PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Mi Kyung
tak mengerti apa maksudnya perasaan itu. Seo Yeon mengaku Saat mencium Kang
Woo, tidak merasakan apa pun. Mi Kyung kaget mendengarnya, Seo Yeon pikir kalau
ada yang salah dengannya. Sementara di rumah Kang Woo.
“Aku suka
Nona Joo Seo Yeon. Aku datang untuk mengatakan itu.” Kata Min Hyuk
“Akhirnya
aku mendengar sesuatu yang tidak perlu kudengar. Dan akhirnya kau mengatakan
sesuatu yang tidak perlu kau katakan.” Sindir
Kang Woo dengan mata melotot.
“Kupikir
perlu dikatakan, meskipun kau mungkin sudah tahu.” Kata Min Hyuk
“ Tapi
sayang sekali. Seo Yeon sudah menyukaiku.” Kata Kang Woo yakin. Min Hyuk heran
Kang Woo itu merasa percaya diri
Kang Woo
yakin dengan hal itu, Min Hyuk akhirnya keluar rumah dengan membawa tas berisi
minuman lagi. Kang Woo heran karena berpikir kalau itu untuknya. Mi n Hyuk
membenarkan awalnya memang untuk Kang Woo.
“Tapi
kalau dipikir-pikir, kenapa aku melakukannya untukmu?” ucap Mi Hyuk sinis lalu
berjalan pergi. Kang Woo hanya bisa menghela nafas melihat tingkah saudaranya.
Di cafe,
Mi Kyung yang kaget memastikan kalau Seo Yeon itu pasti mencemaskan Kang Woo
juga memikirkannya. Ia bertanya Saat
Kang Woo bilang menyukai Seo Yeon apakah
tidak merasa berdebar-debar. Seo Yeon
pikir seperti itu.
“Lalu
kenapa kau tidak merasakan apa pun?” kata Mi Kyung heran lalu mendekati temanya
seperti ingin menciumnya.
“Apa yang
kau lakukan?” jerit Seo Yeon panik. Mi Kyung mengaku ingin tahu apakah lebih mirip Won Seok, tapi
belum menyadarinya.
“Tidak,
bukan begitu.” Ucap Seo Yeon. Mi Kyung memastikanya. Seo Yeon yakin kalau tak
seperti kakak keduanya.
“Astaga,
kalau begitu, hanya ada satu alasan. Itu artinya Kang Woo tidak punya keahlian.”
Ucap Mi Kyung. Seo Yeon tak mengerti maksudnya.
“Maksudku
dia payah dalam berciuman... Pria tanpa keahlian. Bukan begitu?” kata Mi Kyung
yakin. Seo Yeon juga tak tahu karena merasa ia juga payah.
“Sudah
kuduga. Kau dan Kang Woo sama-sama pemalu dalam cinta. Aku paham apa yang
terjadi.” Kata MiKyung. Seo Yeon ingin tahu seharusnya bagaimana.
“Bagaimana
aku menjelaskannya? Seolah kembang api meledak dari ujung jari kakimu, menjalar
ke tubuhmu, lalu keluar dari kepalamu.” Cerita Mi Kyung mengebu-gebu lalu
mengajak pergi. Seo Yeon bingung mau kemana mereka.
“Tidak
ada gunanya menjelaskan ini kepadamu. Yang penting adalah prakteknya.” Kata Mi
Kyung.
Di bar
Won Seok
kaget melihat Ho Dol yang datang dengan pria remaja yang selalu
mengejarnya. Ho Dol gugup bertanya
kenaap temanya itu inginingin menemuiny di sini. Temanya pikir memangnya kenapa
tak boleh. Ho Dol dengan gugpup mengatakan Ini bukan sekadar pub. Ini..
“Aku
tahu... Aku pelanggan di sini.” Ucap Si pria. Ho Dol kaget kalau temanya itu
juga sama.
“Tunggu,
kamu tidak menyadarinya? Aku langsung tahu seperti apa dirimu.” Ucap Temanya
mengoda ho Dol dengan memegang wajahnya.
Ho Dol
terlihat gugup disentuh oleh pria. Dari kejauhan Won Seok menatap keduanya yang
terlihat mesra.
Di kamar,
Joo Hee menerima telp kakaknya terlihat marah karena pasti tak tahu apa yang
terjadi pada setelah membawa uang jaminan tapi sekrang membutuhkan uang.
“Apa yang
dilakukan pacar Kakak yang menakjubkan itu? Jangan pernah menghubungiku lagi. Kita
bukan saudari lagi!” ucap Joo Hee mengumpat marah.
Ia kesal
dengan kakaknya tapi merasa kasihan karena pasti tidak punya uang untuk
memperbaikinya. Joo Hee pun menatap tas milik Jang Min teringat dengan ada
tumpukan uang yang banyak. Saat itu Jang Mi datang bertanya apa yang dilakukan
Joo Hee. Joo Hee terlihat kaget.
“Tampaknya
kamu melamun... Kau mau makan? Aku akan membuat bibimbap.” Ucap Jang Min
“Tidak,
aku akan makan nanti.” kata Joo Hee lalu bergegas pergi.
Joo Hee
turun kebawah dan langsun mematikan lampu kamar mandi terdengar teriak dari
dalam. Seo Joon keluar terlihat sangat marah karena Joo Hee mematikan lampu
padahal tahu ia di dalam. Joo Hee meminta maaf mengaku sedang bingung.
“Bukankah
kau sengaja?” kata Seo Joon marah. Joo Hee mengaku bukan seperti itu.
“Kau
mengejutkanku.” Ucap Seo Joon kesal lalu melangkah pergi. Joo Hee memanggil Seo
Joon.
“Aku akan
memberi tahu Bu Joo, kalau kau bersikap aneh. Kurasa dia harus tahu...” ucap
Joo Hee. Seo Joon mengaku kakaknya sudah tahu.
“Maka kau
tidak akan keberatan jika aku bilang.” Kata Joo Hee. Seo Joon marah langsung
mendekati Joo Hee.
“Kau
pikir kau siapa? Apa Kau pikir kau telah menjadi bagian dari keluarga kami
hanya karena tinggal di sini? Kau hanya bergantung kepada kami. Kau hanya orang
asing. Jadi, jangan mencampuri urusan keluarga
kami. Diam dan pergilah dengan tenang secepat mungkin.” Ucap Seo Joon marah dan
langsung pergi. Joo Hee pun hanya diam saja.
Di Bar,
Seo Yeon kaget apa yang ingin Mi Kyung sarankan untuknya. SM Kyung menjelaskan
kalau Seo Yeon harus mencium orang lain untuk mencari tahu masalahnya ada pada
temanya atau Kang Woo. Seo Yeon yakin temanya itu sudah gila.
“Ini
masalah yang sangat penting di antara pasangan. Tidak peduli seberapa besar
kalian saling menyukai, jika kamu tidak cocok seperti ini maka kalian hanya
bisa bertahan beberapa bulan, atau bahkan beberapa hari.”kata Mi Kyung
“Apa Kau
berharap aku memilih sembarang pria dan memintanya menciumku?” ucap Seo Yeon
marah
“Ini
tempat terbaik untuk berciuman tanpa perasaan.” Kata Mi Kyung. Saat itu Won
Seok datang bertanya apa yang mereka lakukan.
“Seo Yeon
harus melatih kemampuan berciuman...” ucap Mi Kyung langsung ditutup mulutnya
oleh Seo Yeon.
“Kami
tidak merencanakan apa pun... Kami datang untuk minuman gratis Beri kami
minuman. Minuman. Alkohol.” Ucap Seo Yeon lalu memperingatkan temanya.
“Tutup
mulutmu, ya?” ucap Seo Yeon lalu bergegas pergi ke toilet. Won Seok menatap
bingung sementara Mi Kyung mencoba menutupinya.
Di
toilet, Seo Yeon pun menyakinkan kalau akan melakukanya dan mencoba. Akhirnya
Kang Woo membuka pintu dan Seo Yeon masuk rumah dan langsung mengajak untuk
melakukanya. Kang Woo melonggo bingunga. Seo Yeon mengataakn agar mereka segera
melakukanya.
“Apa
maksudmu? Melakukan apa? Ada apa? Ini Mendadak sekali.” kata Kang Woo bingung
“Mari
kita lakukan lagi.” Kata Seo Yeon dan langsung mencium Kang Woo. Kang Woo kaget
tiba-tiba Seo Yeon menciumnya.
“Kau minum
sebanyak apa?” tanya Kang Woo. Seo Yeon kali ini yang bingung
“Jika kau
akan pingsan, aku akan berhenti di sini.” Kata Kang Woo. Seo Yeon mengaku Tidak
apa-apa dan tidak semabuk itu.
“Kau yang
memulainya lebih dahulu, mengerti?” ucap Kang Woo lalu mulai mendekat dan
menciumnya lebih dalam. Seo Yeon pun akhirnya menerima ciuman Kang Woo. Kang
Woo menatap Seo Yeon penuh rasa cinta.
“Kurasa...
Aku akan menikahi Mi Kyung.” Kata Seo Yeon dan membuat Kang Woo terkejut.
Seo Yeon
membaringkan kepalanya diatas meja. Mi Kyung pikir temanya gila sudah
mengatakan hal itu pada Kang Woo, ia pun mengeluh sikap Seo Yeon bisa seperti
ini. Seo Yeon frustasi memilih minum dari botol.
“Sejak
kamu menghindari pria tampan, sel sarafmu tidak bereaksi saat berada di depan
mereka... Berhentilah minum.” Kata Mi Kyung kesal
“Aku
gila.”kata Seo Yeon. Mi Kyung membenarkan. Seo Yeon pikir dirinay bodoh. Mi
Kyung mengeluh kalau Seo Yeon itu baru menyadari itu
“Aku tidak
lebih berharga daripada kotoran di kuku jariku. Aku sangat tidak berharga.”
Kata Seo Yeon. Mi Kyun pikir itu tepat.
“Tapi aku sangat tangguh. Jadi, bahkan saat
kiamat, aku akan bertahan dan menjalani kehidupan bodoh ini sekali lagi.” Ucap
Seo Yeon, Mi Kyung rasa itu Mungkin begitu.
“Aku sama
sekali tidak menguntungkan dunia ini. Aku sangat bodoh.” Kata Seo Yeon
frustasi.
“Dia harus
menjalani pengusiran setan. Kenapa semua pria di sekelilingnya sangat
menyebalkan?” ucap Mi Kyung kesal.
Sementara
dirumah, Kang Woo menangis dan Hyun Soo bertanya apa yang dilakukan temanya
itu. Kang Woo mengaku hampir pingsan
tapi kenapa Seo Yeon baik-baik saja. Hyun Soo mengeluh Kang Woo yang
membicarakan dia lagi.
“Karena
itu aku menasihatimu untuk mengencani beberapa wanita. Sudah jelas kamu tidak
pernah mengencani siapa pun. Bagaimana bisa emosimu bergantung padanya? Kang
Woo, hidup ini sangat singkat.” Kata Hyun Soo
“Sungguh
sia-sia bergantung pada satu wanita. Jika menurutmu itu bukan takdir, akhiri
saja.” Tegas Hyun Soo.
“Takdir? Aku
yang menentukan takdirku sendiri! Aku! Seo Yeon! Titik!” kata Kang Woo
“Cinta
sepihak gila apa ini? Kau membuatku takut. Satu kesalahan saja, maka kau akan
dipenjara. Lalu Dia bilang apa padamu?” kata Hyun Soo.
“Dia
ingin menikahi Mi Kyung.” Kata Kang Woo.
Hyun Soo terlihat santai lalu tersadar dan langsung berteriak kaget.
Mi
Kyung sudah tertidur lelap dan terdengar
suara bunyi bel rumahnya yang tak berhenti lalu terbangun dan mengancam siapa
saja yang datang maka akan mati dengan membawa daun bawang. Hyun Soo langsung
masuk sambil menahan Mi Kyung yang akan memukulnya.
“Hentikan!
Ini aku! Tunggu sebentar!” ucap Hyun Soo saat Mi Kyung menyuruh keluar.
“Coba
Lihat ini... Astaga, aku menyukainya. Kau memilih memakai tisu toilet, bukan
tisu kotak, Kau sangat hemat.” Komentar Hyun Soo melihat meja yang berantakan.
“Lihat itu.
Piringnya kamu pakai lagi. Kamu menghemat biaya air dan menyelamatkan
lingkungan.” Komentar Hyun Soo.
“Kenapa
kau di sini?” tanya Mi Kyung akhirnya memukul Hyun Soo daun bawangnya.
“Kau
bilang tidak menerima apa pun dari pria tanpa alasan, bukan? Alasan? Aku bisa
memberimu alasan” kata Hyun Soo
“Apa? Apa
ini?”teriak Mi Kyung. Hyun Soo mengeluarkan cincin dan menegaskan kalau
miliknya mulai sekarang dan akan memasangkan cincin.
Mi Kyung
langsung mengepalkan jarinya dan matanya sudah seperti macam yang akan
menerkam. Akhirnya di rumah, Hyun Soo dan Kang Woo menangis bersama.
Kang Woo
masuk ruangan kaget melihat sang nenek ada diruanganya. Wakepsek dan guru panik
melihat Kang Woo dan langsung meminta maaf karena sama sekali tidak tahu bahwa
Kang Woo adalah cucunya.
“Aku
sungguh minta maaf karena membuat Anda tidak nyaman.” Ucap Wakepsek membungkuk
meminta maaf
“Apa yang
kalian lakukan? Berdiri. Apa yang terjadi?” kata Kang Woo bingung.
“Kamu...
Apa Kau menyalahgunakan kuasamu?” ucap Nyonya Han marah. Kang Woo bingung,
Wakepsek dan guru mengaku tidak seperti itu.
“Seharusnya
aku lebih patuh, tapi aku lebih fokus pada prinsip dan keyakinanku. Ini
sepenuhnya salahku.”kata Wakepsek. Kang Woo bingung meminta agar wakepsek
segara bangun.
“Tolong
ampuni aku sekali ini saja! Kami sungguh minta maaf! Tolong maafkan aku! Tolong
pikirkan keluargaku! Maafkan aku” kata Wakepsek. Kang Woo bingung dan mengaku
kalau tidak sama sekali. Nenek nya hanya bisa menatap tajam.
Di
ruangan
Nenek Han
pikir ia yang salah karena memaksa Kang Woo
melakukan ini. Dari yang ia dengar, kalau Kang Woo membuat guru kontrak
menjadi pelayan. Kang Woo gugup mengaku Bukan begitu... Nenek Han tahu Makin
tinggi posisi Kang Woo maka makin banyak orang yang tertarik kepadanya.
“Kamu
seharusnya berhati-hati. Nenek rasa ini bukan posisi yang tepat untukmu. Kamu
bisa berhenti.” Ucap Nenek Han.
“ Apa
maksud Nenek?” kata Kang Woo kaget. Nenek Han pikir tidak perlu menunggu selama
setahun.
“Kau
tidak akan bisa bertahan selama setahun penuh. Datanglah ke kantor pusat.” Kata
Nenek Han. Kang Woo kaget mendengarnya.
“Nenek
akan menyerahkan posisi ini kepada orang yang lebih cocok.” Kata Nenek Han.
Kang Woo
masuk UKS dengan wajah marah bertanya pada Min Hyuk ingin tahu apa yang
terjadi. Min Hyuk mengingat kang Woo yang memintanya agar melakukan yang
diinginkan. Kang Woo pun mengartikan kalau Mi Kyung memilih menjadi direktur
utama. Min Hyuk membenarkan.
“Jadi,
Apa kamu tidak punya maksud tersembunyi?” tanya Kang Woo. Min Hyuk membenarkan.
“Tapi bukankah
itu juga berlaku untukmu? Kamu tahu betul aku akan bekerja lebih baik darimu. Lakukan
yang kamu inginkan. Jangan terkungkung. Nenek tidak sekonservatif itu.” Kata
Min Hyuk lalu keluar ruangan sambil menepuk bahu Kang Woo.
Seo Yeon
melamun diruanganya. Mi Kyung datang dengan wajah panik memberitahu kalau ada
berita besar, bahwa Kang Woo ditelantarkan. Seo Yeon kaget mendengarnya. Mi Kyung
memberitahu kalau Kang Woo tidak akan menjadi direktur utama lagi.
“Tapi
apakah mungkin dia dikeluarkan dari sekolah keluarganya?” kata Mi Kyung heran
Seo Yeon
masuk ruangan Kang Woo dan tak melihat ada orang didalam. Ia pun mencoba menelp
lalu terdengar suara yang tak jauh darinya, ternyata Kang Woo sedang berbaring
di sofa dengah wajah tak karuan. Seo Yeon bertanya Apa yang terjadi?
“Aku
memang sedikit menyalahgunakan kekuasaan.” Akui kang Woo. Seo Yeon tak terima
dianggap "Sedikit"
“Tapi Lebih
dari itu.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo makin kesal mendengarnya.
“Sesulit
itukah berbohong dan menghiburku?” kata Kang Woo kesal. Seo Yeon merasa
bersalah jika berbohong.
“Apa dia
berubah menjadi Min Hyuk?” keluh Kang Woo kesal laluu meminta Seo Yeon duduk disampingnya.
“Mungkin
ini yang terbaik. Mi Kyung memberitahuku. Jika bukan karenamu, Seo Joon akan
terlibat masalah. Ini Pasti menyenangkan. Kamu tahu kakak-kakakku mirip model,
bukan? Aku akan membuat mereka memakai bajumu sesering mungkin.” Ucap Seo Yeon
“Jika aku
melihat orang yang memakai pakaianmu, maka aku akan memberi tahu mereka bahwa
itu buatan temanku dan mereka harus merasa terhormat. Jadi, jangan terlalu
sedih. Mengerti?” ucap Seo Yeon menyakinkan.
“Apa kita
hanya berteman? Setiap kali memikirkanmu, jantungku berdebar kencang. Saat kamu
di depanku, kurasa aku akan menggila.” Kaat Kang Woo menatap Seo Yeon. Seo Yeon
ingin memberitahu tapi disela oleh Kang Woo
“Itulah
yang kurasakan. Jadi, kumohon sukai aku. Sayangilah aku.” Ucap Kang Woo langsung
meminta Seo Yeon mengelus rambutnya.
Ibu Jang
Mi memberikan sebuah note dan seorang pria mengatakan "Jangan mencariku. Aku bertemu orang
baik dan pergi bersamanya." Ibu Jang Mi meinta orang itu agar mekakukan
apa pun untuk menemukannya dan akan membayarmu berapa pun yang diinginkan.
“Apa Kau
berani kawin lari dengan pria?” kata Ibu Jang Mi marah.
Seo Yeon
berjalan pulang sambil mengingat yang dikatakan Kang Woo. “Setiap kali memikirkanmu,
jantungku berdebar kencang. Saat kamu di depanku, kurasa aku akan menggila.”
Lalu meliha Jang Mi menyebrang rumahnya dan akan masuk ke gedung.
Jang Mi
kaget melihat Seo Yeon bisa melihatnya akan masuk tempat persembunyianya. Jang Mi langsung berpura-pura mendekati Seo
Yeon dan Seo Yeon heran bertanya kenapa. Jang Mi mengaku kalau ia hanya salah
masuk saja.
“Seo
Yeon, tentang Seo Joon... Kemarilah.” Ucap Jang Mi langsun menarik pergi. Di
depan rumah Seo Yeon terlihat gedung dan dilantai atas dijadikan Jang Mi
sebagai tempat persembuyianya.
Di kampus
Si pria
bertemu dengan Choi Ho Dol dan bertanya Kenapa menghindarinya. Ho Dol terlihat
gugup dan mengaku tidak tahu temanya
itu... Si pria pun ingin tahu alasanya,
apakah Ho Dol kecewa. Ho Dol mengaku tidak seperti itu tapi Hanya saja agak
mendadak.
“Aku menyukaimu.”
Kata si pria mengungkapkan perasanya. Ho Dol kaget.
“Apa
pendapatmu tentangku?” tanya Si pria. Ho Do binggung akan menjawabnya dengan
terbata-bata.
“Apa ada orang
lain?” tanya si pria. Ho Dol mengaku tak ada. Si pria pun langsung mengajak berkencan
saja. Ho Dol makin kaget.
“Bagaimana
menurutmu?” ucap si pria yang berani. Ho Dol pikir itu agak... Si pria
merasaTidak ada paksaan
“Kita
tidak usah terburu-buru.” Ucap Si pria. Ho Dol pun tersenyum saat tangan Pria
menyentuhnya. Saat itu juga terdengar suara tawa dari si pria.
“Apa Kau
lihat itu? Itu akan populer di media sosial. Sungguh sebuah mahakarya.” Ucap si
Pria ternyata sengaja memanggil temanya agar bisa merekam kejadian tadi dari
belakang semak.
Ho Dol
panik tiba-tiba sudah banyak kamera yang mengarah padanya. Semua mengejek Ho
Dol itu malang bahkan hampir menangis. Si pria mengejek Ho Dol pun tampan jadi
meminta agar tersenyu padanya. Semua meminta Ho Dol agar mulai bicara saja.
“Apa Kau
sungguh berpikir aku akan menjadi sepertimu?” ejek si pria yang sebelumnya
mengajak berkencan. Ho Dol tak percaya kalau ada yang mengerjainya.
Won Seok
terlihat gugup didepan kamar adiknya seperti menunggu seseorang. Seo Joon
keluar dari kamar melihat kakaknya
dirumah bertanya apakah tidak bekerja hari ini . Won Seok bertanya apakah
adiknya tidak ada les hari ini?
“Biasanya
ada, tapi tidak hari ini.” Ucap Seo Joon. Won Seok ingin tahu alasanya.
“Pak Choi
menelepon. Dia punya rencana lain dan tidak bisa datang hari ini.” Ucap Seo
Joon
“Rencana?
Rencana apa?” kata Won Seok heran. Seo Joon mengangkat bahunya karena tak tahu.
Won Seok
berjalan dan teringat ucapan Ho Dol “Aku punya teman. Dia sangat keren dan
baik.” Lalu si pria itu datang ke barnya dan berkata “Jangan menatapku seperti
itu. Aku di sini sebagai pelanggan.”
Setelah
itu Ho Dol dan pria itu terlihat seperti pasangan. Wo Seok pikir keduanya memang menjalin
hubungan seperti dirinya.
Seo Yeon
menahan Seo Joon baru keluar dari kamar mandi dan menayakan keadaanya. Seo Joon
bingung apa maksud ucapan kakanya itu. Seo Yeon bertanya apakah adiknya tidak
butuh obat. Seo Joon pikir tak perlu karena merasa baik-baik saja.
“Katakan
yang sebenarnya.” Kata Seo Yeon mendesak. Seo Joon mengeluh tentang apa karena
merasa baik-baik saja.
“Jika
Kakak khawatir, naikkan uang sakuku. Uangku selalu kurang...” ucap Seo Joon dan
Seo Yeon langsung mendorong adiknya masuk ke kamar mandi lalu mematikan
lampunya.
“Kak Seo
Yeon.... Apa yang Kakak lakukan? Ini tidak lucu... Jangan lakukan ini... Kak
Seo Yeon... Kubilang jangan lakukan ini! Apa yang Kakak lakukan?” teriak Seo
Joon.
Seo Yeon
sengaja membiarkanya sampai akhirnya tak mendengar suara adiknya. Ia masuk dan
melihat adiknya hanya bisa duduk menangis sambil seperti gejala cemasnya
datang. Seo Yeon pun langsung memeluk sang adik dan meminta maaf.
**
Seo Joon
duduk kembali seperti disidang oleh kakaknya, tapi mengaku Aku baik-baik saja
dan akan baik-baik saja jika tinggal di tempat yang terang. Seo Yeon tahu
adiknya belum sembuh jadi meminta agar ke dokter. Won Jae langsung meminta maaf
merasa itu salahnya.
“Ini
salahku.” Kata Won Seok juga merasa bersalah. Seo Yeon pikir bukan kalau salah kakaknya tapi
salah dirinya.
“Sial! Aku
tidak memberitahu kalian karena tahu kalian akan seperti ini!” ucap Seo Joon
kalah bergegas keluar rumah.
“Hei.. Kamu
mau ke mana?” tanya Seo Yeon. Seo Joon berteriak agar segera keluar
“Si bodoh
itu... Suruh dia kembali ke dokter yang biasa dia temui. Dia lebih
mendengarkanmu daripada kami. Dia bersikap seolah-olah kakak tidak ada. Dia
menyebut dirinya pria dan tidak ingin Seo Yeon khawatir.” Ucap Won Jae.
Di depan
rumah, Joo Hee mengelap bibirnya yang masih dengan lipstik merah dan panik
melihat Seo Joon keluar rumah. Seo Joon mengeluh kalau sudah memohon agar jangan
memberitahunya. Joo Hee bingung. Seo
Joon yang marah langsun melangkah pergi.
Seo Yeon
beranjak dari tempat duduknya lalu teringat sesuatu, dan bertanya pada dua
kakanya tentang Di hari kecelakaan Ibu dan Ayah Apa ia tidak di rumah. Won Seok
menatap kakaknya seperti kebingungan, Won Jae pun juga kebingungan.
“Kurasa
aku pergi untuk menemui seseorang.”ucap Seo Yeon. Won Jae bertanya Kenapa Seo
Yeon bertanya
“Aku
hanya ingin memastikan.” Kata Seo Yeon. Won Jae bertanya apakah adiknya mengingat
sesuatu
“Tidak
juga.” Ucap Seo Yeon. Won Jae pun meminta adiknya agar Tidak usah dipikirkan.
Saat itu
Jang Mi terlihat gugup di lantai atas,
melihat Joo Hee datang langsung bertanya
Apa Seo Joon sangat marah. Joo Hee pun memastikan kalau Jang Mi yang memberitahu
Seo Yeon. Jang Mi gugup mengaku hanya mengira kalau Seo Yeon akan khawatir.
“Apa aku
mengacau?” kata Jang Mi. Joo Hee mengaku tidak tapi Tindakannya benar dan Itu hal yang tepat.
Seo Yeon
duduk sendirian dikamar mengingat yang dikatakan Kang Woo "Kenapa dia
tidak datang? Dia bilang ada yang mau disampaikan dan meminta alamatku."
Kenapa dia tidak datang? Apa dia menganggapku lelucon?" Itu yang
kupikirkan”
“Apa yang
harus kukatakan? Jika kubilang akan bertemu dengannya di malam hari, itu pasti
penting.” Kata Seo Yeon
Saat itu
Joo Hee mengetuk pintu. Seo Yeon melihat Joo Hee datang terlambat lalu
menyuruhnya masuk. Joo Hee pun memastikan kalau Seo Yeon sudah tahu kalau Joo
Seo Jun dan menceritakan Sebenarnya, saat Seo Yeon tidak di rumah, ada pemadaman
listrik.
“Apa Dia
bereaksi?” tanya Seo Yeon. Joo Hee menganguk. Seo Yeon langsung meminta maaf
“Aku
ingin memberitahu Ibu...” kata Joo Hee, Seo Yeon pkir tak masalah karena pasti
Seo Jun akan menghentikannya.
“Boleh
aku tanya penyebabnya?” tanya Joo Hee. Seo Yeon menceritakan Di hari kecelakaan orang tuanya.
“begitu
ditelepon, kami bergegas ke rumah sakit. Kami melupakan Seo Jun Kecil yang
tidur sendirian di kamar.” Cerita Seo Yeon.
Flash Back
Seo Joon
yang masih keci menuruni tangga memanggil ibunya dengan rumah yang gelap, ia
pun mencoba menyalakan lampu tapi tak sampai karena masih kecil. Akhirnya Seo
Joon menangis ketakutan dan saat itu gejala cemasnya pun terjadi.
“Dia di
sana sendirian sampai pagi. Pasti sangat menakutkan. Dia baru bangun tidur
seperti biasa, tapi Ibu dan Ayah tidak ada selamanya.” Ucap Seo Yeon. Joo Hee
menangis mendengarnya.
“Pasti
kamu juga kesulitan. Tapi keadaan akan lebih baik seiring waktu. Mungkin ini
proses yang lambat, tapi keadaan akan menjadi lebih baik.” Kata Seo Yeon
memeluk Joo Hee yang terus menangis.
Bersambung
ke "Episode 20"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar