PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
panik meminta Jung Hyuk melakukan sesuatu. Petugas meminta segara membuka pintu
dek kapal. Jung Hyuk memperingatkan kalauakan lakukan sesuatu jadi meminta Se
Ri Jangan terkejut dan menatapnya. Se Ri akhirnya menerima ciuman dari Jung
Hyuk.
“Apa? Apa
itu tadi?” ucap petugas kaget melihat ada yang berciuman lalu kembali
menutupnya. Se Ri dan Jung Hyuk gugup dengan kejadian sebelumnya.
“Hei,
buka lagi.” Kata Petugas. Jung Hyuk panik akhirnya kembali mencium Se Ri. Se Ri
pun dengan sengaja mengacak-ngacak rambut Jung Hyuk seperti menikmati ciumanya.
“Kalian
sedang apa?” ucap Petugas. Jung Hyuk akhirnya menatap ke arah atas. Se Ri
berpura-pura malu. Petugas akhirnya menyuruh keluar dan tak terkejut lagi.
Jung Hyuk
memperlihatkan ID cardnya. Petugas memastikan wajah dan fotonya sama lalu
berkomentar pasti tahu apa saja yang dilarang. Jung Hyuk hanya bisa terdiam.
Petugas mengeluh mereka itu jauh-jauh kemari untuk berbuat begitu
“Bukankah
sudah kubilang? Mereka mau memancing di malam hari, jadi, kujalankan kapalnya.”
Ucap si paman membuat alibi.
“Tapi
yang kulihat tadi bukan memancing.” Komentar Petugas. Paman menjelaskan mereka
itu muda mudi.
“Saat mau
jalan-jalan, bukan itu tujuannya. Mereka tak hanya minum saat pergi
minum-minum, 'kan? Mereka pergi memancing, tapi mereka tak selalu memancing.
Jika tidak begitu, mereka tak akan bisa punya anak, yang akan memimpin negeri
nantinya. Bukankah begitu?” jelas Si paman memastikan.
“Apa Kalian sedang berusaha punya anak di
dalam sana?” kata Petugas memastikan.
“Kurasa
ada salah paham. Bukan...” ucap Jung Hyuk yang langsung disela oleh Se Ri.
“Kami
akan segera menikah, jadi, kami agak terburu-buru.” Jelas Se Ri merangkul
lengan Jung Hyuk
“Baiklah...
Tapi aku tak bisa terus izinkan kalian di sini. Kembalilah begitu selesai.”
Ucap Petugas.
“Begini...Tunggu.
Kami masih harus melakukan sesuatu di sini. Sebentar lagi...” ucap Se Ri
melihat bunyi klakson kapal yang tak jauh darinya. Petugas pun menyuruh agar
memutar balik kapalnya. Paman pun tak bisa mengelak.
“Lakukan sesuatu.
Kita tak bisa kembali. Bukankah kapalnya di sana?” ucap Se Ri panik
“Kau
sudah lihat semuanya. Kita tak bisa pergi.” kata Jung Hyuk. Se Ri frustasi yang
harus dilakukan sekarang.
“Maaf,
Pak Ri Jung Hyuk... Aku harus pergi sekarang. Aku harus pergi walau mati saat
ke sana.” Kata Se Ri sudah hilang akal.
“Aku tak
akan menghentikanmu. Tapi apa kau mau kapten kapal ini mati bersamamu? Apa Kau
pikir dia rela?” ucap Jung Hyuk. Se Ri pun tak bisa berkata-kata.
Mereka
akhirnya sampai didarat, Se Ri berpikir
Dalam hidup, orang-orang mengalami kecelakaan dan Mereka juga tersesat.
Ia menceritakan Kenalannya pergi ke Daejeon saat belajar menyetir karena tak
bisa belok kiri.
“Kini aku
seperti dirinya. Aku berakhir di Korea Utara, bukan Daejeon. Kurasa jaraknya
tak jauh berbeda.” Ucap Se Ri menatap Jung Hyuk.
“Bukankah
kau naik kapal?” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Hari ini... dengan wajah sedh
“Aku akan
tetap bersikap positif dan kuanggap tersesat lebih lama. Tapi aku akan pergi
pekan depan, 'kan?” kata Se Ri
“Tidak
mungkin.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri tahu ini akan sulit. Tapi pasti ada jalan
keluar jika berusaha. Jun Hyuk menjawab tidak.
“Begitu
ada perintah pemeriksaan, butuh 10 sampai 15 hari sampai dicabut.” Kata Jung
Hyuk
“Apa
perlu kau bicara begitu di situasi seperti ini?” kata Se Ri kesal. Jung Hyuk
pikir itulah kebenarannya...
“Apa Kau
pikir aku mau dengar itu?” ucap Se Ri marah. Jung Hyuk pikir Se Ri mau kalau ia
berbohong...
“Aku tak
memintamu bohong, tapi menenangkanku. Kau bisa bilang "Tak apa-apa. Kita
pasti bisa." Kata Se Ri kesal
“Aku tak
bisa berikan itu.” Tegas Jung Hyuk. Se Ri mengeluh Jung Hyuk itu begitu keji.
Jung Hyuk tak percaya dianggap keji.
“Jangan
menatapku seolah-olah kau tak pernah berbohong.” Kata Se Ri. Jung Hyuk pikir matanya memang seperti ini.
“Kau
pandai bohong tadi. Kenapa sekarang tak bisa?” ucap Se Ri. Jung Hyuk bertanya
kapan.
“Kau
bilang aku tunanganmu.” Kata Se Ri. Jung Hyuk pikir tak punya pilihan...
“Lalu
ciumannya? Asal kau tahu saja, aku tak mudah terpikat. Pemikiranku tak sekuno
itu. Lagi pula, itu bukan ciuman. Orang-orang di Paris menyapa dengan ciuman. Tapi
bukankah aku butuh penjelasan sebab ini bukan Paris?” kata Se Ri.
“Kau
menyuruhku lakukan sesuatu...” kata Jung Hyuk membela diri. Se Ri menegaskan kalau menyuruh lakukan
sesuatu. Bukan menciumnya.
“Tapi
katamu itu bukan ciuman.” Kata Jung Hyuk. Se Ri mengeluh kalau itu batasannya.
“Apa Bagimu
bukan masalah karena hanya kecupan?” kata Se Ri marah. Jung Hyuk mengaku bukan
sepert itu.
“Dan
bagimu tak berarti apa pun? Kau terdengar keren tadi. Memangnya kita di
Hollywood?” kata Se Ri. Jung Hyuk merasa tak pernah ke sana...
“Itu
dia... Kau merasa bersalah, 'kan? Jika benar, janjilah padaku. Kau harus membuatku
minum espresso di kafe terbaik di Gangnam.” Kata Se Ri
“Aku tak
bisa menjanjikan itu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri makin marah mendengarnya.
Jung Hyuk
sedang duduk disamping tempat tidurnya lalu terdengar suara pintu gerbang
rumahnya tertutup. Ia keluar kamar melihat alas tidur yan dilipat rapit dan
note yang dituliskan Se Ri.
“Terima
kasih atas segalanya. Aku tak mau menyulitkanmu lagi. Aku akan cari jalan
keluar sendiri.” Jung Hyuk langsung
mencari Se Ri keluar rumah.
Se Ri
sudah ada di pinggir tebing dengan perlengkapan paralayangnya. Ia pikir tak
bisa menunggu saja dan harus lakukan sesuatu. Ia tak peduli kalau Jika harus
mati di jalan.
“Ini
Se-ri, ganti.. Jika ada yang dengar, tolong jawab.” Ucap Se Ri berbicara pada
Walkie Talkienya tapi tak ada sahutan.
“Tak
apa-apa. Ini akan berfungsi di jalan.” Ucap Se R dan siap terbang, Tapi
tiba-tiba Jung Hyuk datang dengan nafas terengah-engah. Se Ri kaget melihat
Jung Hyuk datang.
“Aku
menyelinap saat kau tidur.” Ucap Se Ri kaget. Jung Hyuk mengaku sudah tahu tapi
mendengarnya saat Se Ri pergi
“Aku
dengar suara pintu tertutup.” Kata Jung Hyuk. Se Ri ingin tahu dari mana Jung Hyuk tahu keberadaanya.
“Apa kau sengaja
menyeret parasut kemari agar bisa kuikuti?” kata Jung Hyuk. Se Ri mengaku
tidak.
“Apa Kau
tak baca pesanku? Aku tak mau menyusahkanmu lagi. Aku datang seperti ini, jadi
Aku harus pergi begini juga.” Kata Se Ri.
Jung Hyuk
mengingatkan kalau Ada bencana alam saat Se Ri kemari, tapi saat ini berbeda
dan Karena ini paralayang tak akan terbaca radar. Ia menjelaskan Tapi Se Ri
sekarang bisa terlihat dengan mata. Se Ri merasa tak peduli.
“Kau bisa
bayangkan... Kau akan ditembak di tempat. Baik di Utara atau Selatan.” Ucap
Jung Hyuk. Se Ri terdiam membayangkan di tembak oleh polisi militer.
Jung Hyuk
melihat radio yang dinyalakan Se Ri lalu bertanya sudah berapa lama menyala dan
langsung mematikanya.
Di
gedung BADAN KEAMANAN. Tuan Jo baru saja
datang melihat anak buahnya bergegas keluar dan bertanya ada apa. Anak buahnya
memberitahu Transmisi mencurigakan dari Gunung Janam. Tuan Jo ingin tahu Apa ada pesannya.
“Kami
sedang analisis... Dilihat dari frekuensinya, tampaknya sedang menghubungi
Korea Selatan.” Ucap anak buah Tuan Jo
“Tutup daerah
itu dan lakukan pencarian. Ini perintah darurat.” Kata Tuan Jo. Si anak buah
mengerti. Tuan Jo pun menyuruh agar memutar mobil dan perg ke gunung.
Se Ri
kaget akan dianggap Pengintai. Jung Hyuk memberitahu Jika ada sinyal tak
dikenal, maka mereka akan tiba dalam sepuluh menit dan yaknin sekarang mereka
sudah berangkat jadi akan tertangkap jika pergi. Se Ri pikir Jung Hyuk lebih
baik tetap disini saja.
“Aku akan
turun... Dan tertangkap saat turun. Mereka tak akan naik kemari.” Ucap Se Ri
“Lalu
apa? Badan Keamanan sudah mengira kau tunanganku.” Kata Jung Hyuk.
“Lalu
bagaimana? Katamu aku juga akan tertangkap.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk melihat
sekeliling pegunungan.
Ia pun
memutuskan meraka akan pergi kesana. Se Ri bingung merekaakan pergi sana dan
ingn tahu apa yang dipikirkan Jung Hyuk sekarang. Jung Hyuk mengatakan sudah memikirkan
ke mana kita bisa pergi dengan ini. Se Ri menahan sebentar tapi Jung Hyuk sudah
menahanya dan menyuruh Se R agar memegangnya.
Keduanya
pun menuruni tebing dengan saling mengandalkan paralayang dan saling berpelukan
erat. Se R meminta Jung Hyuk agar pergengann padanya. Jung Hyuk pikir itu sudah
pasti. Se Ri mengaku hanya kesal dan juga frustrasi tadi. Jung Hyuk mengaku
sudah tahu.
“Sebenarnya,
aku sangat bersyukur atas segalanya.” Akui Se Ri. Jung Hyuk mengaku tahu.
“Kau
selalu bilang begitu.”keluh Se Ri kesal dan saat itu Tuan Jo dkk datang tak
menemukan siapapun.
Anak buah
Tuan Jo pikir sinyalnya terdeteksi disini. Tuan Jo heran kemana mereka akan
pergi. Anak buahnya mengatakan masih menyisir area itu. Saat itu didepan pintu
ruangan Tuan Jung sudah menunggu dan memberikan hormat. Tuan Jung pun menyuruh
anak buahnya untuk pergi.
“Jadi,
Apa mereka kembali tanpa pergi ke Pyongyang?” tanya Tuan Jo. Tuan Jung
membenarkan kalau mereka kembali pagi ini.
“Kenapa?”tanya
Tuan Jo. Tuan Jung mengaku tak tahu. Tuan Jo pikir ada yang mencurigakan jadi
menyuruh agar mengaawasi mereka.
“Aku akan
menyelidikinya.” Kata Tuan Jung akan keluar ruangan. Tuan Jo menahanya sambil
mengeluarkan dompet.
“Apa Kau
akan pulang setelah kerja semalaman? Mampirlah ke pasar dan beli daging saat
pulang.” Ucap Tuan Jo memberikan banyak uang.
“Tak
perlu, Pak.” Kata Tuan Jung. Tuan Jo menyuruh Tuan Jung tak perlu sungkan.
“Nama
putramu U Pil, 'kan? Dia masih sepuluh tahun.” Kata Tuan Jung. Tuan Jo
membenarkan dengan wajah gugup.
“Anak
seusianya banyak makan. Belikan dia makanan.” Kata Tuan Jung.Tuan Jo akhirnya
mengucapkan terimakasih.
Di pasar
banyak orang yang menjual barang-barang bahkan tembakau di sini. Saat itu
seorang pria menelp Seon Hwa, kalau sudah mengirim pakaian dan sepatu khusus
olahraga lewat kereta pukul 20.00 jadi bisa ngambil di stasiun malam ini.
“Kirim
kukis rasa buah dan permen karet stroberi ke Chung Seong di Hoeryong, ya?” ucap
Si pria.
Sementara
Tuan Jung pergi ke penjual daging dan membeli daging babi 1 kilogram. Si
penjual pikir Ada yang ulang tahun dan ingn tahu alasanya membeli babi hari
ini. Tuan Jung mengaku Ini untuk putranya jadi meminta agar memberikan bagian
yang bagus.
“Jangan
cemas.. Aku menjual daging terbaik di pasar.” Kata si pria.
Saat itu
distand sebelah, Jung Hyuk bertanya apakah punya biji kopi. Si pria mengatakan
hanya punya kopi dalam kemasan dan ini dari Selatan. Tuan Jung menatap dari
kejauhan. Jung Hyuk mengaku butuh biji kopi. Si pria mengaku bisa carikan
untuknya.
“Jika kau
bayar uang muka, akan kupesan di pedagang yang datang dari Pulau Yanggang.
Mereka punya semuanya di sana kecuali tanduk kucing.” Ucap si pria.
Tuan Jung
seperti terdiam menatap Jung Hyuk dan akan membayar dagingnya. Tiba-tiba
seorang pria merapas dompet Tuan Jung lalu membawa kabur. Pedagang menjerit
kalau itu uangnya, Jung Hyuk melihat pencopet langsung mengejarnya.
“Bukankah
dia anggota geng?” ucap pegagang lain. Si pedagang daging panik karena tahu
pria itu anggota geng
“Tak
mungkin petugas militer bisa hadapi dia sendiri. Seharusnya kuhentikan dia. Gangster
akan menghajarnya habis-habisan.” Kata Si pegadang. Tuan Jung terdiam
mendengarnya.
Jung Hyuk
terus mengejar dan masuk ke rumah kosong tanpa penghuni, seperti dijebak masuk
ke dalam. Si pria pun menyerahkan hasil curianya pada bosnya. Si bos melihat
Jung Hyuk berkomentar mereka semua prajurit yang dikeluarkan.
“Kau tak
membuat kami takut. Akan kubiarkan kau hidup, jadi jangan ikut campur Jika kau
ingin mati hari ini.” Ucap Si Pria. Jung Hyuk seperti tak takut melihat semua m
mengeluarkan pisau.
Perkelahian
pun terjadi, Jung Hyuk bisa melawan anak buah dengan pisau. Si bos pun berusaha
melawan Jung Hyuk tapi kekuatan tak bisa melebihi Jung Hyuk. Anak buah si bos
akan memukul Jung Hyuk dengan batu, tapi Tuan Jung bisa menyelamatkan dengan
melempar batu ke arah si pria.
“Aku tak
tahu bagaimana membalas jasamu.” Ucap Tuan Jung berhasil mengambil dompetnya.
Jung Hyuk pikir Tidak perlu.
“Ada
banyak pencopet di pasar. Hati-hatilah.” Kata Jung Hyuk lalu bergegas perg.
Tuan Jung menatap Jung Hyuk dan mengeluarkan sebuah kertas yang disimpan dalam
dompetnya, seperti merasa bersalah.
Ju Meok
mengaku sudah mendengarnya dari pamannya
dan menenankan kalau Se Ri tak perlu
cemas karena Kapten Ri sedang mencari jalan. Se Ri mengaku biasanya tak sarapan
dan Itu disebut puasa berselang. Ia mengaku saat makan, hanya makan sedikit.
“Hanya
satu atau dua suap bubur gandum organik dari Kanada dengan sirop mapel organik yang
dari Kanada juga.” Ucap Se Ri menatap kosong.
“Apa yang
dia bicarakan?” keluh Tentara Pyo. Se Ri bertanya apakah mereka tahu Buku
Panduan Michelin
“Aku
hanya makan malam di restoran berbintang Michelin. Tapi koki yang kerja di sana
hanya punya satu keinginan, melihatku menghabiskan hidanganku. Apa pun yang
mereka sajikan, aku hanya makan tiga suap. Dari situ aku dapat julukan,
"Putri Pemilih".” Cerita Se Ri
“Itulah
diriku dahulu. Kenapa sekarang aku suka kerak nasi dan gula?” keluh Se Ri makan
dengan lahap.
“Kerak
nasi memang enak jika dicocol gula.” Ucap Eun Dong bahagia. Se Ri pun mengeluh
karena ia sudah makan yang kelima kalinya.
“Wanita
serakah. Kau menyantap semua makanan milik Kapten Ri. Seharusnya kau malu.”
Kata Tentara Pyo sinis.
“Apa kau Tak
lihat aku mulai mudah beradaptasi? Aku harus segera kembali. Jika tidak,
bisa-bisa aku tinggal selamanya di sini.” Ucap Se Ri kesal.
“Kenapa
kau bicara omong kosong setelah makan kerak nasi? “ keluh Tentara Pyo
“Aku
tahu. Kau takut juga, 'kan? Aku sangat takut. Jadi, kalian harus membantuku. Aku
tak bisa andalkan Ri Jung Hyuk. Tidak akan bisa.” Ucap Se Ri frustasi.
“Omong-omong,
di mana Kapten Ri?” tanya tentara Pyo. Se Ri mengaku tak tahu dan hanya
memberitahu akan pergi membeli sesuatu.
“Begitu
rupanya. Sebenarnya, dia menyuruh kami datang dan melindungimu.” Akui Jo Meok
“Apa?
Melindungi? Melindungi siapa?” tanya Se Ri terlihat bangga. Jo Meok memberitahu
kalau itu Se Ri.
“Aku?
Astaga... Aku tak akan mudah hancur hanya karena dia meninggalkanku sebentar.
Lalu Ri Jung Hyuk bilang apa lagi soal diriku?” ucap Se Ri malu-malu.
“Kami tak
boleh biarkan kau sendiri.” Kata Ju Meok. Se Ri pun tak percaya yang dilakukan
Jung Hyuk.
“Aku
bukan anak-anak!.. Aku bisa sendiri... Ri Jung Hyuk konyol sekali. Dia
berlebihan.” Ucap Se Ri tersipu malu.
“Dia
jelas tak memercayaimu, karena kau suka berbuat onar. Dia ingin kami
mengawasi.” Kata Tentara Pyo.
“Apa Kau
bisa tutup mulut?” keluh Se R kesal. Tentara Pyo pun mengeluh dengan wanita
yang berlebihan.
“Padahal
aku merasa lega saat dia pergi kemarin. Kenapa malah kembali?” komentar Tentara
Pyo sinis.
“Hei, Pyo
Chi Su... Aku tak mau berakhir begini, tapi kembalikan barangku. Sampo,
kondisioner, sabun mandi.” Kata Se Ri.
“Maaf,
harus kutolak. Awalnya aku tak butuh, tapi kini aku tak bisa hidup tanpa sampo
yang kau berikan.” Ucap Tentara Pyo bangga dengan rambutnya.
“Apa
maksudmu?” ucap Se Ri. Tentara Pyo merasa
Kepalanya tak pernah sewangi ini.
“Dan
juga, kau tak bisa ambil kembali barang yang kau beri.” Kata Tentara Pyo lalu
terdengar suara ketukan pintu gerbang.
Se Ri
membuka pintu melihat dua ibu-ibu lagi mengeluh dan bertanya Ada apa lagi. Nyonya Na memberitahu Ada
pengumuman penting untuknya yatu Hari ini ulang tahun Yeong Ae. Se Ri
bingung Yeong Ae siapa. Nyonya Na
mengingatkan kalau bertemu dengannya kemarin.
“Dia
istri Kolonel Senior, di desa kami...” ucap Nyonya Yang dan langsung disela
oleh Nyonya Na.
“Jadi,
dia ketuanya.” Kata Nyonya Na. Se Ri tak peduli dan ingn tahu apa
maksudnya.
“Jadi, ada
perayaan ulang tahun.” Kata Nyonya Na. Se Ri mengucapkan terima kasih sudah
mengundangknya.
“Baiklah...
Kami akan berkumpul pukul 15.00. Kami akan memasak bersama, dan...” ucap Nyonya
Na
“Terima
kasih sudah mengundangku, tapi aku tak datang ke pesta ultah orang. Maaf... Permisi.”
Ucap Se Ri dan langsung menutup pintu rumahnya.
Nyonya
Yang bingung apa itu maksudnya “Ultah” . Nyonya Yang pikr Mau apa pun itu
artinya, menurutnya Se Ri itu tak akan datang ke perayaannya, Nyonya Yang seperti
tak yakn kalau artinya seperti itu lalu mengeluh Se Ri itu tak sopan.
“Dia tak
punya sopan santun. Dia kekurangan banyak hal.” Ucap Nyonya Na.
Di
ruangan
Tuan Choi
gugup di ruangan Tuan Jo ingin memastikan kalau Ri Jung Hyuk tak membahas apa pun
sejak hari itu bahkan tidak balas dendam atau semacamnya atau Komisi Pusat
memanggilnya. Tuan Jo menjawab tidak. Tuan Choi mengaku sengaja datang
jauh-jauh kemari.
“Sebaiknya
aku minta maaf kepadanya, 'kan? Aku bahkan mengangkat kerahnya saat itu. Aku
sudah gila.” Ungkap Tuan Choi panik.
“Apa Kau
bukan mau menemuiku, tapi mau minta maaf kepadanya?” sindir Tuan Jung.
“Tidak,
bukan seperti itu. Aku mengidap insomnia, jadi, aku minum obat akhir-akhir ini.”
Akui Tuan Choi
“Ri Jung
Hyuk bukan pria yang gegabah dan balas dendam. Dia pasti merencanakan sesuatu untuk
menyelidikinya diam-diam.” kata Tuan Jo
“Itu
lebih buruk, 'kan? Aku tak sanggup. Aku harus menemuinya, dan berlutut...” kata
Tuan Choi panik
“Hei... Bukankah
kau bilang kenal orang di Departemen Front Bersatu?” kata Tuan Jo. Tuan Choi
menganguk.
“Sepupuku
kerja di Seksi Tiga Departemen Front Bersatu. Kenapa?” kata Tuan Choi
“Ri Jeong
Hyeok punya tunangan Dan dia bekerja di Divisi 11.” Kata Tuan Jo. Tuan Choi
kaget mendengar Divisi 11?
“Itu
membuatnya kebal. Ayahnya Direktur Biro Politik Umum, dan tunangannya kerja di
Divisi 11... Astaga.” Kata Tuan Choi makin panik.
Tuan Jo
merasaagak aneh jad harus cari tahu apakah dia sungguh di Divisi 11. Ia pikir akan ke Pyongyang dengan mobil Tuan Choi saat pulang dan meminta izin agar
bertemu sepupumnya.
Se Ri
duduk di teras rumah sambil makan bertanya “Siapa pria itu? Dengan menceritakan
ada pria menyeramkan mirip perampok yang memasuki rumah ini lewat jalan lain.
Tentara Park pikir itu Letnan Jo Chul Gang. Se Ri pikir itu benar.
“Andai
saja aku ditemukan di depan tempatnya. Semua tampak takut kepadanya. Jabatannya
tinggi, 'kan?” kata Se Ri. Ju Meok menjawab Sangat tinggi.
“Kalau Ri
Jeong Hyeok?” tanya Se Ri. Ju Meok
binggung menjelaskanya. Se Ri pikir pasti tak setinggi itu
“Kalau
dibandingkan Komandan Letnan...” ucap Ju Meok. Se Ri tahu pasti Jung Hyuk itu
pasti rendah.
“Sudah
kuduga. Seharusnya aku mendekatinya. Jabatan Ri Jeong Hyeok terlalu rendah. Adakah
cara agar dia segera dipromosi?” kata Se Ri.
“Apa
pedulimu?” keluh Tentara Pyo. Se Ri pikir hanya ingin dia punya kuasa agar bisa
membantunya.
“Hei, Pyo
Chi Su...Apa Kau mau aku beradaptasi di sini? Apa Kau mau aku tinggal di sini? Apa
itu maumu?” keluh Se Ri.
“Kurasa
ada jalannya... Bintang Preferensi.” Kata Ju Meok. Se Ri bingung apa artinya Bintang
Preferensi?
“Akan ada
pengumuman pemenang Bintang Preferensi.” Jelas Ju Meok. Se Ri ingin tahu Untuk
apa bintangnya
“Kesempatan
untuk dipromosi di luar musim promosi.” Kata Ju Meok. Se Ri pikir itu ide bagus
dan ingin tahu siapa yang memberikan?
“Kolonel
Senior.” Ucap Ju Meok. Se Ri pun pun ingin tahu apakah Kolonel Senior menyukai
Ri Jung Hyuk
“Apa Dia
bisa dapat Bintang Preferensi kali ini?” tanya Se Ri bersemangat. Ju Meok
pikir Para atasan tampaknya membenci
Kapten Ri.
“Sebab
itulah kami kesulitan.” Kata Ju Meok. Se Ri mengerti dan bertanya siapa teman
terdekat Kolonel Senior
“Semacam
jalan pintas menuju Kolonel Senior.” Ucap Se Ri. Ju Meok mengatakan Kolonel Senior dikenal
patuh terhadap istrinya.
“Jadi,
dia suami yang berbakti.. Tapi .. Tunggu. Istri Kolonel Senior..... Bukankah
dia si Ketua?” ucap Se Ri mengingat kalau Nyonya Ma yang berulang tahun.
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar