PS : All images credit and content copyright : MBN
Gi Bbeum
membuatkan kimbap di dapur bertanya apakah Ma Sung belum makan dan memastikan kalau tidak
menunggunya. Ma Sung mengelak kalau menunggu Gi Bbeum, lalu menyindir kalau tak
pulang ke rumah malah datang ke rumahnya.
“Mungkin
aku seharusnya tidak datang ke sini.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung pun sedikit
mereda.
“Apa saja
yang kalian lakukan?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum mengaku kalau mereka makan
bersama.
“Memainkan
beberapa permainan, pergi ke kedai kopi yang indah dan makan permen kapas
juga.” Cerita Gi Bbeum
“Pantas
saja terlihat senang dan gembira... Bukankah kau seharusnya kenyang?” sindir Ma
Sung
“Ada apa
dengan nadamu? Kau tidak mendendam, kan?” ejek Gi Bbeum. Ma Sung mengelak.
Gi Bbeum
berusaha mengambil piring dirak paling atas, lalu meminta Ma Sung jangan hanya
diam saja tapi meminta agar membantunya karena tidak bisa menjangkau bagian
atas. Ma Seung mengejek Gi Bbeum yang tidak
dapat melakukan apapun tanpa dirinya.
Ia
mengambilkan piring diatas rak dan dengan sengaja mendekatkan badanya dengan Gi
Bbeum yang berdiri didepanya. Gi Bbeum meminta agar melepaskanya lalu kembali
memotong Kimbap dan menaruh dipiring, Ma Sung memeluknya dari belakang sambil
menopang kepalanya di bahu Gi Bbeum.
“Jadi,
bagaimana keadaan Ki Joon?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau Ma Sung
terlihat jauh lebih baik jadi Ma Sung tak perlu khawatir.
“Kau baru
saja berbicara secara informal kepadaku... Pada awalnya, aku kesal. Tapi karena
aku sangat dermawan, maka aku akan mengertikanmu.” Kata Ma Sung bangga
“Ya, kau memang
murah hati.” Ejek Gi Bbeum. Ma Sung pikir kalau ia memang seperti itu.
“Ngomong-ngomong,
kau buruk dalam hal ini. Coba lihat Ini robek di sini.” Keluh Ma Sung. Gi Bbeum
mengelak. Keduanya seperti bahagia walaupun hanya berada dalam rumah.
Ki Joon
menunggu didepan sungai Han, Ha Im datang mengeluh kenapa menyuruhnya datang ke
tempat itu. Ki Joon mengatakan agar Ha Im
bisa mengeringkan air matanya, lalu menyuruh Ha Im agar menandatangani
kontrak dengannya.
“Kau sok
jual mahal awalnya... Sudah Lupakan. Aku akan menandatangani dengan orang lain.”
Kata Ha Im.
“Kapan
aku sok jual mahal? Aku hanya bilang ingin memikirkannya. Dan aku juga
bersungguh-sungguh tentang kita berkencan juga. Sesudah aku memutuskan, itu bisa
terjadi dalam sekejap mata.” Jelas Ki
Joon.
“Tapi kau
sudah mengabaikan ku selama beberapa hari terakhir.” Ucap Ha Im kesal memilih
untuk pergi saja karena merasa lelah.
“Kenapa
kau sangat panas-dingin sepanjang waktu? Kau sangat berubah-ubah!” keluh Ki
Joon menahan Ha Im pergi.
“Jadi,
apa kau akan berkencan denganku?” tanya Ha Im. Ki Joon menjawab “Oh” lalu
berkata belum. Ha Im pun berteriak marah.
“Jangan
berteriak. Apa Kau susah mengendalikan emosi?” keluh Ki Joon.
“Apa Kau
bermain-main denganku? Itu memalukan tapi aku pergi ke truk makanan bersamamu
ketika kau sedih Lalu , kau pergi, bersenang-senang dengan Joo Gi Bbeum!” keluh
Ha Im marah.
Ki Joon
tak percaya kalau Ha Im melihatnya dan mengejek kalau sedang cemburu sekarang.
Ha Im mengaku kalau memang melihatnya, menurutnya kalau Ki Joon tak menyukainya
maka bilang saja tidak. Ki Joon mengaku kalau menyukai Ha Im.
“Aku
bilang kepadamu untuk menunggu sampai aku berhenti bersedih. Dialah cinta
pertamaku, dan cinta tak berbalas selama lima tahun. Tapi aku baru saja
mengucapkan selamat tinggal pada semuanya.” Ungkap Ki Joon lalu mendekati Ha Im
dan memeluknya
“Apa yang
kau lakukan?” ucap Ha Im yang masih marah tak ingin dipeluk oleh Ki Joon.
“Jangan
mendorongku” tegas Ki Joon lalu menatap Ha Im kalau sekarang benar-benar akan
menciumnya, lalu mereka pun berciuman di
atas sungai Han.
Ma Sung
melihat potongan Kimbap diatas meja berkomentar kalau kelihatannya cukup enak.
Gi Bbeum menyuruh Ma Sung agar mencobanya.
Ma Sung mencoba dan hanya menyimpan dimulutnya. Gi Bbeum pikir kalau
rasanya tak enak.
“Tidak...
Bukan itu... Tapi aku sudah makan sebelumnya.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum
memutuskan akan menaruhnya di wadah dan bisa dimakan nanti.
Ma Sung
terdiam mengingat yang dikatakan Dokter Yoon “Ketika otakmu mulai mengalami kelainan, maka Kau
akan kehilangan nafsu makanmu. Semua sensasimu akan jatuh termasuk penglihatan
dan pendengaran. Pada waktunya, kau bahkan tidak akan bisa makan lagi.”
Gi Bbeum
berjalan keluar rumah berpesan agar Ma Sung Jangan melewatkan makan bahkan jika
tidak memiliki nafsu makan lalu menghabiskan apa yang dibuat. Ma Sung hanya
diam saja, Gi Bbeum pikir Ma Sung masih marah.
“Apa Kau
akan berkencan dengan orang lain lagi jika ada yang mengajakmu?” kata Ma Sung
“Aku
tidak mau. Tapi Aku sangat bersemangat.” Goda Gi Bbeum. Ma Sung tak percaya
mendengar ucapan Gi Bbeum.
“Aku
mungkin ketinggalan busku. Aku harus pergi sekarang.” Kata Gi Bbeum bergegas
pergi.
“Kau bilang
tidak akan meninggalkanku. Namun, kau melakukannya dengan mudah.” Keluh Ma Sung
melihat Gi Bbeum pergi. Tapi akhirnya Gi
Bbeum kembali
“Kenapa
kau kembali?” ejek Ma Sung. Gi Bbeum memberikan kecupan salam perpisahan.
“Aku
menyesal sudah meninggalkanmu sendirian hari ini.” Ungkap Gi Bbeum
Ma Sung
meminta Gi Bbeum agar menciumnya lagi kalau memang menyesal, Gi Bbeum memberikan ciuman di pipi. Ma Sun pikir kalau itu Tidak cukup dan
meminta menciumnya lagi, Gi Beum ingin memberikan ciuman di pipi sebelah kanan
tapi Ma Sung langsung memberikan bibirnya.
“Beri aku
cium aku dengan penuh gairah.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum pun memberikan lalu
segera pamit pulang karena sudah larut. Tapi Ma Sung menahan agar bisa mencium
Gi Bbeum kembali.
Kantor
polisi
Polisi
melihat berkas “Kasus pembunuhan Min Hyung Joon” Pengacara Hwang memberitahu
kalau itu adalah informasi tentang kasus Min Hyung Joon dan surat untuk meminta
investigasi ulang. Polisi memastikan kalau itu
tas milik Joo Gi Bbeum
“Ya,
lihat fotonya... Dia menggunakan tas ini tiga tahun lalu.” Kata Pengacara Hwang
“Apa Obat
ilegal ada di dalam tas ini?” tanya Polisi. Pengacara Hwang membenarkan.
“Dia
mungkin menggunakan metode yang sama dengan orang kaya lain untuk menyelundupkan
barang ilegal. Itu tidak lulus bea cukai.” Kata CEO Kim menyakinkan.
“Bagaimana
kau menemukan tas ini sesudah tiga tahun?” tanya Polisi seperti curiga.
“Sesudah
Hyung Joon meninggal, aku menyimpan semua perabotan dari agensi di gudang. Lalu
Aku baru saja menemukannya baru-baru ini dan Di sinilah aku menemukan obat. Itu
obat yang sama yang dimiliki Min Hyung Joon, methamphetamine.” Jelas CEO Kim
dengan penuh keyakinan.
“Karena
kita sekarang punya bukti baru, maka Kami akan mengirimkannya ke NISI dulu.
Kami akan melihat apa akan dapat menyelidiki
kembali kasus ini.” Kata Polisi
“Jika
ingin mengungkapkan bagaimana Hyung Joon menjadi korban, maka aku akan melakukan
apa saja untuk membantu.” Kata CEO Kim
Dua anak
buah Nan Joo melihat kalau Ulang tahun Hyung Joon sebentar lagi. Lalu membahas
kalau Joo Gi Bbeumm karena kurang ajar karene menurutnya jika menjadi Nan Joo
maka tidak akan menerimanya menurutnya Nan Joo terlalu baik.
“Apa dia
tahu kita membicarakan di belakangnya.. Bisakah kau membacanya dengan keras?”
kata anak buah lain. Gi Bbeum hanya diam saja.
“Apa yang
kau lakukan?” tanya Nan Joo baru datang, keduanya mengaku Bukan apa-apa.
“Hei... Hentikan...”
teriak Nan Joo pada dua anak buahnya. Gi Bbeum berpura-pura tak tahu bertanya
ada apa.
“Tentang
apa ini?” tanya Gi Bbeum. Dua anak buahnya menyuruh Nan Joo membaca sendiri
kalau penasaran.
Gi Bbeum
membaca komentar buru [Matilah Joo Gi Bbeum!, Joo Gi Bbeum seorang pembunuh.]
mereka memberitahu kalau Hari ini adalah
hari ulang tahun ketiga kematian Min Hyung Joon aan hari ulang tahunnya minggu
depan.
“Apa Kau
tahu bagaimana kelakuan penggemarnya. Ngomong-ngomong, Gi Bbeum bagaimana Hyung
Joon sampai ke hotel? Apa dia memintamu ke sana dulu? Tidak mungkin dia
menggendongmu.” Ucap anak buah Nan Joo dengan nada sinis.
“Apa yang
kau lakukan? Apa kalian Sudah selesai bekerja? Cepat Masukkan pakaian itu ke
mobildan Pergi!” ucap Nan Joo memarahi dua anak buanya.
“Nan Joo,
apa itu yang kau pikirkan juga?” tanya Gi Bbeum sedih, Nan Joo mengaku tidak
seperti itu.
“Apa yang
mereka katakan tadi kau dan Hyung Joon mabuk. Mereka ingin tahu tentang
bagaimana kalian berdua pergi ke hotel. Aku salah mendidik mereka. Jadi Aku
akan mematahkan kaki mereka jika mereka menyebutkannya lagi.” Kata Nan Joo
geram. Gi Bbeum terdiam memikirkannya.
Pengacara
Hwang memberitahu kalau Ketika mereka mendapat jawaban dari NISI maka polisi
yang terlibat akan dipanggil dan mungkin juga melakukan pemeriksaan silang
dengan Joo Gi Bbeum. CEO Kim tahu
tentang hal itu. Pengacara Hwang
meminta CEO Kim harus merencanakan semua
detail untuk pemeriksaan silang.
“Tapi,
ada satu hal yang aku masih tidak mengerti. Min Hyung Joon benar-benar mabuk.
Jadi bagaimana dia membawa Joo Gi Bbeum ke hotel?” tanya Pengacara Hwang
penasaran.
Flash Back
Hyung
Joon menaruh obat tidur pada minum dan CEO Kim melihat dari lantai atas, saat
itu juga Gi Bbeum yang kesal meminum habis dan setelah itu merasakan pusing
dikepalanya dan tak sadarka diri.
“Min
Hyung Joon memberiku minum. Lalu Ketika aku membuka mataku, aku sudah berada di
kamar hotel. Aku tidak tahu bagaimana aku sampai ke tempat itu.” Ungkap Gi
Bbeum
Sementara
CEO Kim merasa semua sudah jelas, kalau Joo Gi Bbeum pasti berjalan ke hotel.
Pengacara Jang ingin tahu Situasi apa sebenarnya saat CEO Kim itu meneleponnya.
CEO Kim mengaku Mereka berdua menghilang
dan tidak menjawab telponnya jadi merasa khawatir.
“Lalu, Hyung
Joon tiba-tiba memanggilku.” Ucap CEO Kim.
Flash Back
CEO Kim
yang mengendong Gi Bbeum dan menidurkan diatas ranjang, lalu membiarkan berdua
dengan Hyung Joo. Setelah itu Hyung Joo duduk meminum wine sambil mencampur
dengan serbuk obat terlarang, dengan memasukkan dua kantung langsung. CEO Kim menunggu ditempat lain dan menerima
telp dari Hyung Joo.
“Kenapa
kau memanggilku saat baru tiba di hotel?” ucap CEO Kim
“Aku... sakit...”kata
Hyung Joo yang memegang dadanya lalu tak sadarkan diri. CEO Kim panik bergegas
pergi ke kamar.
Ia
melihat Hyung Joo sudah tergeletak dan memastikan keadaanya, seperti sudah tak
bernyawa, lalu panik melihat obat diatas meja dan langsung menyembunyikanya.
Ia bergegas menelp Pengacara Hwang
meminta bantuan dan memberitahu Hyung Joon sudah mati.
Esok
paginya, Gi Bbeum terbangun dan kamar hotelnya sudah menjadi TKP dengan banyak
garis polisi. Lalu Gi Bbeum dianggap sebagai pembunuh dengan dikerubungi
wartawan ingin tahu motif untuk membunuh Hyung Joon.
“Ketika
aku tersadar.. Min Hyung Joon sudah mati. Setidaknya itulah yang kuketahui.”
Ucap Gi Bbeum
“Kita
punya jawaban. Joo Gi Bbeum pasti membunuh Min Hyung Joon.” ucap CEO Kim tetap
ingin memasukan Gi Beum ke penjara.
“Lalu,
bagaimana dengan obatnya? Apa Kau yakin Joo Gi Bbeum membelinya? CEO Kim, kau
harus jujur padaku.” Kata Pengacara Hwang
“Kau melihat
itu ada di dalam tasnya. Kenapa aku berbohong padamu?”keluh CEO Kim sedikit
gelisah.
Ma Sung
mengosok gigi dan kembali merasakan kepalanya sakit dan berdengung. Ia lalu
membaca kembali jurnalnya “Kelainan otak parah saat menulis jurnal” dan
mengingat yang dikatakan Dokter Yoon
“Saat
otakmu mulai mengalami kelainan kau akan kehilangan nafsu makanmu. Semua
sensasimu akan jatuh termasuk penglihatan dan pendengaran.”
Ma Sung
terdiam dengan pena datanganya, seperti tak seperti biasanya yang lancar
menuliskan jurnal lalu dibiarkan kosong begitu saja. Gi Bbeum berjalan pulang,
seperti ragu ingin menelp Ma Sung, akhirnya memutuskan untuk tak menelpnya.
Ma Sung
duduk dimeja makan, Sek yang datang membawa sesuatu karena Ma Sung yang masih
tidak nafsu makan, Ma Sung mengaku masih baik-baik saja. Sek Yang mengaku baru
melihat produk itu di televisi tadi jadi Ma Sung bisa makan saat nafsu makannya
berkurang.
“Itu akan
mengisi perutmu, dan memberikan nutrisi. Mereka bilang itu juga rasanya enak.”
Kata Sek Yang seperti membuakan snaket nutisi untuk Ma Sung.
“Ada apa
denganmu? Kau biasanya tidak melakukan ini.” Komentar Ma Sung. Sek Yang meminta
Ma Sung segera meminum snakenya.
“Ini enak
dan Terima kasih.” Ucap Ma Sung setelah meminumnya lalu tiba-tiba kembali
merasakan sakit dikepalanya.
Ma Sung kembali
mengingat kejadian masa lalunya dan melihat sosok pria. Sek Yang merasa
khawatir melihat Ma Sung seperti kebingungan. Ma Sung kebingungan dengan ingatan
masa lalunya kembali datang.
Sek Yang
mengantar Ma Sung sampai di lobby, Ma Sung berjalan masuk dan kembali merasakan
ingatanya datang tapi tak mengenal siapa pria itu.
Di
kantor, CEO Kim gelisah lalu menerima
telp Pengacara Hwang ingin tahu Apa yang
terjadi. Pengacara Hwang memberitahu NISI mengirim kasus itu ke kantor
kejaksaan umum. CEO Kim meminta agar mempublikasikan artikel dan bentuk opini
publik lalu Beritahu penggemar Hyung Joon juga.
Sa Rang
sedang makan es krim dengan teman-temanya, salah satu temanya memberitahu kalau
Nama kakak Sa Rang menjadi trending dalam
pencarian kalau Polisi akan menginvestigasi kembali kasus Min Hyung Joon. Sa
Rang panik lalu bergegas pergi, temanya pun binggung.
Tuan Joo
melipat handuk, Ja Rang dengan wajah kebingungan mendekati ayahnya kalau ini
keadaan gawat. Tuan Joo bingung ada apa. Ja Rang memberitahu kalau polisi akan
menginvestigasi ulang Kasus Min Hyung Joon. Sa Rang pulang dengan wajah sedih
kalau Joo Gi Bbeum makin Hancur. Tuan Joo tak percaya dengan nasib anaknya.
Gi Bbeum
kembali ke toko, Nan Joo dan dua anak buahnya melihat berita seperti tak
percaya kalau Gi Bbeum memakai narkoba. Nan Joo merasa Itu tidak masuk akal,
lalu melihat Gi Bbeum dengan wajah panik memperlihatkan ponselnya.
“Kenapa
mereka menemukan tas ini sekarang?”kata Nan Jo heran dan Gi Bbeum melihat
berita [Joo Gi Bbeum akan dipanggil oleh
jaksa sebagai tersangka.]
“Itu
bukan tasku... Kau menjualnya di situs online sesudah bangkrut. Apa Kau tidak
ingat?” kata Gi Bbeum.
“Benar,
aku bilang kepadamu untuk menyimpannya karena kau menyukai tas ini. Lalu apa
ini?” ucap Nan Joo kebingungan.
“Hanya
ada satu orang yang melakukan hal seperti itu.” Ucap Gi Bbeum lalu bergegas
panik pergi.
Ma Sung menatap
ke arah luar jendela, sementara Sek Yang membaca hasil Laporan tentang Kim Bum Soo, dimulai
dari Nama, Kim Bum Soo. lahir di Seoul, pada 10 Juli 1979, Bekerja di Empire
Entertainment sebagai CEO dan Tiga tahun lalu, dia bangkrut sesudah kasus Min Hyung
Joon.
“Dia
membuat comeback yang sukses ketika...” kata Sek Yang dan Ma Sung binggung
bertanya siapa itu.
“Itu Kim
Bum Soo, kau memintaku untuk menyelidiki... Apa kau mendengarkan? Lalu Dengan
siapa aku berbicara?” keluh Sek Yang menatap Ma Sung dengan wajah binggung.
“Bukan...
Wajah seseorang muncul di benakku, tapi aku tidak tahu siapa itu.” Kata Ma Sung.
“Oh, Apa
kau ingat wajah lain selain Joo Gi Bbeum?” tanya Sek Yang mengaku mengerti
seperti tak peduli. Ma Sung melirik sinis, Sek Yang pun meminta maaf.
“Seorang
pria... Ada pria lain di sebelah Kim Bum Soo.” Ucap Ma Sung
Sek Yang
melihat tabnya lalu menjerit tak percaya kalau polisi akan menginvestigasi
ulang. Ma Sung binggung apa maksudnya menginvestigasi ulang. Sek Yang
memberitahu kalau polisi menemukan narkoba di tasnya. Ma Sung melihat berita [Kasus Min Hyung Joon akan diinvestigasi
ulang]
“Tunggu
sebentar, apa pria ini Min Hyung Joon?” tanya Ma Sung melihat foto pria
disamping Gi Bbeum. Sek Yang membenarkan.
“Apa Kau
belum pernah melihat sebelumnya?” tanya Sek Yang binggung.
“Pria ini
adalah pria yang kuingat pagi ini. Aku mengejar Kim Bum Soo dan Min Hyung Joon.”
cerita Ma Sung. Sek Yang ingin tahu alasanya.
“Apa Kau
melihat sesuatu? Apa kau ingat yang lain?” tanya Sek Yang. Ma Sung mengaku tidak
ingat.
Di kantor
agency, tiga orang melihat Kasus Min Hyung Joon, Jae Min mencoba menelp Gi
Bbeum tapi tidak mengangkat teleponnya. CEO Jang kebingungan, Ki Joon pikir seharusnya
tidak menyerah pada Gi Bbeum dan meminta agar CEO Jangharus menyewa pengacara
dan Lakukan sesuatu!
“Kecurigaan
pada kasus ini sangat berat. Kita mungkin membuatnya lebih buruk, jika
bertindak sembarangan.” Ucap CEO Jang kebingungan.
Gi Bbeum
datang ke kantor CEO Kim langsung melepar tasnya mengeluh kalau cerita Tas dan
obat-obatan hanya karangan dari CEO Kim saja. CEO Kim menegaskan Jaksa penuntut
umum tidak hanya akan membaca karangannya tapi
Mereka melakukan ini karena memiliki bukti yang jelas.
“Di mana
kau mendapatkan tas itu? Dan aku tidak pernah menggunakan narkoba.” Ucap Gi
Bbeum
“Aku
menemukan tas itu di gudang. Itulah yang kukatakan kepada mereka, dan aku akan
mengatakan itu lagi.” Ucap CEO Kim
“Kau tahu
itu bukan milikku. Aku tidak memakai narkoba! Kenapa kau melakukan ini padaku?”
kata Gi Bbeum marah
“Kau Bilang
kepadaku tidak akan mengubah apa pun.” Ejek CEO Kim. Gi Bbeum merasa kalau ini
sangat jelas baginya sekarang.
“Bau obat
dari Min Hyung Joon, itu bau aneh dari koktail yang kuminum. Min Hyung Joon
meninggal karena overdosis obat. Itu semua perbuatanmu, kan? Lalu kau
menjebakku untuk itu semua... Wah. Bagaimana kau bisa tidur nyaman sesudah apa
yang kau lakukan padaku!” sindir Gi Bbeum sambil memukul CEO Kim.
“Hentikan!
Gi Bbeum, jangan berusaha keras. Kau melakukan kejahatan jadi Masuk saja ke
penjara! Itu Tidak masalah Apa yang kau katakan padaku, dan seberapa banyak kau
mencoba meyakinkanku.” Kata CEO Kim
“ Mereka
akan memanggilmu sebagai tersangka. Situasi dari tiga tahun lalu dan sekarang
sangat berbeda. Jadi Bersiaplah, Sampai jumpa pada pemeriksaan silang.” Pesan
CEO Kim lalu mengembalikan tas Gi Bbeum yang dilempar padanya.
Gi Bbeum
keluar gedung menerik telp dariJo Tae Sik dari Kantor Kejaksaan Pusat Seoul,
kalau memint untuk datang ke kantor sebagai tersangka atas pembunuhan Min Hyung
Joon. Gi Bbeum mengerti.
Gi Bbeum
pulang dengan wajah sedih, Ma Sun sudah menunggu didepan gang rumah mengeluh Gi
Bebum yang pulang telat sekali. Gi Bbeum menatap Ma Sung dengan wajah sedih. Keduanya akhirnya
pergi ke taman dan Gi Bbeum duduk di ayunna.
“Kau tahu
tas itu... bukan milikku. Itu...” ucap Gi Bbeum mencoba menyakinkan. Ma Sung mengaku
sudah tahu.
“Kau
tidak perlu menjelaskan.. Aku tahu bukan milikmu.” Kata Ma Sung yakin
“Aku
sudah dipanggil sebagai tersangka.” Kata Gi Bbeum. Ma Sun memastikan keadaan Gi
Bbeum sekarang.
“Ya, aku
baik-baik saja.” Kata Gi Bbeu mencoba tersenyum. Ma Sung mengelh melihat Gi
Bbeum yang berpikir baik-baik saja dan akan menyewa pengacara sekarang.
“Tolong
jangan lalukan. Ini masalahku, aku harus menyelesaikannya sendiri. Aku berhasil
melaluinya dengan baik tiga tahun lalu. Jadi Aku akan baik baik saja.” Ucap Gi
Bbeum
“Jangan
menanggung masalah ini sendirian. Beritahu aku jika kau punya masalah.” Kata Ma
Sung berlutut di depan Gi Bbeum.
Ma Sung mencoba
menuliskan jurnal tapi tak seperti malas untuk menulis, akhirnya melihat
foto-foto yang berjejer dan kembali ingatanya datang. Saat itu terlihat dirinya
berdiri disebuah toko bertuliskan “Mors sola.” Dan membuat tatto ditanganya.
Ia
mencari-cari foto-foto yang diambil Sek Yang lalu menelp apakah ia memiliki
semua foto dari Hainan, karena tidak melihat toko yang dicarinya.
“Aku
sudah memberitahumu banyak toko tutup. Perubahan dilakukan di distrik bisnis. Apa
yang sedang kau cari?” kata Sek Yang. Ma Sung mengaku tidak ada seperti tak
ingin memberitahu Sek Yang.
CEO Kim
sudah menunggu dibawahjembatan sungai Han, melihat Ma Sung datang berkomentar
kalau Ma Sung pasti mencintai Sungai Han sambil mengeluh kalau menyuruhnya
datang ke sini lagi dan berpikir kalau ingin memeriksa sesuatu yang lain.
“Aku
ingat sesuatu.. Kita saling bertatapan di Hainan tiga tahun lalu. Aku melihat
Min Hyung Joon juga.” Kata Ma Sung
“Entah,
aku tidak ingat.” Kata CEO Kim tak ingin mengakuinya.
“Cafe
"Mors sola.Sampai kematian memisahkan kita." Apa Kau tidak ingat toko
tato dengan bendera merah?” ucap Ma Sung. CEO Kim mengaku ingat.
“Lalu,
apa yang kau lihat?” tanya CEO Kim. Ma Sung malah balik bertanya menurut CEO Kim
apa yang dilihat.
“Tidak
masalah apa pun yang kau lihat, coba buatlah pernyataan. Karena kau memiliki
masalah ingatan.” Ucap CEO Kim mengejek.
“Jaksa
mana menurutmu yang akan percaya jika pernyataanku sangat rinci? Kau membunuh
Min Hyung Joon, kan?” kata Ma Sung yakin. CEO Kim pun hanya bisa diam.
Bersambung
ke episode 13
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar