PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
pikir mereka bisa foto bersama. Jung
Hyuk menatapnya. Se Ri merasa karena mereka takkan bertemu lagi setelah ia
pergi jadi Ini akan jadi kenangan. Jung Hyuk dengan wajah dingin merasa mereka
tidak perlu saling mengingat atau saling simpan kenang-kenangan.
“Memang
benar... Aku hanya bilang...” ucap Se Ri dengan wajah sedih lalu melangkah
pergi lebih dulu.
Jung Hyuk
pergi ke bagian pembayaran, Si petugas memberitahu semuanya lima foto paspor
dan Biayanya 5.000 won. Jung Hyuk meminta agar bisa menambah satu foto salinan
lagi. Petugas pikir Foto Se Ri Satu untuk paspor, satu untuk resume, satu untuk
Biro Imigrasi, satu untuk Air Koryo, dan satu foto ekstra untuk di luar negeri.
“Itu
sudah lima. Pasti cukup.” Ucap Petugas. Jung Hyuk pikir kalau meminta agar bisa
meminta salinan satu lagi.
Se Ri
keluar dari studio foto, Seung Jung melihat Se Ri langsung berbisik pada Se
Hyung kalau akan menyampaikan salamnya dan yakin bisa melakukannya. Saat itu Se
Ri terkejut melihat Seung Jung didepanya. Seung Jung pun senang melihat Se Ri.
“Kau
sungguh Yoon Se-ri! Ayo Ikutlah.” Ucap Seung Jung lalu menarik pergi. Se Ri
binggung tapi tak bisa melawanya.
Jung Hyuk
melihat Se Ri masuk lift langsung menahanya dan melihat tangan Se Ri yang
disentuh. Seung Jung melihat Jung Hyuk langsung menatap sinis dan bertanya
siapa pria itu. Jung Hyuk langsung mencengkram baju Seung Jung.
“Tampaknya
ada salah paham... Se-ri, siapa pria ini?” ucap Seung Jung panik.
“Dia
kenalanku.” Kata Se Ri. Seung Jung membenarkan kalau ia kenalannya Se Ri. Jung Hyuk hanya melirik seperti tak yakin dan
langsung memelintir tanganya.
“Aku menderita
dislokasi bahu kronis.” Ucap Seung Jung. Jung Hyuk ternyata sengaja mengambil
dompet dan melihat ID cardnya.
“Nama, Gu
Seung Jung, Apa Kau warga Inggris?” kata Jung Hyu.Seung Jung membenarkan dan
meminta agar melepaskan lebih dulu.
“Kenapa
ke Korea Utara?” tanya Jung Hyuk. Seung Jung menjawab Bisnis lalu mengeluh
Untuk apa memberitahu Jung Hyuk
“Se-ri,
tolong hentikan dia. Siapa kau? Polisi?” kata Seung Jung. Se Ri kebingungan
menjawabnya.
“Dia
bukan polisi... Dia pengawalku. Lepaskan dia, Pak Ri.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk
menatap sinis pada Se Ri.
Seung
Jung meminta agar melepaskan cengkramanya seperti yang disuruh Se Ri. Se Ri
memberitahu kalau Begitu pengawalnya sedang
kesal, Jung Hyuk jarang melepaskan dengan mudah lalu mengoda Jung Hyuk
itu nakal. Jung Hyuk makin menatap sinis.
“Tenanglah,
dan lepaskan tangannya.” Ucap Se Ri. Akhirnya mereka pun keluar dari lift,
Seung Jung mengeluh kalau Bahunya hampir lepas.
“Ada apa
ini? Aku pasti terkejut jika menemuimu di Tokyo atau New York. Tapi ini
Pyongyang. Ceritakanlah.. Kenapa kau kemari, Se-ri?” tanya Seung Jung.
“Itu...
Apa Kau tak dengar soal aku dari siapa pun?” tanya Se Ri.Seung Jung terdiam
mengingat yang dikatakan Se Hyung. “Haruskah kau bertanya? Dia sudah mati.”
“Tidak. Apa
Ada sesuatu yang terjadi?” tanya Seung Jung berbohong. Se Ri pun mengaku tak
ada
“Masalahnya...
Aku harus mengurus masalah mendesak. Bisakah kita bertemu lagi di kedai kopi
hotel pukul 19.00? Akan kutunggu.” Ucap Seung Jung akan pergi. Se Ri menganguk
mengerti.
“Terima
kasih, Pak Ri... Tak apa-apa. Kau melakukan tugasmu dengan baik. Pertahankan
kinerjamu.” Kata Seung Jung memberikan uang pada Jung Hyuk.
Jung Hyuk
hanya diam saja, tapi akhirnya Seung Jung memasukan ke dalam saku baju Jung
Hyuk lalu bergegas masuk ke dalam lift mengaku agak buru-buru dan merasa terkejut
bisa menemui Se Ri di sini dan yakin ini pasti takdir.
Setelah
Seung Jung pergi, Jung Hyuk terlihat kesal karena dianggap Pengawalnya. Se Ri
pikir ia harus mengatakan apa arena tak bisa bilang bertunangan di Utara dan ia
juga tak berbohong. Ia pikir Jung Hyuk itu sedang melindunginya sekarang.
“Bukan
melindungi, tapi mengawasimu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir tak ada yang beda.
“Sangat
berbeda. Aku bukan orang yang terus membuntuti untuk melindungimu.” Tegas Jung
Hyuk
“Seperti
kataku tadi, aku melakukan pengawasan ketat. Bisa dibilang, aku atasanmu. Kenapa
kau sebut aku pengawalmu? Jangan bilang begitu.” Ucap Jung Hyuk yang
menyelamatkan Se Ri dari koper yang akan jatoh dan ditabrak oleh para tamu yang
baru datang.
“Pak Ri
Jung Hyuk... Inilah yang dilakukan pengawal.” Tegas Se Ri dengan senyuman
mengoda.
Seung
Jung baru saja akan masuk lift melihat pengawal dengan mengodanya kalau akan
makan. Ia langsung kabur menghindari pengawal Tuan Oh lalu berteriak Anjing tak
pernah gigit pemiliknya. Ia menegaskan
sudah sabuk cokelat di yuyitsu.
“Hei,
jangan salah paham... Kalau dipikirkan lagi, yuyitsu itu satu lawan satu.”
Teriak Seung Jung kesal dan terus berlari.
“Para
bajingan itu... Mereka gesit sekali... Mereka seperti atlet lari.” Keluh Seung
Jung yang akhirnya bisa kabur tapi saat pintu lift terbuka.
Tuan Chun
keluar dengan pistolnya dan siap menembaknya. Seung Jung mengangkat tanganya
dan mengaku kalau sudah menyerah.
Di
restoran
Jung Hyuk
ingin tahu Kenapa Se Ri bisa mengenal pria tadi. Se Ri pikir Untuk memberitahu
itu maka harus membahas sejarah keluarganya. Ia bertanya Apakah pernah bilang kalau ia adalah putri
konglomerat. Jung Hyuk merasa Se Ri sering bilang sampai bisa menghafal.
“Bagi
orang sepertiku, keluarga bermakna berbeda. Seolah-olah Menjadi putri yang baik
adalah bisnis. Bahkan dengan siapa ayahku sarapan bisa menjadi urusan bisnis.”
Cerita Se Ri. Jung Hyuk seperti tak percaya.
“Ya... Tak
penting aku baik atau tidak. Tapi Aku harus lebih baik dari kakakku. Dan kakakku
harus lebih baik dariku. Kami tak mungkin punya rasa persaudaraan.” Jelas Se Ri
“Aku
hanya menanyakan hubunganmu dengan pria itu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri meminta
agar bisa mendengarkan saja.
“Saat kau
muak akan kompetisi, maka kau berharap kompetitormu menghilang. Kurasa kakakku
seperti itu. Jadi... mereka putuskan menjodohkanku dengan pria yang tadi. Orang
Korea yang tinggal di luar. “ jelas Se Ri
“Berarti
kakakku ingin membuangku ke negara lain. Mengirimku jauh agar tak perlu
melihatku. Agar aku tak merebut apa pun. Tapi aku tak melakukannya. Tak mungkin
aku mau lakukan itu. Kedua kakakku pasti girang saat ini. Mereka kira aku sudah
mati.” Ucap Se Ri
“Kau
bersikap bodoh. Ini masalah hidup dan mati, kau adalah keluarga mereka. Aku
paham kalian tak akrab, dan sering bertengkar. Tapi jangan mengatakan hal
kejam. Mereka pasti khawatir. Mereka pasti merasa bersalah karena tak akrab
denganmu. Mereka pasti menunggu kepulanganmu.” Ucap Jung Hyuk yakin
Saat itu
teman Dan melihat Jung Hyuk sedang duduk dengan seorang wanita dan langsung
menelp Dan menanyakan keberadaanya karena Jung Hyuk ada di Hotel Pyongyang
bersama seorang wanita. Dan mengaku tahu kalau kalau Jung Hyuk ke Pyongyang
hari ini.
“Aku juga
kenal wanita yang bersamanya. Aku mau menemui mereka nanti. Terima kasih atas
kekhawatiranmu. Baik. Sampai nanti.” ucap Dan mencoba menahan rasa cemburunya.
“Bu,
tolong lepaskan ini... Aku harus pergi.” ucap Dan. Ibunya bingung mau kemana
anaknya pergi.
“Aku
punya janji bertemu dengan Jung Hyuk.” Kata Dan. Nyonya Ko tak percaya Jung
Hyuk di Pyongyang lagi.
“Jadi,
aku punya ide, Bu. Kita harus makan malam dengan orang tua Jung Hyuk malam ini.”
Kata Dan. Nyonya Ko merasa Itu ide bagus.
“Sebaiknya
Ibu hubungi mereka.” Kata Nyonya Ko. Dan meminta agar makan malam Hari ini
pukul 19.00, di restoran Hotel Pyongyang.
“Ibu akan
buat temu janji. Jangan khawatir.” Kata Nyonya Ko. Dan pun pamit akan bertemu
Jung Hyuk lebih dahulu.
“Baik.
Kau bisa berjalan-jalan dan menikmati musim gugur dengannya.” Ucap Nyonya Do
membiarkan anaknya pergi.
“Aku harus
tampak sangat menawan hari ini. Aku akan membuat perubahan. Silakan buat
perubahan yang revolusioner.” Kata Nyonya Ko pada pemilik salon.
Di atap,
Seung Jung sudah babak belum mengaku sudah menyerah bahkan sudah berlutut jadi
meminta agar menghentikanya dan menurukan pistolnya. Saat itu Tuan Chun
memberikan ponselnya, Seung Jung langsung meminta maaf pada Se Hyung.
“Aku
sedang introspeksi diri mengenai perbuatanku.” Kata Seung Jung. Se yung tak
peduli menurutnya tak boleh menawar.
“Tolong
pikirkan lagisebelum kau menghabisiku. Sebagai imbalannya, aku akan memberi
kabar besar yang menguntungkan bagimu.” Kata Seung Jung
“Apa Kau
mencoba menipuku lagi?” kata Se Hyung. Seung Jung meminta aga bisa memegang
ponselnya.
“Kau kira
Se-ri sudah mati, tapi dia hidup.” Kata Seung Jung. Se Hyung kaget sampat
berhenti melangkah.
“Se-ri.
Dia masih hidup.” Kata Seung Jung. Se Hyung tak percaya menurutnya Seung Jung
itu pasti bohong.
“Aku
serius... Aku melihatnya.” Tegas Seung Jung. Se Hyung ingin tahu keberadaan
adiknya dan dimana Seung Jung melihatnya.
Di depan
kamar, Se Ri bertanya Kamar Jung Hyuk yang mana. Jung Hyuk memberi kode agar Se
Ri diam lalu masuk berjalan perlahan. Ia mencari sesuatu dan menemukan beberapa
alat penyadapa dibawah lampu bahkan dikamar mandi pun juga ada.
“Semuanya
alat penyadap..” ucap Se Ri melonggo kaget dan langsung menutup mulutnya. Jung
Hyuk pikir semua sudah aman jadi menyuruh Se Ri bisa bicara sekarang.
“Apa Semuanya
alat penyadap?” kata Se Ri tak percaya. Jung Hyuk memberitahu Semua kamar di
hotel ini dipasangi alat penyadap.
“Semua
kamar?” kata Se Ri kaget. Jung Hyuk pikir itu mungkin. Se Ri memastikan kalau Jung Hyuk itu sudah
menyingkirkan semuanya karena masih resah.
“Aku di
kamar sebelah, jadi, jika ada masalah...” ucap Jung Hyuk. Se Ri mengerti akan
segera meneleponnya.
“Jangan...
Jangan telepon aku kecuali situasinya genting.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri menahan
Jung Hyuk ingin tahu Kapan menerima fotonya.
“Besok
pagi.” Kata Jung Hyuk. Se Ri mengartikan kalau Paspornya juga diberikan besok
“Paspor
semua anggota diberikan sebelum keberangkatan.” Jelas Jung Hyk. Se Ri menganguk
mengerti.
“Tapi, bisakah
aku melakukannya tanpa ketahuan?” ucap Se Ri terlihat gugup
“Kau tak
boleh terlihat mencolok Dan tetaplah diam.” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Ia mencolok
dan menarik perhatian, bahkan saat bernapas.
“Seperti
Triton di tengah ikan-ikan kecil. Aku cemas.” Ungkap Se Ri. Jung Hyuk pikir Se
Ri itu perlu tidur.
“Kau
tampaknya sudah gila.” Kata Se Ri. Jung Hyuk bingung dan mengaku tidak seperti.
“Apa
Menurutmu aku harus minta bantuan Seung Jung?” kata Se Ri. Jung Hyuk heran
bantuan apa itu.
“Katanya
dia datang untuk berbisnis. Berarti dia akan pulang. Lebih baik aku pulang
dengannya. Jika gagal, setidaknya dia bisa mengabari keluargaku tentang aku.”
Kata Se Ri.
Jung Hyuk
bertanya apakah Se Ri bisa memercayai dia. Se Ri pikir Jung Hyuk mungkin benar tapi seperti kata Seung Jung
kalau pertemuan mereka ini mungkin suatu takdir yang aneh. Jung Hyuk tak
percaya akalu Se Ri berpikir takdir semudah itu
“Aku
nyaris menikah dengannya, dan bertemu lagi di sini. Itu langka.” Ucap Se Ri
“Lantas
misalnya... Maksudku, ini hanya contoh. Kau jatuh dari langit,dan aku
menemukanmu. Lalu Kau kabur, tapi berakhir di depan rumahku.” Kata Jung Hyuk
dengan nada tinggi.
“Itu
hanya kebetulan...” kata Se Ri. Jung Hyuk kaget lalu menjelaskan bukan seperti
itu tapi Ucapan Se Ri itu kebetulan.
“Kenapa
kau begitu kompetitif untuk hal seperti ini?” ucap Se Ri heran. Jung Hyuk
dengan gugup mengaku hanya menjelaskan perbedaan antara takdir dan kebetulan.
“Jung Hyuk,
Apa kau ingin menjadi takdirku?” goda Se Ri. Jung Hyuk mengaku bukan seperti
itu.
“Baiklah...
Anggaplah kita ditakdirkan bertemu. Tak usah diumpamakan. Lagi pula, ini
pertemuan lintas perbatasan. Bisa dibilang begitu.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk
mengeluh kalau ta perlu seperti itu.
Di meja
receptionist, Dan bertanya apakah ada tau yang bernama Jung Hyuk di hotel itu
dan meminta agar mengatakan nomor kamarnya. Pegawai meminta maaf karena tidak
bisa memberitahunya. Dan yakin bisa lalu menelp seseorang.
“Ini aku.
Aku di hotelmu sekarang. Aku mau mencari sesuatu, jadi, butuh bantuanmu.” Ucap
Dan lalu memberikan ponsel pada si pegawai.
Si
pegawai kaget mendengar suara atasanya dan langsung menganguk mengerti, lalu
meminta Dan menyebutkan lagi namanya. Dan menyebut nama Ri Jung Hyuk dengan
tatapan sinis.
Dan
akhirnya mengetahui kalau Jung Hyuk memesan dua kamar jadi meminta agar menyebutkan
keduanya. Ia berdiri di depan dua kamar seperti kebingungan akan masuk dikamar
yang mana, saat itu Jung Hyuk keluar dari sebelah kanan kaget melihat Dan ada didepanya.
“Kuncimu
ketinggalan.” Kata Se Ri keluar kamar dan kaget melihat Dan datang melihat
keduanya keluar dari kamar yang sama.
“Jika hal
seperti ini terjadi dua kali berturut-turut, aku seharusnya sedih, 'kan?”
sindir Dan. Se Ri pikir Pasti begitu.
“Katanya
kau ada di sini, jadi, aku memastikan.” Ucap Dan. Jung Hyuk bertanya darimana
mengetahui nomor kamarnya.
“Putra
pemilik hotel mengejarku saat aku kuliah di Rusia.” Kata Dan sinis. Se Ri pun
mencoba menjelaskanya.
“Aku
mengerti ini bisa menimbulkan salah paham. Tapi, asal kau tahu, kami tidur di
kamar terpisah...” ucap Se Ri langsung disela oleh Dan
“Masa
bodoh, dan aku tidak tanya.” Ucap Dan. Se Ri mengerti kalau Dan pasti tidak mau
tahu.
“Kalau
begitu... Silakan kalian bicara. Aku permisi.” Ucap Se Ri akan masuk kamar
memberikan kunci pada Jung Hyuk.
“Apa Kau
ingin aku tetap di sini?” ucap Dan sinis. Jung Hyuk akhirnya membuka
kamar, Dan pun mengikutinya masuk.
“Dia
tidak akan membunuhnya, 'kan?” kata Se Ri menatap dari depan pintu dengan wajah
khawatir.
Jung Hyuk
ingin tahu alasan Dan yang tidak menelepon. Dan pikir Jung Hyuk yang yang seharusnya menelepon karena terlihat di
Hotel Pyongyang, bahkanbersama seorang wanita. Ia pikir Jung Hyuk tak tahu
perasaanya saat mendengar kabar seperti itu.
“Maaf aku
mempermalukanmu.” Kata Jung Hyuk. Dan merasa juga mempermalukan Jung Hyuk
“Apa Kau
ada acara malam ini? Seharusnya tak ada. Kita makan malam antarkeluarga.” Ucap
Dan. Jung Hyuk hanya terdiam.
“Kenapa? Apa
itu terlalu berat bagimu?” kata Dan. Jung Hyuk mengaku tidak.
“Aku
sudah berjanji. Aku berjanji akan mengikuti semua keinginanmu. Aku akan
kooperatif. Apa Ada hal lain yang perlu kulakukan? Katakan. Aku akan
melakukannya.” Kata Jung Hyuk.
Dan
seperti tak bisa melihat Jung Hyuk yang mau melakukan apapun dan mengaku tak
ada lalu pamit pergi dan akan bertemu di restoran hotel ini pukul 19.00.
Di lantai
atas, Se Hyung mengaku tidak memercayai ucapan Seung Jung. Seung Jung mengerti
kalau Se Hyung pasti takkan percaya juga. Se Hyung pun ingin tahu di mana Se
Ri. Seung Jung pikir tidak bisa memberitahu secepat itu.
“Aku butuh
senjata untuk bernegosiasi. Apa Kau ingin kuhabisi di sana? Jika kau membunuhku
di sini, maka uangmu tak akan pernah ditemukan. Apa Kau tidak keberatan?” ucap
Seung Jung
“Jadi,
apa maumu?” tanya Se Hyung. Seung Jung pikir mereka bisa menyepakati
setengah-setengah. Se Hyung kaget mendengarnya.
“Aku akan
mengembalikan setengahnya kepadamu. Lengkapi dengan uangmu sendiri. Kau punya
banyak uang.”kata Seung Jung. Se Hyun mengumpat kesal.
“Aku
hanya membahas adikmu sendiri. Aku tahu keberadaan adikmu yang katanya sudah
meninggal. Aku yakin itu sepadan dengan uangnya. Tegas Seung Jung
Tuan Chun
akhirnya menuruni tangga lebih dulu, memerintahkan dua pengawal agar mengawasi
Seung Jung dari dekat karena tak tahu apa rencananya. Keduanya menganguk
mengerti. Setelah Tuan Chun pergi, Dan menaiki tangga ke arah atap dan
dibiarkan begitu saja.
Dan
melihat seorang pria seperti anak melompat dari hotel, lalu berkomanta Jika mau melompat, gedung sebelah
sana lebih tinggi daripada hotel ini jadi harus ke sana. Seung Jung melihat Dan
yang datang langsung bertanya apakah mengenalinya.
Dan menatap
Seung Jung lalu teringat dengan pria yang memberikan tumpangan, dengan senyuman
yang mengoda wanita mengatakan “Jangan cemas. Kami pastikan kau sampai dengan
selamat.” Seung Jung pikir Dan pasti mengenalinya.
“Apa kau
sudah ingat? Senang bisa bertemu lagi.” Ucap Seung Jung bahagia lalu teringat
kalau sudah muak akan ini.
“Sebenarnya,
aku dari Inggris. Aku kemari untuk bisnis. Sebab itu aku seperti ini, agar kau
tak menghubungi polisi.” Ucap Seung Jung
“Aku tak
tertarik dengan gaya bicaramu.” Kata Dan sinis. Seung Jung melihat wajah Dan
merasa pria yang disuka Dan itu menyakitinya.
“Atap ini
tempat yang cocok untuk meratap.” Kata Seung Jung. Dan bercerita Tunangannya
itu ada di hotel dengan wanita lain.
“Astaga.
Itu masalah besar... Apa Kau menangkap basah dia?” tanya Seung Jung. Dan
mengaku juga tak mengerti
“Jangan
terlalu sedih karena pria itu. Jika begitu, pria itu akan menjauhimu. Apa kau
Tahu alasannya? Pria tak ingin bersama seseorang yang direpotkan olehnya.”jelas
Seung Jung
“Lalu aku
harus apa?” tanya Dan. Seung Jung menjawab kalau harus mengabaikan saja.
Jika kau
abaikan dia, maka kau takkan diabaikan nanti. Jika membahas hubungan romantis,
posisi awalmu akan kekal.” Saran Seung Jung
“Kau
sedang apa di atap jika kau secerdik itu?” tanya Dan. Seung Jung mengaku punya
masalah uang.
“Sebenarnya,
aku jatuh cinta dengan uang. Kukira uangnya akan datang kepadaku, ternyata
belum. Uang itu melukaiku seperti ini. Jika bicara soal uang, posisi awalmu
juga penting.” Kata Dan Seung Jung.
ingin tahu Bagaimana caranya.
“Uang
hanya datang saat diabaikan dan direndahkan. Jika kau menempel terus dan
mengikutinya, maka uang akan kabur darimu, menunggumu menangkapnya.” Kata Dan
“Kurasa
kita bisa belajar dari satu sama lain. Aku memang agak berantakan sekarang.” Kata
Seung Jung merapihkan pakaian.
“Aku Gu
Seung Jung” kata Seung Jung mengulurkan tanganya, Dan hanya menatapnya lalu
menjabat tanganya dan menyebutkan namanya Seo Dan.
Di dalam
lift, Se Ri pikir Jung Hyuk tampak baik-baik saja. Jung Hyuk pikir kenapa Se Ri
merasa seperti dirinya tak baik. Se Ri mengira Jung Hyuk akan ditembak, karena
Dan menembakkan laser dari matanya. Jung Hyuk hanya bisa diam saja.
“Lalu Apa
Kau yakin bisa sendiri?” tanya Jung Hyul. Se Ri pikir tak masalah karena sudah
mengenal Seung Jung.
“Dia
memang bukan pria baik, tapi dia tak seburuk itu” kata Se Ri dengan senyuman
bahagia.
“Singkirkan
capit saat memakan kepiting matang.” Kata Jung Hyuk. Se Ri bingung Jung Hyuk
membahas kepiting
“Orang
ceroboh sepertimu harus hati-hati akan segalanya. Orang yang kau percaya bisa
mengkhianatimu dengan mudah. Itu berbahaya.” Ucap Jung Hyuk dengan tatapan
khawatir.
“Matamu...
Itu tatapan, "Aku jatuh cinta dan aku khawatir." Komentar Se Ri. Jung
Hyuk mengeluh mata apa maksudnya.
“Jangan
jatuh cinta, Jung Hyuk... Itu akan membuatku canggung.” Ucap Se Ri mengoda.
Jung Hyuk langsung memegang dahi Se Ri.
“Kau tak
demam.” Kata Jung Hyuk. Se Ri mengeluh agar Jung Hyuk Jangan menyentuhnya.
“Jangan
sampai jatuh cinta padaku. Aku tak bisa membantumu.” Ucap Se Ri lalu keluar
dari lift. Jung Hyuk mengeluh tak paham kenapa dia melantur.
Saat
didepan restoran, Se Ri melihat Seung
Jung datang melambaikan tangan dengan banyak pengawal dibelakangnya. Ia langsun memuji Seung Jung itu tampak tampan dari sini. Jung Hyuk pikir
apakah itu bermakna ganda di Selatan.
“Kau Pergilah.
Kita bertemu lagi nanti.” ucap Se Ri. Jung Hyuk mengaku memang mau pergi...
Se Ri
sudah langsung bergegas pergi, Seung Jung melihat kalau Se Ri datang tepat
waktu lalu melambaikan tangan pada Jung Hyuk yang dianggapnya pengawal. Seung
Jung hanya bisa menatap sinis.
Di depan
hotel, Dan kaget melihat ibuya keluar dari mobil dengan make up yang berlebihan
lalu beranya kenapa wajah Ibunya. Nyonya Ko mengeluh kalau anaknya tak paham
mode, padahal masih muda lalu memberitahu Ini riasan kontur yang populer akhir-akhir
ini.
“Coba Lihat.
Hidung ibu tampak mencolok. Dan garis rahang ibu sangat tajam.” Ucap Nyonya Ko
bangga
“Itu tak
tajam sama sekali... Tapi Ibu tampak seram.” Keluh Dan. Nyonya Ko membenarkan
ucapan anaknya.
“Ibu
ingin terlihat seram dengan kontur ini.” Kata Nyonya Ko. Dan ingin tahu
alasanya.
“Ibu
takkan biarkan keluarga Ri meremehkan lagi. Ibu harus melampiaskannya malam
ini. Mereka merendahkanmu karena ibu janda.” Kata Nyonya Ko. Dan mengeluh
dengan sikap ibunya.
“Ibu tahu
dia Direktur Biro Politik Umum, tapi ibu menguasai uang di Pyongyang. Mereka
janji menikahkan putranya kepadamu demi uang, tapi berlarut-larut.” Keluh
Nyonya Ko lalu masuk ke dalam restoran.
Saat itu
Dan melihat Seung Jung yang duduk dengan Se Ri, wajahnya terlihat sedikit
senang karena ternyata kekhawatirnya sirna. Nyonya Ko memanggil Dan agar segera
masuk. Dan pun bergegas masuk dengan penuh semangat.
***
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar