Saat aku melihat truknya lewat, awalnya kukira mau mengangkut
air. Tapi isi kargonya masih kosong saat keluar.” Akhirnya Ia
meminta surat izin pengemudi truk, si pria memberikan suratnya.
Kepala
melihat tertulis “SURAT IZIN BAGIAN TEKNISI”
Jung Hyuk
memastikan kalau Mereka sungguh dari Bagian Teknisi. Kepala Pos mengaku tidak
memeriksa Tapi kendaraannya memang milik Bagian Teknisi. Jung Hyuk bertanya apakah ia tahu
wanita yang tewas hari itu Kepala memberitahu kalau Wanita itu dari Sinuiju.
“Dia pedagang
jarak jauh di wilayah ini. Karena pelat nomornya ditemukandi daerah sini, tampaknya
dia mengalami kecelakaan saat ingin menumpang ke Kaesong. Sangat gelap saat
malam di sini, jadi...” ucap Kepala Pos
“Mungkin
saja dia saksi.” Komentar Jung Hyuk. Kepala mengaku Saat itu gelap, tak bisa
lihat dengan jelas, tapi...
Si Pria melihat
bagian depan truk yang tajam saat masuk ke pos penjagaan.
“Armor yang dipasang di depan truk
bukanlah armor biasa. Tampak terbuat dari baja khusus. Aku tak pernah lihat
yang seperti itu dan Tak akan ada kendaraan yang selamat jika ditabrak itu”
“Kurasa
kau tak bisa gunakan itu di luar kepentingan.cPasti hanya dipakai saat
dibutuhkan. Kenapa tak coba periksa garasinya?.” Ucap Kepala Pos
“Jika ada
yang menanyakanmu soal insiden ini, sebaiknya kau bilang tak tahu. Aku tak mau
kau terlibat masalah.” Perintah Jung Hyuk. Kepala Pos menganguk mengerti.
Tuan Jo
menaiki mobilnya lalu berhenti disebuah rumah, didepan ada penjaga dengan
tertulis “KHUSUS PIHAK BERWENANG” melihat wajah Tuan Jo pintu pun dibuka. Tuan
Jo akhirnya menunggu di sebuah rumah, Seung Jun pun keluar menemuinya.
“Terima
kasih sudah datang... Aku Jo Cheol Gang.” Ucap Tuan Jo mengulurkan tangan,
Seung Jung dengan wajah sombong tak ingin menjabat datang dan langsung duduk.
“Kau
tahu, ada banyak orang yang mau membunuhku di Korea Selatan. Tapi aku berhasil
kabur dari mereka dan sampai di sini. Lalu Aku juga hampir mati saat hujan di
Korea Utara dalam mobil berkecepatan 10 km per jam. Menurutmu karena apa?” ucap
Seung Jun mengeluh
“Itu
Karena tak ada penyeka jendela. Apa Menurutmu aku habiskan uang itu untuk
diperlakukan begini? Kau pikir aku bodoh, ya?” kata Seung Jun marah.
“Dengar,
Kamerad Gu Seung Jun” ucap Tuan Jo. Seung Jun tak terima dipanggil
"Kamerad"
“Kenapa
aku jadi kameradmu? Kita tidak satu partai.” Kata Seung Jun kesal.
“Aku pebisnis
dengan pakaian militer. Aku dibayar untuk melindungi pelangganku, tapi aku juga
bisa melanggar kontrak.” Kata Tuan Jo sinis.
“Katamu
kau pebisnis. Bukankah kau butuh uang?” kata Seung Jun merasa punya banyak uang
dan punya kuasa.
“Katamu
banyak orangyang mau membunuhmu di Selatan.Jika kau kuserahkan pada mereka,
maka aku bisa dapat uang. Selama mendapat yang kuinginkan, aku tak peduli.”
Balas Tuan Jo. Seung Jun panik.
“Katamu
kita kamerad...Bukankah leluconmu terlalu kejam untuk kameradmu? Mari kita
lakukan ini, Kamerad.” Kata Seung Jun mengulurkan tangan mencoba untuk
menenangkan Tuan Jo.
Se Hyung
berbicara dengan anak buahnya, dan tak menemukan Seung Jung di Filipina. Ia
terlhat kesal memastikan kalau anak buahnya benar-benar sudah mencarinya.
Istrinya duduk disamping membaca majalah dengan telinga yang terus
mendengarkan.
“Dia
pergi? Kapan? Kau Pergi ke Hong Kong atau Makau... Kau tahu aku. Kurasa dia di
Makau.” Ucap Seu Hyung lalu menutup telpnya.
“Kurasa
bukan di Makau.” Kata Nyonya Ko. Se Hyung bingung. Nyonya Ko pikir Kenapa kejar
dari belakang
“Cegat
dia di depan.” Kata Nyonya Ko. Se Hyung mengeluh kalau istrnya itu sedang
bermain kuis dengan dan Bilang saja apa maksudnya.
“Orang
terdekatnya, Manajer Oh, informan di Tiongkok.” Kata Nyonya Ko.
“Inikah
yang kau maksud? Beijing, Shanghai, Yanbian, dan Shenyang. Apa Kau kira Gu
Seung-jun itu tak tahu Tiongkok itu daerahku? Dia cari mati jika ke sana. Apa
Kau pikir dia tak tahu kalau kau berpikir seperti itu?” kata Se Hyung
“Dia pasti
ke tempat yang menurutmu tak akan dia kunjungi.”ucap Nyonya Ko lalu turun dari
mobil
Se Hyung
akhirnya menelp anaknya menyuruh jangan ke Makau tapi Pergi ke Shenyang dan
mengeluh kalau Kenapa kejar Seung Hn dari belakang tapi harus cegat di depan.
“Bajingan
itu pasti pergi ke tempat yang menurutku tak akan dia kunjungi.” Kata Se Hyung
Nyonya Ko
memperingatkan suaminya agar meminta harus tenang demi perusahaan dan Berikan
saran realistis karena Rapat pemegang saham sebentar lagi. Se Hyung tahu sebentar
lagi dan ia itu anak kedua jadi Situasi seperti ini tak menguntungkan baginya.
“Kau
harus memanfaatkan semua pilihan yang ada. Pilihan yang tak didapat kakakmu, tapi
hanya kau yang punya.” Ucap Nyonya Ko merapihkan baju suaminya.
“Apa Aku
punya pilihan semacam itu?” tanya Se Hyung bingung. Nyonya Ko mengingatkan
sesuatu.
“Aku. Kau
punya aku.” Ucap Nyonya Ko. Se Hyung seperti mulai berpikir.
Di ruang
tengah, Tuan Yoon sudah duduk di tengah. Se Hyung mulai bicara pada sang ayah, kalau
rapat pemegang saham... Se Jung melanjutkan dengan berkata “”Sudah dekat.” Se
Hyung melirik sinis menyarankan sang ayah harus tetap tenang.
“Jika
kabar Se-ri dipilih sebagai pewaris lalu dia menghilang...” ucap Se Hyung
kembali disela oleh Se Jung
“Bukankah
itu masalah besar? Lalu harga saham akan jatuh. Ada perbedaan besar antara
putri yang tidak dipedulikan menghilang dan kepala eksekutif Grup Queens yang
menghilang. Satu akan menjadi berita utama, yang lain akan jadi artikel kecil.”
Jelas Se Hyung.
“Itulah
perbedaannya. Artikel kecil bisa dihentikan. Berita utama tak bisa dihentikan.”
Kata Se Hyung
“Kau tak
bisa hentikan. Bahkan Presiden pun tak bisa.” Kata Nyony Do. Se Hyung pikir itu
Tidak mungkin. Tuan Yoon hanya diam saja.
“Tentu
saja, yang terjadi pada Se-ri juga membuatku sedih.” Kata Se Hyung sambil
menahan tangisnya.
“Itu
benar, Ayah... Dia tak bisa tidur di malam hari. Bahkan Dia sampai susah makan.
Kemarin, dia menyisakan kepala ikan bawal rebus, padahal kesukaannya.” Ungkap
Nyonya Do mendukung suaminya. Nyonya Ko tak bisa menahan tawanya dan mencoba
menutupi mulutnya kembali.
“Semua
orang juga sama sedihnya denganku.”. Tak perlu bilang apa pun. Ungkap Se Jun
pada istrinay.
“Ayah,
demi menangani krisis ini, kita butuh...” kata Se Jun dan langsung disela oleh
Se Hyung kalau ia setuju.
“Butuh taktik
standar untuk melalui ini. Walau ini krisis terbesar sejak berdirinya
perusahaan kita. Kita harus bekerja sendiri atau melalui krisis ini dengan
rekan tepercaya? Aku yakin kalian ingat saham kita naik empat hari berturut-turut
saat kami menikah. Kenapa?” kata Se Hyung.
“Karena
aku, putra Grup Queens, menjadi menantu Grup Sambok. Jika memilihku, Sambok
akan membantu Queens melewati krisis ini. Jika Ayah umumkan pewaris baru Ayah
di rapat umum pemegang saham, kabar menghilangnya Se-ri pasti akan mudah
terlupakan.” Kata Se Hyung.
Nyonya Ko
pun terlihat bangga. Nyonya Do kebingungan langsung memukul pinggang suaminya
agar bisa membela diri. Se Jun lalu
mengingatkan tentang cara menanggulangi
100 miliar won yang dihilangkan dan apakah pikir pemegang saham akan
menerimanya.
“Omong-omong,
bagaimana kalau menutup Se-Ri’s Choice? Kurasa kita bisa gunakan itu untuk
menutup kekurangan dana. Lagi pula, pemiliknya sudah tiada.” Ucap Nyonya Ko.
Tuan Yoon terdiam memikirkanya.
Sek Hong
menuruni tangga membahas Jika mereka
masih belum menemukannya dan merasa tak ada harapan karena Pegawai terus
bertanya jadi sampai kapan harus disembunyikan Pegawai yang lain membenarkan
kalau menyembunyikannya tak akan menghidupkannya kembali.
“Siapa
yang mati?” teriak Tuan Park datang dengan wajah lusuh. Si pria bertanya siapa
pria itu.
“Dia
temanku. Dia mengurus asuransi Pimpinan Yoon.” Ucap Sek Hong. Tuan Park ingin
membahas Sepuluh miliar... tapi Sek Hong langsung menghentikanya.
“Kenapa
kau kemari?”tanya Sek Hong. Tuan park mengaku menemukan sesuatu yang penting.
Ia
memperlihatakn artikel SELAMAT DARI BADAI dan Namanya Ewa Wisniewska. Sek Hong
binggung Ema siapa yang dimaksud.
“Dia selamat
dari kecelakaan yang mirip dengan Pimpinan Yoon.” Ucap Tuan Park. Sek Hong
pikir itu omong kosong.
“Tahun 2007,
berparalayang di Australia, dia tiba-tiba terbawa badai. Konon lebih besar daripada
tornado kali ini. Lihatlah.” Kata Tuan Park memperlihatkan artikel yang
dibawanya.
“Tidak.”
Ucap Sek Hong tak peduli. Tuan Hong memberitahu Ewa Wisniewska terempas hingga
9.144 meter
“dan
selama satu jam di atmosfer bersuhu minus 40 derajat. Dia mendarat di tempat
terpencil, lalu diselamatkan.” Kata Tuan Park
“Kau
paham? Dia diselamatkan. Apa Ewa itu juga menghilang berhari-hari sebelum diselamatkan?”
kata Sek Hong
“Tidak,
tapi... yang memberikan harapan, Ewa Wisniewska dan Pimpinan Yoonmemakai
paralayang yang sama. Ini model paralayang terbaik yang bisa selamat dari
bencana. Kesempatan badai merusaknya sangat kecil. Berarti, Pimpinan Yoon pasti
mendarat di suatu tempat dan menunggu kita... Terlalu awal untuk menyerah. Aku
tak akan menyerah.” Ucap Tuan Park mengikuti Sek Hong.
“Bahkan
keluarganya hampir menyerah. Kau pikir kau siapa?” Kami sudah selesai... “ ucap
Sek Hong
“Kita harus
perluas wilayah pencarian.” Kata Tuan Park. Sek Hong mengerti
“Anggaplah
dia mendarat. Lalu kenapa dia tak bisa hubungi? Kau bisa pakai ponselmu di mana
pun di Korea.” Kata Sek Hong
“Di pulau
terpencil.. Tornadonya 40 meter per jam mengarah ke barat laut. Coba Lihatlah.”
Ucap Tuan Park. Sek Hong tak peduli dan
akan pergi.
“Banyak
pulau di Laut Kuning, Pulau Dangnamri, Pulau Deolgeomeori. Pulau Maebak, Pulau
Wisaeri. Bahkan ada pulau bernama Seri... Dengarkanlah...” ucap Tuan park. Sek
Hong tak peduli.
Di rumah,
Tuan Jung terus menguping ada apa aja. Se Ri pun menawarkan kentang rebus pada
teman-teman Jung Hyuk. Mereka pun senang karena itu ide bagus. Tiba-tiba Se Ri
melihat ada baju yang melayang lalu keluar dari rumah.
“Maling
tali! Tangkap dia!” teriak Tentara Pyo. Se Ri bingung Maling tali itu apa.
Mereka mengejar
anak kecil membawa baju tentara, Se Ri mengambil tas yang terjatuh dan Si anak
kecil pun bisa tertangkap. Tentara Pyo langsung mengumpat anak itu pengemis tak
punya moral karena berani merampok rumah kapten.
“Maaf.
Maafkan aku.” Ucap si anak. Se Ri memberikan kantung platsk milik si anak yang
terjatuh.
“Aku tak
mencuri ini. Aku menemukannya di pasar. Aku tak bohong. Aku ingin memberikannya
ke adikku. Dia kelaparan selama tiga hari. Dia tak bisa buka mata.” Ucap Si
anak. Se Ri menatap sedih melihatnya.
Se Ri ke
dapur mengambil beberapa makanan dan juga selimut. Tentara Pyo mengeluh Se Ri bertindak
layaknya tuan rumah dan memperingatkan kalau itu bukan milik Se Ri tapi malah
mengambil semua makanan di rumah Kapten Ri untuk bocah pengemis itu.
“Bukan
hanya dia pengemis anak-anak... Kau tak tahu. Jangan libatkan diri.”kata
Tentara Pyo. Se Ri tak peduli langsung keluar rumah.
“Apa Kau
dengar ucapanku? Apa Kau tak bisa dengar? Kau ditipu pengemis itu.” Ucap Tentara
Pyo.
Se Ri
keluar dari rumah melihat Jung Hyuk datang. Tentara Pyo mengadu kalau sudah
bilang, pengemis anak-anak itu mencuri dan juga berbohong. Ia tak percaya kalau anak itu mengaku Adiknya
kelaparan menurutnya si anak membual agar mereka merasa bersalah.
“Itu tak
benar. Aku tak bohong. Aku ingin memberi makan adikku agar dia tak mati.” Ucap Si
anak.
“Diam!”teriak
Tentara Pyo. Se Ri akhirnya yang menyuruh tentara Pyo diam karena tak punya
hati nurani.
“Kau tak
tahu apa-apa.” Keluh Tentara Pyo dan ingin Jung Hyuk membelanya. Jung Hyuk
menyuruh tiga anak buahnya.
“Jika pekerjaanmu
selesai, pompalah air. Dan Cuci wajah dan tanganmu.Makanlah dengan tangan
bersih agar tak sakit.”ucap Jung Hyuk. Se Ri terpana melihat Jung Hyuk ternyata
baik hati.
“Kau
sedang apa? Berikan dia itu. Kita harus pergi juga.”kata Jung Hyuk. Tentara Pyo
tak percaya mendengarnya.
Tuan Jung
yang mendengarnya terlihat sangat terharu dengan kebaikan Jung Hyuk. Setelah
itu si anak berlari ke pasar melalui beberapa penjaul lalu membuka kain dan
dibawahnya ada sang adik yang sedang barbaring lemas.
Ia
memberikan adiknya minum dan menyuap makan, sang adik seperti bisa senang
akhirnya bisa makan begitu juga dengan sang kakak.
Akhirnya
semua makan jagung di dalam rumah. Se Ri berdiri memberitahu akan memberikan mereka
penghargaan. Tentara Pyo mengeluh mendengar Penghargaan dan mengejeknya seperti
jenderal. Jung Hyuk pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah Se Ri.
“Pertama,
Penghargaan Nomor Satu.” Ucap Se Ri. Ju Meok mengaku sangat gugup.
“Geum Eun
Dong!” kata Se Ri. Eun Dong bingung kalau itu dirinya padahal ia anak paling
kecil di timnya.
“Ya, kau
nomor satuku... Kau dapat Penghargaan Kebaikan.Aku persembahkan sertifikat ini pada
Geum Eun Dong sebagai pengakuan atas ketulusan dan perlakuan baiknya
terhadapku. Kau boleh pilih hadiahmu.” Kata Se Ri. Semua kaget kalau Ada
hadiahnya
“Apa gunanya
jika tak ada hadiah? Ada yang bisa diterima sekarang, dan setelah persatuan.
Hadiah setelah persatuan sebesar seratus juta won.” Kata Se Ri. Eun Dong tak
mengert maksud hadiahnya.
“Jika kau
menyerahkan sertifikat ini setelah persatuan, aku akan memberimu seratus juta
won, dan... Hadiah untuk sekarang, delapan kilogram jagung.” Kata Se Ri. Ju
Meok menyuruh Pilih seratus juta won.
“Kupilih
delapan kilogram jagung.” Kata Eun Dong. Se Ri mengert Eun Dong lebih memilih
jagung lalu memberikan sertifikatnya.
“Ambil
dari gudang di halaman belakang.” Kata Se Ri. Tentara Pyo merasa sudah menduga
Barang di gudang bukan milik Se Ri.
“Kapten
Ri, lihatlah sikap amoral wanita ini.” Ucap tentara Pyo. Se Ri tak peduli akan
melanjutkan ke pemenang kedua.
“Kapten
Ri, lihatlah sikap amoral wanita ini.” Ucap tentara Pyo. Se Ri tak peduli akan
melanjutkan ke pemenang kedua.
“Kim Ju
Meok!” kata Se Ri. Ju Meok tak percaya mendengarnya. S Ri membenarkan kalau Ju
Meok pemenang kedua.
“Sertifikat
atas cinta Gelombang Korea. Aku persembahkan sertifikat ini pada Kim Ju Meok
sebagai pujian karena dia mencintai drama Korea Selatan di sini. Hadiahnya bisa
pilih makan siang dengan Choi ji-woo, atau sekarang mendapatkan televisi itu.” Ucap
Se Ri
Jung Hyuk
mengeluh mendengarnya kalau TV itu miliknya, Se Ri pikir Jung Hyuk itu Jangan
cemas. Ju Meok mengatakan mau makan siang dengan Choi Ji-woo. Se Ri pun
memberitahu dugaanya benar karena Ju Meok suka itu. Ju Meok meminta Se Ri untuk
megang janjinya.
“Pemenang
ketiga akan menerima sertifikat paling penting. Park Gwang Beom... Anugerah
bagi umat manusia. Kupersembahkan sertifikat ini karena kau yang paling tampan
di sini.” Ucap Se Ri. Tentara Park tak percaya mendengarnya.
“Dari
kriteria apa? Kau bukan yang tertampan dari kriteria mana pun. Yang benar saja.”
Keluh Tentara Pyo
“Kau bisa
kencan buta dengan Miss Korea setelah persatuan, atau pelukan perpisahan
denganku sekarang.”kata Se Ri.
“Aku tak
begitu mengerti, tapi aku tak memilih keduanya.” Kata Tentara Park. Se Ri pikir
Tentara Park memang sangat mulia.
“Di
Selatan dan Utara, para pria tampan sangat mulia. Terimalah sertifikat ini. Itulah
akhir dari pembagian...” ucap Se Ri langsung disela oleh Tentara Pyo.
“Apa? Kau
mau?” sindir Se Ri lalu memberikan barang berisi tas plastik karena tak banyak
memakainya jadi untuk Tentara Pyo agar bisa mandi.
“Sampo
dan kondisioner. Apa ini?” tanya Tentara Pyo bingung. Se Ri memberitahu agar
memakai saat mencuci rambutnya.
“Ini Sabun
mandi... Kapten Ri, kau membelikannya ini?” kata Tentara Pyo. Jung Hyuk
memberitahu Se Ri bilang itu penting.
“Sampo,
kondisioner, sabun mandi... Kenapa butuh semuanya untuk mencuci rambut?” ucap
Tentara Pyo bingung
“Kurasa
kau salah paham. Sabun mandi bukan untuk rambut.” Kata Se Ri mereka pun terus
melihat barang yang jarang mereka lihat.
“Itulah
akhir dari pembagian sertifikat. Terima kasih.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk seperti
kecewa mendengarnya. Se Ri bertanya. Jung Hyuk seolah tak peduli mengaku tak
apa-apa lalu keluar rumah.
Se Ri
memperlihatkan sebuah tanaman didepan rumah, sebagai hadiah pernyataan terima kasihnya. Ia menceritakan Ada yang berkunjung tadi dan orang itu yang
mengetuk pintu itu menjual barang-barang. Jung Hyuk pikir yang dimaksud
Pedagang keliling. Se Ri membenarkan.
“Ada
pedagang yang datang tadi. Barang yang dijual memang tak bagus, tapi aku dapat
pohon tomat ini. Halaman ini terlalu kosong. Karena aku tak punya uang, maka kutukar
dengan setengah karung kentang.” Ucap Se Ri bangga.
“Apa Kau
tak sadar rugi besar?” ucap Jung Hyuk. Se Ri tak pecaya kalau Rugi besar.
“Dia
menipuku. Tapi, ini hari terakhirku di sini. Karena aku berterima kasih padamu,
aku langsung barter dengannya.” Kata Se Ri
“Aku tak
paham kenapa kau gunakan kentangku untuk berterima kasih.” Sindir Jung Hyuk
“Kau akan
menyesali ucapanmu saat nanti memakan tomat ini. Kau akan berterima kasih
padaku, tapi aku tak akan ada di sisimu.” Kata Se Ri
“Pertama,
aku tak suka tomat. Kedua, aku tak punya minat atau bakat merawat tanaman.”kata
Jung Hyuk
“Anggaplah
hewan peliharaan dan besarkan dengan cinta. Konon bawang yang selalu dipuji
akan tumbuh dengan baik, sementara yang dihina malah layu. Aku membacanya di
koran.” Kata Se Ri. Jung Hyuk mengeluh agar Se Ri jangan konyol.
“Apa kau
Paham? Siram yang rajin dan puji dia sepuluh kali tiap hari.” Ucap Se Ri.
Tuan Jung
yang mendengarnya bingung apa maksudanya Bawang akan layu dan mati jika
mendengar hinaan. Saat itu Tuan Jo menelp, Tuan Jung melaporkan kalau Tunangan
Kapten Ri tampaknya sakit jiwa dan tak menunjukkan sikap mencurigakan.
“Dia
pulang ke Pyongyang malam ini.” Ucap Tuan Jung.
Dibukit,
semua maka jagung rebus dengan tatapan sedih. Ju Meok pikir setelah banyak masalah,
Se Ri akhirnya pergi. Tentara Pyo pikir ini sungguh melegakan. Eun Dong mengaku
juga merasa agak sedih. Tentara Pyo mengeluh kalau Eun Dong merasa sedih
“Semoga
aku tak memimpikannya.” Kata Tentara Pyo. Tentara Park merasa seleranya bagus
juga. Ketiganya sama-sama menatapnya.
“Aku
penasaran, apakah kapalnya sudah berangkat?” ucap Tentara Park.
Jung Hyuk
perlahan-lahan keluar dari rumah bersama dengan Se Ri dan menaiki mobil
meninggalkan desa. Keduanya hanya diam di dalam mobil, Akhirnya Se Ri
melepaskan ikat rambut lalu melipatnya dan menaruh disampingnya dan mengucapkan
terima kasih. Jung Hyuk hanya menatpanya.
“Aku
sungguh-sungguh.. Apa Kita tak akan bertemu lagi?” tanya Se Ri. Jung Hyuk
mengaku mungkin.
“Aku bisa
pergi ke Afrika, tapi tak bisa ke sini... Sayang sekali kau tinggal di sini.” Ucap
Se Ri.
“Sayang
sekali kau tinggal di sana.” Komenar Jung Hyuk.
Keduanya sampai
ke pelabuhan, Seorang bertanya apakah bawa kartu pulsanya. Jung Hyuk memberikan
kartunya, Si pria melihat Se Ri dan bertanya apakah ini orangnya. Se Ri
membenarkan. Si pria bertanya apakah Se Ri pergi sendiri.
“Kami
berdua.” Kata Jung Hyuk. Si Pria bertanya apakah Jung Hyuk juga ikut.
“Setelah
dia naik kapal, aku kembali.” kata Jung Hyuk. Si pria memberita satu kartu saja tak cukup.
“Kami
harus cepat. Mereka tak mau menunggu lebih dari lima menit.” Kata Jung Hyuk. Si
pria pun menyuruh naik.
Akhirnya
keduanya naik diatas kapal kecil menuju kapal besar. Se Ri pikir Walau baru beberapa hari, terasa seperti
bertahun-tahun. Jung Hyuk pikir Mereka yang menunggu Se Ri pasti merasa begitu
karena Sedetik terasa lama sekali saat tak tahu keluarganya masih hidup.
“Entahlah...
Aku ragu soal itu. Aku akan tahu nanti jika aku kembali dengan selamat membuat
mereka senang atau malu. Aku sangat blak-blakan hari ini... Aku bilang begini karena
kita tak akan bertemu lagi....” Ucap Se Ri. Jung Hyuk menatap binggung.
“Karena
kita tak akan bertemu lagi, maka akan kuberi tahu ini. Jangan bilang kau pandai
main piano hanya karena bisa memainkan "For Elise". Jangan katakan
itu di mana-mana.” Ucap Jung Hyuk
“Karena kita
tak akan bertemu lagi, akan kuberi tahu ini. Namaku Yoon Se-ri.” Kata Se Ri.
“Namaku
Ri Jung Hyuk..” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir ia anggota Klan Haeju Yoon. Haeju
di Korea Utara.
“Aku
anggota Klan Junju Ri.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pun merasa kalau ini sungguh
ironis.
Saat itu
terdengar suara berteriak “Kapal Ikan 1004. Berhenti. Segera matikan mesinnya.”
Jung Hyuk dan Se Ri terlihat bingung, si pria mengeluh pada mereka yang ada
ribut akhirnya ia memberitahu kalau tetap sembunyi. Dan Biar menangani.
Akhirnya
Se Ri dan Jung Hyuk masuk ke dalam tempat penyimpanan ikan. Akhirnya sebuah
perahu menepi. Si pria berdiri diatas pintu bertanya Ada apa ini. Si petugas
melihat kalau Kapal ikan dan bertanya apakah tak menerima telepon soal
pemeriksaan.
“Apa? Aku
tak dapat. Kenapa tiba-tiba ada pemeriksaan?” ucap Si pria
“Pasti
karena orang-orang menyelundupkan sesuatu dari negeri ini.” Kata Petugas
“Siapa
yang melakukannya? Terima kasih atas usahamu. Aku akan putar balik.” Ucap Si
pria pura-pura tak mengert.
“Mari
lihat palkamu.” Kata Petugas. Si pria gugup dan ingin tahu alasanya.
“Aku
harus periksa, apakah kau jujur memancing atau menyelundupkan barang dan orang.”
Ucap petugas. Si pria memperlihatkan
kartu.
“Kepala
Penjaga Pantai... Kau pasti baru.” Ucap sipria mengaku akrab dengan Kepala Penjaga Pantai terdahulu.
“Kepala
Penjaga Pantai yang akrab denganmu dipecat karena menerima suap.” Kata petugas
menyuruh agar membukanya.
Se Ri panik
meminta agar Jung Hyuk agar lakukan sesuatu karena Sebagai prajurit, Jung Hyuk
pasti tahu cara menghadapi kesulitan. Jung Hyuk menatapnya. Se Ri pikir kalau
Jung Hyuk tak tahu harus apa. Jung Hyuk pikir Di drama Korea Selatan...
“Apa?
Bukan saatnya membahas drama.” Keluh Se Ri. Jung Hyuk pikir Ada trik yang
digunakan tokoh utama saat mereka dikejar.
“Apa itu?”
tanya Se Ri. Jung Hyuk pikir Se Ri seharusnya tahu karena Semuanya menggunakan
trik ini.
“Aku tak
tahu. Apa itu? Apa trik yang mereka lakukan?” tanya Se Ri mendekat.
“Saat aku
pertama mendengarnya, kukira itu tak masuk akal. Tapi karena sudah begini, menurutku,
itu satu-satunya cara.” Kata Jung Hyuk gugup.
“Hei!
Berhenti bicara dan lakukan sesuatu!” ucap Se Ri panik dan saat itu pintu akan
terbuka. Jung Hyuk membeirtahu akan lakukan sesuatu jadi meminta Se Ri jangan
terkejut.pun langsung mencium Se Ri. Se Ri sempat kaget.
[EPILOG]
Tuan Jung
bingung dengan ucapan Se Ri “Bawang akan layu dan mati jika mendengar hinaan”
Saat itu Tuan Jo menelp, Tuan Jung memberitahu kalau Tunangan Kapten Ri tampaknya sakit jiwa Tapi
dia tak menunjukkan sikap mencurigakan dan pulang ke Pyongyang malam ini.
Suara
Jung Hyuk akhirnya terdengar menyebutkan “Laut.” Tuan Jung mendengarnya, meminta
Tuan Jo menunggu karena Ri Jung Hyuk berbicara. Jung Hyuk menyebut Sinar
matahari, Azalea, Embun., Awan lembut, Kucing belang tiga.”
Tuan Jung
menuliskan semua dan Tuan Jo bingung Jung Hyuk itu mengatakan apa. Tuan Jung
juga tak tahu dan berpikir Ini semacam
kode rahasia. Jung Hyuk masih terus berbicara “Layangan.”
“Mungkin
bukan... Kutarik layangannya.” Kata Jung Hyuk. Tuan Jung membeirtahu kalau Jung
Hyuk menarik kata layang-layangnya.
“Mawar...
Semilir angin... Salju pertama... Piano.” Ucap Jung Hyuk berbicara di depan
tanaman Tomat seperti sangat menyebutkan semua mimpinya.
Bersambung
ke episode 4
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Hay mb dee.. apa kabar? Gimana kbar mb fany. Aku pernah baca sinop pertamanya d screet garden 2010 klo ga slh bareng mb dee jg bukan si? Sejak saat itu aku setia di blog .tentangsinopsis. jd stiap ada drakor yg aku suka aku sllu cari kalian berdua😊😊. Maaf ini jd curhat✌
BalasHapus