PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seorang
pria melihat pengumuman di papan. Dua orang keluar dari lift bersama dengan Sun
Woong dan melihat papan pengumuman. Seorang wanita berkomentar kalau sudah
menduga dia akan datang.
Sun Woong
melihat pengumuman "Jaksa Cha Myung Joo, Ditugaskan ke Departemen Kriminal
Dua Cabang Jinyeong" Dua wanita
berkomentar Myung Joo yang tampil di TV dan ingin tahu Berapa lama dia akan
bertahan di sini. Wanita lain yakin Myung Joo akan segera pergi.
Tim dua
berkumpul, Yoon Jin membahas nama Cha Myung Joo itu namanya sama. Tuan Hong
membenarkan kalau Cha Myung Ju yang mereka kenal. Yoon Jin ingin tahu alasan
Myung Joo yang datang ke sini. Tuan Hong pun berpikir kalau Myung Joo terlibat
masalah serius.
“Memang
aneh dan Hanya itu penjelasannya.” Ucap Tuan Hong. Jung Woo pun memikirkanya.
“Apa
Kalian tahu kasus yang dia adakan pengarahannya tempo hari? Ternyata tersangka
kasus itu adalah ayah mertua wakil perdana menteri. Lalu, Cha Myung Joo diturunkan
pangkatnya.” Jelas Min Ho. Tuan Hong kaget mendengarnya.
“Tapi
kenapa jaksa yang kompeten seperti itu pindah kemari?” tanya Yoon Jin heran.
“Dia
mungkin akan berhenti dan bekerja di firma hukum. Orang yang berbakat seperti
dia mungkin akan meminta 30.000 dolar per bulan.” Kata Tuan Hong. Yoon Jin
melonggo mendengarnya.
“Dia
benar-benar datang.” Kata Min Ho, Semua melonggo kaget mendengarnya.
“Dia
sudah bicara dengan kepala kita di telepon dan saling memperkenalkan diri.”
Kata Min Ho. Semua masih tak percaya tapi Min Ho kalau itu memang benar.
“Tapi itu
belum tentu sampai dia benar-benar datang ke kantor.” Ucap Yoon Jin
“Kau pasti ingin tahu siapa Jaksa
Cha Myung Ju yang membuat semua orang begitu bersemangat.” Gumam Won Soong mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Di rumah
Mereka
menonton berita tentang Myung Joo yang memberikan pernyataan. Tuan Hong pikir
cha Myung Ju memimpin pengarahan.
“Jika ingatanmu bagus, kamu mungkin
akan ingat.”
“Aku
Jaksa Cha Myung Ju dari Unit Khusus Dua yang bertanggung jawab atas
penyelidikan Yayasan Berkat. Aku
mengadakan pengarahan ini menggantikan Wakil Kepala Jaksa Woo Min Jae.” Kata
Myung Joo memberikan pernyatan pada Pers.
“Itulah dia.. Biar kujelaskan lebih
detail. Jaksa Cha Myung Ju lulus lembaga pelatihan di peringkat pertama. Setelah
itu, dia menghabiskan lima tahun pertamanya di Kantor Kejaksaan Pusat, Cabang
Timur, Cabang Selatan, Cabang Barat, dan Cabang Utara di Seoul.”
“Ini tahun ke-11 dan dia telah
kembali ke Departemen Investigasi Khusus di Kantor Kejaksaan Pusat.
Kesimpulannya, dia tipe orang yang tidak akan pernah datang ke cabang kumuh di
perdesaan, dan seseorang yang hanya akan kita lihat di TV.”
“Dia jaksa yang seperti itu. Namun,
dia tiba-tiba melintasi gunung dan sungai untuk dipindahkan ke kota terpencil
ini, Jinyeong. Karena itu, mungkin ada satu pertanyaan di benak semua orang
sekarang.”
"Kenapa Cha Myung Joo pindah ke Jinyeong?"
Sun Woong
melihat Myung Joo yang datang ke kantor kejakasan melihat ruangan 309. Myung
Joo melihat Sun Woong langsung menyapanya “Halo” dan memberitahu kalau akan bekerja
di sini mulai pekan depan dan memberitahu namanya Cha Myung Ju.
“Aku Lee
Sun Woong.” Ucap Sun Woong. Myung Joo pun mengaku Senang bertemu dengannya. Sun
Woong terlihat sedikit bingung.
“Aku
datang untuk melihat-lihat sebelum mulai bekerja. Apa Kau bekerja lembur?” kata
Myung Joo. Sun Woong sempat melamun lalu membenarkan.
“Inilah yang paling membuatku
penasaran. "Apakah Cha Myung Ju tidak ingat aku?"
Sun Woong
lalu berkata dia bilang "Halo"? Apakah aku bukan siapa-siapa?” Semua
melonggo binggung dengan komentar Sun Woong. Min Ho tak ingin membahasnya lagi
lalu mengingatkan kalau ini bukan kali pertama kita melihat jaksa baru di sini.
“Jadi,
mari bersikap seperti biasa, ya?” kata Min Ho. Yoon Jin pikir seperti itu
karena bukan masalah besar.
Sementara
Sun Woong masih melayang memikirkan Myung Joo menyapanya "Halo"
Pagi hari
Min Ho
turun dari mobil terlihat sangat rapih, Yoon Jin dan Jung Woo pun datang dengan
sangat stylish bahkan memakai kacamata. Tuan Hong pun terlihat sangat rapih
dengan rambutnya. Sun Woong berjalan santai masuk kantor menyapa semuanya.
Akhirnya
semua masuk lift bersama, Sun Woong pikir Dengan berkumpul di dalam lift mereka
mirip Avengers. Jung Woo dengan bangga mengaku sebagai Iron Man. Yoon Jin memilih menjadi Black Widow.
Tuan Hong berpikir kalau menjadi Captain America?
“Kalian
semua tampak sama seperti biasanya.”ejek Min Ho lalu menyuruh Jung Woo agar
menekan lantai tiga.
Di dalam
ruangan Min Ho, Jung Woo sibuk dengan membersihkan kacamata. Tuan Hong dan Yoon
Ji berbagi pewangi mulut, sementara Min Ho mencoba untuk tak tegang. Sun Woong
hanya bisa menghela nafas melihat rekan kerjanya.
“Menurutmu,
bagaimana makanan di Jinyeong?” tanya Tuan Kim. Mereka mendengar suara berpikir
kalau Myung Joo akan datang
“Aku belum
tahu karena baru beberapa hari di sini.” Kata Myung Joo. Tuan Kim mengaku
menantikan karyanya.
Min Ho
bergegas mengambil berkas membagikan pada anak buahnya seolah mereka sedang
rapat. Tapi Jung Woo sadar kalau berkasnya yang salah, Akhirnya Min Ho mengembalikan
berkas dan mencoba agar tetap tenang.
Akhirnya Tuan
Kim masuk ruangan, Min Ho langsung berdiri menyambutnya begitu juga yang
lainya. Sun Woong terus menatap ke arah Myung Joo. Tuan Kim memberitahu kalau
Mulai hari ini, ada anggota baru Cabang Jinyeong yaitu Jaksa Cha Myung Joo.
“Halo.
Senang bertemu dengan kalian.” Ucap Myung Joo. Min Ho pun mengucapkan Selamat datang.
“Jagalah
Jaksa Cha dengan baik. Jangan tugaskan dia kasus pekan ini karena dia butuh
waktu untuk menyesuaikan diri.” Pesan Tuan Kim
“Tentu
saja. Jangan khawatir, Pak.” Kata Min Ho. Tuan Kim pun pamit pergi.
Akhirnya
Min Ho mmperkenalkan diri pada Myung Joo, dan menyuruh rekan kerjanya
mulaimemperkenalkan diri. Sun Woong ingin memperkenalkan diri tap Tuan Hong
langsung menyelak dan mengulurkan tangan Myun Joo memperkenalkan diri.
“Aku Lee
Sun Woong.” Kata Sun Woong santai dan Myung Joo seperti tak mengenalnya.
“Aku Oh
Yoon Jin.” Ucap Yoon Jin dari belakang meja. Myung Joo pun menyapa dengan
ramah.
Jung Woo
ingin memperkenalkan diri, tapi Min Ho sudah lebih dulu memperkenalkan Jaksa
Kim Jung Woo. Jung Woo pun tak bisa berjabat tangan. Min Ho akhirnya menyuruh
mereka langsung duduk. Tapi Myung Joo hanya diam saja.
Ternyata
Myung Joo ingin duduk sesuai lulusan. Sun Woong lulusan ke 39. Jung Woo lulusan
ke dalam pada ujian pengacara. Yoon Jin lulusan ke 43, Tuan Hong lulusan ke 35
dan Min Ho lulusan ke 31. Akhirnya mereka bergegas pindah tempat duduk.
Sun Woong
enggan berdiri tapi Myung Joo mendekat seperti memberikan tahu kalau ia urutan
ke 38. Min Ho menatapnya, Sun Woon akhirnya pindah duduk disamping Tuan Hong.
Semua pun duduk sesuai dengan lulusan, Sun Woong menatap Myung Joo dengan wajah
sinis.
“Karena
ada anggota baru, pertemuan ini sudah tampak berbeda. Rasanya nyaman dan baru. Benarkan,
Pak Hong?” kata Min Ho. Tuan Hong menganguk.
“Nona Cha,
seperti kata Kepala Kim tadi, kau sebaiknya fokus untuk menyesuaikan diri pekan
ini. Kau akan berada di sini setidaknya dua tahun. Anggap saja seperti
pemanasan.” Ucap Min Ho. Myung Joo mengerti.
“Kalian
semua harus sepenuhnya membantu Nona Cha agar dia bisa menyesuaikan diri. Mengerti?”
kata Min Ho. Semua menjawab “Ya”
“Seperti
yang kau lihat, cabang kami selalu bertukar pertanyaan dan jawaban serta terus
saling berkomunikasi. Jadi, kau akan bisa beradaptasi dalam waktu singkat.”
Ucap Min Ho. Myung Joo menganguk mengerti.
“Jadi, bagaimana
kalau kita...” kata Min Ho, Jung Woo langsung berdiri seperti sudah
bersiap-siap memilih menu makan siang.
Semua
panik, Tuan Kim pun melirik Jung Woo agar bisa bersikap tak seperti biasanya.
Jung Woo akhirnya mencari akal dengan mengejak mereka berswafoto lebih dahulu.
Myung Joo hanya bisa melonggo saat foto dengan semua rekan kerjanya.
Akhirnya
semua oran keluar dari ruangan Tuan Kim, Tuan Hong mengantar Myung Joo. Semua
menunggu Myung Joo yang akan masuk ke ruangan 309. Sun Woong akhirnya masuk ke
ruangan, Nyonya Jang pun ingin tahu pendapatnya tentang Nona Cha. Sun Woong
akan Jung Woo saja yang mengatakanya.
“Bagaimana
mengatakannya... Dia tidak sekeren yang terlihat di TV. Dia lebih seperti orang
biasa daripada dugaanku.” Ucap Jung Woo.
“Tidak
banyak yang bisa dikatakan tentang dia. Kulitnya memang bagus. Tapi itu tidak
sebanding denganku saat aku masih lajang.” Komentar Yoon Jin sambil melepaskan
sepatu heelsnya
“Sebenarnya
dia lebih feminin dari dugaanku.” Ucap Tuan Hong sementara Myung Joo sedang
melihat ruangan yang masih kosong dengan membuka jendela.
“Apakah
ingatannya tidak sebaik dugaanku?” ucap Sun Woong berbisik. Nyonya Jang
menyahut. Sun Woong tak ingin membahasnya mengaku bukan apa-apa.
“Nona
Jang... Bukankah jaksa yang sukses akan berhenti saat diturunkan jabatannya?”
ucap Jung Woo.
“Semua
kasus berbeda... Tapi jika itu Nona Cha, ya. Aku akan mengerti jika dia berhenti.”
Kata Nyonya Jang
“Benar? Jadi,
kenapa dia datang ke sini?” tanya Jung Woo. Nyonya Jang pikir itulah maksudnya.
Sun Woong hanya mendengarkan tanpa berkomentar. Sementara Myung Joo hanya duduk
diruangan sambl menghela nafas.
Tuan Nam
bertemu dengan Tuan Kim berkomentar Bahkan semua orang di Seoul mengira Cha
Myung Joo akan benar-benar meninggalkan kejaksaandan Mereka tidak mengira
Myunbg Joo akan datang ke sini dengan sukarela.
“Dia
pasti mengorbankan harga diri dan ambisinya untuk datang ke sini. Tapi
mengingat hal itu, dia tampak baik-baik saja. Dia sulit ditebak.” Ucap Min Ho
“Apa Kau
ingin tahu kenapa Nona Cha memutuskan ke Jinyeong, bukan meninggalkan
kejaksaan?” ucap Tuan Kim.
“Apa Kau
tahu alasannya?” tanya Min Ho. Tuan Kim dengan bangga memberitahu kalau ia yang
meneleponnya.
Flash Back
Myung Joo
menangis memasukan barang-barangnya dalam kotak dengan papan nama "Jaksa
Cha Myung Joo" Saat itu Tuan Kim menelp memperkenalkan dirinya lebih dulu Kim
In Ju dari Cabang Jinyeong. Ia mengaku menelepon karena mendengar Myung Joo
akan pindah kemari.
“Aku tahu
pemindahannya diputuskan karena insiden tidak menyenangkan. Kau pasti sedang
banyak pikiran saat ini, tapi aku cukup berpengalaman untuk memberitahumu bahwa
masalah kecil dalam hidup ini tidaklah berarti.” Ucap Tuan Kim
“Saat itu
terjadi, kau merasa seluruh duniamu runtuh. Tapi jika dipikirkan lagi, kau akan
tahu itu tidak seberapa. Jadi, tolong jangan menentangnya dan datanglah ke
cabang kami. Aku menelepon untuk mengatakan itu. Akan kupastikan rumah dinasmu
sangat bersih. Jadi, sampai jumpa di cabang kami.” Kata Tuan Kim.
Myung Joo
terlihat senang mengerti dan menegaskan kalau pasti akan datang ke Jinyeong dan
menemui Tuan Kim langsung.
“Orang
bilang ketulusan selalu terdengar. Kata-kataku pasti telah memengaruhinya.”
Ucap Tuan Kim bangga. Keduanya menganguk mengerti tapi seperti tak percaya dan
langsung meminum tehnya.
"Kenapa Cha Myung Ju datang ke
Jinyeong?"
"Satu. Karena perkataan Kepala
Cabang"
Di
ruangan, Sun Woong memanggil nama Jang Cheol Jin. Seorang pria dengan rompi pun
memberitahu kalau itu namanya. Sun Woong memberitahu Pada tanggal 1 Juli
sekitar pukul 01.00, Tuan pergi ke rumah Pak Kim Man Su, yang berjarak sekitar
500 meter dari rumahnya.
“Kau
pergi dengan gerobak penuh kotoran sapi dan mengoleskannya ke pintu dengan
sekop, bukan?” kata Sun Woong. Tuan Jang membenarkan.
“Pak Kim,
Anda pindah kemari bulan Februari tahun ini. Kudengar kalian berdua berselisih
sejak saat itu. Menurut para tetanggamu, itu karena seorang wanita bernama Lee
Ho Soon. Benarkah itu?” kata Tuan Kim
“Tolong
jangan libatkan dia. Dia tidak berkaitan dengan hal ini. Bagaikan batu berputar menabrak batu yang
diam. Pria ini terus menyebabkan banyak masalah, dan aku hanya memberinya
pelajaran.” Kata Tuan Jang.
“Astaga,
itu tidak benar. Ho Soon dan aku teman satu SD, dan ini kampung halamanku. Kami
bertemu lagi saat aku kembali ke sini. Singkatnya, Ho Soon dan aku sudah lama
saling mengenal. Sedangkan, pria ini berasal dari daerah yang jauh.” Komentar
Tuan Kim.
“Dia
hanya pindah kemari saat menikahi istrinya. Setelah istrinya meninggal, dia
seharusnya kembali ke kampung halamannya. Kenapa dia masih di sini, mengoleskan
kotoran sapi ke pintuku? Dasar tidak sopan.” Kata Tuan Kim mengejek
“Apa
katamu? "Tidak sopan"? Kau bilang aku tidak sopan? Dasar Bedebah!”
kata Tuan Jang tak bisa terima.
Akhirnya
keduanya saling mencengkram dan berkelahi. Jung Woo pun berusaha memisahkan
keduanya meminta agar bisa tetap tenang.
Sung Woong hanya bisa menghela nafas.
Semua
makan siang bersama dengan menu pasta. Min Ho bertanya pada Sun Wong Apa kasus
itu berjalan lancar. Sun Woong bingung apa maksudnya "Kasus itu". Min
Ho menjelaskan Kasus yang di tangani saat ini seperti ingin memperlihatkan
citranya pada Myung Joo.
“Maksudmu
kasus perusakan properti, Pak?” ucap Sun Woong.
Min Ho membenarkan
“Tapi aku
tidak yakin apakah pantas membicarakannya di sini.” Kata Sung Woo. Min Ho pikir
tak masalah. Tuan Hong pun ingin tahu dan memberikan pada mereka.
“Itu
disebabkan oleh cinta segitiga.” Kata Sun Woong. Yoon Jin pikir itu kejahatan
nafsu?
“Tidak,
itu belum tentu. Terdakwa merusak properti milik pendakwa.” Jelas Sun Woong.
Min Ho pikir properti itu Mobil
“Bukan,
pintu rumahnya.” Ucap Sun Woong. Yoon Jin pikir pasti mencoret pintunya. Tuan
Hong pikir seperti grafiti.
“Tidak,
yang dia lakukan adalah... Di pintu...” kata Sun Woong ragu. Min Ho mengeluh
agar Sung Woong mengatakan saja.
“Dia
mengoleskan kotoran sapi ke seluruh pintu.”ucap Sun Woong. Semua tertawa mendengarnya.
Min Ho pikir itu Pasti sulit mencoba menahan tawanya.
“Mari
bicarakan hal lain.” Ucap Min Ho, Yoon
Jin pikir ini menarik sekali dan meminta agar Sung Woong ceritakan lebih
detail.
“Tidak
ada lagi. Sudah cukup...” ucap Sun Woong. Hanya Myung Joo seperti tak peduli
hanya terus makan.
“Tidak,
masih ada lagi... Hal paling gila adalah jika ketiga usia itu digabungkan,
totalnya lebih dari 250.” Ucap Jung Woo.
“Lebih
dari 250? Berarti usia mereka 80-an?” jerit Yoon Jin tak percaya. Jung Woo
memberitahu Usia rata-rata mereka 86,5 tahun, tapi kedua pria itu berkelahi.
“Astaga...
Kudengar pertengkaran cinta yang terjadi di panti jompo adalah yang paling
sengit. Mereka begitu putus asa.” Ucap Yoon Jin
“Apa
karena mereka pikir itu romansa terakhir mereka? Umur tidak penting dalam
cinta.” Kata Tuan Hong. Jung Woo pun berpikir seperti itu.
“Itu
jelas bukan cinta erotis. Itu hanya platonik.” Kata Tuan Hong. Min Ho lansung
mengeluh karena itu bukan cinta erotis
“Bagaimana
kau bisa menjadi jaksa dengan pikiran sempit itu? Apa Kalian pikir tidak akan
pernah menua? Nona Cha, apa pendapatmu tentang kasus ini?” kata Min Ho
“Ini
pelanggaran ringan.” Ucap Myung Joo santai dan terus makan pastanya. Semua
hanya diam saja, Sun Woong langsung menatap sinis.
Myung Joo
berjalan dengan Tuan Kim didepan, Tuan Kim menayakan apakah Myung Joo menikmati
makan siangnya. Myung Joo mengaku rasanya enak dan melihat seorang pria
memegang papan yang bertuliskan "Jaksa Lee Sun Woong harus segera mendakwa
Park Jae Sik"
“Pak....
Sedang apa kau di sini?” ucap Sun Woong panik. Tuan Kim dan Myung Joo akhirnya
masuk kantor kejaksaan lebih dulu.
“Apa maksudmu
aku mengabaikan tugasku?” keluh Sung Woong akhirnya mengajak si pegawai masuk
ke kantor kejaksaan.
“Kasus
ini dipindahkan ke kejaksaan hampir dua bulan lalu. Tapi kau bahkan belum
mendakwanya. Jadi, kau mengabaikan tugasmu.” Ucap si pria.
“Seperti
yang kujelaskan kepadamu, kami tidak punya cukup bukti untuk membuktikan kerja
lemburmu. Kami tidak bisa mendakwa dia dengan yang kami miliki sekarang. Kami
sedang menyelidiki untuk mengumpulkan bukti tambahan. Jadi, bersabarlah dan
beri aku sedikit waktu.” Jelas Sun Woong
“Apa Hanya
itu yang kamu temukan dalam dua bulan terakhir?” keluh Si pria.
“Pak
Kim.. Kau orang kedelapan yang menuntut Industri Jeongsu karena keterlambatan
gaji. Dalam dua kasus, mereka lolos dengan denda kecil karena kurangnya bukti. Sedangkan
yang lain, kelima korban akhirnya berdamai dan mencabut gugatannya tepat
sebelum dakwaan.” Jelas Sun Woong
“Dengan
kata lain, Industri Jeongsu tidak pernah dihukum selayaknya. Aku sungguh ingin
mewujudkannya kali ini. Ini memakan waktu lama karena aku berusaha cermat.”
Ucap Sun Woong.
“Apa Kau
benar-benar mengerjakan kasus ini? Kuharap kau tidak mencoba mengulur waktu.”
Kata Tuan Kim
“Aku bersumpah
tidak mengulur waktu. Jadi, percayalah kepadaku dan bersabarlah. Kami hampir
berhasil.” Kata Sun Woong menyakinkan.
Tuan Kim
melakukan demo didepan pabrik bertuliskan "Gaji yang belum dibayar 7.500
dolar harus dibayar sekaligus”
Sun Woong
memberikan berkas pada Min Ho tentang kasus klaim gaji yang belum dibayar
dengan memberitahu kalau Industri Jeongsu sudah terbiasa tidak membayar pegawai
kontrak selama lima tahun terakhir.
“Tiap
kali pegawai menggugat, perusahaan membujuk mereka dengan menawarkan uang damai
agar mereka membatalkan gugatan. Perusahaan itu menghindari hukuman menggunakan
cara licik seperti itu. Pria yang kau lihat tadi adalah salah satu korban.”
Jelas Sun Woong
“Tapi
kenapa dia melampiaskannya kepadamu?” tanya Min Ho. Sun Woong menjelaska kalau
Tuan Kim mau kasusnya diselesaikan
secepat mungkin.
“Tapi Apa
kau ingin menggabungkan semua kasus?” tanya Min Ho. Sun Woong membenarkan.
“Penyelidikan
tambahan memakan waktu lama. Jadi, dia tidak senang.” Ungkap Sun Woong
“Berapa
lama lagi yang kamu butuhkan?” tanya Min Ho. Sun Woong menyakinkan bisa
menyelesaikannya dalam satu pekan.
Min Ho
memastikan kalau Sun Woong yakin dengan itu. Sun Woong yakin bisa menyelesaikan
kalau akan mengamankan bukti kuat dan mendakwa mereka. Min Ho akhirnya
yakin kalau Sun Woong akan bisa
jadi tidak akan khawatir. Sun Woong pun
mengucapkan terimkasih.
“Tapi
berhati-hatilah. Saat orang seperti dia tidak mendapatkan keinginannya, mereka
bisa menjadi berbahaya dalam sekejap. Jika tidak berhati-hati, itu bisa menjadi
masalah rumit. Jadi, cobalah menenangkannya. Apa Kau mengerti?” ucap Min Ho.
Sun Woong menganguk mengerti.
“Satu hal
lagi... Apakah kau dan Nona Cha dekat saat di kampus?” tanya Min Ho sebelum Sun
Woong keluar.
Sun Woong
mengingat saat Myung Joo menyapanya “Halo.”
Dan mengaku tak dekat.
“Meski
begitu, kamu satu kampus. Jadi, bantulah dia kapan pun kamu sempat. Ini hari
pertamanya di kota kecil. Dia pasti sedang banyak pikiran. Aku mau kamu
menjaganya. Mengerti?” ucap Min Ho. Sun Woong hanya bisa menganguk mengerti.
Min Ho
menegaskan kalau harus sekarang juga. Sun Woong pun menganguk mengerti lalu
keluar ruangan sambil menghela nafas
Flash Back
Sun Woong
seperti dengan kumpul dengan teman-temanya saat kuliah. Tiba-tiba Myung Joo
berkomentar ini menjijikkan sekali dan langsung pergi begitu saja. Sun Woong
yang melihatnya hanya bisa melonggo bingung.
“Kita sering salah berasumsi bahwa
dua orang yang pernah bertemu lebih dekat daripada orang asing. Andai aku juga
tidak mengingatnya.”
Min Ho
membawa dua botol minum dan berdiri didepan ruangan Myung Joo, lalu mencoba
merendahkan diri dengan mengetuk pintu. Myung Joo pun menyuruh masuk. Min Ho
kaget melihat sudah ada dua orang wanita yang menemani Myung Joo bahkan tampak
akrab.
“Ada apa?”
tanya Myung Joo. Sun Myung salah tingkah meminta maaf dengan mengaku kalau
salah masuk dan tak sengaja menjatuhkan minuman yang disembunyikan lalu
bergegas pergi.
Sun Myung
menahan malu saat keluar ruangan lalu menaruh minuman didepan meja Nyonya Jang.
Jung Woo melihat majalah dengan artikel "Cha Myung Ju dari Kantor
Kejaksaan Pusat Seoul" seperti tak percaya kalau Sun Woong ada dimajalah
itu juga.
“Pak
Lee... Kau satu kampus dengan Nona Cha, bukan? Apakah kalian berdua akrab?”
tanya Jung Woo. Sun Woong menatap sinis seperti menahan kesal.
Flash Back
Sun Woong
menemui Myung Joo di perpustakan dan
mengajak untuk membeli makanan. Myung
Joo langsung menolaknya. Sun Woong kaget mendengarnya. Myung Joo dengan sinis
mengulang kalau Tidak mau
“Untuk
apa kau mentraktirku makan?” ucap Myung Joo. Sun Woong hanya diam saja.
Akhirnya Sun
Woong duduk dimeja kerjanya dan memanggil Jung Woo. Jung Woo pun menatapnya.
Sun Woong bertanya Saat kuliah, ia dekat dengan semua orang di jurusannya.
Jung Woo bertanya tentu tidak.
“Ada 300
orang di Jurusan Hukum. Apa Kau pikir aku dekat dengan mereka semua?” ucap Sun
Woong sinis. Jung Woo menjawab pasti tidak.
“Kembalilah
bekerja.” Ucap Sun Woong sinis. Jung Woo pun hanya bisa diam saja.
Di sebuah
restoran untuk makan malam. Min Ho pikir ini pesta penyambutan untuk Nona Cha
jadi akan memesan menu spesial barbeku untuk enam orang. Semua hanya bisa diam
saja, Sun Woong menatap Myung Joo dengan dingin.
“Untuk
minuman... Bagaimana kalau kita pesan minuman mewah seperti anggur?” kata Min
Ho. Semua kaget mendengarnya.
“Nona
Cha, kamu mau minum apa?” tanya Min Ho. Myung Joo dengan santai menjawab ingin
minum soju. Akhirnya Min Ho meminta Dua botol soju.
“Apa ini
kali pertama kamu datang ke Jinyeong?” tanya Min Ho. Myung Joo membenarkan.
“Bagaimana?
Bagus, kan?” ucap Min Ho bangga. Myung Joo pikir . Udaranya bersih dan cukup
tenang. Min Ho membenarkan.
“Dibandingkan
dengan Seoul, kurasa di sini cukup membosankan.” Komentar Min Ho. Semua
terlihat tak bisa berkata-kata memilih untuk minum air putih.
“Nona
Cha... Ini memalukan, tapi aku mengagumimu.” Kata Jung Woo. Myung Joo bingung,
semua pun terlihat malu.
“Direktur
yang kau selidiki itu ayah mertua wakil perdana menteri, bukan? Kau pasti tahu
ada konsekuensi karena berurusan dengannya. Bagaimana kau bisa memutuskan untuk
menangkapnya tanpa ragu? Aku sangat mengagumi semangatmu.” Ucap Jung Woo
penasaran.
“Jadi,
apa yang kau pikirkan? Bisa beri tahu aku...” kata Jung Woo. Min Ho mencoba
menenangkan suasana yang tegang dengan meminta agar membawakan soju.
Min Ho
pun menyuruh Jung Woo agar minum air putih dulu saja. Myung Joo lalu mengaku
kalau hanya menjalankan tugasnya. Soju pun datang, mereka langsung membagikan
gelas. Min Ho ingin menuangkanya tapi Myung Joo ingin menuangkan untuk rekan
kerja barunya.
"Kenapa
dia berusaha menangkap ayah mertua wakil perdana menteri? Dia pasti akan
menerima akibatnya." Aku benci mendengar itu. Kapan pun hal seperti ini
terjadi, jaksa mengatakan hal itu kepada dirinya sendiri.” Ucap Myung Joo
sambil menuangkan soju pada rekan kerjanya.
“Bukankah
dengan begitu, kita membatasi diri kita? Memang kenapa jika dia wakil perdana
menteri? Kau setuju, bukan?” kata Myung Joo. Jung Woo pikir benar.
“Astaga.
Itu baru semangat, bukan? Luar biasa. Mari bersulang. Untuk kehidupan baru Nona
Cha di Jinyeong!” kata Min Ho. Semua pun minum soju bersama-sama.
“Makanlah
sebanyak yang kamu mau. Aku yang mentraktir.” Kata Min Ho pada semuanya.
Jung Woo berjalan
sendirian lalu melihat sekeliling seperti memastikan tak ada yang mengikutinya
lalu masuk ke sebuah gang kecil dan akhirnya masuk ke sebuah tempat seperti
tempat rahasia Min Ho dkk. Mereka mengambil bir walaupun sudah sedikit mabuk.
“Bagaimana
dia bisa bicara sekasar itu?” keluh Min Ho. Tuan Hong mengaku di depan Myung Joo menjadi sangat gugup.
“Dia
penuh semangat atau tidak sopan? Bagaimana aku harus menafsirkan perilakunya?”
ucap Min Ho
“Tidak
ada yang perlu ditafsirkan Dia tidak berniat tinggal di kejaksaan lebih lama
lagi. Karena itu, dia bisa bicara sesukanya.” Jelas Yoon Jin. Min Ho pikir
seperti itu.
“Bagi
seseorang yang hanya bekerja di Seoul sejauh ini pindah kemari tanpa
perlawanan? Sudah kuduga ada yang tidak beres.” Kata Min Ho
“Jika dia
berencana untuk segera berhenti, kenapa repot-repot pindah kemari?” komentar
Jung Woo.
“Dia
mungkin tidak ingin menyinggung siapa pun. Meskipun berhenti, dia tidak bisa
sepenuhnya meninggalkan bidang ini. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Dia
pasti merasa tidak nyaman untuk segera berhenti. Setelah semuanya tenang, dia
bisa berhenti dengan bermartabat.” Jelas Min Ho.
“Itu mungkin
melindungi martabatnya, tapi bukan harga dirinya.” Komentar Jung Woo.
“Martabat
atau harga dirinya, aku tidak peduli. Aku hanya mau dia berhenti lebih cepat. Untuk
apa repot-repot?” keluh Yoon Jin membuka bajunya yang terlalu menyesakan.
“Aku
penasaran kenapa dia tidak berhenti, tapi dia mungkin menundanya. Gaji 30.000
dolar per bulan terdengar bagus.” Kata Tuan Hong. Sun Woong hanya diam saja.
"Kenapa Cha Myung Ju datang ke
Jinyeong?"
"Dua. Untuk berhenti secara bermartabat nanti"
“Omong-omong,
Apa kalian semua melihat itu? Setelah mengatakan, "Aku benci mendengar
itu,” dia menatap mataku.” Kata Sun Woong. Semua mengeluh mendengarnya.
Myung Joo
akhirnya masuk ke dalam kantor kejaksaan barunya dengan membawa barang-baranya.
Ia membereskan diatas meja lalu tak sengaja menemukan kertas jimat dibawah meja
dan langsung membuangnya.
Sun Woong
bertemu dengan wanita direbutkan oleh Tuan Kim dan Tuan Jang lalu membeirtahu Pak
Kim mendesak Pak Jang dihukum berat,sementara Pak Jang tidak menunjukkan
penyesalan. Ia rasa semuanya akan beres saat mereka berbaikan, tapi mereka
sangat keras kepala.
“Kami
harus bagaimana?” ucap si wanita. Sementara si pria merasa mungkin ini bagus.
“Mereka
perlu diberi pelajaran.” Kata si anak. Ibunya mengeluh dengan ucapan Jong Kyu.
“Ayolah...
Coba pikirkanlah... Mendua pada usia Ibu sangatlah konyol. Ibu seharusnya malu.
Ibu membuatku malu.”keluh Jong Kyu
“Kau
tidak pernah punya pacar selama hidup 50 tahun. Apa yang kau tahu tentang
cinta?” keluh Ibu Jong Kyu. Jong Kyu mengaku tahu sedikit.
“Bagaimanapun
juga, kurasa mereka berdua setidaknya akan mendengarkan Anda. Bisakah Anda
membantu mereka berbaikan?” kata Sun Woong
“Mereka
memang mendengarkanku.” Kata ibu Jung Kyu. Sun Woong meminta agar si wanita
bisa mencobanya.
Semua
makan siang bersama, Min Ho menyuruh Myung Joo agar mencobalah tiramnya. Dengan
bangga ia memberitahu kalau sebanyak 70 persen tiram di Korea berasal dari
Jinyeong dan ini tempat yang luar biasa.
“Bisakah
kita semua bertemu di ruangan Pak Cho setelah makan siang pukul 13.30?” tanya
Myung Jo dengan wajah serius.
“Ada apa?”
tanya Min Ho gugup. Semua pun menunggu jawabanya., Myung Joo menjawab kalau
akan meberi tahu nanti.
“Itu
tidak perlu dibicarakan saat makan siang.” Kata Myung Joo. Sun Woong sempat
menatap Myung Joo lalu menerima telp dari seseorang dan langsung kaget.
Di
ruangan UGD, Tuan Kim menangis melihat anaknya yang terlihat sakit parah. Sun Woong menatap dari kejauhan terlihat Tuan
Kim sangat frustasi walaupun memberitahu Kini kondisinya sudah stabil. Jadi,
jangan khawatir Tuan Kim duduk menunggu anaknya, Sung Woong pun mendekati Tuan Kim.
“Dia
hampir tidak bisa menggunakan kakinya. Dia bahkan terkena epilepsi akhir-akhir
ini. Dia tidak kejang belakangan ini. Jadi, aku lega. Aku harus bekerja untuk
mencari nafkah. Aku tidak bisa lagi mencari orang untuk menjaga putraku.” Cerita
Tuan Kim
“Apa kata
dokter?”tanya Sun Woong. Tuan Kim menceritakan kalau Dokter menyuruh membawanya
ke rumah sakit besar di Seoul,
“Tapi aku
hampir tidak bisa membayar obatnya. Aku tidak bisa meminjam uang dari siapa
pun. Begini... Pengacara perusahaan itu mengatakan dia akan membayar 1.500
dolar lebih dahulu dan memberikan sisanya jika aku mencabut gugatannya. Aku
berniat untuk menerima tawarannya.” Cerita Tuan Kim.
“Itulah
yang selalu dilakukan oleh Industri Jeongsu. Mereka berdamai dengan korban
untuk membatalkan gugatan, dan tidak pernah membayar gaji yang terlambat.” Jelas
Sun Woong
“Kau tahu
mereka bahkan mengajukan gugatan balasan waktu itu.Menurut Hukum Pidana, jika
kau mencabut gugatannya,maka kau tidak akan bisa menggugat lagi atas masalah
yang sama.” Kata Sun Woong
“Lalu
haruskah aku terus hidup seperti ini? Alasanku membawa kasus ini ke kejaksaan adalah
mendesak perusahaanku agar aku dibayar lebih cepat. Apa gunanya aku
memenjarakan Park Jae Sik? Aku tidak akan mendapatkan apa pun.” Ucap Tuan Kim
frustasi.
“Aku
hanya ingin dibayar secepat mungkin.” Ucap
Tuan Kim. Sun Woong menyakinkan Jika Tuan Kim mempercayainya dan
menunggu sedikit lagi...
“Sampai
kapan aku harus menunggu? Aku harus mencari pekerjaan lain, dan menggunakan
1.500 dolar itu untuk mengurus masalah darurat. Jika nanti ada masalah, kudengar
ada cara mengajukan keluhan sipil.” Ucap Tuan Kim
“Kau
bahkan tidak bisa mengajukan keluhan kriminal. Itu mustahil.” Ucap Sung Woong
menyakinkan.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar