PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Raja tak
percaya kalau Tuan Kim yang menuntut kursi
kerajaan darinya. Tuan Kim menyuruh Raja agar memberikan cap dengan segel
kerajaan di atasnya. Raja makin tak habis pikird dengan cara Tuan Kim yang
inginmemberikan cap dengan segel kerajaan di selembar kertas kosong.
“Apa
rencanamu?” tanya Raja curiga
“Aku akan
memutuskan apa yang sangat kuinginkan atau kapan itu akan terjadi.” Tegas Tuan
Kim. Raja makin marah mendengarnya.
“Jangan
khawatir... Aku tidak akan menginginkan tahta. Jika aku sudah mendambakan
tempat itu, maka aku akan mengambilnya 10 tahun lalu.” Ucap Tuan Kim.
Ma Chil
menyuruh mereka semua Jangan bergerak dan tidak menyentuh tubuhnya sampai patroli
dan petugas pemeriksa tiba. Ia menegaskan seberapa besar kejahatan merusak
tempat pembunuhan.
“Won
Deuk, aku harus membawamu ke Biro Hakim.”kata Ma Chil
“Akulah
yang membunuh Ma Chil.. Aku mendorongnya. Ambillah aku sebagai gantinya.” Kata
Tuan Park
“Tidak, tidak.
Akulah yang mendorongnya. Aku mendorongnya ketika dia meraih pergelangan
tanganku.” Kata Hong Shim
“Diam...
Ini adalah kasus pembunuhan... Kita tidak bisa membiarkannya mempengaruhinya.
Jadi Gu Dol, bawakan aku tali jerami.” Ucap Tuan Park
Goo Dul
pun mengambil tali, Tuan Park pun mengikat tangan Won Deuk dengan tali seperti
tahanan. Hong Shim membela kalau Won Deuk tidak membunuh dengan sengaja dan itu
hanya kesalahan, bahkaan ada saksi.
“Benar,
bukan karena dia membunuh Ma Chil dengan sengaja. Di atas segalanya, Ma Chil
bersalah sejak awal.” Kata Tuan Park membela
“Intinya,
ini adalah kasus pembunuhan. Jadi Dia harus membayar kejahatannya.” Jelas Tuan
Park lalu mengajak Won Deuk pergi. Won deuk yang masih shock tak melawan.
Tuan Park
berkomentar Won Deuk tampak sangat
terampil menggunakan tinjunya sambil mengeluh karena harus memukulnya. Won Dek
yakin itu pasti bukan karena serangannya tapi tidak memukul Ma Chil cukup kuat untuk membunuhnya.
“Aku
menghindari titik vital dengan sengaja. Itu mungkin karena kerusakan otak yang
disebabkan oleh jatuh. Ini sudah dilakukan oleh kesalahan, jadi aku mungkin tidak
akan dijatuhi hukuman mati. Bukankah begitu?.” Kata Won Deuk
“Sungguh
pembicara yang fasih. Siapa kau sebenarnya?” komentar Tuan Park
“Aku? Won
Deuk.” Ucap Won Deuk yang belum tahu dirinya.
Bibi Mi
bertanya kemana mereka akan pergi, dengan mengikat tangan Won Deuk. Tuan Park
mengaku Ini bukan apa-apa dan Hanya kasus pembunuhan. Jadi membawanya ke Biro
Hakim. Bibi Mi tahu kalau Won Deuk akan
menyebabkan masalah suatu hari nanti.
“Makanlah
camilan sebelum pergi. Aku membuat beberapa mie untuk yang memperbaiki rumahnya.”
Ucap Bibi Mi. Tuan Park langsung sumringah mendengar Mie.
“Aku
membuatkannya untuk kalian, tak usah ikut jika tidak mau.”ucap Bibi Mi
“Tentu
saja mau. Kita harus makan mie sebelum kita pergi.” Ucap Tuan Park penuh
semangat.
“Apa Maksudmu,
akan makan mie sekarang? Pada saat ini?” kata Won Deuk binggung
“Apa Kau
tidak mau? Tapi aku ingin makan mie.” Ucap Tuan Park, Bibi Mi pun mengajak
mereka untuk makan mie.
Tuan Yeon
menangis seperti akan kecil,mengasihani Won Deuk yang malang dan merasa bersalah
karena sudah menghancurkan hidupnya. Ia merasa kalau semua salahnya. Hong Shim
pikir harus pergi dan memberitahunya.
“Ada
hal-hal yang tidak kukatakan padanya.” Ucap Hong Shim tapi saat itu tanganya
ditarik dan Ma Chil yang sedari tadi terdiam ditanah memberikan senyumanya.
Hong Shim kaget.
Tuan Park
membawa kembali Won Deuk meminta agar cepat berjalan karena sangat lapar. Saat
sampai rumah semua langsung menyanyikan lagi Selamat ulang tahun, Won Deuk
binggung tapi Hong Shim dan Tuan Park duduk dengan wajah lesu.
“Won
Deuk.. Semoga kau sehat selalu... Pancake daging... Ucap Ma Chil, Tuan Park
mengaku kalau sengaja membeli daging
sapi.
“Situasi
macam apa ini?” tanya Won Deuk binggung dan marah
“Hari ini
adalah hari ulang tahunmu.” Kata Tuan Park. Won Deuk binggung kalau hari ini Ulang
tahunnya.
“Apa
Maksudmu, kalian merencanakan ini untuk memberinya pesta kejutan?” kata Tuan
Park tak percaya.
“Apa seseorang
akan mati dengan mudah? Dia aktor hebat yang terlihat sungguhan.” Komentar
Teman Hong Shim.
“Ini akan
menjadi ulang tahun yang tidak akan pernah kau lupakan.” Komentar Kkeut Nyeo.
“Aku
mengerti karena dia menderita kehilangan ingatan, tapi kenapa kalian berdua
tidak ingat hari ulang tahunnya?” komentar Tuan Park
“Ayo kita
makan mie. Aku kelaparan di sini... Mi Geum, sajikan mie.” Ungkap Goo Dul.
Akhirnya
mereka mulai makan, Hong Shim akhirnya terlihat kesal dengan Lelucon semacam itu.
Tuan Park pikir itu menyenangkan. Hong Shim tak percaya kalau tadi
menyenangkan, padahal sangat menakutinya.
I mengaku tadi berpikir kalau Ma chil benar-benar mati.
“Kupikir Won
Deuk dalam masalah beneran. Bagaimana bisa kau berpura-pura mati? Bagaimana bisa
kau tertawa saat ini?” komentar Hong Shim tak bisa menahan tangisnya lalu
berjalan pergi.
“Seharusnya
aku yang kesal di sini... Won Deuk, aku benar-benar merasakan kemarahanmu
ketika kau memukulku... Badanku sakit semua.” Kata Ma Chil
“Maukah kau melepaskanku dulu?” ucap Won Deuk.
Tuan Park pun melepaskan talinya dan mengajak makan dulu.
Won
Deuk akhirnya berjalan masuk ke dapur
melihat Hong Shim menangis. Ia tahu Hong Shim sangat kesal dan berpikir kalau takut
menjanda jika sesuatu terjadi padanya. Hong Shim kesal karena Won Deuk ingin bercanda sekarang.
“Apa Kau
marah padaku? Ini hari ulang tahunku. Aku akan bersamamu selamanya. Jangan
khawatir. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian Karena aku suamimu. Jadi Ayo,
makan mie.” Ucap Won Deuk mengajak Hong Shim mengelurkan tanganya.
Ratu
masih bersimpuh di depan kediaman raja
kalau tidak boleh melengserkan Pangeran Seowon dan anaknya juga ikut
berlutut. Saat itu Tuan Kim datang mengatakan kalau Raja sudah mengeluarkan
dekrit kerajaan. Ratu Park menatap sinis melihat Tuan Kim yang datang.
“Perintahnya
adalah kau tidak boleh menyinggung deposisi lagi. Berhentilah memprotes, jadi kembalilah
ke kamarmu.” Kata Tuan Kim. Ratu Park seperti tak bisa berkata-kata.
Semua
mulai minum-minum, Tuan Park mengaku Karena
orang-orang itu mengubah Biro Hakim ke luar, jadi kebetulan melihat catatan Won
Deuk. Ia pun tidak bisa mempercayai matany ketika membaca Won Deuk lahir di tahun monyet, berarti 35 tahun.
“Itu
berarti dia seusia Ma Chil... Apa itu masuk akal?” ucap Tuan Park. Hong Shim
dan ayahnya saling menatap takut ketahuan.
“Kenapa
itu tidak masuk akal?” kata Ma Chil. Teman Hong Shim membandingkan wajah Won
Deuk dan juga Ma Chil.
“Bagaimana
bisa kau seusia itu?” ucap Teman Hong Shim tak percaya
“Aku juga
tidak percaya... Aku tidak percaya lahir di tahun monyet.” Kata Won Deuk.
“Benarkan?
Apa Kau merasa aneh juga? Wajah Ma Chil mirip boneka santet dan Won Deuk,
kau... Semuanya sangat aneh.” Kata Tuan Park
“Itu
karena Won Deuk awet muda” ucap Tuan Yeon membela
“Apa yang
kau makan untuk mendapatkan kulit halus seperti itu? Aku juga penasaran.” kata
Bibi Mi mencoba mendekat.
“Oho, Aku
merasa tidak nyaman!” ucap Won Deuk kembali dengan gayanya. Tuan Park mengeluh
dengan sikap Won Deuk.
“Sikap
apa itu... Kau akan mendapat masalah satu hari karena caramu berbicara. Tuan Park
tidak suka caramu bicara dan itulah sebabnya dia mengganggumu.” Komentar Tuan
Park melihat sikap Won Deuk.
“Dia
benar, jadi Ubah caramu berbicara... Kau tidak boleh membuat jengkel hakim yang
baru juga... Sekarang Ikuti perkataanku... "Wow, Hong Shim. kau sangat
cantik." Aku tidak berbicara untuk diriku sendiri.” Kata Goo Dul yang
sempat membuat Kkeut Nyeo cemburu.
“Wow...
Aku tidak bisa mengatakannya... Kedengarannya sembrono dan tidak nyaman.” Kata
Won Deuk. Hong Shim pun meminta agar membiarkan karena Won Deuk tidak mau
mengatakannya.
“Wow... Kau
Hong Shim-ku, cantik sekali.” ucap Won Deuk berusaha dengan keras. Semua
langsung memuji kalau itu Lumayan bagus.
“Ayo kita
melangkah lebih jauh..."Hei.. Kesini. Biarkan aku memelukmu. oke?"
kata Goo Dul
“Hei... Kesini.
Biarkan aku memelukmu.” Kata Won Deuk mencoba merayu. Hong Shim tersenyum
mendengarnya. Semua berkomentar itu juga lumayan bagus.
“Terima
kasih pada Won Deuk, berkatnya kita berpesta dan bersenang-senang. Hei.. jangan
sisakan makanan Minumlah semuanya. Jangan sisakan setetespun.” Ucap Tuan Park
penuh semangat.
Tuan Park
sudah mabuk dibawa pulang sambil berteriak meminta agar hujan, Hong Shim akan masuk tapi temanya memanggil.
Kkeut Nyeo tahu kalau Hong Shim yang belum tidur dengan Won Deuk. Hong Shim
mengelak kalau mereka sudah tidur bersama.
“Itu
bohong... Kita sudah berteman selama bertahun-tahun. Apa Kau menyembunyikan
sesuatu dariku?” kata Kkeut Nyeo. Hong Shim mengaku kalau bukan seperti itu.
“Lalu apa
masalahnya? Kenapa kau membuat pria muda sempurna tidur sendiri?” kata Kkeut
Nyeo binggung.
“Dia
kehilangan ingatannya...Jadi Dia tidak mengenaliku, Rasanya seperti orang
asing.” Ungkap Hong Shim.
“Mau dia
orang asing atau orang baru, kau menyukainya, kan?”goda Kkeut Nyeo, Hong Shim
seperti tak menyadarinya.
“Madu
turun seperti cinta dari matamu ketika kalian saling memandang. Madu tidak
jatuh dari mata. Mereka berasal dari sarang.... Kau tahu apa maksudku jadi Ulurkan
tanganmu.” Kata Kkeut Nyeo, Hong Shim terlihat binggung.
“Baunya
sangat enak,. itu bisa memabukkan pria. Kamarmu sudah jadi, nikmati malam yang
indah.”kata Kkeut Nyeo memberikan sebuah botol lalu bergegas pergi. Hong Shim
memanggilnya tapi Kkeut Nyeo sudah pergi lebih jauh.
Saat itu
Hong Shim melihat kakaknya yang berdiri tak jauh darinya. Keduanya pun
berbicara di tempat lain, Hong Shim mengaku seelalu penasaran.Di mana kakaknya
tinggal dan bagaimana hidupnya. Moo Yeol berjanji Suatu hari akan memberitahu
semuanya tentang hal itu.
“Bagaimanapun,
aku senangmu terlihat ceria hari ini. Hidup sebagai seorang petani pasti tidak
mudah bagimu.” Kata Moo Yeol
“Aku
sudah menjadi seorang petani lebih dariku seorang ningrat. Jadi Aku sudah
menyesuaikan. Lalu Sudahkah kau menyelesaikan misi yang kau ikuti?” tanya Hong
Shim tak curiga
“Tidak
masalah sekarang... Itu sebabnya aku ingin pergi bersamamu malam ini..” Kata
Moo Yeol
Saat itu
Won Deuk masuk ke dalam kamarnya, wajahnya tersenyum melihat alas tidurnya yang
rapih. Moo Yeol mengatakan akan menunggu
sementara adiknya mengemas persiapannya. Hong Shim seperti sedih dengan ajakan
kakaknya.
“Kau
tidak tampak bahagia. Apa Kau tidak ingin pergi denganku?” tanya Moo Yeol
“Aku
sudah menunggu sepanjang hidupku untuk bersamamu lagi. Namun... Namun tidak
malam ini.” Kata Hong Shim.
“Apa
karena pria yang kau nikahi? Pria yang kau nikahi... Yah, dia tidak tepat
untukmu.” Ucap Moo Yeol
“Ada sesuatu
yang harus aku lakukan. Aku membuat kesalahan, sehingga harus memilah terlebih
dahulu. “ jelas Hong Shim
“Kita
akan pergi jauh ke sebuah pulau atau ke perbatasan.” Kata Moo Yeol
“Aku
sudah tinggal di sini selama lebih dari 10 tahun dan aku berteman baik dengan
orang-orang desa. Jadi Bisakah kau memberiku beberapa hari?” tanya Hong Shim.
Moo Yeol
mengerti, kalau Hong Shim tidak boleh lebih dari 10 hari. Akhirnya Hong Shim
memeluk kakaknya dengan erat minta maaf karena membuatnya menunggu. Moo Yeol
pikir Ini tidak seberapa dibandingkan
dengan seberapa banyak membuat adiknya menunggu lalu masuk ke dalam.
Setelah
Hong Shim pergi, Moo Yeol kaget melihat anak buahnya sudah ada dibelakangnya.
Anak buahnya mengaku sengaj tetap di belakang karena khawatir. Moo Yeol pun
seperti tak mempermasalahkanya. Anak buahnya memberitahu kalau Wakil Perdana
Menteri sedang menunggunya.
Hong Shim
terdiam menatap kamar Won Deuk dan saat itu Won Deuk keluar kamar yang membuat
Hong Shim kaget. Won Deuk menyuruh Hong Shim masuk kamar. Keduanya duduk
berhadapan, Hong Shim bertanya ada apa. Won Deuk mengeluh Hong Shim malah
menanyakan hal itu.
“Akulah yang
seharusnya menanyakan itu. Hari ini adalah hari ulang tahunku, tapi kau belum
memberiku hadiah.” Ucap Won Deuk
“Maaf,
aku tidak membelikanmu apapun. Semuanya berantaka karena rumah dirobohkan dan
kau ditangkap.” Kata Hong Shim
“Apa kau
baru saja memanggil suamimu dengan santai? Dan Juga, aku lahir di tahun monyet yang
membuatku jauh lebih tua darimu. Jadi Kau harus menyapaku dengan benar.” Kata
Won Deuk
“Lalu aku
harus memanggilmu apa?” tanya Hong Shim. Won Deuk mengatakan ingin memanggilnya “Suamiku tersayang.” Hong Shim
terlihat berusaha mengatakan
“Mungkin
lain kali. Terlalu norak untuk dikatakan sekarang.” Kata Hong Shim
“Kau
harus memanggilku itu karena tidak memberiku hadiah... Sekarang!” ucap Won
Deuk.
Hong Shim
perlahan memanggil “Suamiku tersayang” dengan perlahan. Won Deuk tak mengaku
tidak bisa mendengarnya. Akhirnya Hong Shim dengan lantang memanggil “Suamiku
tersayang” agar puas. Won Deuk tersenyum bahagia mendengarnya.
Hong Shim
melihat wajah Won Deuk berpikir kenapa lagi. Won Deuk merasakan harum, Hong
Shim mengaku kalau Kkeut Nyeo memberiku parfum dan mengaku tidak tahu alasan
temanya memberikan.
“Kamarnya
bagus dan nyaman, selamat malam.” Ucap Hong Shim akan bergegas pergi. Won Deuk
langsung menutup pintunya kembali
“Aku
sudah memberitahumu kemarin kau tidak akan lagi tinggal di kamar ayahmu. Kita
sudah menikah, tidur bersama itu wajar... Hari ini, aku tidak akan
membiarkanmu.” Kata Won Deuk sudah siap mencium Hong Shim, tapi Hong Shim
memalingkan wajah ketakutan.
“Apa kau
tidak ingat apa yang kau katakan? Pada malam pernikahan kita, ketika aku
mencoba menanggalkan pakaianmu kau melarangku untuk menyentuhmu karena
ingatanmu belum pulih.” Kata Hong Shim
“Ingatanku
sudah pulih.” Akui Won Deuk. Hong Shim tahu Won Deuk berbohong karena Telinganya
memerah.
“Tidak
mungkin. Telingaku merah secara alami.” Kata Won Deuk menutupi telinganya.
“Jika kau
ingin tidur denganku, dapatkan ingatanmu kembali. Jadi Ingat siapa kau dan apa
yang biasa kau lakukan.” Ucap Hong Shim
“Yang
bisa aku ingat nanti...” kata Won Deuk dan Hong Shim tak ingin mendengar
langsung keluar dari kamar.
“Jika aku
benar-benar Hong Shim dan kau benar-benar Won Deuk, Bagaimana ini bisa terjadi?”
ucap Hong Shim duduk melihat sepatu yang dibelikan Won Deuk.
Won Deuk
duduk sendirian, Goo Dul datang ingin tahu hasil akhirnya. Won Deuk menatap ke
arah pohon dengan burung lalu berkata “Bahkan burung-burung di rating menikmati
kebersamaannya. Betapa kesepiannya diriku meskipun itu berarti.”
“Apa itu
omong kosong? Dilihat dari wajahmu, kau gagal... Kenapa? Apa masalahnya?” tanya
Goo Dul
“Aku
terjebak dalam perangkapku sendiri. Aku bilang kepadanya untuk jangan pernah
menyentuhku sampai ingatanku pulih.” Jelas Won Deuk
“Tidak
ada yang serius... Kau hanya perlu memulihkan ingatanmu.” Jelas Goo Dul
“Tidak
peduli betapa aku berusaha, aku tidak bisa mengingat apa pun.” Ungkap Won Deuk.
Goo Dul mengaku tahu caranya.
“Yang
Mulia... Menurut laporan gubernur dari Hwanghae, mereka tidak bisa menanam
karena kekeringan. Mereka tidak bisa memanen gandum karena layu. Dengan
demikian, semakin banyak orang yang kelaparan sampai mati. Aku rasa tepat untuk
memberi bantuan kepada orang-orang dengan mengirimkan biji-bijian.” Jelas
Mentri.
“Kirim
mereka 100 potong beras dan jelai.” Ucap Raja, Mentri mengucapkan Terima kasih atas kemurahan hati
raja yang tak terbatas.
“Aku
mendengar Gubernur Jo Boo Young dari Desa Songjoo diberhentikan karena
perilakunya yang buruk.” Kata Raja.
“Ya Yang
Mulia... Seorang pria bernama Na Won Deuk memberi buku besar hakim Inspektur
Kerajaan Heo Man Shik yang membantunya mengungkapkan perilaku yang buruk.” Ucap
Mentri.
“Na Won
Deuk? Dia sudah melakukan pekerjaan yang terpuji. Aku akan memberinya 4
gulungan sutera sehingga kontribusinya diakui.” Kata Raja memberikan imbalan.
“Lalu Siapa
yang harus aku tunjuk sebagai hakim baru di Desa Songjoo?” tanya Raja
“Bagaimana
dengan perwira ketujuh, Yoon Je Sung?” saran Tuan Jung Raja mengaku sudah
mendengar bahwa dia cerdas dan jujur.
“Yang
Mulia... Aku punya rekomendasi.. Itu adalah Juru Sita Jung Je Yoon.” Kata Tuan
Kim
“Wakil
Perdana Menteri Kim, dia putra seorang selir.” Kata Tuan Jung marah
“Aku
sadar akan hal itu.. Aku merekomendasikan putramu dengan maksud menunjuk orang
yang berbakat.” Kata Tuan Kim
“Dia
tidak cukup mampu untuk memegang posisi seperti itu.” Ungkap Tuan Jung
“Itu
benar... Putri Mahkota berada dalam keadaan di mana dia harus meninggalkan
istana untuk mendapatkan kembali kesehatannya. Saat dia membersihkan energi
jahat dari jimat sang Ratu, Aku akan membuatnya tinggal di kediaman pribadi
keluarga kami.” Kata Tuan Kim.
“Kami
sedang mendiskusikan siapa yang akan ditunjuk sebagai hakim baru di Songjoo.”
Kata Tuan Jung.
“Yang
Mulia... Siapa yang harus kita tunjuk sebagai hakim baru di Songjoo?” tanya
Tuan Kim. Raja pun menyuruh Tuan Kim melakukan yang di inginkan.
Soo Ji
datang melihat Je Yoon mengeluh kalau mengaturnya sendiri buku-buku. Je Yoon
mengatakan kalau ini pekerjaannya. Soo Ji pikir kalau Je Yoonbelum mendengar
berita itu, kalau Je Yoon sudah ditunjuk sebagai hakim.
“Ayahku
merekomendasikanmu.” Ucap Soo Ji bangga. Je Yoon kaget diangkat sebagia hakim.
“Hakim di
Desa Songjoo... Ini tempat bagus yang terletak di tanah yang luas.” Kata Soo
Ji.
“Apa Wakil
Perdana Menteri Kim merekomendasikanku?” tanya Je Yoon. Soo Ji membenarkan.
“Sepertinya
aku bilang kepadanya banyak hal baik tentangmu tanpa disadari. Jadi janjimu
secara teknis adalah berkatku. Bagaimana
kalau kau mentraktirku minum di Aeryeonjeong? Aku luang malam ini.” Ucap Soo
Ji. Je Yoon memilih untuk pergi wajahnya terlihat sangat marah.
“Je Yoon,
aku akan merajuk jika kau pergi seperti ini.” Teriak Soo Ji, Je Yoon seperti
tak peduli.
Tuan Kim
berjalan dengan tandunya, Je Yoon mendekat karena ingin sesuatu kepada Wakil
Perdana Menteri Kim. Tuan Kim pun berhenti tanpa turun dari tandu. Je Yoon tak
percaya kalau harus pergi ke Desa Songjoo dan meminta agar bisa percaya
padanya.
“Aku
ingin kau melakukan sesuatu untukku di sana. Jika kau membuktikan diri bahwa
kau adalah orangku di sana, lalu aku akan membawamu kembali ke Hanyang.” Kata
Tuan Kim
“Aku
bersyukur atas promosi yang mengejutkan ini, tapi aku ingin melayanimu dari
dekat.” Ucap Je Yoon.
“Bagaimana
kalau kau menjadi salah satu pria tanduku?” sindir Tuan Kim. Je Yoon hanya bisa
terdiam. Akhirnya Tuan Kim menyuruh agar kembali berjalan.
Moo Yeol
datang menemui Tuan Park diruangan memberikan sebuah kotak, lalu meminta maaf
karena lama. Tuan Park melihat isi kotak, Moo Yeol menceritakan Won Deuk hilang
ingatan di suatu rumah, tidak mudah menemukannya.
“Jika aku
memindahkan tubuhnya,akan sulit untuk memasuki ibukota.” Ucap Moo Yeol
“Bagaimana
kau akan membuktikan bahwa itu adalah tangan Putra Mahkota?” tanya Tuan Park
melihat tangan yang dibawa Moo Yeol
“Aku
menguburkan tubuh di sebuah lembah di Gunung Chunwoo. Ayo kita turun bersama
jika kau ingin memeriksanya.” Kata Moo Yeol
Tuan Park
menolak menutup kembali kotaknya, mengaku kalau sekarang, semua kekhawatirannya
hilang. Moo Yeol menagih janji meminta izin untuk pergi sekarang.
Won Deuk berjalan dipasar. Goo Gul memberitahu kalau inilah awal dari hubungan asmara.
Moo Yeol terihat bingung yang dimaksud Hubungan asmara. Goo Dul menjelaskan Semua
orang tidak bisa tidak jatuh cinta jika mereka berjalan di jalan ini, tapi Ini
adalah kursus kencan untuk pasangan.
“Kalian
berdua harus berjalan di jalan ini juga... Jalan ini dimulai dari pasar. Kau
harus membeli sesuatu untuknya di sini dan memenangkan hatinya.” Ucap Goo Dul
“Sepertinya
aku tahu.” Kata Won Deuk meliha ke arah sisi penjual.
“Aku
membelikanmu dasi ikat rambut sebagai hadiah. Aku ingat dengan jelas wajahmu
yang tersenyum dengan hadiah itu.”ungkap Won Deuk. Hong Shim menganguk
mengerti.
“Aku
senang menerima ikat rambut.” Kata Hong Shim mengikuti yang diingat Won Deuk.
“Sesudah
berjalan melewati pasar, kita naik ayunan. Saat itu Hari Libur Dano dengan
sinar matahari yang cerah. Aku dapat dengan jelas mengingatmu mengendarai
ayunan ini.” Kata Won Deuk. Hong Shim menganguk mengerti.
“Aku naik
ayunan di Hari Libur Dano...” kata Won Duk yang mengingat ucapan Goo Dul “Setiap
wanita mengendarai Dano Holiday kecuali wanita tua yang tidak sehat.”
“Rambut
dan rokmu berhembus. Itu cantik.” Ungkap Won Deuk. Hon Shim ingin tahu Tahun
berapa itu
“Mungkin,
sebelum aku pergi melayani militer.” Kata Won Deuk.
“Yah, aku
menggantungkan ayunan ini dua bulan yang lalu.” Ucap Hong Shim bisa tahu kalau
itu bohong.
“Bukan
ayunan ini. Tapi Yang satunya... Bagaimanapun, sayangnya hujan hari itu. Kita
pergi ke sumber air untuk berlindung dari hujan Dan kita menghabiskan malam
bersama.” Kata Won Deuk.
Hong Shim
mengerti, Won Deuk bangga kalau Hari itu begitu rupanya dan itu artinya
Sekarang ingatannya sudah pulih. Hong Shim pikir kalau Sepertinya kurang
banyak. Won deuk tak percaya kalau itu
tidak cukup membuktikan ingatannya kembali.
“Aku akan
mendapatkan kembali ingatan lebih banyak pada akhirnya. Kita tidak boleh
berharap terlalu banyak dari upaya pertama.” Kata Won Deuk.
“Bagaimanapun,
kau bilang bahwa kau itu Won Deuk karena kau sudah menemukan ingatanmu denganku,
begitukah?” unkap Hong Shim.
“Tentu
saja.” Kata Won Deuk. Hong Shim pun merasa sudah tak masalah lagi.
Won Deuk
pun mengajak pulang, Hong Shim hanya diam saja. Won deuk heran melihat Hong
Shim hanya berdiri di sana. Hong Shim memberitahu kalau Seseorang mengajukan
permintaan ke Agen Solusi sebelumnya jadi meminta agar melakukan kunjungan
singkat ke desa di seberang sungai.
“Apa aku
harus pergi ke sana hari ini? Tidak bisakah aku kesana esok hari?” ucap Won
Deuk
“Mereka menawarkan
sejumlah besar uang. Kau mungkin bisa kembali hari ini jika kau cepat. Aku akan
mempersiapkan makan malam yang lezat.” Kata Hong Shim
“Aku akan
segera kembali. Kemana aku harus pergi? Siapa yang harus kucari?” tanya Won
Deuk penuh semangat
Moo Yeol
sudah membawa barang-barang, lalu melihat banyak bangswan di depan rumah Tuan
Kim dengan berharap harus dipromosikan saat ini. Tuan Park ikut mengantri
dengan membawakan bahan makanan, mengatakan Kekuasaan Wakil Perdana Menteri Kim
mungkin melambung ke langit sekarang Putri Mahkota sedang hamil juga.
“Itu
sebabnya kita harus memenangkan hatinya.” Kata Mentri yang lain.
Moo Yeol
mendengarnya hanya bisa terdiam lalu keluar dari rumah dan tak sengaja melihat
tandu dengan pelayan. Si pelayan meminta agar berhenti sebentar. Soo Hye
bertanya Apa masalahnya.
Moo Yeol
bertemu dengan Soo Hye di tempat lain. Soo Hye ingin tahu kemana Moo Yeol akan
pergi. Moo Yeol belum memilih tempat apa pun. Soo Hye mengaku berharap ada
taman di depan rumah dan Bunga-bunga akan mekar di seluruh taman di musim semi.
“Jika aku
bisa tinggal di rumah kecil di tempat seperti itu,maka aku akan sangat bahagia.
Aku iri padamu.” Ungkap So Hye. Moo Yeol hanya dima saja.
“Kau
boleh pergi... Aku minta maaf... Kau melakukannya dengan baik. Ini untuk
layananmu pada tugas besar.” Ucap So Hye.
“Selamat
atas kehamilanmu.” Kata Moo Yeol memilih untuk pergi, saat itu sebuah panah
menusuk dibagian dadanya.
Won Deuk
berjalan sendirinya lalu memanggil seorang pria memastikan Apa ini Desa Pohon
Kastanya. Si pria membenarkan dan melihat Won Deuk memang berasal dari jauh.
Won Deuk mengaku Dari desa yang lebih rendah menyeberangi sungai.
“Aku
harus mengunjungi perempuan tua yang jahat dan mengambil induk ayam. Apa Kau
tahu di mana dia tinggal?” ucap Won Deuk
“Kau
datang ketempat yang benar. Dia tinggal di sana.” Kata Sipria menunjuk. Saat itu
seorang wanita tua memanggil Won Deuk dengan melambaikan tangan.
Hong Shim
sibuk memasak di dapur. Ayah Hong Shim merasakan baunya sangat enak dan ingin tahu apa yang
dimasak. Hong Shim pikir tidak memasak
apapun di hari ulang tahun Won Deuk.
“Apa
maksudmu? Apa Kau akan tinggal bersamanya tanpa memberi tahu?” tanya Tuan Yeon
“Aku
punya waktu sampai saudaraku menjemputku.” Kata Hong Shim
“Aku akan
pergi ke rumah Goo Dul dan membuat beberapa tali jerami sepanjang malam... Aku
ingin tahu apa yang sedang dilakukan Gu Dol sekarang.” Kata Tuan Yeon mengoda
Hong Shim.
Hong Shim
sudah selesai masakan dan menaruh diatas meja, lalu meliaht Won Deuk sudah
pulang dan bertanya apakah sudah menyelesaikan semuanya. Won Deuk hanya diam
berjalan dengan tatapan kosong. Hong Shim pikir Perjalanan suaminta pasti
melelahkan jadi mengajaknya untuk makan malam.
“Kenapa
kau mengirimku ke sana?” ucap Won Deuk seperti shock
“Ada sesuatu
yang harus kau ketahui.” Kata Hong Shim santai
“Seperti
kenyataan, aku bukanlah Won Deuk?” tanya Won Deuk. Hong Shim membenarkan.
“Kau
bukanlah Won Deuk.” Kata Hong Shim. Won Deuk terlihat kaget
Bersambung
ke episode 9
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Penasaran banget sama drama ini....semangat💕👍
BalasHapus