PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di
kamar, Won Seok bertanya pada kakaknya
haruskan memberitahu Seo Yeon dengan wajah gugup. Won Jae memastikan kalau saat
ini juga tapi merasa menyembunyikannya bukan ide bagus. Won Sek memikirkanJika
dia tahu...
“Bagaimana
jika dia ingat?” kata Won Seok. Won Jae pikir kalau ini lebih buruk. Won Seok
pun berharap semoga saja tidak.
Kang Hee
menelp Won Jae, melihat nama Kang Hee di ponselnya membuat Won Jae memastikan
suaranya lebih baik. Won Seok hanya bisa menatap bingung. Kang Hee seperti
menyuruhnya segera datang. Won Jae kaget meminta sekarang lalu pamit pergi pada
adiknya.
“Siapa
kali ini? Aku melihat kemeja dan setelan baru di seluruh kamar Kakak. Apa Masih
ada wanita yang mau membelikan itu untuk Kakak?” kata Won Seok
“Bukan
begitu.” Kata Won Jae. Won Seok meminta kakaknya berhenti Won Seok menegaskan
kalau bukan sepert itu.
Won Jae
sudah memakai setelah jas di depan mobilnya sambil melonggo melihat gedung yang
tinggi. Kang Hee datang bertanya apa yang dilakukan Won Jae. Won Jae bertanya apakah Ini semua milik Kang
Hee. Kang Hee pikir tidak bisa bilang
itu sepenuhnya milik mereka.
“Kami
hanya memiliki saham terbesar untuk perusahaan ini.” Kata Kang Hee.
“Sulit
dipercaya aku menjadi pelayan untuk keluarga konglomerat.” Ungkap Won Jae
“Kau
bukan pelayan. Kita memiliki hubungan kontraktual.” Kata Kang Hee dan mengajak
pergi.
Won Jae
pun membuka pintu mobil belakang, Kang Hee pikir mereka santai saja. Won Jae
akhirnya tersenyum lalu sampai didepan restoran dan berpikir kelihatannya mahal
sekali. Ia berbertanya apakah Kang Hee ada rapat bisnis selarut ini
“Ini
seperti permainan kekuatan. Mereka akan menaklukkanku dengan alkohol.” Ucap
Kang Hee sambil minum obat dan juga pereda mabuk.
“Menaklukkanmu?
Kau memakai kata-kata mengerikan.” Ucap Won Jae. Kang Hee pun turun mobil lalu
pamit pergi.
Beberapa
saat kemudian, Kang Hee berjabat tangan dengan beberapa pria didepan restoran.
Won Jae melihat dari kejauhan hanya ada pria dan Kang Hee terlihat baik-baik
saja. Tapi saat semua pergi, Kang Hee seperti mencoba menahan mabuknya.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Won Jae melihat Kang Hee ingin muntah. Kang Hee mengaku
baik-baik saja.
Keduanya
pergi ke taman, Won Jae pun memberikan air minum dan melihat Kang Hee bukan
peminum berat dan yakin punya sopir lain jadi Kenapa memintanya datang. Kang Hee mengatakan Karena
mereka bekerja untuk perusahaan.
“Mereka
harus melapor kepada bos mereka Aku tidak mau Nenek atau Ayah tahu aku
melakukan hal ini.” Ucap Kang Hee
“Kenapa
kau bekerja sekeras itu?” tanya Won Jae heran. Kang Hee pikir Jika tidak begitu, maka ayahnya yang harus
melakukannya.
“Ayahku
suka melukis. Dia sering melakukan itu saat aku masih kecil. Aku masih ingat betapa
bahagianya dia. Tapi setelah pamanku bilang dia enggan mengambil alih
perusahaan, ayahku tidak bisa bilang tidak mau. Dia terlalu baik. Jadi, aku
harus menggantikannya dengan hal-hal yang bisa kulakukan.” Cerita Kang Hee
“Nona
Lee, ternyata kamu ramah dibandingkan penampilanmu. Kamu tampak sangat dingin
di luar.”ucap Won Jae
“Kau memang
sering memuji orang, ya? Kau memanggilku cantik dan ramah. Orang biasanya tidak
mengatakan itu secara langsung.” Kata Kang Hee
“Aku bisa
mengatakan apa pun untuk merayu wanita.” Ucap Won Jae, Kang Hee tak pecaya Won
Jae masih merayunya.
“Jika
memang begitu, apa kamu akan termakan rayuanku?” tanya Won Jae. Kang Hee pikir
Tergantung yang Won Jae lakukan. Won Jae kaget mendengarnya.
“Kau
juga... Kau lebih ramah daripada dugaanku. Kita harus meneruskan jam kerja yang
tertulis di kontrak kita. Kabari aku jika kamu pulang setelah tengah malam. Aku
akan membayar lebih.” Ucap Kang Hee akan mengajak pergi.
“Aku akan
mengantarmu pulang.” Ucap Won Jae. Kang Hee pikir Hanya butuh 10 menit berjalan
kaki.
“Aku akan
jalan-jalan agar tidak mabuk. Aku tidak ingin orang tuaku cemas.” Ucap Kang
Hee. Won Jae pun membiarkanya.
Di depan
ruang guru, Wakepsek memegang pot bunga kesayangan mulai berbicara kalau Seperti
yang mereka tahu, Dirut Lee sudah mundur dari jabatannya karena alasan pribadi.
Seo Yeon dan Mi Kyung mendengarkan dengan wajah serius.
“Tapi
untungnya, orang yang hebat dan mengagumkan telah mengambil alih posisinya. Biar
kuperkenalkan dia kepada kalian. Pak Lee... Maksudku, Direktur Utama Lee Min
Hyuk!” ucap Wakepsek.
Mi Kyung
dan Seo Yeon kaget mendengarnya. Min
Hyuk dengan bangga langsung berdiri didepan semua guru menyapa dengan ramah.
Wakepsek pun meminta mereka semua untuk tepuk tangan, beberapa guru pun
memberikan selamat.
“Semuanya,
bersiap untuk kelas.” Kata Wakepsek. Semua pun berjalan masuk kelas sambil
memberikan selamat.
Min Hyuk
melihat Seo Yeon seperti ingin merasa bangga, lalu berpikir Seo Yeon bisa
melihatnya kalau Semua orang memperlakukannya
secara berbeda. Tapi Seo Yeon hanya membungkuk dan langsung pergi. Min Hyuk
terdiam melihat sikap Seo Yeon seperti berbeda.
Min Hyuk
masuk ke ruangan Seo Yeon bertanya apakah marah padanya. Seo Yeon pikir Bukan
ini maksudnya saat kubilang ingin bekerja denganmu untuk waktu yang lama. Min
Hyuk bertanya Apa menurut Seo Yeon Kang Woo lebih cocok untuk posisi ini
daripada Dirinya.
“Atau
kamu ingin dia mempertahankan posisinya karena kamu lebih memilih ketamakan
daripada murid-muridmu?” tanya Min Hyuk
“Memang
benar posisi itu membentuk sifat seseorang. Kau bilang orang lain berubah. Tapi
di mataku, kaulah yang berubah. Aku harus masuk kelas sekarang.” Ucap Seo Yeon.
Min Hyuk hanya bisa diam saja.
Di rumah
Kang Woo
makan dengan lahap tanpa henti sampai mulutnya penuh, Hyun Soo yang melihat
Kang Woo berpikir sedang perang karena makannya lahap sekali. Kang Woo terus
makan dan mencelupkan saus daging babi goreng dan terjatuh dicelanya, lalu tak
peduli dan langsung makan saja.
“Ada apa
denganmu? Celanamu terkena satu tetes air saja, kamu akan panik dan langsung
menggantinya.” Ucap Hyun Soo. Kang Woo tiba-tiba seperti tersadar.
“Seo Yeon
akan segera datang.” Kata Kang Woo dan langsung bergegas keluar dari ruangan.
“Dia
bukan manusia, tapi anjing. Apa yang dia lakukan? Tunggu.. Jika Seo Yeon pulang
kerja, pasti Mi Kyung juga.” Ucap Hyun Soo akhirnya mencoba menelp Mi Kyung.
Mi Kyung
langsung berteriak marah saat video call “Jangan meneleponku! Jangan!” dan
langsung menutupnya. Hyun Soo tak percaya melihat Mi Kyung marah merasa makin
menyukainya karena bisa mendengar suara
Mi Kyung jadi sangat senang.
Seo Yeon
masuk ruangan direktur tapi masih kosong akhirnya pergi ke ruangan UKS. Min
Hyuk melihat Seo Yeon datang bertanya apakah sakit. Seo Yeon langsung meminta
maaf karena terlalu kasar tadi dan mengaku Sejujurnya, Min Hyuk yang paling
pantas mendapatkan posisi itu.
“Kau
benar. Aku lebih mementingkan ketamakanku daripada murid-muridku. Maafkan aku. Mungkin
aku juga harus minta maaf. Aku mengambil posisi ini karena keserakahanku. Aku
ingin Kang Woo menghilang dari pandanganmu.” Akui Min Hyuk. Seo Yeon kaget
mendengarnya.
“Karena
aku... Aku menyukaimu.” Akui Min Hyuk. Seo Yeon kaget mendengarnya.
Seo Yeon
datang ke rumah Kang Woo terus menekan bel tapi pintu tak terbuka, Ia akhirnya
menelp Kang Woo memberitahu kalau sudah ada didepan rumah dan ingin tahu
keberadanya. Kang Woo mengaku di depan
rumah Seo Yeon.
“Apa?
Kenapa kau di sana? Sejak kapan kau di sana? Lupakan saja. Jangan ke mana-mana.”
Ucap Seo Yeon lalu menutup telp.
“Kau
bodoh sekali. Seharusnya kau menelepon dahulu.” Ucap Seo Yeon lalu bergegas
pergi.
Seo Yeon
sampai rumah melihat Kang Woo yang sibuk didepan rumahnya lalu bergumam mengatakannya
tanpa sadar.
Flash Back
Min Hyuk
mengaku kalau melakukan semuanya karena menyukai Seo Yeon. Seo Yeon kaget
mendengarnya. Min Hyuk mengaku sudah lama sangat menyukaimnya. Seo Yeon gugup
lalu mengaku kalau suka dengan Kang Woo. Min Hyuk kaget tapi seperti sudah
mengetahuinya.
“Benar... Aku menyukainya... Aku mengatakan
bahwa aku menyukai Kang Woo.” Gumam Seo Yeon bahagia menatap pungung Kang Woo
“Sedang
apa kamu di sana?” tanya Seo Yeon. Kang Woo kaget melihat Seo Yeon sudah
datang.
“Aku
berniat menjemputmu, tapi kupikir akan memalukan jika bertemu dengan seseorang.
Bagaimana denganmu? Kenapa kamu di rumahku?” ucap Kang Woo. Seo Yeon berjalan
mendekat.
“Aku
ingin mengajakmu berkencan.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget. Seo Yeon mengaku sudah memikirkannya.
“Bagaimana
kalau kita mulai dengan melakukan hal seperti orang lain? Situasi kita
sebelumnya amat kacau. Mari kita berkencan. Ayo.” Ucap Seo Yeon.
“Apa
katamu?” kata Kang Woo. Seo Yeon mengajak mereka main bersama. Kang Woo pikir
Seo Yeon mengatakan hal lain. Seo Yeon tetap mengaku kalau ia memang mengatakan
hal itu sambil mendorong masuk mobil.
Saat itu
didepan gerbang terlihat gambar Kang Woo masih kecil dengan tulisan "Seo
Yeon, ayo main!"
Mereka
main ke taman bermain menaiki kuda-kudaan. Kang Woo mengaku belum pernah ke
tempat seperti ini dan foto bersama. Mereka terus bermain wahana lain seperti
layaknya orang yang pertama kali berkencan.
Kang Woo pun mulai bermain boneka dan juga tembakan lalu makan hotdog
bersama.
Seo Yeon
dan Kang Woo melihat studio foto dengan nuansa hitam putih. Kang Woo pikir mereka bisa masuk. Seo Yeon pun
menyetujuinya. Didalam terlihat foto pasangan pengantin, Kang Woo pikir Tampak
mirip dengan gaun pengantin Seo Yeon.
“Apa Kau
ingat itu?” tanya Seo Yeon kaget. Kang Woo hanya bisa tersenyum.
Flash back
Seo Yeon
datang ke taman dan melihat Kang Woo seperti sudah menunggu dengan pakaian
jasnya. Ia langsung memuji kalau Kang Woo tampak sangat tampan dengan jasnya
dan mengejek apakah akan menikah. Kang Woo mengaku tidak.
“Mempelai
pria biasanya memakai ini untuk pernikahan.” Kata Seo Yeon penuh semangat. Kang
Woo terlihat sangat gugup.
“Aku
hanya penasaran apakah pengantin pria cilik akan menikah.. Terlihat keren,
Bung... Kau tampak gagah... Wah Ini cocok dengan gaun itu. Ada gaun pernikahan
yang aku impikan.” Ucap Seo Yeon.
Kang Woo
akhirnya mengambar diatas ayunan lalu memberitahu sudah selesai. Seo Yeon pun
meminta agar menunjukan padanya. Kang Woo meminta agar jangan mengejeknya. Seo
Yeon berjanji tak akan melakukanya. Kang Woo pun memperlihatkan gambarnya.
“Ya, ini
dia. Ini yang kuimpikan... Terima kasih, Kang Woo... Kau genius. Kenapa kamu
amat pandai menggambar? Terima kasih.”ucap Seo Yeon dan langsung memeluk Kang
Woo. Kang Woo langsung bersemu merah.
Kang Woo
dan Seo Yeon sudah siap duduk untuk foto, Seo Yeon mengaku kalau sudah
memikiranya. Kang Woo mengeluh kali ini apa yang akan dikatakan Seo Yeon karena
memikirkan banyak hal hari ini.
“Apa
terjadi sesuatu?” tanya Kang Woo penasaran. Seo yeon merasa kalau ingin mengatakan
ini kepada Kang Woo 15 tahun lalu, di hari ameminta alamat Kang Woo
“Aku
bilang ada yang ingin dikatakan.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget Seo Yeon bisa
mengingatnya.
“Tidak,
aku mencoba menebak.” Kata Seo Yeon. Kang Woo mengeluh mendengarnya.
“Bahwa
aku juga menyukaimu.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget. Foto grapher meminta
mereka untuk bersiap dan mulai menghitung.
Kang Woo
tak ingn hilang kesempatan langsung memegang tangan Seo Yeon dan keduanya
tersenyum didepan kamera.
Nyonya Oh
berjalan sambil mengeluh memanggil suaminya, lalu berkomentar Sepertinya Kang
Woo melalui banyak kesulitan belakangan ini karena Anak misofobia itu
membiarkan piring kotor. Ia pun tersadar suaminya sudah tak ada dan bicara
dengan siapa.
“Hei,
Sayang. Di mana kamu? Sedang apa kamu di sana?” tanya Nyonya Oh melihat
suaminya bergegas keluar dari ruangan.
“Apa?
Bukan apa-apa. Sayang, kita harus pergi.” kata Tuan Lee panik mengajak istrinya
pergi. Nyonya Han heran.
“Kang Woo
tidak ada di sini. Tidak ada alasan untuk tinggal.” Ucap Tuan Lee. Nyonya Ha
meihat suaminya bersikap aneh dan menyuruh minggir.
“Aku
harus bagaimana sekarang?” ucap Tuan Lee bingung dan mencoba sengaja
membenturkan lenganya dan mengaduh kesakitan.
Nyonya
Han tak peduli karena sedang shock melihat banyak gambar design yang dibuat
oleh Kang Woo. Tuan Oh terus mengaduh
kesakitan dan mengajak Nyonya Han agar ke rumah sakit. Nyonya Han menyuruh
suaminya agar diam saja.
Nyonya
Han melihat buku gambar anaknya dan melihat wajah perempuan yang pernah dilihatnya.
Ia mengingat saat bertemu dengan Min Hyuk di toko pakaian. Tuan Oh mengeluarkan
ponsel seperti sudah akan memberitahu anaknya.
“Jangan
beri tahu Kang Woo.” Tegas Nyonya Han. Tuan Oh menurut langsung memasukan
ponselnya.
Sementara
di bangku taman, Seo Yeon makan popcorn lalu bertanya apakah Seo yeon sudah
selesai menangis. Kang Woo menghapus air matanya mengelak kalau tidak menangis
lalu mengeluh Seo Yeo yang ingin menonton film
“Menonton
film itu inti berkencan. Kamu tidak tahu?” ucap Kang Woo kesal. Seo Yeon heran
Kang Woo yang mengangap menonton film adalah inti berkencan
“Kau
selalu melihat itu di TV. Saat ada adegan menakutkan di dalam film, wanita itu
berkata, "Astaga". Lalu dia memeluk tangan pria itu. Kata Kang Woo
“Apa Kau
pikir itu akan ampuh padaku?” ucap Seo Yeon. Kang Woo kesal karena sudah
menduganya tak akan seperti itu
“Karena
itu aku memilih film sedih. Jika kau menangis, aku akan menyeka air matamu,
memelukmu, dan juga menghiburmu.” Ucap Kang Woo sudah membayankanya.
“Ya, jadi,
kamu pikir itu ampuh padaku?” ucap Seo Yeon. Kang Woo tak percaya Seo Yeon
pikir itu tidak sedih
“Anjingnya
berlari ke sana kemari untuk mencari pemiliknya saat disiksa dan diperlakukan
semena-mena oleh manusia.” ucap Kang Woo
“Itu
menyedihkan. Hatiku perih. Tapi tetap saja, aku tidak menangis.”akui Seo Yeon.
Kang Woo bisa mengerti.
“Kau
tangguh. Kau wanita yang tangguh.” Kata Kang Woo. Seo Yeon mengaku memang tidak
bisa.
“Aku
tidak bisa menangis apa pun yang terjadi. Tidak peduli sesedih apa pun suatu film
atau buku, maka aku tidak akan membuatku menangis.” Ucap Seo Yeon mengingat
semuanya.
Flash Back
Saat
putus cinta, Seo Yeon berteriak kesal “Aku sangat sedih sekarang. Aku hanya
perlu menumpahkan satu tetes air mata. Kumohon.” Lalu saat Joo Hee bisa menangis
mendengar cerita Seo Joon, tapi ia hanya diam saja.
“Tapi
akan membaik seiring waktu. Mungkin ini proses yang lambat, tapi itu akan
menjadi lebih baik.” Ucap Seo Yeon yang mengingat saat ada di rumah sakit.
“Aku
tidak pernah menangis sejak hari itu. Tidak sekali pun selama 15 tahun
terakhir. Aku orang yang sangat kering dengan banyak kesalahan Apa Kau yakin
tidak apa-apa?” Kata Seo Yeon
“Apa
maksudmu? Bolehkah aku menganggap perkataanmu tadi sebagai permulaan hubungan
kita?” ucap Kang Woo memastikan
“Bisakah
kau menerima orang sepertiku?” tanya Kang Woo
“Kita butuh
waktu 15 tahun untuk memulai awal baru. Saat itu, bisa saja berakhir dengan
kesalahpahaman mengerikan. Jadi, menurutmu aku akan membiarkan kesempatan
keduaku? Tamatlah riwayatmu, Seo Yeon.” Kata Kang Woo.
Di cafe,
Nyonya Oh bertemu dengan Min Hyuk membahas keponakanya itu menjadi direktur
utama SMA Shinhwa. Min Hyuk membenarkan, Nyonya Oh pikir mungkin posisi itu
jauh lebih baik untuk Min Hyuuk daripada Kang Woo.
“Tapi
seharusnya Kang Woo melakukan itu selama setahun. Kenapa kau tidak bisa
menunggu lebih lama?” kata Nyonya Oh
“Itukah
alasan Bibi meneleponku selarut ini?” tanya Min Hyuk curiga. Nyonya Oh
memperlihatkan gambar Seo Yeon.
“Bibi menemukan
itu di rumah Kang Woo. Dia wanita yang bersamamu di pasaraya, bukan?” kata
Nyonya Han. Min Hyuk membenarkan.
“Bibi
kira dia memacarimu.” Kata Nyonya Han. Min Hyuk membenarkan. Nyonya Han pun
memastikan kalau memang Min Hyuk yang mengencaninya
“Tidak.”
Kata Min Hyuk. Nyonya Han kaget dan memastikan tentang Kang Woo...
“Di saat
seperti ini, tidak bisa berbohong bukanlah suatu kejahatan. Aku bisa membuat
alasan dan bilang tidak punya pilihan. Bibi bisa bertanya kepadaku. Aku akan
memberi tahu Bibi.” Ucap Min Hyuk
“Apa
hubungannya dengan Kang Woo?” tanya Nyonya Oh. Min Hyuk menjawab Kang Woo
menyukainya dan mungkin juga ingin menikahinya.
“Terima
kasih sudah memberi tahu Bibi.” Ucap Nyonya Oh.
Min Hyuk terdiam mengingat dengan yang dikatakan Seo Yeon “Aku suka Kang
Woo... Benar. Aku menyukainya.”
Flash Back
“Kupikir
juga begitu. Aku tidak bisa mendukungmu, tapi aku tidak akan menghalangi kalian
berdua.” Kata Min Hyuk. Kang Woo pun mengucapkan Terima kasih.
“Selain
itu..... Maafkan aku.” Ucap Min Hyuk. Seo Yeon langsung memuji Min Hyuk memang orang
baik.
“Sudah
kubilang aku tidak baik. Bahwa aku juga menyukaimu.” Ucap Min Hyuk seperti
membuat suatu rencana.
Di dalam
rumah, Kang Woo tersenyum bahagia melihat foto bersama Seo Yeon dan mengingat
yang dikatakan saat foto “Bahwa aku juga menyukaimu”
Ia terus
tersenyum lalu menaruh foto disamping tempat tidurnya karena akan melihat Seo Yeon begitu bangun tidur. DanSeo
Yeon juga tertidur dan kembali bermimpi.
Flash Back
Saat
masih remaja ia mengirimkan pesan pada Kang Woo “Ada yang ingin kukatakan. Di
mana alamatmu? Aku akan ke sana sekarang.”
Seo Yeon
seperti terluka langsung berlari dan sebuah mobil seperti akan menabraknya, tapi
mobil itu berhenti. Seo Yeon bisa mengeluarkan matanya meminta tolong agar bisa
menyelamatkan dengan memegang sepatu ayahnya dengan penuh darah.
Seo Yeon
membuka matanya lalu berjalan dengan tatapan kosong ke meja makan kalau ada di
sana, kakaknya bingung. Seo Yeon pikir ia juga ada disana dan meminta mereka
pergi. Won Jae panik bertanya ada apa.
“Aku
bilang kepada Ibu dan Ayah bahwa aku harus keluar.” Ucap Seo Yeon.
Flash Back
Ibunya kaget
melihat anaknya meminta sekarang untuk pergi. Seo Yeon membenarkan kalau Kang
Woo baru saja mengirimkan alamatnya karena Seperti kata orang tuanya kalau akan menemuinya langsung untuk mengatakan
sangat menyesal dan tidak bersungguh-sungguh.
“Maka dia
mungkin akan memaafkanku.” Kata Seo Yeon penuh semnagat.
“Apa Kau
tidak bisa melakukannya di sekolah besok?” ucap Ibunya. Seo Yeon pikir Besok
adalah karyawisata sekolahnya.
“Aku
harus minta maaf agar bisa main dengannya besok. Kumohon...Ayolah, Ibu.” Rengek
Seo Yeon.
“Baiklah.
Ayah akan mengantarmu.” Kata Ayah Seo Yeon. Seo Yeon tak percaya mendengarnya
dengan penuh semangat.
“Hei,
kamu habis minum segelas bir. Tidak boleh menyetir.” Kata Ibu Seo Yeon. Ayah
Seo Yeon teringat dan meminta maaf pada anaknya.
Seo Yeon
terus merengek, sang ayah hanya menatap istrinya. Akhirnya Ibu Seo Yeon setuju
kalau akan ikut dengannya karena ingin
melihat siapa pria ini. Dan Tuan Joo pun ingin harus melihat pria yang memberi
anaknya banyak masalah.
“Bagaimana
dengan Seo Joon?” tanya Seo Yeon. Ibunya pikir adiknya itu sudah tidur jadiTidak
apa-apa meski ditinggal selama tiga jam dan mengejak bergegas.
Won Jae
keluar dari kamar, Ibunya pami kalau
akan keluar dengan Seo Yeon jadi meminta agar mengawasi Seo Joon. Won Jae
menganguk tapi seperti lupa.
Seo Yeon
akan keluar rumah dan melihat lampu rumahnya berkedip-kedip seperti akan
terjadi pemadaman. Ibunya memanggil Seo Yeon agar segera keluar.
Kecelakan
terjadi dengan mobil yang terbalik. Ayah Seo Yeon masih tersadar meminta agar
anaknya bangun. Seo Yeon bangun dengan wajah panik, sang Ayah menenangkan
anaknya.
“Kau
tidak pernah tahu kapan pria harus melindungi orang yang dia cintai. Jadi, kamu
harus belajar cara mengikat tali sepatumu agar tidak terlepas.” Pesan ayahnya
den terlihat sepatu milik ayahnya tergeletak dijlan.
**
Kang Woo
terbangun dari tidurnya dan melihat kembali foto Seo Yeon dengan senyuman
bahagai dan ucapanya kemarin pada Seo Yeon “Jadi, menurutmu aku akan membiarkan
kesempatan keduaku?”
“Aku
meminta mereka pergi.... Itu karena aku. Mereka meninggal karena aku... Karena
aku.” Ucap Seo Yeon lalu jatuh lemas. Won Jae dan Won Seok terlihat bingung.
“Tidak ada kesempatan kedua bagi kita.”
Bersambung
ke episode 21
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar