PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 30 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Se Ri pikir mereka  bisa foto bersama. Jung Hyuk menatapnya. Se Ri merasa karena mereka takkan bertemu lagi setelah ia pergi jadi Ini akan jadi kenangan. Jung Hyuk dengan wajah dingin merasa mereka tidak perlu saling mengingat atau saling simpan kenang-kenangan.
“Memang benar... Aku hanya bilang...” ucap Se Ri dengan wajah sedih lalu melangkah pergi lebih dulu. 

Jung Hyuk pergi ke bagian pembayaran, Si petugas memberitahu semuanya lima foto paspor dan Biayanya 5.000 won. Jung Hyuk meminta agar bisa menambah satu foto salinan lagi. Petugas pikir Foto Se Ri Satu untuk paspor, satu untuk resume, satu untuk Biro Imigrasi, satu untuk Air Koryo, dan satu foto ekstra untuk di luar negeri.
“Itu sudah lima. Pasti cukup.” Ucap Petugas. Jung Hyuk pikir kalau meminta agar bisa meminta salinan satu lagi. 

Se Ri keluar dari studio foto, Seung Jung melihat Se Ri langsung berbisik pada Se Hyung kalau akan menyampaikan salamnya dan yakin bisa melakukannya. Saat itu Se Ri terkejut melihat Seung Jung didepanya. Seung Jung pun senang melihat Se Ri.
“Kau sungguh Yoon Se-ri! Ayo Ikutlah.” Ucap Seung Jung lalu menarik pergi. Se Ri binggung tapi tak bisa melawanya.
Jung Hyuk melihat Se Ri masuk lift langsung menahanya dan melihat tangan Se Ri yang disentuh. Seung Jung melihat Jung Hyuk langsung menatap sinis dan bertanya siapa pria itu. Jung Hyuk langsung mencengkram baju Seung Jung.
“Tampaknya ada salah paham... Se-ri, siapa pria ini?” ucap Seung Jung panik.
“Dia kenalanku.” Kata Se Ri. Seung Jung membenarkan kalau ia kenalannya Se Ri.  Jung Hyuk hanya melirik seperti tak yakin dan langsung memelintir tanganya.
“Aku menderita dislokasi bahu kronis.” Ucap Seung Jung. Jung Hyuk ternyata sengaja mengambil dompet dan melihat ID cardnya.
“Nama, Gu Seung Jung, Apa Kau warga Inggris?” kata Jung Hyu.Seung Jung membenarkan dan meminta agar melepaskan lebih dulu.
“Kenapa ke Korea Utara?” tanya Jung Hyuk. Seung Jung menjawab Bisnis lalu mengeluh Untuk apa  memberitahu Jung Hyuk
“Se-ri, tolong hentikan dia. Siapa kau? Polisi?” kata Seung Jung. Se Ri kebingungan menjawabnya.
“Dia bukan polisi... Dia pengawalku. Lepaskan dia, Pak Ri.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk menatap sinis pada Se Ri.
Seung Jung meminta agar melepaskan cengkramanya seperti yang disuruh Se Ri. Se Ri memberitahu kalau Begitu pengawalnya sedang  kesal, Jung Hyuk jarang melepaskan dengan mudah lalu mengoda Jung Hyuk itu nakal. Jung Hyuk makin menatap sinis. 



“Tenanglah, dan lepaskan tangannya.” Ucap Se Ri. Akhirnya mereka pun keluar dari lift, Seung Jung mengeluh kalau Bahunya hampir lepas.
“Ada apa ini? Aku pasti terkejut jika menemuimu di Tokyo atau New York. Tapi ini Pyongyang. Ceritakanlah.. Kenapa kau kemari, Se-ri?” tanya Seung Jung.
“Itu... Apa Kau tak dengar soal aku dari siapa pun?” tanya Se Ri.Seung Jung terdiam mengingat yang dikatakan Se Hyung. “Haruskah kau bertanya? Dia sudah mati.”
“Tidak. Apa Ada sesuatu yang terjadi?” tanya Seung Jung berbohong. Se Ri pun mengaku tak ada
“Masalahnya... Aku harus mengurus masalah mendesak. Bisakah kita bertemu lagi di kedai kopi hotel pukul 19.00? Akan kutunggu.” Ucap Seung Jung akan pergi. Se Ri menganguk mengerti.
“Terima kasih, Pak Ri... Tak apa-apa. Kau melakukan tugasmu dengan baik. Pertahankan kinerjamu.” Kata Seung Jung memberikan uang pada Jung Hyuk.
Jung Hyuk hanya diam saja, tapi akhirnya Seung Jung memasukan ke dalam saku baju Jung Hyuk lalu bergegas masuk ke dalam lift mengaku agak buru-buru dan merasa terkejut bisa menemui Se Ri di sini dan yakin ini pasti takdir.
Setelah Seung Jung pergi, Jung Hyuk terlihat kesal karena dianggap Pengawalnya. Se Ri pikir ia harus mengatakan apa arena tak bisa bilang bertunangan di Utara dan ia juga tak berbohong. Ia pikir Jung Hyuk itu sedang melindunginya sekarang.
“Bukan melindungi, tapi mengawasimu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir tak ada yang beda.
“Sangat berbeda. Aku bukan orang yang terus membuntuti untuk melindungimu.” Tegas Jung Hyuk
“Seperti kataku tadi, aku melakukan pengawasan ketat. Bisa dibilang, aku atasanmu. Kenapa kau sebut aku pengawalmu? Jangan bilang begitu.” Ucap Jung Hyuk yang menyelamatkan Se Ri dari koper yang akan jatoh dan ditabrak oleh para tamu yang baru datang.
“Pak Ri Jung Hyuk... Inilah yang dilakukan pengawal.” Tegas Se Ri dengan senyuman mengoda. 


Seung Jung baru saja akan masuk lift melihat pengawal dengan mengodanya kalau akan makan. Ia langsung kabur menghindari pengawal Tuan Oh lalu berteriak Anjing tak pernah gigit pemiliknya. Ia menegaskan  sudah sabuk cokelat di yuyitsu.
“Hei, jangan salah paham... Kalau dipikirkan lagi, yuyitsu itu satu lawan satu.” Teriak Seung Jung kesal dan terus berlari.
“Para bajingan itu... Mereka gesit sekali... Mereka seperti atlet lari.” Keluh Seung Jung yang akhirnya bisa kabur tapi saat pintu lift terbuka.
Tuan Chun keluar dengan pistolnya dan siap menembaknya. Seung Jung mengangkat tanganya dan mengaku kalau sudah menyerah.

Di restoran
Jung Hyuk ingin tahu Kenapa Se Ri bisa mengenal pria tadi. Se Ri pikir Untuk memberitahu itu maka harus membahas sejarah keluarganya. Ia bertanya Apakah  pernah bilang kalau ia adalah putri konglomerat. Jung Hyuk merasa Se Ri sering bilang sampai bisa menghafal.
“Bagi orang sepertiku, keluarga bermakna berbeda. Seolah-olah Menjadi putri yang baik adalah bisnis. Bahkan dengan siapa ayahku sarapan bisa menjadi urusan bisnis.” Cerita Se Ri. Jung Hyuk seperti tak percaya.

“Ya... Tak penting aku baik atau tidak. Tapi Aku harus lebih baik dari kakakku. Dan kakakku harus lebih baik dariku. Kami tak mungkin punya rasa persaudaraan.” Jelas Se Ri
“Aku hanya menanyakan hubunganmu dengan pria itu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri meminta agar bisa mendengarkan saja.
“Saat kau muak akan kompetisi, maka kau berharap kompetitormu menghilang. Kurasa kakakku seperti itu. Jadi... mereka putuskan menjodohkanku dengan pria yang tadi. Orang Korea yang tinggal di luar. “ jelas Se Ri
“Berarti kakakku ingin membuangku ke negara lain. Mengirimku jauh agar tak perlu melihatku. Agar aku tak merebut apa pun. Tapi aku tak melakukannya. Tak mungkin aku mau lakukan itu. Kedua kakakku pasti girang saat ini. Mereka kira aku sudah mati.” Ucap Se Ri
“Kau bersikap bodoh. Ini masalah hidup dan mati, kau adalah keluarga mereka. Aku paham kalian tak akrab, dan sering bertengkar. Tapi jangan mengatakan hal kejam. Mereka pasti khawatir. Mereka pasti merasa bersalah karena tak akrab denganmu. Mereka pasti menunggu kepulanganmu.” Ucap Jung Hyuk yakin 



Saat itu teman Dan melihat Jung Hyuk sedang duduk dengan seorang wanita dan langsung menelp Dan menanyakan keberadaanya karena Jung Hyuk ada di Hotel Pyongyang bersama seorang wanita. Dan mengaku tahu kalau kalau Jung Hyuk ke Pyongyang hari ini.
“Aku juga kenal wanita yang bersamanya. Aku mau menemui mereka nanti. Terima kasih atas kekhawatiranmu. Baik. Sampai nanti.” ucap Dan mencoba menahan rasa cemburunya. 

“Bu, tolong lepaskan ini... Aku harus pergi.” ucap Dan. Ibunya bingung mau kemana anaknya pergi.
“Aku punya janji bertemu dengan Jung Hyuk.” Kata Dan. Nyonya Ko tak percaya Jung Hyuk di Pyongyang lagi.
“Jadi, aku punya ide, Bu. Kita harus makan malam dengan orang tua Jung Hyuk malam ini.” Kata Dan. Nyonya Ko merasa Itu ide bagus.
“Sebaiknya Ibu hubungi mereka.” Kata Nyonya Ko. Dan meminta agar makan malam Hari ini pukul 19.00, di restoran Hotel Pyongyang.
“Ibu akan buat temu janji. Jangan khawatir.” Kata Nyonya Ko. Dan pun pamit akan bertemu Jung Hyuk lebih dahulu.
“Baik. Kau bisa berjalan-jalan dan menikmati musim gugur dengannya.” Ucap Nyonya Do membiarkan anaknya pergi.
“Aku harus tampak sangat menawan hari ini. Aku akan membuat perubahan. Silakan buat perubahan yang revolusioner.” Kata Nyonya Ko pada pemilik salon. 


Di atap, Seung Jung sudah babak belum mengaku sudah menyerah bahkan sudah berlutut jadi meminta agar menghentikanya dan menurukan pistolnya. Saat itu Tuan Chun memberikan ponselnya, Seung Jung langsung meminta maaf pada Se Hyung.
“Aku sedang introspeksi diri mengenai perbuatanku.” Kata Seung Jung. Se yung tak peduli menurutnya tak boleh menawar.
“Tolong pikirkan lagisebelum kau menghabisiku. Sebagai imbalannya, aku akan memberi kabar besar yang menguntungkan bagimu.” Kata Seung Jung
“Apa Kau mencoba menipuku lagi?” kata Se Hyung. Seung Jung meminta aga bisa memegang ponselnya.
“Kau kira Se-ri sudah mati, tapi dia hidup.” Kata Seung Jung. Se Hyung kaget sampat berhenti melangkah.
“Se-ri. Dia masih hidup.” Kata Seung Jung. Se Hyung tak percaya menurutnya Seung Jung itu pasti bohong.
“Aku serius... Aku melihatnya.” Tegas Seung Jung. Se Hyung ingin tahu keberadaan adiknya dan dimana Seung Jung melihatnya. 

Di depan kamar, Se Ri bertanya Kamar Jung Hyuk yang mana. Jung Hyuk memberi kode agar Se Ri diam lalu masuk berjalan perlahan. Ia mencari sesuatu dan menemukan beberapa alat penyadapa dibawah lampu bahkan dikamar mandi pun juga ada.
“Semuanya alat penyadap..” ucap Se Ri melonggo kaget dan langsung menutup mulutnya. Jung Hyuk pikir semua sudah aman jadi menyuruh Se Ri bisa bicara sekarang.
“Apa Semuanya alat penyadap?” kata Se Ri tak percaya. Jung Hyuk memberitahu Semua kamar di hotel ini dipasangi alat penyadap.
“Semua kamar?” kata Se Ri kaget. Jung Hyuk pikir itu mungkin.  Se Ri memastikan kalau Jung Hyuk itu sudah menyingkirkan semuanya karena masih resah.
“Aku di kamar sebelah, jadi, jika ada masalah...” ucap Jung Hyuk. Se Ri mengerti akan segera meneleponnya. 

“Jangan... Jangan telepon aku kecuali situasinya genting.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri menahan Jung Hyuk ingin tahu Kapan menerima fotonya.
“Besok pagi.” Kata Jung Hyuk. Se Ri mengartikan kalau Paspornya juga diberikan besok
“Paspor semua anggota diberikan sebelum keberangkatan.” Jelas Jung Hyk. Se Ri menganguk mengerti.
“Tapi, bisakah aku melakukannya tanpa ketahuan?” ucap Se Ri terlihat gugup
“Kau tak boleh terlihat mencolok Dan tetaplah diam.” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Ia mencolok dan menarik perhatian, bahkan saat bernapas.
“Seperti Triton di tengah ikan-ikan kecil. Aku cemas.” Ungkap Se Ri. Jung Hyuk pikir Se Ri itu perlu tidur.
“Kau tampaknya sudah gila.” Kata Se Ri. Jung Hyuk bingung dan mengaku tidak seperti.
“Apa Menurutmu aku harus minta bantuan Seung Jung?” kata Se Ri. Jung Hyuk heran bantuan apa itu.
“Katanya dia datang untuk berbisnis. Berarti dia akan pulang. Lebih baik aku pulang dengannya. Jika gagal, setidaknya dia bisa mengabari keluargaku tentang aku.” Kata Se Ri.
Jung Hyuk bertanya apakah Se Ri bisa memercayai dia. Se Ri pikir Jung Hyuk  mungkin benar tapi seperti kata Seung Jung kalau pertemuan mereka ini mungkin suatu takdir yang aneh. Jung Hyuk tak percaya akalu Se Ri berpikir takdir semudah itu
“Aku nyaris menikah dengannya, dan bertemu lagi di sini. Itu langka.” Ucap Se Ri 


“Lantas misalnya... Maksudku, ini hanya contoh. Kau jatuh dari langit,dan aku menemukanmu. Lalu Kau kabur, tapi berakhir di depan rumahku.” Kata Jung Hyuk dengan nada tinggi.
“Itu hanya kebetulan...” kata Se Ri. Jung Hyuk kaget lalu menjelaskan bukan seperti itu tapi Ucapan Se Ri itu kebetulan.
“Kenapa kau begitu kompetitif untuk hal seperti ini?” ucap Se Ri heran. Jung Hyuk dengan gugup mengaku hanya menjelaskan perbedaan antara takdir dan kebetulan.
“Jung Hyuk, Apa kau ingin menjadi takdirku?” goda Se Ri. Jung Hyuk mengaku bukan seperti itu.
“Baiklah... Anggaplah kita ditakdirkan bertemu. Tak usah diumpamakan. Lagi pula, ini pertemuan lintas perbatasan. Bisa dibilang begitu.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk mengeluh kalau ta perlu seperti itu. 



Di meja receptionist, Dan bertanya apakah ada tau yang bernama Jung Hyuk di hotel itu dan meminta agar mengatakan nomor kamarnya. Pegawai meminta maaf karena tidak bisa memberitahunya. Dan yakin bisa lalu menelp seseorang.
“Ini aku. Aku di hotelmu sekarang. Aku mau mencari sesuatu, jadi, butuh bantuanmu.” Ucap Dan lalu memberikan ponsel pada si pegawai.
Si pegawai kaget mendengar suara atasanya dan langsung menganguk mengerti, lalu meminta Dan menyebutkan lagi namanya. Dan menyebut nama Ri Jung Hyuk dengan tatapan sinis. 

Dan akhirnya mengetahui kalau Jung Hyuk memesan dua kamar jadi meminta agar menyebutkan keduanya. Ia berdiri di depan dua kamar seperti kebingungan akan masuk dikamar yang mana, saat itu Jung Hyuk keluar dari sebelah kanan  kaget melihat Dan ada didepanya.
“Kuncimu ketinggalan.” Kata Se Ri keluar kamar dan kaget melihat Dan datang melihat keduanya keluar dari kamar yang sama.
“Jika hal seperti ini terjadi dua kali berturut-turut, aku seharusnya sedih, 'kan?” sindir Dan. Se Ri pikir Pasti begitu.
“Katanya kau ada di sini, jadi, aku memastikan.” Ucap Dan. Jung Hyuk bertanya darimana mengetahui nomor kamarnya.
“Putra pemilik hotel mengejarku saat aku kuliah di Rusia.” Kata Dan sinis. Se Ri pun mencoba menjelaskanya.
“Aku mengerti ini bisa menimbulkan salah paham. Tapi, asal kau tahu, kami tidur di kamar terpisah...” ucap Se Ri langsung disela oleh Dan
“Masa bodoh, dan aku tidak tanya.” Ucap Dan. Se Ri mengerti kalau Dan pasti tidak mau tahu.
“Kalau begitu... Silakan kalian bicara. Aku permisi.” Ucap Se Ri akan masuk kamar memberikan kunci pada Jung Hyuk.
“Apa Kau ingin aku tetap di sini?” ucap Dan sinis. Jung Hyuk akhirnya membuka kamar,  Dan pun mengikutinya masuk.
“Dia tidak akan membunuhnya, 'kan?” kata Se Ri menatap dari depan pintu dengan wajah khawatir. 

Jung Hyuk ingin tahu alasan Dan yang tidak menelepon. Dan pikir Jung Hyuk yang  yang seharusnya menelepon karena terlihat di Hotel Pyongyang, bahkanbersama seorang wanita. Ia pikir Jung Hyuk tak tahu perasaanya saat mendengar kabar seperti itu.
“Maaf aku mempermalukanmu.” Kata Jung Hyuk. Dan merasa juga mempermalukan Jung Hyuk
“Apa Kau ada acara malam ini? Seharusnya tak ada. Kita makan malam antarkeluarga.” Ucap Dan. Jung Hyuk hanya terdiam.
“Kenapa? Apa itu terlalu berat bagimu?” kata Dan. Jung Hyuk mengaku tidak.
“Aku sudah berjanji. Aku berjanji akan mengikuti semua keinginanmu. Aku akan kooperatif. Apa Ada hal lain yang perlu kulakukan? Katakan. Aku akan melakukannya.” Kata Jung Hyuk.
Dan seperti tak bisa melihat Jung Hyuk yang mau melakukan apapun dan mengaku tak ada lalu pamit pergi dan akan bertemu di restoran hotel ini pukul 19.00.


Di lantai atas, Se Hyung mengaku tidak memercayai ucapan Seung Jung. Seung Jung mengerti kalau Se Hyung pasti takkan percaya juga. Se Hyung pun ingin tahu di mana Se Ri. Seung Jung pikir tidak bisa memberitahu secepat itu.
“Aku butuh senjata untuk bernegosiasi. Apa Kau ingin kuhabisi di sana? Jika kau membunuhku di sini, maka uangmu tak akan pernah ditemukan. Apa Kau tidak keberatan?” ucap Seung Jung
“Jadi, apa maumu?” tanya Se Hyung. Seung Jung pikir mereka bisa menyepakati setengah-setengah. Se Hyung kaget mendengarnya.
“Aku akan mengembalikan setengahnya kepadamu. Lengkapi dengan uangmu sendiri. Kau punya banyak uang.”kata Seung Jung. Se Hyun mengumpat kesal.
“Aku hanya membahas adikmu sendiri. Aku tahu keberadaan adikmu yang katanya sudah meninggal. Aku yakin itu sepadan dengan uangnya. Tegas Seung Jung
Tuan Chun akhirnya menuruni tangga lebih dulu, memerintahkan dua pengawal agar mengawasi Seung Jung dari dekat karena tak tahu apa rencananya. Keduanya menganguk mengerti. Setelah Tuan Chun pergi, Dan menaiki tangga ke arah atap dan dibiarkan begitu saja.


Dan melihat seorang pria seperti anak melompat dari hotel, lalu  berkomanta Jika mau melompat, gedung sebelah sana lebih tinggi daripada hotel ini jadi harus ke sana. Seung Jung melihat Dan yang datang langsung bertanya apakah mengenalinya.
Dan menatap Seung Jung lalu teringat dengan pria yang memberikan tumpangan, dengan senyuman yang mengoda wanita mengatakan “Jangan cemas. Kami pastikan kau sampai dengan selamat.” Seung Jung pikir Dan pasti mengenalinya.
“Apa kau sudah ingat? Senang bisa bertemu lagi.” Ucap Seung Jung bahagia lalu teringat kalau sudah muak akan ini.

“Sebenarnya, aku dari Inggris. Aku kemari untuk bisnis. Sebab itu aku seperti ini, agar kau tak menghubungi polisi.” Ucap Seung Jung
“Aku tak tertarik dengan gaya bicaramu.” Kata Dan sinis. Seung Jung melihat wajah Dan merasa pria yang disuka Dan itu menyakitinya.
“Atap ini tempat yang cocok untuk meratap.” Kata Seung Jung. Dan bercerita Tunangannya itu ada di hotel dengan wanita lain.
“Astaga. Itu masalah besar... Apa Kau menangkap basah dia?” tanya Seung Jung. Dan mengaku juga tak mengerti
“Jangan terlalu sedih karena pria itu. Jika begitu, pria itu akan menjauhimu. Apa kau Tahu alasannya? Pria tak ingin bersama seseorang yang direpotkan olehnya.”jelas Seung Jung
“Lalu aku harus apa?” tanya Dan. Seung Jung menjawab kalau harus mengabaikan saja.
Jika kau abaikan dia, maka kau takkan diabaikan nanti. Jika membahas hubungan romantis, posisi awalmu akan kekal.” Saran Seung Jung
“Kau sedang apa di atap jika kau secerdik itu?” tanya Dan. Seung Jung mengaku punya masalah uang.


“Sebenarnya, aku jatuh cinta dengan uang. Kukira uangnya akan datang kepadaku, ternyata belum. Uang itu melukaiku seperti ini. Jika bicara soal uang, posisi awalmu juga penting.” Kata Dan  Seung Jung. ingin tahu Bagaimana caranya.
“Uang hanya datang saat diabaikan dan direndahkan. Jika kau menempel terus dan mengikutinya, maka uang akan kabur darimu, menunggumu menangkapnya.” Kata Dan
“Kurasa kita bisa belajar dari satu sama lain. Aku memang agak berantakan sekarang.” Kata Seung Jung merapihkan pakaian.
“Aku Gu Seung Jung” kata Seung Jung mengulurkan tanganya, Dan hanya menatapnya lalu menjabat tanganya dan menyebutkan namanya Seo Dan. 

Di dalam lift, Se Ri pikir Jung Hyuk tampak baik-baik saja. Jung Hyuk pikir kenapa Se Ri merasa seperti dirinya tak baik. Se Ri mengira Jung Hyuk akan ditembak, karena Dan menembakkan laser dari matanya. Jung Hyuk hanya bisa diam saja.
“Lalu Apa Kau yakin bisa sendiri?” tanya Jung Hyul. Se Ri pikir tak masalah karena sudah mengenal Seung Jung.
“Dia memang bukan pria baik, tapi dia tak seburuk itu” kata Se Ri dengan senyuman bahagia.
“Singkirkan capit saat memakan kepiting matang.” Kata Jung Hyuk. Se Ri bingung Jung Hyuk membahas kepiting
“Orang ceroboh sepertimu harus hati-hati akan segalanya. Orang yang kau percaya bisa mengkhianatimu dengan mudah. Itu berbahaya.” Ucap Jung Hyuk dengan tatapan khawatir.
“Matamu... Itu tatapan, "Aku jatuh cinta dan aku khawatir." Komentar Se Ri. Jung Hyuk mengeluh mata apa maksudnya.
“Jangan jatuh cinta, Jung Hyuk... Itu akan membuatku canggung.” Ucap Se Ri mengoda. Jung Hyuk langsung memegang dahi Se Ri.
“Kau tak demam.” Kata Jung Hyuk. Se Ri mengeluh agar Jung Hyuk Jangan menyentuhnya.
“Jangan sampai jatuh cinta padaku. Aku tak bisa membantumu.” Ucap Se Ri lalu keluar dari lift. Jung Hyuk mengeluh tak paham kenapa dia melantur.



Saat didepan restoran, Se Ri melihat  Seung Jung datang melambaikan tangan dengan banyak pengawal dibelakangnya.  Ia langsun memuji Seung Jung itu  tampak tampan dari sini. Jung Hyuk pikir apakah itu bermakna ganda di Selatan.
“Kau Pergilah. Kita bertemu lagi nanti.” ucap Se Ri. Jung Hyuk mengaku memang mau pergi...
Se Ri sudah langsung bergegas pergi, Seung Jung melihat kalau Se Ri datang tepat waktu lalu melambaikan tangan pada Jung Hyuk yang dianggapnya pengawal. Seung Jung hanya bisa menatap sinis. 

Di depan hotel, Dan kaget melihat ibuya keluar dari mobil dengan make up yang berlebihan lalu beranya kenapa wajah Ibunya. Nyonya Ko mengeluh kalau anaknya tak paham mode, padahal masih muda lalu memberitahu Ini riasan kontur yang populer akhir-akhir ini.
“Coba Lihat. Hidung ibu tampak mencolok. Dan garis rahang ibu sangat tajam.” Ucap Nyonya Ko bangga
“Itu tak tajam sama sekali... Tapi Ibu tampak seram.” Keluh Dan. Nyonya Ko membenarkan ucapan anaknya.
“Ibu ingin terlihat seram dengan kontur ini.” Kata Nyonya Ko. Dan ingin tahu alasanya.
“Ibu takkan biarkan keluarga Ri meremehkan lagi. Ibu harus melampiaskannya malam ini. Mereka merendahkanmu karena ibu janda.” Kata Nyonya Ko. Dan mengeluh dengan sikap ibunya.
“Ibu tahu dia Direktur Biro Politik Umum, tapi ibu menguasai uang di Pyongyang. Mereka janji menikahkan putranya kepadamu demi uang, tapi berlarut-larut.” Keluh Nyonya Ko lalu masuk ke dalam restoran.
Saat itu Dan melihat Seung Jung yang duduk dengan Se Ri, wajahnya terlihat sedikit senang karena ternyata kekhawatirnya sirna. Nyonya Ko memanggil Dan agar segera masuk. Dan pun bergegas masuk dengan penuh semangat.
***
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar