CEO Kim
sudah menunggu dibawahjembatan sungai Han, melihat Ma Sung datang berkomentar
kalau Ma Sung pasti mencintai Sungai Han sambil mengeluh kalau menyuruhnya
datang ke sini lagi dan berpikir kalau ingin memeriksa sesuatu yang lain.
“Aku
ingat sesuatu.. Kita saling bertatapan di Hainan tiga tahun lalu. Aku melihat
Min Hyung Joon juga.” Kata Ma Sung
“Entah,
aku tidak ingat.” Kata CEO Kim tak ingin mengakuinya.
“Cafe
"Mors sola.Sampai kematian memisahkan kita." Apa Kau tidak ingat toko
tato dengan bendera merah?” ucap Ma Sung. CEO Kim mengaku ingat.
“Lalu,
apa yang kau lihat?” tanya CEO Kim. Ma Sung malah balik bertanya menurut CEO
Kim apa yang dilihat.
“Tidak
masalah apa pun yang kau lihat, coba buatlah pernyataan. Karena kau memiliki
masalah ingatan.” Ucap CEO Kim mengejek.
“Jaksa
mana menurutmu yang akan percaya jika pernyataanku sangat rinci? Kau membunuh
Min Hyung Joon, kan?” kata Ma Sung yakin. CEO Kim pun hanya bisa diam.
“Jika kau
curiga seperti itu, buktikanlah jika kau bisa.” Tantang CEO Kim
“Tunggu
saja. Aku akan ingat semuanya... Aku berjanji.” Tegas Ma Sung
“Gong Ma
Sung, Berapa banyak yang kau ingat?” gumam CEO Kim mulai panik.
Ma Sung
mengemudikan mobilnya, Sek Yang sedang panik menerima telp dari Ma Sung ingin
tahu kedaaan bosnya. Ma Sung merasa tahu satu hal dengan pasti kalau Kim Bum
Soo sedang merencanakan sesuatu, karena Tak ada banyak waktu jadi harus segera
ingat.
“Apa Maksudmu,
toko yang kau sebut kemarin?” tanya Sek Yang
Aku dalam
perjalanan ke rumah sakit. Sampai nanti.” kata Ma Sung. Sek Yang mengerti.
Ma Sung
mencoba mengingat dengan apa yang ada dalam otaknya, yaitu sebuah tempat
bernama “Mors Sola.” Ia yakin kalau harus masuk ke dalam toko itu. Tapi melihat
benderanya, membuatnya tak bisa masuk ke dalam.
Sek Yang melihat
Ma Sung kembali ke rumah sakit, dengan wajah kesakitan lalu menanyakan
kedaaanya. Ma Sung mengaku baik–baik
saja. Sek Yang pikir kalau sekarang tak begitu, karena Ma Sung tak cukup makan selama berhari–hari.
“Ayo kita
pergi.” Ucap Sek Yang. Ma Sung bertanya kemana mereka akan pergi.
Keduanya
duduk didepan sebuah restoran, Sek Yang memberitahu kalau Babi asam manis direstoran ini terkenal. Ma
Sung merasa sedang tak ingin makan dengan wajah kesal karena Gi–bbeum akan
diinterogasi oleh seorang jaksa penuntut, tapi Sek Yang maah membawanya ke
sebuah restoran.
“Kau sudah
tak makan selama berhari–hari. Bagaimana jika kau pingsan? Dan untuk sesekali, ayo
kita makan yang kuinginkan.” Ucap Sek Yang masuk dalam restoran.
“Baiklah,
ayo kita makan.” Ucap Ma Sung pasrah, Sek yang pun akan mencarikan meja.
Ma Sung
masuk ke dalam sebuah tempat dan sebuah lonceng berbunyi, tiba-tiba ingatanya
kembali datang. Saat masuk ke cafe di China ada lonceng yang sama ketika masuk.
Ia terdiam mencoba mengingatnya. Sek Yang memanggil karena Ma Sung hanya diam
saja.
Sek Yang
bertanya apa yang ingin dimakan bosnya. Ma Sung menjawab “Jajangmyeon.” Sek Yang mengeluh padahal tadi sudah
mengatakan menu babi asam manis yang paling enak, akhirnya memilih untuk memesankan
makanan untuk merkea saja.
“ Pak...
Kami pesan babi asam manis dan sayuran.” Ucap Sek Yang memesan makan dengan
Pelayan yang memberikan secangkir teh.
“Pak, teh
apa ini?” tanya Ma Sung seperti merasakan sesuatu.
“Teh
kelapa yang diseduh dari daun kelapa. Aromanya tak biasa, 'kan?” kata pelayan.
“Dari
mana kau mendapatkannya?” tanya Ma Sung. Si pelayan pikir itu karena ini khas
dari Hainan di China.
“Kau
bilang Hainan?” kata Ma Sung mengingat waktu masuk ke restoran mencium teh yang
sama, tapi tak mengingat apapun.
Wajahnya
semakin penasaran, ingatan apa tiga tahun yang lalu dan hilang dalam otaknya.
Sek Yang melihat wajah Ma Sung bertanya ada apa. Ma Sung menutupi kalau tak ada
yang terjadi.
Gi Bbeum
bertemu dengan CEO Jang dan Jae Min dikantor. CEO Jang memberitahu kalau sudah
menelepon Pengacara Kang yang membantu tiga tahun lalu jadi mereka bisa makan
siang dengannya dan membahas hal ini.
“Di
Kantor Jaksa Penuntut... Tapi Dari mana narkoba itu berasal? Ini amat membuat
frustasi. Belakang leherku sakit.” Kata CEO Jang mulai frustasi.
“Tuan
Jang... Terima kasih banyak, tapi aku pikir lebih baik kau minta Pengacara Kang
untuk tak datang. Aku bisa mengatasi ini sendiri.” Ucap GI Bbeum.
“Kau Pergilah
dengannya. Dia yang menelepon duluan dan berkata kali ini ada yang
mencurigakan. Bahkan Dia akan memberi kita diskon.” Ucap CEO Jang menyakinkan.
“Aku
belajar banyak waktu itu dan Kau mengenalku. Kini aku lebih kuat jadi bisa mengatasi ini.” Kata Gi Bbeum yakin
“Tapi
dengan pewakilan hukum...” ucap CEO Jang khawatir. Tapi Gi Bbeum menyakinkan
kalau akan baik–baik saja dan bisa melakukan ini jadi meminta CEO Jang percaya
saja. CEO Jang pun akhirnya memilih untuk mengerti.
“Kami
memercayaimu. Tapi.. Di mana Gi–joon? Keluarga seharusnya bersatu pada saat
seperti ini.” Keluh CEO Jang. Jae Min pikir kalau akan menelpnya.
“Tidak,
tak perlu... Kita lebih baik tanpanya.” Kata CEO Jang merasa Ki Joon malah
membuat kesal.
Ki Joon
pergi ke kantor ibunya, mengumpat kesal
karena Sunwoo Group tak ada koneksi
dengan Kantor Jaksa Penuntut menurutnya itu tak mungkin. Tapi Manager pikir itu
mungkin karena Dahulu, Direktur Gong
meminta untuk tak berpihak dengan
kekuatan politik.
“Jadi,
dia melarang adanya hadiah, uang suap, atau bahkan sumbangan hukum. Aku tak yakin
apa kau tahu atau tidak, tapi sejak UU anti–suap dan korupsi diberlakukan, bingkisan
hari raya pun...” ucap Manager.
“Berhenti.
Aku sudah muak...Ini Pemilihan waktu yang buruk.” Keluh Ki Joon kesal.
“Presiden
Gong... Sebaiknya dia tahu tentang ini atau tidak?” ucap Manager melihat Ki
Joon yang pergi meninggalkan ruanganya.
Ma Sung
mencoba mengingat semuanya, yaitu Tirai merah, Teh kelapa, Cangkir teh
berbunga. Tapi tak bisa juga mengingat semuanya, akhirnya memilih untuk bertemu
dengan Dokter Yoon kembali diruanganya. Dokter Yoon masuk melihat masuk
langsung berkomentar sinis.
“Kupikir
kau akan berhenti meminta bantuanku.” Sindir Dokter Yoon
“Akhir–akhir
ini, aku kehilangan selera makan. Aku tak yakin apa ini hanya sementara atau
sebuah gejala abnormal dari otakku.” Cerita Ma Sung
“Kau
lebih tahu dari siapa pun apa yang menyebabkannya.” Balas Dokter Yoon tak ingin
membahasnya.
“Dokter...
Kau bilang ada beberapa hal yang tak bisa kita raih dengan kerja keras dan
tekad. Tapi aku yakin telah berhasil sejauh ini karena kerja keras dan tekadku.
Dan Serta ada sebuah memori yang harus kuingat. Aku ingin kau menghipnotisku
lagi.” Ungkap Ma Sung
“Jika ini
tentang memori dari tiga tahun lalu, seperti yang kau tahu, kita sudah banyak
mencobanya. Kau juga tahu bahwa hipnotis tak berhasil padamu untuk sesaat.”
Komentar Dokter Yoon tanpa menatap Ma Sung.
“Aku
telah mengalami penglihatan ganda, jadi, ada banyak yang telah berubah.” Ucap
Ma Sung
“Ini
terlalu berbahaya.” Ucap Dokter Yoon. Ma Sung memohon bantuan karena Tak ada
waktu lagi.
“Apa ini
karena gadis itu? Apa kau membahayakan dirimu karena gadis itu?” komentar
Dokter Yoon. Ma Sung hanya bisa terdiam.
Dokter
Yoon duduk di ruang hipnotis memberitahu kalau ada hal yang perlu diingat Ma
Sung bahwa kondisinya sekarang jauh lebih buruk daripada sebelumnya. Dan
menstimulasi otak dengan menghipnotisnya bisa menyebabkan masalah dalam sistem
komando.
“Seperti
yang pernah kukatakan, semua indramu akan melemah. Kau akan makin kesulitan
untuk makan. Serta jauh lebih cepat daripada sebelumnya, gejala dan hal buruk akan
mulai terjadi. Apa Kau tak keberatan dengan itu?” ucap Dokter Yoon.
“Aku
hanya mempercepat yang tak bisa dihindari.” Komentar Ma Sung
“Kau
merelakan peluangmu untuk memperlambat perkembangan.” Ucap Dokter Yoon. Ma Sung mengaku sudah tahu.
“Apa
melindungi Gi–bbeum sepadan dengan merelakan semua itu?” tanya Dokter Yoon. Ma
Sung tak menjawab memilih untuk langsung menidurkan dirinya ditempat tidur.
Ma Sung
masih tertidur, Dokter Yoon membawa Nyonya Gong memberitahu kalau Ma Sung masih belum sadar dan Masih dalam kondisi tak
sadarkan diri, jadi Nyonya Gong bisa mengambil jeda sebentar. Ia memberitahu
aklau Pikiran Ma Sung seperti seorang
anak yang tak berdosa.
“Apa yang
dia katakan?” tanya Nyonya Gong masih menatap sinis keponakanya.
“Untuk
kini, di tingkat konsentrasi yang luar biasa, semua memorinya selaras dengan
Joo Gi–bbeum.” Jelas Dokter Yoon.
“Kenapa
dia menyukai gadis itu yang tak memiliki latar belakang yang pantas? Apa ada
cara untuk memengaruhi tindakannya setelah dia sadar?” tanya Nyonya Gong
“Tak ada.
Tapi kita bisa memberinya sejenis impresi samar.” Jelas Dokter Yoon. Nyonya
Gong mengatakan ingin mencobanya.
“Tapi Aku
tak menyarankannya, mengingat kondisinya. Stimulasi apa pun pada otaknya tak
ideal, baik itu kuat atau lemah.” Jelas Dokter Yoon.
Nyonya
Gong mulai mendekati Ma Sung sambil berkata kalau melihat semua yang dilakukan
membuat hatinya hancur. Ia menganggap Ma Sung itu gagal mempertahankan martabat
seorang CEO dan tak mengerti kenapa Ma Sung
menghancurkan istana yang didirikan selama ini hanya demi seorang
wanita.
Saat
Nyonya Gong akan pergi, Suara Ma Sung memanggil bibinya. Nyonya Gong kaget
melihat sosok Ma Sung saat masih kecil, Ma Sung meminta pada bibinya agar Jangan membencinya. Nyonya Gong panik.
“Aku
menyukaimu, Bibi... Aku juga menyukai Ki–joon dan Dokter Yoon, Tapi... Kenapa kau membenciku? Aku
menyukaimu, Bibi.” Ucap Ma Sung sambil menangis.
“Tidak,
aku tak menyukaimu. Karena kau adalah anak yang amat nakal.” Kata Nyonya Gong.
Ma Sung menangis dalam tidurnya lalu akhirnya terbangun dan melihat tak ada
siapapun.
CEO Jang,
Jae Min mengantar Gi Bbeum sampai ke kantor jaksa. Gi Bbeum mengucapkan
terimakasih. CEO Jang seperti tak bisa membiarkan Gi Bbeum pergi sendiri. Tapi
Gi Bbeum mengaku bisa melakukan karena
Ini bukan kali pertama bagiya.
“Akan
kuantar kau ke dalam, nanti Kau akan kesulitan.” Ucap CEO Jang khawatir.
“Tidak,
Pak... Aku justru akan lebih mencolok jika diantar. Jadi Biar aku sendiri
saja.” Kata Gi Bbeum akhirnya melangkah pergi lalu kembali membalikan badanya.
“Tuan
Jang, Jae–min, maafkan aku untuk semua yang telah kalian alami. Sampai jumpa
setelah interogasi.” Ucap Gi Bbeum melambaikan tangan, CEO Jang dan Jae Min pun
terdiam lalu masuk ke dalam mobil.
Gi Bbeum
sudah berdiri di depan kantor kejaksaan, teringat kembali saat itu wartawan
menyerbu pertanyaan padanya karena dianggap sebagai pembunuh “Apa motivasi
pembunuhanmu?Apa itu tak disengaja atau sudah direncanakan? Apa yang akan kau
katakan kepada mendiang Hyung–jun?”
“Aku
merindukanmu, Gong Ma Sung.” Ucap Gi Bbeum akan masuk kantor kejaksaan yang
sepi. Tapi tiba-tiba beberapa hatters datang dan langsung melempar Gi Bbeum.
Gi Bbeum
mencoba menutup wajahnya, saat itu seseorang datang melindungi dengan badanya
saat telur mentah akan mengenai Gi Bbeum. Ma Sung meminta maaf karena sedikit
terlambat. Gi Bbeum tak percaya kalau Ma Sung datang menyelamatkanya.
“Jangan
khawatir... Aku akan melindungimu mulai sekarang.” Ucap Ma Sung mengajak Gi
Bbeum masuk.
“Siapa
dia? Kau mau ke mana?” teriak para hatters yang akan menyerbu Gi Bbeum sampai
ke dalam gedung tapi saat itu sebuah mobil datang ke lobby.
“Hai,
gadis–gadis.. Apa Kalian ingin tanda tanganku?” ucap Ki Joon, Semua binggung
siapa pria yang ada didepanya.
“Apa
Kalian tak tahu? Aku aktor terkenal, Ki–joon.” ucap Ki Joon bangga. Semua
berteriak kesal karena Gi Bbeum dan Ma Sung sudah bisa masuk gedung.
“Ini
Lumayan, Seong Ki–joon... Kau amat keren.” Komentar Ki Joon bangga dengan
dirinya.
Gi Bbeum
menahan Ma Sung merasa tak enak hati karena telah merusak jasnya, dan ingin
tahu alasanya ikut datang ke kantor kejaksaan.
Ma Sung meminta Gi Bbeum agar Jangan khawatir karena ingat semuanya. Gi
Bbeum binggung ingin tahu apa yang dingatnya.
“Percayalah
dan katakanlah yang sebenarnya. Mulai sekarang, aku akan melindungimu.” Ucap Ma
Sun menyakinkan Gi Bbeum.
Gi Bbeum
pun sudah ada dikantor jaksa mulai menginterogasi, Jaks membahas tentang
Kematian Min Hyung–jun dari tiga tahun lalu,. Jadi akan mendengarkan
pernyatannya. Gi Bebum mengangguk mengerti dan merasa sudah siap.
Sementara
di ruangan lain, CEO Kim kaget melihat Ma Sung ada dalam ruangan lalu bertanda
kenapa ada dikantor kejaksaan. Ma Sung yang melambaikan tangan mengaku akan memberikan
pernyataan. CEO Kim kaget mendengarnya.
“Dia
datang dengan sukarela sebagai saksi dalam kasus Min Hyung–jun. Jadi Silakan
duduk.” Ucap Jaksa. CEO Kim terlihat sinis.
“Kau tahu
bahwa kehadiran secara sukarela... amat dihargai di persidangan, 'kan? Serta
jika ditambah dengan pernyataan akurat, maka tak ada jalan keluar, 'kan?” ucap
Ma Sung yakin
“Benar.
Jika pernyataan itu kuat di persidangan. “ ucap Jaksa
Di ruang
Gi Bbeum, Jaksa melihat dengan membandingkan dengan tiga tahun lalu, pernyataan
Gi Bbeum tak berubah. Gi Bbeum membenarkan karena tak membunuh Min Hyung Jun
dan tak pernah membeli narkoba apa pun.
“Sekarang
tergantung pada seberapa akurat dan sah pernyataan saksi itu.” Kata Jaksa
“Jika
saksi memberikan pernyataan yang mendetail, bisakah aku membersihkan namaku?”
ucap Gi Bbeum tak yakin.
“Jangan
terlalu berharap. Banyak orang berbohong kepada jaksa penuntut, dan bahkan di
persidangan, setelah bersumpah. Ini tergantung pada seberapa konsisten dan
mendetail pernyataan itu, juga seberapa konkrit buktinya.” Jelas Jaksa. Gi
Bbeum mulai khawatir.
CEO Kim
memberitahu jaksa kalau Ma Sung itu mengaku memiliki sebuah penyakit jadi tak
mungkin bisa mempercayai sebuah pernyataan dari seseorang yang bermasalah
dengan memorinya. Ma Sung pikir kalau itu amat tak adil menyerang kelemahannya.
“Jika
pernyataannya mendetail dan konsisten, kami akan memercayainya.” Ucap Jaksa.
CEO Kim terlihat mulai panik.
“Aku akan
memberikan pernyataan yang mendetail dan konsisten. Jadi, dengarkan dengan
saksama. Aku ingat semuanya.” Ucap Ma Sung yakin.
“Apa Kau
ingat?” tanya CEO Kim mengejek, Tiba-tiba Ma Sung merasakan pandanganya mulai
kabur dan kepalanya terasa sakit.
“Gong Ma
Sung, Apa Memorimu memudar secara tiba–tiba?” ejek CEO Kim. Ma Sung akhirnya
meminta izin untuk pergi ke toilet sebentar. Jaksa Pun mempersilahkanya. CEO Kim mengeluh karena sedang sibuk tapi Ma
Sun malah mengulur-ngulur waktu.
Ma Sung
terlihat kesal sendiri karena sekarang malah terjadi. Di rumah Sek Yang
memanggil Ma Sung tak tak melihatnya berpikir kalau masih tidur. Ia lalu
melihat buku yang ada diatas meja melihat apa yang digambar oleh Ma Sung kali
ini.
“Aku tak
ingat, bagaimana aku bisa di sini... Ayolah... Kau ingat semuanya kemarin.
Bertahanlah.. sedikit lebih lama lagi.” Gumam Ma Sung mencoba mengingat
semuanya dan menatap tatto ditanganya.
Flash Back
Ma Sung
masuk ke cafe dengan tirai merah dan juga lonceng saat masuk, sempat mencium
bau teh yang disediakan dengan cangkir ukiran. Saat itu pria berkepala botak
dan bertubuh tambun melayani Ma Sung saat membuat tatto.
Di sisi
meja lainya, terdengar suara Myung Jung ebrtanya paakh sudah menemukan Joo Gi Bbeum. Tuan Kim mengaku
sudah lalu pria itu memberikan sebuah bungkusan,
“Aku
sudah mengurungnya disuite hotel. Jadi Percayalah.” Ucap CEO Kim
“Aku tak
mempercayai Kim Bum–soo.” Ucap Myung Jun
“Joo
Gi–bbeum sulit untuk diajak bekerja sama. Jadi Buat dia tidur dulu. Hyung–jun,
semoga beruntung dengannya malam ini Lalu kau bekerja untukku.” Kata CEO Kim memberikan
obat tidur.
Ma Sung
mengingat semuanya, saat dihipnotis oleh Dokter Yoon lalu mengambar semua
detail pada bukunya diatas meja.
Ma Sung
menceritakan semuanya kalau itulah pernyataannya. CEO Kim menyindir kalau
mereka tak bisa membuktikn kalau Ma Sung bisa saja mengarangnya dan Tak ada
bukti. Ma Sun merasa kalau sudah tahu akan bilang seperti itu.
“Jadi,
aku bekerja keras untuk mengingat kembali memoriku. Lalu aku menggambar wajah dari
pemilik toko tato itu.” Kata Ma Sung
“Kau
Bilang Wajah pemilik toko tato itu?” ucap CEO Kim mulai panik. Ma Sung akan
mengeluarkan sesuatu tapi terlihta kebingungan.
“Apa?
Memorimu menghilang? Apa Kau tak ingat di mana kau menyimpannya?” ejek CEO Kim.
Saat itu
Sek Yang mengetuk pintu, masuk ke dalam
ruangan kalau itu gambar wajah si brengsek dalam ingatanya. Ma Sung memberikan
senyuman bahagia lalu meminta Sek Yang menunggu diluar. Sek Yang pun memberikan
jempol sebagai tanda pujian.
“Ini tato
yang unik dengan banyak detail. Aku hampir tewas saat mencoba mengingat detail
toko itu.” Kata Ma Sung
“Aku
mengerti. Tato di belakang leher adalah ciri yang cukup berbeda.” Komentar
Jaksa
“Ini
omong kosong, Pak.” Ucap CEO Kim mencoba mengelak.
“Tuan
Kim, tampaknya kita punya sebuah pernyataan baru. Kami akan menginvestigasi
keakuratannya. Tapi kini kau adalah tersangka baru kami dan harus
menginvestigasi kasus ini dari sudut pandang baru... Tuan Kim... Tolong Buang
permen karetmu.” Ucap Jaksa. Tuan Kim mendengus kesal
“Pak,
suasana hatiku buruk karena dia mengejek memoriku. Jadi Bisa aku melakukan
sebuah tes?” ucap Ma Sung. Jaksa pun mempersilahkan.
“Kim Bum
Soo... Ini yang kau lakukan kepada Gi–bbeum tiga tahun lalu. Pertama, kau
melanggar UU Manajemen Narkotika. Kedua, kau merencanakan percobaan
pemerkosaan. Ketiga, penghancuran barang bukti. Keempat, pencemaran nama baik. UU
pembatasannya belum berakhir.” Kata Ma Sung
“Lalu Insiden
narkoba dan pembunuhan ini terjadi di luar negeri. Jadi, China bisa meminta
ekstradisi tersangka, 'kan?” ucap Ma Sung. Jaksa membenarkan dan memuji Ma Sung
yang sudah tahu banyak.
“Satu hal
lagi... Bukan hanya dakwaan kriminal, tapi kewajiban kerugian yang masih harus
dibayar Gi–bbeum. Kau harus membayar semua itu. Aku akan mengurasmu hingga kau
tak punya sepeser pun.” Tegas Ma Sung. CEO Kim hanya bisa diam saja.
Di depan
kantor jaksa, Gi Bbeum menanyakan keadaan Ma Sung yang menunggu bersama dengan
Sek Yang. Ma Sung meminta Sek Yang menunggu dimobil. Gi Bebum ingin tahu
tentang interogasinya?
“Mereka
akan mencari penjual narkoba setempat itu dan menginvestigasinya.” Ucap Ma
Sung. Gi Bbeum kaget mendengarnya.
“Tiga
tahun lalu, aku menyaksikan Kim Bum–soo dan Min Hyung–jun membeli narkoba. Jadi
Aku memberi tahu jaksa penuntut semua itu.” Jelas Ma Sung
“Bagaimana
kau bisa ingat semua itu?” kata Gi Bbeum. Ma Sung memberitahu Jawabannya ada di
tatto pada tanganya.
“Apa
Bunga sawwort gunung ini?” tanya Gi Bbeum terlihat binggung. Ma Sung
membenarkan.
“Setelah
kita berpisah hari itu, aku pergi ke toko tato. Aku kebetulan mendengar Kim
Bum–soo dan Min Hyung–jun. Lalu Aku mengikuti mereka untuk menjauhkanmu dari
bahaya. Tapi aku mendapat kecelakaan.” Cerita Ma Sung
Flash Back
Setelah
Ma Sun mengetahui CEO Kim dan Hyung Jung menrencanakan yang jahat pada Gi Bbeum
mencoba mencegah dengan mengikuti keduanya. Hyung Jun merasakan ada yang
mengikutinya, CEO Kim sempat melirik dan melihat sosok Ma Sung.
Akhirnya
CEO Kim menyuruh mereka untuk berpisah saja, Ma Sung akan mengikuti CEO Kim
malah tertabrak mobil. Gi Bbeum sedang
menunggu Ma Sung terkejut dengan sepeda yang ada didekatnya, lalu syalnya pun
terjadi dan itu sama persis dengan kejadian saat Ma Sung tertabrak.
“Aku
gagal mencegah kemalangan yang menimpamu. Kurasa itu sebabnya aku menangis
setiap melihat ini. Kurasa hatiku hancur setiap memikirkan ketidakbahagiaanmu. Maafkan
aku karena amat terlambat.” Ungkap Ma
Sung
“Tidak...
Kenapa kau harus meminta maaf? Aku yang seharusnya meminta maaf... Maafkan
aku... Aku sama sekali tak tahu. Jika bukan karena aku,maka kau takkan
terluka... Maafkan aku untuk itu.” Ucap Gi Bbeum sambil menangis.
“Jangan
menangis.. Semua sudah berakhir... Ini semua benar–benar sudah berakhir.” Kata
Ma Sung memeluk Gi Bbeum yang menangis. Ma Sung pun ikut meminta maaf.
Berita di
TV “Bintang Hallyu, Min Hyung–jun, tewas di luar negeri pada 2015 dan
investigasi pembunuhannya dibuka kembali jaksa penuntut. Tuan Kim, CEO agensi
Min saat itu, mencoba melakukan pemerkosaan dan terlibat narkoba.
Keluarga
Joo menonton berita dari ponsel kalau Tuan Kim akan dipanggil oleh polisi. CEO Jang yang menonton terlihat marah denga
Tuan Kim yang ternyata memang jahat.
“Berdasarkan
pernyataan seorang saksi baru,. warga setempat Hainan, Chau Sing,
diidentifikasi, seorang penjual narkoba yang menjalankan toko tato. Dia didakwa
untuk menjual narkoba yang digunaka pada kematian Min, dan ditangkap oleh
kepolisian setempat.”
Pria
tambun berkepala plontos pun sudah ditangkap, lalu polisi memastikan dengan
tatto yang dibuat oleh Ma Sung ada dibagian belakang dan gambar yang dibuat Ma
Sung sama persis.
“Mantan
agen Min, Tuan Kim akan segera dipanggil untuk dakwaan percobaan pemerkosaan
dan kasus narkoba.”
Tuan Kim
yang ada diruangan dengan pengacara hwang terlihat marah. Dokter Yoon membaca
berita "Penyataan
Saksi Mengakibatkan Penangkapan Setempat" lalu bertanya-tanya
apakah itu seorang saksi dan berpikir kalau itu adalah Ma Sung.
“Joo
Gi–bbeum yang diinvestigasi sebagai tersangka akan dibebaskan dari semua
dakwaan.”
Ja Rang
membaca komentar pada berita online “Kim Bum Soo, Pembunuh. Aku lega bahwa Joo
Gi–bbeum telah dibersihkan namanya. Semua yang terbaik untuk Gi–bbeum."
Semua senang karena nama Gi Bbeum benar–benar telah dibersihkan.
“Ada
banyak sekali komentar... Selamat...” ucap Ja Rang lalu memeluk kakaknya dengan
Tuan Joo yang juga ikut senang.
Di ruang
tunggu, Min Chul melihat berita Gi Bbeum pun ikut senang. Ha Im pikir kalau tak
bisa bekerja untuk Tn. Kim sekarang dan bertanya apakah Min Chul ingin ikut
denganya. Mi Chul bertanya kemana.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar