PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di sebuah
pergunungan terlihat tulisan PERTAMBANGAN, terlihat semua adalah hutan.
Berbanding terbalik dengan Korea selatan yang sudah ada pembangunan dengan
malam hari yan penuh dengan lampu. Dalam sebuah gedung terlihat iklan bir
dengan model seorang pria.
Pria itu
baru saja turun dari mobil dan dikuti oleh Yoon Se Ri lalu masuk ke dalam
gedung. Keduanya seolah pura-pura tak saling mengenal tapi setelah masuk mereka
saling bergandengan tangan dan juga bertatapan mesra. Di lain tempat si pria
datang dengan masker dengan Se Ri sudah menunggu dalam mobil.
Foto-foto
Se Ri pun terseber dengan wajah diblur, seorang pria menjelaskan Beritanya akan
diterbitkan sekitar pukul 07.00 Tapi Ia bilang ke Despatch "Pegangan
tangan bukan berarti pacaran. Tanya saja orang-orang di jalan."
“Jika
diperhatikan, bukan pegangan tangan. Kau memegang pergelangannya. Jadi, kubilang,
"Mereka tak pacaran." Aku menyangkalnya, dan kami putuskan kalian
teman baik yang suka berbuat iseng.” Ucap Si pria
“Apa Kau
sebut itu keisengan?” tanya Se Ri sinis. Pria itu membenarkan kalau mengatakan
pada wartawan kalau mereka
“Dan kau
biasa bermain-main... Maksudku, kalian biasa bercengkerama begitu.” Ucap Si
pria.
Pegawai
yang lain menulikan dalam catatanya [MEREKA BERDUA PASTI PACARAN] Se Ri hanya
tertawa yang membuat semua orang bingung lalu dengan santai mengaku kalau
mereka itu pernah dekat Walaupun sudah berakhir.
Semua
kaget, sementara si pria masih menuliskan dibukunya “ IZINKAN AKU PULANG”. Se
Ri pikir itu sudah terjadi, tak apa-apa jadi
Semua baik-baik saja, tapi ia meminta agar bisa memperbaiki efek kaburnya. Si
pria pikir kalau meminta mereka untuk mengaburkan wajahnya lagi.
“Tidak,
bukan itu maksudku. Mereka mengaburkan antingku juga. Itu aksesori yang sulit
kupromosikan dari seluruh koleksinya. Efek kaburnya harus... Bagaimana, ya?”
ucap Se Ri mencoba menjelaskan
“Apa Bisa
mereka kecilkan sedikit agar antingnya langsung terlihat? Justru foto penuh
lebih baik. Dengan begitu, orang bisa lihat dompet dan sepatuku.” Jelas Se Ri.
Si pria pun menganguk mengerti.
“Manajer
Pembelian. Lalu apa tugasmu?” tanya Se Ri menegur pria yang terus menulis
dibukunya. Si pria pun kaget langsung menutup agendanya.
“Anting,
dompet, dan sepatu. Siapkan stok yang cukup. Pesanan akan menumpuk saat itu menjadi
tren.” Kata Se Ri yakin . Manager menganguk mengerti. Semua koleksi akhirnya
dikeluarkan mulai dari perhiasan sampai tas.
Di dalam
sebuah mall. Se Ri datang dengan banyak pegawal. Semua orang bertanya-tanya “Siapa
dia? Kenapa ramai sekali?” lalu bisa mengenal Se Ri adalah Wanita yang pacaran
dengan aktor Cha Sang-u. Mereka pun mengeluh Se Ri seperti selebritas yang bawa
penjaga
“Dia
bahkan tak cantik... Dia pantas dapat yang lebih baik. Itu Pasti uang dia.”
Bisik pengunjung yang lain.
“Tampaknya
aku dapat perhatian lebih dari biasanya. Kenapa kau memanggil penjaga?” keluh
Se Ri pada Pria bertubuh tambun.
“Seandainya
penggemar Cha Sang-u yang marah menyerangmu...” ucap Si pria gugup
“"Penggemar
yang marah"? Kenapa? Akulah yang harus marah, bukan mereka.” Ucap Se Ri
marah
“Nona
Yoon, tenanglah. Sebagian perhitungan laba tahunan selesai. Harga saham juga
naik.” Kata Manager. Se Ri masih terus mendengar komentar jahat dari orang yang
melihatnya.
Saat itu
telp Se Ri berdering, Se Ri melihat nomor yang tak disimpan lalu mengangkatnya.
Suara seorang pria mengejek Se Ri itu sudah seperti selebritas. Se Ri bertanya siapa yang
menelpnya. Yoon Se Joon mengeluh kalau kakaknya yang menelp.
“Apa Dia
tak punya nomor kakaknya? Dia sungguh angkuh.” Komentar istri Se Joon yang
duduk disampingnya.
“Kenapa
menelepon?” tanya Se Ri sinis. Se Joon menyindir adiknya kalau terakhir kali
hubungan dengan atlet bisbol.
“Atlet
sepak bola.” Kata Istri Se Joon memperbaiki. Se Joon pun mengubah kalau adiknya
pernah dengan Atlet sepak bola.
“Dan kali
ini penyanyi idola?” ejek Se Joon, Istrinya kembali memperbaiki kalau yang
dimaksud aktor. Se Joon pun seperti kaget kalau pria itu aktor.
“Jadi?
Kenapa menelepon?” tanya Se Ri seperti enggan berlama-lama bicara dengan sang
kakak.
“Kau
mungkin tak peduli apa yang terjadi dengan keluarga kita karena kau sibuk
mempermalukan kami, tapi Apa kau tak lihat berita? Ayah bebas bersyarat hari
ini. Kakak tak peduli kau berkunjung atau tidak saat hari libur atau untuk
upacara, tapi kau harus datang hari ini.” Ucap Se Joon.
“Apa Ini
nomor Kakak?” tanya Se Ri. Se Joon membenarkan dan meminta agar bisa menyimpan
nomornya.
“Jangan
ganti nomormu. Merepotkan jika harus kublokir dua kali.” Kata Se Ri lalu
menutup telp dan langsung memblokir nomornya.
Se Joon
mengumpat kesal pada sikap adiknya,
Istrinya bertanya apah Se Ri menutup telpnya lagi dan menyuruh agar
membiarkan saja. Ia pikir Se-ri
mencampakkan keluarganya jadi Tak usah dipikirkan. Se Joon mengaku
menghubunginya karena itu permintaan Ayah.
“Kenapa
Ayah tiba-tiba memanggil kita semua? Pasti soal itu, 'kan?” ucap Istri Se Joon.
keduanya langsung menjawab Pengumuman pewaris dengan senyuman bahagia.
Berita di
TV, Tuan Yoon duduk di kursi roda dengan masker yang menutup wajahnya. Semua
wartawan mengambil gambarnya saat keluar dari kantor kejaksaan dan juga
rumahnya.
“Yoon Jeung-pyeong Grup Queens,
yang ditangkap pada Maret karena melanggar UU Kejahatan Ekonomi Berkelanjutan dibebaskan
bersyarat setelah 283 hari. Pimpinan Yoon telah mengumumkan dia akan mundur, semua
fokus kepada putra sulungnya, Yoon Se Joon, dan putra keduanya, Yoon Se Hyung,
yang akan mengambil alih kepemimpinan grup ini.”
Diatas
meja, Istri Se Joon memberikan cake tahu putih dengan bertuliskan SELAMAT ATAS
PEMBEBASANMU. Dengan bangga, Ia mengaku membuatkan kue tahu ini sebagai ucapan
selamat atas pembebasan ayah mertuanya.
“Istriku
yang terbaik.” Puji Se Joon lalu mengucakan selamat pada sang ayah. Se Hyung
pun mengucapkan selamat begitu juga sang istr.
“Kau
tampak senang sekali.” kata Istri Tuan Yoon yang duduk di meja paling ujung.
“Aku
senang sebab akhirnya Ayah dibebaskan. Orang-orang hanya tertarik dengan
perubahan di anggota keluarga, dan siapa yang akan mewarisi perusahaan.” Ucap
Istri Se Joon. Se Joon berdeham memberikan kode agar tak membahasnya.
“Maksudku,
mereka ini kenapa? Kurasa orang kaya seperti kita tak punya keluarga. Padahal
kita akrab. Benar, 'kan, Sang-ah?” ucap Istri Se Joon pada istri Se Hyung.
“Ya,
tentu... Benar, Kak Se Joon terlibat baku hantam dengan pemimpin serikat buruh.
Apa Itu sudah beres?” sindir Sang Ah. Se Joon terlihat panik.
“Mereka
sedang mengurus penyelesaian damai. Wajar terjadi jika pria membahas hal
sensitif.” Ucap Istri Se Joon membela. Suaminya pun setuju.
“Omong-omong,
Sang Ah. kudengar Se Hyung kena tipu investasi.” Ucap Istri Se Joon. Se Hyung
panik mencoba menyangkalnya.
“Bagaimana
dengan harga sahamyang turun 50 persen? Orang-orang mempertanyakan
kepemimpinanmu dan juga kualifikasimu membuatku begitu kesal. Hanya karena kau
menjadi korban penipuan jumlah besar, orang menganggapmu bodoh, dan
memperlakukanmu begitu.” Ucap Istri Se Joon.
“Kenapa
menyebut adikku bodoh?”keluh Se Joon tak terima adiknya dihina. Istrinya ingin
bicara tapi lebih dulu adik iparnya yang bicara.
“Itu
bukan penipuan. Aku hanya tak bisa menghubungi temanku saat ini.” Ucap Se Hyung
“Tolong
urus, atau pemegang saham akan menuntutmu.” Kata Se Joon. Se Hyung
memperingatakan Jangan ikut campur.
“Ayah, Se
Joon memukuli pemimpin serikat sampai giginya patah.” Ucap Se Hyuns mengadu
pada sang ayah.
“Aku
sudah janji membayarkan implan giginya.” Kata Se Joon. Se Hyung pikir kakaknya
itu hanya ingin pamer. Se Joon tak terima dianggap pamer. Sang adik pun mulai
mengumpat.
Keduanya
saling adu mulut sampai, Tuan Yoon dengan tegas bertanya keberadaan Se Ri.
Keduanya hanya diam saja. Tuan Yoon
ingin tahu apakah mereka n tak dapat pesan bahwa ayah mau Se-ri datang.
Keduanya hanya bisa tertunduk.
“Aku
sudah berusaha menghubunginya beberapa kali, tapi tampaknya bocah itu memblokir
nomorku.” Kata Se Joon. Tapi saat itu Se
Ri masuk ruangan dengan anggun.
Se Ri
menyapa ayahnya mengucapkan selamat atas pembebasan bersyaratnya dan mendengar
kalau Ayahnya meminta datang jadi ingin tahu apa yang ingin dibicarakan. Tuan
Yoon mengatakan kalau Se Ri harus pindah kemari lagi.
“Begitukah?
Aku jadi penasaran. Ayah tampak sehat. Tolong jaga kesehatan Ayah. Aku datang
untuk memberi salam, jadi, aku akan pergi lagi.” Ucap Se Ri akan melangkah
pergi.
“Ayah
ingin kau menggantikan ayah.” Ucap Tuan Yoon, Semua langsung menjerit tak
percaya apalagi istrinya.
“Dengarlah.
Kau meninggalkan rumah dan mendirikan perusahaan sendiri sepuluh tahun lalu.
Ayah sudah lihat kemampuanmu. Jadi, ayah mau kau memimpin perusahaan, gantikan
ayah.” Ucap Tuan Yoon .
“Aku
bersedia.” Kata Se Rin. Kedua kakaknya langsung mengeluh bahkan menuduh kalau
kalau Se Ri tak tahu apa-apa!
“Jika aku
jadi pewaris Ayah, aku berhak menunjuk CEO baru di anak perusahaan kita?” tanya
Se Ri menatap kakaknya. Ayahnya membenarkan.
“Baguslah.
Aku selalu mengira beberapa CEO tak memenuhi syarat. Contohnya, ada yang
cenderungbentrok dengan pegawai, dan juga yang sering dituntut, atau
menyebabkan kerugian besar pada perusahaan Kita harus pecat CEO semacam itu tanpa
ragu.” Kata Se Ri
“Ayah
serahkan kepadamu.” Kata Tuan Yoon. Se Ri pun mengucapkan Terima kasih.
“Beri aku
waktu. Perusahaanku baru meluncurkan lini pakaian olahraga ekstrem, sedang
berkembang pesat. Aku akan mencari spesialis manajemen yang andal.” Kata Se Ri
“Baik. Bisa
temui ayah di kantor besok?” kata Tuan Yoon. Se Ri pikir Besok tak bisa karena sedang
lakukan pengujian akhir.
“Kalau
begitu, ayah ingin mengumumkannya di rapat pemegang saham kita bertemu sebelum
itu.” Ucap Tuan Yoon. Semua panik yang ada di meja makan mendengarnya
Se Ri dengan
santai menganguk mengerti dan pamit pergi karena tahu merekabisa sakit perut
jika ia tetap di sini Ia pun melangkah pergi. saa jalan sendirian di lorong,
wajah panik dan ketakkutan pun terlihat.
Esok pagi
Diatas
bukit, wajah Se Ri sangat bahagia. Sementar si pria tambun dengan wajah
khawatir bertanya kapan Se Ri belajar paralayang. Se Ri pikir belum bilang
kalau ia dapat sertifikat di Interlaken saat pergi ke Swiss. Si pria menganguk
mengerti
“Kami
bisa mengujinya dan memberikan laporannya kepadamu, jangan kau lakukan
sendiri.” Ucap Si pria khawatir.
“Tampaknya
aku akan sangat sibuk. Aku sedang buru-buru karena harus mendaki.” Ucap Se Ri
menatap ke arah langit.
"Mendaki"?
Ke mana?” tanya si pria bingung. Se Ri menjawab keTempat yang tinggi.
“Di sini
sudah tinggi. Adakah yang lebih tinggi?” tanya si pria makin bingung. Se Ri pun
berkata kalau Besok pagi, Si prai akan lihat namanya di berita.
“Jangan
terkejut.” Kata Se Ri bangga. Si pria pikir kalau itu Skandal pacaran lainnya.
Se Ri menegaskan Bukan dan akan mulai.
“Anginnya
cukup kencang. Kami sudah periksa
ramalan cuaca, Apa Nona yakin bisa?” tanya si pria sangat khawatir.
“Pak
Hong... Kenapa angin bertiup?” ucap Se Ri. Tuan Hong mengaku tidak tahu.
“Angin
bertiup untuk bergerak, bukan tetap diam. Angin harus tetap bergerak agar aku
bisa terbang.” Ucap Se Ri yakin.
Akhirnya
Se Ri mulai menaiki paralayang ke udara,
Tuan Hong yang dibawah dengan wajah khawatir meminta agar hati-hati.
Diatas Se Ri terlihat sangat bahagia memutar tubuhnya diudara dan seseorang
cameramen merekamnya.
“Sungguh,
kau sudah berhasil... Kau sudah bekerja keras, Se-ri. Aku bisa terbang lebih
tinggi lagi.” Ucap Se Ri kembali naik lebih tinggi lagi.
“Ini
menyenangkan... Lihatlah warna indah hutan itu dan juga padang rumput yang
hijau... Sudah lama aku tak lihat pemandangan ini.” Ucap Se Ri melihat
pemandangan yang indah.
Tiba-tiba
matanya dikagetkan dengan ada plastik yang melayang bahkan traktor itu pun
melayang dan bertanya-tanya Kenapa itu bisa terjadi. Tiba-tiba terlihat ada
angin puting beliung dan akhirnya mengulung Se Rin dan menghantam kameramen ke
arah yang berlawanan.
ZONA
DEMILITERISASI KOREA BATAS UTARA 1.000 M.
Di Sebuah perbatasan dengan pagar besi
dinyalan lampu, papan bertuliskan DEMI
PERDAMAIAN, KEMAKMURAN, DAN PERSATUAN KOREA. Sebuah mobil masuk ke hutan dan
beberapa anak buahnya pun turun dari truk.
Mereka
jalan perlahan bersiaga dengan pistol ditanganya, Anak buahnya melapor pada Kapten Ri. Dinilai
dari suara tembakan, mereka menuju kemari jadiMungkin dia pembelot Selatan. Ri
Jung Hyuk pikir Wilayah tempur sejauh 400 meter dari posisi mereka.
“Menuju
arah pukul 11. Total ada sepuluh. Senapan otomatis K2, ada enam. Dan Tokarev
TT-33. Ada tiga.” Kata Jung Hyuk. Anak
buahnya tak percaya Jung Hyuk bisa melihat dalam kegelapan.
“Mereka
kawan kita.” Ucap Jung Hyuk lalu berjalan perlahan dan melihat ada orang
disandera dan memberikan kode agar mereka mulai maju.
“Mundur...
Maju selangkah lagi, kalian memasuki garnisun kami.” Ucap tentara KoSel. Mereka
ada di Pos Militer Korea Selatan.
“Serahkan
mereka bertiga, kami akan mundur. Mereka kawan kita.” Kata Jong Hyuk. Anak
buahnya mengeluh.
“Kami
dapat izin Badan Keamanan dan kemari untuk berburu rusa. Kami tersesat karena
tornado itu.” Ucap salah satu pria memberikan surat ditanganya.
“Mereka
melewati Garis Perbatasan Selatan dan tertangkap basah menggali artefak budaya.”
Kata Tentara Korsel
“Apa bisa
buktikan?”ucap Jong Hyuk. Tentara Korsel pun menunjukkan tangkapan layar dari
kamera mereka
“Apa ada
yang terluka?” tanya Jong Hyuk. Si pria menjawab tidak. Jong Hyuk pikir sudah mengamati situasi, jadi mengajak untuk
menurunkan senjata.
“Aku bersumpah demi kehormatan negeriku, kami
akan menghukum mereka. Jika soal hukuman, kami, pihak Utara, lebih baik dari
Selatan. Kita turunkan senjata pada hitungan ketiga.” Ucap Jong Hyuk mulai menghitung.
Semua
sempat diam, Jong Hyuk akhirnya lebih dulu menurunkan senjatanya. Tentara korea
selatan mengikutinya. Tapi saat itu si sandera ingin mengambil pistol, Jong
Hyuk langsung melawan warga sipil Korea utara dan langsung melumpukanya. Semua
siaga dengan pistolnya.
Keduanya
seperti sudah disiap perang, terdengar dari walkie talkie Kepale tentara korea
berbicara “Alfa Satu. Kembalilah. Jangan terlibat konflik. Jangan konflik
dengan Utara.” Sementara Jong Hyuk pun mendapatkan perintah dari atasanya.
“Petir
Satu... Dengar aku? Jangan konflik dengan Selatan. Segera kembali.” Akhirnya
mereka pun sama-sama pergi dan Jong Hyuk membawa tiga pria yang melewati
perbatasan.
Ketua
Pasukan Korea utara datang dengan mobil. Jong Hyuk memberikan hormat. Si ketua
melihat tiga pria yang ada dalam mobil dengan tangan terikat. Jong Hyuk
melaporkan Kompi Lima bersiaga untuk transfer perampok makam yang mereka
tangkap saat patroli zona demiliterisasi. Ketua pun memujinya dan ingi tahu
laporan yang lain.
“Karena
tornado tadi, ada banyak pagar kawat berduri dan pepohonan yang jatuh.
Transformator voltase tinggi untuk pagarnya tak berfungsi. Kita harus perketat
keamanan di daerah yang rusak sampai semua diperbaiki.” Ucap Jong Hyuk. Ketua
membenarkan.
“Itu Besokkah?
Pertukarannya?” kata Ketua. Jong Hyuk membenarkan. Ketua berkomentar kalau itu
sangat disayangkan.
“Ini
terjadi di hari terakhirmu. Mulai dari tornado sampai perampok makam.” Sindir
Si ketua. Jong Hyuk mengaku tak masalah.
“Mereka
mungkin menyeberangi Garis Perbatasan Selatan karena salah paham. Kita harus
bersikap lunak.” Komentar Ketua
“Itu
terjadi di zona patroli kami. Tak bisa dianggap remeh.” Ucap Jong Hyuk
“Kau tahu
kalau Badan Keamanan telah mengizinkan mereka memasuki zona demiliterisasi. Ini
tak akan menguntungkan jika dibahas di penilaian akhir.” Ucap Ketua sepert
ingin menutupinya.
“Jadi,
Badan Keamanan memberi perampok makam izin menyeberangi Garis Perbatasan untuk
mencuri artefak. Apa Itu maksudmu?” sindir Jong Hyuk.
“Tentu
bukan, Kapten Ri.” Kata si kapten. Anak buah yang mendengarnya pun terlihat
tegang.
“Aku
sudah janjikan kapten Selatan bahwa kita akan investigasi ini. Aku ingin
memegang janji.” Kata Jong Hyuk.
“Baik.
Silakan pegang janjimu... Tapi bisakah aku berjanji juga, Kapten Ri? Aku, Cho
Cheol Gang, tak akan bersikap lunak kepada siapa pun. Jika kau melakukan
sesuatu yang mengancam keamanan tentara, dan tertangkap olehku, kau pasti
dihukum berat. Tentunya, kau tak akan melakukan hal semacam itu.” Ucap Chul
Gang
“Tapi
konon sesuatu atau seseorang akan selalu berubah seiring waktu. Bukankah hidup
memang seperti itu?” komentar Chul Gang mengancam. Jong Hyuk pun hanya bisa
diam saja.
Sementara
dipos perbatasan, tentara Pyo mengambil arak yang sudah disimpanya lalu meminta
mereka jangan dibahas lagi menurutnya
Jika Jong Hyuk seangkuh itu kepada petugas Badan Keamanan, dan ingin tahu nasib
mereka nanti.
“Kurasa
dia bisa tampak keren dan tangguh, tapi Badan Keamanan akan mengawasi kita
mulai sekarang karena itu. Itulah maksudku.” Ucap Tentara Pyo
“Kenapa
Kapten Ri ditempatkan di pos perbatasan? Dia dari Pyongyang, mungkin dari
keluarga berada. Kenapa tak menikmati hidup di sana?” kata Teman yang lainya.
“Karena
itulah, kau harus hati-hati dengan orang kaya. Mereka ingin mengendalikan
semuanya agar bisa menerima cinta dari Jenderal Kim.” jelas tentara Pyo. Semua
menganguk mengerti.
“Sudahlah...
Ini adalah arak dari tahun 1953, yakni sebelum gencatan senjata disepakati. Segelas
arak ular berusia 60 tahun ini bisa membuat mereka yang malnutrisi melompat
dengan penuh semangat. Ini obat, bukan arak.” Ucap si pria.
Semua
terlihat bingung dianggap obat tapi akhrinya mau segelas obat. Salah seorang
bertanya-tanya apa boleh minum seperti ini saat bertugas. Si pria pikir mereka
bekerja siang dan malam selama dua bulan dan Pergantian kompi di pagi hari jadi
tak masalah.
Sementara
di malam hari, burung hantu pun
berbangun. Se Ri terlihat tergantung di pohon dengan paralayang yang
menyangkut. Diatas bukit sudah ada banyak ambulance dan polisi, Tuan Hong ingin
masuk melihat siapa yang dibawa tapi polisi melarangnya.
Ia panik
mencari Se Ri dengan memberitahu kalau Bosnya seorang wanita. Polisi melihat
Tuan Hong panik meminta agar tenang. Tuan Hong akhirnya menerobos masuk dan
melihat kameramen yang dibawa ke ambulance. Tuan Hong bertanya keberadaan Se
Rin. Si pria mengaku tak tahu.
“Kau
merekam apa pun? Mana kameranya?” tanya Tuan Hong. Si pria mengeluh dalam
keadaan seperti ini tak akan bisa.
“Lantas
apa kerjamu?” kata Tuan Hong. Si pria marah karena ia hampir mati. Tuan Hong
tetap ingin tahu keberadaan Se Rin.
“Kutuntut
kalian nanti!” teriak si pria. Tuan Hong emngeluh kalau sungguh tak profesional
dan melihat si pria sudah dibawa ambulance.
“Sudah
kubilang, kirim laporan saja. Kenapa dia tiba-tiba ingin lakukan sendiri? Ini
gila. Dia mau terbang atau semacamnya. Kau terbang sejauh apa, Nona Yoon?” ucap
Tuan Hong kebingungan.
Pagi hari
pun datang, terlihat anak rusa yang berkeliaran. Se Ri akhirnya tersadar lalu
berpikir kalau pingsan. Ia melihat sekeliling dan bertanya keberadaanya dan
mulai merasakan tubuhnya yang sakit. Ia mengeluarkan walkie talkienya memanggil
Tuan Hong tapi tak ada sahutan.
“Aku ada
di mana? Aku ada di taman nasional?” ucap Se Ri binggung lalu panik melihat
kebawa karena ternyata Tinggi sekali.Akhirnya ia berteriak memanggil “Apakah
Ada orang? Tolong!”
***
Jong Hyuk
sedang berpatroli merasakan suara lalu memastikan apakah anak buahnya apa bisa
mendengar sesuatu. Anak buahnya bingung mengaku tak dengar, Jong Hyuk mengaku
mendengar Suara wanita dan tampaknya dia menangis.
“Hentikan.
Kau menakutiku.” Ucap Anak buahnya lalu mendengar suara dari walkie talkienya “Ini
Burung Hantu. Jawablah, Merpati.
“Ini
Merpati. Ada apa?” balas anak buah Jong Hyuk. Burung hantu meminta mereka harus
segera kemari
“Tornado
merusak semua barikade dan pagar.” Kata Burung hantu. Merpati memberitahu Jong
Hyuk., tapi Jong Hyuk menyuruh anak buahnya saja yang perg.
“Aku mau
menyisir area ini.” Kata Jong Hyuk yang penasaran. Anak buahnya pun melangkah
pergi.
Jong Hyuk
mencari asal suara dan langsung mengangkat pistolnya. Sementara Se Ri bahagia
melihat ada orang yang datang bahkan seorang tentara langsung melambaikan
tanganya. Jong Hyuk masih mengarahkan pistolnya.
“Apakah
pasukan tentara di dekat sini ditugaskan mencariku?” kata Se Ri bingung.
“Kata
sandi.” Kata Jong Hyuk. Se Ri bingung lalu melihat pakaian tentara Korea utara
bukan selatan.
“Jangan
mendekat. Bicaralah dari sana.... Bicaralah dari sana.” Ucap Se Ri panik. Jong
Hyuk pun menyuruh Se Ri turun.
“Andai
aku bisa, tapi di sini tinggi sekali. Aku tak punya tenaga lagi.” Ucap Se Ri
merengek. Jong Hyuk mendekat dan mengarahkan pistolnya.
“Astaga,
aku akan turun. Kulepas sabuknya.” Kata Se Ri panik melepaskan sabuk dan
melompat.
Saat itu
Jong Hyuk terkejut karena Se Ri melompat pada pelukan dan keduanya sangat
dekat. Se Ri pun akhirnya buru-buru turun, Jong Hyuk langsung bertanya apa
Pekerjaan dan namanya. Se Ri mengaku bekerja
untuk perusahaan mode.
“Kurasa
kau tak akan tahu namanya. Dan aku tak nyaman memberitahumu namaku karena kita
baru bertemu. Dan... Kau membuat keputusan sulit. Selamat datang di Republik
Korea.” Ucap Se Ri
“"Republik
Korea"?” kata Jong Hyuk bingung, Se Ri mencoba memikirka perumpaanya.
“Apa
namanya? Pembelot. Kau pembelot dari Korea Utara, 'kan? Mungkin bukan...
Komunis bersenjata... Mata-mata? Ataukah kau pasukan elite..Apa Korea Utara
yang ditugaskan untuk menjalankan misi khusus?”ucap Se Ri terus menebak.
“Apa pun
itu, jangan khawatir. Aku tak akan melaporkanmu. Aku tak mengurus urusan orang
lain. Aku sibuk dengan urusanku. Aku pergi dahulu.” Ucap Se Ri akan melangkah
pergi.
“Berhenti.”
Perintah Jong Hyuk. Se Ri langsung berhenti dan mengangkat tanganya lalu
memohon pada Jong Hyuk agar membiarkan pulang
“Alamatmu?”tanya
Jong Hyuk. Se Ri menjawab Seoul, Gangnam-gu, Cheong... lalu terhenti berpikir tak
bisa beri detailnya.
“Itu Jauh
sekali.” kata Jong Hyuk, Se Ri pikir akan cari jalan sambil mengucapkan Terima
kasih dan akan pergi.
“Pasti
ada salah paham... Bukan aku yang ke Selatan.” Ucap Jong Hyuk. Se Ri melonggo
kaget.
“Kau yang
datang ke Utara.” Ucap Jong Hyuk. Se Ri
memastikan kalau yang dimaksud Korea Utara.
“Astaga.
Jangan bercanda... Bagaimana mungkin... Yang benar?” kata Se Ri masih tak
percaya.
“Kita
berada di zona demiliterisasi, paralel ke-38. Garis Batas Utara.” Kata Jong
Hyuk.
"Zona demiliterisasi"? Tempat
rekaman film Joint Security Area ? Berarti ini tak sepenuhnya Korea Utara.” Kata
Se Ri
“Ini
wilayah Republik Rakyat Demokratis Korea. Warga Korea Selatan tidak dikenal
memasuki wilayah. Kau harus jalani...” kata Jong Hyuk
“Tunggu...
Aku tak masuk tanpa izin. Lihat. Aku sedang paralayang. Pada awalnya, cuaca
cerah. Tiba-tiba cuaca memburuk, tornado datang, itu bahkan tak ada di ramalan
cuaca. Traktor dan babi semuanya beterbangan dan pusaran menyeret kami.” Jelas Se
Ri
“Aku
terbawa angin juga. Lalu aku pingsan. Tiba-tiba aku di sini. Maksudku, ini
kecelakaan. Bukan disengaja.” Ucap Se Ri. Jong Hyuk bisa mengerti.
“Terima
kasih. Kau paham.” Kata Se Ri. Jong Hyuk memasukan pistol dan meminta agar Se
Ri menjelaskan hal itu saat diperiksa nanti.
“Apa?
Kenapa harus diperiksa?” tanya Se Ri bingung. Jong Hyuk menjelaskan Menurut
hukum republiknya, penyusup harus diikat dan diperiksa.
“Diikat?
Kau akan mengikatku?” kata Se Ri panik. Jong Hyuk pikir Se Ri yang terbang
kemari dengan parasut jadi mereka tak bisa meloloskanmu begitu saja.
“Lantas
bagaimana jika mereka memfitnahku sebagai mata-mata, atau agen rahasia cantik, lalu
menyiksaku, dan mengirimku ke Tambang Batu Bara Aoji? Bagaimana?” ucap Se Ri
panik
“Itu tak
akan terjadi.” Kata Jong Hyuk. Se Ri ingin memastikan. Tapi Jong Hyuk juga
mengaku tak bisa jamin.
“Bagaimana
bisa kupercaya? Apa Kau sendiri akan percaya?” kata Se Ri. Jong Hyuk pikir Se
Ri percaya atau tidak bukan urusannya.
“Jangan
lepas tanggung jawab begitu. Tak akan butuh waktu lama jika aku lari. Izinkan
aku pergi. Kumohon. Aku jago berlari. Aku akan langsung pergi. Aku tak akan
menyakitimu.” Ucap Se Rin bergegas pergi. Jong Hyuk menyuruh berhenti.
“Jika kau
pura-pura tak tahu, maka kau menyelamatkan seseorang.” Kata Se Ri terus
berlari.
Bersambung ke Part 2
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar