PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 12 Desember 2019

Sinopsis Love With The Flaws Episode 10

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Kang Woo menyenderkan kepalanya di bangku mengaku Kepalanya dipenuhi pemikiran. Dokter Kim ingin tahu Pemikiran seperti apa. Kang Woo pikir mereka mengakhiri pembahasan sebelumnya yaitu Cinta... Perasaannya pada Seo Yeon.
“Cinta... Perasaan itu. Apa ada cara agar aku yakin dengan perasaan itu selain sesuatu yang samar?” tanya Kang Woo
“Entahlah... Itu perasaan yang sangat sulit dan rumit. Saat tidak melihatnya, kau merindukannya. Kau penasaran apakah dia sakit. Kau ingin tahu dia bersama siapa. Cinta... Tidak... Kau tahu ada nama lain untuk perasaan itu?” ucap Dokter Kim. Kang Woo terlihat sangat serius.
“Cemburu. Apa kau merasa frustrasi dan marah besar saat dia bersama pria lain? Kalau begitu, sudah pasti.” Ucap Dokter Kim. Kang Woo mulai memikirkan tentang cemburu yaitu Rasa frustrasi dan marah.
Ia akan keluar ruangan melihat foto Dokter Kim lalu terlihat curiga dan bertanya apakah dokter itu mengangkat tahi lalatnya. Dokter Kim terlihat panik. Kang Woo melihat  Ada tahi lalat di foto tapi sekarang tidak ada. Dokter Kim langsung menutup wajahnya mengaku sudah mengangkatnya.
“Kau tampak jauh lebih baik.” Komentar Kang Woo. Dokter Kim seperti bisa bernafas lega. 


Kang Woo kembali kerumah dan mulai berolahraga tapi pikiran mengingat yang dikatakan Dokter Kim “Saat tidak melihatnya, kau merindukannya.” Lalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri “Apa aku merindukannya saat tidak melihatnya?”
“Aku tidak begitu merindukannya. Ini Sudah 15 jam, 8 menit, dan 23 detik, tapi aku baik-baik saja.” Ucap Kang Woo santai lalu tersadar dan panik langsung turun dari treadmill.
“Apa Aku menghitung waktunya hingga detik? Sungguh?” kata Kang Woo tak percaya 


Kang Woo mandi tapi pikiran bertanya-tanya “Dia sedang apa? Dia mungkin di kantor, jadi, aku yakin dia tidak bersama pria lain. Apa dia sedih saat aku mengusirnya?” Saat itu dokter Kim datang “Kau penasaran apakah dia sakit.”
“Kau ingin tahu dia bersama siapa.” Ucap Dokter Kim lalu menyanyi dengan suara sumbang.
“Aku tidak ingin tahu... Aku tidak penasaran... Aku tidak penasaran dengan Seo Yeon! Tidak! Tidak!” teriak Kang Woo frustasi. 

Seo Yeon mengendong anak muridnya yang menjerit kesakitan bahkan sampai terjatuh dan langsung buru-buru ke dalam ruang UKS. Min Hyuk melihatnya dan langsung memberikan penghilang rasa sakit dikakinya. Si anak pun senang karena tadi sangat sakit, tapi sekarang baik-baik saja.
“Sepertinya ototmu tegang.” Ucap Min Hyuk lalu si anak pun berjalan pergi.
“Apa Dia baik-baik saja?” tanya Seo Yeon khawatir. Min Hyuk memberitahu anak itu baik-baik saja. Seo Yeon akan pergi tapi Min Hyuk menahanya karena melihat luka di lutut Seo Yeon. 

Seo Yeon pun diberi oleh pada lututnya. Min Hyuk memperingatkan Seo Yeon Jangan memaksakan lututnya selama beberapa hari. Seo Yeon menganguk mengerti dan mengucapkan Terima kasih. Seo Yeon merasa lukanya perih tapi merasa baik-baik saja.
“Ini Belum selesai, Ini bisa terinfeksi.”kata Min Hyuk mencoba menahan Seo Yeon sebelum pergi
“Bu Joo, kau masih bersemangat jika menyangkut muridmu.” Ucap Min Hyuk. 

Flash Back
Seo Yeon berlari membawa anak muridnya yang terluka, Saat itu Min Kyung baru saja datang dengan mengisap permen lolipop melihat Seo Yeon.
“Maksudku, saat kali pertama datang ke sini, aku pernah ikut tur setelah mendengar mantan dokter akan pindah ke luar negeri. Sejujurnya, aku tidak terlalu peduli dengan sekolah.”
“Kakinya tidak terluka seperti anak lelaki hari ini. Dia hanya mimisan karena terkena bola basket. Kau tampak sangat keren saat itu.” 

Seo Yeon seperti tak percaya mendengarnya, lalu berkomentar anak muridnya mungkin terlihat seperti orang dewasa, tapi mereka masih anak-anak. Ia pikir bahkan Orang dewasa pun takut saat mereka terluka jadi Pasti lebih buruk bagi anak muridnya.
“Kau orang hebat, Bu Joo...” puji Min Hyuk. Seo Yeon menolak Min Hyuk membantunya lagi karena bisa melakukanya sendiri
“Kau bilang orang dewasa pun takut saat mereka terluka. Aku tidak takut karena ini tugasku.” Ucap Min Hyuk. Saat itu Kang Woo melihat dari depan pintu seperti merasakan sesuatu di dadanya melihat Seo Yeon dan Min Hyuk saling tersenyum. 

Kang Woo pun kembali ke ruangan teringat dengan ucapan Dokter Kim “Apa kau merasa frustrasi dan marah besar...” lalu terlihat menahan amarah. Saat itu Direktur masuk dengan guru ke ruangan direktur,
“Saat menengok ke luar jendela, aku melihat mobilmu. Menurutku itu aneh.” Ucap Wakil Kepsek. Guru pun membenarkan.
“Kenapa kamu tidak mengabari kami akan datang hari ini? Kau seharusnya menelepon kami lebih dahulu. Aku kecewa.” Ucap Wakil Kepsek
“Kenapa? Apa aku tidak boleh kemari? Apa yang akan kalian lakukan tanpa aku? Aku bisa kemari karena bekerja di sini!” teriak Kang Woo. Keduanya hanya bisa melonggo.
“Coba Lihat... Pekerjaanku banyak sekali! Keluar. Keluar dari ruanganku!” teriak Kang Woo mara melempar lembaran kertas.
Kang Woo melihat Dokter Kim lagi mengatakan “Apa kau merasa marah saat dia bersama pria lain? Kalau begitu, sudah pasti.” 

Akhirnya Kang Woo berjalan di di sebuah kampus lalu melihat seseorang yang sedang menari tap dance lalu memberikan setangkai bunga, lalu melihat pria lainya juga memberikan bunga yang sama. Beberapa wanita pun memberikan Kang Woo bunga sambil memberikan selamat.
Kang Woo akhirnya memegang buket bunga lalu menari dengan wajah bahagia, kaki Kang Woo melangkah dengan senyuman bahagia membawa buket bunga. Didepanya terlihat Seo Yeon dan Mi Kyung sedang mengobrol Kang Woo tersenyum bahagia melihatnya.
Tapi saat itu Kang Woo melihat Seo Yeon lebih jelas dan teringat dengan saat bersama dengan seorang pria. Lalu berteriak marah “Hei, hentikan omong kosong ini dan sana buang air besar!” dan saat remaja Seo Yeon mengatakan “Aku tidak menyukaimu karena kau jelek dan gemuk.”
Wajah Kang Woo langsung bersedih seperti hatinya menolak dengan Seo Yeon. Seo Yeon tiba-tiba menatapnya, Kang Woo langsung membuang buket bunga ke jendela lalu berbalik arah. Mi Kyung bingung apa itu tadi, Seo Yeon hanya bisa mengangkat bahunya. 



Kang Hee baru keluar dari "Salon Rambut" lalu memberikan uang tip dengan gaya angkuhnya. Ia tiba-tiba teringat yang dikatakan Won Jae “Tunjukkan sopan santun saat kamu membayar. Kamu tidak tahu tindakanmu lebih berdampak daripada kata-kata?”
Akhirnya Kang Hee menurukan tanganya memberikan uang dengan sopan, si tukang parkir pun terlihat bahagia menerima uang 50rb. Kang Hee akan pergi tapi tiba-tiba seperti menabrak sesuatu,  Seorang pria terlihat cupu menangis melihat Mobil remote kontrolnya terlindas.
“Berapa biayanya? Aku akan menggantinya.” Kata Kang Hee. Won Jae dengan dandanan cupu mengaku tidak apa-apa.
“Aku juga salah... Kita berdua salah. Tidak perlu mengganti rugi.” Ucap Won Jae
“Tapi tetap saja, aku harus...” ucap Kang Hee. Won Jae pikir tak perlu lalu bergegas pergi. Kang Hee pun menatapnya pergi.
Won Jae berjalan dengan wajah sedih membawa mobilnya, saat itu Kang Hee sempat melihat dari dalam mobil tapi akhirnya pergi dengan mobilnya, Won Jae pura-pura acuh. Saat Kang Hee pergi,Won Jae mengucapkan akan berjumpa lagi dengan Lee Kang Hee.
“Ada apa? Apa dia targetmu berikutnya?” tanya si pria penjaga parkir. Won Jae bertanya pada pria itu apakah sudah memberi tahu yang lain
“Tentu saja. Aku menyuruh mereka meneleponmu saat mobilnya muncul.” Ucap Si pria.
“Semoga malammu menyenangkan.” Kata Won Jae memberikan kacamata tebalnya lalu pergi. Si pria mengeluh kalau matanya sakit karena kacamatanya yang terlalu tebal. 



Won Jae berjalan sendirian lalu bertanya apakah tahu KSDM, alu menjawab sendiri itu maksudnya Pria yang kalah di siang hari, tapi dominan di malam hari. Saat itu suara kucing yang menakutanya dan kembali berjalan seperti pemberani.
“Di siang hari, kamu akan sangat patuh dan membiarkan mereka mendapatkan keinginannya. Tapi di malam hari, kau menjadi binatang buas. Wanita karismatik seperti dia menyukai pria yang kalah di siang hari, tapi dominan di malam hari.” Ucap Won Jae lalu memberikan makanan untuk kucing disamping rumah.
“Kau pulang lebih awal.” Sapa Won Jae melihat Won Seok daru datang. Won Seok bertany apa yang dilakukan sang kakak.
“Ada kucing di gang.” Ucap Won Jae. Won Seok mengeluh kalau itu hanya kucing liar.
“Bagaimana dengan Seo Yeon? Dia pergi ke bar untuk memberikan bubur dan obat untuk flu-mu. Apa Kau tidak bertemu dengannya?” tanya Won Jae. 


Di dalam bar, Kang Woo minum sambil membanggakan dirinya karena seluru pria menatapnya. Ia  pikir kalau seorang Kang Woo harus percaya diri karena tidak seperti dahulu lalu minum wine dengan gaya elegan. Saat itu  Hyun Soo melihat Kang Woo langsung menghampirinya.
“Sedang apa kamu di sini? Kau tahu bar apa ini?” ucap Hyun Soo heran melihat Kang Woo datang.
“Apa maksudmu? Apa ini Bar yang hanya bisa didatangi orang terkenal seperti Park Seok Min? Aku sendiri cukup terkenal. Ayolah.” Ucap Kang Woo bangga
“Kau akan memperburuk rumornya.. Astaga, entahlah. Terserah saja. Benar. Mari minum bersama. Sudah lama sekali.” kata Hyun Soo mengajak untuk minum. 

Seo Yeon baru saja datang ke bar menerima telp dari Won Jae kalau Won Seok sudah pulang lalu menutup telpnya. Ia pun mengeluh kalau sia-sia datang ke bar, saat itu tiba-tiba matanya melihat Kang Woo dan Hyun Soo di bar.
Hyun Soo sedang mengoda Kang Woo melihat rambutnya beruban. Sementara Seo Yeon melihat keduanya seperti sedang berpelukan, lalu berkomentar mereka memang pasangan yang serasi. Kang Woo menyuruh Hyun Soo seharusnya berolahraga sepertinya.
“Kang Woo, semoga berhasil.” Ucap Seo Yeon tersenyum lebar, sementara Kang Woo dan Hyun Soo memang terlihat seperti layaknya pasangan yang sedang berkencan. 

Won Seok baru saja selesai mandi melihat seseorang dalam dapur dan berpikir kalau itu adiknya. Ia pun bertanya apakah adiknya sudah pulang dan Kenapa pergi ke bar, lalu ingin tahu Di mana obatnya. Ho Dol sedang mencuci piring terlihat bingung.
“Kenapa kau tidak menjawab... Kau... Kenapa kau di sini?” ucap Won Seok kaget melihat Ho Dol. Ho Dol juga bingung menjawabnya.
“Hei. Kak Won Jae. Kakak pulang lebih awal. Tumben... Apa? Ho Dol. Jangan mencuci piring... Biar kakakku saja.” Ucap Seo Joon masuk ke dapur.
“Tidak, aku harus mencucinya. Dia memberiku makan malam. Lagi pula, aku sudah selesai. Sampai jumpa lagi.” Kata Ho Dol lalu bergegas pergi.

Won Seok terlihat kebingungan bertanya Siapa itu. Seo Joon menjawab  Ho Dol adalah tutor privatnya. Won Seok kaget mendengarnya. Seo Joon memberitahu Ho Dol kuliah di Universitas Hangook dan guru yang hebat.
“Mungkin aku yang terbaik di kelasku... Astaga. Bagaimana jika aku benar-benar di posisi pertama?” ucap Seo Joon bangga. Sementara Won Seok hanya bisa melonggo tak percaya. 

Ho Dol berjalan pulang dengan wajah shock mengingat saat datang ke bar bertemu dengan Won Seok dan mengatakan “Aku mengatakan ini karena kau bisa jadi adikku. Bar ini tidak cocok untukmu. Kau akan tahu begitu melihat-lihat.”
“Aku ragu dia mengingatku. Tapi Aku sangat membutuhkan sesi bimbingan itu.” Ucap Ho Dol kebingungan.
Saat itu di dekat rumah seseorang mengambil foto sepert seorang paparazi. Jang Mi langsung mengeprint foto Ho Dol dan berkomentar kalau dia baru dan ingin tahu Bagaimana bisa masuk ke rumah itu dan mengaku sangat iri.
Jang Mi melihat dinding penuh dengan wajah "Joo Seo Yeon" dalam bentuk love, terlihat semua gambar yang diambil adalah orang-orang yang keluar masuk rumah. 

Seo Yeon melihat kakaknya yang terbaring sakit, lalu memberikan kompres. Won Seok mengeluh dan ingin menghindar, Seo yeon menyuruh kakaknya agar Jangan bergerak. Won Seok akhirnya terdiam dengan kepala di kompres.
“Pasti sulit juga bagi Kang Woo... Apa yang harus kulakukan?” ucap Seo Yeon menatap kakaknya yang sama dengan Kang Woo. 

Kang Woo tersenyum menatap boneka yang diberikan Seo Yeon dengan senyuman bahagia. Hyun Soo berjalan keluar dari kamar mandi tersenyum bahagia karena piyama  terbuat dari sutra karena Rasanya sangat nyaman di kulit.
“Siapa yang menyuruhmu memakainya?” keluh Kang Woo. Hyun Soo  pikir Kang Woo punya banyak di lemari.
“Apa Kau tidak akan membeli rumah?” tanya Kang Woo. Hyun Soo merasa akan mendedikasikan diri untuk perusahaan.
“Pergilah ke perusahaanmu. Kenapa kau datang ke sini?” balas Kang Woo. Hyun Soo melihat boneka yang ditatap temanya lalu berkomentar kalau itu seperti kotoran gajah.
“Ayolah. Jangan seperti itu. Pacari saja wanita. Jangan terikat dengan hal seperti itu.” Ucap Hyun Soo
“Pria macam apa yang disukai wanita?” tanya Kang Woo. Hyun Soo terlihat bingung.
“Apa yang bisa membuat wanita bahagia?” tanya Kang Woo. Hyun Soo melihat ke arah TV dan berpikir mungkin hal seperti itu.
“Apa Wanita suka hal seperti itu?” tanya Kang Woo melihat terlihat suasana yang bagus dengan lampu yang bagus.
“Mereka akan senang sekali. Seorang pria kaya memamerkan kekayaannya. Tentu saja mereka akan menyukainya.” Kata Hyun Soo. Kang Woo mengerti.



Seo Yeon baru saja selesai melatih anak muridnya saat itu Kang Woo melihat dari kejauhan. Anak muridnya melihat Kang Woo menyapanya sambil mengucapkan Terima kasih. Kang Woo melihat Seo Yeon pasti sangat suka melatih tim atletik.
“Benar... Tanpa lari, aku pasti kacau... Kang Woo, Apa mau kuberi tahu cara menjadi pelari yang baik?” ucap Seo Yeon. Kang Woo menatapnya dengan wajah serius.
“Anggap saja ada garis finis. Saat kamu berada di garis start, bayangkan yang kamu inginkan menunggu di garis akhir, baik itu benda, orang, atau situasi. Jika kau berlari kencang, fokus pada hal itu, semuanya berakhir.” Kata Seo Yeon menunjuk ke ujung lapangan. Kang Woo tertawa mendengarnya.
“Apa Kau tertawa? Aku memenangkan medali perak di lomba atletik nasional dengan metode ini.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo membenarkan.
“Kang Woo... Kau juga harus berlari. Jangan memikirkan hal lain. Fokus saja pada garis finis.” Ucap Seo Yeon memberikan semangat.
Kang Woo menatap Seo Yeon yang berjalan ke arah ujung garis, tatapan seperti melihat Seo Yeon saat masih remaja. Ia juga seperti dirinya saat masih remaja yang menatap Seo Yeon. Akhirnya ia mengeluarkan ponsel menelp Seo Yeon yang ada diujung lapangan.
“Kau sedang apa?” tanya Seo Yeon bingung. Kang Woo mengatakan akan berlari.
“Seperti yang kau katakan, aku hanya akan fokus pada hal itu.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon terlihat bingung. 



Seo Yeon berjalan sendirian sesuai dengan perintah Kang Woo “Ada yang ingin kukatakan. Datanglah ke alamat ini pukul 22.00.” Lalu melihat gedung yang gelap padahal ini alamat yang tepat. Ia masuk memanggil Kang Woo beberapa kali sampai akhirnya lampu di ruangan menyala.
“Ada apa? Apa ini?” tanya Seo Yeon bingung melihat banyak baju olahraga didepanya.
“Apa Kau menyukainya? Aku bisa saja menyewa seluruh taman bermain. Tapi kupikir kau lebih suka ini daripada wahana taman hiburan.” Ucap Kang Woo bangga
“Apa Kau akan memberikan ini kepadaku?” tanya Seo Yeon dengan wajah sumringah.
“Tidak, ini untuk tim atletikmu... Ini untuk mereka. Bisa dibilang Pak Dirut menyokong seragam mereka.” Kata Kang Woo bangga. 

Seo Yeon merasa tak percaya kalau ini untuk tim atletiknya,  lalu memuji kalau warna cantik. Ia pun bertanya alasan Kang Woo memberikan tiba-tiba. Kang Woo menjawab kalau ini suap dan  ingin memberi kesan baik. Seo Yeon terlihat bingung.
“Kurasa ini dimulai sejak lama. Tapi seperti orang bodoh, aku baru sadar. Aku tidak pernah membutuhkan wanita lain dalam hidupku.” Ucap Kang Woo.
“Apa? Dia tidak butuh wanita? Ada apa ini? Apa dia tahu bahwa aku tahu? Sial. Park Hyun Soo tidak ingin dia tahu.” Gumam Seo Yeon bingung.
“Kecuali kau... Aku harap kau bisa tetap di sisiku, Seo Yeon.” Kata Kang Woo. Seo Yeon kaget kalau yang dimaksud itu dirinya.
“Ya. Kau... Saat bersamamu, aku selalu mempermalukan diriku. Tapi... Kurasa aku hanya bisa menjadi diriku sendiri saat kau di sisiku. Jadi, Seo Yeon, bisakah kau tetap di sisiku?” ucap Kang Woo
“Aku mengerti. Kau butuh kedok. Kau butuh seorang wanita, jadi, kau tidak perlu mengikuti kencan buta lagi.” Gumam Seo Yeon mengingat terakhir kali Kang Woo melakukan kencan buta.
“Bagaimana menurutmu?” tanya Kang Woo. Seo Yeon bertanya  Apa Hyun Soo tahu tindakan Kang Woo ini. Kang Woo bingung Seo Yeon membahas Hyun Soo
“Kurasa tidak benar jika aku berada di tengah Hyun Soo dan kau.” Ucap Seo Yeon
“Tunggu, Apa kau punya perasaan lain terhadap Hyun Soo?” tanya Kang Woo. Seo Yeon membenarkan.
“Maafkan aku, tapi Hyun Soo memberitahuku segalanya.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo ingin tahu sejak kapan Seo Yeon menyukai Hyun Soo.
“Sejak kapan aku tahu?” gumam Seo Yeon lalu menjawab Sebenarnya, saat mereka baru bertemu lagi
“Aku melihat kalian bersama dan menyadarinya.” Ucap Seo Yeon yang A tahu mereka berdua berkencan.
“Sejak awal, aku tidak pernah punya kesempatan.” Gumam Kang Woo tak percaya.
“Sejak awal... Aku tahu kamu mengencani Hyun Soo.” Gumam Seo Yeon menatap sedih. 
Hyun Soo sedang ada dalam ruangan, melihat Kang Woo datang bertanya kenapa datang selarut ini. Kang Woo tak bisa menahan amarah langsung memukuli temanya, Hyun Soo bingung bertanya apa yang dilakukan Kang Woo. Akhirnya Hyun Soo bisa melarikan diri.
“Apa? Ada apa? Piama ini? Kau melakukan ini padaku karena piama ini?” ucap Hyun Soo melindungi dengan keyboard
“Seo Yeon... Seo Yeon menyukaimu!” teriak Kang Woo marah. Hyun Soo mengeluh itu omong kosong karena tidak pernah berkomunikasi jadi Kenapa bisa
“Aku tidak tahu!” teriak Kang Woo marah. Hyun Soo mengerti dan menganggap saja Seo Yeon menyukainya.
“Tapi kenapa itu alasanmu melakukan ini kepadaku? Kenapa? Kang Woo... Tunggu, apa kau...” ucap Hyun Soo menduga sesuatu. Kang Woo pun memilih pergi
“Tunggu, apa yang terjadi? Apa Dia tahu Kang Woo dan aku berpacaran, tapi dia bilang menyukaiku? Apa dia gila?” ucap Hyun Soo bingung.
Pagi hari
Kang Woo baru saja datang, Seo Yeon datang menyapanya tapi Kang Woo tak mengubrisnya lalu melangkah pergi.  Mi Kyung heran bertanya-tanya Ada apa dengan mereka, karean masalah tim atletik sudah selesai. Mim Hyuk pun tak bisa berkata-kata 


Seo Yeon gelisah tidur dikamarnya, teringat saat remaja mengatakan pada Kang Woo “Aku tidak menyukaimu karena kamu jelek dan gemuk.” Lalu Kang Woo meminta untuk tetap disisinya karena merasa hanya bisa menjadi diriku sendiri saat Seo Yeon di sisinya.
“Kurasa tidak benar jika aku berada di tengah Hyun Soo dan kau. Maafkan aku, tapi Hyun Soo...” ucap Seo Yeon.
“Tunggu... Dia tidak benar-benar menyukaiku dahulu dan sekarang. Kenapa dia menunjukkan wajah seperti itu? Kang Woo, kenapa kamu membuatku memikirkannya terus?” keluh Seo Yeon akhirnya tak bisa tidur. 

Kang Woo membuka pintu bertanya siapa yang datang, lalu terlihat sinis karena Seo yeon datang.  Seo Yeon lalu mengatakan kalau merasa  tidak ada alasan untuk tidak melakukannya lalu bergumam kalau akan Berpura-pura menjadi pacar palsu Kang Woo.
“Kuterima tawaranmu.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo bertanya tawaran apa maksudnya.
“Kau bilang hanya aku. Kau bilang bisa jadi diri sendiri hanya saat bersamaku.” Ucap Seo Yeon sambil bergumam kalau Kang Woo pasti sangat putus asa.
“Mari kita lakukan ini.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo pun ingin tahu Bagaimana dengan Hyun Soo
“Lupakan dia. Aku yakin dia akan mengerti. “ kata Seo Yeon. Kang Woo lalu berkomentar Harga dirinya.
“Ini sungguh melukai harga diriku...” ucap Kang Woo sedih, Seo Yeon pikir  itu bisa terjadi.
“Kita bisa mencobanya. Jika gagal, kita bisa berhenti...” kata Seo Yeon berpikir bisa membantu Kang Woo.
“Kurasa aku akan mati karena bahagia. Aku akan bersikap baik kepadamu.” Ucap Kang Woo memeluk erat Seo Yeon
“Baiklah. Aku juga akan  bersikap baik kepadamu.” Kata Seo Yeon lalu melihat Kang Woo mendekat mencoba menciumnya.
Bersambung ke episode 11

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar