PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung
kembali merasakan ingatan lamanya kembali lalu tersadar kalau saat di China
mengejar Kim Bum Soo. Lalu bergegas kembali ke kantornya menemukan kartu nama
Kim Bum Soo - Empire Entertainment dan bergegas menelpnya.
“Ini Gong
Ma Sung. Aku ingin bertemu denganmu sekarang.” Ucap Ma Sung CEO Kim langsung
menyetujuinya.
“Ini
Semakin menarik saja... Bagaimanapun, aku mengandalkanmu.” Kata CEO Kim pada
temanya lalu mobilnya pergi menemui Ma Sung
Keduanya
bertemu dibawah jembatan sungai Han, CEO
Kim berkomentar kalau tidak mengharapkan Ma Sung memanggilnya. Ma Sung membahas
CEO Kim yang mengatakan banyak tentangnya waktu itu jadi penasaran apa yang
diketahui CEO Kim.
“Ingatanmu
lebih baik dari yang kupikir. Maka, kau harus tahu apa yang kuinginkan.” Ucap
CEO Kim
“Aku akan
memikirkan tentang iklan Sunwoo Hotel.” Kata Ma Sung memberikan penawaran.
“Aku
ingin memiliki semua iklan untuk Sunwoo Group.” Ucap CEO Kim. Ma Sung pikir tak
ingin mengetahuinya apa yang diketahui CEO Kim
“Kau
harus tahu, Kau datang jauh-jauh ke sini.” Ucap CEO Kim mencoba mengodanya.
“Apa kita
bertemu di Hainan tiga tahun yang lalu?” kata Ma Sung menebak. CEO Kim mengaku
tak tahu.
“Aku
memiliki hal buruk di Hainan. Biarku ingat-ingat, Mungkin aku melihatmu atau mungkin
aku tidak”.Kata CEO Kim mencoba untuk terlihat santai.
“Aku
yakin itu dia. Tapi Kenapa aku mengejarmu?” gumam Ma Sung penasaran.
“Kau
tidak akan pernah bisa mengingatku.” Gumam CEO Kim membalasnya.
“Tidak,
aku tidak melihatmu. Lalu Apa Kau melihatku?” ucap CEO Kim. Ma Sung berbohong
kalau tak melihat CEO Kim
“Aku
seharusnya tidak datang ke sini.” Keluh Ma Sung memilih untuk bergegas pergi.
CEO Kim berkomentar tato yang ada ditangan Ma Sung bagus, Ma Sun tak
mengubrisnya.
Gi Bbeum
datang ke kantor berdiri dimeja receptionist.
Pegawai mengatakan kalau Gi Bbeum tidak bisa bertemu presdir Gong tanpa
janji dan meminta maaf. Gi Bbeum memohon karena harus menemuinya hari ini jadi
meminta untuk menelepon lagi.
Saat itu
terdengar suara teriakan “Presdir Gong sudah tiba.” Sebuah petinggi berdiri
menyambut didepan pintu. Gi Bbeum langsung berlari dan berani untuk menghadang
Nyonya Gong didepannya. Nyonya Gong melihat Gi Bbeum membawa tas di tanganya.
Sek Yang melihat dari kejauhan terlihat gugup karena keduanya bertemu.
Ma Sung
menaiki mobil bertanya-tanya “Apa lagi yang dilupakan?” setelah ingatan lamanya
datang. Sek Yang bertanya keberadaan
bosnya sekarang. Ma Sung mengaku kalau akan bertemu seseorang.
“Bukankah
kau pergi menemui Joo Gi Bbeum?” ucap Sek Yang. Ma Sung binggung karena akan
bertemu Joo Gi Bbeum.
“Apa Kau
lupa lagi? Kau berbicara dengannya di telepon, lalu kau pergi untuk menemuinya.
Apa Kau tidak ingat itu?” kata Sek Yang tak percaya mendengarnya. Ma Sung hanya
bisa terdiam.
Gi Bbeum
bertemu disebuah ruangan dengan meja yang panjang, menyerahkan kartu kredit dan
juga semua alat makeup milik adiknya, mengatakan kalau untuk mengembalikan
semua pemberian dari bibi Ma Sung. Nyonya Gong pikir kalau Sa Rang bilang dengan
senang hati menerimanya.
“Dia tidak
menerima dengan senang hati. Tapi Kau mencoba memanfaatkan keluargaku.” Ungkap
Gi Bbeum membela diri
“Keluargamu
terpengaruh oleh hal-hal sepele seperti itu.” Komentar Nyonya Gong sinis
“Kumohon,
jangan menghina keluargaku lagi. Dan minta maaflah kepada ayah dan keluargaku.”
Tegas Gi Bbeum berani bicara.
“Kau
bilang Minta maaf? Apa keluargamu merasa dipermalukan? Aku yakin mereka
membenci mu karena mengembalikan ini. Kemiskinan membuatmu kehilangan harga
dirimu. Itulah wajah kemiskinan sebenarnya.” Ejek Nyonya Gong. Gi Bbeum hanya
bisa terdiam.
“Apa kau
tidak tahu hidupnya akan sengsara jika seorang wanita sepertimu menempel pada
Ma Sung?” sindir Nyonya Gong
“Aku tidak
akan putus dengan Ma Sung bahkan jika kau melakukan ini.” Tegas Gi Bebum
“Anak
ataupun ayah sama saja, Kalian tidak tahu malu. Apa Maksudmu ini tidak cukup?
Apa Kau ingin lebih?” ucap Nyonya Gong sangat merendahkan.
“Aku tidak
akan menyerah pada Ma Sung bahkan jika kau memberiku Sunwoo Group. Dan cintaku
pada Ma Sung akan abadi.” Ungkap Ma Sung yakin.
Nyonya
Gong tak percaya mendengarnya, lalu Sek. memberikan berkas pada didepan Gi
Bbeum. Gi Bbeum melihat judul berita [Kebenaran Pembunuhan Min Hyung Joon
Terungkap] lal menegaskan kalau tidak membunuh Min Hyung Joon.
“Aku
tidak peduli jika kau seorang pembunuh atau bukan. Aku hanya ingin kau menjauh
dari Ma Sung.” Ucap Nyonya Gong
“Jika kau
mempublikasikan cerita tanpa dasar seperti ini, maka aku tidak akan diam saja.”
Balas Gi Bbeum mau melawan
“Lakukan
apa pun yang kau bisa. Itu tidak akan mengubah apa pun.” Ucap Nyonya Gong
“Aku akan
mewujudkannya.” Ucap Ma Sung tiba-tiba datang melawan bibinya lalu menarik Gi
Bbeum untuk keluar denganya.
“Jaga
martabat di depan bawahanmu.” Sindir Nyonya Gong melihat Ma Sung akan pergi.
“Martabatku?
Semua orang bilang kau adalah wanita yang ramah. Karena mereka tida tahu kau
seburuk ini.” Balas Ma Sung
“Inilah
cinta dan kepedulianku sebagai orang yang membesarkanmu. Kau tumbuh tanpa orang
tua. Jadi Kau harus bertemu wanita yang tepat.” Tegas Nyonya Gong
“Cinta
itu tidak kejam... Kau dapat mengambil semuanya dariku. Tapi jangan menyentuh
wanita ini.” Ucap Ma Sung
“Aku
takkan bertanya padamu. Kau memiliki hati yang penuh gairah, keberanian. Tapi,
apa kau akan ingat? Aromanya dan raut wajahnya, kau akan melupakan segalanya.
Apa Kau pikir bisa melindunginya?” kata Nyonya Gong
“Aku akan
melupakan segalanya dan Aku akan kehilangan segalanya. Tapi Aku masih akan melindunginya,
tidak peduli apapun. Aku tidak akan membiarkannya pergi dari hidupku.” Tegas Ma
Sung lalu menarik Gi Bbeum pergi.
Gi Bbeum
kebingungan melihat Ma Sung yang membawanya ke pakiran, tanpa banyak bicara Ma
Sung membuka pintu mobil dan menyuruh Gi Bbeu masuk.
Keduanya
menaiki tangga menunju namsan, Gi Bbeum pikir
Terkadang, keluarga bisa menjadi kasar lebih baik merkea yang baru saja bertemu.
Ma Sung menatap Gi Bbeum dengan tatapan sedih. Gi Bbeum pikir kalau Sepertinya Ma Sung tidak akan bisa menemuinya
lagi.
“Tapi,
kau akan baik-baik saja dalam waktu singkat. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Gi
Bbeum
“Apa Kau
baik-baik saja?” kata Ma Sung bertanya balik. Gi Bbeum mengatakan kalau tidak berbicara tentang dirinya.
“Aku
bertanya keadaanmu.” Jelas Gi Bbeum. Ma Sung mengaku baik-baik saja jika Gi
Bbeum baik-baik saja.
“Aku tidak
baik-baik saja, jika kau tidak.” Jelas Ma Sung
“Cinta,
seakan memberitahu, orang macam apa aku ini. Aku akan selalu bahagia. Aku akan
berani Dan aku akan banyak tersenyum. Aku ingin tetap di sisimu.” Kata Gi Bbeum
lalu memegang wajah Ma Sung
“Mantra untuk
Gong Ma Sung. Hari ini... kau akan menghapus semua kenangan buruk. Kau akan
melupakan semuanya. Biar hatimu takkan sakit.” Kata Gi Bbeum.
Ma Sung
bisa sedikit tersenyum mendengarnya dan keduanya tak bisa memalingkan wajah dan
saling menatap.
Keduanya
berjalan pulang, Gi Bbeum bertanya Apa ada yang ingin di katakan Ma Sung
padanya. Ma Sung ingin tahu apakah mungkin ia melihat Kim Bum Soo di Hainan
tiga tahun yang lalu. Gi Bbeum kebingungan Ma Sung menyebut nama Kim Bum Soo.
“Aku
penasaran tentang itu.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau itu tak mungkin.
“Kenapa
bertanya?” tanya Gi Bbeum, Ma Sung mengaku hanya ingin tanya saja.
“Apa kau
menyembunyikan sesuatu dariku?” tanya Gi Bbeum curiga, Ma Sung mengaku tidak
ada.
“Apa Kau
yakin? Aku akan marah jika kau menyembunyikan sesuatu.” Ucap Gi Bbeum
mengancam, Ma Sung menyakinkan kalau Gi Bbeum tak perlu khawatir.
“Mulai
sekarang, kau harus pergi lebih dulu.” Kata Gi Bbeum, Ma Sung binggung kenapa
tiba-tiba seperti itu.
“Aku
ingat apa yang kau katakan sebelumnya Di Odd Ball.” Ucap Gi Bbeum, Ma Sung
sepeti tak mengingat di Odd Ball.
“Kau
bilang, aku mengancam untuk putus setiap hari. Aku tidak tahu apa artinya itu. Bagaimanapun,
aku tidak akan menunjukan punggungku.
Jadi, jangan khawatir, jadi Pulanglah. Aku selalu di belakangmu.” Kata
Gi Bbeum.
“Oh
tidak... Kau akan berada dalam kesulitan ketika melihat punggungku.” Goda Ma
Sung. Gi Bbeum ingin tahu alasanya.
“Hatimu
akan berdebar.” Goda Ma Sung memperlihatkan punggungnya, Gi Bbeum merasa
seperti tak lucu.
“Maaf,
aku pulang.” Ucap Ma Sung akan pergi, Gi Bbeum melihat Ma Sung akan pergi tapi
kembali berjalan kearahnya lalu menciumnya.
“Sebelum
kita berpisah, katakan selamat tinggal dengan ciuman.” Kata Ma Sung lalu
berbalik dan terlihat wajahnya yang khawatir. Gi Bbeum pun mencoba untuk
terlihat senang.
Nyonya
Gong ingin tahu Bagaimana kondisi Ma Sung sebenarnya. Dokter Yoon mengaku Pola yang sama dengan ingatan jangka pendek
Ma Sung Tapi, Ma Sung Sedang mengembalikan ingatannya tentang kecelakaan itu
sekarang.
“Sepertinya
itu terjadi saat dia mengembangkan demensia. Dan Itu hanya sementara. Kau tidak
perlu khawatir. Dia perlahan mengingat masa lalunya. Tapi, aku bahkan tidak bisa
menebak seberapa cepat dia akan kehilangan semua ingatannya.” Jelas Dokter Yoon
“Apa yang
kau katakan sudah membebani pikiranku.” Keluh Nyonya Gong. Dokter Yoon tak
mengerti maksudnya.
“Kau
bilang "Perhatikan perubahan emosional Ma Sung." Yang menggangguku,
gadis itu mungkin menjadi penghalang rencanaku.” Ucap Nyonya Gong.
Di rumah
Gi Bbeum duduk didepan meja riasnya, surat dari Ma Sung dibacanya. "Joo Gi
Bbeum, semuanya akan membaik." Lalu dibalas dibawanya tulisan Gi Bbeum "Gong
Ma Sung, aku akan bersamamu." Ia lalu ingin menyalakan walkmanyam lalu
membaca tulisan [Joo Gi Bbeum aneh orang pembuat keributan]
Di kantor
“Kondisi
direktur Gong dengan cepat memburuk. Dia sudah tahu.” Ucap Dokter Yoon. Nyonya
Gong kaget kalau Ma Sun sudah tahu.
“Dia
terlihat tenang di luar tapi dia mungkin takut.” Ungkap Dokter Yoon
Di rumah,
Ma Sung menatap ke arah jendela dengan wajah kebingungan di buku jurnalnya
tertulis [Kehilangan kenangan... aku takut, aku takut.] Seperti apa yang
dikatakan Dokter Yoon benar, Nyonya Gong pun meminta agar dibawakan rekam medis
Ma Sung.
“Aku akan
mengungkapkan masalah kesehatannya di rapat dewan. Aku akan memecatnya.” Kata
Nyonya Gong
“Kau
harus membuat perubahan pada penggunaan Desa Penyembuhan pada saat yang
bersamaan. Kau harus memajukannya.” Ucap. Dokter Yoon Nyonya Gong dingin
berkata akan melakukan itu.
Sarapan
pagi dirumah keluarga Joo, terlihat suram tak ada yang bicara. Sa Rang terlihat
cemberut. Gi Bbeum heran mereka yang tidak mengatakan apa-apa dan berpikir
kalau itu cara mereka membalas semua jerih payahnya. Dengan tidak akan berbicara
dengannya. Semua hanya diam.
“Apa kau
mengembalikan Kartu kredit dan produk rias? Apa yang dikatakan wanita itu?”
kata Ja Rang
“Apa
lagi? Dia bilang kenapa kita menerimanya.” Kata Gi Bbeum, Sa Rang yang kesal
memilih untuk pergi sekolah.
“Joo Sa
Rang! Apa Kau bahkan tidak mengucapkan salam?” teriak Gi Bbeum. Sa Rang tak
peduli memilih segera pergi.
Jae Min
dan CEO Jang membawa berita di internet mereka yakin kalau Ha Im akan
memperbarui kontraknya dengan Empire Entertainment. CEO Jang pikir kalau saja
mereka kmemiliki selebritis yang tepat. Saat itu Ki Joon berbaring sambil
menatap ponselnya mengeluh Kenapa Ha Im terus melakukan itu.
“CEO
Jang.” Kata Ki Joon lemas, CEO Jang mengeluh kalau Ki Joon tak perlu
memanggilnya sekarang, karena akan membuatnya menggigil.
“Ini Sudah
kupikirkan dan aku harus berhenti berakting.” Ucap Ki Joon.
“Apa yang
ingin kau hentikan? Kau belum berakting sama sekali.” kata CEO Jang berjalan ke
arah Ki Joon tak percaya
“Dalam
kondisi ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Itu akhirnya terjadi.” Ucap Ki
Joon lemas. Jae Min bertanya apa yang terjadi.
“Aku
tidak bisa bernafas.. Aku tidak bisa tidur dan aku kehilangan nafsu makan. Aku
tahu ini akan terjadi. Aku punya gangguan panik.” ungkap Ki Joon.
“Gangguan
panik? Jika kau memiliki gangguan panik, akulah tombol paniknya!” jerit CEO
Jang kesal. Ki Joon lalu merasa kalau kembali merasakan panik.
“Hanya
selebritas top yang mengalami ini.”ungkap Ki Joon. CEO Jang tak bisa menahan
amarahnya kalau mengalaminya juga!
“Aku mengalami
gangguan emosi karena stres!” jerit CEO Jang. Jae Min mencoba menangkan CEO
Jang.
Sek Yang
memberikan presentasi Pohon keluarga Sunwoo Groupdan tokoh-tokoh kunci didepan
Ma Sung yaitu dimulai dari Presdir Gong Ji Young dan Gong Trio, tiga bibinya,
lalu Keduanya adalah penerus yaitu Ma
Sung dan juga Ki Joon.
“Kepercayaan
pertama dan kedua. Orang-orang ini adalah persona non grata. Garis Warna Biru berarti
ramah, dan Garis warna merah berarti tidak ramah. Tolong tanyakan padaku jika
kau berpikir ada orang di sini yang tampak seperti orang asing.” Jelas Sek Yang
“Kau
seperti orang asing. Apa yang kau lakukan?” sindir Ma Sung. Sek Yang pikir
kalau Ma Sung sedang dalam kondisi baik dan akan melanjutkan slidenya.
Ma Sung
binggung apa yang dibuat Sek Yang itu. Sek Yang mengatakan kalau itu jadwal Ma
Sung mengaku tidak bisa tidur di malam hari belakangan ini karena membuat file
presentasi sepanjang malam.
“Pembelajaran
berulang dapat membantu meningkatkan ingatan.” Jelas Sek Yang. Ma Sung binggung
apa maksudnya Belajar berulang
“Ya, kau
perlu mempersiapkannya terlebih dahulu. Bagaimana jika kau kehilangan ingatan seperti
kemarin dan tidak mengenaliku?” ucap Sek Yang
“Lalu Kau
siapa?” kata Ma Sung seperti lupa. Sek Yang tak percaya kalau itu terjadi.
“Astaga.
Itu terjadi lagi! Akhrinya ini tiba... Apa yang harus aku lakukan sekarang?”
ungkap Sek Yang menahan amarah kebingungan.
“Apa yang
harus aku lakukan, Woo Jin?” kata Ma Sung. Sek Yang bisa bernafas lega kalau Ma
Sung benar memanggil namanya Yang Woo Jin.
“Berhentilah
bercanda sekarang.” Keluh Sek Yang kesal
“Kau
berhenti bercanda sekarang dan beri aku waktu istirahat. Ingatanku jatuh karenamu!”
balas Ma Sung. Sek Yang menjawab “Aku mengerti.” Dengan bahasa santai.
“kau
bilang "Aku mengerti"? Kau pikir aku bercanda?” ucap Ma Sung marah.
Sek Yang pun meminta maaf.
“Karena
aku kehilangan ingatan, itu memunculkan kenangan lama. Aku ingat, aku mengejar seseorang
pada hari kecelakaan itu.” Cerita Ma Sung.
Sek Yang
ingin tahu siapa yang Ma Sung kejar. Ma Sun mengaku orangnya adalah Kim Bum
Soo. Sek Yang memastikan kalau itu adalah CEO dari Agensi Empire Entertainment.
Ma Sung membenarkan yaitu di jalan ketika mengalami kecelakaan itu, dan mengejarnya.
“Kenapa
kau melihatnya di sana?” tanya Sek Yang penasaran. Ma Sung mengaku tidak tahu kenapa mengejar
CEO Kim.
“Apa Kau
yakin itu bukan mimpi?” ucap Sek Yang merasa aneh. Ma Sung langsung melirik sinis.
“Pergi ke
agen detekti yang selalu kau datangi dan minta mereka untuk menyelidiki Kim Bum
Soo.” Perintah Ma Sung. Sek Yang pun akan melakukanya.
Ki Joon
turun dari mobil dengan syal yang menutupi kepalanya, lalu merasakan sesuatu
yang dadanya. Ia merasa kebingungan karena sangat gugup dan berpikira akan mati.
“Apa Kau
memberi tahu Joo Gi Bbeum bahwa kau selalu melupakan sesuatu?” ucap Sek Yang
akhirnya masuk kembali ke ruangan dengan Ma Sung. Ma Sung hanya diam tak bisa
berpikir.
“Apa yang
kau rencanakan? Bagaimana kau akan mengatasinya? Bagaimana dengan Direktur
Sung?” tanya Sek Yang mulai khawatir.
“Dia
tidak tahu dan Dia akan terkejut ketika tahu.” Kata Ma Sung
“Kenapa
aku akan terkejut?” ucap Ki Joon sudah duduk dibalik kursi Ma Sung. Keduanya
kaget karena Ki Joon ada diruangan.
Ma Sung
ingin tahu apa itu, Ma Sung balik bertanya sedang apa Ki Joon diruanganya. Ma
Sung mengatakan sengaja menunggu Ma Sung karena harus bicara.. Ma Sun ingin
tahu apa yang ingin dibicarakan Ki Joon. Sek Yang pun keluar dari ruangan
“Hyeong,
sepertinya aku sakit.” Kata Ki Joon sambil merengek kalau merasa sangat sakit.
“Hatiku
berdebar, dan aku tidak bisa bernafas.” Ucap Ki Joon. Ma Sung menyuruh Ki Joon
kalau harus berolahraga.
“Aku tidak
bisa tidur di malam hari. Ketika aku melihat ponselku, maka aku merasa akan
mati.” Keluh Ki Joon.
“Berhenti
memainkan ponselmu, mulailah membaca buku.” Saran Ma Sung
“Lee Ha
Im tidak menelpku. Sesudah dia menciumku!”jerit Ki Joon kesal. Ma Sung tertawa
mendengarnya.
“Apa yang
harus aku lakukan?”jerit Ki Joon berguling disofa.
Ma Sung
akhirnya mengantar Ki Joon keluar dari rumah sakit. Ki Joon mengeluh kalau
merasa sakit dan punya gangguan panik. Ma Sung memperingatkan Jangan melakukan
diagnosa diri dan akan menyembuhkannya. Ki Joon ingin tahu caranya.
“Pertama...
Telpon Lee Ha Im dan katakan padanya kau ingin menemuinya.” Ucap Ma Sung.
“Aku
tidak mau... Aku takut...” rengek Ki Joon.
“Kau
takut padanya karena kau menyukainya.” Kata Ma Sung. Ki Joon mengelak
“Kukira...hanya
sedikit.” Akui Ki Joon. Ma Sung ingin tahu seberapa banyak.
“Mungkin Biji
sawi?” kata Ki Joon. Ma Sung tak percaya mendengarnya.
“Ini
sudah tak tertolong, jadi Telpon dia dalam perjalanan pulang.” Kata Ma Sung
lalu berjalan pergi. Ki Joon berteriak
panik, Ma Sung tersenyum karena melihat Ki Joon ternyata punya sisi imut juga.
Ki Joon
masih ragu akhirnya mencoba menelp Ha Im ingin tahu keberadaanya dan bertanya
apakah bisa menemuinya sekarang. Ha Im
langsung menolaknya dan menutupnya. Ki Joon tak bisa menyerah begitu
saja langsung mengunakan video call.
“Dimana
kau sekarang?” tanya Ki Joon, Ha Im malah balik bertanya kenapa dengan wajah
acuh saat mengangkat telp Ki Joon.
“Aku
tidak punya waktu untukmu.” Kata Ha Im. Ki Joon melihat keberadaan Ha Im kalau
tahu keberadaan Ha Im.
“Kau
Tetap di sana, Aku akan ke sana.” Tegas Ki Joon lalu menutup telpnya. Ha Im
berkomentar kalau Ki Joon memang jantan.
Ki Joon
masuk ke sebuah butik, melihat Ha Im masih ada dalam lalu membalikan badan. Ia
berharap agar Ha Im Jangan tersenyum, tapi si artis Top korea memberikan
senyuman pada Ki Joon, saat itu terlihat sinar yang terang disekeliling Ha Im.
“Aku
takut padanya...”kata Ki Joon memegang dadanya yang berdegup kencang, Tapi Ha
Im melihat Ki Joon terlihat imut dengan gayanya.
“Kenapa
kau ingin menemuiku?” tanya Ha Im berpura-pura bersikap acuh.
“Kenapa
kau tidak meneleponku?” balas Ki Joon. Ha Im makin mengoda kalau Ki Joon yang
menunggu telponnya
“Kenapa
aku harus meneleponmu?” tanya Ha Im mulai mengoda sepupu Ma Sung
“Kenapa
kau mengabaikanku? Kau bahkan menciumku!” jerit Ki Joon kesal
“Apa aku
membuat hatimu berdebar?”goda Ha Im. Ki Joon mengelak bukan itu maksudnya.
“Jadi
Maukah kau menikah denganku?” tanya Ha Im, Ki Joon kaget dan merasakan kembali
jantungnya berdebar kencang mengeluh pada Ha Im yang melakukan hal itu.
“Pikirkan
jawabnya saat kau berbelanja. Kau mau menikah denganku atau tidak.” Ucap Ha Im
santai
“Kita
bahkan tidak berkencan. Siapa yang menikah duluan? Kenapa tidak punya anak
dulu?” ucap Ki Joon.
“Apa Kau
mau itu? Aku tidak keberatan.” Jawab Ha Im. Ki Joon merasa kalau Ha Im sudah
gila.
“Aku sakit
dan lelah hidup seperti ini. Aku ingin menikah punya banyak anak, berlayar di
kapal pesiar dengan suamiku Aku ingin hidup bahagia dan damai. Aku benar-benar
ingin menikah sekarang.”ungkap Ha Im
“Oh, aku
tahu seorang pria yang harus segera menikah. Apa kau ingin aku
memperkenalkannya?” kata Ki Joon
“Apa kau
tidak mengerti apa yang kukatakan? Aku menyukaimu. Apa Kau tidak menyukaiku?”
tanya Ha Im. Ki Joon mengaku tidak tapi langsung mengubah jawabanya.
“Maksudku,
ya... Tidak... Maksudku, tidak juga.” Kata Ki Joon kebingungan. Ha Im kesal,
jadi Ki Joon menyukainya atau tidak,
“Tujuanku
adalah menjadi bintang Hallyu. Aku merasa sakit ketika mendengar kata-kata seperti
"pernikahan," dan "istri." Aku ingin memiliki banyak fan
meeting di seluruh dunia. Aku ingin hidup bahagia dan bebas sebagai bintang
terkenal.” Jelas Ki Joon.
“Bintang?
Aku sudah mengalaminya. Itu tidak penting dalam hidup.” Kata Ha Im
“Hei..
Coba Lihatlah dirimu. Kau sudah melakukannya. Kenapa menyuruhku untuk tidak
melakukannya? Aku akan menjadi bintang Hallyu.” Tegas Ki Joon.
“Kalau begitu,
ayo kita berkencan dulu Dan bawakan aku kontrak. Aku akan pindah ke agensimu.”
Ucap Ha Im.
Ki Joon
binggung kenapa harus seperti itu, Ha Im
mengaku tidak memperbarui kontraknya dengan Empire dan Semua orang ingin
memiliki dirinya. Ki Joon seperti tak peduli, lalu berpikir kalau Ha Im
benar-benar ingin pindah ke agencynya maka memikirkannya jadi Ha Im harus
berhati-hati.
“Jadi Kau
mau berkencan denganku atau tidak?” tanya Ha Im kesal sendiri.
“Aku akan
memikirkannya jika kau membelikanku ini.” Ucap Ki Joon mengambil satu jas.
“Bukankah
seharusnya sebaliknya? Kau harus membeli sesuatu untukku.” Ucap Ha Im
“Aku
tidak punya uang.” Akui Ki Joon. Ha Im binggung karena Ki Joon sangat kaya.
“Dasar
Kau membuatku malu... Sudah kubilang, aku tidak punya uang. Jangan membelinya,
jika tidak mau!” ucap Ki Joon kesal memilih pergi.
“Berhenti...
Aku akan membelikannya.” Kata Ha Im
menghentikan Ki Joon. Akhirnya Ki Joon tersenyum bahagia meminta jas
yang lain. Ha Im pun membiarkan Ki Joon
membelinya.
Ki Joon
mencoba semua baju di sofanya, CEO Jang tak percaya Apa Lee Ha Im membelilikan baju itu dan ingin
tahu alasanya. Ki Joon memberitahu kalau Ha Im yang ingin berkencan dengannya.
CEO Jang pikir kalau Ki Joon sedang sakit dan terlihat buruk.
“Dia juga
ingin menandatangani kontrak.” Ucap Ki Joon. CEO Jang tak percaya mendengarnya.
“Lalu Apa
yang kau katakan padanya?” tanya CEO Jang penasaran
“Kita
tidak bisa menandatangani kontrak dengan siapa pun. Aku akan membuatnya susah.”
Ucap Ki Joon.
CEO Jang
melepaskan sepatu ingin memukul Ki Joon, dan Ki Joon pun ingin membalas CEO
Jang dengan sepatu miliknya.
Gi Bbeum
masuk ke dalam sebuah toko make up memilih dua buah lipstik dan bertanya-tanya
Apa Sa Rang menyukainya, lalu kaget karena harganya mahal 34 ribu won. Ma Sung menelp bertanya apa yang sedang
dilakukan Gi Bbeum sekarang. Gi Bbeum mengaku sedang berpikir. Ma Sung ingin
tahu Memikirkan apa.
“Aku harus
membeli sesuatu atau tidak.” Ucap Gi Bbeum.
Saat itu
pelayan datang apakah Gi Bbeum ingin membelinya. Gi Bbeum mengaku tidak
menginginkannya.
“Kenapa
kau tidak membelinya?” kata Ma Sung heran mendengar di telp. Gi Bbeum tak ingin
membahasnya memilih untuk menelp Ma Sung lagi nanti. Setelah itu keluar dari
toko make up merasa harganya sangat mahal sekali.
Sek Yang
melihat file “Program Desa Penyembuhan” Ma Sung berkata kalau ini Aneh. Sek
Yang bertanya apa maksudnya. Ma Sung bercerita
Gi Bbeum kedengarannya sedang mengkhawatitkan sesuatu. Sek Yang pikir
itu pasti. Ma Sung binggung kenapa Sek
Yang berpikir seperti itu.
“Presdir
mengancam keluarganya.” Ucap Sek Yang. Ma Sung kaget mendengarnya.
Nan Joo
memilih beberapa make up lalu memisahkan kalau sdauh memiliki ukuran sampel riasan
jadi meminta agar diberikan kepada Sa Rang. Gi Bbeum menolak karena Nan Joo
sudah memberinya begitu banyak, karnea Sa rang akan kebiasaan jika Nan Joo memberikan
barang.
“Aku
benar-benar serius... Itu baik-baik saja... Berikan ini padanya. Aku tahu kau
harus mengembalikan kartu kredit, tapi kenapa produk make-up?” keluh Nan joo
“Kita
tidak seharusnya menerimanya.” Ucap Gi Bbeum tak ada yang salah.
“Dia
mengambil apa yang dibuang seseorang... Remaja paling sensitif. Perasaannya
pasti terluka ketika orang disekitarnya bertarung.” Jelas Nan Joo
“Aku
tahu... Dia mengalami sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan, karenaku. Jika
aku menyerah pada segalanya akankah semua orang bahagia?” pikir Gi Bbeum
“Tidak...
Itu tidak benar. Apa Kau pikir akan bahagia jika menyerah pada Gong Ma Sung?”
tanya Nan Joo. Gi Bbeum mengelengkan kepala.
“Keluarga
itu penting Tapi, kebahagiaanmu itu lebih penting. Kalian berdua tidak dalam
situasi terbaik. Bagaimana dia bertahan dengan bibinya yang jahat? Aku tahu
mereka sangat kaya. Tapi, aku merasa kasihan atas hidupnya.” Komentar Nan Joo
“Kenapa
aku mendapatkan begitu banyak badai kehidupan? Yang kuinginkan adalah hal biasa
dan hidup bahagia. Itu sangat sulit.” Ungkap Gi Bbeum frustasi.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Lanjut eps 12 kakk😍😍
BalasHapusLanjut eps 12 kakk😍😍
BalasHapus