PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 23 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Se Ri panik meminta Jung Hyuk melakukan sesuatu. Petugas meminta segara membuka pintu dek kapal. Jung Hyuk memperingatkan kalauakan lakukan sesuatu jadi meminta Se Ri Jangan terkejut dan menatapnya. Se Ri akhirnya menerima ciuman dari Jung Hyuk.
“Apa? Apa itu tadi?” ucap petugas kaget melihat ada yang berciuman lalu kembali menutupnya. Se Ri dan Jung Hyuk gugup dengan kejadian sebelumnya.
“Hei, buka lagi.” Kata Petugas. Jung Hyuk panik akhirnya kembali mencium Se Ri. Se Ri pun dengan sengaja mengacak-ngacak rambut Jung Hyuk seperti menikmati ciumanya.
“Kalian sedang apa?” ucap Petugas. Jung Hyuk akhirnya menatap ke arah atas. Se Ri berpura-pura malu. Petugas akhirnya menyuruh keluar dan tak terkejut lagi. 


Jung Hyuk memperlihatkan ID cardnya. Petugas memastikan wajah dan fotonya sama lalu berkomentar pasti tahu apa saja yang dilarang. Jung Hyuk hanya bisa terdiam. Petugas mengeluh mereka itu jauh-jauh kemari untuk berbuat begitu
“Bukankah sudah kubilang? Mereka mau memancing di malam hari, jadi, kujalankan kapalnya.” Ucap si paman membuat alibi.
“Tapi yang kulihat tadi bukan memancing.” Komentar Petugas. Paman menjelaskan mereka itu muda mudi.
“Saat mau jalan-jalan, bukan itu tujuannya. Mereka tak hanya minum saat pergi minum-minum, 'kan? Mereka pergi memancing, tapi mereka tak selalu memancing. Jika tidak begitu, mereka tak akan bisa punya anak, yang akan memimpin negeri nantinya. Bukankah begitu?” jelas Si paman memastikan.
 “Apa Kalian sedang berusaha punya anak di dalam sana?” kata Petugas memastikan. 
“Kurasa ada salah paham. Bukan...” ucap Jung Hyuk yang langsung disela oleh Se Ri.
“Kami akan segera menikah, jadi, kami agak terburu-buru.” Jelas Se Ri merangkul lengan Jung Hyuk
“Baiklah... Tapi aku tak bisa terus izinkan kalian di sini. Kembalilah begitu selesai.” Ucap Petugas.
“Begini...Tunggu. Kami masih harus melakukan sesuatu di sini. Sebentar lagi...” ucap Se Ri melihat bunyi klakson kapal yang tak jauh darinya. Petugas pun menyuruh agar memutar balik kapalnya. Paman pun tak bisa mengelak. 


“Lakukan sesuatu. Kita tak bisa kembali. Bukankah kapalnya di sana?” ucap Se Ri panik
“Kau sudah lihat semuanya. Kita tak bisa pergi.” kata Jung Hyuk. Se Ri frustasi yang harus dilakukan sekarang.
“Maaf, Pak Ri Jung Hyuk... Aku harus pergi sekarang. Aku harus pergi walau mati saat ke sana.” Kata Se Ri sudah hilang akal.
“Aku tak akan menghentikanmu. Tapi apa kau mau kapten kapal ini mati bersamamu? Apa Kau pikir dia rela?” ucap Jung Hyuk. Se Ri pun tak bisa berkata-kata. 

Mereka akhirnya sampai didarat, Se Ri berpikir   Dalam hidup, orang-orang mengalami kecelakaan dan Mereka juga tersesat. Ia menceritakan Kenalannya pergi ke Daejeon saat belajar menyetir karena tak bisa belok kiri.
“Kini aku seperti dirinya. Aku berakhir di Korea Utara, bukan Daejeon. Kurasa jaraknya tak jauh berbeda.” Ucap Se Ri menatap Jung Hyuk.
“Bukankah kau naik kapal?” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Hari ini... dengan wajah sedh
“Aku akan tetap bersikap positif dan kuanggap tersesat lebih lama. Tapi aku akan pergi pekan depan, 'kan?” kata Se Ri
“Tidak mungkin.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri tahu ini akan sulit. Tapi pasti ada jalan keluar jika berusaha. Jun Hyuk menjawab tidak.
“Begitu ada perintah pemeriksaan, butuh 10 sampai 15 hari sampai dicabut.” Kata Jung Hyuk
“Apa perlu kau bicara begitu di situasi seperti ini?” kata Se Ri kesal. Jung Hyuk pikir itulah kebenarannya...
“Apa Kau pikir aku mau dengar itu?” ucap Se Ri marah. Jung Hyuk pikir Se Ri mau kalau ia berbohong...
“Aku tak memintamu bohong, tapi menenangkanku. Kau bisa bilang "Tak apa-apa. Kita pasti bisa." Kata Se Ri kesal
“Aku tak bisa berikan itu.” Tegas Jung Hyuk. Se Ri mengeluh Jung Hyuk itu begitu keji. Jung Hyuk tak percaya dianggap keji. 


“Jangan menatapku seolah-olah kau tak pernah berbohong.” Kata Se Ri. Jung  Hyuk pikir matanya memang seperti ini.
“Kau pandai bohong tadi. Kenapa sekarang tak bisa?” ucap Se Ri. Jung Hyuk bertanya kapan.
“Kau bilang aku tunanganmu.” Kata Se Ri. Jung Hyuk pikir tak punya pilihan...
“Lalu ciumannya? Asal kau tahu saja, aku tak mudah terpikat. Pemikiranku tak sekuno itu. Lagi pula, itu bukan ciuman. Orang-orang di Paris menyapa dengan ciuman. Tapi bukankah aku butuh penjelasan sebab ini bukan Paris?” kata Se Ri.
“Kau menyuruhku lakukan sesuatu...” kata Jung Hyuk membela diri.  Se Ri menegaskan kalau menyuruh lakukan sesuatu. Bukan menciumnya.
“Tapi katamu itu bukan ciuman.” Kata Jung Hyuk. Se Ri mengeluh kalau  itu batasannya.
“Apa Bagimu bukan masalah karena hanya kecupan?” kata Se Ri marah. Jung Hyuk mengaku bukan sepert itu.
“Dan bagimu tak berarti apa pun? Kau terdengar keren tadi. Memangnya kita di Hollywood?” kata Se Ri. Jung Hyuk merasa tak pernah ke sana...
“Itu dia... Kau merasa bersalah, 'kan? Jika benar, janjilah padaku. Kau harus membuatku minum espresso di kafe terbaik di Gangnam.” Kata Se Ri
“Aku tak bisa menjanjikan itu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri makin marah mendengarnya. 


Jung Hyuk sedang duduk disamping tempat tidurnya lalu terdengar suara pintu gerbang rumahnya tertutup. Ia keluar kamar melihat alas tidur yan dilipat rapit dan note yang dituliskan Se Ri.
“Terima kasih atas segalanya. Aku tak mau menyulitkanmu lagi. Aku akan cari jalan keluar sendiri.”  Jung Hyuk langsung mencari Se Ri keluar rumah.
Se Ri sudah ada di pinggir tebing dengan perlengkapan paralayangnya. Ia pikir tak bisa menunggu saja dan harus lakukan sesuatu. Ia tak peduli kalau Jika harus mati di jalan.
“Ini Se-ri, ganti.. Jika ada yang dengar, tolong jawab.” Ucap Se Ri berbicara pada Walkie Talkienya tapi tak ada sahutan.
“Tak apa-apa. Ini akan berfungsi di jalan.” Ucap Se R dan siap terbang, Tapi tiba-tiba Jung Hyuk datang dengan nafas terengah-engah. Se Ri kaget melihat Jung Hyuk datang. 

“Aku menyelinap saat kau tidur.” Ucap Se Ri kaget. Jung Hyuk mengaku sudah tahu tapi mendengarnya saat Se Ri pergi
“Aku dengar suara pintu tertutup.” Kata Jung Hyuk. Se Ri ingin tahu  dari mana Jung Hyuk tahu keberadaanya.
“Apa kau sengaja menyeret parasut kemari agar bisa kuikuti?” kata Jung Hyuk. Se Ri mengaku tidak.
“Apa Kau tak baca pesanku? Aku tak mau menyusahkanmu lagi. Aku datang seperti ini, jadi Aku harus pergi begini juga.” Kata Se Ri.
Jung Hyuk mengingatkan kalau Ada bencana alam saat Se Ri kemari, tapi saat ini berbeda dan Karena ini paralayang tak akan terbaca radar. Ia menjelaskan Tapi Se Ri sekarang bisa terlihat dengan mata. Se Ri merasa tak peduli.
“Kau bisa bayangkan... Kau akan ditembak di tempat. Baik di Utara atau Selatan.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri terdiam membayangkan di tembak oleh polisi militer.
Jung Hyuk melihat radio yang dinyalakan Se Ri lalu bertanya sudah berapa lama menyala dan langsung mematikanya. 


Di gedung  BADAN KEAMANAN. Tuan Jo baru saja datang melihat anak buahnya bergegas keluar dan bertanya ada apa. Anak buahnya memberitahu Transmisi mencurigakan dari Gunung Janam. Tuan Jo ingin tahu  Apa ada pesannya.
“Kami sedang analisis... Dilihat dari frekuensinya, tampaknya sedang menghubungi Korea Selatan.” Ucap anak buah Tuan Jo
“Tutup daerah itu dan lakukan pencarian. Ini perintah darurat.” Kata Tuan Jo. Si anak buah mengerti. Tuan Jo pun menyuruh agar memutar mobil dan perg ke gunung. 

Se Ri kaget akan dianggap Pengintai. Jung Hyuk memberitahu Jika ada sinyal tak dikenal, maka mereka akan tiba dalam sepuluh menit dan yaknin sekarang mereka sudah berangkat jadi akan tertangkap jika pergi. Se Ri pikir Jung Hyuk lebih baik tetap disini saja.
“Aku akan turun... Dan tertangkap saat turun. Mereka tak akan naik kemari.” Ucap Se Ri
“Lalu apa? Badan Keamanan sudah mengira kau tunanganku.” Kata Jung Hyuk.
“Lalu bagaimana? Katamu aku juga akan tertangkap.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk melihat sekeliling pegunungan.
Ia pun memutuskan meraka akan pergi kesana. Se Ri bingung merekaakan pergi sana dan ingn tahu apa yang dipikirkan Jung Hyuk sekarang. Jung Hyuk mengatakan sudah memikirkan ke mana kita bisa pergi dengan ini. Se Ri menahan sebentar tapi Jung Hyuk sudah menahanya dan menyuruh Se R agar memegangnya. 


Keduanya pun menuruni tebing dengan saling mengandalkan paralayang dan saling berpelukan erat. Se R meminta Jung Hyuk agar pergengann padanya. Jung Hyuk pikir itu sudah pasti. Se Ri mengaku hanya kesal dan juga frustrasi tadi. Jung Hyuk mengaku sudah tahu.
“Sebenarnya, aku sangat bersyukur atas segalanya.” Akui Se Ri. Jung Hyuk mengaku tahu.
“Kau selalu bilang begitu.”keluh Se Ri kesal dan saat itu Tuan Jo dkk datang tak menemukan siapapun. 

Anak buah Tuan Jo pikir sinyalnya terdeteksi disini. Tuan Jo heran kemana mereka akan pergi. Anak buahnya mengatakan masih menyisir area itu. Saat itu didepan pintu ruangan Tuan Jung sudah menunggu dan memberikan hormat. Tuan Jung pun menyuruh anak buahnya untuk pergi.
“Jadi, Apa mereka kembali tanpa pergi ke Pyongyang?” tanya Tuan Jo. Tuan Jung membenarkan kalau mereka kembali pagi ini.
“Kenapa?”tanya Tuan Jo. Tuan Jung mengaku tak tahu. Tuan Jo pikir ada yang mencurigakan jadi menyuruh agar mengaawasi mereka.
“Aku akan menyelidikinya.” Kata Tuan Jung akan keluar ruangan. Tuan Jo menahanya sambil mengeluarkan dompet.
“Apa Kau akan pulang setelah kerja semalaman? Mampirlah ke pasar dan beli daging saat pulang.” Ucap Tuan Jo memberikan banyak uang.
“Tak perlu, Pak.” Kata Tuan Jung. Tuan Jo menyuruh Tuan Jung tak perlu sungkan.
“Nama putramu U Pil, 'kan? Dia masih sepuluh tahun.” Kata Tuan Jung. Tuan Jo membenarkan dengan wajah gugup.
“Anak seusianya banyak makan. Belikan dia makanan.” Kata Tuan Jung.Tuan Jo akhirnya mengucapkan terimakasih. 


Di pasar banyak orang yang menjual barang-barang bahkan tembakau di sini. Saat itu seorang pria menelp Seon Hwa, kalau sudah mengirim pakaian dan sepatu khusus olahraga lewat kereta pukul 20.00 jadi bisa ngambil di stasiun malam ini.
“Kirim kukis rasa buah dan permen karet stroberi ke Chung Seong di Hoeryong, ya?” ucap Si pria.
Sementara Tuan Jung pergi ke penjual daging dan membeli daging babi 1 kilogram. Si penjual pikir Ada yang ulang tahun dan ingn tahu alasanya membeli babi hari ini. Tuan Jung mengaku Ini untuk putranya jadi meminta agar memberikan bagian yang bagus.
“Jangan cemas.. Aku menjual daging terbaik di pasar.” Kata si pria. 

Saat itu distand sebelah, Jung Hyuk bertanya apakah punya biji kopi. Si pria mengatakan hanya punya kopi dalam kemasan dan ini dari Selatan. Tuan Jung menatap dari kejauhan. Jung Hyuk mengaku butuh biji kopi. Si pria mengaku bisa carikan untuknya.
“Jika kau bayar uang muka, akan kupesan di pedagang yang datang dari Pulau Yanggang. Mereka punya semuanya di sana kecuali tanduk kucing.” Ucap si pria.
Tuan Jung seperti terdiam menatap Jung Hyuk dan akan membayar dagingnya. Tiba-tiba seorang pria merapas dompet Tuan Jung lalu membawa kabur. Pedagang menjerit kalau itu uangnya, Jung Hyuk melihat pencopet langsung mengejarnya.
“Bukankah dia anggota geng?” ucap pegagang lain. Si pedagang daging panik karena tahu pria itu anggota geng
“Tak mungkin petugas militer bisa hadapi dia sendiri. Seharusnya kuhentikan dia. Gangster akan menghajarnya habis-habisan.” Kata Si pegadang. Tuan Jung terdiam mendengarnya. 

Jung Hyuk terus mengejar dan masuk ke rumah kosong tanpa penghuni, seperti dijebak masuk ke dalam. Si pria pun menyerahkan hasil curianya pada bosnya. Si bos melihat Jung Hyuk berkomentar mereka semua prajurit yang dikeluarkan.
“Kau tak membuat kami takut. Akan kubiarkan kau hidup, jadi jangan ikut campur Jika kau ingin mati hari ini.” Ucap Si Pria. Jung Hyuk seperti tak takut melihat semua m mengeluarkan pisau.
Perkelahian pun terjadi, Jung Hyuk bisa melawan anak buah dengan pisau. Si bos pun berusaha melawan Jung Hyuk tapi kekuatan tak bisa melebihi Jung Hyuk. Anak buah si bos akan memukul Jung Hyuk dengan batu, tapi Tuan Jung bisa menyelamatkan dengan melempar batu ke arah si pria.
“Aku tak tahu bagaimana membalas jasamu.” Ucap Tuan Jung berhasil mengambil dompetnya. Jung Hyuk pikir Tidak perlu.
“Ada banyak pencopet di pasar. Hati-hatilah.” Kata Jung Hyuk lalu bergegas perg. Tuan Jung menatap Jung Hyuk dan mengeluarkan sebuah kertas yang disimpan dalam dompetnya, seperti merasa bersalah. 


Ju Meok mengaku sudah  mendengarnya dari pamannya dan menenankan kalau Se Ri  tak perlu cemas karena Kapten Ri sedang mencari jalan. Se Ri mengaku biasanya tak sarapan dan Itu disebut puasa berselang. Ia mengaku saat makan, hanya makan sedikit.
“Hanya satu atau dua suap bubur gandum organik dari Kanada dengan sirop mapel organik yang dari Kanada juga.” Ucap Se Ri menatap kosong.
“Apa yang dia bicarakan?” keluh Tentara Pyo. Se Ri bertanya apakah mereka tahu Buku Panduan Michelin
“Aku hanya makan malam di restoran berbintang Michelin. Tapi koki yang kerja di sana hanya punya satu keinginan, melihatku menghabiskan hidanganku. Apa pun yang mereka sajikan, aku hanya makan tiga suap. Dari situ aku dapat julukan, "Putri Pemilih".” Cerita Se Ri
“Itulah diriku dahulu. Kenapa sekarang aku suka kerak nasi dan gula?” keluh Se Ri makan dengan lahap.
“Kerak nasi memang enak jika dicocol gula.” Ucap Eun Dong bahagia. Se Ri pun mengeluh karena ia sudah makan yang kelima kalinya.
“Wanita serakah. Kau menyantap semua makanan milik Kapten Ri. Seharusnya kau malu.” Kata Tentara Pyo sinis.
“Apa kau Tak lihat aku mulai mudah beradaptasi? Aku harus segera kembali. Jika tidak, bisa-bisa aku tinggal selamanya di sini.” Ucap Se Ri kesal.
“Kenapa kau bicara omong kosong setelah makan kerak nasi? “ keluh Tentara Pyo

“Aku tahu. Kau takut juga, 'kan? Aku sangat takut. Jadi, kalian harus membantuku. Aku tak bisa andalkan Ri Jung Hyuk. Tidak akan bisa.” Ucap Se Ri frustasi.
“Omong-omong, di mana Kapten Ri?” tanya tentara Pyo. Se Ri mengaku tak tahu dan hanya memberitahu akan  pergi membeli sesuatu.
 “Begitu rupanya. Sebenarnya, dia menyuruh kami datang dan melindungimu.” Akui Jo Meok
“Apa? Melindungi? Melindungi siapa?” tanya Se Ri terlihat bangga. Jo Meok memberitahu kalau itu Se Ri.
“Aku? Astaga... Aku tak akan mudah hancur hanya karena dia meninggalkanku sebentar. Lalu Ri Jung Hyuk bilang apa lagi soal diriku?” ucap  Se Ri malu-malu.
“Kami tak boleh biarkan kau sendiri.” Kata Ju Meok. Se Ri pun tak percaya yang dilakukan Jung Hyuk.
“Aku bukan anak-anak!.. Aku bisa sendiri... Ri Jung Hyuk konyol sekali. Dia berlebihan.” Ucap Se Ri tersipu malu.
“Dia jelas tak memercayaimu, karena kau suka berbuat onar. Dia ingin kami mengawasi.” Kata Tentara Pyo.
“Apa Kau bisa tutup mulut?” keluh Se R kesal. Tentara Pyo pun mengeluh dengan wanita yang berlebihan.
“Padahal aku merasa lega saat dia pergi kemarin. Kenapa malah kembali?” komentar Tentara Pyo sinis.
“Hei, Pyo Chi Su... Aku tak mau berakhir begini, tapi kembalikan barangku. Sampo, kondisioner, sabun mandi.” Kata Se Ri.
“Maaf, harus kutolak. Awalnya aku tak butuh, tapi kini aku tak bisa hidup tanpa sampo yang kau berikan.” Ucap Tentara Pyo bangga dengan rambutnya.
“Apa maksudmu?” ucap Se Ri. Tentara Pyo merasa  Kepalanya tak pernah sewangi ini.
“Dan juga, kau tak bisa ambil kembali barang yang kau beri.” Kata Tentara Pyo lalu terdengar suara ketukan pintu gerbang. 



Se Ri membuka pintu melihat dua ibu-ibu lagi mengeluh dan bertanya  Ada apa lagi. Nyonya Na memberitahu Ada pengumuman penting untuknya yatu Hari ini ulang tahun Yeong Ae. Se Ri bingung  Yeong Ae siapa. Nyonya Na mengingatkan kalau bertemu dengannya kemarin.
“Dia istri Kolonel Senior, di desa kami...” ucap Nyonya Yang dan langsung disela oleh Nyonya Na.
“Jadi, dia ketuanya.” Kata Nyonya Na. Se Ri tak peduli dan ingn tahu apa maksudnya. 
“Jadi, ada perayaan ulang tahun.” Kata Nyonya Na. Se Ri mengucapkan terima kasih sudah mengundangknya.
“Baiklah... Kami akan berkumpul pukul 15.00. Kami akan memasak bersama, dan...” ucap Nyonya Na
“Terima kasih sudah mengundangku, tapi aku tak datang ke pesta ultah orang. Maaf... Permisi.” Ucap Se Ri dan langsung menutup pintu rumahnya. 


Nyonya Yang bingung apa itu maksudnya “Ultah” . Nyonya Yang pikr Mau apa pun itu artinya, menurutnya Se Ri itu tak akan datang ke perayaannya, Nyonya Yang seperti tak yakn kalau artinya seperti itu lalu mengeluh Se Ri itu tak sopan.
“Dia tak punya sopan santun. Dia kekurangan banyak hal.” Ucap Nyonya Na. 

Di ruangan
Tuan Choi gugup di ruangan Tuan Jo ingin memastikan kalau Ri Jung Hyuk tak membahas apa pun sejak hari itu bahkan tidak balas dendam atau semacamnya atau Komisi Pusat memanggilnya. Tuan Jo menjawab tidak. Tuan Choi mengaku sengaja datang jauh-jauh kemari.
“Sebaiknya aku minta maaf kepadanya, 'kan? Aku bahkan mengangkat kerahnya saat itu. Aku sudah gila.” Ungkap Tuan Choi panik.
“Apa Kau bukan mau menemuiku, tapi mau minta maaf kepadanya?” sindir Tuan Jung.
“Tidak, bukan seperti itu. Aku mengidap insomnia, jadi, aku minum obat akhir-akhir ini.” Akui Tuan Choi
“Ri Jung Hyuk bukan pria yang gegabah dan balas dendam. Dia pasti merencanakan sesuatu untuk menyelidikinya diam-diam.” kata Tuan Jo
“Itu lebih buruk, 'kan? Aku tak sanggup. Aku harus menemuinya, dan berlutut...” kata Tuan Choi panik
“Hei... Bukankah kau bilang kenal orang di Departemen Front Bersatu?” kata Tuan Jo. Tuan Choi menganguk.
“Sepupuku kerja di Seksi Tiga Departemen Front Bersatu. Kenapa?” kata Tuan Choi
“Ri Jeong Hyeok punya tunangan Dan dia bekerja di Divisi 11.” Kata Tuan Jo. Tuan Choi kaget mendengar Divisi 11?
“Itu membuatnya kebal. Ayahnya Direktur Biro Politik Umum, dan tunangannya kerja di Divisi 11... Astaga.” Kata Tuan Choi makin panik.
Tuan Jo merasaagak aneh jad harus cari tahu apakah dia sungguh di Divisi 11. Ia pikir  akan ke Pyongyang dengan mobil Tuan  Choi saat pulang dan meminta izin agar bertemu sepupumnya. 



Se Ri duduk di teras rumah sambil makan bertanya “Siapa pria itu? Dengan menceritakan ada pria menyeramkan mirip perampok yang memasuki rumah ini lewat jalan lain. Tentara Park pikir itu Letnan Jo Chul Gang. Se Ri pikir itu benar.
“Andai saja aku ditemukan di depan tempatnya. Semua tampak takut kepadanya. Jabatannya tinggi, 'kan?” kata Se Ri. Ju Meok  menjawab Sangat tinggi.
“Kalau Ri Jeong Hyeok?” tanya Se Ri. Ju Meok  binggung menjelaskanya. Se Ri pikir pasti tak setinggi itu
“Kalau dibandingkan Komandan Letnan...” ucap Ju Meok. Se Ri tahu pasti Jung Hyuk itu pasti rendah.
“Sudah kuduga. Seharusnya aku mendekatinya. Jabatan Ri Jeong Hyeok terlalu rendah. Adakah cara agar dia segera dipromosi?” kata Se Ri.
“Apa pedulimu?” keluh Tentara Pyo. Se Ri pikir hanya ingin dia punya kuasa agar bisa membantunya.
“Hei, Pyo Chi Su...Apa Kau mau aku beradaptasi di sini? Apa Kau mau aku tinggal di sini? Apa itu maumu?” keluh Se Ri.
“Kurasa ada jalannya... Bintang Preferensi.” Kata Ju Meok. Se Ri bingung apa artinya Bintang Preferensi?
“Akan ada pengumuman pemenang Bintang Preferensi.” Jelas Ju Meok. Se Ri ingin tahu Untuk apa bintangnya
“Kesempatan untuk dipromosi di luar musim promosi.” Kata Ju Meok. Se Ri pikir itu ide bagus dan ingin tahu siapa yang memberikan?


“Kolonel Senior.” Ucap Ju Meok. Se Ri pun pun ingin tahu apakah Kolonel Senior menyukai Ri Jung Hyuk
“Apa Dia bisa dapat Bintang Preferensi kali ini?” tanya Se Ri bersemangat. Ju Meok pikir  Para atasan tampaknya membenci Kapten Ri.
“Sebab itulah kami kesulitan.” Kata Ju Meok. Se Ri mengerti dan bertanya siapa teman terdekat Kolonel Senior
“Semacam jalan pintas menuju Kolonel Senior.” Ucap Se Ri.  Ju Meok mengatakan Kolonel Senior dikenal patuh terhadap istrinya.
“Jadi, dia suami yang berbakti.. Tapi .. Tunggu. Istri Kolonel Senior..... Bukankah dia si Ketua?” ucap Se Ri mengingat kalau Nyonya Ma yang berulang tahun.
Bersambung ke Part 2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar