PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Akhirnya
Kang Woo berjalan mendekat dan langsung meminta maaf. Seo Yeon bingung
tiba-tiba Kang Woo meminta maaf.
“Untuk
segalanya di masa lalu, yang terjadi baru-baru ini, sekarang, bahkan di masa
depan. Aku akan terus meminta maaf. Aku akan membuatmu khawatir. Aku akan
membuatmu kesal. Aku akan membuatmu memikirkan diriku.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon
bingung.
“Maaf karena
aku menyukaimu.” Kata Kang Woo lalu mendekatkan wajahnya pada Seo Yeon
Kang Woo
seperti yakin Seo Yeon akan menerimanya tapi Seo Yeon malah menampar Kang Woo
dan langsung bergegas pergi. Kang Woo bingung dan langsung mengejarnya. Tapi Seo Yeon sangat cepat berlari
menghindari Kang Woo.
“Kenapa
dia cepat sekali?” ucap Kang Woo lalu mengeluh kram karena sudah lama aku tidak
berlari dan jarang berolahraga belakangan ini. Sementara Seo Yeon akhirnya
sampai dirumah.
“Kang
Woo, apa rencanamu kali ini?” gumam Seo Yeon memegang dadanya seperti mulai
berdebar.
Kang Woo
duduk di depan jendela berbicara dengan Seo Yeon kalau Saat di SMP, itu salah
paha. Ia juga tidak mengajaknya kencan karena taruhan bodoh itu. Ia lalu
membahas tentang Bar anggur dan mnegaku kalau itu benar.
“Aku
menyalahkanmu atas kejadian saat itu. Tapi saat menyatakan perasaanku untuk
kali ketiga, aku sungguh-sungguh. Sebenarnya, aku tidak tahu kalau Hyun Soo
memikirkan kebohongan itu.” Ucap Kang Woo mencoba menjelaskan.
“Tentu
saja, aku bersungguh-sungguh kepadamu pagi ini.” Kata Kang Woo mencoba
menyakinkan.
Kang Woo
langsung menanyakan pendapatan Dokter Kim tetang ucapanya tadi. Dokter Kim
terlihat menguap mendengarnya lalu berkomentar Kang Woo itu sangat manja. Kang
Woo merasa tak seperti itu. Dokter Kim
pikir maksudnya bukan manja.
“Itu
hanya terlalu panjang. Seharusnya kau segera menyelesaikan kesalahpahamannya setelah
itu terjadi.”jelas Dokter Kim
“Aku
tidak tahu bahwa aku masih, bahkan sekarang, sangat menyukainya.” Kata Kang
Woo.
“Jangan
membuat alasan tentang kejadian di masa lalu. Terus tunjukkan kepadanya bahwa
kau tulus. Aku yakin kesalahpahamannya
akan selesai dengam sendirinya.” Jelas Dokter Kim
“Lalu
bagaimana caraku menunjukkan bahwa aku tulus?” tanya Kang Woo.
Min Hyuk
melihat Seo Yeon yang makan tanpa memakanya. Mi Kyung bertanya apakah Seo Yeon
sakit. Min Hyuk memegang dahi Seo Yeon
dan memastikan kalau tidak demam. Saat itu Kang Woo datang menarik tangan Min
Hyuk dengan tatapan marah.
“Bahkan
anjing tidak mengganggumu saat kau sedang makan. Beraninya kau.” Ucap Kang Woo
marah. Seo Yeon melihat Kang Woo memilih untuk pergi.
“Hei,
kenapa kau tidak makan? Kau mau ke mana?” ucap Mi Kyung. Kang Woo pun hanya
diam saja sementara Min Hyuk menatap curiga.
Seo Yeon
akan pergi ke lapangan, Kang Woo memanggilnya tapi Seo Yeon berjalan begitu
saja. Mi Kyung melihatnya berkomentar mereka luar biasa. Min Hyuk langsung
berjalan pergi. Mi Kyung memuji Min Hyuk bagus kalau mengikuti Seo Yeon.
Saat itu
Mi Kyung melihat di ponselnya, nama si "Bodoh" dengan wajah kesal
sengaja tak mengangkatnya.
Hyun Soo
berusaah menelp Mi Kyung tapi tak mengangkatnya dan langsung mengeluh kesal
karena mengabaikan panggilannya. Ia mencoba
menelp lagi dan tetap tak
diangkat.
“Lupakan.
Aku sudah selesai. Aku sudah selesai! Selesai!” jerit Hyun Soo kesal sambil
melempar ponselnya.
“Apa Anda
baik-baik saja, Pak Park? Ada apa? Aku baru mendengar suara.” Ucap Sek
tiba-tiba datang. Hyun Soo berusaha terlihat baik sebagai CEO.
“Jika
Anda baik-baik saja, aku permisi.”kata Sek. Hyun Soo mengeluh kesal karena tak
bisa mendapatkan privasinya lalu bingung mencari ponselnya yang dilepas.
Seo Yeon
pergi ke atap sekolah berbicara sendiri “Apa yang kulakukan sekarang? Kenapa
aku harus menghindarinya?” Mi Hyuk datang bertanya apakah Seo Yeon baik-baik saja. Seo Yeon hanya diam
saja. Mi Hyuk yakin kalau Dirut melakukan sesuatu lagi. Seo Yeon mengaku Belum.
“Entah
apa yang terjadi, tapi jika kamu tidak berniat bekerja di sini selamanya,
ikutlah denganku. Kenapa tidak? Kau berencana bekerja di sini selamanya?” ucap
Min Hyuk mengulurkan tanganya.
“Bukan
begitu... Tapi Kakiku lemas.” Kata Seo Yeon mencoba meluruskan kakinya. Min
Hyuk hanya bisa tertawa melihat tingkah Seo Yeon.
“Astaga,
nyaman sekali... kakiku hampir membunuhku.” Ucap Seo Yeon mencoba menghilangkan
kesemutannya.
“Kenapa
kau tidak memberi liur pada hidungmu?” kata Min Hyuk. Seo Yeon mengeluh kalau
pasti dianggap bodoh.
“Kau
hanya melakukannya dua kali. Harus dilakukan tiga kali. Kau berbohong.” Ucap
Seo Yeon. Min Hyuk menyakinkan kalau serius.
“Kau
tidak boleh begitu sebagai dokter sekolah. Katakan apa yang harus kulakukan.”
Kata Seo Yeon.
“Aku
mempelajarinya di sekolah kedokteran.” Ucap Min Hyuk dan keduanya tertawa
bahagia.
“Seo
Yeon... Kau menghindariku sepanjang hari, ya? Tapi kau bisa apa? Kau tetap
harus melapor soal latihan kepadaku... Ahh.. Pukul berapa ini? Baiklah.” Ucap
Kang Woo lalu mulai menghitung mundur dari lima.
Ia yakin
kalau Seo Yeon pasti akan datang ke ruanganya, tapi pintu tak terbuka artinya
Seo Yeon tak bisa datang. Lalu sebuah email masuk “Ini jurnal latihan untuk tim
lintasan hari ini. -Dari Joo Seo Yeon-“ Kang Woo mengeluh tak percaya
melihatnya.
Won Jae
membaca berita di ponselnya "Pelecehan seksual Perusahaan Baekga, Putra
Kelima Baekga Dituduh atas Pemakaian Narkoba dan Pelecehan" Lalu
berkomentar kalau Kang Hee ternyata tidak takut, tapi berani.
“Kau
wanita luar biasa, Nona Lee.” Ucap Won Jae lalu salah satu pelanggan datang
meminta agar menceritakan soal mobilnya. Won Jae pun akan menjelaskan tapi
ternyata Kang Hee yang datang.
“Bagaimana
kau bisa menemukanku?” tanya Won Jae bingung. Kang Hee menjawabNama dan nomor
Won Jae diserahkan kepada polisi.
“Bukankah
ilegal mencari informasi tentang orang asing?” sindir Won Jae. Kang Hee juga
berpikir seperti itu.
“Jadi
Mana yang paling mahal? Aku berniat membelinya.” Kata Kang Hee. Won Jae heran
dengan yang dilakukan Kang Hee.
“Aku
salah mengira.” Kata Kang Hee. Won Jae tahu kalau Kang Hee yang menganggapnya sebagai
penjahat.
“Itu
sebabnya aku akan memberimu uang sebagai permintaan maafku.” Kata Kang Hee
“Apa Kau
meminta maaf?” tanya Won Jae. Kang Hee pikir cari ini lebih baik daripada sekadar bicara. Won
Jae mengeluh mendengarnya tapi hanya bisa tersenyum lalu menunjuk mobil
didepanya.
“Kelihatannya
bagus. Sekretarisku akan datang nanti.” komentar Kang Hee. Won Jae memberitahu
ini mobil dengan fitur terlengkap. Kang Hee pun melangkah pergi.
“Sungguh
anak angkuh yang keren.” Komentar Won Jae hanya bisa tersenyum.
Jang Mi
makan dengan ibunya dan ingin makan pasta. Sang ibu menarik pastanya dan
menyuruh Jang Mi agar makan salah. Jang Mi seperti sangat tersiksa. Ibunya
bertanya apakah Jang Mi sudah lihat berita soal si berengsek Gook Hwa. Jang Mi
hanya diam saja.
“Berkat
dia, Pimpinan marah. Betapa bagusnya jika kau bisa menghiburnya. Benarkan?”
ucap si ibu. Jang Mi tetap hanya diam saja.
“Apa
kau Ingat pria yang punya 30 juta dolar?
Terlepas dari tindakan kasarmu, dia ingin bertemu denganmu lagi. Perlakukan dia
lebih baik kali ini.” Ucap si ibu. Jang Mi menahan emosi dengan sambil
mengepalkan tanganya.
Seo Yeon
berbaring di tempat tidurnya sambil berbicara sendiri kalau tidak bisa
menghindarinya selamanya. Ia pun ingin tahu rencana Kang Woo. Saat itu Kang Woo
menjawab tidak ada. Seo Yeon kaget Kang Woo sudah ada didepan kamarnya.
“Bagaimana
kau bisa kemari?” tanya Seo Yeon. Kang Woo balik bertanya apakah Lee Joo Hee
tinggal di sini
“Dia
mengenaliku dan membuka pintu.” Kata Kang Woo lalu melihat sekeliling kamar Seo
Yeon.
“Kamarmu
cukup rapi. “ komentar Kang Woo lalu melihat foto Seo Yeon saat masih kecil dan
memujinya sangat manisnya. Seo Yeon langsung mengambilnya.
“Apa itu?
Beri tahu aku. Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa kau melakukan ini?” kata
Seo Yeon sinis. Kang Woo tak mengerti maksudnya.
“Kau
bilang suka... Kenapa kau mengatakan hal aneh itu?” ucap Seo Yeon.
“Kau
bilang "Aneh"? Soal aku
menyukai...” ucap Kang Woo yang langsung disela oleh Seo Yeon. Seo Yeon
menegaskan kalau itu yang dimaksud.
“Aku
hanya bersikap tulus. Bersikap biasa saja. Jika kau mulai memikirkanku, itu
kabar baik.”kata Kang Woo.
“Apa Pikirmu
aku akan memercayaimu?” ucap Seo Yeon. Kang Woo tiba-tiba mendekatkan wajahnya.
“Apa? Ada
apa?” tanya Seo Yeon panik. Kang Woo mengaku akhirnya bisa bertemu dengan Seo
Yeon.
“Aku
senang. Aku akan pergi sekarang.” Kata Kang Woo. Seo Yeon pun hanya bisa
melonggo binggung.
Saat Kang
Woo keluar bertemu dengan Seo Joon. Seo Joon melihat Kang Woo teringat saat
bertemu di lift dan berpikir kalau itu presdir. Kang Woo bingung di panggil
"Presdir" lalu mengaku bukan tapi direktur utama. Seo Joon bingung.
"Joo
Seo Jun"? Apa Kau adiknya Seo Yeon?” ucap Kang Woo melihat nama Seo Joon
lalu berkomentar kalau wajahnya tampan dan langsung pergi.
Seo Joon
binggung melihat Kang Woo pergi begitu saja. Joo Hee sedang mengambil air
memberitahu kalau Kang Woo direktur utama sekolah mereka. Seo Joon melonggo
bingung kalau Kang Woo dirut dan bertanya-tanya.
“Lalu
kenapa dia datang ke perusahaan agency ? Ah... Tidak. Kenapa dia datang ke
rumah kita?” ucap Seo Joon bingung.
“Kurasa
dia datang menemui Bu Joo.” ucap Joo Hee. Seo Joon bertanya lagi kenapa Kang
Woo datang menemuinya. Joo Hee hanya mengangkat bahunya.
“Hei...
Apa Kau sungguh tidak akan memberitahunya?” kata Joo Hee gugup.
“Apa?
Memberi tahu apa? Aku tidak tahu maksudmu.” Kata Seo Joon sinis dan langsung ke
dalam kamarnya. Joo Hee hanya bisa menatap sedih .
Di
minimarket, Seo Yeon bertanya apakah bisa seseorang yang selalu berbohong
berkata jujur. Mi Kyung bisa menebak kalau Kang Woo mengaku perasaanya. Seo Yeon melonggo kaget. Mi Kyung pikir sudah
menduga ada sesuatu yang terjadi malam itu.
“Serta
semua keributan di sekolah.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon memberitahu tentang Malam
itu.
“ Ya, ada
satu malam saat aku bertemu dengannya.” Kata Mi Kyung dan ingin tahu Apa kata
Kang Woo.
“Begini...
Aku ragu dia jujur.” Kata Seo Yeon tapi Mi Kyung yakin itulah kebenarannya.
“Astaga,
aku tidak ingin terlalu mengaguminya. Aku di Tim Pengobatan Hangook. Tapi
setelah kupikirkan lagi, Kang Woo tampak sedikit lebih baik.” Ucap Mi Kyung.
Seo Yeon pikir temanya itu sedang mabuk
“Ya. Mereka
harus bertarung dengan adil dan membiarkan yang kuat menang.” Kata Mi Kyung.
Seo Yeon pikir temanya itu memang mabuk dan mengajak pergi saja.
“Semua
drama dengan Park Hyun Soo ternyata perbuatannya Hyun Soo. Kang Woo tidak tahu.
Jadi, dia memang tulus saat mengakui perasaannya.” Ucap Mi Kyung.
Seo Yeon
kaget sampai memuncratkan birnya. Mi Kyung sudah siap dengan penutup wajahnya
agar tak membasahi wajahnya.
“Persiapkanlah
dirimu. Tampaknya kau akan segera dikelilingi pria. Sayang sekali mereka berdua
tampan... Musim dingin akan datang, Jalang! Dia datang.” Ucap Mi Kyung memegang
wajah Seo Yeon.
Sek
memberitahu Hyun Soo tenang lagu andalan terakhir Hi-Seven yaitu Soal cinta
bertepuk sebelah tangan yang bergairah dan polos dari seorang pria dengan Judulnya
"Ketulusan". Lalu memutarnya di player. Hyun Soo mencoba
mendengarkanya.
“Bagaimana?”
tanya Sek-nya. Hyun Soo pikir kalau ini terdengar terlalu kuno
“Zaman
sekarang, siapa yang setia pada cinta bertepuk sebelah tangan? Semua soal
obsesi dan kepemilikan. "Kamu milikku!" Hal-hal seperti ini. Kau
setuju, bukan?” ucap Hyun Soo dan terlihat Kang Woo sedang menangis.
“Lalu? Bagaimana
nasib mereka berdua?” kata Kang Woo sambil menangis. Hyun Soo dan Sek melonggo
bingung melihat Kang Woo menangis.
“Sebuah lagu
harus memiliki alur cerita. Apa penyanyinya mendapatkan akhir bahagia
selamanya?” kata Kang Woo dengan terus menangis.
Seo Yeon
berjalan pulang teringat kembali saat di toko pakaian, Kang Woo mengatakan “Aku
harap kamu bisa tetap di sisiku, Seo Yeon. Aku akan membuatmu khawatir. Aku
akan membuatmu kesal. Aku akan membuatmu memikirkanku.”
Lalu saat
terakhir kali di jembatan sungai Han, Kang Woo mendekatkan wajahnya berkata “
Maafkan aku sudah menyukaimu.” Seo Yeon
pun masih ragu kalau Kang Woo memang bersungguh-sungguh dan mengingat kembali
saat datang ke rumah Kang Woo dengan sangat marah.
“Apa Kau
pikir aku serendah itu? Seperti orang berengsek yang mengajak kencan karena
taruhan? Apa Kau sungguh berpikir aku seperti itu?” ucap Kang Woo marah
“Bahkan
waktu itu juga?” ucap Seo Yeon bingung.
Kang Woo
baru pulang kaget melihat Seo Yeon menunggu didepan rumah, dengan wajah panik
bertanya alasan datang dan sudah menunggu berapa lama karena seharusnya
menelepon. Seo Yeon yang sedang kalut sepertitidak memikirkan itu.
“Kau
tidak di rumah, jadi, kupikir aku akan menunggu sampai kau pulang.” Ucap Seo
Yeon.
“Ada apa?
Apa terjadi sesuatu?” tanya Kang Woo. Seo Yeon pikir tidak sopan jika terus
menghindarinya.
Di dalam
rumah, keduanya sama-sama diam. Kang Woo pikir akan mengambilkan minum. Seo Yeon memberitahu kalau punya pertanyaan.
Kang Woo langsung kembali duduk. Seo
Yeon mengaku ingin tahu soal kejadian 15 tahun lalu.
“Aku
mulai berpikir ada hal lain yang tidak kuketahui. Apa saat itu kau tulus?”
tanya Seo Yeon.
Flash Back
Semua
anak berkumpul dan ketua genk mengatakan kalau kali ini, Joo Seo Yeon dan
taruhanya kalau mereka bisa ambil semua uang ini jika dia setuju saat mengajak
kencan. Jika ditolak, maka akan kehilangan uangnya. Kang Woo terlihat hanya
bisa tertunduk diam.
“Jadi,
siapa yang mau mengajaknya berkencan?” tanya Ketua Genk. Seo Yon pun mendengar
pembicaraan dari balik rak buku dan lansung pergi
“Bagaimana
jika dia benar-benar setuju?” ucap temanya, Ketua Genk pikir akan... Tiba-tiba
Kang Woo menyela.
“Tidak!
Seo Yeon itu temanku.” Ucap Kang Woo. Semua langsung mengeluh dengan ucapan
Kang Woo.
“Jangan
lakukan. Jika kalian butuh uang lagi, akan kubawakan. Jadi, jangan lakukan
ini.” Ucap Kang Woo memberikan uang pada ketua Genk. Semua melonggo melihat
uang yang diberikan Kang Woo sangat banyak.
“Jangan
lakukan itu tapi aku punya banyak uang.” Kata Kang Woo mencoba menghentikan
agar tak melakukan sesuatu pada Seo Yeon.
“Saat itu
aku bisa menghentikan mereka, tapi aku tidak tahu kapan mereka akan
mengulanginya. Aku ingin melindungimu di sisiku. Tapi... Entah kenapa aku merasa
sangat percaya diri hari itu. Aku tidak tahu kamu akan menolakku.” Akui Kang
Woo.
Seo Yeon
mengingat saat mengatakan pada Kang Woo “Aku tidak menyukaimu bukan karena kamu
jelek dan gemuk.”dengan tatapan sedih merasa kalau selama ini salah paham dan
membahas tentang kebohongan Hyun Soo memacari Kang Woo.
“Kudengar
kau tidak mengetahuinya... Benarkah?” ucap Seo Yeon. Kang Woo terlihat gugup.
“Akulah
yang jahat... Aku salah paham soal kau, menghakimimu, dan berpikir macam-macam
sendiri.” Kata Seo Yeon
“Tidak.
Aku bisa mengerti alasanmu salah paham. Semuanya salahku karena tidak becus
menjelaskannya. Ini salahku.” Ucap Kang Woo.
“Tidak,
kau sudah melakukan bagianmu 15 tahun lalu, hari itu, dan sekarang juga. Maaf
karena selama ini aku tidak memberikan jawaban. Maafkan aku sudah menyakitimu.
Serta... Maafkan aku juga tentang hal ini.” Kata Seo Yeon lalu melangkah pergi.
Kang Woo hanya bisa melonggo.
Kang Woo
mengejar Seo Yeon ingin tahu alasanya dan mengaku tahu pertanyaan ini picik dan
kekanak-kanakan jadi ingin tahu alasanya. Seo Yeon hanya menatapnya. Kang Woo
pikir kalau ia terlalu kejam dan Seo Yeon pasti tahu kalau sengaja
melakukannya.
“Aku
tidak dewasa... Aku tidak dewasa, jadi, ingin mendapat perhatianmu.” Ucap Kang
Woo.
“Bukan
itu alasannya.” Kata Seo Yeon. Kang Woo pun ingin tahu Bagaimana jika menjadi
baik kepadanya.
“Bagaimana
jika aku memperlakukanmu dengan baik?” ucap Kang Woo. Seo Yeon pikir tidak ada
gunanya dan langsung berjalan pergi.
“Apa ada
orang lain? Apakah Lee Min...” ucap Kang Woo dan Seo Yeon langsung memberitahu.
“Aku
tidak bisa menyukai seseorang yang mirip sepertimu.” Akui Seo Yeon. Kang Woo
melonggo kaget.
“Aku
tidak suka pria tampan... Aku muak dengan orang-orang yang mirip denganmu
seumur hidupku.” Tegas Seo Yeon. Kang Woo benar-benar tak percaya mendengarnya.
Seo Yeon
pulang ke rumah ingin berganti pakaian lalu berpikir Kang Woo juga akan mengerti. Sementara Kang
Woo pergi ke rungan gym lalu menatap tubuhnya di cermin yang sempurna dan jadi
idaman para wanita bahkan pria juga mengaguminya.
“Apa yang
telah kulakukan selama ini?” ucap Seo Yeon bingung.
Di
sekolah, Kang Woo berbicara dengan pengeras suara dan terdengar ke seluruh
sekolah. “Joo Seo Joon dari Kelas 11-4. Datanglah ke ruangan Direktur Utama. Secepatnya!”
Seo Joon melonggo dari depan pintu ruangan bertanya apakah Kang Woo ingin
menemuinya.
“Duduklah.”
Kata Kang Woo. Seo Joon duduk dengan wajah gugup dan ingin tahu alasan Seo Joon
ingin menemuinya.
“Seo
Joo.. Kenapa kamu melakukannya? Kenapa kamu sangat mengganggu kakakmu?” ucap
Kang Woo. Seo Joon bingung.
“Jadi,
kamu peserta pelatihan di HS Entertainment... Aku akan menyiksamu!” teriak Kang
Woo. Seo Joon terlihat ketakutan.
Kang Woo
pergi ke showroom mobil Won Jae dan sudah duduk di mobil baru dan memastikan
kalau bisa membawa ini untuk uji kemudi. Won Jae akhirnya ikut duduk disamping
mobil sambil berpegangan tangan, Kang Woo mengemudikan mobil dengan cepat.
“Kenapa
kau menjalani hidup yang buruk?” teriak Kang Woo. Won Jae heran dengan yang
dikatakan Kang Woo.
“Kenapa
kau menjalani hidup yang buruk?” teriak Kang Woo. Won Jae mengumpat dan
menyuruh Kang Woo agar Hentikan mobilnya dan menepi sekarang.
“Kenapa
kau mengganggu Seo Yeon? Kenapa?” teriak Kang Woo terus melajukan mobil dengan
cepat.
Kang Woo
pergi ke bar dengan wajah marah kembali berkata “ Kenapa kau melakukannya?
Kenapa kau mempersulit Seo Yeon?” sambil berteriak. Won Seok sedang memotong
jeruk dengan memegang pisau menyuruh Kang Woo duduk. Kang Woo pun menurut.
Won Jae
menuangkan wine, Kang Woo langsung meminum habis. Won Seok kembali menuangkan
wine sambil memperingatkan Jangan berkeliaran di sekitar Seo Yeon. Kang Woo
pikir itu bukan urusan Won Seok . Won Seok langsung menusuk pisau diatas kayu.
Kang Woo ketakutan.
“Tidak
ada banyak hal yang bisa hilang dari hidupku. Prasangka aneh Seo Yeon terhadap
penampilan orang sebagian memang kesalahan kami, tapi bukan sepenuhnya salah
kami. Ada sesuatu yang lebih dalam.” Ungkap Wo Seok
“Sangat
dalam sampai kamu bahkan tidak tahu di mana. Jadi, dia tidak akan menyukaimu
dengan wajahmu itu.” Jelas Won Seok. Kang Woo ingin tahu. apa itu
“Habiskan
itu dan pergilah.” Ucap Won Seok tak mau menjawabnya. Kang Woo akhirnya meminum
habis winenya.
Kang Woo
menatap Tuan kentang yang makin tumbuh
besar. Ia pun teringat dengan yang dikatakan Seo Yeon “Ada sesuatu yang lebih
dalam. Sangat dalam sampai kamu bahkan tidak tahu di mana.”
“Masalah
datang silih berganti... Tidak, akankah ada masalah yang harus kuselesaikan? Aku
bahkan tidak punya kesempatan.” Ungkap Kang Woo lalu mengambil ponselnya.
Kang Woo
menelp Tuan Kim memberitahu kalau Seo Yeon tidak suka pria tampan. Tuan Kim
bingung, Kang Woo menegaskan kalau wajahnya itu adalah masalah dari semuanya.
Dokter Kim masih bingung
“Dia
tidak suka wajah tampanku. Dia tidak menyukaiku karena aku tampan.”ucap Kang
Woo marah
“Yang
benar saja! Jika kamu tidak suka wajah itu, berikan kepadaku.” teriak Dokter
Kim marah dan langsung menutup telpnya.
“Dia
selalu menelepon saat aku makan... Bertahanlah. Sebentar lagi.” Ucap Dokter Kim
dan melihat mienya sudah tidak bisa makan ini karena terlalu lembek dan
mengeras.
Seo Yeon
menatap kalender di meja kerjanya lalu memikirkan sudah berapa hari sejak
terakhir Kang Woo masuk kerja. Ia lalu berpikir kalau Kang Woo tidak akan
pernah masuk dan terlihat sedih.
“Hei...
Sadarlah... Sadarlah... Ini bukan saatnya teralihkan.” Ucap Seo Yeon
menyadarkan dirinya.
Seo Joon
masuk ruangan memanggil kakaknya, dengan
wajah bahagia memberitahu kalau Peringkatnya naik 100 posisi. Seo Yeon ikut
bahagia dan ingin memeluk adiknya tapi Seo Joon langsung bergegas pergi menelp
Ho Dol memberitahu kalau ia berhasil!
Saat
membuka pintu melihat Joo Hee akan masuk, keduanya sama-sama berjalan ke arah
yang sama jadi saling bertabrakan. Akhirnya Joo Hee menyuruh Seo Joon minggu dan
masuk ruangan. Seo Joon hanya bisa menatap heran.
Joo Hee
masuk ke dalam ruangan terlihat tak bersemangat. Seo Yoon pun memanggil Joo Hee
ingn tahu tentang rapornya. JooHee seperti enggan memberikanya Seo Yeon ingin
tahu, Joo Hee akhirnya memberikan hasil rapornya.
“Astaga.
Kau naik berapa posisi? Hasil ujianmu bagus sekali, Joo Hee.” Puji Seo Yeon
bahagia.
“Terima
kasih... Ini semua berkat kelas bimbingan yang kamu berikan.” Ucap Joo Hee.
“Tutormu
adalah guru yang hebat... Pasti sulit mengajarkan Seo Joon.” Ucap Seo Yeon
bahagia.
“Bu
Joo... Seo Joon...” kata Joo Hee gugup dan mengingat Seo Joon yang ketakutan
sambil memanggil ibunya ketika gelap.
“Kenapa?
Seo Jun merundungmu lagi? Si berengsek itu.” Kata Seo Yeon sangat marah
“Tidak,
bukan begitu. Aku ingin memberitahumu Seo Joon berusaha sangat keras.” Kata Joo
Hee mengurungkan niatnya.
“Benar,
bukan? Kurasa dia sangat ingin menjadi selebritas... Kamu hebat, Joo Hee...
Ganti pakaianmu dan keluarlah.” Ucap Seo Yeon lalu keluar ruangan.
“Seharusnya
aku memberitahunya.” Kata Joo Hee terlihat merasa bersalah.
Di
ruangan latihan, Seo Joon sedang menari tapi pikiranya melayang saat Joo Hee
menenaminya saat ketakutan dan bertanya apakah baik-baik saja. Seo Joo akan
pindah posisi tapi kakinya tersandun dan akhirnya terjatuh. Pelatih wanita
langsung memarahinya.
“Hei,
tetaplah fokus.”ucap Pelatih. Seo Joon meminta maaf, Pelatih pikir kalau Seo
Joon merasa sudah bagus karena nilainya
nyaris lulus. Seo Joon meminta maaf.
“Seperti
yang kalian tahu, Hi-Seven akan segera tampil di panggung besar. Dua dari
kalian akan terpilih sebagai penari latarnya. Kau tahu betapa pentingnya
memiliki pengalaman, bukan? Ini kesempatan kalian untuk tampil di depan ribuan
orang. Jadi, berlatih yang keras, ya?” kata pelatih. Seo Joon dkk menganguk
mengerti.
Akhirnya
latihan pun berakhir, Seo Joon masih saja melamun. Jung Ho mengaku sangat ingin
menjadi penari latar untuk Hi-Seven. Seo Joon hanya diam saja. Jung Ho akhirnya
menyadarkan Seo Joon, Seo Joon akhirnya
berdiri.
“Jung Ho,
boleh aku tidur di rumahmu malam ini?” ucap Seo Joon. Jung Ho bingung kenapa
tiba-tiba.
“Tidak
apa-apa. Aku tidak mau pulang.” Ucap Seo Joon. Jung Ho pikir Seo Joon kabur.
Seo Joon pikir temanya tak memperbolehkanya.
“Tidak,
tentu boleh... Tapi kenapa?” tanya Jung Hoo. Seo Joon mengaku karena ada sesuatu
di rumah yang memberinya reaksi alergi.
“Apa Kau
punya anjing?” kata Jung Ho. Seo Joon terdiam dan menganggap Joo Hee itu anjing
lalu mengaku itu Benar dan Hal semacam itu.
Bersambung
ke "Episode 16"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar