PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 18 Desember 2019

Sinopsis Diary of a Prosecutor. Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Seorang pria melihat pengumuman di papan. Dua orang keluar dari lift bersama dengan Sun Woong dan melihat papan pengumuman. Seorang wanita berkomentar kalau sudah menduga dia akan datang.
Sun Woong melihat pengumuman "Jaksa Cha Myung Joo, Ditugaskan ke Departemen Kriminal Dua Cabang Jinyeong" Dua wanita berkomentar Myung Joo yang tampil di TV dan ingin tahu Berapa lama dia akan bertahan di sini. Wanita lain yakin Myung Joo  akan segera pergi.
Tim dua berkumpul, Yoon Jin membahas nama Cha Myung Joo itu namanya sama. Tuan Hong membenarkan kalau Cha Myung Ju yang mereka kenal. Yoon Jin ingin tahu alasan Myung Joo yang datang ke sini. Tuan Hong pun berpikir kalau Myung Joo terlibat masalah serius. 

“Memang aneh dan Hanya itu penjelasannya.” Ucap Tuan Hong. Jung Woo pun memikirkanya.
“Apa Kalian tahu kasus yang dia adakan pengarahannya tempo hari? Ternyata tersangka kasus itu adalah ayah mertua wakil perdana menteri. Lalu, Cha Myung Joo diturunkan pangkatnya.” Jelas Min Ho. Tuan Hong kaget mendengarnya.
“Tapi kenapa jaksa yang kompeten seperti itu pindah kemari?” tanya Yoon Jin heran.
“Dia mungkin akan berhenti dan bekerja di firma hukum. Orang yang berbakat seperti dia mungkin akan meminta 30.000 dolar per bulan.” Kata Tuan Hong. Yoon Jin melonggo mendengarnya.
“Dia benar-benar datang.” Kata Min Ho, Semua melonggo kaget mendengarnya.
“Dia sudah bicara dengan kepala kita di telepon dan saling memperkenalkan diri.” Kata Min Ho. Semua masih tak percaya tapi Min Ho kalau itu memang benar.
“Tapi itu belum tentu sampai dia benar-benar datang ke kantor.” Ucap Yoon Jin 

“Kau pasti ingin tahu siapa Jaksa Cha Myung Ju yang membuat semua orang begitu bersemangat.” Gumam Won Soong mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Di rumah
Mereka menonton berita tentang Myung Joo yang memberikan pernyataan. Tuan Hong pikir cha Myung Ju memimpin pengarahan.
“Jika ingatanmu bagus, kamu mungkin akan ingat.”
“Aku Jaksa Cha Myung Ju dari Unit Khusus Dua yang bertanggung jawab atas penyelidikan Yayasan Berkat.  Aku mengadakan pengarahan ini menggantikan Wakil Kepala Jaksa Woo Min Jae.” Kata Myung Joo memberikan pernyatan pada Pers. 

“Itulah dia.. Biar kujelaskan lebih detail. Jaksa Cha Myung Ju lulus lembaga pelatihan di peringkat pertama. Setelah itu, dia menghabiskan lima tahun pertamanya di Kantor Kejaksaan Pusat, Cabang Timur, Cabang Selatan, Cabang Barat, dan Cabang Utara di Seoul.”
“Ini tahun ke-11 dan dia telah kembali ke Departemen Investigasi Khusus di Kantor Kejaksaan Pusat. Kesimpulannya, dia tipe orang yang tidak akan pernah datang ke cabang kumuh di perdesaan, dan seseorang yang hanya akan kita lihat di TV.”
“Dia jaksa yang seperti itu. Namun, dia tiba-tiba melintasi gunung dan sungai untuk dipindahkan ke kota terpencil ini, Jinyeong. Karena itu, mungkin ada satu pertanyaan di benak semua orang sekarang.”
"Kenapa Cha Myung Joo pindah ke Jinyeong?"

Sun Woong melihat Myung Joo yang datang ke kantor kejakasan melihat ruangan 309. Myung Joo melihat Sun Woong langsung menyapanya “Halo” dan memberitahu kalau akan bekerja di sini mulai pekan depan dan memberitahu namanya Cha Myung Ju.
“Aku Lee Sun Woong.” Ucap Sun Woong. Myung Joo pun mengaku Senang bertemu dengannya. Sun Woong terlihat sedikit bingung.
“Aku datang untuk melihat-lihat sebelum mulai bekerja. Apa Kau bekerja lembur?” kata Myung Joo. Sun Woong sempat melamun lalu membenarkan.

“Inilah yang paling membuatku penasaran. "Apakah Cha Myung Ju tidak ingat aku?"
Sun Woong lalu berkata dia bilang "Halo"? Apakah aku bukan siapa-siapa?” Semua melonggo binggung dengan komentar Sun Woong. Min Ho tak ingin membahasnya lagi lalu mengingatkan kalau ini bukan kali pertama kita melihat jaksa baru di sini.
“Jadi, mari bersikap seperti biasa, ya?” kata Min Ho. Yoon Jin pikir seperti itu karena bukan masalah besar.
Sementara Sun Woong masih melayang memikirkan Myung Joo menyapanya "Halo"

Pagi hari
Min Ho turun dari mobil terlihat sangat rapih, Yoon Jin dan Jung Woo pun datang dengan sangat stylish bahkan memakai kacamata. Tuan Hong pun terlihat sangat rapih dengan rambutnya. Sun Woong berjalan santai masuk kantor menyapa semuanya.
Akhirnya semua masuk lift bersama, Sun Woong pikir Dengan berkumpul di dalam lift mereka mirip Avengers. Jung Woo dengan bangga mengaku sebagai  Iron Man. Yoon Jin memilih menjadi Black Widow. Tuan Hong berpikir kalau menjadi Captain America?
“Kalian semua tampak sama seperti biasanya.”ejek Min Ho lalu menyuruh Jung Woo agar menekan lantai tiga.

Di dalam ruangan Min Ho, Jung Woo sibuk dengan membersihkan kacamata. Tuan Hong dan Yoon Ji berbagi pewangi mulut, sementara Min Ho mencoba untuk tak tegang. Sun Woong hanya bisa menghela nafas melihat rekan kerjanya.
“Menurutmu, bagaimana makanan di Jinyeong?” tanya Tuan Kim. Mereka mendengar suara berpikir kalau Myung Joo akan datang
“Aku belum tahu karena baru beberapa hari di sini.” Kata Myung Joo. Tuan Kim mengaku menantikan karyanya.
Min Ho bergegas mengambil berkas membagikan pada anak buahnya seolah mereka sedang rapat. Tapi Jung Woo sadar kalau berkasnya yang salah, Akhirnya Min Ho mengembalikan berkas dan mencoba agar tetap tenang. 

Akhirnya Tuan Kim masuk ruangan, Min Ho langsung berdiri menyambutnya begitu juga yang lainya. Sun Woong terus menatap ke arah Myung Joo. Tuan Kim memberitahu kalau Mulai hari ini, ada anggota baru Cabang Jinyeong yaitu Jaksa Cha Myung Joo.
“Halo. Senang bertemu dengan kalian.” Ucap Myung Joo. Min Ho pun mengucapkan  Selamat datang.
“Jagalah Jaksa Cha dengan baik. Jangan tugaskan dia kasus pekan ini karena dia butuh waktu untuk menyesuaikan diri.” Pesan Tuan Kim
“Tentu saja. Jangan khawatir, Pak.” Kata Min Ho. Tuan Kim pun pamit pergi.
Akhirnya Min Ho mmperkenalkan diri pada Myung Joo, dan menyuruh rekan kerjanya mulaimemperkenalkan diri. Sun Woong ingin memperkenalkan diri tap Tuan Hong langsung menyelak dan mengulurkan tangan Myun Joo memperkenalkan diri.
“Aku Lee Sun Woong.” Kata Sun Woong santai dan Myung Joo seperti tak mengenalnya.
“Aku Oh Yoon Jin.” Ucap Yoon Jin dari belakang meja. Myung Joo pun menyapa dengan ramah.
Jung Woo ingin memperkenalkan diri, tapi Min Ho sudah lebih dulu memperkenalkan Jaksa Kim Jung Woo. Jung Woo pun tak bisa berjabat tangan. Min Ho akhirnya menyuruh mereka langsung duduk. Tapi Myung Joo hanya diam saja. 

Ternyata Myung Joo ingin duduk sesuai lulusan. Sun Woong lulusan ke 39. Jung Woo lulusan ke dalam pada ujian pengacara. Yoon Jin lulusan ke 43, Tuan Hong lulusan ke 35 dan Min Ho lulusan ke 31. Akhirnya mereka bergegas pindah tempat duduk.
Sun Woong enggan berdiri tapi Myung Joo mendekat seperti memberikan tahu kalau ia urutan ke 38. Min Ho menatapnya, Sun Woon akhirnya pindah duduk disamping Tuan Hong. Semua pun duduk sesuai dengan lulusan, Sun Woong menatap Myung Joo dengan wajah sinis.
“Karena ada anggota baru, pertemuan ini sudah tampak berbeda. Rasanya nyaman dan baru. Benarkan, Pak Hong?” kata Min Ho. Tuan Hong menganguk.
“Nona Cha, seperti kata Kepala Kim tadi, kau sebaiknya fokus untuk menyesuaikan diri pekan ini. Kau akan berada di sini setidaknya dua tahun. Anggap saja seperti pemanasan.” Ucap Min Ho. Myung Joo mengerti.
“Kalian semua harus sepenuhnya membantu Nona Cha agar dia bisa menyesuaikan diri. Mengerti?” kata Min Ho. Semua menjawab “Ya”
“Seperti yang kau lihat, cabang kami selalu bertukar pertanyaan dan jawaban serta terus saling berkomunikasi. Jadi, kau akan bisa beradaptasi dalam waktu singkat.” Ucap Min Ho. Myung Joo menganguk mengerti.
“Jadi, bagaimana kalau kita...” kata Min Ho, Jung Woo langsung berdiri seperti sudah bersiap-siap memilih menu makan siang.
Semua panik, Tuan Kim pun melirik Jung Woo agar bisa bersikap tak seperti biasanya. Jung Woo akhirnya mencari akal dengan mengejak mereka berswafoto lebih dahulu. Myung Joo hanya bisa melonggo saat foto dengan semua rekan kerjanya. 


Akhirnya semua oran keluar dari ruangan Tuan Kim, Tuan Hong mengantar Myung Joo. Semua menunggu Myung Joo yang akan masuk ke ruangan 309. Sun Woong akhirnya masuk ke ruangan, Nyonya Jang pun ingin tahu pendapatnya tentang Nona Cha. Sun Woong akan Jung Woo saja yang mengatakanya.
“Bagaimana mengatakannya... Dia tidak sekeren yang terlihat di TV. Dia lebih seperti orang biasa daripada dugaanku.” Ucap Jung Woo.

“Tidak banyak yang bisa dikatakan tentang dia. Kulitnya memang bagus. Tapi itu tidak sebanding denganku saat aku masih lajang.” Komentar Yoon Jin sambil melepaskan sepatu heelsnya
“Sebenarnya dia lebih feminin dari dugaanku.” Ucap Tuan Hong sementara Myung Joo sedang melihat ruangan yang masih kosong dengan membuka jendela.
“Apakah ingatannya tidak sebaik dugaanku?” ucap Sun Woong berbisik. Nyonya Jang menyahut. Sun Woong tak ingin membahasnya mengaku bukan apa-apa.
“Nona Jang... Bukankah jaksa yang sukses akan berhenti saat diturunkan jabatannya?” ucap Jung Woo.
“Semua kasus berbeda... Tapi jika itu Nona Cha, ya. Aku akan mengerti jika dia berhenti.” Kata Nyonya Jang
“Benar? Jadi, kenapa dia datang ke sini?” tanya Jung Woo. Nyonya Jang pikir itulah maksudnya. Sun Woong hanya mendengarkan tanpa berkomentar. Sementara Myung Joo hanya duduk diruangan sambl menghela nafas. 



Tuan Nam bertemu dengan Tuan Kim berkomentar Bahkan semua orang di Seoul mengira Cha Myung Joo akan benar-benar meninggalkan kejaksaandan Mereka tidak mengira Myunbg Joo akan datang ke sini dengan sukarela.
“Dia pasti mengorbankan harga diri dan ambisinya untuk datang ke sini. Tapi mengingat hal itu, dia tampak baik-baik saja. Dia sulit ditebak.” Ucap Min Ho
“Apa Kau ingin tahu kenapa Nona Cha memutuskan ke Jinyeong, bukan meninggalkan kejaksaan?” ucap Tuan Kim.
“Apa Kau tahu alasannya?” tanya Min Ho. Tuan Kim dengan bangga memberitahu kalau ia yang  meneleponnya.

Flash Back
Myung Joo menangis memasukan barang-barangnya dalam kotak dengan papan nama "Jaksa Cha Myung Joo" Saat itu Tuan Kim menelp memperkenalkan dirinya lebih dulu Kim In Ju dari Cabang Jinyeong. Ia mengaku menelepon karena mendengar Myung Joo akan pindah kemari.
“Aku tahu pemindahannya diputuskan karena insiden tidak menyenangkan. Kau pasti sedang banyak pikiran saat ini, tapi aku cukup berpengalaman untuk memberitahumu bahwa masalah kecil dalam hidup ini tidaklah berarti.” Ucap Tuan Kim
“Saat itu terjadi, kau merasa seluruh duniamu runtuh. Tapi jika dipikirkan lagi, kau akan tahu itu tidak seberapa. Jadi, tolong jangan menentangnya dan datanglah ke cabang kami. Aku menelepon untuk mengatakan itu. Akan kupastikan rumah dinasmu sangat bersih. Jadi, sampai jumpa di cabang kami.” Kata Tuan Kim.
Myung Joo terlihat senang mengerti dan menegaskan kalau pasti akan datang ke Jinyeong dan menemui Tuan Kim langsung.

“Orang bilang ketulusan selalu terdengar. Kata-kataku pasti telah memengaruhinya.” Ucap Tuan Kim bangga. Keduanya menganguk mengerti tapi seperti tak percaya dan langsung meminum tehnya.
"Kenapa Cha Myung Ju datang ke Jinyeong?"
"Satu. Karena perkataan Kepala Cabang"

Di ruangan, Sun Woong memanggil nama Jang Cheol Jin. Seorang pria dengan rompi pun memberitahu kalau itu namanya. Sun Woong memberitahu Pada tanggal 1 Juli sekitar pukul 01.00, Tuan pergi ke rumah Pak Kim Man Su, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.
“Kau pergi dengan gerobak penuh kotoran sapi dan mengoleskannya ke pintu dengan sekop, bukan?” kata Sun Woong. Tuan Jang membenarkan.
“Pak Kim, Anda pindah kemari bulan Februari tahun ini. Kudengar kalian berdua berselisih sejak saat itu. Menurut para tetanggamu, itu karena seorang wanita bernama Lee Ho Soon. Benarkah itu?” kata Tuan Kim
“Tolong jangan libatkan dia. Dia tidak berkaitan dengan hal ini.  Bagaikan batu berputar menabrak batu yang diam. Pria ini terus menyebabkan banyak masalah, dan aku hanya memberinya pelajaran.” Kata Tuan Jang.
“Astaga, itu tidak benar. Ho Soon dan aku teman satu SD, dan ini kampung halamanku. Kami bertemu lagi saat aku kembali ke sini. Singkatnya, Ho Soon dan aku sudah lama saling mengenal. Sedangkan, pria ini berasal dari daerah yang jauh.” Komentar Tuan Kim.
“Dia hanya pindah kemari saat menikahi istrinya. Setelah istrinya meninggal, dia seharusnya kembali ke kampung halamannya. Kenapa dia masih di sini, mengoleskan kotoran sapi ke pintuku? Dasar tidak sopan.” Kata Tuan Kim mengejek
“Apa katamu? "Tidak sopan"? Kau bilang aku tidak sopan? Dasar Bedebah!” kata Tuan Jang tak bisa terima.
Akhirnya keduanya saling mencengkram dan berkelahi. Jung Woo pun berusaha memisahkan keduanya meminta agar bisa tetap tenang.  Sung Woong hanya bisa menghela nafas. 


Semua makan siang bersama dengan menu pasta. Min Ho bertanya pada Sun Wong Apa kasus itu berjalan lancar. Sun Woong bingung apa maksudnya "Kasus itu". Min Ho menjelaskan Kasus yang di tangani saat ini seperti ingin memperlihatkan citranya pada Myung Joo.
“Maksudmu kasus perusakan properti, Pak?” ucap Sun Woong.  Min Ho membenarkan
“Tapi aku tidak yakin apakah pantas membicarakannya di sini.” Kata Sung Woo. Min Ho pikir tak masalah. Tuan Hong pun ingin tahu dan memberikan pada mereka.
“Itu disebabkan oleh cinta segitiga.” Kata Sun Woong. Yoon Jin pikir itu kejahatan nafsu?
“Tidak, itu belum tentu. Terdakwa merusak properti milik pendakwa.” Jelas Sun Woong. Min Ho pikir properti itu Mobil
“Bukan, pintu rumahnya.” Ucap Sun Woong. Yoon Jin pikir pasti mencoret pintunya. Tuan Hong pikir seperti grafiti.
“Tidak, yang dia lakukan adalah... Di pintu...” kata Sun Woong ragu. Min Ho mengeluh agar Sung Woong mengatakan saja.
“Dia mengoleskan kotoran sapi ke seluruh pintu.”ucap Sun Woong. Semua tertawa mendengarnya. Min Ho pikir itu Pasti sulit mencoba menahan tawanya.
“Mari bicarakan hal lain.” Ucap Min Ho,  Yoon Jin pikir ini menarik sekali dan meminta agar Sung Woong ceritakan lebih detail.
“Tidak ada lagi. Sudah cukup...” ucap Sun Woong. Hanya Myung Joo seperti tak peduli hanya terus makan.
“Tidak, masih ada lagi... Hal paling gila adalah jika ketiga usia itu digabungkan, totalnya lebih dari 250.” Ucap Jung Woo.
“Lebih dari 250? Berarti usia mereka 80-an?” jerit Yoon Jin tak percaya. Jung Woo memberitahu Usia rata-rata mereka 86,5 tahun, tapi kedua pria itu berkelahi.
“Astaga... Kudengar pertengkaran cinta yang terjadi di panti jompo adalah yang paling sengit. Mereka begitu putus asa.” Ucap Yoon Jin
“Apa karena mereka pikir itu romansa terakhir mereka? Umur tidak penting dalam cinta.” Kata Tuan Hong. Jung Woo pun berpikir seperti itu.
“Itu jelas bukan cinta erotis. Itu hanya platonik.” Kata Tuan Hong. Min Ho lansung mengeluh karena itu bukan cinta erotis
“Bagaimana kau bisa menjadi jaksa dengan pikiran sempit itu? Apa Kalian pikir tidak akan pernah menua? Nona Cha, apa pendapatmu tentang kasus ini?” kata Min Ho
“Ini pelanggaran ringan.” Ucap Myung Joo santai dan terus makan pastanya. Semua hanya diam saja, Sun Woong langsung menatap sinis. 




Myung Joo berjalan dengan Tuan Kim didepan, Tuan Kim menayakan apakah Myung Joo menikmati makan siangnya. Myung Joo mengaku rasanya enak dan melihat seorang pria memegang papan yang bertuliskan "Jaksa Lee Sun Woong harus segera mendakwa Park Jae Sik"
“Pak.... Sedang apa kau di sini?” ucap Sun Woong panik. Tuan Kim dan Myung Joo akhirnya masuk kantor kejaksaan lebih dulu.
“Apa maksudmu aku mengabaikan tugasku?” keluh Sung Woong akhirnya mengajak si pegawai masuk ke kantor kejaksaan.
“Kasus ini dipindahkan ke kejaksaan hampir dua bulan lalu. Tapi kau bahkan belum mendakwanya. Jadi, kau mengabaikan tugasmu.” Ucap si pria.
“Seperti yang kujelaskan kepadamu, kami tidak punya cukup bukti untuk membuktikan kerja lemburmu. Kami tidak bisa mendakwa dia dengan yang kami miliki sekarang. Kami sedang menyelidiki untuk mengumpulkan bukti tambahan. Jadi, bersabarlah dan beri aku sedikit waktu.” Jelas Sun Woong

“Apa Hanya itu yang kamu temukan dalam dua bulan terakhir?” keluh Si pria.
“Pak Kim.. Kau orang kedelapan yang menuntut Industri Jeongsu karena keterlambatan gaji. Dalam dua kasus, mereka lolos dengan denda kecil karena kurangnya bukti. Sedangkan yang lain, kelima korban akhirnya berdamai dan mencabut gugatannya tepat sebelum dakwaan.” Jelas Sun Woong
“Dengan kata lain, Industri Jeongsu tidak pernah dihukum selayaknya. Aku sungguh ingin mewujudkannya kali ini. Ini memakan waktu lama karena aku berusaha cermat.” Ucap Sun Woong.
“Apa Kau benar-benar mengerjakan kasus ini? Kuharap kau tidak mencoba mengulur waktu.” Kata Tuan Kim
“Aku bersumpah tidak mengulur waktu. Jadi, percayalah kepadaku dan bersabarlah. Kami hampir berhasil.” Kata Sun Woong menyakinkan. 


Tuan Kim melakukan demo didepan pabrik bertuliskan "Gaji yang belum dibayar 7.500 dolar harus dibayar sekaligus”
Sun Woong memberikan berkas pada Min Ho tentang kasus klaim gaji yang belum dibayar dengan memberitahu kalau Industri Jeongsu sudah terbiasa tidak membayar pegawai kontrak selama lima tahun terakhir.
“Tiap kali pegawai menggugat, perusahaan membujuk mereka dengan menawarkan uang damai agar mereka membatalkan gugatan. Perusahaan itu menghindari hukuman menggunakan cara licik seperti itu. Pria yang kau lihat tadi adalah salah satu korban.” Jelas Sun Woong
“Tapi kenapa dia melampiaskannya kepadamu?” tanya Min Ho. Sun Woong menjelaska kalau Tuan Kim  mau kasusnya diselesaikan secepat mungkin.
“Tapi Apa kau ingin menggabungkan semua kasus?” tanya Min Ho. Sun Woong membenarkan.
“Penyelidikan tambahan memakan waktu lama. Jadi, dia tidak senang.” Ungkap Sun Woong
“Berapa lama lagi yang kamu butuhkan?” tanya Min Ho. Sun Woong menyakinkan bisa menyelesaikannya dalam satu pekan.
Min Ho memastikan kalau Sun Woong yakin dengan itu. Sun Woong yakin bisa menyelesaikan kalau akan mengamankan bukti kuat dan mendakwa mereka. Min Ho akhirnya yakin  kalau Sun Woong akan bisa jadi  tidak akan khawatir. Sun Woong pun mengucapkan terimkasih.
“Tapi berhati-hatilah. Saat orang seperti dia tidak mendapatkan keinginannya, mereka bisa menjadi berbahaya dalam sekejap. Jika tidak berhati-hati, itu bisa menjadi masalah rumit. Jadi, cobalah menenangkannya. Apa Kau mengerti?” ucap Min Ho. Sun Woong menganguk mengerti.
“Satu hal lagi... Apakah kau dan Nona Cha dekat saat di kampus?” tanya Min Ho sebelum Sun Woong keluar.
Sun Woong mengingat saat Myung Joo menyapanya “Halo.”  Dan mengaku tak dekat.
“Meski begitu, kamu satu kampus. Jadi, bantulah dia kapan pun kamu sempat. Ini hari pertamanya di kota kecil. Dia pasti sedang banyak pikiran. Aku mau kamu menjaganya. Mengerti?” ucap Min Ho. Sun Woong hanya bisa menganguk mengerti.
Min Ho menegaskan kalau harus sekarang juga. Sun Woong pun menganguk mengerti lalu keluar ruangan sambil menghela nafas 

Flash Back
Sun Woong seperti dengan kumpul dengan teman-temanya saat kuliah. Tiba-tiba Myung Joo berkomentar ini menjijikkan sekali dan langsung pergi begitu saja. Sun Woong yang melihatnya hanya bisa melonggo bingung.
“Kita sering salah berasumsi bahwa dua orang yang pernah bertemu lebih dekat daripada orang asing. Andai aku juga tidak mengingatnya.”
Min Ho membawa dua botol minum dan berdiri didepan ruangan Myung Joo, lalu mencoba merendahkan diri dengan mengetuk pintu. Myung Joo pun menyuruh masuk. Min Ho kaget melihat sudah ada dua orang wanita yang menemani Myung Joo bahkan tampak akrab.

“Ada apa?” tanya Myung Joo. Sun Myung salah tingkah meminta maaf dengan mengaku kalau salah masuk dan tak sengaja menjatuhkan minuman yang disembunyikan lalu bergegas pergi. 

Sun Myung menahan malu saat keluar ruangan lalu menaruh minuman didepan meja Nyonya Jang. Jung Woo melihat majalah dengan artikel "Cha Myung Ju dari Kantor Kejaksaan Pusat Seoul" seperti tak percaya kalau Sun Woong ada dimajalah itu juga.

“Pak Lee... Kau satu kampus dengan Nona Cha, bukan? Apakah kalian berdua akrab?” tanya Jung Woo. Sun Woong menatap sinis seperti menahan kesal. 


Flash Back
Sun Woong menemui  Myung Joo di perpustakan dan mengajak untuk  membeli makanan. Myung Joo langsung menolaknya. Sun Woong kaget mendengarnya. Myung Joo dengan sinis mengulang kalau Tidak mau
“Untuk apa kau mentraktirku makan?” ucap Myung Joo. Sun Woong hanya diam saja. 

Akhirnya Sun Woong duduk dimeja kerjanya dan memanggil Jung Woo. Jung Woo pun menatapnya. Sun Woong bertanya Saat kuliah, ia dekat dengan semua orang di jurusannya. Jung  Woo bertanya tentu tidak.
“Ada 300 orang di Jurusan Hukum. Apa Kau pikir aku dekat dengan mereka semua?” ucap Sun Woong sinis. Jung Woo menjawab pasti tidak.
“Kembalilah bekerja.” Ucap Sun Woong sinis. Jung Woo pun hanya bisa diam saja. 

Di sebuah restoran untuk makan malam. Min Ho pikir ini pesta penyambutan untuk Nona Cha jadi akan memesan menu spesial barbeku untuk enam orang. Semua hanya bisa diam saja, Sun Woong menatap Myung Joo dengan dingin.
“Untuk minuman... Bagaimana kalau kita pesan minuman mewah seperti anggur?” kata Min Ho. Semua kaget mendengarnya.
“Nona Cha, kamu mau minum apa?” tanya Min Ho. Myung Joo dengan santai menjawab ingin minum soju. Akhirnya Min Ho meminta Dua botol soju.
“Apa ini kali pertama kamu datang ke Jinyeong?” tanya Min Ho. Myung Joo membenarkan.
“Bagaimana? Bagus, kan?” ucap Min Ho bangga. Myung Joo pikir . Udaranya bersih dan cukup tenang. Min Ho membenarkan.
“Dibandingkan dengan Seoul, kurasa di sini cukup membosankan.” Komentar Min Ho. Semua terlihat tak bisa berkata-kata memilih untuk minum air putih.
“Nona Cha... Ini memalukan, tapi aku mengagumimu.” Kata Jung Woo. Myung Joo bingung, semua pun terlihat malu.
“Direktur yang kau selidiki itu ayah mertua wakil perdana menteri, bukan? Kau pasti tahu ada konsekuensi karena berurusan dengannya. Bagaimana kau bisa memutuskan untuk menangkapnya tanpa ragu? Aku sangat mengagumi semangatmu.” Ucap Jung Woo penasaran.
“Jadi, apa yang kau pikirkan? Bisa beri tahu aku...” kata Jung Woo. Min Ho mencoba menenangkan suasana yang tegang dengan meminta agar membawakan soju. 




Min Ho pun menyuruh Jung Woo agar minum air putih dulu saja. Myung Joo lalu mengaku kalau hanya menjalankan tugasnya. Soju pun datang, mereka langsung membagikan gelas. Min Ho ingin menuangkanya tapi Myung Joo ingin menuangkan untuk rekan kerja barunya.
"Kenapa dia berusaha menangkap ayah mertua wakil perdana menteri? Dia pasti akan menerima akibatnya." Aku benci mendengar itu. Kapan pun hal seperti ini terjadi, jaksa mengatakan hal itu kepada dirinya sendiri.” Ucap Myung Joo sambil menuangkan soju pada rekan kerjanya.
“Bukankah dengan begitu, kita membatasi diri kita? Memang kenapa jika dia wakil perdana menteri? Kau setuju, bukan?” kata Myung Joo. Jung Woo pikir benar.
“Astaga. Itu baru semangat, bukan? Luar biasa. Mari bersulang. Untuk kehidupan baru Nona Cha di Jinyeong!” kata Min Ho. Semua pun minum soju bersama-sama.
“Makanlah sebanyak yang kamu mau. Aku yang mentraktir.” Kata Min Ho pada semuanya. 

Jung Woo berjalan sendirian lalu melihat sekeliling seperti memastikan tak ada yang mengikutinya lalu masuk ke sebuah gang kecil dan akhirnya masuk ke sebuah tempat seperti tempat rahasia Min Ho dkk. Mereka mengambil bir walaupun sudah sedikit mabuk.
“Bagaimana dia bisa bicara sekasar itu?” keluh Min Ho. Tuan Hong mengaku  di depan Myung Joo menjadi sangat gugup.
“Dia penuh semangat atau tidak sopan? Bagaimana aku harus menafsirkan perilakunya?” ucap Min Ho
“Tidak ada yang perlu ditafsirkan Dia tidak berniat tinggal di kejaksaan lebih lama lagi. Karena itu, dia bisa bicara sesukanya.” Jelas Yoon Jin. Min Ho pikir seperti itu.
“Bagi seseorang yang hanya bekerja di Seoul sejauh ini pindah kemari tanpa perlawanan? Sudah kuduga ada yang tidak beres.” Kata Min Ho
“Jika dia berencana untuk segera berhenti, kenapa repot-repot pindah kemari?” komentar Jung Woo.
“Dia mungkin tidak ingin menyinggung siapa pun. Meskipun berhenti, dia tidak bisa sepenuhnya meninggalkan bidang ini. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Dia pasti merasa tidak nyaman untuk segera berhenti. Setelah semuanya tenang, dia bisa berhenti dengan bermartabat.” Jelas Min Ho.
“Itu mungkin melindungi martabatnya, tapi bukan harga dirinya.” Komentar Jung Woo.
“Martabat atau harga dirinya, aku tidak peduli. Aku hanya mau dia berhenti lebih cepat. Untuk apa repot-repot?” keluh Yoon Jin membuka bajunya yang terlalu menyesakan.
“Aku penasaran kenapa dia tidak berhenti, tapi dia mungkin menundanya. Gaji 30.000 dolar per bulan terdengar bagus.” Kata Tuan Hong. Sun Woong hanya diam saja.
"Kenapa Cha Myung Ju datang ke Jinyeong?"
"Dua. Untuk berhenti secara bermartabat nanti"


“Omong-omong, Apa kalian semua melihat itu? Setelah mengatakan, "Aku benci mendengar itu,” dia menatap mataku.” Kata Sun Woong. Semua mengeluh mendengarnya.
Myung Joo akhirnya masuk ke dalam kantor kejaksaan barunya dengan membawa barang-baranya. Ia membereskan diatas meja lalu tak sengaja menemukan kertas jimat dibawah meja dan langsung membuangnya. 

Sun Woong bertemu dengan wanita direbutkan oleh Tuan Kim dan Tuan Jang lalu membeirtahu Pak Kim mendesak Pak Jang dihukum berat,sementara Pak Jang tidak menunjukkan penyesalan. Ia rasa semuanya akan beres saat mereka berbaikan, tapi mereka sangat keras kepala.
“Kami harus bagaimana?” ucap si wanita. Sementara si pria merasa mungkin ini bagus.
“Mereka perlu diberi pelajaran.” Kata si anak. Ibunya mengeluh dengan ucapan Jong Kyu.
“Ayolah... Coba pikirkanlah... Mendua pada usia Ibu sangatlah konyol. Ibu seharusnya malu. Ibu membuatku malu.”keluh Jong Kyu
“Kau tidak pernah punya pacar selama hidup 50 tahun. Apa yang kau tahu tentang cinta?” keluh Ibu Jong Kyu. Jong Kyu mengaku tahu sedikit.
“Bagaimanapun juga, kurasa mereka berdua setidaknya akan mendengarkan Anda. Bisakah Anda membantu mereka berbaikan?” kata Sun Woong
“Mereka memang mendengarkanku.” Kata ibu Jung Kyu. Sun Woong meminta agar si wanita bisa mencobanya. 


Semua makan siang bersama, Min Ho menyuruh Myung Joo agar mencobalah tiramnya. Dengan bangga ia memberitahu kalau sebanyak 70 persen tiram di Korea berasal dari Jinyeong dan ini tempat yang luar biasa.
“Bisakah kita semua bertemu di ruangan Pak Cho setelah makan siang pukul 13.30?” tanya Myung Jo dengan wajah serius.
“Ada apa?” tanya Min Ho gugup. Semua pun menunggu jawabanya., Myung Joo menjawab kalau akan meberi tahu nanti.
“Itu tidak perlu dibicarakan saat makan siang.” Kata Myung Joo. Sun Woong sempat menatap Myung Joo lalu menerima telp dari seseorang dan langsung kaget. 

Di ruangan UGD, Tuan Kim menangis melihat anaknya yang terlihat sakit parah.  Sun Woong menatap dari kejauhan terlihat Tuan Kim sangat frustasi walaupun memberitahu Kini kondisinya sudah stabil. Jadi, jangan khawatir Tuan Kim duduk menunggu anaknya, Sung Woong pun mendekati Tuan Kim.
“Dia hampir tidak bisa menggunakan kakinya. Dia bahkan terkena epilepsi akhir-akhir ini. Dia tidak kejang belakangan ini. Jadi, aku lega. Aku harus bekerja untuk mencari nafkah. Aku tidak bisa lagi mencari orang untuk menjaga putraku.” Cerita Tuan Kim
“Apa kata dokter?”tanya Sun Woong. Tuan Kim menceritakan kalau Dokter menyuruh membawanya ke rumah sakit besar di Seoul,
“Tapi aku hampir tidak bisa membayar obatnya. Aku tidak bisa meminjam uang dari siapa pun. Begini... Pengacara perusahaan itu mengatakan dia akan membayar 1.500 dolar lebih dahulu dan memberikan sisanya jika aku mencabut gugatannya. Aku berniat untuk menerima tawarannya.” Cerita Tuan Kim.
“Itulah yang selalu dilakukan oleh Industri Jeongsu. Mereka berdamai dengan korban untuk membatalkan gugatan, dan tidak pernah membayar gaji yang terlambat.” Jelas Sun Woong
“Kau tahu mereka bahkan mengajukan gugatan balasan waktu itu.Menurut Hukum Pidana, jika kau mencabut gugatannya,maka kau tidak akan bisa menggugat lagi atas masalah yang sama.” Kata Sun Woong
“Lalu haruskah aku terus hidup seperti ini? Alasanku membawa kasus ini ke kejaksaan adalah mendesak perusahaanku agar aku dibayar lebih cepat. Apa gunanya aku memenjarakan Park Jae Sik? Aku tidak akan mendapatkan apa pun.” Ucap Tuan Kim frustasi.
“Aku hanya ingin dibayar secepat mungkin.” Ucap  Tuan Kim. Sun Woong menyakinkan Jika Tuan Kim mempercayainya dan menunggu sedikit lagi...
“Sampai kapan aku harus menunggu? Aku harus mencari pekerjaan lain, dan menggunakan 1.500 dolar itu untuk mengurus masalah darurat. Jika nanti ada masalah, kudengar ada cara mengajukan keluhan sipil.” Ucap Tuan Kim
“Kau bahkan tidak bisa mengajukan keluhan kriminal. Itu mustahil.” Ucap Sung Woong menyakinkan.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar