PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Yoon Yi
Seo .. Wanita itu ada dalam genggamanku.” Ucap Tuan Kim seperti ingin
mengancam. Lee Yeol kaget
“Siapa
Yoon Yi Seo ? Aku tak tahu nama itu.” Komnter Lee Yeol berpura-pura lupa.
“Kupikir
semua ingatanmu sudah kembali, tapi sepertinya aku salah.Jika itu masalahnya, tak
ada yang bisa kita bicarakan.” Kata Tuan Kim lalu beranjak pergi.
“Apakah
ada buktinya? Tunjukkan padaku, bukti bahwa kau memiliki wanita itu. Jangan
mencoba membodohiku dengan skema kotor lagi.” Tantang Lee Yeol
“Haruskah
aku memotong tangannya dan membawanya kehadapanmu? Mungkin kau akan
mengenalinya.” Kata Tuan Kim
Lee Yeol
sangat marah berteriak pada Wakil Perdana Menteri. Tuan Kim memberitahu kalau Yang
Mulia memanggil rapat kabinet mendesak jadi harus undur diri. Lee Yeol ingin
tahu keberadan Yi Seo sekarang. Tuan Kim hanya diam.
“Katakan
padaku dimana dia atau aku akan memerintahkan untuk memotong lehermu.” Ancam
Lee Yeol
“Aku
sudah memberi perintah untuk membunuh wanita itu dan melemparkan tubuhnya di
bukit jika terjadi sesuatu padaku. Lalu Hewan liar akan mengambil daging dan
tulangnya, sehingga kau bahkan takkan bisa mengambil tubuhnya.” Balas Tuan Kim
yang licik
“Jika kau
ingin menyelamatkan hidupnya, kau harus selamanya mengubur apa yang kau temukan
di jurnal. begitu juga dengan rahasianya yang akhirnya kau pelajari.” Tegas
Tuan Kim. Lee Yeol pun tak bisa berkata apa-apa.
Raja
menerima laporan kalau Jurchen yang diserang oleh Ming menuju ke selatan dan
secara brutal membunuh banyak rakyat
mereka bahkan Ming juga menahan tahanan dengan imbalan tebusan.
“Menurut
Gubernur Min dari Provinsi Pyongan, kepala Jurchen menyatakan bahwa ingin Yang
Mulia menyerahkan tebusannya sendiri, dia akan membunuh sandera setiap dua
jam.” Kata Mentri pendukung Tuan Kim
“Minglah
orang yang menyerang Jurchen, kenapa mereka malah memeras kita?” kata Raja
binggung
“Mereka
mengklaim bahwa panah Ming berasal dari Joseon. Yang mereka pikirkan bahwa
Joseon menghasut Dinasti Ming untuk menyerang.” Jelas Mentri tambun
“Maka
kita harus membereskan semua kesalahpahaman. Siapa yang akan pergi ke medan
perang dan bertemu dengan Jurchen?” kata Raja. Semua hanya diam
“Menurutku,
orang terbaik untuk pekerjaan ini adalah Wakil Perdana Menteri.” Ucap Raja.
“Tidak
sulit bagiku untuk pergi ke medan perang, tapi mereka tak mau mendengarkanku.
Aku terlalu rendah untuk membela otoritas keluarga kerajaan. Jika ada yang
salah, maka mereka akan membencimu.” Kata Tuan Kim membela diri
“Apa
Maksudmu, Yang Mulia harus turun tangan dalam perang ini?” ucap Tuan Jung
dengan nada penuh amarah
“Situasinya
tak terlihat baik. Katanya, Jurchen akan memotong tenggorokan rakyat kita dan
menggantungnya di pasar. Rakyat khawatir dan ketakutan.” Kata Mentri Perang
khawatir
“Tetap
saja, Yang Mulia tak bisa meninggalkan ibukota dan menuju ke medan perang.”
Kata Mentri pendukung Ratu
“Lalu,
kenapa kau tidak mengirim Putra Mahkota untuk menghadapinya? Dia satu-satunya yang
bisa menghadapi mereka atas nama Yang Mulia.” Ucap Mentri Kim
“Jangan
biarkan itu terjadi!” teriak Raja marah tak ingin melepaskan anaknya pergi.
“Apa
artinya menjadi putra mahkota? Tugas aslinya adalah menyelesaikan krisis atas
nama seorang raja. Aku akan menjaga Yang Mulia, jadi, tolong pertimbangkan
lagi.” Kata Mentri Kim. Semua pun membungkuk memohon pada Raja agar Tolong
pertimbangkan lagi.
Tuan Yeon
menemui Lee Yeol memberitahu kalau Hong
Shim Dia meninggalkan surat dan pergi dari rumah saat subuh tadi. Ia juga sudah
membaca Surat itu berisi ucapan terimakasih dan sekarang Petugas Park, Gu Dol
dan Kkeut Nyeo mencari Hong Shim
kemana-mana, tapi mereka belum menemukannya.
“Kumohon,
temukan Hong Shim, Yang Mulia.” Kata Tuan Yeon khawatir
“Jangan
khawatir. Aku akan menemukannya tak peduli apapun.” Kata Lee Yeol
“Yang
Mulia, kau harus segera kembali ke istana. Hasil rapat kabinet mendesak
sepertinya tak bagus.” Ucap Kwon Duk datang dengan Je Yoon.
“Aku akan
mencari Hong Shim, kau kembali saja ke istana segera.” Kata Je Yoon. Lee Yeol
hanya bisa menatap dua orang yang setia mendukungnya.
Lee Yeol
pergi menemui Raja memutuskan akan ikut ke medan perang. Raja kaget dan
langsung melarang untuk pergi, karena Banyak orang termasuk Wakil Perdana
Menteri Kim ke sana, jadi mereka saja yang membereskan situasinya.
“Wakil
Perdana Menteri Kim pasti menghasut perang ini. Dia memasok senjata ke Ming. yang
akan memberinya banyak keuntungan. Dia takkan mau perang ini segera berakhir,
bahkan Dia tak peduli dengan nyawa rakyat. Makanya itu, aku harus ke sana
sesegera mungkin.” Jelas Lee Yeol
“Apalagi
begitu, aku tak bisa membiarkanmu pergi. Medan perang itu berbahaya karena
Wakil Perdana Menteri Kim ada di sana. Sudah kubilang padamu untuk
menghukumnya, tapi kau akan jatuh dalam skema nya?”keluh Raja
“Aku
masih tak bisa mengerti kenapa dia mencoba membunuhmu dan kenapa kau hanya
membiarkannya. Kumohon, katakan semua alasannya padaku.” Ungkap Raja
“Aku tak
bisa memberitahumu alasannya.” Kata Lee Yeol
“Apa Kau
masih tak dapat mempercayaiku hanya karena aku sudah mengambil tahta ini dengan
bantuan Wakil Perdana Menteri?” ucap Raja terdengar marah
“Jika aku
membuka rahasia, maka banyak orang akan terluka. Wakil Perdana Menteri dan
diriku, kita berdua harus menyelesaikan ini sendiri.” Jelas Lee Yeol
“Dia
pasti menunggumu dengan perangkap seperti terakhir kali. Seperti yang dia
lakukan di Gunung Chunwoo, maka dia mungkin mencoba membunuhmu lagi. Apa kau
masih ingin pergi meskipun seperti itu?” tanya Raja
“Aku
berencana melakukan apa yang dia inginkan.” Kata Lee Yeol yakin.
Hujan
turun di Joseon, Lee Yeol mengulurkan tanganya dan bergumam “Aku akan
menunggumu di medan perang dengan pujaan yang ada di hatimu” llau meminta agar
pengawal nyiapkan kuda. Lee Yeol pun menunggang kudanya, dan saat itu bertemu
dengan Je Yoon.
“Kau tak
boleh pergi ke medan perang.” Kata Je Yoon. Lee Yeol menyuruh minggir.
“Kau akan
terbunuh jika kau pergi.” Ucap Je Yoon. Lee Yeol menegaskan siap untuk mati dan
melihat sudah terjadi pembakaran.
“Tak ada
waktu lagi. Jika aku membawa prajurit ke sana, mereka mungkin salah paham menganggapku
bergabung dengan perang, jadi aku harus ke sana sendirian. Tunggu sampai aku
memberimu perintah.” Tegas Lee Yeol
Akhirnya
Lee Yeol datang sendirian, melihat banyak orang yang sudah tergeletak dan
terbunuh. Ia berjalan melihat salah satu kakek yang masih sadar. Tapi saat itu
juga beberapa orang langsung mengepungnya, Lee Yeol pun melawan sendiri dengan
pedangnya. Je Yoon tiba-tiba datang membantu.
“Apa Kau
tak mendengarkan perintahku untuk menunggu?” kata Je Yoon marah
“Kau
menatapku dengan mata tak meyakinkan ketika mengatakan itu, jadi kupikir kau
ingin aku mengikutimu. Aku tak pernah memandangmu dengan mata tak yakin. Jadi
Tunggu apa lagi, Ayo kita mulai.” Kata Je Yoon dan mereka pun melawan semua
prajurit.
Mentri
perang memberitahu sudah menunda negosiasi dengan Jurchen selama empat hari dan
mengatakan kepada pihak Jurchen bahwa itu akan terjadi besok, jadi akan meminta
prajurit pribadi Tuan Kim menunggu dalam penyergapan di benteng saat fajar.
“Sesudah
Putra Mahkota masuk, mereka akan menyingkirkannya. Aku juga sudah menyiapkan
bukti untuk menjebak Jurchen atas pembunuhan itu.” Jelas Mentri perang
“Kau harus
pergi ke markas pasukan Ming.” Perintah Tuan Kim. Mentri pikir kalau harus
melindungimu di sisi Mentri Kim.
“Tugas
pentingmu sekarang adalah menjaga janji
dengan Ming. Masalah dengan Putra Mahkota adalah masalah pribadiku. Aku sudah
memulai hubungan dengannya tugasku adalah untuk mengakhiri hubungan itu juga.
Aku akan melihatnya sendiri kali ini.” Tegas Tuan Kim. Saat itu seseorang
mendengar yang dikatakan oleh Tuan Kim.
Lee Yeol
akhirnya datang ke Jurchen, Pihak Jurchen kaget karena tak mengharapkan Lee
Yeol datang ke sini sendiri dan mengajak masuk. Akhirnya mereka duduk dalam
ruangan, Pria Jurchen memberikan panah pada Lee Yeol dan Je Yoon agar bisa
melihatnya.
“Jurchen
tak salah. Panah ini dari Dinasti Joseon.” Kata Lee Yeol melihat panah yang
sama saat berusaha membunuhnya.
“Wakil
Perdana Menteri Kim pasti membuat senjata dan memberikannya kepada Ming pada
akhirnya.” Ucap Je Yoon.
“Apa itu
berarti Wakil Perdana Menteri sudah menghasut perang ini?” kata Pihak Jurchen.
Lee Yeol pun ingin tahu dimana Tuan Kim.
“Untuk
mendapatkan 300.000 Yang yang diminta Jurchen, dia pergi ke markas pasukan
Ming.” Kata Pihak Jurchen
“Dia
pasti tak pergi ke sana untuk membicarakan tebusan.” Ucap Lee Yeol
“Jadi Berapa
banyak rakyat yang di sandera?” tanya Je Yoon. Pria menjawab sekitar 300.
“Ini
adalah surat dari Jurchen yang Wakil Perdana Menteri sampaikan. Dia bilang,
kita harus pergi ke benteng mereka besok siang untuk negosiasi. Masalahnya
adalah...” kata Pihak Jurchen
“Syarat
bahwa aku harus pergi ke sana sendirian.” Ucap Lee Yeol. Pihak Jurchen
membenarkan.
Lee Yeol
menatap langit, Je Yoon datang mendekat bertanya apakah Lee Yeol menderita karena
rakyat atau wanita. Lee Yeol bertanya balik Je Yoon lebih suka kelopak salju
atau hujan. Je Yoon tak mengerti maksudnya.
“Itu
adalah cara tidak langsung untuk mengatakan pertanyaanku bodoh.” Komentar Lee
Yeol
“Apa Kau
masih bisa bercanda di saat seperti ini?” keluh Je Yoon
“Surat
Wakil Perdana Menteri mungkin saja palsu. Tak ada bukti bahwa rakyat disandera di
benteng atau Wakil Perdana Menteri memiliki Hong Shim. Jadi Akan sangat bodoh
untuk masuk ke sana sendirian.” Kata Je Yoon
“Apa yang
akan kau lakukan? Apa Kau tak pergi jika tak ada bukti?” tanya Lee Yeol. Je
Yoon menjawab akan tetap datang.
“Tapi aku
bukan Putra Mahkota. Aku punya firasat buruk tentang hal ini. Jangan pergi.”
Ungkap Je Yoon
Saat itu
sebuah panah tertancap ditanah, Je Yoon panik menyuruh Lee Yeol agar masuk
untuk melindunginya. Lee Yeol tahu kalau
Ini adalah info tanpa nama lalu membaca kertas yang ada diatas panah dan
memutuskan akan pergi ke benteng.
“Apa isi
surat itu?” tanya Je Yoon melihat wajah Lee Yeol seperti sangat serius.
“Tertulis,
Wakil Perdana Menteri menungguku di sana.” Kata Lee Yeol lalu mencoba mencari
orang yang memberikan surat tapi tak terlihat orangnya.
Esok
paginya, Lee Yeol sampai dibenteng. Je Yoon mengatakan kalau akan menunggu di
luar dan meminta agar Lee Yeol bisa kembalilah dengan selamat. Lee Yeol
berjalan masuk suasana sudah kacau dan melihat sosok wanita terkapar di jalan,
berpikir kalau itu Hong Shim dengan pakaian yang sama, ternyata setelah
didekati bukan Hong Shim.
“Sayang
sekali... Wanita yang kau cari tak ada di sini.” Ejek Tuan Kim keluar dari
persembunyianya.
“Dimana
dia?” tanya Lee Yeol. Tuan Kim mengaku kalau Lee Yeol yang takkan bisa menjumpainya.
“Kenapa
begitu?” ucap Lee Yeol. Tuan Kim pikir itu Karena Lee Yeol akan mati sebelum
itu dan akhirnya banyak pengawal keluar siap membunuh Lee Yeol.
“Apa
Hanya untuk membunuhku kau mengerahkan banyak pasukan? Sepertinya aku tak punya
kesempatan. Tapi mau bagaimana lagi? Aku tak berniat jatuh kedalam perangkap
yang sama kedua kalinya.” Ucap Lee Yeol
Saat itu
Je Yoon datang dan juga semua pasukan panah bisa membuat semua berjatuhan. Lee
Yeol hanya terdiam begitu juga Tuan Kim hanya bisa memejamkan matanya karena
pasukanya kalah. Akhirnya beberapa pria berusaha melindungi Tuan Kim melawan
Lee Yeol.
“Jatuhkan
pedangmu. Jika kau tak patuh, maka Panah akan menembus lehermu.” Perintah Lee
Yeol. Semua pun melemparkan pedangnya.
“Ikat
Wakil Perdana Menteri Kim Cha Eon dan bawa dia ke Pengadilan Negeri. Kau
membunuhku, seorang Putra Mahkota. Lalu Kau memulai perang dan menempatkan
orang-orang dalam bahaya. Aku akan menghukummu untuk tuduhan itu.” Kata Lee
Yeol
Tapi Tuan
Kim malah mengambil pedang dan siap menyerang Lee Yeol, semua pasukan panah
siap melepaskan busurnya. Lee Yeol memerintahkan agar Jangan tembak. Akhirnya
pertarungan pun terjadi, Lee Yeol bisa memberikan luka di lengan Tuan Kim.
“Menyerah
sajalah... Kau takkan bisa lagi memegang pedang dengan lengan itu.” Kata Lee
Yeol berjalan pergi sambil meminta agar mereka mengikatnya.
Tuan Kim
berdiri dengan satu tangan, ingin mengeluarkan sesuatu dari bajunya seperti
ingin menyerang Lee Yeol dari belakang. Kwon Hyuk melihatnya langsung
memerintahkan agar pasukan melepaskan panahnya. Tuan Kim pun langsung terkena
panah ditubuhnya.
Lee Yeol
pun menahan Tuan Kim setelah terkena panah, sebelum jatuh ditanganya memegang
sebuah kertas yang diberikan ayah mertuanya. Tuan Kim terjatuh mengaku tak
pernah ingin menjalani hidup yang menyedihkan seperti yang dikatakan Lee Yeol
akhirnya mati terbunuh.
“Semuanya
sudah berakhir sekarang.” Ucap anakn buah Moo Yeon melihat dari kejauhan.
Dibelakangnya ada Hong Shim seperti yang membantu Lee Yeol untuk membunuh Tuan
Kim.
Flash Back
Hong Shim
menangis diatas tubuh kakaknya yang sudah tak bernafas dan kaget melihat yang
datang. Ternyata Hyuk datang dengan wajah sedih. Hong Shim pikir teman kakaknya
itu yang membiarkan ini terjadi dan mengeluh karena Hyuk yang baru muncul
sekarang.
“Kenapa?
Kenapa?” jerit Hong Shim terlihat sangat frustasi karena tak ada yang menolong
kakaknya.
“Aku tak
mengikutinya, aku tak tahu apa yang akan dia lakukan. Tapi Dia memintaku untuk
melindungi adiknya.” Akui Hyuk. Hong Shim terus menangisi kakaknya yang sudah
meninggal.
Hong Shim
duduk di depan kuburan kakaknya dalam hutan. Hyuk memberitahu kalau Moo Yeon
sudah menyiapkan rumah jadi akan mengantarnya kesana. Hong Shim menoak karena Kim
Cha Eon adalah tujuannya.
“Sekali
dan untuk semuanya, maka Aku akan mengakhirinya sekaligus.” Ucap Hong Shim.
Hong Shim
menatap Lee Yeol dari kejauhan, Lee Yeol seperti masih shock melihat Tuan Kim
yang mati didepanya. Ia pun yakin kalau Yeon
Hong Shim mungkin ada di dekat sini jadi meminta mereka Berpencar dan temukan
dia.
“Apa
Wakil Perdana Menteri menyeretnya ke sini bersamanya?” tanya Je Yoon. Lee Yeol
pikir tidak.
“Dia
sudah membantuku selama ini. Info tak dikenal yang kuterima berasal darinya.”
Kata Lee Yeol yakin.
Lee Yeol
mencari sosok Hong Shim di tempat yang sudah hancur berantakan. Akhirnya Ia
melihat Hong Shim dengan seorang anak. Si anak perempuan menangis kalau Ayahnya
diseret dan ibunya terbunuh. Hong Shim meminta agar Jangan menahan air matanya
dan Menangislah sepuasnya. Lee Yeol
terus menatap dari kejauhan.
“Menahannya
hanya akan menambah rasa sakit.” Kata Hong Shim dan memuji si anak yang
akhirnya menangis.
“Tak apa,
menangislah sepuasnya.” Kata Hong Shim memeluk si anak agar tak menahan amarah air matanya.
“Ayahmu
akan kembali ke rumah dengan selamat. Putra Mahkota adalah pria pemberani, dia
juga pintar, dan dia ada di desa ini. Jadi Ayo kita tunggu sebentar lagi.” Ucap
Hong Shim
“Berbahaya
bagimu untuk sendirian, jadi pergilah ke Biro hakim. Kau harus tetap kuat untuk
menunggu ayahmu Mengerti?” pesan Hong Shim. Si anak pun mengerti lalu berlari
pergi ke Biro Hakim.
Hong Shim
berdiri kaget melihat Lee Yeol datang. Lee Yeol berjalan mendekat mengaku
khawatir Wakil Perdana Menteri Kim mungkin sudah menyakitinya dan mengeluh
karena Hong Shim datang jauh-jauh ke tempat berbahaya ini.
“Ini
bukan...karenamu.” kata Hong Shim. Lee Yeol mengaku mendengar tentang kakak
Hong Shim dan meminta maaf.
“Kenapa
kau minta maaf? Kau tak melakukan kesalahan apa pun.” Ungkap Hong Shim
“Aku
ingin dia hidup. Aku ingin dia melarikan diri dan menjalani hidupnya.” Akui Lee
Yeol
“Kenapa?
Apa itu karena dia adalah saudaraku?” tanya Hong Shim
“Kau tak
harus hidup sebagai Yeon Hong Shim sekarang. Info yang kau berikan kepadaku
sangat membantu. Aku berhutang nyawa padamu, jadi aku akan memulihkan
martabatmu. Hiduplah sebagai Yoon Yi Seo lagi. Dan Juga, kau dapat kembali ke kondisi
saat kita belum menikah.” Kata Lee Yeol.
Hong Shim
terdiam mengingat yang dikatakan kakaknya sebelumnya.
Flash Back
Moo Yeon
mengaku kalau itu karena Putri Mahkota tidak hamil dengan bayi Putra Mahkota.
Ia yakin Lee Yeol pasti tak bisa mengingatnya karena kehilangan ingatannya.
Hong Shim ingin tahu alasan Moo Yeon kembali ke Hanyang
“Apa
Jangan-jangan...Kau datang ke sini untuk membunuh Yang Mulia seandainya
ingatannya kembali.” ucap Hong Shim
“Bukan
itu alasannya.” Akui Moo Yeon. Hong Shim ingin tahu apa itu alasanya.
“Aku
kembali untuk melindungi wanita yang kucintai dan anaknya.” Kata Moo Yeon.
“Jangan-jangan...Kaulah
yang orang yang...” ungkap Hong Shim menduga kalau anak yang dikandung Soo Hye
adalah anak kakaknya.
“Dia
bukan Putri Mahkota untukku. Dia hanya seorang wanita dengan nama So Hye. Aku
minta maaf, Yi Seo. Aku hanya bisa hidup sebagai Moo Yeon sekarang. Aku harus
melindungi mereka berdua.” Ungkap Moo Yeon
“Tolong jangan maafkan aku. Jangan lakukan apapun untukku juga. Aku juga salah denganmu.” Tegas Hong Shim yang siap menerima hukuman
“Apa kau
berani menentang perintahku?” kata Lee Yeol marah
“Orang-orang
yang membawamu kesengsaraan mungkin diriku dan saudaraku.” Ungkap Hong Shim
“Pada
hari penurunan takhta,aku kehilangan ibuku serta wanita yang kucintai. Karena aku,
kau juga kehilangan ayahmu. Sejak hari itu, aku tak pernah merasa nyaman.”
Cerita Lee Yeol
“Itu
semua sudah berlalu sekarang. Tolong lupakan aku dan semua yang sudah terjadi. Aku
berharap, kau selamat sampai istana.” Kata Hong Shim tak ingin bersama dengan
Lee Yeol lalu berjalan pergi.
“Benarkah
semua yang ingin kau katakan padaku? Bisakah kau mengatakan. bahwa kau juga
mencintaiku juga? Katakan bahwa kau ingin bersamaku juga. Hanya itu yang ingin
kudengar darimu.” Pinta Lee Yeol. Hong Shim menahan tangisnya.
“Aku tak
bisa memberimu jawaban yang kau inginkan.” Ucap Hong Shim lalu berjalan pergi.
Lee Yeol hanya diam saja.
Kasim
memberitahu kalau mereka menerima kabar penting dari Provinsi Pyongan. Raja
berdiri ingin tahu berita yang dibawa. Kasim memberitahu kalau Wakil Perdana
Menteri meninggal dan... Raja ingin tahu apa yang terjadi dengan Putra Mahkota.
“Dia
hidup dan tak terluka.” Ucap Kasim. Raja langsung mengucap syukur.
“Ini
surat dari Putra Mahkota sendiri.” Kata Kasim. Raja langsung membaca surat yang
dibawa oleh Kasim.
Flash Back
Tuan Kim
duduk di ruangan menatap kertas kosong dengan cap kerajan, kalau akhirnya
menemukan cara terbaik untuk memanfaatkan kertas kosong yang memiliki segel
raja.
“Aku
takut... jadi Aku harus mengambil apa yang benar-benar kuinginkan.” Ucap Tuan
Kim mulai menulsiakn suratnya.
Raja
membaca surat yang dibawa Putra Mahkota “Wakil Perdana Menteri Kim Cha Eon akan
membayar dosa-dosa atas hidupnya. Anak-anaknya takkan dihukum karena
dosa-dosanya. Ia pun mengartikan kalau "Ini adalah perintah Raja"
“Apa
Wakil Perdana Menteri Kim mencoba menyeretku bahkan sesudah mati sekalipun?
Jadi Apa Pikirnya, aku akan menepati janjinya ketika dia sudah mati?” ucap Raja
ingin membalas dendam.
Soo Hye
duduk diam di depan meja makan yang belum disentuh seperti tak ada nafsu makan
karena Moo Yeon sudah tak ada.
Flash Back
Lee Yeol
meminta Soo Hye agar Jangan berpikir untuk menolak makan atau minum. Soo Hye
berbaring mengeluh karena Lee Yeol Kenapa membiarkan hidup. Lee Yeol memberitahu kalau Yoon Yi Seo,
wanita yang dicintai sepanjang hidupnya.
“Dia adalah
adiknya Yoon Seok Ha, yang kau cintai.. Bukannya aku tak bisa membunuhmu. Tapi
Aku tak bisa membunuh bayi di dalam rahimmu. Aku akan memutuskan apa yang harus
kau lakukan sesudah kembali dari perang. Jadi Tetaplah hidup dan Bertahanlah.”
Tegas Lee Yeol.
Akhirnya
Soo Hye pun mulai makan untuk bertahan hidup, Pangeran Seo Woon datang
memberitahu Soo Hye dengan minta maaf lebih dulu karena memberitahu sebuah
berita kalau Wakil Perdana Menteri sudah meninggal. Soo Hye terlihat kaget.
“Dia dibunuh
karena pengkhianatan tingkat tinggi mencoba membunuh Putra Mahkota.” Ucap
Pangeran Seowoo
“Maka,
aku mungkin tidak dapat bertahan hidup juga.” Kata Soo Hye pasrah.
“Berdiri.
Kau seharusnya tak di sini sekarang.” Ucap Pangeran Seowoo.
Akhirnya
Pangeran Seowoo pun membawa Soo Hye dengan pelayan keluar dari istana. Tapi
saat itu pengawal sudah keluar menghadang mereka. Raja pun datang bertanyaApa
yang sedang coba dilakukan anaknya.
Pangeran Seowoo mengkau sedang dalam perjalanan untuk menemui Ratu atas
permintaannya yang mendesak.
“Puteri
mahkota... Aku tahu semua dosamu... Beraninya kau mencoba melarikan diri
sesudah melakukan dosa yang mengerikan? Apa Kau ingin tetap hidup bahkan
sesudah melakukan sesuatu yang begitu
kejam?” ucap Raja. Soo Hye pun terlihat pasrah
Lee Yeol
dan Je Yoon sedang berperang diperbatasan, dengan semua keahilannya bisa
melawan semua pasukan.
[1 Tahun Kemudian]
Goo
Dul menceritakan yang terjadi pada Putra
Mahkota, yaitu Lee Yeol menyerang ke arah garis musuh sendirian dan memotong
ribuan kepala pasukan musuh. Nyonya Yoon dan temanya ikut mendengarnya dengan
wajah serius bersama Ma Chil
“Bahkan
ketika mereka memintanya untuk menyelamatkan mereka, dia tak pernah menunjukkan
belas kasihan dan memotong semua tenggorokan mereka. Dia adalah pendekar pedang
terbaik di Joseon.” Kata Goo Dul bangga.
“Bualanmu
keterlaluan. Bagaimana mungkin bisa melawan ribuan orang sendirian? Itu tak
masuk akal.” Ucap Ma Chil tak percaya.
“Aku
menceritakan kisah ini karena itu masuk akal. Jangan dipotong dulu. Mulai dari
sini adalah bagian yang sangat bagus.” Keluh Goo Dul pada Ma Chil
“Putra
Mahkota menyelamatkan semua orang yang disandera. Ketika dia kembali ke istana,
Putri Mahkota... Putri Mahkota... Dia sudah mati. Dia bunuh diri.” Kata Goo Dul
menutup telinga Kkeut Nyeo agar tak mendengarnya. Nyonya Yang kaget.
“Dia hamil,
kenapa begitu?” tanya Nyonya Yang binggung. Kkeut Nyeo memberitahu Di dalam
rahimnya bukanlah bayi Putra Mahkota.
“Bagaimana
dia bisa mengkhianati suami limited edition seperti Won Deuk? Wajarlah dia
bunuh diri. Aku takkan memaafkannya jika aku adalah dia.” Ungkap Ma Chil penuh
amarah
“Apa aku
satu-satunya yang merasa tak nyaman sekarang?” komentar Soo Ji berdiri dengan
pakaian petani.
Ia
meminta mereka agar Berhenti
membicarakan keburukan Putri Mahkota. Goo Dul pikir kalau Itulah yang ingin
dikatakan dan meminta agar Berhenti
bicara padanya seperti itu. Ia pun memarahi Soo Ji karena berani mengecam
penjaganya sebagai pengkhianat
“Apa kau
ingin melewatkan makan malam hari ini?” ancam Goo Dul
“Kau memberiku
makan dengan sedikit, tapi kau membesar-besarkannya.” Keluh Soo Ji.
“Apa? Kau
bilang sedikit? Beraninya kau mengoceh seperti itu? Dan Juga, kau menyebut
segini sedikit?” ucap Goo Dul marah
“Astaga,
hentikan... Kenapa kau menjadi sukarelawan untuk menjadi penjaga?” keluh Kkeut
Nyeo
“Karena menghasilkan
uang.Aku tak pernah tahu dia akan datang ke rumah kita. Kau sedang hamil, jadi abaikan
saja.” Bisik Goo Dul
“Pergilah
sekarang, kalian semua. Aku merasa terlalu berat untuk melakukan apa pun.”ucap
Kkeut Nyeo
“Lagipula,
aku akan meninggalkanmu. Menjadi pedagang kepala membuatku sangat sibuk. Aku
akan segera ke Ming, beri tahu padaku aku jika butuh sesuatu. Aku akan
mendapatkannya untukmu.” Kata Ma Chil bangga.
“Ma Chil,
mengenakan pakaian sutra itu tak membuatmu menjadi pria terhormat. Hentikan
cara bicara yang menyebalkan itu.” Komentar Goo Dul
“Ketika
pergi ke Ming, sampaikan beritaku kepada Kasim Noh. Katakan padanya untuk
menyelamatkanku.” Ungkap Soo Ji
“Kau
sudah mati, siapa yang akan menyelamatkanmu? Hei.. Kau melewati garis.” Kata Ma
Chil memperingati
Soo Ji
pun melangkah mundur lal meminta agar bisa menanyakan satu hal lagi dan Apa
yang terjadi pada wanita itu, yaitu Wanita Putra Mahkota, berpikir kalau mereka
menikah. Kkeut Nyeo mengeluh dengan pikiran Soo Ji kalau Menikah.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
☺☺☺....💕
BalasHapus