PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Hyuk
memasak untuk semua anak buahnya ramyun. Se Ri yang melihat wajah anak buah Jung
Hyuk kalau semua dihajar habis-habisan dan bertanya apakah ramyun saja sudah
cukup. Ju Meok pkir Mi keriting ini
lezat.
“Aku mau
minta maaf kepada semuanya.” Ucap Jung Hyuk. Ju Meok pikir Jangan bilang begitu. Situasi mereka sama.
“Benar.
Wanita itu yang seharusnya meminta maaf. Dialah penyebab semua ini.” Sindir
tentara Pyo.
“Kau
benar... Aku minta maaf. Aku sungguh bersyukur sampai mau memberikan hadiah. Tapi
kalian tahu, aku tak punya uang. Jadi Terimalah ini.” Kata Se Ri lalu
memberikan tanda hati pada semuanya. Semua melonggo termasuk Jung Hyuk.
Semua
berjalan bersama, Tentar Pyo heran karena Se Ri yang mengirim sinyal hati itu
dan Ju Meok bilang itu pernyataan cinta. Ju Meok pikir juga seperti itu. Eun
Dong mengartikan kalau itu seperti pernyataan cinta. Tentara Pyo mengucap
syukur pada Jung Hyuk.
“Aku
sempat khawatir wanita Korea Selatan itu punya perasaan terhadapmu. Karena dia
mengirim kami sinyal itu, pasti tak ada artinya.” Ucap Tentara Pyo
“Benar,
tak ada artinya.” Kata Jung Hyuk menahan amarah. Tentara Pyo pikir Dalam
masyarakat kapitalis, bahkan hati tak punya pendirian.
“Dia
mengirim sinyal yang sama dua kali ke Letnan Park.” Kata Ju Meok. Mereka tak
percaya kalau tak melihatnya. Jung Hyuk tiba-tiba berhenti melangkah.
“Hati-hati
di jalan pulang... Besok, Se-ri dan aku pergi ke studio foto di Hotel Pyongyang
untuk ambil foto paspor.” Kata Jung Hyuk. Semua menganguk mengerti.
Se Ri
sibuk mencuci piring mendengar Jung Hyuk sudah pulang, lalu mengaku akan
bersikap baik jadi cuci piring hari ini dan akan ambil foto paspor besok. Jung
Hyuk terus menatap punggung Se Ri dengan wajah menahan kesal.
“Kenapa
makan mi? Wajahku akan bengkak.” Keluh Se Ri lalu bingung melihat Jung Hyuk
hanya berdiri saja.
“Kau punya
banyak hati?” tanya Jung Hyuk. Se Ri terlihat bingung dan bertanya Siapa yang
punya banyak hati dan ingn tahu Apa maksud ucapanya.
“Lupakan...
Percuma saja... Aku pakai kasurnya malam ini.” Ucap Jung Hyuk melepas sepatunya
sembarangnya.
“Punggungku
bisa sakit!” keluh Se Ri. Jung Hyuk mengaku tak pedulidan langsung masuk ke
dalam kamar. Se Ri bingung dengan sikap Jung Hyuk.
Jung Hyuk
duduk dikamar dengan wajah cemberut, lalu menatap jari hati yang diberikan Se Ri
ternyata bukan hanya untuk dirinya tapi juga dengan yang lainya. Ia hanya bisa
mengumpat “Hati kapitalis sialan!”
Di rumah,
Tuan Jung sibuk memperbaiki kompor. Nyonya Hyun menidurkan anaknya menceritakan
kalau Tunangan Kapten Ri mengusir anak-anak yang merundung U Pil dan bilang tak masalah pekerjaan ayahnya. Tuan
Jung mengaku Melakukan tugas itu sungguh tidak enak.
“Bukan
berarti kau mau mengkhianati orang lain. Tapi Kau diperintahkan begitu.” Kata Nyonya
Jung menenangkan suaminya.
Tuan Jung
akhirnya bisa memasak air sebagai penghangat dan akan tidur disamping anaknya
dan langsung terdiam sejenak.
Flash Back
[SEMBILAN TAHUN YANG LALU]
Tuan Jung
ditentang dengan seniornya yang mengumpat sebagai pengkhianat, Seniornya marah
karena Tuan Jung itu mengadukanku,
karena tak mungkin ada yang tahu kalau menjual narkoba. Tuan Jung hanya bisa
tersungkur kesakitan
“Berkatmu,
aku hampir dikirim ke kamp konsentrasi, paham?” kata si pria. Tuan Jung meminta maaf.
“Jika
menyesal, bicaralah. Apa Ini ulahmu? Atau pengkhianat lain? Jika pengkhianat
lain, kau akan kulepaskan.” Kata Seniornya. Tuan Jung hanya bisa meminta maaf.
“Tak ada
pilihan lain. Kalau dipikir lagi, telingamu masalahnya. Tanpa telingamu, kau
takkan bisa dengar. Tanpa pendengaranmu, maka kau takkan bisa berkhianat.” Kata
Si pria sudah mengeluarkan pisaunya.
Tiba-tiba
Mu Hyuk datang memberikan tendangan, semua ketakutan dan langsung berdiri
tegak. Mu Hyuk memarahi mereka yang tak punya kegiatan dan mau diberikan kegiatan, Semua menjawab
tidak. Akhirnya semua pergi dan Mu Hyuk pun langsung mengulurkan tangan pada
Tuan Jung untuk membantunya berdiri.
Di sebuah
kereta menuju ibu kota, beberapa orang mulai menyanyi melewati gerbong seperti
pengamen menghibung tentara dan menerima uang. Beberapa orang juga mendorong
trolly dengan banyak makanan.
Se Ri
dalam gerbong keluar pintu dan melihat penjual makanan lalu memanggil Jung Hyuk
kalau ada penjual makanan, lalu melihatnya. Jung Hyuk seperti terpaksa harus
membelikan untuk Se Ri.
Di
cafetaria
Seung
Jung duduk sambil menikmati nyanyian lalu dengan gaya seperti petualang cinta
meminta si penyanyi untuk duduk. Tapi penyanyi yang baik menolaknya, Seung Jung
memuji semua penyanyi yang hebat dan meminta agar memberikan semua bir yang
mereka punya.
Di dalam
gerbong, Se Ri memberikan air mineral pada Jung Hyuk sementara Se Ri memilih
air soda. Ia memberikan telur rebus pada Jung Hyuk tapi ditolak, akhirnya Se Ri
memakan sendiri saja. Jung Hyuk seolah tak peduli hanya menatap ke arah
jendela.
“Omong-omong,
apakah studio foto di hotel satu-satunya tempat untuk mendapatkan foto paspor?”
tanya Se Ri
“Itu
studio foto yang ditunjuk negara dan Itu satu-satunya tempat.” Kata Jung Hyuk.
Se Ri menganguk mengerti.
“Kau
tahu, aku punya pertanyaan. Saat aku menghilang di Eropa, takkan terjadi
apa-apa ‘kan? Maksudku, kau takkan terkena dampaknya Atau akibatnya?” tanya Se
Ri. Jung Hyuk menatap Se Ri.
Flash Back
Ayahnya
menegaskan Jika orang rekomendasi anaknya itu masuk tim nasional,dan
menyebabkan masalah, maka takkan bisa membantu bahkan tak berniat membantu.
Jung Hyuk mengerti danakan bertanggung jawab penuh.
“Takkan
terjadi apa-apa.” Kata Jung Hyuk. Se Ri seperti tak begitu percaya tapi memilih
untuk mengucap syukur.
Saat itu
kereta berhenti dan terdengar dari pengera suara “Para penumpang, kereta tiga menuju
Kaesong dan Pyongyang akan berhenti sebentar karena gangguan listrik. Perkiraan
durasi sepuluh jam. Terima kasih atas pengertiannya.”
“Sepuluh
jam? Sepuluh jam tidak sebentar!” ucap Se Ri kaget sampai telur dimulutnya
muncrat ke arah Jung Hyuk.
“Takkan
butuh sepuluh jam... Tapi Lebih lama. Tebakanku antara 13 sampai 16 jam.” Kata Jung
Hyuk
“Yang
benar? Lalu kita harus apa di sini? Kita hanya punya dua telur lagi.” Kata Se
Ri terus memuncrat.
“Apa Kau
bercanda? Kita akan makan apa? Kita tidur di mana?” keluh Seung Jung merengek
seperti anak kecil
“Jangan
khawatir.” Kata Tuan Chun. Seung Jung mengeluh mendengarnya dan tak percaya
kalau mereka harus menunggu 10 jam dan itu merasa kalau hanya dirinya yang
merasa aneh harus menunggu selama itu.
“Coba Lihat
ke sana.” Kata CEO Chun. Seung Jung binggung melihat ada banyak orang yang
berlari ke arah kereta.
“Apa yang
terjadi? Kenapa mereka berlari? Ada apa ini? Ada banyak sekali, ya.. Cepat
jelaskan!” kata Seung Jung
“Kau akan
segera tahu.” Ucap CEO Chun.
Sementara
Se Ri juga melihat dari dalam gerbong bertanya siapa mereka dan Kenapa mereka
lari menuju kereta. Jung Hyuk menjawab Mereka penjaja loncat. Se Ri bingung
bertanya apa yang mereka jual. Di luar gerbong, penjual sudah siap memakai
tongkat untuk memberikan barang jualanya.
Mereka menjual
kayu bakar, satai daging dan segala macam makanan lainya.
Malam
hari pun tiba, beberapa orang keluar dari kereta. Jung Hyuk pun turun dari
kereta. Beberapa orang mulai menyewakan selimut, kayu bakar, bahkan menjual ayam
goreng kue jagung. Se Ri melihat didepan sudah banyak yang duduk disan.
“Apa
maksudmu kita harus tidur di luar di tumpukan daun jagung?” kata Se Ri tak
percaya
“Di dalam
dan luar kereta dingin. Jad Kau bisa nyalakan api di luar.” Kaat Jung Hyuk
“Tetap
saja ini terlalu... Kukira lebih hangat di dalam kereta.” Kata Se Ri , Jung
Hyuk memberikan lenganya agar Se Ri ikut turun denganya, Se Ri pun menurut.
Jung Hyuk
menyusun tanaman jagung sebagai tempat mereka duduk. Se Ri duduk dan merasa
tempatnya memang Hangat. Ia lalu melihat orang yang disampingnya itu punya
selimut. Lalu bertanya pada Jung Hyuk apakah mereka membelinya Atau bawa dari
rumah?
Jung Hyuk
seperti membelikanya untuk Se Ri, Se Ri pun senang karena rasanya nyaman dan
hangat dan bisa luruskan kakiku juga. Ia merasa Ini seperti ditingkatkan dari
kelas ekonomi ke kelas bisnis bahkan bersyukur ada diluar kereta.
“Pak Ri,
duduklah. Ini hangat.” Ucap Se Ri lalu melihat ada orang yang makan Jagung dan
kentang. Se Ri langsung berdiri.
“Kau mau
ke mana?” kata Se Ri. Jung Hyuk hanya menatapnya dan beberapa saat kemudian,
sudah membakar jagung lalu memberikan pada Se Ri.
Se Ri
senang karenaTampak lezat lalu memberikan Jung Hyuk aga bisa makan juga. Jung
Hyuk mengejek Se Ri tadi bilang tak lapar. Se Ri lalu melihat orang-orang di
sana beli air untuk basuh wajah kalau Air dingin 50 won, air hangat 100 won.
“Walau
air hangat dua kali lipat, tapi lebih baik, 'kan?” kata Se Ri seperti merengek
meminta yang lainya.
“Apa Kau
mau tinggal di sini? Apa Kau mau hidup di sini? Kau sungguh serakah.” Keluh Jung
Hyuk kesal
“Sulit
dipercaya... Jangan bersikap seakan aku orang
paling serakah hanya karena aku ingin air 100 won untuk basuh wajah! Aku punya
uang. Akan kubayar untukku sendiri.” Kata Se Ri mengeluarkan uang dari saku
bajunya.
“Kau
dapat dari mana?” tanya Jung Hyuk heran. Se Ri mengaku menggadaikan jamku.
“Dia
menimbang jam desainerku. Llau Kubeli semua pakaian yang kumau, menyisakan 500
won. Dan Ada jam tangan pria bagus di pegadaian itu... He... Apa Kau dengarkan
aku? Orang-orang di sini tak dengarkan aku. Mereka malas.” Ucap Se Ri lalu
mencoba mengambil kentang, tapi terlalu panas.
Se Ri
mencium tanganya yang panas, Jung Hyuk dengan santai mengambil kentang dan
mengupasnya untuk Se Ri agar bisa makan. Se Ri langsung memuji Jung Hyuk itu
pria yang baik. Jung Hyuk mengeluh Se Ri
berkomentar Tiba-tiba sekali.
“Aku
tiba-tiba berpikir begitu. Nantinya, kau akan jadi suami dan ayah yang baik.” Ucap
Se Ri
“Entahlah...
Aku belum memikirkan masa depan.” Kata Jung Hyuk. Se Ri bertanya kenapa.
“Saat
segalanya tak sesuai dugaanku, aku jadi kecewa.” Kata Jung Hyuk.
Flash Back
Jung Hyuk
pernah membuat konser memainkan piano diswiss, lalu sempet kuliah disana
terlihat sangat bahagia. Tapi saat itu kakaknya tiba-tiba meninggal, Ayahnya
menangis memberikan hormat pada anak pertamanya, Jung Hyuk pun pulang hanya
bisa menangis melihat sang kakak yang sudah meninggal.
Se Ri tak
percaya kalau Itu pernah terjadi pada Jung Hyuk. Jung Hyuk mengaku memang pernah. Se Ri yakin itu
pasti menyakitkan hati Jung Hyuk lalu memberitahuAda pepatah India yang
berbunyi, "Terkadang, kereta yang salah membawamu ke stasiun yang
tepat."
“Seperti
itu juga bagiku. Sepanjang hidupku, aku seperti menaiki kereta yang salah.
Suatu ketika, aku mau menyerah. Bahkan Aku tak ingin ke mana pun dan Aku hanya
berpikir ingin melompat turun. Tapi Lihatlah di mana aku sekarang.” Ucap Se Ri
“Aku
salah naik kereta lagi, bahkan hingga menyeberangi garis perbatasan! Tetap
saja, kau harus pikirkan masa depan walau segalanya tak sesuai harapan. Semoga
kau bisa bahagia setelah aku pergi, Jung Hyuk. Aku ingin kau sampai di stasiun
yang tepat walau naik kereta mana pun.” Ucap Se Ri menepuk pundak Jung Hyuk
memberikan semangat.
Seung
Jung duduk dengan selimut seperti melihat ada pasangan Romantis sekali tapi ia sampai
muak hanya duduk diladang jagung. CEO Chun sudah tertidur, Seung Jung
membangukanya. CEO Chun terbangun menyuruh Jika lelah, bersandarlah padanya.
Tapi bukan
Seung Jung yang tertidur tapi CEO CHUn yang mulai bersandar di bahu Seung Jung.
Seung Jun yang kesal langsung mendorong CEO Chun sampai terjatuh. CEO Chun
melonggo bingung dan Seung Jung pun memilih pergi sambil mengeluh karena harus
hidup selama 10 tahun
Jung Hyuk
melihat Se Ri tertidur, pelahan membuka jaket dan memberikan pada Se Ri lalu
sengaja mendekatkan bahunya agar Se Ri bisa bersandar padanya. Akhirnya kereta sampai di Pyongyang.
“Tempat
ini sungguh berbeda!” ucap Se Ri turun dari kereta melonggo melihat sekeliling
dibanding desa yang ditinggalkan selama ini
“Berhenti
menengadah. Kau seperti orang kampung.” Ucap Jung Hyuk menahan senyum lalu
berjalan pergi.
“Tunggu.
Kau bilang aku apa? Orang kampung? Aku ini kebalikannya orang kampung... Kau
tak dengarkan aku lagi. Tunggu aku.” Ucap Se Ri mengejar Jung Hyuk.
Seung
Jung akhirnya turun mengeluh kalau Jarak dua jam dengan mobil malah menjadi 17
jam dengan kereta!. CEO Chun dengan banyak bawaan mengatakan Terkadang ini
terjadi. Seung Jung kesal kalau seharusnya tidak,
“Apa Kau
tak mau kembali? Kenapa bawa banyak bagasi?” ucap Seung Jung heran. CEO Chun mengaku mengepak ini semua.
HOTEL PYONGYANG
Se Ri
sudah ada distudio foto dan bersiap-siap, lalu petugas mengambil satu kali foto
dan selesai. Se Ri bingung merasa tadi menutup mata jadi memminta difoto ulang.
Jung Hyuk mengaku Tak masalah karena Foto ini untuk verifikasi identitas Se Ri
jadi tak perlu tampak cantik.
“Itu Harus.
Bagaimana lagi mereka bisa tahu itu aku?” kata Se Ri. Jung Hyuk mengajak pergi.
“Kau
tahu, kenapa kita tak foto bersama? Maksudku, kita takkan bertemu lagi setelah
aku pergi. Ini akan jadi kenangan.” Kata Se Ri
“Kita
tidak perlu saling mengingat atau saling simpan kenang-kenangan.” Ucap Jung Hyuk
dingin. Se Ri pikir benar dan mengaku hanya mengatakan saja.
CEO Chun
masuk ke hotel pergi ke meja receptionist dengan mencari nama reservasinya dan
akan mengambil kunci. Seung Jung melihat sekelilin, seperti meraskan ada yang
aneh beberapa preman seperti sengaja mengepungnya.
Akhirnya
Seung Jung sampai kamarmemebritahu akan mandi dan ganti pakaian lalu makan
dahulu karena lapar sekali. CEO Chun mengerti lalu melihat Seung Jung masuk
kamar dan langsung menelp Tuan Oh.
“Kami
sampai di Hotel Pyongyang. Dia belum sadar, jangan khawatir. Entah kenapa, aku
tak bisa hubungi Letnan Komandan Jo. Omong-omong, bisakah kita percaya dia
membayar sepuluh kali lipat? Kita butuh uangnya sebelum menyerahkannya!” ucap
CEO Chun.
Tiba-tiba
Seung Jung sudah menodongkan pisau larang panjangnya dan meminat CEO Chun agar
memberikan ponselnya. CEO Chun dengan mengangkat tanganya memberikan ponselnya.
Tuan Oh mengeluh pada Tuan Chun yang menutup telpnya.
“Manajer
Oh, kau berengsek... Teganya kau lakukan ini setelah dapat banyak uang dariku?
Kenapa kau melakukan ini?” teriak Seung Jung marah. Tuan Oh terlihat bingung.
“Siapa
yang berani bayar sepuluh kali lipat?” teriak Seung Jung marah. Saat itu ponsel
Tuan Oh langsung diambil oleh Se Hyung.
“Seung
Jung, tampaknya aku pandai menilai karakter orang. Kau sangat cerdas. Siapa
yang mengira akan menemukanmu di sana.” Ucap Se Hyung
“Aku suka
caramu mengomeliku dan memujiku di situasi begini. Sebab ini aku menghormatimu.
Kau tegas.” Kata Se Hyung
“Berhenti
melantur. Bersiaplah untuk mati setelah kembalikan uangku. Bajingan.” Kata Se
Hyung marah
“Pak
Yoon, bukan itu niatku. Saat kau menjalankan bisnis..” ucap Seung Jung terdiam
melihat sosok wanita berjalan didepanya. Se Hyung memangggilnya bertanya kenapa
diam saja.
“Pak
Yoon... Bagaimana kabar Se-ri?” tanya Seung Jung. Se Hyun mengeluh Kenapa tiba-tiba membahas Se Ri karena Itu topik
menyedihkan.
“Se-ri
sudah tiada, Andai aku bisa menemuinya.” Kata Se Hyung. Seung Jung mengaku baru
saja melihatnya.
“Apa katamu?!!!”
kata Se Hyug. Seung Jung mengaku bukan apa-apa dan ingin tahu Apa maksudnya "tiada"
“Haruskah
kau bertanya? Dia sudah mati.” Kata Se Hyung seperti senang. Seung Hyung kaget
kalau tahu Se Ri mati dan ingin tahu kenapa.
“Itu
bukan urusanmu. Kurasa kau akan segera menemuinya di surga. Sampaikan salamku
saat melihatnya.” Ucap Se Hyung
“Akan
kulakukan... Akan kusampaikan salammu... Kurasa aku bisa melakukannya.” Kata Seung
Hyun lalu menutup telpnya.
Se Ri
tepat berjalan didepanya Seung Jung dan Seung Jung langsung menyapa Se Ri yang
selama ini sudah diduganya. Se Ri kaget
melihat Seung Jung ada di Korea Utara juga. Seung Jung langsung menarik Se Ri
pergi. Se Ri bingung Ke mana mau membawanya.
“Ini
pasti takdir... Kurasa aku takkan mati.” Kata Seung Jung. Se Ri bingung berada
didalam lift.
Tiba-tiba
pintu lift ditahan, Jung Hyuk datang melihat tangan Se Ri yang dipegang oleh
Seung Jung. Se Ri pun bingung. Seung Jung bertanya siapa pria yang berani mengentikan
pintu lift.
EPILOG
Seorang
pria berbicara dengan Se Ri seperti akan bicara sesuatu. Se Ri langsung menyea
lebih dulu mengajak untuk putus dengan santai. Si pria mengaku akan mengatakan
itu. Se Ri menegaskan kalau ia yang putus dengan pria itu
“Aku
mencampakkanmu. Kau boleh bilang kau mengencaniku, tapi jangan berpikir bisa
menyebarkan rumor kau mencampakkanku. Kau tahu betapa menakutkannya orang kaya,
'kan? Aku bisa menghabisimu.” Ucap Se Ri
“Kau selalu
begini. Kau mendepak orang sebelum terluka. Kau pergi sebelum harus menunggu.
Semoga kau bertemu orang yang mirip denganmu. Seseorang yang membuatmu
menunggu.” Ucap Tuan Cha si artis marah
“Itu
takkan terjadi. Aku takkan mempermalukan diriku dengan menunggu seseorang.” Kata
Se Ri yakin
Tapi
kemarin malam, Se Ri sangat mabuk memanggil nama Jung Hyuk yag belum datang
juga. Ia mengeluh Jung Hyuk lama sekali datang, akhirnya ia memiliki satu pria
yang ditunggunya yaitu Jung Hyuk.
Bersambung ke episode 6
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar