PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hong Shim
yang penasaran mengikuti kakaknya, sampai akhirnya seorang pria berpakaian
hitam seperti Moo Yeon menghadang Hong Shim karena mengikuti Moo Yeon. Hong Shim terdiam. Si Pria ingin Hong Shim menjawab
pertanyaanya kenapa mengejar pria itu.
“Aku tak
tahu apa yang kau bicarakan. Apa Maksudmu Aku sedang mengejar seseorang? Aku sedang
dalam perjalanan pulang.” Ucap Hong Shim. Si pria langsung mencekik leher Hong
Shim.
Saat itu
Je Yoon dan Lee Yeol melihat dari kejauhan. Lee Yeol akan maju tapi Je Yoon
menahanya karena Ini bukan situasi di mana harus melangkah maju sendiri. Si
Pria tetap mencekik Hong Shim ingin tahu
Siapa sebenarnya.
“Apa yang
kau lakukan pada wanita itu? Kau bisa abaikan jika kau tak ingin dirimu
terluka.” Ucap Je Yoon datang membantu
“Aku
terlalu baik untuk meninggalkan ini... Kau hanyalah seorang cendikiawan, bisakah
kau mengabaikan ini?” kata si pria ingin menyerang Je Yoon.
“Aku
lebih sabar dan ganas daripada cendikiawan ini.” Ucap Lee Yeol akhirnya melawan
Si pria dan jatuh tersungkur. Hong Shim terlihat binggung.
“Dan dia
sangat terampil dalam seni bela diri juga.” Kata Je Yoon, Si pria ketakutan dan
akhirnya memilih untuk kabur.
Lee Yeol
memastikan keadaan Hong Shim dengan wajah panik, Hong Shim mengaku baik-baik saja. Je Yoon melihat sikap Lee Yeol berkomentar
kalau Hong Shim yang mengatakan baik-baik saja tapi Lee Yeol yang melebih-lebihkannya.
“Itu
serius bagiku.” Tegas Lee Yeol. Je Yoon pikir Lee Yeol bisa membiarkan agar ia
bisa menanganinya.
“Apa yang
bisa kau lakukan jika kau terluka? Aku mungkin harus menyelamatkan kalian
berdua jika aku hanya melihatnya sedikit lebih lama. Aku akan kembali ke istana
sendirian, kau boleh pulang sekarang.” Kata Lee Yeol
“Kau Tak
boleh begitu. Aku mengkhawatirkan kalian berada dalam penyamaran tanpa
penjagaan.” Ucap Je Yoon menolak
“Akulah
yang memberi perintah. Apa kau lupa siapa aku?” tegas Lee Yeol. Akhirnya Je
Yoon pun membiarkan keduanya berjalan bersama.
Lee Yeol membantu
Hong Shim berdiri dan bergandengan tangan sambil bertanya alasan keluar
sendirian selarut ini. Hong Shim mengatakn Untuk menemukan kakaknya. Lee Yeol mengatakan akan mencarinya. Hong
Shim pikir Lee Yeol sedang memamerkan sebagai Putra Mahkota.
“Kau
seharusnya tak menggunakan kekuatanmu untuk urusan pribadi. Kalau dipikir-pikir,
kau digunakan untuk menyalahgunakan kekuatanmu. Aku tahu ini sejak kau meminta
wanita muda lajang ini untuk menikah.” Ejek Hong Shim
“Beraninya
kau berbicara dengan suamimu seperti itu!” kata Lee Yeol. Hong Shim terdiam
karena Lee Yeol masih mengangap sebagai istrinya.
“Kau bisa
Lepaskan tanganku sekarang.” Ucap Hong Shim merasa tak enak hati.
“Apa kau
tak suka aku memegang tanganku?” tanya Lee Yeol. Hong Shim membenarkan.
“Jika
kita terus berjalan berdampingan seperti ini, kapan aku bisa melihat wajahmu?”
goda Hong Shim
“Yahhh..
tak mudah agar putra mahkota keluar dari istananya. Ini adalah kesempatan
langka, lakukan semua yang kau inginkan.” Kata Lee Yeol. Hong Shim setuju akan
melakukannya dan keduanya saling menatapnya.
“Pasti
ada banyak makanan enak di istana, tapi kau terlihat lebih kuyu daripada ketika
di Desa Songjoo.” Komentar Hong Shim
“Karena
kau tak ada di istana.” Akui Lee Yeol tak bisa menahan perasanya lagi.
Tuan Yeon
panik melihat Je Yoon datang sangat terlambat. Je Yoon pikir Tuan Yeon itu
mengkhawatirkan putrinya, lalu menasehati agar
jangan khawatir karen anaknya sedang dengan pria yang dapat diandalkan.
Tuan Yeon mengatakan bukan seperti itu lalu melirik ke arah lain.
“Aku
kecewa... Kenapa kau tak menghubungiku padahal kau kembali ke Hanyang?” ucap Ae
Wol sudah duduk menunggu. Je Yoon kaget melihatnya.
Ae Wol
menuang minuman berkomentar Sangat menyedihkan
mencintai seseorang yang tak membalas kasih sayang dari Je Yoon dan pasti
mengerti perasaannya sekarang. Je Yoon
mengaku sangat mengerti itu. Ae Wol merasa
percaya takdir membawa mereka bersama.
“Apa tak
membosankan bergantung pada takdir? Menentang takdir membuat sesuatu lebih
menarik.” Kata Je Yoon.
“Apa
alasanmu mencintai wanita milik putra mahkota?” tanya Ae Wol. Je Yoon mengaku tak
bisa menahan diri.
“Tuan... Apa
kau akan merusak segalanya karena perasaanmu padanya?” tanya Ae Wol. Je Yoon
mengaku tak tahu.
“Loyalitas.
Cinta... Mana yang harus kupilih agar tak menyesalinya?” ucap Je Yoon menatap
gelas minum yang sudah habis.
Hong Shim
pikir Sekarang sudah puas melihat Lee
Yeol jadi akan membiarkan pergi sekarang
dan meminta agar Kembalilah ke istana. Lee Yeol menolak. Hong Shim pikir akan mengantar Lee Yeol ke gerbang istana.
“Dengan
begitu kita bisa tetap bersama selama satu jam.” Kata Hong Shim lalu pergi
lebih dulu agar Lee Yeol mengikutinya dari belakang saja
“Jika
kita berjalan seperti ini, kita bisa bertatapan lebih lama.” Ucap Lee Yeol
berjalan mundur.
“Kita
harus mengambil jalan lain.” Kata Hong Shim mencoba menahan Lee Yeol.
“Aku sudah
mendengar tentang itu. Pasangan yang melewati bersama, maka takkan pernah
berpisah selamanya Apa itu sebabnya kita tak boleh melewati pintu itu bersama?”
kata Lee Yeol melihat gerbang dengan tulisan dibagian atasnya.
Hong Shim
membenarkan, tapi Lee Yeol menarik tangan Hong Shim untuk lewatinya dan itu
artinya mereka akan menjadi pasangan yang tak dapat dipisahkan.
“Aku
menyukaimu sejak pertama kali kumelihatmu. Aku mencintaimu... ketika kau
berusia 20 tahun meskipun aku tak melihatmu saat itu. Dan mulai sekarang, Aku
akan mencintaimu selama sisa harimu. Simpanlah dalam hati kenangan indah itu
sampai malam ini.” Ucap Lee Yeol dengan wajah serius.
“Aku juga
akan menyimpannya dalam hati kenangan indah ini... Yang Mulia.” Ungkap Hong
Shim sopan.
“Pria
yang berdiri di depanmu bukanlah Putra Mahkota... Aku Won Deuk.” Kata Lee Yeol
lalu mencium Hong Shim sebagai tanda perpisahan.
Raja
membaca surat yang ditulis Lee Yeol kalau
ingin Jung Je Yoon menjadi pustakawan institutnya. Lee Yeol mengaakan akan
mencari seseorang untuk menggantikan Je Yoon. sebagai Gubernur Songjoo. Raja
seperti tak percaya kalau Lee Yeol akan merekomendasikan dan menunjuk seseorang
untuk Biro itu
“Aku ada
di sana sementara waktu ketika berada di antara hidup dan mati. Masyarakat yang
bersahaja dan baik hati. Jadi Mereka akan khawatir jika gubernur diganti lagi.
Maka Aku akan mengirim seseorang yang tepat.” Ucap Lee Yeol
“Aku tak
menyetujui orang ini dan Aku mengenali namanya. Wakil Perdana Menteri
merekomendasikannya dikirim ke Songjoo. Bekerja dengan orang-orangnya...” kata
Raja tak percaya dengan orang suruhan Tuan Kim
“Aku
hanya ingin mempelajari kebenaran. Ada masalah yang harus kupecahkan. Siapa
yang membunuhku, Kenapa kematian itu ditutupi... Aku akan mencari tahu. Jadi Untuk
melakukannya, aku membutuhkan pria ini.” Jelas Lee Yeol. Raja hanya diam saja.
“Apa kau
takut Ratu dan Pangeran Seowon terlibat? Jika kau ingin menutupi kebenaran,
maka aku akan melakukannya. Namun, sebagai raja, menutupi kebenaran, itu tidaklah
benar.” Jelas Lee Yeol
Je Yoon
melapor pada Tuan Kim kalau Putra Mahkota sedang bergerak dengan mencari
jurnal. Tuan Kim bertanya apa itu Jurnal. Je Yoon memberitahu kalau Lee Yeol menulisnya
setiap hari tanpa terlewatkan dan mencatat semua yang terjadi secara detail.
“Jika
Putra Mahkota mendapatkan jurnal itu, maka ingatannya yang hilang akan pulih.”
Kata Je Yoon
“Putra
Mahkota tak boleh mendapatkan jurnalnya.” Tegas Tuan Kim.
“Apakah
itu rahasia yang tak boleh tersebar?”tanya Je Yoon penasaran.
“Kenapa
itu rahasia? Aku akan meminta kasim mencari jurnal itu.” Ucap Tuan Kim mencoba
menutupinya.
“Putra
Mahkota sangat sensitif sekarang, Jika kau bergerak terlalu terburu-buru, dia
akan mengetahuinya. Jadi Serahkan padaku. Lalu Kau akan menjadi orang untuk
mendapatkan jurnal lebih dulu.” Ucap Je Yoon menyakinkan.
“Aku akan
berada di Biroku, jadi Laporkan padaku secara teratur.” Kata Tuan Kim.
Je Yoon
pikir kalau Lee Yeol menyembunyikan
jurnal di kamar Putri Mahkota. Lee Yeol memikirkan saat memberi sebuah
teka-teki, Je Yoon memecahkannya dengan menghitung kotak jadi percaya, kaalu mengatur
teka-teki untuk level Je Yoon dan bisa memecahkannya.
“Jawabannya
bukan kamar Putri Mahkota.” Ucap Lee Yeol yakin
“Maka,
kita harus menemukan tempat dengan lima kotak. Haruskah kita periksa semua
karakter? Apa ada karakter yang memiliki lima kotak?” kata Je Yoon.
“Tidak.”
Ucap Lee Yeol lalu berpikir dan mengingat
saat melewati gerbang dengan Hong Shim.
“Pintu...
Jurnal ada di ruangan yang bisa dihubungi dengan melewati lima pintu dari sini.
Di situlah disembunyikan.”kata Lee Yeol yakin
“Sebuah
bangunan lima pintu dari kamar Putra Mahkota, lalu yang Ada empat,
Janggyeonggak. Guhyeonjeon, Penyimpanan Buku, Penyimpanan Barang.” Ucap Je Yoon
mencari seluruh ruangan tentang Jurnal milik Lee Yeol.
Lee Yeol
menatap Tuan Kim yang ada didepanya, Tuan Kim memberi hormat dengan bersikap
baik lalu bertanya Apa yang membuatnya
sibuk sepanjang hari. Lee Yeol menaku sdang berjalan mengelilingi istana. berharap
akan membantu ingatanya.
“Apa kau
ingat sesuatu sejauh ini?” tanya Tuan Kim penasaran.
“Aku akan
menghubungimu jika memang demikian.” Kata Lee Yeol
“Ingatanmu
akan kembali pada waktunya, jadi...” kata Tuan Kim yang langsung disela oleh
Lee Yeol.
“Aku
sedang mengusahakannya... Di pesta untuk utusan, aku hampir membuat kesalahan
besar.” Jelas Lee Yeol
“Aku akan
meminta tabib membuat obatmu dengan ekstra hati-hati.” Ungkap Tuan Kim.
Lee Yeol
dengan nada menyindir kalau Tuan Kim yang
begitu penuh perhatian untuknya jadi
harus berusaha lebih keras untuk memulihkan ingatannya segera. Tuan Kim
pun bersikap kalau mendukung Lee Yeol untuk segera memulihkannya.
Pelayan
datang menemui Moo Yeon sambil mengumpat sudah gila dan datang menjawab
panggilan Tapi menurutnya ini akan sia-sia karena Putri Mahkota perlu waktu untuk berpikir.
“Banyak
hal sudah berubah, jadi Tolong beri ini padanya.” Ucap Moo Yeon memberikan
sebuah surat. Saat itu seseorang seperti melihat dari belakang pohon.
Soo Hye
membaca surat yang dibawa pelayan dari Moo Yeon “Sepertinya ayahmu sudah mengetahuinya. Aku
mencoba untuk mengulur tapi itu takkan berlangsung lama. Pada hari ketiga dari
hari ini, aku akan menunggu di sebuah paviliun Gerbang Donui.”
Saat itu
Tuan Kim datang, Soo Hye langsung menyembunyika suratnya dengan wajah panik.
Tuan Kim meminta agar semua orang meninggalkan kamar anaknya. Soo Hye ingin
tahu alasan ayahnya datang.
“Untuk
beberapa alasan, aku tiba-tiba merasa bersalah karena membunuh orang dari Biro
Penasihat Khusus. Padahal Aku memerintahkanmu untuk menyingkirkan ayah bayi
itu, tapi kau mengambil nyawa pria yang tak bersalah.” Ungkap Tuan Kim
“Aku tak
tahu apa yang kau bicarakan.” Kata Soo Hye pura-pura tak mengerti.
“Surat
yang kau pegang... Bolehkah aku membacanya?”ucap Tuan Kim. Soo Hye terdiam
meremas surat dari Moo Yeon.
“Moo Yeon
telah tinggal bersamaku dan Sepertinya dia meninggalkan kota. Kau menghabiskan
setengah hari bersamanya” sindir Tuan Kim.
“Bagaimana
bisa kau tak tahu? Apa kau menyuruh seseorang mengikutiku?” kata Soo Hye kaget
“Kenapa
tak sekalian bermain-main dengan orang rendahan dari pasar? Kenapa harus Moo
Yeon?” sindir Tuan Kim marah
“Jangan
sakiti dia.” Ucap Soo Hye memohon. Tuan Kim memperingatkan anaknya.
“Jika kau
ingin dia hidup, maka kau tak boleh lari bersamanya. Kau harus menjadi ratu tak
peduli apa pun. Jadilah Putri Mahkota.” Perintah Tuan Kim. Soo Hye terlihat
marah
“Sebentarlagi,
rencana dari 10 tahun-ku akan berhasil, jangan menghalangiku lagi. Jika kau
menghalangi jalanku, maka Moo Yeon dan bayi itu akan dibunuh.” Tegas Tuan Kim.
Soo Hye hanya bisa menangis.
“Cinta
hanyalah ilusi. Kenapa kau harus punya
sesuatu yang hanya akan menghilang? Jadi Jangan lupakan ini dan Kau dan aku
berbagi darah yang sama.” Ucap Tuan Kim lalu berdiri
“Aku tak
punya apapun selain kebencian terhadapmu. Kenapa hidup seperti ini? Kenapa kau
melakukan ini? Sesudah penurunan takhta, kau dipromosikan berkat kontribusimu.
Kenapa itu tak cukup? Kapan kau akan berhenti?” tanya Soo Hye sangat frustasi.
“Pernahkah
kau. memakan tikus karena kau kelaparan? Apa kau pernah berada di ambang kematian
sesudah makan makanan busuk? Pernahkah kau mengubur orang tuamu yang meninggal
karena dipukuli. di bawah tanah yang kasar dan kering?” ucap Tuan Kim merasakan
dulu kehidupanya sengsara.
“Aku juga
tak tahu. Aku tak tahu, Apa yang harus kumakan, atau kumiliki untuk mengisi
kekosongan ini dalam diriku.” Ungkap Tuan Kim
“Aku
membenci diriku sendiri karena terlahir sebagai putrimu.” Tegas Soo Hye
“Aku tak
memiliki seorang putra, jadi hanya kau yang bisa kuandalkan. Aku tidak ingin
kehilanganmu juga. Kumohon, Tegakkan kepalamu.” Ucap Tuan Kim.
Kkeut
Nyeo berjalan dengan Goo Dul merasa kalau sedang berada di Hanyang sambil
berkomenatr Meskipun berusaha untuk mengabaikannya, tapi tetap terpesona oleh
semua barang. Goo Dul menyuruh istrinya agar memperhatikan hidungnya.
“Jangan
mengatakan itu sampai ingusmu berceceran kemana-mana.” Ejek Goo Dul
“Aku tahu
kita dengan berani datang ke sini, tapi apa Putra Mahkota akan bertemu dengan
orang-orang seperti kita?” tanya Kkeut Nyeo merasa tak yakin
“Dia akan
ketika dia mendengar namaku. Kau tahu betul Won Deuk.” Ucap Goo Dull yakin
“Yah.. Bukan
hanya kepribadiannya... Dia juga sangat tampan.” Komentar Kkeut Nyeo dengan
wajah terpesona.
“Sekarang
kau membuatku marah.” Kata Goo Dul marah, Kkeut Nyeo mengalihkan dengan
bertanya Apa istananya masih jauh karena Kakinya sakit.
“Kau Naik
saja” ucap Goo Dul berjongkok memberikan pungungnya. Kkeut Nyeo terlihat malu.
“Bagaimana
bisa aku diam saja ketika kaki istriku sakit? Jadi Naiklah.” Kata Goo Dul, tapi
saat Kkeut Nyeo naik, suaminya malah jatuh
“Apa kau
hamil? Kau cukup berat.” Ucap Goo Dul lalu bergegas kabur. Kkeut Nyeo berteriak
marah karena Goo Dul adalah pria lemah.
Keduanya
kembali berjalan, Goo Dul memastikan kalau istrinya tak terluka. Kkuet Nyeo
kesal karena Goo Dul tadi menyuruh naik ke punggungnya. Goo Dul memperlihat tempat
mereka menginap malam ini dan tempatitu
tak bisa dibandingkan bar milik Mi Geum.
“Wajah
itu juga sesuatu.” Kata Kkeut Nyeo, lalu Goo Dul melihat Tuan Park sedang
makan. Tuan Park melihat keduanya langsung menunjukan kepalanya.
“Angkat
kepalamu. Sekarang juga! Kau bilang pada kami untuk tak pergi ke Hanyang, Tapi
kau datang ke sini sendiri untuk bertemu Putra Mahkota.” Sindir Kkeut Nyeo
“Tidak,
tentu saja tidak. Aku di sini untuk Gubernur Jung. Dia belum datang ke Biro,
jadi aku datang untuk menjemputnya. Dan Juga, aku perlu melaporkan padanya
tentang Tuan Park yang menyuruh 100 potong kayu bakar.” Jelas Tuan Park
“Kita tak
perlu tinggal di sini. Gubernur pasti punya rumah besar di sini. Jadi Kita bisa
tinggal di sana.” Kata Kkeut Nyeo penuh semangat.
“Apa dia
akan membiarkan kita tinggal?” tanya Goo Dul Kkeut Nyeo, pikir kenapa tak
boleh.
“Kita
dari Desa Songjoo dan dia adalah gubernur kita jadi sudah tugasnya untuk
menjaga kita.” Ucap Kkeut Nyeo
“Kau benar-benar
pintar, Kkeut Nyeo. Jadi, di mana Gubernur Jung tinggal?” ucap Goo Dul lalu bertanya
pada Tuan park.
“Apa aku
akan makan di sini jika aku tahu itu? Aku mengisi tenagaku untuk
bertanya-tanya.” Kata Tuan Park . Akhirnya mereka pun memilih duduk didepan
Tuan Park
Tuan Yeon
berbicara dengan Hong Shim agar tetap di Hanyang bahkan sesudah menemukan kakaknya. Hong Shim heran Tuan Yeon
yang tiba-tiba mengatakan itu. Tuan Yeon mengaku sudah memikirkan dan merasa
Hong Shim dan Putra Mahkota memang ditakdirkan.
“Ini Sangat
langka menemukan seseorang yang sempurna. Mencintai seseorang yang kau temui
pada semuda ini sama sekali tak mudah. Dan Satu hal lagi. Apa kau pikir aku
tahu dia adalah Putra Mahkota ketika aku menyelamatkannya dari Gunung Chunwoo?”
ucap Tuan Yeon
“Bagaimana
jika kita memang ditakdirkan? Haruskah aku memberitahunya untuk berhenti menjadi
Putra Mahkota dan tinggal bersamaku?” kata Hong Shim
“Yah...
Itu tak mungkin.. Aku hanya mengatakan
ini karena aku sedih tentang putusnya hubunganmu.” Ucap Tuan Yeon merasa
menyesal
“Kami tak
putus... Perasaan diHati kita terhubung satu sama lain.” Akui Hong Shim
malu-malu.
Saat itu
ada suara terikan dari luar bertanya apakah ada diluar, Hong Shim dan Tuan Yeon keluar. Tuan Park
kaget melihat keduanya keluar padahal yang mereka datangi rumah Gubernur Jung.
Kkeut Nyeo melihat Hong Shim terlihat bahagia.
Hong Shim
pun senang melihat temanya, lalu mereka berpelukan. Tuan Yeon ikut senang
bertanya kenapa mereka datang ke rumah Je Yoon dan mereka pun tak percaya bisa
bertemu dengan Hong Shim dan juga Tuan Tuan Yeon yang meninggalkan desa.
Je Yoon
melaporkan kalau semua yang pikiran, semuanya gagal dan berpikir kalau ada yang
salah. Lee Yeol meminta Je Yoon agar bertemu dengan Kasim Yang lagi, karena punya
sesuatu untuk diperiksa.
“Coba
ingat-ingat judul jurnalnya Yang Mulia.” Ucap Je Yoon menemui Kasim Yang
Kasim
Yang meningat kembali saat Lee Yeol menulis bukunya lalu menutupinya dan
dibagian depan tertulis judulnya. Ia lalu menuliskan “Judul Jurnalnya adalah...”
dan Lee Yeol menyebut "Diam."
Je Yoon
bergegas kalau Ada total lima pintu untuk dilewati untuk menemukan jurnal dan Ada
segi empat dalam huruf-huruf Cina dari judul itu, jadi Itu berarti jumlah pintu
yang dilewati adalah empat. Ia pun menduga mungkin jurnalnya ada di
Perpustakaan Putra Mahkota.
Ia terus
mencari di tumpukan buku dan tak sengaja melihat tumpukan buku dengan sampul
yang berbeda dan itu sama yang dituliskan Lee Yeol.
Mentri
memberitahu kalau Mereka sudah menemukan jurnal. Tuan Kim ingin tahu
keberadaanya. Mentri menjawab ada diPerpustakaan Putra Mahkota. Tuan Kim
menegaskan aklau Tak ada yang boleh membaca tulisan dijurnal itu lalu bergegas
pergi.
“Wakil
Perdana Menteri Kim... Ada apa ini?” ucap Mentri melihat langit dengan kepulaan
asap
“Ada
kebakaran di Perpustakaan Putra Mahkota.” Kata Kasim datang dengan
terburu-buru.
Api sudah
sangat besar menghabiskan bagian depan dan semua pengawal saling membantu
membawakan air untuk memadamkan api. Tuan Kim melihat dari kejauhan. Je Yoon datang
berdiri disampingnya. Tuan Kim ingin tahu Apa yang terjadi
“Aku tak
punya pilihan karena situasinya sangat mendesak. Jurnal itu hilang selamanya.” Ucap
Je Yoon
“Bagaimana
dengan isinya? Apa kau melihatnya?” tanya Tuan Kim
“Judulnya
adalah "Doo Goo", berarti "Diam" dalam karakter Cina. Itu
artinya tutup mulut. Aku tak membacanya karena kupikir takkan kuat jika aku
membukanya.” Kata Je Yoon. Saat itu Lee Yeol melihat dari kejauhan dengan
tatapan dingin.
Tuan Yeon
dkk makan buah bersama diteras. Goo Dul pikir karena melon oriental tumbuh di
Hanyang jadi rasanya sangat manis. Tuan Park juga melihat Bulan tampak sangat
cerah di Hanyang juga. Tuan Yeon berkomentar
kalau mereka hanya membual tentang Hanyang.
“Ngomong-ngomong,
bagaimana ini bisa terjadi? Aku tak tahu kau akan tinggal di rumah Gubernur
Jung.” Kata Kkeut Nyeo pada Hong Shim.
“Itu... Ceritanya
panjang untuk diceritakan.” Kata Hong Shim
“Putra
Mahkota pasti membawanya ke sini.” Ucap Goo Dul yakin
“Jika
begini, bagaimana jika Hong Shim menjadi selir?” komentar Tuan Park.
“Ngomong-ngomong,
apa yang membawamu ke sini di Hanyang?” tanya Tuan Yeon mengalihkan pembicaran.
“Astaga,
tak usah dijelaskan lagi. Tuan Park memaksaku untuk membuat 100 potong kayu
bakar. Dan Gubernur Jung tak kembali sama sekali.” jelas Tuan Park kesal
“Kami di
sini untuk bertemu Putra Mahkota, dan Petugas Park ada di sini untuk menjemput
Gubernur Jung.” Jelas Goo Dul
“Kudengar
dia bukan lagi seorang gubernur di sana. Dia diangkat ke posisi yang melayani
Putra Mahkota.” Kata Tuan Yeon.
“Apa yang
kau bicarakan? Aku tak berpikir dia akan seperti ini, tapi ternyata dia sangat
licik. Apa dia memuji Putra Mahkota untuk mendapatkan posisi untuk dirinya
sendiri? Aku sangat cemburu.” Ungkap Tuan Park marah. Hong Shim pun diam-diam
memilih untuk pergi.
Soo Hye
sudah mendengar, kebakaran terjadi di
Perpustakaan Putra Mahkota dan ingin tahua Apa Ayahnya berada di belakangnya
semua ini. Tuan Kim memberitahu kalau Putra
Mahkota sedang mencari jurnalny dan mungkin Rahasia mereka ditulis dalam jurnal
itu.
“Tapi itu
dibakar menjadi abu, jangan khawatir. Kau bisa pergi ke kamar putra mahkota dan
tidur di sana malam ini. Tidak peduli betapa dingin hatinya seorang pria, dia
menjadi murah hati terhadap bayinya. Kau harus menepati janjimu.”perintah Tuan
Kim. Soo Hye menyetujuinya.
Saat itu Hong
Shim berjalan mengikuti Myuk yang masuk ke dalam sebuah rumah dan akhirnya
memberanikan diri untuk masuk. Soo Ji melihat Hong Shim bertanya siapa yang
datang. Hong Shim panik sambil meminta maaf kalau beralasan pasti salah rumah.
“Apa kita
tak bertemu satu sama lain dengan Je Yoon tempo hari? Ah.. Benar... Apa Kau
mencari sebuah tempat? Aku sedang mencari udara segar saat ini. Haruskah aku
menunjukan jalannya?” ucap Soo Ji mengoda.
“Aku
sangat berterima kasih atas tawaranmu.. api Omong-omong, rumahmu terlihat
sangat layak . Kalau tak keberatan, bolehkah aku bertanya dari keluarga mana
kau berasal?” kata Hong Shim
“Kau
pasti terkejut mendengarnya... Aku putra Wakil Perdana Menteri Kim Cha Eon, Kim
Soo Ji.” Kata Soo Ji bangga.
Hong Shim
terlihat shock dan mengingat ucapan kakaknya “Kim Cha Eon menusuk hati ayah
kita dengan pedangnya.” Lalu Soo Ji
bergegas berdiri memberikan hormat karena ayahnya pulang. Hong Shim terdiam
melihat Tuan Kim dan saat itu Tuan Kim pun menatap Hong Shim seperti mengetahui
kalau itu adalah adik dari Moo Yeon.
Lee Yeol
bertanya pada Je Yoon apakah Wakil Perdana Menteri mencurigai sesuatu. Je Yoon
pikir tidak karena sudah memeriksa ruangan secara menyeluruh sebelum kebakaran,
dan jurnal untuk bulan Maret ketika insiden itu terjadi tak ada di sana.
“Itu
karena kita tak menyelesaikan teka-teki dengan benar. Kau bisa Tambahkan
karakter untuk "tumit" di samping itu untuk "tanda bunga
sakura." Maka Itu memberimu jawabannya.” Kata Lee Yeol
“Lalu
jika begitu, dari perpustakaanmu, Kita harus melewati enam pintu lagi Untuk
mencapai tempat ini.” Ucap Jee Yeon dan Lee masuk ruanga dengan ada banyak
kotak.
“Aku
menyukai bunga sakura. Aku pasti memiliki kotak yang terbuat dari pohon yang
ditebang oleh istriku.” Kata Lee Yeol lalu melihat ada sebuah buku didalam
kotak.
Lee Yeol
mulai membaca buku harianya "Aku merasa jauh lebih baik sekarang karena
tak minum obat. Kecurigaanku bahwa nyeri dada disebabkan oleh pengobatan, Tidaklah
logis. Aku tak bisa mempercayai siapa pun di istana ini."
Ia lalu
bertemu dengan tabib yang berlutut didepanya "Tidak ada masalah dengan
obatnya, Tapi ketika dimakan dengan salah satu camilan kesukaanku..." tabi
mengatakan kalau itu akan bereaksi sebagai racun bagi tubuh Lee Yeol jelas
merupakan upaya keracunan.
"Siapa
yang mencoba membunuhku? Jadi aku mengadakan pesta untuk menangkap
pelakunya." Dan Lee Yeol mengingat saat Tuan Kim memberikan busur panah
yang sama ketika tabib wanita yang terkena panah
"Kim
Cha Eon menyuruh membunuh tabib wanita. Aku yakin dia melakukannya untuk menyembunyikan
fakta bahwa dia mencoba meracuniku. Tapi kenapa dia mencoba membunuhku?"
"Aku
akhirnya menemukan rahasianya, Tapi aku tak bisa melakukan apa-apa.
Keputusasaan itu melemahkan. Mungkinkah ada orang lain yang sangat
sengsara?"
Lee Yeol
selesai membaca buku harianya, sambil berjalan menyimpulkan kalau Ayah dari
istrinya dan Ayah mertuam Pria yang dipercaya ada di pihakknya adalah orang
yang berusaha membunuhnya. Ia yakin karena Tuan Kim harus menyembunyikan
rahasia mengerikan yang ditemukan.
“Rahasia
yang harus dia sembunyikan bahkan mempertaruhkan nyawaku. Putri Mahkota membawa
anak orang lain.” Gumam Lee Yeol yakin dan saat itu melihat Soo Hye datang.
“Aku baru
saja menuju ke kamarmu.” Ucap Soo Hye. Lee Yeol pun mengaku kalau sedang menuju
untuk menemui Soo Hye
“Kita
terhubung satu sama lain.” Kata Soo Hye dengan senyuman. Lee Yeol dengan
senyuman sinis mengaku seperti itu juga.
“Malam
ini, aku berencana untuk menghabiskan waktu yang sangat lama denganmu.”bisik
Lee Yeol seperti memberikan pertunjuk kala sudah menemukan rahasia dari
keluarga Kim yang disembunyikan.
Bersambung
ke episode 15
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Makasih kak, udah masuk klimaks nih sinopsisnya..
BalasHapusUdah mulai terungkap semuanya...semakin seru sekaligus semakin sedih karena udah diujung" ...😢# buat unnie..SEMANGAT TERUS..💕👍
BalasHapus