PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hong Shim
tak percaya kalau Je Yoon yang benar-benar akan melakukan ini. Je Yoon pikir
ini tentang mencuri hati seseorang, jadi harus mengambil risiko. Hong Shim
terlihat masih ragu.
Goo Dul
mengeluh karena lapar dan bertany kemana perginya Hong Shim karena beum pulang
saja. Ia pun mengajak Kkeut pulang saja dan melupakan untuk membersihkan ikan
gurame.
“Aku
lapar dan sakit kepala juga. Aku harus pergi.” Ucap Goo Dul
“Kau
taruh guramenya di sini. Aku akan mencari dia.” Kata Won Deuk lalu keluar dari
rumah.
“Kau
Belajar darinya sedikit.” Keluh Kkeut Nyeo. Goo Dul yang kesal mengeluh
istrinya itu berisik.
Hong Shim
naik ke dinding, lalu melihat Tuan Park sedang duduk dengan memeluk anjingnya
sambil memberikan makan seperti sangat sayang. Hong Shim tak percaya kalau Tuan
park memberi makan anjingnya dengan dendeng sapi, lalu berpikir kalau untuk
mengumpatnya.
“Bagaimana
kalau kau melakukannya di bawah? Punggungku hampir terbelah menjadi dua.” Ucap
Je Yoon. Hong Shim akhirnya turun dari punggung Je Yoon.
“Bagian
belakangmu sangat lemah. Itu kokoh sebelum kau menginjaknya.”kata Je Yoon
membela diri.
“Kau
ditunjuk sebagai gubernur, tapi kenapa kau merencanakan skema semacam ini?”
tanya Hong Shim heran
“Aku
berjanji pada diri sendiri dua hal sebelum datang ke sini. Satu hal yang tidak
mungkin bagiku, karena wanita yang ku sukai sudah menikah. Tapi aku punya janji
lain untuk dijaga. Jadi Aku butuh bantuanmu untuk itu.” Ungkap Je Yoon
“Kau
dapat menjelaskannya dengan mudah dimengerti, kenapa kau begitu berbelit-belit?”
keluh Hong Shim.
“Aku
minta maaf karena membuatmu mengisi sumur. Sepertinya akan segera hujan, Jadi kau
butuh membawa ember air hanya untuk beberapa kali.” Ucap Je Yoon
“Apa Kau
tahu akan hujan?”komentar Hong Shim binggung.
“Punggungku
selalu sakit sebelum hujan.” Ungkap Je Yoon. Hong Shim mengejek kalau Punggung
Je Yoon itu benar-benar lemah.
“Permintaanmu
tidaklah akan mudah. Aku sudah melakukan penyelidikan sebelumnya, Jadi aku akan
melanjutkan nya besok.” Kata Hong Shim.
“Berbahaya
berjalan pada malam hari sendirian, aku akan mengantarmu pulang.” Ucap Je Yoon.
“Tidak
perlu. Aku dapat menemukan jalan pulang bahkan dengan mata tertutup. Sampai
jumpa nanti.” ucap Hong Shim menolak.
“Aku
tidak bisa membiarkanmu pergi seperti ini. Aku tidak tahu jalan menuju Biro
hakim.” akui Je Yoon.
Hong Shim
tak bisa menahan tawa lalu mengajak Je Yoon menunjukan jalan, saat itu Won Deuk
melihat Hong Shim bersama dengan Je Yoon terlihat menhan amarah.
Raja
duduk diruanganya, teringat kembalisata berbicara dengan Tuan Kim ingin tahu
Apa lagi yang diinginkan. Tuan Kim mengaku butuh waktu untuk berpikir jadi
meminta agar menunggu saja.
“Aku akan
memutuskan apa yang sangat kuinginkan dan kapan aku akan memintanya.” Kata Tuan
Kim yang sengaja meminta cap kerajaan dalam kertas kosong.
Tuan Jung
datang ke ruangan Raja menyapa karena hanya sendirian. Raja sambil menatap
keluar jendela menceritakan Wakil Perdana Menteri Kim pernah bilang kepadanya, berhati
dingin adalah takdir bagi seorang raja.
“Dan dia
mungkin menempatkan semua orang ke dalam lubang bawah jika terpengaruh oleh urusan
pribadi dan kasih sayang. Demikian, mulai hari ini, aku akan menjadi raja
berhati dingin.” Ucap Raja
“Risiko
besar solusi untuk memutuskan hubungan
yang bernasib buruk. Apa kau bersedia mengorbankan risiko semacam itu untukku?”
kata Raja menatap Tuan Jung.
“Jika kau
tidak mengambil tahta, ayahku akan hidup singkat. Aku tidak akan bisa mencapai
posisiku hidup baik. Aku tidak takut atau ragu-ragu mengorbankan hidupku yang
terutang.” Ungkap Tuan Jung.
“Kau
harus mematuhi perintahku kedalam kematian sekalipun.” Kata Raja. Tuan Jung mengatakan akan mematuhi
perintahnya.
“Aku
ingin kau membunuh Wakil Perdana Menteri Kim.”perintah Raja.
Hong Shim
berdiri didepan pintu mengintip dan melihat tak banyak pelayan yang lalu
lalang, lalu melihat anjing masih di peluk oleh Tuan Park. Hong Shim berjalan
masuk perlahan mencoba memancingnya dengan dendeng sapi, Anjing Tuan Park
mendekat.
Tuan Park
yang tertidur sambil duduk tersadar anjingnya kabur dari pelukanya, lalu
mengambilnya. Hong Shim pun segera bersembunyi, Tuan Park tak bisa menahan
kantuknya akhirnya berbaring dan tetap memeluk anjingnya.
Hong Shim
berusaha memancingnya kembali dengan dendeng, si anjing pun mendekati Hong Shim
dan akhirnya Hong Shim mengambilnya lalu kabur. Tuan Park terbangun tersadar
lalu berteriak panik kalau Oh Dae Boo hilang.
Hong Shim
berlari dan kaget melihat Won Deuk sudah ada didepanya, tanpa sadar kainya
terlepas, anjingnya pun hilang. Hong Shim bertanya apa yang dilakukan Won Deuk.
Won Deuk pikir ia yang harus menanyakan hal itu pada Hong Shim.
“Apa yang
kau rencanakan dengan gubernur semalam?” tanya Won Deuk penasaran.
“Yah,
itu... Ceritanya panjang untuk diceritakan.” Ucap Hong Shim mengambil kain yang
terjatuh lalu sadar kalau anjingnya sudah tak ada.
“Anjing...
Kemana dia? Bagaimana ini?”kata Hong Shim panik. Sementara dirumah Tuan Park
berteriak menyuruh semua pelayan agar menemukan Oh Dae Boo.
Tuan Park
berada bersama Je Yoon memberitahu kalau Gugatan besar ini sepertinya tidak
berakhir. Mungkin lebih baik untuk mengambil sisi keluarga Tuan Choi, karena lebih berpengaruh. Je Yoon bertanya
kenapa Tuan Choi lebih berpengaruh.
“Dia
adalah salah satu dari orang-orang Tuan Park.” Ucap Tuan Park. Je Yoon
menganguk mengerti.
“Ngomong-ngomong,
apa yang membuat Tuan Park Seon Do turun ke masyarakat sesudah naik ke Wakil
Menteri Urusan Personalia?” tanya Je Yoon.
“Begini...Dia
disuap 80 kali dan hendak dieksekusi. Wakil perdana menteri mungkin atau
mungkin tidak terlibat.” Ucap Tuan Park
“Apa Maksudmu
Wakil Perdana Menteri Kim? Apa hubungan mereka?” tanya Je Yoon.
“Aku
tidak tahu banyak. Tapi kau tampaknya tertarik dengan Tuan Park.” Ucap Tuan
Park
“Apa
tidak jelas bahwa aku tertarik pada salah satu penduduk desa? Omong-omong,
sudah saatnya mereka datang...” kata Je Yoon. Tuan Park binggung apa maksudnya.
Saat itu
terdengar teriakan Tuan Park memanggil Gubernur, kalau harus membantunya
sekarang. Je Yoon bersikap panik bertana apa yang membawanya datang ke biro
hakim. Tuan Park memberitahu kalau Oh Dae Boo kabur.
“Aku
tidak dapat menemukan dia. Aku mencari kemana-mana!” kata Tuan Park panik
“Apa Maksudmu,
orang tua yang kutemui terakhir kali?” tanya Je Yoon sopan.
“Ya,
anjing itu... Maksudku... Anjing yang berasal dari istana Dinasti Ming menganugerahkan
gelar bangsawan.” Ucap Tuan Park bangswan lalu memperingatkan Tuan Park agar
tak menguping.
“Sebenarnya
itu bukan hadiah dari penerjemah, tapi aku sementara waktu menjaga anjing Tuan
Lee. Aku harus mengembalikannya kepadanya!” ucap Tuan Park marah
“Jangan
khawatir. Kau Tunggulah. Aku akan menemukannya dan mengembalikannya kepadamu.”
Ucap Je Yoon santai
Tuan Park
mengucapkan Terima kasih. Je Yoon meminta agar Tuan park pulang ke rumah dengan
Hati-hati. Tuan Park masih histeris karena Oh Dae Boo hilang berjalan pulang.
Tuan Park lain tak percaya kalau Gubernur mereka juga menemukan anjing.
Je Yoon
mondar mandir dengan wajah gelisah, saat merasakan ada yang datang wajahnya
langsung tersenyum. Tapi ternyata yang datang Won Deuk, bertanya apakah Je Yoon
yang menunggu istrinya. Je Yoon membenarkan.
“Ada
permintaan penting yang kuminta sebagai gubernur.” Ucap Je Yoon.
“Ada lebih
dari 20 pejabat di Biromu. Kau tidak menyuruh mereka melakukannya, tapi
menyuruh pada istriku. Kenapa?” keluh Won deuk
“Aku tidak
perlu menjelaskan kepadamu.” Kata Je Yoon
“Kau
tidak perlu menjelaskan, aku bisa tebak.. Kau memaksanya.” Ucap Won Deuk. Je
Yoon tak percaya kalau Won Deuk berpikir Memaksa Hong Shim.
“Apa yang
baru saja kau katakan? Kau harus mendengarkanku... Aku gubernur desa ini... Kau
berbicara terlalu santai.” Keluh Je Yoon marah
“Aku
berbicara sendiri. Kau terdengar sangat
tertekan.” Komentar Won Deuk.
Keduanya
saling menatap marah sampai tak sadar kalau Hong Shim datang, Hong Shim sampai
melambaikan tangan untuk menyadarkannya.
Je Yoon pun menatap dengan senyuman, Won Deuk terlihat kesal. Hong Shim
meminta maaf pada Gubernu karena kehilangan anjing itu.
“Kau
kehilangan anjing itu?!!” ucap Je Yoon panik.
“Aku
mencari kemana-mana, tapi belum bisa menemukannya.” Kata Hong Shim.
“Di mana
kau kehilangan itu? Kita akan mencari bersama, jadi kau duluan” ucap Je Yoon,
Hong Shim akan pergi.
“Aku akan
menemukan anjing itu.” Ucap Won Deuk menghalangi jalan Je Yoon. Hong Shim pikir tak perlu karena bisa
menemukannya.
“Dia
memerintahkanku dan aku kehilangan itu.” Ucap Hong Shim
“Aku
tidak ingin gubernur berinteraksi dengan istriku lebih lanjut. Jadi Serahkan
masalah ini padaku, kembalilah ke rumah.” Kata Won Deuk sebagia suami yang
bertanggung jawab.
Perangkap
sudah dibuat oleh Won Deuk, Je Yoon seperti tak yakin kalau anjing masih
didekat mereka, karena Sudah satu jam sejak anjing itu kabur. Won Deuk pikir
Anjing itu pasti tua, karena Tuan Park memperlakukannya dengan hormat jadi tidak
akan bisa pergi jauh.
“Bukan
hanya itu, tapi mastiff dari Ming menyukai makanan. Mereka akan mengikuti bau
daging.” Kata Won Deuk yakin.
“Bagaimana
Jika tidak?” tanya Je Yoon menantang.
Won Deuk pikir akan mengatakan kebenarannya kepada Tuan Park.
“Bahwa
gubernur menyuruh kami mencuri anjing itu.” Ucap Won Deuk
“Apa ini
cara kerja Agen Solusi?” ejek Je Yoon. Won Deuk membalas “Apa ini cara kerja
gubernur yang baru?” Je Yoon tak percaya mendengarnay.
“Kau
tidak memikirkan bagaimana akan melayani penduduk desa. Sebaliknya, kau mencoba
untuk mendapatkan sisi baik dari mereka yang berkuasa. Kedengarannya seperti
kau mencoba untuk mendukung Tuan Park dengan mencuri anjingnya dan
mengembalikannya kepadanya. Di mataku, sepertinya kau akan bertindak seperti
anjingnya.” Sindir Won Deuk.
“Kau
melewati batas!. Beraninya kau petani!” ucap Je Yoon marah
“
Beraninya kau, putra seorang selir! Bagaimana rasanya mendengarnya?” balas Won
Deuk. Je Yoon hanya bisa terdiam.
“Mereka
bilang, kau dapat belajar bahkan dari anak kecil. Ada pepatah yang mengatakan,
"Ketika tiga orang berjalan di jalan, Guruku pasti salah satunya." Bagaimana
bisa kau menjadi pemimpin yang hebat ketika kau hanya mendengarkan mereka yang
berkuasa dan mengabaikan yang lemah?” kata Won Deuk.
“Mungkinkah,
kita sudah bertemu sebelumnya?” tanya Je Yoon merasakan ada sesuatu.
“Tentu
saja,ketika aku menerima hadiah kerajaan.” Ucap Won Deuk. Je Yoon pikir sebelum
itu.
“Aku
sudah mendengar suaramu sebelumnya.” Kata Je Yoon. Won Deuk menyuruh Je Yoon
diam karena anjing Oh mulai berlari lalu masuk perangkap setelah melihat
dendeng.
“Anjing
sudah tertangkap, sekarang kau bisa pergi dan menjadi anjing Tuan Park. Aku
tidak butuh kompensasi.” Ucap Won Deuk
“Terima kasih
sudah membiarkanku menjadi anjing Tuan Park. Terima kasih atas penemuan buku
besarmu, Membuat Gubernur Jo berhenti. Tapi dia hanya pion dalam hierarki.”
Jelas Hong Shim
“Aku akan
menemukan orang yang berada di puncak hirarki. Jika itu mengharuskanku untuk
menjadi anjing Tuan Park, Maka aku lebih bersedia melakukan itu.” Ungkap Je
Yoon
“Ini
tindakan bodoh untuk mengorbankan hal kecil untuk hal yang lebih besar.”
Komentar Won Deuk. Je Yoon ingin Apa yang membuat Won Deuk berpikir begitu.
“Mungkin
kau kehilangan hal kecil dan kredibilitasmu sebagai gubernur.” Ucap Won Deuk.
Je Yoon
pikir Won Deuk tak sadar bahwa semua yang dikatakan kasar dan menyinggung dan
Won Deuk berpikir kalau Je Yoon akan mengalahkannya seperti gubernur
sebelumnya. Je Yoon mengaku tak akan seperti itu dan menawajrkan diri Won Deuk
menjadi temannya.
“Aku
sangat menyukaimu.” Ungkap Je Yoon seperti senang dengan Won Deuk.
“Apa Kau
ingin berteman dengan petani rendahan?” tanya Won Deuk tak percaya.
“Yah, aku
hanya putra seorang selir. Aku berbicara kasar sebelumnya. Aku minta maaf untuk
itu.”kata Je Yoon
“Kau
membuatku tidak nyaman. Selanjutnya, aku tidak ingin berteman dengan orang
bodoh.” Ucap Won Deuk.
Je Yoon
tak percaya Won Deuk menganggap dirinya
bodoh, Won dDeuk pikir kalau Je Yoon mungkin memenangkan hati Tuan Park
dengan skema dangkalnya Tapi menurutnya itu tak cukup untuk memburu yang ada di
puncak hirarki. Je Yoon ingin tahu Apa yang akan dilakukan orang bijak.
Tuan Kim
membaca lembaran surat, Mentri lain berkomentar Ritual hujan dibatalkan karena
hujan, jadi Jika merek tidak menerima barang premium, maka tidak akan seperti
menyelundupkannya dan tak tahu apa yang akan dilakukan.
“Ini
menjadi lebih sulit sejak Gubernur Jo dari Songjoo dipecat. Kemalangan tidak
pernah datang sendirian Apa yang harus kita lakukan?” ucap Mentri. Tuan Kim
tetap diam.
“Ngomong-ngomong,
apa kau sudah mendengar rumor itu? Rumor
bahwa Putra Mahkota masih hidup?” ucap Mentri pada Tuan Kim.
“Lidah
membawa kesialan. Lidahmu mungkin membawa malapetaka yang besar segera.”
Komentar Tuan Kim
“Aku
hanya peduli padamu. Bagaimana bisa kau salah mengerti ketulusanku?” keluh
Mentri lain
“Hapus
petisi ini sehingga Yang Mulia tidak mengetahuinya.” Tegas Tuan Kim. Mentri
menganguk mengerti.
Saat itu
mentri lain datang memmberitahu kalau penyebab
rumor sudah ditemukan. Wajah Tuan Kim menegang.
Semua
pelayan berkumpul, merasa tidak mengerti karena Tidak mungkin Putra Mahkota
hidup. Soo Ji meminta mereka semua dengar ceritanya, kalau Yang Mulia terkena panah dari seorang
pembunuh dan jatuh ke tanah. Lalu Para pembunuh menganggap dia sudah mata dan
menguburnya di tanah.
“Tapi
kemudian tangan dari tanah...” ucap Soo Ji dan semua pelayan menjerit
ketakutan.
“Ini sangat
menakutkan, kan? Tapi bukan itu saja... Tiba-tiba, Putra Mahkota keluar dari
tanah...” kata Soo Ji mengebu-gebu.
Semua
pelayan ketakutan dan kaget melihat yang ada didepan mereka. Soo Ji binggung
dengan tatapan pelayan dibelakangnya, lalu terlonjak kaget karena ayahnya sudah
ada dibelakangnya dengan tatapan dingin.
Tuan Park
mengaku ingin melayani Je Yoon beberapa alkohol. sebagai tanda terima kasih
sudah menemukan anjingnya Tapi maalh ingin pertempuran memanah. Je Yoon pikir
kalau mendengar sangat terampil dalam memanah. Tuan Park yakin kalau bisa Je
Yoon melihat melaluinya.
“Kau berencana
mengalah dengan sengaja. Itu tidak menarik bagiku.” Keluh Tuan Park
“Kau
salah... Aku jamin itu akan menjadi pertempuran yang paling menarik.” Kata Je
Yoon
“Kenapa
bajingan itu di sini?” ucap Tuan Park melihat Won Deuk datang dengan wajah
penuh amarah.
“Aku
bilang kepadanya untuk datang.” Kata Je Yoon. Tuan Park kaget mendengarnya.
“Aku
mendengar bahwa dia menembakkan panah padamu. Seorang petani rendahan
membidikkan anak panahnya pada seorang lelaki yang mulia. Bagaimana bisa kau
membiarkannya?” kata Je Yoon bersikap dengan nada penuh amarah
“Tidak
hanya itu, tapi dia menyerahkan buku besar kepada Inspektur Kerajaan. Dia akan
menjadi ancaman bagiku juga. Kau harus memberinya pelajaran. “ kata Tuan Park
marah
Akhirnya
Tuan Park lain memberikan sebuah piring, Won Deuk binggung melihat piring
ditanganya. Je Yoon menjelaskan itu adalah target yang harus dipegang Won Deuk.
Won Deuk tak percaya kalau harus berdiri sebagai target manusia.
“Kau menembakkan
panah ke Tuan Park, itu akan adil jika kau merasakannya juga. Jika tidak, aku
selalu bisa menghukummu karena melanggar prinsip-prinsip moral.” Kata Je Yoon.
Tuan Park tertawa bahagia.
“Jangan
katakan padaku bahwa seorang petani sepertimu sedang mencoba melawan tatanan
gubernur?” ejek Tuan Park bangga. .
Akhirnya
Won Deuk memegang piring didepan papan sasaran memanah, Tuan Park mengatakan
kalau Yang pertama mengenai kupu-kupu di piring memenangkan permainan lalu
meminta Je Yoon lebih dulu karena ingin melihat bakatnya.
Je Yoon
melepaskan panahnya terlihat gugup, saat melepaskan panahnya hampir mengenai
Won Deuk. Tuan Park yang melihatnya seperti tak percaya melihatanya. Tuan Park
bangsawan tak bisa tinggal diam meminta busur panah.
“Itu
bukan cara untuk bersenang-senang.” Kata Tuan Park bangsawan melepaskan
panahnya dan saat itu tepat melinta disamping pipi Won Deuk.
Won Deuk
merasakan sesuatu dan bisa melihat seorang wanita yang tertusuk panah dibagian
leher. Tubuhnya langsung jatuh lemas seperti ingatanya mulai datang, Tuan Park
dan para Gisaeng ketakutan.
Soo Ji
berjalan masuk meminta maaf pada ayahnya, Tuan Kim langsung memberikan tamparan
keras sampai tubuh anaknya jatuh terlempar,
Soo Ji tetap berlutu meminta maaf. Tuan Kim tak percaya Yang dilakukan anaknya selama ini,
menyebarkan rumor itu.
“Apa kau
benar-benar sadar melakukan itu?” ucap Tuan Kim marah
“Di
istana, aku melihat seorang pria yang terlihat persis seperti Putra Mahkota. Aku
bahkan berpikir dia kembali dari kematian. Dengan Memikirkannya siang dan malam
pasti sudah mengacaukan kepalaku.” Cerita Soo Ji
“Kau
melihat seorang pria yang menyerupai Putra Mahkota di istana?” tanya Tuan Kim
“Ya.. aku
melihatnya. Dia adalah salah satu pengangkut dari Desa Songjoo. Kemiripan itu
akan menjatuhkanmu juga.” Kata Soo Ji memohon tapi Tuan Kim seperti tak peduli
memilih untuk keluar dari kamar.
Tuan Kim
pergi melihat tempat pengurungan menemui anak buah Moo Yeon ingin tahuApa Putra
Mahkota benar-benar terbunuh. Si pria terlihat binggung. Tuan Kim pergi menemui
anak buah lainya yang menunggu Moo Yeon lalu memutuskan ingin berkunjung ke
Desa Songjoo.
Won Deuk
masih duduk lemas seperti tak percaya, sementara Tuan Park terlihat bahagia
melihat reaksi Won Deuk, merasa cukup memanah untuk hari ini. Je Yoon panik
karena berharap untuk menukarkan
kemenangannya untuk bantuan.
“Aku
pecundang dari permainan ini. Kau membuat hariku datang dengan permainan indah
ini, itu sudah cukup.” Ucap Tuan Park
“Aku
senang kau menikmatinya.” Kata Je Yoon. Tuan Park ingin tahu apa yang diingikan
Je Yoon.
“Kau bisa
meninta apapun kepadaku.” Ucap Tuan Park. Je Yoon seperti memikirkan sesuatu.
Tuan Park
melihat Won Deuk merasa kasiha
mendekatinya, membantu untuk berdiri. Won Deuk terlihat masih shock karena
ingatanya datang, Tuan Park menyuruh Won Deuk bangun karena bisa kehilangan
lehernya.
“Bagaimana
bisa manusia dijadikan target? Dasar binatang.” Ucap Tuan Park marah
Won Deuk
melihat panah yang didepanya, ingatan saat hadiah panah diberikan padanya. Lalu
bisa melihat ayahnya, dan Putri mahkota yang datang ke kamarnya, Won Deuk bisa
mengetahui kalau ia keturuan keluarga kerajaan.
Di rumah,
Tuan Yeon terlihat bangga melihat sepatu
jerami yang dibuat Won Deuk menurutnya Untuk pemula, Won Deuk melakukan pekerjaan yang cukup
bagus, lalu mencoba sepatu buatan menantunya berpikir kalau sepatu itu
untuknya.
“Astaga.
Ini sangat cocok untukku.” Ucap Tuan Yeon bangga.
“Ayah, Apa
kau sangat menyukai Won Deuk?” kata Hong Shim. Tuan Yeon pikir Hong Shim tak
melihatnya.
“Istriku
hamil ketika dia meninggal. Dalam mimpiku, sebuah cabai besar jatuh ke
pelukanku. Aku tahu akan memiliki seorang putra. Jika dia belum mati, maka Dia
akan seusia Won Deuk sekarang.” Ungkap Tuan Yeon penuh semangat.
“Pokoknya,
kapan kakakmu akan kembali?” tanya Tuan Yeon. Hong Shim ingat kakaknya akan
datang 10 hari.
“Maka,
kau seharusnya memberitahu Won Deuk dahulu. Kau harus menjelaskan agar dia bisa
bersiap-siap. Apa kau masih berencana pergi tanpanya?” ucap Tuan Yeon lalu saat
itu Kkeut Nyeo datang dengan wajah panik.
“Hong Shim,
kau tidak akan percaya ini! Gubernur yang baru benar-benar gila. Dia memainkan
permainan memanah sambil menggunakan Won Deuk sebagai target.” Jerit Kkeut Nyeo
“Apa yang
terjadi? Apa dia tertembak?” tanya Tuan Yeon panik. Hong Shim kebingungan.
Je Yoon
berjalan dengan wajah tersenyum, teringat kembali yang dikatakan Tuan Park yang
punya rencana untuk mengunjungi Hanyang segera jadi akan mencoba yang terbaik
untuk mengundangmu ketika Je Yooon saat bertemu Wakil Perdana Menteri Kim.
“Di mana
suamiku?” tanya Hong Shim langsung menghadangi Je Yoon.
“Entahlah.”
Kata Je Yoon. Hong Shim marah karean Je Yoon yang menggunakan Won Deuk sebagai
target manusia
“Aku
punya alasan untuk itu.” Kata Je Yoon seperti punya suatu rencana dengan Won
Deuk.
“Apa
nyawa seorang petani tidak berharga bagimu? Apa tidak begitu penting bagimu walau
kita mati sekalipun?” kata Hong Shim makinmarah
“Tidak,
aku tidak berpikir seperti itu.” Ungkap Je Yoon. Hong Shim heran dengan Je Yoon
yang malah melakukannya
“Kenapa
begitu kejam, saat matamu terlihat baik?” ucap Hong Shim denga nada tinggi
“Beraninya
kau. Siapa kau beraninya bicara dengan gubernur?” kata Ae Wol datang memarahi
Hong Shim
Je Yoon
kaget melihat Ae Wol yang datang, Ae Wol mengaku datang untuk melihat bagaimana keadaan Je Yoon
sekarang. Hong Shim menyindir kalau Je Yoon yang belum lama di desanya tapi
sudah memanggil seorang gisaeng.
“Aku
tidak memanggilnya. Dia datang sendiri.” Ucap Je Yoon. Hong Shim tak peduli memilih
untuk pergi.
“Siapa
gadis sombong itu?” tanya Ae Wol melihat tatapan Je Yoon tak bisa berpaling
dari Hong Shim yang semakin menjauh
“Kenapa
kau datang pada jam segini? Bisakah kau tidak datang setengah jam dari
sekarang?” kata Je Yoon sedih
“Apa itu
gadis yang memegang tempat di hatimu?” ungkap Ae Wol. Je Yoon hanya bisa
terdiam.
Tuan
Yeon, Kkeut Nyeo, Goo Dul berusaha mencari Won Deuk juga lalu bertemu Hong Shim
bertanya apakah belum menemukan suaminya. Goo Dul mengatakan tidak bisa ditemukan. Kkeut Nyeo
pikir Mungkin Won Deuk pingsan di suatu
tempat karena terkejut.
“Won Deuk
tidak melewati hari tanpa menimbulkan masalah. Aku yakin dia sudah mendapatkan
sisi buruk gubernur baru lagi. Itulah kenapa aku bilang kepadanya untuk memperbaiki
cara berbicara kasarnya dulu.” Keluh Goo Dul kesal
“Ini
bukan waktunya untuk begini... Hong Shim, kau harus pulang. Dia mungkin akan
pulang. Kami akan pergi lewat sini, jadi Ayah harus mencari ke arah sana.” Ucap
Tuan Yeo membagi tugas. Hong Shim masih terlihat kebingungan.
“Jangan
khawatir, tetaplah di rumah.” Kata Kkeut Nyeo menyakinkan Hong Shim.
Ae Wol
bertemu dengan Je Yoon diruanganya. Je Yoon pikir Ae Wol pasti menemuinya karena alasan lain.
Ae Wol memberikan kalau berita ini terlalu besar untuk memberitahu melalui
surat.
“Wakil
Perdana Menteri Kim berkunjung ke Aeryeonjeong. Dikatakan bahwa Putri Mahkota
sedang hamil. Tapi Aku mendengar dia mengatakan bahwa itu bukan bayi Putra
Mahkota.” Kata Ae Wol
“Itu
tidak masuk akal.” Kata Je Yoon tak percaya
“Yah
memang Benar, ratu dan orangnya sangat licik menyebarkan rumor konyol seperti
itu. Tapi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan bertemu Wakil Perdana Menteri Kim
dan menceritakan hal ini kepadanya.” Ungkap Ae Wol
“Dengan
demikian, skema itu menjadi sia-sia. Para politisi bahkan lebih menjijikkan
daripada penjahat.” Keluh Je Yoon
“Ada satu
hal lagi. Sebuah rumor di istana bilang bahwa Putra Mahkota masih hidup.”
Ungkap Ae Wol
“Apa kau
bilang kepadaku untuk percaya pada rumor konyol itu? Apa itu spekulatif atau
skema politisi, aku tidak peduli.” Ucap Je Yoon
“Aku
hanya memberikanmu kebenaran.” Kata Ae Wol
Saat itu
Tuan Park masuk dan kaget melihat ternyata ada Gisaeng di ruangan Je Yoon lalu
terlihat panik, dan meminta maaf mengganggu ketika Je Yoon sibuk. Ia mengatakan
kalau perlu persetujua sebelum daftar hasil investigasi di catatan Biro.
“Kau
pasti melalui banyak hal.” Goda Gisaeng pada Tuan Park
“Apa Kau
pikir aku akan jatuh cinta padamu? Aku bukan orang yang mudah.” Ucap Tuan Park
lalu berjalan pergi.
Je Yoon
membaca surat tak percaya kalau Na Won Deuk menulis itu, lalu teringat dengan
yang dikatakan Lee Yeol “Benar, aku ingin
kau melengkapi jawabannya dengan huruf Cina yang memiliki tiga persegi panjang.”
Dengan suara yang mirip dengan Pangeran.
“Apa kau
bilang rumor mengatakan Putera Mahkota masih hidup?” tanya Je Yoon kaget. Ae
Wol membenarkan dan menurutnya itu konyol.
“Jangan
menyelidiki lebih jauh... Jauhi kasus ini. Itu perintah... Sikap itu membuatku
tidak nyaman.” Ucap Lee Yeol dan Je Yoon sangat ingat kalau itu suara Pangeran
yang sama dengan suara Won Deuk.
Tuan Kim
menunggang kudanya dengan anak buah Moo Yeol, tiba-tiba sebuah panah menancap
pada badanya, tapi masih bisa berdiri tegang dan bertanya darimana mereka.
Segerombolan pria pakaian hitam dengan pedang berusaha melawan Tuan Kim.
Hong Shim
pulang dengan wajah lesu dan kaget ternyata Won Deuk ada ada dirumah sambil
memutar jerami. Hong Shim bertanya apa yang dilakukan Won Deuk sekarang. Won
Deuk dengan santai kalau sedang membuat sepatu jerami.
“Kenapa
kau membuatnya?” tanya Hong Shim heran karena mereka semua sibuk mencarinya.
“Mereka
bilang, akan memberikan 10 Yang untuk 5 sepatu jerami.” Ata Won Deuk
“Tulislah
salinan buku-buku baru jika kau ingin menghasilkan uang.” Keluh Hong Shim
“Aku
tidak akan melakukan hal seperti itu. Pekerjaan semacam ini lebih cocok
untukku.” Kata Won Deuk
“Sesuatu
terjadi di Hanyang, kan? Katakan padaku yang sebenarnya. Apa yang kau temukan?”
ucap Hong Shim. Won Deuk memilih untuk pergi.
“Mau
kemana kau?” tanya Hong Shim menahannya. Won Deuk mengaku ingin minum air
karena haus.
“Apa kau
mencoba menghindariku sekarang? Aku mendengarmu berdiri dan hanya diam ketika
dia menembakkan panah padamu. Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau diam saja ketika
dia membidikmu? Kau seharusnya melakukan sesuatu. Kau bukan orang semacam itu..”
Ucap Hong Shim menangis.
“Karena itu
hal yang sewajarnya dilakukan Won Deuk.” Kata Won Deuk.
“Apa kau
bilang Kau akan hidup sebagai Won Deuk, ketika kau bukan Won Deuk? Kau bilang
akan mendapatkan kembali ingatanmu. Jadi kau mengunjungi Hanyang, tapi kenapa
kau seperti ini?” ucap Hong Shim heran
“Aku tidak
ingin mendapatkan kembali ingatan apa pun.” Kata Won Deuk.
Hong Shim
binggung kenapa Won Deuk tak mau, Won Deuk mengaku itu karena ingin tetap berada
di sisi istrinya. Hong Shim memberitahu kalau
Kakaknya seharusnya datang hari ini jadi akan pergi dan akan
meninggalkan Won Deuk bersama ayahnya.
“Begitu
aku bertemu kakakku, maka Aku harus hidup bersembunyi di suatu tempat selama
sisa hidupku. Jika kau masih baik-baik saja dengan wanita sepertiku, Maukah kau
pergi denganku?” ucap Hong Shim sambil menangis. Won Deuk memeluk Hong Shim
yang menangis.
Bersambung
ke episode 11
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Semangat kak,,,
BalasHapusMakin seru nih
Mantappp...
BalasHapusMksh min.
Nextttttt😊
Mantappp...
BalasHapusMksh min.
Nextttttt😊
💟💟💟💟💟
BalasHapusSemangat..semangat..unnie...tambah ga sabar nunggu episode selanjutnya..💪💕
BalasHapusada yang tau itu jenis anjing apa?
BalasHapus