PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
berlari menyeberangi sungai kecil. Jong Hyuk memberitahu kalauDi sana ladang
ranjau. Se Ri berhenti melangkah dengan wajah ketakutan bertanya Di mana. Jong
Hyuk mengatakan Ada banyak ranjau di sana
karena terbawa hujan deras dan tidak terlihat.
“Aku
pengawas wilayah itu. Apa Kau pikir bisa keluar tanpa bantuanku?” kata Jong
Hyuk
“Aku
paham, bisakah kau tetap di sana?” kata Se Ri panik melihat Jong Hyuk yang
terus mendekat.
“Jika tak
patuh dan bergerak, kau bisa kehilangan...” ucap Jong Hyuk lalu terdiam karena
merasakan sudah menginjak ranjau.
Se Ri
melihat perubahan wajah Jong Hyuk langsung menanyakan ada apa. Jong Hyuk
mengelak mengakutak apa-apa. Se Ri merasa Jong Hyuk tak tampak begitu. Jong
Hyuk tetap bersikukuh kalau tak apa-apa. Se Ri yakin kalau Jong Hyuk menginjak
ranjau. Jong Hyuk tetap menyangkal.
“Kau
bilangTidak? Kau yakin? Kau yakin tak
butuh bantuanku? Cobalah berbalik.” Ucap Se Ri. Jong Hyuk hanya tetap diam
saja.
“Kau tak
bisa gerak.” Eje Se Ri. Jong Hyuk akhirnya mengeluarkan Walkie Talkienya
mengaku sebagai Elang Gunung tapi tanganya tergelincir.
Walkie
Talkienya pun terjatuh dan hanyut dalam air, Merpati menjawab. Se Ri melihat
ada didekatnya langsung mengambilnya. Jong Hyuk pun mengucpkan Terima kasih. Se
Ri pikir Jong Hyuk Jangan berterima kasih karena tak akan memberikannya. Jong
Hyuk mengingatkan kalau punya pistol.
“Jangan
lupa, jika kau menembakku,maka kau kehilangan orang yang bisa membantumu. Omong-omong,
aku tak tahu banyak soal daerah itu. Apakah ahlinya juga suka menginjak ranjau?
Jika terus berdiri begitu, kakimu bisa kebas.” Kata Se Ri mengoda.
“Aku tak
apa-apa.” Ucap Jong Hyuk berusaha untuk tangguh. Se Ri mengerti
“Kau
terus bilang tak apa-apa, jadi, aku pergi saja. Aku punya banyak urusan. Sampai
jumpa.” Kata Se Ri mengancam.
“Baiklah...
Setidaknya tinggalkan itu.” Ucap Jong Hyuk mengarah pada walkie Talkienya.
Se Ri
akhirnya menaruh dekat batu karena akan mengalir ke arah Jong Hyuk, dan ia
butuh waktu untuk kabur bahkan dalam masalah besar jadi tak punya waktu
mengkhawatirkan orang lain lalu bergegas pamit pergi. Jong Hyuk tak bisa berkata-kata.
“Jangan
tembak aku dari belakang... Itu licik.” Ucap Se Ri. Jong Hyuk bertanya apakah
Se Ri lihat kotak persegi di depannya. Se Ri melihatnya.
“Itu
ranjau PMD.” Ucap Jong Hyuk. Se Ri mengeluh ada banyak ranjau di sini.
“Tetaplah
di dekat tepi sungai... Perhatikan langkahmu.” Kata Jong Hyuk memberikan
perintah. Se Ri pun mengikutinya dan bisa keluar dari sungai.
“Aku mau
jujur karena kita tak akan bertemu lagi. Wajahmu tipe kesukaanku. Jika negara
kita bersatu, mari kita bertemu lagi.” Ucap Se Ri mengoda Jong Hyuk.
“Beraninya
kau bercanda di situasi segenting ini?” keluh Jong Hyuk kesal.Se Ri langsung
bertanya ke mana arah Selatan
“Terus
ikuti jalan, kau akan bertemu percabangan. Lalu... ambil yang kanan.” Kata Jong
Hyuk
“Bisakah
aku memercayaimu?” ucap Se Ri tak yakin. Jong Hyuk mengeluh lebih baik Jangan
tanya dan putuskan sendiri karena ia sudah menjawab. Se Ri akhirnya bergegas
pamit pergi dan berlari dengan cepat
“Apa
Adakah penyusup Atau mata-mata?” tanya Merpati. Jong Hyuk memberitahu Wanita
Korea Selatan yang tak sengaja masuk.
“Tangkap
tanpa menembaknya. Sampaikanlah.” Perintah Jong Hyuk. Merpati menganguk mengerti.
Di Pos
lainya, terdengar walkie talkie “Ini Merpati. Jawab, Tekukur.” Tapi Tentara Pyo
tertidur pulas setelah mabuk jadi tak melihat Se Ri sedang berlari melewati
mereka. Tentara Pyo mengeluh Siapa yang mencari Tekukur dengan mata masih tertutup.
“Sudah
kukirim perintah lewat radio... Kapten Ri... Apa Kau baik-baik saja?” ucap
Merpati melihat Jong Hyuk hanya diam saja.
“Jangan
khawatir.” Ucap Jong Hyuk. Merpati melihat Jong Hyuk menginjak ranjau berpikir
memanggil korps teknisi.
“Kenapa bukan
kau saja, Letnan Pertama Park? Apa kau Pernah menjinakkan ranjau?” ucap Jong
Hyuk
“Hanya
sekali saat perekrutan.” Kata tentara
Park. Jong Hyuk menegaskan kalau percaya kepadanya.
“Aku akan
berusaha, Pak.” Ucap Tentara Park dan mulai berjongkok. Jong Hyuk panik melihat
anak buahnya melakukan dengan tangan kosong lalu mengelurkan seperti obeng
kecil
“Kau
harus keluarkan pin pengaman dengan ini.” Perintah Jong Hyuk. Tentara Park
menganguk mengerti dan meminta jangan khawatir.
“Hati-hati...
Jika tak keluarkan dengan benar, maka kau bisa mengenai sumbu.” Ucap Jong Hyuk
mengintip. Tentara Park mengerti mulai menjinakan ranjau.
“Berhati-hatilah
dengan bagian itu... Lakukan perlahan... Hati-hati.” Ucap Jong Hyuk terus
mengoceh.
“Katamu
kau percaya kepadaku.” keluh tentara Park kesal. Jong Hyuk menganguk mengerti.
Tentara Park pun berdiri.
Jong Hyuk
bertanya apakah sudah selesai. Tentara Park menjawab sudah Jong Hyuk bisa
mengangkat kakinya dan mengajak pergi. Tentara Park pun mengikutinya.
Sementara
Se Ri melihat persimpangan mengingat Jong Hyuk menyuruhnya ambil yang kanan
tapi terlihat ragu. Ia pikir Harus percaya dan Tak ada pilihan ,menurutnya Jong
Hyuk juga tak seperti pembohong lalu mengambil jalan kanan tapi beberapa detik
kemudian Se Ri memilih jalan kiri.
“Mana
bisa kupercaya? Dia dari Utara. Mungkin ini jebakan.” Ucap Se Ri lalu bergegas
pergi lalu berjalan dengan pakaian merek fashionya.
Sementara
di ladang, Tentara Pyo dkk mulai berjalan melalui ilalang. Tentara Pyo
memberitahu Seorang wanita Korea Selatan tampaknya masuk ke wilayah mereka jadi
diminta langsung menembaknya, karena pasti mata-mata bersenjata.
“Mata-mata?
Senjata?” kata tentara lainya bingung. Tentara Pyo mengeluh Pertama, perampok
makam, sekarang, mata-mata.
“Ini
terjadi sebelum pindah kompi. Aku sungguh sial... Aku sungguh lelah.” Kata
Tentara Pyo lalu menyuruh mereka menyebar berpasangan.
“Kenapa
dia tak bisa datang besok setelah berganti kompi? Biar kompi keenam yang
bekerja.” Keluh tentara Pyo
“Tetap
saja, kalau menangkapnya, kita akan diberi ganjaran. Sersan Utama Pyo, kau
butuh promosi.” Ucap Juniornya. Tentara Pyo memikirkanya.
“Mungkin
sang penembak sempurna, Pyo Chi Su, harus bergerak.” Kata Tentara Pyo bangga.
“Sersan
Utama... Kurasa aku harus ke toilet.” Kata anak buahnya. Tentara Pyo pun
memperbolehkanya.
“Aku
penasaran kapan bisa menerima medali Jenderal... Kurasa inilah harinya.” Ucap
Tentara Pyo lalu melihat sosok wanita yang sedang berlari.
“Apa aku salah
lihat?” kata Tentara Pyo memastikan lalu bisa melihat dengan jelas Se Ri yang
sedang berlari.
“Hei,
jangan bergerak. Jika tak bergerak, aku pasti bisa menembaknya. Wanita sialan
itu cepat sekali.” kata Tentara Pyo akan melepaskan tembakanya tapi Se Ri sudah
berlari jauh.
“Dia ini
hantu atau apa?” kata Tentara Pyo lalu melaporkan dari Tekukur kalau butuh
bantuan.
“Kenapa
mereka mengejarku? Kukira aku sudah bebas.” Keluh Se Ri tanpa sadar masuk ke
ladang rajau. Semua lari dan berhenti hanya melonggo melihat Se Ri bahkan
tertulis di bagian depan “RANJAU BELUM DISAPU” tapi Se Ri bisa melewatinya.
“Kenapa
dia lari ke ladang ranjau?” kata Tentara Pyo bingung. Tentara Park memberitahu
pagar pembatas mereka ada disana.
“Kalian berdua.
Ikuti dia di jalan kiri. Aku ambil jalan kanan.” Ucap Jong Hyuk. Keduanya
menganguk mengerti.
Tentara
Park dan Pyo melihat Se Ri akan melompati pagar lalu meminta agar Berhenti
sambil melambaikan tangan agar datang
pada mereka karena tak akan membunuhnya. Jong Hyuk melihat Se Ri, Se Ri mengeluh mereka yang terus mengejarnya.
“Tidak.
Jangan... Negaramu bukan ke arah sana! Kembali ke sini!” teriak Tentara Pyo. Se
Ri menatapnya tak mengerti.
“Salah
arah! Kembalilah! Jika kau ke sana, kita bisa mati! Jangan pergi! Bukan itu
jalannya!” teriak Tentara Pyo. Se Ri melihat ada pistol mengarah padanya
akhirnya melompat.
Tentara
Pyo mengeluh kalau Se Ri itu bodoh karena melewati pagar itu dan menanyakan
kelanjutanya. Jong Hyuk pikir mereka Panggil
pos penjaga dahulu. Akhirnya Tentara Pyo memanggil Camar. Tapi Camar sedang
sibuk menonton drama korea sedang menangis mengkhayati aktingnya.
Dari CCTV
terlihat Se Ri terus berlari tanpa bisa dihentikan, Sementara di sebuah illang
Seorang tentaran membaca surat dari ayahnya “Putraku tersayang, Eun Dong. Apa
Kau sehat di ketentaraan?”
“Sepuluh
tahun bisa lama atau sebentar, tergantung dari cara berpikirmu. Semoga kau
menyelesaikan masa baktimu dengan selamat, dan pulang dengan medali pahlawan di
dadamu.”
Si anak
pun menangis membaca surat dari ibunya, tanpa sadar Se Ri berlari dengan cepat
didekatnya.
Sementara
di rumah, Istri Tuan Yoon terlihat gugup dimeja makan lalu mencoba menelp Se Ri
tapi ponselnya tak aktif. Saat itu Sek
Na menelp memberitahu, Istri Tuan Yoon melotot kaget. Sementara Istri Se Joon
bertemu dengan beberapa temanya.
“Pada
hari ini, aku ingin meminta doa kalian. Suamiku dan aku sedang menghadapi
krisis. Kami hanya bersikap baik, dan ini yang kami dapatkan. Orang rendahan
itu... Maksudku Seseorang berusaha merebut jabatan suamiku.” Ucap Istri Se Joon
lalu melihat Se Joon menelp.
“Karena suamiku putra sulung di keluarga, dia
seharusnya...” ucap Istri se Joon pamit untuk mengangkatnya dan lebih jauh
“Sayang...
Aku sedang doa bersama. Kuhubungi saat selesai.” Kata Isti Se Joon.
“Se-ri
menghilang.” Kata Se Joon. Istrinya melonggo kaget dan tak percaya lalu meminta
agar terus memberikan kabar padanya lalu menutup telp dan mengucapkan
terimkasih pada Tuhan.
Teman –
temanya bertanya, Nona Do, ada apa. Nona Do merasa tak percaya padahal belum
mulai sesi berdoa, tapi Tuhan sudah menjawabnya. Semua pun mengucap Puji Tuhan,
Haleluya. Nona Do tersenyum bahagia.
Sementara
di tempat kejadian, Polisi memberitahu Helikopter,
drone, satelit, anjing pencari dan sudah menggunakan tiap metode untuk
mencarinya jadi meminta mereka agar jangan khawatir. Se Joon pikir mereka pasti
bisa.
“Tapi
yang paling kami cemaskan... adalah pers. Begitu reporter mulai menulis
artikel, segalanya jadi rumit. Harga saham juga akan turun.” Kata Se Joon.
“Benar...
Jangan khawatir. Insiden ini akan dilaporkan, tapi kami rahasiakan informasi
pribadinya.”jelas Polisi
“Dalam
kasus ini, berapa lama masa kritisnya?” tanya Se Hyung. Polisi menjawab Ini
situasi bencana,jadi tak ada masa kritis tetap,
“Tapi
menurut pengalaman pribadiku, sekitar 48
jam.” Kata Polisi. Se Joon tak percaya kalau selama ini. Se Hyung pun tak
percaya kalau akan lama sekali. Polisi heran mendengar komentar keduanya.
“Jika dia
masih hidup, dia pasti menghubungi kami. Katamu dia tak ada di rumah sakit
terdekat. Ini Sudah lebih dari sepuluh jam.” Ucap Se Hyung.
“Kemungkinan
dia masih hidup pasti rendah.” Kata Polisi. Se Joon tak percaya mendengarnya.
Polisi membenarkan.
Sementara
disisi lain, Sek Na meminta polisi agar membawa anjing lagi karena betapa
luasnya daerah ini. Dan Jika begini, tak akan selesai. Beberapa polis
melaporkan kalau tak ada orang di sana. Sek Na mengeluh kalau tak ada yang
mencari di sana.
Di mobil
Tuan Yoon
duduk dengan wajah tegang, sementara sang istri duduk diam memikirkan sesuatu
dan terlihat gelisah.
Flash Back
Nyonya
Yoon mengikuti Se Ri keluar dengan menyindir kalau bilang mau pergi dan mau tinggalkan keluarga.
Ia merasa Se Ri itu mau merebut yang ada jadi meminta agar memberitahu ayahnya
kalau menolaknya. Se Ri pikir Kapan pun pasti terkejut, atau ketakutan, aku
akan bilang ini.
"Ibu!"
Lucu sekali, 'kan? Karena aku tak punya ibu. Ibu macam apa yang ingin putrinya
pergi? Benar, 'kan?” ejek Se Ri memanggil ibu tirinya”Ibu!”
Se Ri
masih terus berusaha kabur dan lari tapi karena lelah akhirnya tergelincir dan
membentur batang pohon. Ia pun mengeluh melihat bajunya robk padahal tak
seharusnya robek di situasi ini. Ia pikir saat kembali akan menjadikan ini
produk gagal.
“Aku
sudah melompati pagar, kenapa tak ada orang?” ucap Se Ri heran dan sudah melepaskan
bajunya.
Di
ruangan pos, Jong Hyuk melihat rekaman CCTV, sementara Tentara Pyo mengeluh
karena Semua prajurit sedang cuti. Tentara lain ingin mengaku sesuatu tapi
ditahan oleh Tentara Pyo kalau yang dikatakan tak benar. Tapi tentara itu tetap
merasa itu salahnya.
“Hei.. Apa
gunanya mencari siapa yang salah? Kalau mau begitu, Kapten Ri yang kehilangan
dia karena dia menginjak ranjau, jadi, dia bertanggung jawab juga.” Ucap
tentara Pyo. Jong Hyuk hanya diam saja.
“Maksudku,
Kapten Ri tak mungkin sengaja menginjaknya juga. Semua tahu kalau tempat itu
dipenuhi ranjau.” Kata Tentara Park membela
“Bahkan
rekrut baru pun tahu.” Ejek Jong Hyuk. Tentara Park pikir Jong Hyuk pasti sudah
hati-hati Tapi tetap menginjaknya.
“Sersan
Utama Pyo, Apa kau habis minum?” sindir Jong Hyuk. Tentara Pyo panik lalu mengaku
tak minum alkohol tapi hanya minum
segelas obat.
“Sekali
lagi, tak ada gunanya mencari kambing hitam. Kita harus cepat menemukan wanita
itu. Jika wanita itu ditangkap Badan Keamanan, kita semua akan mati.” Kata Sersan
Pyo. Anak baru panik mendengar akan
"Mati"
“Kita
akan memasuki penjara dan mati.” Ucap Sersan Pyo, Si Pria makin panik akan
diPenjara
“Diberhentikan
secara tak hormat, minimal.” Kata Sersan Pyo. Si anak baru menangis memangil
ibunya.
“Sudah
saatnya pergantian kompi.” Kata Jong Hyuk lalu mengajak pergi. Semua pun
mengikuti perintah Jong Hyuk.
Di pos
tentara Korea utara terlihat slogan TANAH AIR KEBANGGAANKU. Jong Hyuk melapor
Kompi Lima telah menyelesaikan penyerahan tugas di pos jaga sambil memberikan
hormat. Jong Hyuk naik mobil sambil melamun seperti masih memikirkan Se Ri.
“Bagaimana
bisa parasut itu memasuki wilayah kita?” kata tentara muda kebingungan.
“Justru
karena tanpa mesin. Jika ada mesin, pasti tertangkap radar, walau anginnya
kencang. Kamera termografis tak bisa mendeteksi parasut, kau melewatkannya jika
tak lihat dengan mata.” Ucap Sersan Pyo
“Jika
angin membawanya melewati perbatasan, wanita itu pasti panik.”ucap Tentara
kasihan. Sersan Pyo langsung berteriak marah.
“Aku juga
panik!” teriak Sersan Pyo. Tentara Park ingin tahu apakah mereka akan menemukan
dia sebelum ketahuan
“Kita
harus menemukannya, bagaimanapun caranya.” Ucap Sersan Pyo yakin.
Se Ri
mencoba terus berjalan dengan bantuan batang kayu karena kakinya terluka. Tapi ia
hanya berputar-putar dan merasa pernah di sini. Ia berpkir tak boleh
berkeliaran lagi lalu memberikan tanda batang dauh kalau sudah pernah melewatinya.
“Aku tak
akan kembali lagi.. Jangan bertemu lagi, ya.” Ucap Se Ri mencari jalan yang
diyakininya.
Di dalam
mobil, Istri Se Hyung ingin tahu Bagaimana pencariannya. Se Hyung pikir lihat
betapa luasnya pencarian itu. Istri Se Hyung mengeluh kalau itu
masalahnya. Se Hyung memberitahu kalau
sedang membahas soal pencarian Yoon Se-ri.
“Bukan
Yoon Se Ri yang seharusnya kau cari.” Kata Istri Se Hyung. Se Hyung tak
mengerti maksudnya.
“Jangan
membuatku bingung dan katakan langsung.” Ucap Se Hyung kesal
“Jabatan
itu kini kosong... Saat ini kosong. Apa Kau mau melewatkannya? Ini kesempatan
terakhir. Jika kau tak mau,maka segera cari dia. Pria yang kabur dengan uangmu,
Goo Seung Joon” ucap Istr Se Hyung.
[SHENYANG, TIONGKOK]
Seorang
pria keluar dari mobil lalu masuk ke dalam hotel, seorang penjaga meminta agar
menjaga pintu dan Lapor jika ada yang mencurigakan. Seung Joon bertanya pada
temanya apakah pria penjaga tadi bisa dipercaya karena harus berhati-hati dalam
memilih orang.
“Dia bisa
dipercaya.” Ucap Tuan Oh dengan tawanya. Seung Joon bertanya balik apakah Tuan
Oh bisa dipercaya.
“Saat
ini, seharusnya kau tahu aku bisa dipercaya.” Kata Tuan Oh menyakinkan.
“Itulah
yang kukatakan sebelum dikhianati Yoon Se Hyung” ucap Seung Joon. Tuan Oh pikir
benar juga.
“Kau luar
biasa... Pak Yoon pasti dalam masalah besar.” Kata Tuan No. Seung Joon pikir Se
Hyung itu bukan tipe orang yang mudah menyerah.
“Dia
pasti sedang mengikuti jejakku sampai Filipina. Untuk ikuti jejakku kemari,
butuh paling lama empat hari. Setelah itu, ke mana?” kata Seung Joon.
“Benar.
Dengan cukup uang dan bantuan, kau bisa kejar seseorang ke mana pun di dunia. Ada
satu tempat pengecualian. Internet, Interpol, dan layanan jelajah ponsel tak
berguna di tempat itu.” Kata Tuan Oh
“Di mana
tempat itu? Cepat katakan kepadaku.” ucap Seung Joon penasaran.
KANTOR INVESTIGASI BATALION KEPOLISIAN
MILITER
Kapten
masuk ruangan melihat tiga pria yang sedang makan, ketiganya langsung berdiri
seperti sangat menghormatinya. Kapten mematikan kamera lebih dulu setelah itu
duduk didepan ketiganya. Salah satu pria memberitahu kalau mereka cukup sukses
kali ini.
“Kami
dapat tembikar Goryeo, dan patung emas Buddha. Patung Buddha dalam kondisi
bagus. Ada pispot emas juga.” Ucap Si pria dengan senyuman bahagia.
“Bagus...
Di mana barangnya?” tanya Ketua membuka peta. Si pria menujuk tempat-tempat
yang diyakininya.
“Omong-omong,
kami akan bagaimana?” tanya salah satunya. Kapten pikir segalanya lepas kendali
karena kapten sialan itu.
“Kami tak
akan dideportasi ke Pyongyang, 'kan?” kata pria lain panik. Si kapten
mengatakan Ri Jeong Hyuk bukan tandingannya.
“Bersiaplah
menerima hadiah kalian.” Ucap Kapten. Ketiganya mengucapkan terimakasih dan
kembali makan.
Kapten
dan ketiganya naik mobil melewat jalan dengan tanah tebing. Salah seorang
wanita menuliskan pada selembar kertas “AKU BUTUH TUMPANGAN” tapi mobil
berjalan terus. Si wanita pun hanya
memberikan saja.
Tiba-tiba
sebuah truk dengan ujung yang lancip dan langsung menghantam mobil. Si wanita terlihat melonggo kaget karena
seperti disengaja. Mereka bertiga panik dan mencoba keluar tapi mobil
menabraknya dan akhirnya terjatuh lalu meledak.
Si wanita
hanya bisa melonggo melihatnya dan berusaha kabur tapi sebuah mobil didepanya
menyalakan lampunya. Saat itu juga tubuhnya seperti sengaja ditabrak.
Di dalam
hutan, Jong Hyuk terus mencari Se Ri. Sersan Pyo pikir Wanita itu tak mungkin
bisa selamat di luar sini bahkan bisa saja dimakan babi hutan jadi Tak ada
gunanya mengabari Badan Keamanan. Jong Ryul tak mengerti maksudnya.
“Geum Eun
Dong itu tulang punggung di keluarga besar, ibunya janda dan punya empat
saudara. Ibunya Eun Dong menantikan kepulangan putranya sebagai pahlawan.” Kata
tentara Pyo menunjuk anak buah yang paling muda.
“Semua orang
tua sama.” Ucap Jong Hyuk. Tentara Pyo kembali memberikan alasan.
“Karena
Kim Ju Meok menonton drama Korea Selatan saat bertugas, dia mungkin tak akan
bisa... Ayahnya mungkin memukulinya sampai mati dahulu.” Ucap Tentara Pyo
“Jika
melakukan kejahatan wajar mendapat hukuman. Termasuk Geum Eun Dong, Kim Ju
Meok, dan aku yang gagal menangkap wanita itu, begitu juga denganmu yang
mabuk-mabukan saat bertugas.” Kata Jong Hyuk.
Saat itu
Eun Dong menemukan baju Se Ri yang ada dibawah pohon, mereka pun masuk lebih
dalam ke hutan. Sementara Se Ri masih terus berjalan melhat tulisan PALANG MERAH
KOREA dan langsung bernafas lega karena akhirnya bisa pulang.
“Aku
hampir masuk Korea Utara. Apa yang terjadi hari ini pantas dapat wawancara
dengan CNN. Aku akan pergi ke desa, pinjam ponsel, dan panggil taksi agar bisa
pulang. Akan kuminta dr. Im datang dan jalani terapi fisik.” Ucap Se Ri senang
karena akhirnya bisa pulang.
“Tapi
Kenapa gelap sekali di sini? Apa semuanya tidur?” ucap Se Ri bingung meihat
desa yang gelap.
Saat itu
seorang menarik gerobak dan juga seorang anak yang diduduk dibelakangnya. Se Ri
pun menghampiri meminta agar meminjam ponsel.
Si pria tak memperdulikanya dan langsung berjalan pergi. Se Ri bingung.
“Kamerad,
briketmu tak habis saat malam, 'kan?” teriak seorang wanita. Si wanita sedang
menjemur didepan rumah mengaku masih ada.
“Kamerad,
kau baik-baik saja malam ini? Apa kau tidur nyenyak?” tanya si wanita. Tetangganya
pun mengaku tidur nyenyak. Se Ri melihat seperti merasakan sesuatu yang aneh.
Lampu pun
menyapa, Si wanita senang karena dapat listrik sekarang lalu mengeluh kalau hanya
dapat saat matahari mau terbit. Tapi tetangga lain mengaku senangnya bisa punya
listrik sebelum masak sarapan. Se Ri terus melihat kejadian yang tak biasa
didepanya.
“Kenapa
kau terlambat sepuluh menit?” keluh para ibu-ibu menghampiri pria yan tadi menarik
gerobak.
“Itu tak
disengaja... Berikan sampahnya.” Kata si pria lalu si wanita memmberikan kupon
telur ayamnya.
“Orang-orang
itu... Mereka sedang apa?” ucap Se Ri bingung.
Saat itu beberapa anak-anak datang dan terdengar dari pengeras suara “Mari
kita mulai olahraga rutin hari ini. Keluarlah.”
Semua
langsung berlari seperti ke sebuah lapangan, Se Ri berjalan dan melihat tulisan
[PEMIMPIN AGUNG SELALU BERSAMA KITA] Semua orang dewasa mulai olahraga.
Sementara
anak-anak berbaris sambil menghitung dan panggilan depanya “Kamerad” Se Ri tak
mengerti apa yang mereka lakukan dan Aksen apa itu. Semua anak pun pergi ke sekolah
sambil menyanyi seperti hymne Pyongyang.
Se Ri
terus melihat tulisan SURGA RAKYAT, PEMIMPIN AGUNG SELALU BERSAMA KITA dan
tersadar kalau masih di Korea Utara. Kapten lewat dengan mobilnya, Se Ri berada
ditengah jalan, saat itu tiba-tiba tubuhnya ditarik.
Jong Hyuk
menyelamatkan Se Ri sebelum diketahui oleh Kapten. Se Ri tersenyum bahagia
melihat Jong Hyuk kembali.
Bersambung
ke episode 2
[Epilog]
Se Ri
berbicara walkie talkie memanggil Tuan Hong apakah bisa dengar dan menyuruh
agar pecat perusahaan acara itu. Saat itu Jong Hyuk sudah melihat dari kejauhan
dengan pistolnya. Se Ri mengelu kalau mereka mungkin tak memeriksa ramalan
cuaca
“Kenapa
mereka ceroboh sekali? Begitu aku pulang, aku tak akan...” ucap Se Ri berbicara
pada walkie talkie dan mencoba agar tenang.
“Ah... Tidak...
Akan kubiarkan... Aku janji, kau akan kubiarkan... Aku tak kesal. Kau tak
menjawab karena berpikir aku kesal, 'kan? Aku tak kesal. Aku baik-baik saja...
Jadi, tolong jawab aku.” Ucap Se Ri memohon.
“Kurasa...
Aku ada di semacam taman nasional... Aku lihat rusa besar tadi.Coba cari apakah
ada taman nasional di dekat sana. Itu terdengar seperti perintah, tapi itu permohonan.”
Kata Se Ri. Jong Hyuk bisa tersenyum melihat sikap Se Ri.
“ Ayolah.
Jangan lakukan ini kepadaku. Aku punya banyak pekerjaan... Sangat banyak
sekali. Contohnya, aku berencana memberikan kenaikan gaji pegawai dan juga
bonus besar. Apa Kau dengar? Pasti kau dengar. Kau terlalu malu untuk
menjawabku tiba-tiba, 'kan?” kata Se Ri terus berharap
“Siapa
pun, tolong jemput aku.” Kata Se Ri memohon. Saat itu Jong Hyuk datang. Se Ri
dengan wajah bahagai melambaikan tangan karena ada orang yang datang.
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar