PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Kang Woo
menyenderkan kepalanya di bangku mengaku Kepalanya dipenuhi pemikiran. Dokter
Kim ingin tahu Pemikiran seperti apa. Kang Woo pikir mereka mengakhiri pembahasan
sebelumnya yaitu Cinta... Perasaannya pada Seo Yeon.
“Cinta...
Perasaan itu. Apa ada cara agar aku yakin dengan perasaan itu selain sesuatu
yang samar?” tanya Kang Woo
“Entahlah...
Itu perasaan yang sangat sulit dan rumit. Saat tidak melihatnya, kau
merindukannya. Kau penasaran apakah dia sakit. Kau ingin tahu dia bersama
siapa. Cinta... Tidak... Kau tahu ada nama lain untuk perasaan itu?” ucap
Dokter Kim. Kang Woo terlihat sangat serius.
“Cemburu.
Apa kau merasa frustrasi dan marah besar saat dia bersama pria lain? Kalau
begitu, sudah pasti.” Ucap Dokter Kim. Kang Woo mulai memikirkan tentang
cemburu yaitu Rasa frustrasi dan marah.
Ia akan
keluar ruangan melihat foto Dokter Kim lalu terlihat curiga dan bertanya apakah
dokter itu mengangkat tahi lalatnya. Dokter Kim terlihat panik. Kang Woo melihat Ada tahi lalat di foto tapi sekarang tidak
ada. Dokter Kim langsung menutup wajahnya mengaku sudah mengangkatnya.
“Kau
tampak jauh lebih baik.” Komentar Kang Woo. Dokter Kim seperti bisa bernafas
lega.
Kang Woo
kembali kerumah dan mulai berolahraga tapi pikiran mengingat yang dikatakan
Dokter Kim “Saat tidak melihatnya, kau merindukannya.” Lalu bertanya-tanya pada
dirinya sendiri “Apa aku merindukannya saat tidak melihatnya?”
“Aku
tidak begitu merindukannya. Ini Sudah 15 jam, 8 menit, dan 23 detik, tapi aku
baik-baik saja.” Ucap Kang Woo santai lalu tersadar dan panik langsung turun
dari treadmill.
“Apa Aku
menghitung waktunya hingga detik? Sungguh?” kata Kang Woo tak percaya
Kang Woo
mandi tapi pikiran bertanya-tanya “Dia sedang apa? Dia mungkin di kantor, jadi,
aku yakin dia tidak bersama pria lain. Apa dia sedih saat aku mengusirnya?” Saat
itu dokter Kim datang “Kau penasaran apakah dia sakit.”
“Kau
ingin tahu dia bersama siapa.” Ucap Dokter Kim lalu menyanyi dengan suara
sumbang.
“Aku
tidak ingin tahu... Aku tidak penasaran... Aku tidak penasaran dengan Seo Yeon!
Tidak! Tidak!” teriak Kang Woo frustasi.
Seo Yeon
mengendong anak muridnya yang menjerit kesakitan bahkan sampai terjatuh dan
langsung buru-buru ke dalam ruang UKS. Min Hyuk melihatnya dan langsung
memberikan penghilang rasa sakit dikakinya. Si anak pun senang karena tadi
sangat sakit, tapi sekarang baik-baik saja.
“Sepertinya
ototmu tegang.” Ucap Min Hyuk lalu si anak pun berjalan pergi.
“Apa Dia
baik-baik saja?” tanya Seo Yeon khawatir. Min Hyuk memberitahu anak itu baik-baik
saja. Seo Yeon akan pergi tapi Min Hyuk menahanya karena melihat luka di lutut
Seo Yeon.
Seo Yeon
pun diberi oleh pada lututnya. Min Hyuk memperingatkan Seo Yeon Jangan
memaksakan lututnya selama beberapa hari. Seo Yeon menganguk mengerti dan
mengucapkan Terima kasih. Seo Yeon merasa lukanya perih tapi merasa baik-baik
saja.
“Ini Belum
selesai, Ini bisa terinfeksi.”kata Min Hyuk mencoba menahan Seo Yeon sebelum
pergi
“Bu Joo,
kau masih bersemangat jika menyangkut muridmu.” Ucap Min Hyuk.
Flash Back
Seo Yeon
berlari membawa anak muridnya yang terluka, Saat itu Min Kyung baru saja datang
dengan mengisap permen lolipop melihat Seo Yeon.
“Maksudku, saat kali pertama datang
ke sini, aku pernah ikut tur setelah mendengar mantan dokter akan pindah ke
luar negeri. Sejujurnya, aku tidak terlalu peduli dengan sekolah.”
“Kakinya
tidak terluka seperti anak lelaki hari ini. Dia hanya mimisan karena terkena
bola basket. Kau tampak sangat keren saat itu.”
Seo Yeon
seperti tak percaya mendengarnya, lalu berkomentar anak muridnya mungkin
terlihat seperti orang dewasa, tapi mereka masih anak-anak. Ia pikir bahkan Orang
dewasa pun takut saat mereka terluka jadi Pasti lebih buruk bagi anak muridnya.
“Kau
orang hebat, Bu Joo...” puji Min Hyuk. Seo Yeon menolak Min Hyuk membantunya
lagi karena bisa melakukanya sendiri
“Kau
bilang orang dewasa pun takut saat mereka terluka. Aku tidak takut karena ini
tugasku.” Ucap Min Hyuk. Saat itu Kang Woo melihat dari depan pintu seperti
merasakan sesuatu di dadanya melihat Seo Yeon dan Min Hyuk saling tersenyum.
Kang Woo
pun kembali ke ruangan teringat dengan ucapan Dokter Kim “Apa kau merasa
frustrasi dan marah besar...” lalu terlihat menahan amarah. Saat itu Direktur
masuk dengan guru ke ruangan direktur,
“Saat
menengok ke luar jendela, aku melihat mobilmu. Menurutku itu aneh.” Ucap Wakil
Kepsek. Guru pun membenarkan.
“Kenapa
kamu tidak mengabari kami akan datang hari ini? Kau seharusnya menelepon kami
lebih dahulu. Aku kecewa.” Ucap Wakil Kepsek
“Kenapa?
Apa aku tidak boleh kemari? Apa yang akan kalian lakukan tanpa aku? Aku bisa
kemari karena bekerja di sini!” teriak Kang Woo. Keduanya hanya bisa melonggo.
“Coba
Lihat... Pekerjaanku banyak sekali! Keluar. Keluar dari ruanganku!” teriak Kang
Woo mara melempar lembaran kertas.
Kang Woo
melihat Dokter Kim lagi mengatakan “Apa kau merasa marah saat dia bersama pria
lain? Kalau begitu, sudah pasti.”
Akhirnya
Kang Woo berjalan di di sebuah kampus lalu melihat seseorang yang sedang menari
tap dance lalu memberikan setangkai bunga, lalu melihat pria lainya juga
memberikan bunga yang sama. Beberapa wanita pun memberikan Kang Woo bunga
sambil memberikan selamat.
Kang Woo
akhirnya memegang buket bunga lalu menari dengan wajah bahagia, kaki Kang Woo
melangkah dengan senyuman bahagia membawa buket bunga. Didepanya terlihat Seo
Yeon dan Mi Kyung sedang mengobrol Kang Woo tersenyum bahagia melihatnya.
Tapi saat
itu Kang Woo melihat Seo Yeon lebih jelas dan teringat dengan saat bersama
dengan seorang pria. Lalu berteriak marah “Hei, hentikan omong kosong ini dan
sana buang air besar!” dan saat remaja Seo Yeon mengatakan “Aku tidak
menyukaimu karena kau jelek dan gemuk.”
Wajah
Kang Woo langsung bersedih seperti hatinya menolak dengan Seo Yeon. Seo Yeon
tiba-tiba menatapnya, Kang Woo langsung membuang buket bunga ke jendela lalu
berbalik arah. Mi Kyung bingung apa itu tadi, Seo Yeon hanya bisa mengangkat bahunya.
Kang Hee
baru keluar dari "Salon Rambut" lalu memberikan uang tip dengan gaya
angkuhnya. Ia tiba-tiba teringat yang dikatakan Won Jae “Tunjukkan sopan santun
saat kamu membayar. Kamu tidak tahu tindakanmu lebih berdampak daripada
kata-kata?”
Akhirnya
Kang Hee menurukan tanganya memberikan uang dengan sopan, si tukang parkir pun
terlihat bahagia menerima uang 50rb. Kang Hee akan pergi tapi tiba-tiba seperti
menabrak sesuatu, Seorang pria terlihat
cupu menangis melihat Mobil remote kontrolnya terlindas.
“Berapa
biayanya? Aku akan menggantinya.” Kata Kang Hee. Won Jae dengan dandanan cupu
mengaku tidak apa-apa.
“Aku juga
salah... Kita berdua salah. Tidak perlu mengganti rugi.” Ucap Won Jae
“Tapi
tetap saja, aku harus...” ucap Kang Hee. Won Jae pikir tak perlu lalu bergegas
pergi. Kang Hee pun menatapnya pergi.
Won Jae
berjalan dengan wajah sedih membawa mobilnya, saat itu Kang Hee sempat melihat
dari dalam mobil tapi akhirnya pergi dengan mobilnya, Won Jae pura-pura acuh.
Saat Kang Hee pergi,Won Jae mengucapkan akan berjumpa lagi dengan Lee Kang Hee.
“Ada apa?
Apa dia targetmu berikutnya?” tanya si pria penjaga parkir. Won Jae bertanya
pada pria itu apakah sudah memberi tahu yang lain
“Tentu
saja. Aku menyuruh mereka meneleponmu saat mobilnya muncul.” Ucap Si pria.
“Semoga
malammu menyenangkan.” Kata Won Jae memberikan kacamata tebalnya lalu pergi. Si
pria mengeluh kalau matanya sakit karena kacamatanya yang terlalu tebal.
Won Jae
berjalan sendirian lalu bertanya apakah tahu KSDM, alu menjawab sendiri itu
maksudnya Pria yang kalah di siang hari, tapi dominan di malam hari. Saat itu
suara kucing yang menakutanya dan kembali berjalan seperti pemberani.
“Di siang
hari, kamu akan sangat patuh dan membiarkan mereka mendapatkan keinginannya.
Tapi di malam hari, kau menjadi binatang buas. Wanita karismatik seperti dia
menyukai pria yang kalah di siang hari, tapi dominan di malam hari.” Ucap Won
Jae lalu memberikan makanan untuk kucing disamping rumah.
“Kau
pulang lebih awal.” Sapa Won Jae melihat Won Seok daru datang. Won Seok bertany
apa yang dilakukan sang kakak.
“Ada
kucing di gang.” Ucap Won Jae. Won Seok mengeluh kalau itu hanya kucing liar.
“Bagaimana
dengan Seo Yeon? Dia pergi ke bar untuk memberikan bubur dan obat untuk flu-mu.
Apa Kau tidak bertemu dengannya?” tanya Won Jae.
Di dalam
bar, Kang Woo minum sambil membanggakan dirinya karena seluru pria menatapnya.
Ia pikir kalau seorang Kang Woo harus
percaya diri karena tidak seperti dahulu lalu minum wine dengan gaya elegan.
Saat itu Hyun Soo melihat Kang Woo
langsung menghampirinya.
“Sedang
apa kamu di sini? Kau tahu bar apa ini?” ucap Hyun Soo heran melihat Kang Woo
datang.
“Apa
maksudmu? Apa ini Bar yang hanya bisa didatangi orang terkenal seperti Park
Seok Min? Aku sendiri cukup terkenal. Ayolah.” Ucap Kang Woo bangga
“Kau akan
memperburuk rumornya.. Astaga, entahlah. Terserah saja. Benar. Mari minum
bersama. Sudah lama sekali.” kata Hyun Soo mengajak untuk minum.
Seo Yeon
baru saja datang ke bar menerima telp dari Won Jae kalau Won Seok sudah pulang
lalu menutup telpnya. Ia pun mengeluh kalau sia-sia datang ke bar, saat itu
tiba-tiba matanya melihat Kang Woo dan Hyun Soo di bar.
Hyun Soo
sedang mengoda Kang Woo melihat rambutnya beruban. Sementara Seo Yeon melihat
keduanya seperti sedang berpelukan, lalu berkomentar mereka memang pasangan
yang serasi. Kang Woo menyuruh Hyun Soo seharusnya berolahraga sepertinya.
“Kang
Woo, semoga berhasil.” Ucap Seo Yeon tersenyum lebar, sementara Kang Woo dan Hyun
Soo memang terlihat seperti layaknya pasangan yang sedang berkencan.
Won Seok
baru saja selesai mandi melihat seseorang dalam dapur dan berpikir kalau itu
adiknya. Ia pun bertanya apakah adiknya sudah pulang dan Kenapa pergi ke bar,
lalu ingin tahu Di mana obatnya. Ho Dol sedang mencuci piring terlihat bingung.
“Kenapa
kau tidak menjawab... Kau... Kenapa kau di sini?” ucap Won Seok kaget melihat
Ho Dol. Ho Dol juga bingung menjawabnya.
“Hei. Kak
Won Jae. Kakak pulang lebih awal. Tumben... Apa? Ho Dol. Jangan mencuci
piring... Biar kakakku saja.” Ucap Seo Joon masuk ke dapur.
“Tidak,
aku harus mencucinya. Dia memberiku makan malam. Lagi pula, aku sudah selesai. Sampai
jumpa lagi.” Kata Ho Dol lalu bergegas pergi.
Won Seok
terlihat kebingungan bertanya Siapa itu. Seo Joon menjawab Ho Dol adalah tutor privatnya. Won Seok kaget
mendengarnya. Seo Joon memberitahu Ho Dol kuliah di Universitas Hangook dan guru
yang hebat.
“Mungkin
aku yang terbaik di kelasku... Astaga. Bagaimana jika aku benar-benar di posisi
pertama?” ucap Seo Joon bangga. Sementara Won Seok hanya bisa melonggo tak
percaya.
Ho Dol
berjalan pulang dengan wajah shock mengingat saat datang ke bar bertemu dengan
Won Seok dan mengatakan “Aku mengatakan ini karena kau bisa jadi adikku. Bar
ini tidak cocok untukmu. Kau akan tahu begitu melihat-lihat.”
“Aku ragu
dia mengingatku. Tapi Aku sangat membutuhkan sesi bimbingan itu.” Ucap Ho Dol
kebingungan.
Saat itu
di dekat rumah seseorang mengambil foto sepert seorang paparazi. Jang Mi
langsung mengeprint foto Ho Dol dan berkomentar kalau dia baru dan ingin tahu
Bagaimana bisa masuk ke rumah itu dan mengaku sangat iri.
Jang Mi
melihat dinding penuh dengan wajah "Joo Seo Yeon" dalam bentuk love,
terlihat semua gambar yang diambil adalah orang-orang yang keluar masuk rumah.
Seo Yeon
melihat kakaknya yang terbaring sakit, lalu memberikan kompres. Won Seok
mengeluh dan ingin menghindar, Seo yeon menyuruh kakaknya agar Jangan bergerak.
Won Seok akhirnya terdiam dengan kepala di kompres.
“Pasti
sulit juga bagi Kang Woo... Apa yang harus kulakukan?” ucap Seo Yeon menatap
kakaknya yang sama dengan Kang Woo.
Kang Woo tersenyum
menatap boneka yang diberikan Seo Yeon dengan senyuman bahagia. Hyun Soo
berjalan keluar dari kamar mandi tersenyum bahagia karena piyama terbuat dari sutra karena Rasanya sangat
nyaman di kulit.
“Siapa
yang menyuruhmu memakainya?” keluh Kang Woo. Hyun Soo pikir Kang Woo punya banyak di lemari.
“Apa Kau
tidak akan membeli rumah?” tanya Kang Woo. Hyun Soo merasa akan mendedikasikan
diri untuk perusahaan.
“Pergilah
ke perusahaanmu. Kenapa kau datang ke sini?” balas Kang Woo. Hyun Soo melihat
boneka yang ditatap temanya lalu berkomentar kalau itu seperti kotoran gajah.
“Ayolah.
Jangan seperti itu. Pacari saja wanita. Jangan terikat dengan hal seperti itu.”
Ucap Hyun Soo
“Pria
macam apa yang disukai wanita?” tanya Kang Woo. Hyun Soo terlihat bingung.
“Apa yang
bisa membuat wanita bahagia?” tanya Kang Woo. Hyun Soo melihat ke arah TV dan
berpikir mungkin hal seperti itu.
“Apa Wanita
suka hal seperti itu?” tanya Kang Woo melihat terlihat suasana yang bagus
dengan lampu yang bagus.
“Mereka
akan senang sekali. Seorang pria kaya memamerkan kekayaannya. Tentu saja mereka
akan menyukainya.” Kata Hyun Soo. Kang Woo mengerti.
Seo Yeon
baru saja selesai melatih anak muridnya saat itu Kang Woo melihat dari
kejauhan. Anak muridnya melihat Kang Woo menyapanya sambil mengucapkan Terima
kasih. Kang Woo melihat Seo Yeon pasti sangat suka melatih tim atletik.
“Benar...
Tanpa lari, aku pasti kacau... Kang Woo, Apa mau kuberi tahu cara menjadi
pelari yang baik?” ucap Seo Yeon. Kang Woo menatapnya dengan wajah serius.
“Anggap
saja ada garis finis. Saat kamu berada di garis start, bayangkan yang kamu inginkan
menunggu di garis akhir, baik itu benda, orang, atau situasi. Jika kau berlari
kencang, fokus pada hal itu, semuanya berakhir.” Kata Seo Yeon menunjuk ke
ujung lapangan. Kang Woo tertawa mendengarnya.
“Apa Kau
tertawa? Aku memenangkan medali perak di lomba atletik nasional dengan metode
ini.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo membenarkan.
“Kang
Woo... Kau juga harus berlari. Jangan memikirkan hal lain. Fokus saja pada
garis finis.” Ucap Seo Yeon memberikan semangat.
Kang Woo
menatap Seo Yeon yang berjalan ke arah ujung garis, tatapan seperti melihat Seo
Yeon saat masih remaja. Ia juga seperti dirinya saat masih remaja yang menatap
Seo Yeon. Akhirnya ia mengeluarkan ponsel menelp Seo Yeon yang ada diujung
lapangan.
“Kau
sedang apa?” tanya Seo Yeon bingung. Kang Woo mengatakan akan berlari.
“Seperti
yang kau katakan, aku hanya akan fokus pada hal itu.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon
terlihat bingung.
Seo Yeon
berjalan sendirian sesuai dengan perintah Kang Woo “Ada yang ingin kukatakan. Datanglah
ke alamat ini pukul 22.00.” Lalu melihat gedung yang gelap padahal ini alamat
yang tepat. Ia masuk memanggil Kang Woo beberapa kali sampai akhirnya lampu di
ruangan menyala.
“Ada apa?
Apa ini?” tanya Seo Yeon bingung melihat banyak baju olahraga didepanya.
“Apa Kau
menyukainya? Aku bisa saja menyewa seluruh taman bermain. Tapi kupikir kau
lebih suka ini daripada wahana taman hiburan.” Ucap Kang Woo bangga
“Apa Kau
akan memberikan ini kepadaku?” tanya Seo Yeon dengan wajah sumringah.
“Tidak,
ini untuk tim atletikmu... Ini untuk mereka. Bisa dibilang Pak Dirut menyokong
seragam mereka.” Kata Kang Woo bangga.
Seo Yeon
merasa tak percaya kalau ini untuk tim atletiknya, lalu memuji kalau warna cantik. Ia pun
bertanya alasan Kang Woo memberikan tiba-tiba. Kang Woo menjawab kalau ini suap
dan ingin memberi kesan baik. Seo Yeon
terlihat bingung.
“Kurasa
ini dimulai sejak lama. Tapi seperti orang bodoh, aku baru sadar. Aku tidak
pernah membutuhkan wanita lain dalam hidupku.” Ucap Kang Woo.
“Apa? Dia
tidak butuh wanita? Ada apa ini? Apa dia tahu bahwa aku tahu? Sial. Park Hyun
Soo tidak ingin dia tahu.” Gumam Seo Yeon bingung.
“Kecuali
kau... Aku harap kau bisa tetap di sisiku, Seo Yeon.” Kata Kang Woo. Seo Yeon
kaget kalau yang dimaksud itu dirinya.
“Ya.
Kau... Saat bersamamu, aku selalu mempermalukan diriku. Tapi... Kurasa aku
hanya bisa menjadi diriku sendiri saat kau di sisiku. Jadi, Seo Yeon, bisakah kau
tetap di sisiku?” ucap Kang Woo
“Aku
mengerti. Kau butuh kedok. Kau butuh seorang wanita, jadi, kau tidak perlu
mengikuti kencan buta lagi.” Gumam Seo Yeon mengingat terakhir kali Kang Woo
melakukan kencan buta.
“Bagaimana
menurutmu?” tanya Kang Woo. Seo Yeon bertanya Apa Hyun Soo tahu tindakan Kang Woo ini. Kang
Woo bingung Seo Yeon membahas Hyun Soo
“Kurasa
tidak benar jika aku berada di tengah Hyun Soo dan kau.” Ucap Seo Yeon
“Tunggu, Apa
kau punya perasaan lain terhadap Hyun Soo?” tanya Kang Woo. Seo Yeon
membenarkan.
“Maafkan
aku, tapi Hyun Soo memberitahuku segalanya.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo ingin tahu
sejak kapan Seo Yeon menyukai Hyun Soo.
“Sejak
kapan aku tahu?” gumam Seo Yeon lalu menjawab Sebenarnya, saat mereka baru
bertemu lagi
“Aku
melihat kalian bersama dan menyadarinya.” Ucap Seo Yeon yang A tahu mereka berdua
berkencan.
“Sejak
awal, aku tidak pernah punya kesempatan.” Gumam Kang Woo tak percaya.
“Sejak
awal... Aku tahu kamu mengencani Hyun Soo.” Gumam Seo Yeon menatap sedih.
Hyun Soo
sedang ada dalam ruangan, melihat Kang Woo datang bertanya kenapa datang
selarut ini. Kang Woo tak bisa menahan amarah langsung memukuli temanya, Hyun
Soo bingung bertanya apa yang dilakukan Kang Woo. Akhirnya Hyun Soo bisa
melarikan diri.
“Apa? Ada
apa? Piama ini? Kau melakukan ini padaku karena piama ini?” ucap Hyun Soo
melindungi dengan keyboard
“Seo
Yeon... Seo Yeon menyukaimu!” teriak Kang Woo marah. Hyun Soo mengeluh itu
omong kosong karena tidak pernah berkomunikasi jadi Kenapa bisa
“Aku tidak
tahu!” teriak Kang Woo marah. Hyun Soo mengerti dan menganggap saja Seo Yeon
menyukainya.
“Tapi
kenapa itu alasanmu melakukan ini kepadaku? Kenapa? Kang Woo... Tunggu, apa kau...”
ucap Hyun Soo menduga sesuatu. Kang Woo pun memilih pergi
“Tunggu,
apa yang terjadi? Apa Dia tahu Kang Woo dan aku berpacaran, tapi dia bilang
menyukaiku? Apa dia gila?” ucap Hyun Soo bingung.
Pagi hari
Kang Woo
baru saja datang, Seo Yeon datang menyapanya tapi Kang Woo tak mengubrisnya
lalu melangkah pergi. Mi Kyung heran
bertanya-tanya Ada apa dengan mereka, karean masalah tim atletik sudah selesai.
Mim Hyuk pun tak bisa berkata-kata
Seo Yeon
gelisah tidur dikamarnya, teringat saat remaja mengatakan pada Kang Woo “Aku
tidak menyukaimu karena kamu jelek dan gemuk.” Lalu Kang Woo meminta untuk
tetap disisinya karena merasa hanya bisa menjadi diriku sendiri saat Seo Yeon
di sisinya.
“Kurasa
tidak benar jika aku berada di tengah Hyun Soo dan kau. Maafkan aku, tapi Hyun
Soo...” ucap Seo Yeon.
“Tunggu...
Dia tidak benar-benar menyukaiku dahulu dan sekarang. Kenapa dia menunjukkan
wajah seperti itu? Kang Woo, kenapa kamu membuatku memikirkannya terus?” keluh
Seo Yeon akhirnya tak bisa tidur.
Kang Woo
membuka pintu bertanya siapa yang datang, lalu terlihat sinis karena Seo yeon
datang. Seo Yeon lalu mengatakan kalau
merasa tidak ada alasan untuk tidak
melakukannya lalu bergumam kalau akan Berpura-pura menjadi pacar palsu Kang
Woo.
“Kuterima
tawaranmu.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo bertanya tawaran apa maksudnya.
“Kau
bilang hanya aku. Kau bilang bisa jadi diri sendiri hanya saat bersamaku.” Ucap
Seo Yeon sambil bergumam kalau Kang Woo pasti sangat putus asa.
“Mari
kita lakukan ini.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo pun ingin tahu Bagaimana dengan Hyun
Soo
“Lupakan
dia. Aku yakin dia akan mengerti. “ kata Seo Yeon. Kang Woo lalu berkomentar
Harga dirinya.
“Ini
sungguh melukai harga diriku...” ucap Kang Woo sedih, Seo Yeon pikir itu bisa terjadi.
“Kita
bisa mencobanya. Jika gagal, kita bisa berhenti...” kata Seo Yeon berpikir bisa
membantu Kang Woo.
“Kurasa
aku akan mati karena bahagia. Aku akan bersikap baik kepadamu.” Ucap Kang Woo
memeluk erat Seo Yeon
“Baiklah.
Aku juga akan bersikap baik kepadamu.” Kata
Seo Yeon lalu melihat Kang Woo mendekat mencoba menciumnya.
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar