PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Min Hyuk
duduk dengan topi ulang tahun disamping neneknya, Kang Woo bersama ayah dan
ibunya menyanyikan lagu - "Selamat ulang tahun. Tuan Lee pun menyuruh Min
Hyuk agar meniup lilin. Kang Woo ingin
ikut meniup tapi ibunya langsung menariknya.
“Aku
mendapat surat dari ayahmu.” Ucap Nyonya Han memberikan postcard pada cucunya.
Min Hyuk
membaca surat dari ayahnya “Selamat ulang tahun. Aku menggali sumur di Tanzania
atas namamu. -Dari ayahmu.-“ Nyonya Oh pun mengingatkan suaminya. Tuan Lee
akhirnya memberikan hadiah pada Min Hyuk yang sudah disiapkan.
“Aku
sangat iri, Min Hyuk! Ayah, aku juga mau sesuatu yang besar di hari ulang
tahunku.” Ucap Kang Woo pada ayahnya.
“Ya,
tentu saja... Akan ayah belikan hadiah sebesar itu di hari ulang tahunmu... Sesuatu
sebesar ini.” Kata Tuan Lee. Kang Woo senang melihatnya sementara Min Hyuk
sedih melihat Kang Woo bisa dengan ayahnya.
Min Hyuk
memiliki foto-foto dari ayahnya dan ditempat diatas peta, jadi ayahnya selalu
mengirimkan foto kalau pindah ke negera lain.
“Orang tuaku punya impian yang
lebih besar daripada anak mereka. Saat aku mulai berjalan, mereka bekerja di
luar negeri selama sekitar 300 hari dalam 365 hari, menggali sumur, membangun
sekolah, dan mendirikan rumah sakit.”
“Orang-orang biasanya bilang cinta
orang tua hanya sepihak. Tapi cintakulah yang sepihak dengan mereka. Aku ingin
orang tuaku sungguh memperhatikanku. Itu sebabnya aku belajar dengan giat.”
Dalam
sebuah pesta, Orang tua Kang Woo bersulang dengan para tamu dan sangat dekat
dengan Kang Woo. Saat itu Kang Woo menatap sedih melihat kalau tak ada orang
tua didekatnya. Nyonya Han mendenkat meminta kalau Min Hyuk agar jangan
berkecil hati.
“Ini
bukan kali pertama mereka tidak muncul setelah berjanji. Kau hanya akan terluka
jika membiarkan ini memengaruhimu setiap kali.” Kata Nyonya Han.
“Ya, aku
baik-baik saja.” Ucap Min Hyuk mencoba tersenyum.
Kang Woo
datang membawakan makanan menyuruhnya kalau harus makan. Min Hyuk sibuk membaca
merasa baik-baik saja. Kang Woo akhirnya memilih terus makan karena rasanya
sangat enak. Saat itu dua orang pria berkomentar melihat Kang Woo dan Min Hyuk.
“Astaga,
kedua sepupu ini tidak mirip. Orang bilang kakak laki-laki selalu lebih baik, tapi
keadaannya berbalik di keluarganya. Yang lebih muda sangat pintar. Kudengar dia
mendapat perhatian dari Bu Pimpinan.” Komentar si wanita.
Wanita
lain tak percaya mendengarnya, Kang Woo terdiam mendengar orang yang
membandingkanya akhirnya memilih untuk pergi dengan wajah sedih.
“Aku mendengar semuanya, tapi aku tidak
ingin menghiburnya Dia sudah punya banyak hal. Kupikir aku pantas dikagumi oleh
orang asing. Dia sudah punya banyak hal. Sekali ini saja, aku...”
Min Hyuk
kembali dengan membawa minuman anti mabuk tapi tak melihat Seo Yeon di meja,
lalu melihat Seo Yeon sudah diluar dengan Kang Woo. Ia pun bergumam “Sekali ini
saja, aku juga menginginkan sesuatu.”
Min Hyuk
menarik Seo Yeon ke pelukanya lalu membawa ke dalam mobil. Saat akan menutup
pintu Kang Woo menahanya bertanya apa yang dilakukan Min Hyuk dan berani
melakukan itu. Min Hyuk hanya diam menatap sinis.
“Tunggu,
apa kau menyukai...” ucap Kang Woo lalu terdiam. Min Hyuk menyuruh Kang Woo
agark menanyakan saja.
“Kau tahu
aku tidak bisa berbohong. Tanyakan kepadaku kenapa aku melakukan ini.” Ucap Min
Hyuk
“Apa kau
menyukai Seo...” kata Kang Woo lalu berhenti. Min Hyuk heran Kang Woo tidak
selesai bertanya?
“Kenapa?
Kau past ingin tahu.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo mengelak mengaku tidak ingin
tahu.
“Akan
kuberi tahu.” Kata Min Hyuk. Kang Woo menegaskan tidak akan mendengarnya.
Keduanya
saling adu mulut kalau Min Hyuk ingin memberitahu dan Kang Woo tidak mau
mendengarnya. Seo Yeon tiba-tiba membuka mata seperti sudah mulai sadar. Kang
Woo mencoba terus menyanyi agar tak mendengar yang dikatakan Min Hyuk.
“Kau!
Lupakan. Lupakan saja! Aku tidak akan melakukannya.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo
percaya langsung melepaskan tanganya dari telinga.
Keduanya
akhirnya tersadar Seo Yeon sudah tak ada di dalam mobil dan bertanya-tanya
keberdaaan Seo Yeon.
Keduanya sudah
ada didepan rumah Seo Yeon, Min Hyuk bertanya Bagaimana Kang Woo tahu
tempatnya. Kang Woo mengaku Karena mereka satu SMP. Min Hyuk heran Apa itu
artinya Kang Woo tahu di mana rumahnya. Kang Woo mengaku mereka dekat.
“Tapi
kenapa kalian berdua seperti itu sekarang?” tanya Min Hyuk heran.
“Bukan
urusanmu.” Balas Kang Woo sinis, saat itu Taksi datang dan Seo Yeon turun dari
mobil
Keduanya
langsung bersembunyi dan melihat Seo Yeon dari kejauhan, lalu keluar dari
persembunyian setelah Seo Yeon masuk rumah. Min Hyuk pikir kalau ini akan
menjadi urusannya mulai sekarang kalau ia menyukai...Kang Woo langsung
berteriak memanggil Taksi tak mau mendengarnya.
Pagi hari
Seo Yeon
mengeluh kepalanya sangat sakit. Mi Kyung memberikan minum lalu mengaku senang Seo Yeon tidak membunuhnya bahkan bisa menahan diri
dan memuji temanya sudah bersikap baik.
“Kurasa
aku macam-macam dengan Kang Woo.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung ingin tahu Bagaimana
maksudnya.
“Kurasa
aku melempar batu atau semacamnya.” Ucap Seo Yeon. Mi Kyung panik mendengarnya
saat itu Kang Woo datang dengan taksi
“Kenapa
dia naik taksi padahal punya mobil mewah?” komentar Mi Kyung heran dan saat itu
Seo Yeon mencari sesuatu dalam tasnya.
“Kenapa?
Apa? Ada apa?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon mengeluarkan kunci mobil dari tasnya.
“Hei! Apa
Kau mencuri mobilnya?” jerit Mi Kyung. Seo Yeon panik langsung memberikan kunci
pada Mi Kyung. Mi Kyung tak mau menerima
dan mengembalikannya.
Keduanya
panik saat Kang Woo berjalan mendekat.
Seo Yeon dengan wajah gugup membahas soal kemarin... Kang Woo dengan
sinis mengambil kunci mobil ditangan Seo Yeon lalu menganti dengan memberikan "Minuman
Pengar" Seo Yeon melonggo bingung dan Kang Woo pun pergi.
“Apa ini
diracuni? Coba ini dahulu.” Kata Seo Yeon memberikan pada Mi Kyung. Mi Kyung
langsung melotot tajam.
Mi Kyung,
Seo Yeon dan Min Hyuk botol minuman diatas meja. Mi Kyung pikir Seseorang yang seharusnya tidak memberikan
ini kepadanya jadi merkea ingin tahu apakah itu diracuni. Min Hyuk pikir
kelihatannya tidak ada masalah dan tampaknya belum dibuka.
“Apa ini?
Seberapa parah dia akan merundungku hari ini hingga memberiku minuman ini lebih
dahulu?” ucap Mi Kyung
“Apa ini
dari Direktur Utama Lee?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon membenarkan.
“Apa aku
melakukan hal aneh kemarin?” tanya Seo Yeon. Min yuk mengaku tidak dan Seo Yeon
naik taksi dan pulang.
“Lalu
kenapa? Terserah. Aku akan meminumnya.” Ucap Seo Yeon langsung meminumnya. Min
Hyuk hanya bisa menatap sedih melihat minuman yang tak bisa diberikan pada Seo
Yeon.
“Kenapa
Kang Woo bersikap seperti siswa SD yang menyukai seseorang? Lalu kenapa dia
melakukan hal sekonyol itu dengan Hyun Soo?” ucap Mi Kyung saat masuk ruangan guu.
Ia
mengingat saat Hyun Soo mengatakan “Apa maksudmu aku kekasihnya dan dia sponsorku?
Kang Woo dan aku... Kenapa? Bagaimana?”
“Park
Hyun Soo berkata dengan kasar bahwa kami tidak boleh memberi tahu Lee Kang Woo
bahwa kita tahu tentang hubungan mereka. Mungkinkah?” ucap Mi Kyung menduga
sesuatu.
Hyun Soo
ada diruanganya melihat ponselnya berdering lalu berkomentar “Bos terakhir
datang.” Dan mengangkat telpnya. Mi Kyung duduk berhadapan dengan Hyun Soo
dengan tatapan sinis. Hyun Soo dengan gugup mulai minum tapi Mi Kyung menaruh
gelap dengan keras membuat Hyun Soo ketakutan.
“Izinkan aku
mengajukan satu pertanyaan. Aku mengerti kau mengarang kebohongan itu karena
kalian berpikir kami serendah itu.” Ucap Mi Kyung sinis
“Ayolah,
kami tidak menganggap kamu rendah.” Jelas Hyun Soo. Mi Kyung tak ingin membahas
hal itu lagi.
“Apa Kang
Woo tahu?” tanya Mi Kyung. Hyun Soo terlihat bingung. M Kyung pikir hanya Hyun So saja yang tahu.
Hyun Soo
teringat yang dikatakan Kang Woo “Jika dia tahu, aku tidak akan pernah
menemuimu lagi. Mengerti?” Akhirnya Ia megaku kalau Kang Woo juga tahu.
“Jadi,
Kang Woo membohongi Seo Yeon dan mengajaknya berkencan padahal dia mengetahui
semuanya, tanpa perasaan lain, hanya untuk membalas dendam atas sejarah masa
lalu itu?” ucap Mi Kyung. Hyun Soo membenarkan.
“Jadi...
Apa Kamu yakin Kang Woo tidak menyukainya?” kata Mi Kyung. Hyun Soo merasa
kalau jangan konyol.
“Lebih baik
tidak ada yang menghalangi. Aku akan memilih rekannya. Si bodoh itu.” Ucap Mi
Kyung. Hyun Soo tak mengerti maksudnya.
“Lupakan
saja... Ini pertemuan terakhir kita. Berhenti menumpang Kang Woo dan fokuslah
bersih-bersih. Aku tahu semua pekerjaan berharga, tapi jangan habiskan uang
yang melebihi pendapatanmu. Aku akan membayar untuk ini.” Kata Mi Kyung lalu
melangkah pergi.
“Kenapa
dia sangat obsesif? Dia seharusnya marah saja. Aku akan merasa tidak nyaman...
Tapi Tunggu. "Bersih-bersih"?” kata Hyun Soo bingung.
Seo Yeon
baru saja menuruni tangga, Saat itu Wakepsek langsung memanggil Seo Yeon
meminta Jika mau ke Ruang Fakultas,agar bisa letakkan
potku di luar karena ini saatnya bagi bayinya untuk berjemur jadi meminta tolong
bersikap lembut. Seo Yeon melonggo bingung.
“Selain
itu, bisakah kamu singkirkan semua kertasnya? Seperti kata Pak Dirut, guru
olahraga tidak banyak bekerja.” Ucap Ketua guru. Wakepsek seperti tak percaya.
Ketua pikir seperti itu.
“Itu
bagus. Maka dia tahu harus bagaimana caranya berkerja.. Hati-hati.” Ucap
Wakepsek. Seo Yeon akhirnya melangkah pergi. Saat itu Kang Woo mendengarnya dan
langsung menatap sinis.
Seo Yeon
membawa tumpukan kertas dan pot, tiba-tiba Kang Woo datang langsung
mengambilnya. Seo Yeon melonggo bingung dan langsung berteriak
memanggilnya,lalu tersadar kalau sedang ada disekolah. Kang Woo pergi menemui
Wakepsek membanting kertas diatas meja.
“Kau bisa
gunakan sisi lain. Jangan sia-siakan ini jika ingin mengurangi pengeluaran.”
Ucap Kang Woo marah. Wakepsek terlihat sangat ketakutan.
“Nona
Joo, mulai sekarang, kamu harus selalu siaga sejak kamu datang sampai kamu
pulang. Entah kapan aku akan membutuhkanmu. Jangan membuatnya melakukan hal
lain.” Tegas Kang Woo. Wakepsek menganguk mengerti.
“Tunggu
saja perintahku... Mengerti?” kata Kang Woo. Seo Yeon menganguk mengerti. Kang
Woo pun melangkah pergi.
“Kenapa
dia mengambil potku?” teriak Wakepsek marah. Ketua pun meminta agar tenang.
“Apa itu
tadi? Beraninya mereka memerintahnya..."Teriak Wakepsek
marah.
Kang Woo
masih memegang pot tak percaya kalau Seo Yeon itu seperti masih mabuk.
Min Hyuk
sedang berbicara di telp seperti lupa kalau hari ini lalu mengaku entah apa
bisa pergi. Temanya mengeluh kalau Min Hyuk bisa datang karena teman-temnanya semua
membicarakan Min Hyuk bahkan Beberapa
orang berpikir Min Hyuk sudah mati.
“Bahkan sementara
yang lain berpikir kamu telah menjadi pencandu narkoba. Rumor tidak masuk akal
seperti itu menyebar.” Ucap temanya.
“Kenapa
mereka sangat tertarik dengan kehidupan orang asing?” keluh Min Hyuk
“Kau
bukan orang asing. Kau putra sulung dari Shinhwa Food. Jangan menodai reputasi
perusahaanmu. Sampai jumpa nanti malam.” Komentar Temanya. Min Hyuk mengeluh
karena sangat mengganggu.
Temanya mengirimkan
pesan mengingatkan Min Hyuk Jangan lupa membawa seseorang bersamanya dan Jangan
membuat para wanita mendambakan Min Hyuk saat mereka sudah berpasangan. Min
Hyuk menutup telp menatap obat yang harus diberikan pada Seo Yeon.
Min Hyuk
mengingat saat bertanya “Bagaimana denganmu? Pria seperti apa yang kamu suka?”
Seo Yeon menjawab “Penampilan sangat penting bagiku.” Min Hyuk dengan bangga
merasa kalau tidak jelek sambil menatap cermin, Mi Kyung tiba-tiba datang
terburu-buru.
“Kau
harus terlihat 200 kali lebih jelek... Kenapa kamu masih sangat tampan?” ucap
Mi Kyung. Min Hyun binggung.
“Pakai Tahi
lalat!” kata Mi Kyung. Min Hyuk bingung apa yang terjadi bertanya Ada apa
dengan rekan kerjanya sambil menahan tanganya.
“Pak Lee.
Ceritakan soal rumahmu. Kamu bayar bulanan atau tahunan? Atau itu rumah milikmu?”
tanya Mi Kyung
“Ini
rumahku.” Kata Min Hyuk. Mi Kyung pikir Keluarganya pasti kaya dan ingin tahu
apa pekerjaan orang tuanya.
“Mereka
melakukan amal.” Jawab Min Hyuk. Mi Kyung berkomentar kalau Mereka baik.
“Kau
kuliah di mana?” tanya Mi Kyung. Min Hyuk menjawab Universitas Hangook.
“Jangan
bilang kau belajar kedokteran di sana!” jerit Mi Kyung dan akhirnya melepaskan
tanganya.
“Ya. Tapi
kenapa kamu menanyakan hal ini?” tanya Min Hyuk bingung. Mi Kyung pun ingin
tahu alasan Min Hyuk bukan dokter di rumah sakit.
“Itu... Menurut
Hukum Kesehatan Sekolah, sekolah harus punya dokter, apotek, dan perawat...”
kata Mi Hyuk gugup mencoba untuk tak berbohong
“Aku
mengerti. Aku akan pergi sekarang.” Kata Mi Kyung lalu melangkah pergi. Min
Hyuk pun hanya bisa melonggo melihat tahi lalat diwajahnya.
Min Hyuk
datang ke ruangan Seo Yeon memberitahu akan menemukan... Seo Yeon bertanya Jika
Min Hyuk tidak mengajak teman,maka akan mengalami kesulitan. Min Hyuk
membenarkan.
“Aku
tidak berencana pergi, tapi mereka suka bicara. Apa permintaanku berlebihan?
Jika kamu tidak nyaman...” ucap Min Hyuk gugup.
“Aku akan
pergi.” kata Seo Yeon. Min Hyuk melonggo bingung mendengarnya.
“Kau
sudah banyak membantu. Jika kau tidak keberatan, aku akan pergi.” kata Seo Yeon
“Aku akan
merasa terhormat. Kalau begitu, sampai jumpa sepulang sekolah.” Ucap Min Hyuk
dengan senyuman bahagia.
Seo Yeon
bingung Min Hyuk yang membawanya ke toko pakaian dan bertanya kenapa mereka ada
di sini. Min Hyuk hanya menatapnya. Seo Yeon meminta maaf karena tidak
menyiapkan sebelumnya jadi akan menelepon Mi Kyung sekarang dan menyuruhnya
membawa pakaian.
“Dia
sudah memilih sesuatu.” Kata Mi Hyuk. Seo Yeon bingung. Saat itu pegawai datang
membawakan sebuah dress hitam.
Akhirnya
Seo Yeon masuk kamar ganti sambil menelp Min Kyung ingin tahu Apa yang terjadi,
karena Mi Hyuk itu memintanya memilih satu. Min Kyung sedang olahraga ingin
tahu pendapat temanya karena pasti bagus. Seo Yeon kaget melihat dress "Harganya
4.300 dolar."
“Apa kau
bahkan melihat label harganya? Hei, jangan konyol. Itu bukan milikmu.” Tegas Mi
Kyung.
“Setelah
memakainya malam ini, kamu harus mengembalikannya. Bagaimana kau bisa berpikir
untuk menyimpannya? Karena kau memutuskan membantunya, lakukan yang terbaik.
Telepon aku jika sudah selesai. Kau beruntung.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon
menjerit kesal mendengar temanya.
Min Hyuk
menunggung, Saat itu Seo Yeon masih dalam kamar ganti, meminta agar jangan
tertawa dan Jangan berpikir konyol. Min Hyuk hanya seperti sudah tak sabar
untuk melihatnya. Seo Yeon pikir ini bukan gayanya lalu membuka tirai.
“Ada apa?
Apakah seburuk itu? Coba Lihat? Sudah kubilang ini tidak cocok untukku.” Ucap
Seo Yeon melihat Min Hyuk hanya diam saja.
“Aku hanya
takut. Aku takut dengan kecantikanmu.” Ucap Min Hyuk terpana melihat Seo Yeon
yang cantik dengan dress hitam.
Saat itu
Nyonya Oh datang melihat Min Hyuk lalu meminta agar pelayan menaru tas belanja
dan mendekati keponakanya. Ia merasa tak percaya karena bertemu Min Hyuk di
toko pakaian dan bertanya siapa wanita yang ada disampingnya.
“Dia guru
di sekolah kami. Dia bibiku.” Ucap Min Hyuk mengenalkan keduanya. Seo Yeon pun
menyapa Nyonya Oh.
“Halo.
Siapa namamu?” tanya Nyonya Oh, Seo Yeon ingin menjawabnya tapi Min Hyuk lebih
dulu menyela.
“Maafkan
kami.. Kami sedang terburu-buru.” Kata Min Hyuk lalu menarik Seo Yeon pergi.
Nyonya Oh kaget meliaht Min Hyuk menarik tangan seorang wanita.
Nyonya Oh
akhirnya menelp anaknya bertanya Apa Min Hyuk punya pacar karena menurutnya ini
aneh sekali. Ia menceritakan berpapasan dengannya dan dia bersama wanita ini
dan terlihat Mereka lebih dari sekadar teman. Kang Woo sambil menyemprotkan
“Potato” merasa meragukannya.
“Dia
bilang dia guru di sekolahmu. Apa Kau sungguh tidak tahu?” ucap Nyonya Oh. Kang
Woo kaget menjatuhkan penyemprotnya.
Di dalam
lift, Min Hyuk terus menatap Seo Yeon seperti terpana. Seo Yeon mengerti
meminta Min Hyuk Jangan khawatir karena tidak akan menyimpannya. Min Hyuk masih
saja menatapnya. Seo Yeon tahu kalau Min Hyuk khawatir kalau ia ingin menyimpan
gaun ini.
“Jangan
khawatir... Aku tidak akan meminta sesuatu semahal ini. Itu tidak masuk akal. Omong-omong,
apa perlu membeli sesuatu semahal ini?” ucap Seo Yeon penasaran.
“Ya...
Makin mahal, makin bagus... Yang termahal adalah yang terbaik.” Kata Min Hyuk.
“Astaga,
Pak Lee. Aku tidak menganggapmu begitu.” Kata Seo Yeon mencoba untuk tak terasa
canggung.
“Omong-omong,
kau akan terus memanggilku seperti itu. Kita di sini sebagai rekan. Kau harus
memanggilku yang lain.” Ucap Min Hyuk
“Kalau
begitu... Bagaimana dengan Min Hyuk?” ucap Seo Yeon santai dengan bahasa
banmal.
Min Hyuk
terdiam seperti tak percaya Seo Yeon memanggil namanya dan langsung melangkah
keluar lift. Seo Yeon mengejarnya sambil memanggil Min Hyuk.
Saat itu
temanya melihat Min Hyuk datang lalu berkomentar Ini bukan waktu yang tepat
untuk membicarakannya. Semua menyapa dan bertanya siapa yang dibawa Min
Hyuk. Seo Yeon pun menyapa dengan suara
lantang.
“Aku
tidak percaya kamu merahasiakan wanita cantik ini. Bukankah ini kali pertama
Min Hyuk membawakan pasangan?” kata Teman Min Hyuk.
“Itu
benar... Apa pekerjaanmu?” tanya teman lainya. Seo Yeon menjawab kalau mengajar
anak-anak.
“Dia dan
aku bekerja di sekolah yang sama.” Kata Min Hyuk. Temanya langsung mengejek tak
percaya mereka kerja disekolah
“Apa kau
memberikan ceramah belakangan ini?” tanya Temanya. Min Hyuk mengaku Tidak tapi
hanya dokter di SMA. Semua tak percaya mendengarnya Min Hyuk jadi Dokter sekolah.
Akhirnya
mereka makan malam bersama, diujung meja teman Min Hyuk melihat Min Hyuk yang
melayani Seo Yeon bahkan memberikan minum saat tersedak lalu berkomentar siapa
sangka Min Hyuk akan sebaik itu kepada seorang wanita sambil berbisik pada teman
wanitanya.
“Hei, kau
harus cemburu sekarang.” Komentar si pria pada teman wanitanya.
“Hei,
siapa yang lebih dahulu menyukai siapa? Tentu saja, aku yakin Seo Yeon yang
lebih dahulu menyukainya.” Ucap Si pria mengejek. Seo Yeon tersedak
mendengarnya. Min Hyuk langsung memberikan minumanya.
“Aku yang
pertama menyukainya.” Tegas Min Hyuk. Mereka tak percaya mendengarnya kalau Min
Hyuk yang suka lebih dulu.
“Aku
menyukainya sejak pandangan pertama. Memangnya Kenapa?” ucap Min Hyuk. Mereka mengeluh kalau tidak bisa
mendengarkan ini.
“Ya, dia
menarik, tapi tidak begitu menarik untuk disukai di pandangan pertama.” Ucap
Teman Min Hyuk. Seo Yeon mengeluh dengan sinis kalau pria tadi bilang cantik
tadi.
“Aku
menyukainya pada pandangan pertama. Perlahan aku mulai menyukainya. Saat aku
bersamanya, dia membuatku merasa aku juga orang baik. Dia membuatku ingin
menjadi orang baik.” Ucap Min Hyuk menatap Seo Yeon.
“Astaga,
Min Hyuk. Kamu banyak berubah.” Komentar teman-temanya tak percaya. Tiba-tiba
seorang wanita kesal membanting garpu dan pisau.
“Apa kita
di sini untuk mendengarkan kisah cintanya?” keluh si wanita. Teman Min Hyuk
pikir mereka sudah menyiapkannya.
Beberapa
orang tak percaya kalau sudah satu tahun berlalu, Seo Yeon terlihat bingung.
Min Hyuk memberitauhu Mereka akan
menyumbangkan sesuatu dari pakaian yang dipakai lalu Keuntungannya akan disumbangkan ke pusat
pediatri.
“Mereka
bisa saja membawa uang. Kenapa menyumbangkan pakaian?” tanya Seo Yeon heran.
“Mereka
butuh alasan. Alasan untuk membuat pertemuan tidak penting ini tampak berguna.
Biasanya dia menutupi dirinya dengan pakaian bermerek dari kepala hingga kaki.
Tapi Dia hanya memakai dasi 50 dolar untuk rapat ini.” Ucap Min Hyuk memelirik
pria yang duduk di paling ujung.
“Dia
menyumbangkan saputangan. Dia menyumbangkan kaus kaki. Kau tidak bisa memaksa
orang menyumbang. Tapi aku ingin memaksa mereka melakukannya hari ini. Kita
akan menyumbangkan semua yang kita pakai hari ini. Bukan begitu, Seo Yeon?”
kata Min Hyuk.
Seo Yeon
terdiam lalu teringat dengan ucapan Min Hyuk saat di dalam lift “Makin mahal,
makin bagus. Yang termahal adalah yang terbaik.” Akhirnya Min Hyuk berdiri
memberitahu mereka akan menyumbang semuanya dari kepala sampai kaki. Seo Yeon
pun ikut memperlihatkan sepatunya juga.
Semua
hanya bisa melonggo, Min Hyuk menaruh barang-barangnya diatas nampan karena
mahal. Semua akhirnya terpaksa mengeluarkan barang-barang mahal yang dipakainya
mulai dari jam sampai sepatu bahkan tas. Seo Yeon dan Min Hyuk pun bisa
tersenyum.
Min Hyuk
mengantar Seo Yeon pulang. Seo Yeon heran bagaimana Min Hyuk tahu rumahnya. Min
Hyuk mengaku di hari makan malam sekolah...
lalu terdiam. Seo Yeon pikir kalau memberitahu saat mabuk dan mengeluh kalau
dirinya sangat bodoh.
“Kami
tidak pernah mendapatkan sumbangan sebagus ini.”ucap Min Hyuk dan keduanya
sama-sama mengucapkan Terima kasih.
“Terima
kasi karena memberiku kesempatan turut serta meski tidak terencana.” Ucap Seo
Yeon ikut senang.
“Omong-omong,
Apa kau tahu aku merasa gugup tadi? kau membuatnya terdengar meyakinkan saat
kamu mulai menyukaiku, jadi, aku hampir tertipu.” Ucap Seo Yeon
“Aku
serius... Aku tidak bisa berbohong.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon hanya tertawa lalu
bergegas pamit akan masuk sekarang.
“Aku
serius.” Tegas Min Hyuk. Seo Yeon menganguk mengerti dengan berjalan mundur
masuk ke dalam rumah
“Itu
benar.” Ungkap Min Hyuk menatap pintu rumah Seo Yeon. Saat itu Kang Woo
mendengarnya dan menatap sinis karena ternyata Seo Yeon
Kang Woo
pulang ke rumah, duduk di ruang tengah menatap “Potato” sambil mengeluh Seo
Yeon yang tidak pernah tertawa seperti itu saat bersamanya bahkan tidak pernah
membuat lelucon seperti itu dengannya.
“Kau
tidak pernah begitu akrab denganku.” Ungkap Kang Woo sedih
Makan
siang di kantin, Seo Yeon dengan bangga menceritakan saat melepas aksesori yang
dipakainya dan Min Hyuk mengatakan "Kita
akan menyumbangkan semua yang kita pakai hari ini." Seo Yeon pikir itu
sangat keren. Tiba-tiba Kang Woo datang duduk didepan Seo Yeon.
“Sungguh
mengejutkan. Aku tidak tahu kamu makan di kantin.” Komentar Mi Kyung. Kang Woo
menegaskan kalau ini pilihannya.
“Pewaris
Shinhwa Food makan bersama kami. Suatu kehormatan.” Ucap Mi Kyung. Kang Woo
pikir benar juga.
“Pak
Lee... Pewaris Shinhwa Food makan bersamamu.” Sindir Kang Woo sengaja
menatapnya dengan tajam. Min Hyuk mencoba untuk tenang.
“Pak Lee,
boleh aku bertanya? Apa ingat pertanyaan yang kau tanyakan saat makan malam? Aku
berpikir untuk menanyakan itu sekarang. Pak Lee, kenapa kamu menghalangi aku...”
ucap Kang Woo.
Min Hyuk
panik dan langsung melempar saus pada baju Kang Woo. Kang Woo marah dan panik.
Seo Yeon dan Mi Kyung pun kaget.
“Kau
memulai ini... Min Hyuk, kenapa kau terus mencampuri urusanku...” ucap Kang
Woo. Min Hyuk kembali menyiramnya dengan saus.
Kang Woo
langsung berteriak marah. Min Hyuk mengingatkan kalau mereka ada disekolah.
Kang Woo akhirnya tersadar semua orang menatap ke arahnya.
“Apa yang
kalian lakukan?” ucap Seo Yeon marah. Kang Woo kembali berteriak marah.
“Bu
Joo... Aku ingin bicara denganmu. Datanglah ke ruanganku sekarang... Segera.” Ucap
Kang Woo lalu bergegas pergi.
“Dia
pikir aku penurut... Dasar Sial.” Ucap Seo Yeon marah dan langsung makan dengan
cepat dan bergegas pergi.
“Kalian
berdua tampak sangat dekat. Kamu dan Kang Woo, maksudku.” Ucap Mi Kyung. Min
Hyuk tak menjawab dan langsung bergegas pergi.
“Astaga,
dia anak-anak. Tidak, mereka berdua anak-anak.” Keluh Mi Kyung akhirnya ikut
pergi.
Seo Yeon
berteriak masuk bertanya ada apa tapi Kang Woo sedang menganti pakaiannya. Seo
Yeon kaget langsung memalingkan wajahnya meminta maaf dan akan kembali nanti.
Kang Woo sudah selesai mengancing pakaiannya.
“Laporkan
kepadaku tentang latihan tim trek dan lapangan. Setiap hari Jangan lewatkan
sehari pun.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon kaget mendengarnya.
“Apa Kau
tidak bisa? Kupikir itu sangat penting hingga kau harus masuk ke rumahku dan
minta persetujuanku. Kukira kamu yakin dengan tim itu.” Kata Kang Woo
“Tapi
tetap saja. Melapor setiap hari...” ucap Seo Yeon dan Kang Woo langsung menyela
kalau akan mensponsori tim.
“Aku
harus melihat hasil untuk memutuskan apakah harus mempertahankan tim trek dan
lapangan atau mempertahankanmu di sekolah. Aku hanya bisa memutuskan.” Ucap Kang
Woo.
“Lee Kang
Woo... Direktur Utama Lee.” Ucap Seo Yeon mencoba menyela. Tapi Kang Woo
menganggap Seo Yeon setuju.
“Kau akan
mulai bekerja hari ini.” Kata Kang Woo lalu berjalan pergi. Kang Woo lalu
bertanya Apa yang dilakukan Seo Yeon kemarin.
“Apa
kegiatanmu kemarin sepulang kerja?” tanya Kang Woo. Seo Yeon langsung berteriak
menjawab mencuci kaki dan tidur
“Seharusnya aku tidak bertanya kepadanya. Itu
sama sekali tidak membantu.” Jerit Kang Woo kesal
Sementara
Seo Yeon masuk ke dalam ruangan sambil mengumpat kesal kalau ingin memberikan
pelajaran. Tapi setelah itu menenangkan
kalau akan menerimanya dengan lapang dada jadibisa melakukanny yang baik.
Akhirnya
Seo Yeon masuk ruangan dengan menutupi wajahnya dengan berkas. Ia memanggil
Kang Woo kalau akan masuk, tapi ternyata Kang Woo tak ada didalam ruanganya. Ia
pun menelp Kang Woo menanyakan keberdaanya karena datang untuk membuat laporan.
“Ahhh.. Benar
juga.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon mengeluh kalau Kang Woo hanya berkata "Benar
juga."
“Aku akan
melapor kembali besok...” kata Seo Yeon. Kang Woo menyuruh datang ke rumahnya.
“Tunggu.
Halo?” ucap Seo Yeon dan Kang Woo langsung menutup telpnya. Akhirnya Seo Yeon
hanya bisa berteriak mengumpat kesal.
Bersambung ke "Episode
14"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar