PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 11 Oktober 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Ma Sung kembali merasakan ingatan lamanya kembali lalu tersadar kalau saat di China mengejar Kim Bum Soo. Lalu bergegas kembali ke kantornya menemukan kartu nama Kim Bum Soo - Empire Entertainment dan bergegas menelpnya.
“Ini Gong Ma Sung. Aku ingin bertemu denganmu sekarang.” Ucap Ma Sung CEO Kim langsung menyetujuinya.
“Ini Semakin menarik saja... Bagaimanapun, aku mengandalkanmu.” Kata CEO Kim pada temanya lalu mobilnya pergi menemui Ma Sung 

Keduanya bertemu dibawah jembatan sungai Han,  CEO Kim berkomentar kalau tidak mengharapkan Ma Sung memanggilnya. Ma Sung membahas CEO Kim yang mengatakan banyak tentangnya waktu itu jadi penasaran apa yang diketahui CEO Kim.
“Ingatanmu lebih baik dari yang kupikir. Maka, kau harus tahu apa yang kuinginkan.” Ucap CEO Kim
“Aku akan memikirkan tentang iklan Sunwoo Hotel.” Kata Ma Sung memberikan penawaran.
“Aku ingin memiliki semua iklan untuk Sunwoo Group.” Ucap CEO Kim. Ma Sung pikir tak ingin mengetahuinya apa yang diketahui CEO Kim
“Kau harus tahu, Kau datang jauh-jauh ke sini.” Ucap CEO Kim mencoba mengodanya.
“Apa kita bertemu di Hainan tiga tahun yang lalu?” kata Ma Sung menebak. CEO Kim mengaku tak tahu.
“Aku memiliki hal buruk di Hainan. Biarku ingat-ingat, Mungkin aku melihatmu atau mungkin aku tidak”.Kata CEO Kim mencoba untuk terlihat santai.
“Aku yakin itu dia. Tapi Kenapa aku mengejarmu?” gumam Ma Sung penasaran.
“Kau tidak akan pernah bisa mengingatku.” Gumam CEO Kim membalasnya.
“Tidak, aku tidak melihatmu. Lalu Apa Kau melihatku?” ucap CEO Kim. Ma Sung berbohong kalau tak melihat CEO Kim
“Aku seharusnya tidak datang ke sini.” Keluh Ma Sung memilih untuk bergegas pergi. CEO Kim berkomentar tato yang ada ditangan Ma Sung bagus, Ma Sun tak mengubrisnya. 


Gi Bbeum datang ke kantor berdiri dimeja receptionist.  Pegawai mengatakan kalau Gi Bbeum tidak bisa bertemu presdir Gong tanpa janji dan meminta maaf. Gi Bbeum memohon karena harus menemuinya hari ini jadi meminta untuk menelepon lagi.
Saat itu terdengar suara teriakan “Presdir Gong sudah tiba.” Sebuah petinggi berdiri menyambut didepan pintu. Gi Bbeum langsung berlari dan berani untuk menghadang Nyonya Gong didepannya. Nyonya Gong melihat Gi Bbeum membawa tas di tanganya. Sek Yang melihat dari kejauhan terlihat gugup karena keduanya bertemu. 

Ma Sung menaiki mobil bertanya-tanya “Apa lagi yang dilupakan?” setelah ingatan lamanya datang.  Sek Yang bertanya keberadaan bosnya sekarang. Ma Sung mengaku kalau akan bertemu seseorang.
“Bukankah kau pergi menemui Joo Gi Bbeum?” ucap Sek Yang. Ma Sung binggung karena akan bertemu Joo Gi Bbeum.
“Apa Kau lupa lagi? Kau berbicara dengannya di telepon, lalu kau pergi untuk menemuinya. Apa Kau tidak ingat itu?” kata Sek Yang tak percaya mendengarnya. Ma Sung hanya bisa terdiam. 


Gi Bbeum bertemu disebuah ruangan dengan meja yang panjang, menyerahkan kartu kredit dan juga semua alat makeup milik adiknya, mengatakan kalau untuk mengembalikan semua pemberian dari bibi Ma Sung. Nyonya Gong pikir kalau Sa Rang bilang dengan senang hati menerimanya.
“Dia tidak menerima dengan senang hati. Tapi Kau mencoba memanfaatkan keluargaku.” Ungkap Gi Bbeum membela diri
“Keluargamu terpengaruh oleh hal-hal sepele seperti itu.” Komentar Nyonya Gong sinis
“Kumohon, jangan menghina keluargaku lagi. Dan minta maaflah kepada ayah dan keluargaku.” Tegas Gi Bbeum berani bicara.
“Kau bilang Minta maaf? Apa keluargamu merasa dipermalukan? Aku yakin mereka membenci mu karena mengembalikan ini. Kemiskinan membuatmu kehilangan harga dirimu. Itulah wajah kemiskinan sebenarnya.” Ejek Nyonya Gong. Gi Bbeum hanya bisa terdiam.
“Apa kau tidak tahu hidupnya akan sengsara jika seorang wanita sepertimu menempel pada Ma Sung?” sindir Nyonya Gong
“Aku tidak akan putus dengan Ma Sung bahkan jika kau melakukan ini.” Tegas Gi Bebum
“Anak ataupun ayah sama saja, Kalian tidak tahu malu. Apa Maksudmu ini tidak cukup? Apa Kau ingin lebih?” ucap Nyonya Gong sangat merendahkan.
“Aku tidak akan menyerah pada Ma Sung bahkan jika kau memberiku Sunwoo Group. Dan cintaku pada Ma Sung akan abadi.” Ungkap Ma Sung yakin. 


Nyonya Gong tak percaya mendengarnya, lalu Sek. memberikan berkas pada didepan Gi Bbeum. Gi Bbeum melihat judul berita [Kebenaran Pembunuhan Min Hyung Joon Terungkap] lal menegaskan kalau tidak membunuh Min Hyung Joon.
“Aku tidak peduli jika kau seorang pembunuh atau bukan. Aku hanya ingin kau menjauh dari Ma Sung.” Ucap Nyonya Gong
“Jika kau mempublikasikan cerita tanpa dasar seperti ini, maka aku tidak akan diam saja.” Balas Gi Bbeum mau melawan
“Lakukan apa pun yang kau bisa. Itu tidak akan mengubah apa pun.” Ucap Nyonya Gong
“Aku akan mewujudkannya.” Ucap Ma Sung tiba-tiba datang melawan bibinya lalu menarik Gi Bbeum untuk keluar denganya.
“Jaga martabat di depan bawahanmu.” Sindir Nyonya Gong melihat Ma Sung akan pergi.
“Martabatku? Semua orang bilang kau adalah wanita yang ramah. Karena mereka tida tahu kau seburuk ini.” Balas Ma Sung
“Inilah cinta dan kepedulianku sebagai orang yang membesarkanmu. Kau tumbuh tanpa orang tua. Jadi Kau harus bertemu wanita yang tepat.” Tegas Nyonya Gong
“Cinta itu tidak kejam... Kau dapat mengambil semuanya dariku. Tapi jangan menyentuh wanita ini.” Ucap Ma Sung
“Aku takkan bertanya padamu. Kau memiliki hati yang penuh gairah, keberanian. Tapi, apa kau akan ingat? Aromanya dan raut wajahnya, kau akan melupakan segalanya. Apa Kau pikir bisa melindunginya?” kata Nyonya Gong
“Aku akan melupakan segalanya dan Aku akan kehilangan segalanya. Tapi Aku masih akan melindunginya, tidak peduli apapun. Aku tidak akan membiarkannya pergi dari hidupku.” Tegas Ma Sung lalu menarik Gi Bbeum pergi.
Gi Bbeum kebingungan melihat Ma Sung yang membawanya ke pakiran, tanpa banyak bicara Ma Sung membuka pintu mobil dan menyuruh Gi Bbeu masuk. 



Keduanya menaiki tangga menunju namsan, Gi Bbeum pikir  Terkadang, keluarga bisa menjadi kasar lebih baik merkea yang baru saja bertemu. Ma Sung menatap Gi Bbeum dengan tatapan sedih. Gi Bbeum pikir kalau  Sepertinya Ma Sung tidak akan bisa menemuinya lagi.
“Tapi, kau akan baik-baik saja dalam waktu singkat. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Gi Bbeum
“Apa Kau baik-baik saja?” kata Ma Sung bertanya balik. Gi Bbeum mengatakan kalau  tidak berbicara tentang dirinya.
“Aku bertanya keadaanmu.” Jelas Gi Bbeum. Ma Sung mengaku baik-baik saja jika Gi Bbeum baik-baik saja.
“Aku tidak baik-baik saja, jika kau tidak.” Jelas Ma Sung
“Cinta, seakan memberitahu, orang macam apa aku ini. Aku akan selalu bahagia. Aku akan berani Dan aku akan banyak tersenyum. Aku ingin tetap di sisimu.” Kata Gi Bbeum lalu memegang wajah Ma Sung
“Mantra untuk Gong Ma Sung. Hari ini... kau akan menghapus semua kenangan buruk. Kau akan melupakan semuanya. Biar hatimu takkan sakit.” Kata Gi Bbeum.
Ma Sung bisa sedikit tersenyum mendengarnya dan keduanya tak bisa memalingkan wajah dan saling menatap. 


Keduanya berjalan pulang, Gi Bbeum bertanya Apa ada yang ingin di katakan Ma Sung padanya. Ma Sung ingin tahu apakah mungkin ia melihat Kim Bum Soo di Hainan tiga tahun yang lalu. Gi Bbeum kebingungan Ma Sung menyebut nama Kim Bum Soo.
“Aku penasaran tentang itu.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau itu tak mungkin.
“Kenapa bertanya?” tanya Gi Bbeum, Ma Sung mengaku hanya ingin tanya saja.
“Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” tanya Gi Bbeum curiga, Ma Sung mengaku tidak ada.
“Apa Kau yakin? Aku akan marah jika kau menyembunyikan sesuatu.” Ucap Gi Bbeum mengancam, Ma Sung menyakinkan kalau Gi Bbeum tak perlu khawatir.
“Mulai sekarang, kau harus pergi lebih dulu.” Kata Gi Bbeum, Ma Sung binggung kenapa tiba-tiba seperti itu.
“Aku ingat apa yang kau katakan sebelumnya Di Odd Ball.” Ucap Gi Bbeum, Ma Sung sepeti tak mengingat di Odd Ball.
“Kau bilang, aku mengancam untuk putus setiap hari. Aku tidak tahu apa artinya itu. Bagaimanapun, aku tidak akan menunjukan punggungku.  Jadi, jangan khawatir, jadi Pulanglah. Aku selalu di belakangmu.” Kata Gi Bbeum.
“Oh tidak... Kau akan berada dalam kesulitan ketika melihat punggungku.” Goda Ma Sung. Gi Bbeum ingin tahu alasanya.
“Hatimu akan berdebar.” Goda Ma Sung memperlihatkan punggungnya, Gi Bbeum merasa seperti tak lucu.
“Maaf, aku pulang.” Ucap Ma Sung akan pergi, Gi Bbeum melihat Ma Sung akan pergi tapi kembali berjalan kearahnya lalu menciumnya.
“Sebelum kita berpisah, katakan selamat tinggal dengan ciuman.” Kata Ma Sung lalu berbalik dan terlihat wajahnya yang khawatir. Gi Bbeum pun mencoba untuk terlihat senang. 



Nyonya Gong ingin tahu Bagaimana kondisi Ma Sung sebenarnya. Dokter Yoon mengaku  Pola yang sama dengan ingatan jangka pendek Ma Sung Tapi, Ma Sung Sedang mengembalikan ingatannya tentang kecelakaan itu sekarang.
“Sepertinya itu terjadi saat dia mengembangkan demensia. Dan Itu hanya sementara. Kau tidak perlu khawatir. Dia perlahan mengingat masa lalunya. Tapi, aku bahkan tidak bisa menebak seberapa cepat dia akan kehilangan semua ingatannya.” Jelas Dokter Yoon
“Apa yang kau katakan sudah membebani pikiranku.” Keluh Nyonya Gong. Dokter Yoon tak mengerti maksudnya.
“Kau bilang "Perhatikan perubahan emosional Ma Sung." Yang menggangguku, gadis itu mungkin menjadi penghalang rencanaku.” Ucap Nyonya Gong. 


Di rumah Gi Bbeum duduk didepan meja riasnya, surat dari Ma Sung dibacanya. "Joo Gi Bbeum, semuanya akan membaik." Lalu dibalas dibawanya tulisan Gi Bbeum "Gong Ma Sung, aku akan bersamamu." Ia lalu ingin menyalakan walkmanyam lalu membaca tulisan [Joo Gi Bbeum aneh orang pembuat keributan]
Di kantor
“Kondisi direktur Gong dengan cepat memburuk. Dia sudah tahu.” Ucap Dokter Yoon. Nyonya Gong kaget kalau Ma Sun sudah tahu.
“Dia terlihat tenang di luar tapi dia mungkin takut.” Ungkap Dokter Yoon
Di rumah, Ma Sung menatap ke arah jendela dengan wajah kebingungan di buku jurnalnya tertulis [Kehilangan kenangan... aku takut, aku takut.] Seperti apa yang dikatakan Dokter Yoon benar, Nyonya Gong pun meminta agar dibawakan rekam medis Ma Sung.

“Aku akan mengungkapkan masalah kesehatannya di rapat dewan. Aku akan memecatnya.” Kata Nyonya Gong
“Kau harus membuat perubahan pada penggunaan Desa Penyembuhan pada saat yang bersamaan. Kau harus memajukannya.” Ucap. Dokter Yoon Nyonya Gong dingin berkata akan melakukan itu.

Sarapan pagi dirumah keluarga Joo, terlihat suram tak ada yang bicara. Sa Rang terlihat cemberut. Gi Bbeum heran mereka yang tidak mengatakan apa-apa dan berpikir kalau itu cara mereka membalas semua jerih payahnya. Dengan tidak akan berbicara dengannya. Semua hanya diam.
“Apa kau mengembalikan Kartu kredit dan produk rias? Apa yang dikatakan wanita itu?” kata Ja Rang
“Apa lagi? Dia bilang kenapa kita menerimanya.” Kata Gi Bbeum, Sa Rang yang kesal memilih untuk pergi sekolah.
“Joo Sa Rang! Apa Kau bahkan tidak mengucapkan salam?” teriak Gi Bbeum. Sa Rang tak peduli memilih segera pergi. 

Jae Min dan CEO Jang membawa berita di internet mereka yakin kalau Ha Im akan memperbarui kontraknya dengan Empire Entertainment. CEO Jang pikir kalau saja mereka kmemiliki selebritis yang tepat. Saat itu Ki Joon berbaring sambil menatap ponselnya mengeluh Kenapa Ha Im terus melakukan itu.
“CEO Jang.” Kata Ki Joon lemas, CEO Jang mengeluh kalau Ki Joon tak perlu memanggilnya sekarang, karena akan membuatnya menggigil.
“Ini Sudah kupikirkan dan aku harus berhenti berakting.” Ucap Ki Joon.
“Apa yang ingin kau hentikan? Kau belum berakting sama sekali.” kata CEO Jang berjalan ke arah Ki Joon tak percaya
“Dalam kondisi ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Itu akhirnya terjadi.” Ucap Ki Joon lemas. Jae Min bertanya apa yang terjadi.
“Aku tidak bisa bernafas.. Aku tidak bisa tidur dan aku kehilangan nafsu makan. Aku tahu ini akan terjadi. Aku punya gangguan panik.” ungkap Ki Joon.
“Gangguan panik? Jika kau memiliki gangguan panik, akulah tombol paniknya!” jerit CEO Jang kesal. Ki Joon lalu merasa kalau kembali merasakan panik.
“Hanya selebritas top yang mengalami ini.”ungkap Ki Joon. CEO Jang tak bisa menahan amarahnya kalau mengalaminya juga!
“Aku mengalami gangguan emosi karena stres!” jerit CEO Jang. Jae Min mencoba menangkan CEO Jang. 


Sek Yang memberikan presentasi Pohon keluarga Sunwoo Groupdan tokoh-tokoh kunci didepan Ma Sung yaitu dimulai dari Presdir Gong Ji Young dan Gong Trio, tiga bibinya, lalu  Keduanya adalah penerus yaitu Ma Sung dan juga Ki Joon.
“Kepercayaan pertama dan kedua. Orang-orang ini adalah persona non grata. Garis Warna Biru berarti ramah, dan Garis warna merah berarti tidak ramah. Tolong tanyakan padaku jika kau berpikir ada orang di sini yang tampak seperti orang asing.” Jelas Sek Yang
“Kau seperti orang asing. Apa yang kau lakukan?” sindir Ma Sung. Sek Yang pikir kalau Ma Sung sedang dalam kondisi baik dan akan melanjutkan slidenya.
Ma Sung binggung apa yang dibuat Sek Yang itu. Sek Yang mengatakan kalau itu jadwal Ma Sung mengaku tidak bisa tidur di malam hari belakangan ini karena membuat file presentasi sepanjang malam.
“Pembelajaran berulang dapat membantu meningkatkan ingatan.” Jelas Sek Yang. Ma Sung binggung apa maksudnya Belajar berulang
“Ya, kau perlu mempersiapkannya terlebih dahulu. Bagaimana jika kau kehilangan ingatan seperti kemarin dan tidak mengenaliku?” ucap Sek Yang
“Lalu Kau siapa?” kata Ma Sung seperti lupa. Sek Yang tak percaya kalau itu terjadi.
“Astaga. Itu terjadi lagi! Akhrinya ini tiba... Apa yang harus aku lakukan sekarang?” ungkap Sek Yang menahan amarah kebingungan.
“Apa yang harus aku lakukan, Woo Jin?” kata Ma Sung. Sek Yang bisa bernafas lega kalau Ma Sung benar memanggil namanya Yang Woo Jin.
“Berhentilah bercanda sekarang.” Keluh Sek Yang kesal
“Kau berhenti bercanda sekarang dan beri aku waktu istirahat. Ingatanku jatuh karenamu!” balas Ma Sung. Sek Yang menjawab “Aku mengerti.” Dengan bahasa santai.
“kau bilang "Aku mengerti"? Kau pikir aku bercanda?” ucap Ma Sung marah. Sek Yang pun meminta maaf.
“Karena aku kehilangan ingatan, itu memunculkan kenangan lama. Aku ingat, aku mengejar seseorang pada hari kecelakaan itu.” Cerita Ma Sung. 
Sek Yang ingin tahu siapa yang Ma Sung kejar. Ma Sun mengaku orangnya adalah Kim Bum Soo. Sek Yang memastikan kalau itu adalah CEO dari Agensi Empire Entertainment. Ma Sung membenarkan yaitu di jalan ketika mengalami kecelakaan itu, dan mengejarnya.
“Kenapa kau melihatnya di sana?” tanya Sek Yang penasaran.  Ma Sung mengaku tidak tahu kenapa mengejar CEO Kim.
“Apa Kau yakin itu bukan mimpi?” ucap Sek Yang merasa aneh.  Ma Sung langsung melirik sinis.
“Pergi ke agen detekti yang selalu kau datangi dan minta mereka untuk menyelidiki Kim Bum Soo.” Perintah Ma Sung. Sek Yang pun akan melakukanya. 



Ki Joon turun dari mobil dengan syal yang menutupi kepalanya, lalu merasakan sesuatu yang dadanya. Ia merasa kebingungan karena sangat gugup dan berpikira  akan mati.
“Apa Kau memberi tahu Joo Gi Bbeum bahwa kau selalu melupakan sesuatu?” ucap Sek Yang akhirnya masuk kembali ke ruangan dengan Ma Sung. Ma Sung hanya diam tak bisa berpikir.
“Apa yang kau rencanakan? Bagaimana kau akan mengatasinya? Bagaimana dengan Direktur Sung?” tanya Sek Yang mulai khawatir.
“Dia tidak tahu dan Dia akan terkejut ketika tahu.” Kata Ma Sung
“Kenapa aku akan terkejut?” ucap Ki Joon sudah duduk dibalik kursi Ma Sung. Keduanya kaget karena Ki Joon ada diruangan. 

Ma Sung ingin tahu apa itu, Ma Sung balik bertanya sedang apa Ki Joon diruanganya. Ma Sung mengatakan sengaja menunggu Ma Sung karena harus bicara.. Ma Sun ingin tahu apa yang ingin dibicarakan Ki Joon. Sek Yang pun keluar dari ruangan
“Hyeong, sepertinya aku sakit.” Kata Ki Joon sambil merengek kalau merasa sangat sakit.
“Hatiku berdebar, dan aku tidak bisa bernafas.” Ucap Ki Joon. Ma Sung menyuruh Ki Joon kalau harus berolahraga.
“Aku tidak bisa tidur di malam hari. Ketika aku melihat ponselku, maka aku merasa akan mati.” Keluh Ki Joon.
“Berhenti memainkan ponselmu, mulailah membaca buku.” Saran Ma Sung
“Lee Ha Im tidak menelpku. Sesudah dia menciumku!”jerit Ki Joon kesal. Ma Sung tertawa mendengarnya.
“Apa yang harus aku lakukan?”jerit Ki Joon berguling disofa. 

Ma Sung akhirnya mengantar Ki Joon keluar dari rumah sakit. Ki Joon mengeluh kalau merasa sakit dan punya gangguan panik. Ma Sung memperingatkan Jangan melakukan diagnosa diri dan akan menyembuhkannya. Ki Joon ingin tahu caranya.
“Pertama... Telpon Lee Ha Im dan katakan padanya kau ingin menemuinya.” Ucap Ma Sung.
“Aku tidak mau... Aku takut...” rengek Ki Joon.
“Kau takut padanya karena kau menyukainya.” Kata Ma Sung. Ki Joon mengelak
“Kukira...hanya sedikit.” Akui Ki Joon. Ma Sung ingin tahu seberapa banyak.
“Mungkin Biji sawi?” kata Ki Joon. Ma Sung tak percaya mendengarnya.
“Ini sudah tak tertolong, jadi Telpon dia dalam perjalanan pulang.” Kata Ma Sung lalu berjalan pergi.  Ki Joon berteriak panik, Ma Sung tersenyum karena melihat Ki Joon ternyata punya sisi imut juga. 

Ki Joon masih ragu akhirnya mencoba menelp Ha Im ingin tahu keberadaanya dan bertanya apakah bisa menemuinya sekarang. Ha Im  langsung menolaknya dan menutupnya. Ki Joon tak bisa menyerah begitu saja langsung mengunakan video call.
“Dimana kau sekarang?” tanya Ki Joon, Ha Im malah balik bertanya kenapa dengan wajah acuh saat mengangkat telp Ki Joon.
“Aku tidak punya waktu untukmu.” Kata Ha Im. Ki Joon melihat keberadaan Ha Im kalau tahu keberadaan Ha Im.
“Kau Tetap di sana, Aku akan ke sana.” Tegas Ki Joon lalu menutup telpnya. Ha Im berkomentar kalau Ki Joon memang jantan.

Ki Joon masuk ke sebuah butik, melihat Ha Im masih ada dalam lalu membalikan badan. Ia berharap agar Ha Im Jangan tersenyum, tapi si artis Top korea memberikan senyuman pada Ki Joon, saat itu terlihat sinar yang terang disekeliling Ha Im.
“Aku takut padanya...”kata Ki Joon memegang dadanya yang berdegup kencang, Tapi Ha Im melihat Ki Joon terlihat imut dengan gayanya.
“Kenapa kau ingin menemuiku?” tanya Ha Im berpura-pura bersikap acuh.
“Kenapa kau tidak meneleponku?” balas Ki Joon. Ha Im makin mengoda kalau Ki Joon yang menunggu telponnya
“Kenapa aku harus meneleponmu?” tanya Ha Im mulai mengoda sepupu Ma Sung
“Kenapa kau mengabaikanku? Kau bahkan menciumku!” jerit Ki Joon kesal
“Apa aku membuat hatimu berdebar?”goda Ha Im. Ki Joon mengelak bukan itu maksudnya.
“Jadi Maukah kau menikah denganku?” tanya Ha Im, Ki Joon kaget dan merasakan kembali jantungnya berdebar kencang mengeluh pada Ha Im yang melakukan hal itu.
“Pikirkan jawabnya saat kau berbelanja. Kau mau menikah denganku atau tidak.” Ucap Ha Im santai
“Kita bahkan tidak berkencan. Siapa yang menikah duluan? Kenapa tidak punya anak dulu?” ucap Ki Joon.
“Apa Kau mau itu? Aku tidak keberatan.” Jawab Ha Im. Ki Joon merasa kalau Ha Im sudah gila.
“Aku sakit dan lelah hidup seperti ini. Aku ingin menikah punya banyak anak, berlayar di kapal pesiar dengan suamiku Aku ingin hidup bahagia dan damai. Aku benar-benar ingin menikah sekarang.”ungkap Ha Im
“Oh, aku tahu seorang pria yang harus segera menikah. Apa kau ingin aku memperkenalkannya?” kata Ki Joon
“Apa kau tidak mengerti apa yang kukatakan? Aku menyukaimu. Apa Kau tidak menyukaiku?” tanya Ha Im. Ki Joon mengaku tidak tapi langsung mengubah jawabanya.
“Maksudku, ya... Tidak... Maksudku, tidak juga.” Kata Ki Joon kebingungan. Ha Im kesal, jadi Ki Joon menyukainya atau tidak,
“Tujuanku adalah menjadi bintang Hallyu. Aku merasa sakit ketika mendengar kata-kata seperti "pernikahan," dan "istri." Aku ingin memiliki banyak fan meeting di seluruh dunia. Aku ingin hidup bahagia dan bebas sebagai bintang terkenal.” Jelas Ki Joon.
“Bintang? Aku sudah mengalaminya. Itu tidak penting dalam hidup.” Kata Ha Im
“Hei.. Coba Lihatlah dirimu. Kau sudah melakukannya. Kenapa menyuruhku untuk tidak melakukannya? Aku akan menjadi bintang Hallyu.” Tegas Ki Joon.
“Kalau begitu, ayo kita berkencan dulu Dan bawakan aku kontrak. Aku akan pindah ke agensimu.” Ucap Ha Im.
Ki Joon binggung kenapa harus seperti itu,  Ha Im mengaku tidak memperbarui kontraknya dengan Empire dan Semua orang ingin memiliki dirinya. Ki Joon seperti tak peduli, lalu berpikir kalau Ha Im benar-benar ingin pindah ke agencynya maka memikirkannya jadi Ha Im harus berhati-hati.
“Jadi Kau mau berkencan denganku atau tidak?” tanya Ha Im kesal sendiri.
“Aku akan memikirkannya jika kau membelikanku ini.” Ucap Ki Joon mengambil satu jas.
“Bukankah seharusnya sebaliknya? Kau harus membeli sesuatu untukku.” Ucap Ha Im
“Aku tidak punya uang.” Akui Ki Joon. Ha Im binggung karena Ki Joon sangat kaya.
“Dasar Kau membuatku malu... Sudah kubilang, aku tidak punya uang. Jangan membelinya, jika tidak mau!” ucap Ki Joon kesal memilih pergi.
“Berhenti... Aku akan membelikannya.” Kata Ha Im  menghentikan Ki Joon. Akhirnya Ki Joon tersenyum bahagia meminta jas yang lain.  Ha Im pun membiarkan Ki Joon membelinya. 

Ki Joon mencoba semua baju di sofanya, CEO Jang tak percaya  Apa Lee Ha Im membelilikan baju itu dan ingin tahu alasanya. Ki Joon memberitahu kalau Ha Im yang ingin berkencan dengannya. CEO Jang pikir kalau Ki Joon sedang sakit dan terlihat buruk.
“Dia juga ingin menandatangani kontrak.” Ucap Ki Joon. CEO Jang tak percaya mendengarnya.
“Lalu Apa yang kau katakan padanya?” tanya CEO Jang penasaran
“Kita tidak bisa menandatangani kontrak dengan siapa pun. Aku akan membuatnya susah.” Ucap Ki Joon.
CEO Jang melepaskan sepatu ingin memukul Ki Joon, dan Ki Joon pun ingin membalas CEO Jang dengan sepatu miliknya. 

Gi Bbeum masuk ke dalam sebuah toko make up memilih dua buah lipstik dan bertanya-tanya Apa Sa Rang menyukainya, lalu kaget karena harganya mahal 34 ribu won.  Ma Sung menelp bertanya apa yang sedang dilakukan Gi Bbeum sekarang. Gi Bbeum mengaku sedang berpikir. Ma Sung ingin tahu Memikirkan apa.
“Aku harus membeli sesuatu atau tidak.” Ucap Gi Bbeum.
Saat itu pelayan datang apakah Gi Bbeum ingin membelinya. Gi Bbeum mengaku tidak menginginkannya.
“Kenapa kau tidak membelinya?” kata Ma Sung heran mendengar di telp. Gi Bbeum tak ingin membahasnya memilih untuk menelp Ma Sung lagi nanti. Setelah itu keluar dari toko make up merasa harganya sangat mahal sekali.

Sek Yang melihat file “Program Desa Penyembuhan” Ma Sung berkata kalau ini Aneh. Sek Yang bertanya apa maksudnya. Ma Sung bercerita  Gi Bbeum kedengarannya sedang mengkhawatitkan sesuatu. Sek Yang pikir itu pasti.  Ma Sung binggung kenapa Sek Yang berpikir seperti itu.
“Presdir mengancam keluarganya.” Ucap Sek Yang. Ma Sung kaget mendengarnya.

Nan Joo memilih beberapa make up lalu memisahkan kalau sdauh memiliki ukuran sampel riasan jadi meminta agar diberikan kepada Sa Rang. Gi Bbeum menolak karena Nan Joo sudah memberinya begitu banyak, karnea Sa rang akan kebiasaan jika Nan Joo memberikan barang.
“Aku benar-benar serius... Itu baik-baik saja... Berikan ini padanya. Aku tahu kau harus mengembalikan kartu kredit, tapi kenapa produk make-up?” keluh Nan joo
“Kita tidak seharusnya menerimanya.” Ucap Gi Bbeum tak ada yang salah.
“Dia mengambil apa yang dibuang seseorang... Remaja paling sensitif. Perasaannya pasti terluka ketika orang disekitarnya bertarung.” Jelas Nan Joo
“Aku tahu... Dia mengalami sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan, karenaku. Jika aku menyerah pada segalanya akankah semua orang bahagia?” pikir Gi Bbeum
“Tidak... Itu tidak benar. Apa Kau pikir akan bahagia jika menyerah pada Gong Ma Sung?” tanya Nan Joo. Gi Bbeum mengelengkan kepala.
“Keluarga itu penting Tapi, kebahagiaanmu itu lebih penting. Kalian berdua tidak dalam situasi terbaik. Bagaimana dia bertahan dengan bibinya yang jahat? Aku tahu mereka sangat kaya. Tapi, aku merasa kasihan atas hidupnya.” Komentar Nan Joo
“Kenapa aku mendapatkan begitu banyak badai kehidupan? Yang kuinginkan adalah hal biasa dan hidup bahagia. Itu sangat sulit.” Ungkap Gi Bbeum frustasi.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Putri Tidur & Steak  

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


2 komentar: