PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Lee Yeol
sudah duduk bersama Tuan Wang dan para Mentri lalu bertanya Apa memiliki tema khusus. Tuan Wang
mengatakan kalau Tema hari ini adalah "Masa lampau" Tapi menurutnya takkan
menjadikannya sebuah kompetisi.
“Aku
hanya membutuhkanmu untuk menulis puisi yang kau ucapkan untukku dua tahun
lalu.” Ucap Tuan Wang
“Kau
pasti salah. Dia tak pernah membacakan puisi dalam acara dua tahun lalu.” Kata
Mentri membela.
“Itu tak
resmi, aku yakin tak ada catatan tentang itu. Apa Kau tak mengingatnya?” sindir
Tuan Wang
“Tidak,
aku mengingatnya. Namun aku berharap kau dan aku menulis puisi pada saat
bersamaan. Karena tak ada dalam catatan dan tak ada seorang pun di sini yang
tahu tentang puisi itu, mungkin kau menolak puisi apa pun yang kutulis.” Kata
Lee Yeol.
“Kenapa
kau pikir aku akan melakukan hal seperti itu?” ucap Tuan Wang
“Jadi,
kenapa kita tak menulisnya pada saat yang bersamaan? Jadi Dapatkah kita
memulai? Pegang kuasnya.” Ucap Lee Yeol
Saat itu
Soo Ji datang dengan wajah panik, Lee
Yeol dengan nada sinsi akalu Bukan saat yang tepat untuk masuk sekarang. Soo Ji
menegaskan kalau mendesak yaitu Tuan Muda hilang. Semua langsung kaget
mendengarnya.
Hong Shim
dan Je Yoon mencari dipasar, Je Yoon pikir Jin Lin tak pernah bermaksud pergi
ke toko senyawa dengan Melihat kalau Jin Lin meminta untuk menyingkir para
penjaga,memang pasti ingin lari dari awal.
“Kita
harus memikirkan tentang kasus penculikan juga. Inilah waktu yang tepat untuk menempatkan
Putra Mahkota dalam krisis.” Pikir Hong Shim. Je Yoon melihat pedagang didepan
mereka.
“Apa kau
tak melihat keributan di sini sekitar 15 menit yang lalu?” tanya Je Yon.
“Apa Mungkin,
seseorang diseret oleh orang-orang? Sekelompok preman mengambil seorang
wanita.” Kata Pedagang
“Tapi Bukan
wanita yang kita cari.” Ucap Je Yoon. Hong Shim menatap ke arah pedang pakaian
hanbook.
“Tidak, itu
bisa saja wanita.” Kata Hong Shim yakin.
Mentri
berkumpul kalau mereka harus memobilisasi semua penjaga di istana. Tuan Wang
merasa tak bisa melakukan itu karena menurutnya Lee Yeol harus menemukannya
sendiri. Mentri merasa kalau Tuan Wang yang berniat menyudutkan Lee Yeol.
“Tidak
ada yang lebih penting daripada hidup atau mati Tuan Muda sekarang. Jika kau
ingin, aku akan menemukannya sendiri.” Ucap Lee Yeol. Mentri terlihat panik.
“Itu akan
berfungsi sebagai proses verifikasi. Sampai perjamuan malam ini, sebaiknya kau
menemukannya. Jika tak bisa, posisimu sebagai Putra Mahkota dan hidup orang itu
takkan dijamin.” Kata Tuan Wang
“Jika aku
menemukannya, akankah kau memberiku apa yang kuinginkan?” ucap Lee Yeol.
Mereka
pergi ke pedagang baju, Si bibi menceritakan
Seorang pria berbaju Ming membeli hanbok dan mengganti pakaiannya. Ia
pun binggung apakah Seorang pria berpakaian seperti wanita atau wanita
berpakaian seperti laki-laki.
“Kurasa
Tuan Muda itu sebenarnya seorang wanita muda.” Ucap Je Yoon.
“Bagaimana
kita akan menemukan penculiknya?” kata Hong Shim. Je Yoon melihat ke arah lain
kalau menemukan solusinya.
Mereka
pergi ke sebuah kedai makanan, lalu bertemu dengan dua orang yang sedang makan.
Si Pria bertanya siapa yang berani mendekatinya. Je Yoon mengaku sebagai
pejabat cukup tinggi yang melangkah diantara lentera.
“Apa kau
ingin membayar lentera sekarang?” tanya si pria yang terlihat seperti preman.
“Aku ada
pertanyaan. Kau tak menculik seorang wanita ‘kan?” ucap Je Yoon, mereka marah
karena berani menyalahkan mereka.
“Pemimpin
kami takkan pernah membuat kami melakukan itu.” Kata si paman. Je Yoon seperti
tak percaya.
“Lalu
siapa yang menurutmu yang akan melakukan hal seperti itu? Siapa yang punya
koneksi ke istana?” ucap Je Yoon. Si paman mengaku tak tahu.
“Aku tak
bisa mengatakannya bahkan jika melakukannya. Kenapa menginterogasiku?” keluh si
pria.
“Kau
sebaiknya memberitahuku. Wanita cantik yang kau lihat di sin sebenarnya adalah
pemburu yang luar biasa dari Ming. Dia juga memiliki temperamen yang sangat
buruk.” Bisik Je Yoon.
Hong Shim
binggung, tapi akhirnya berakting memperlihatkan pedang dan mengancam akan
membunuhnya.
Ratu Park
mengetahui kalau Tuan Muda sebenarnya adalah seorang wanita. Kasim membenarkan
karena untuk menyembunyikan kebenaran itu, maka Utusan Istimewa menyuruh Putra
Mahkota menemukannya sendiri. Ratu Park pikir ini menjadi jauh lebih menarik.
“Mintalah
wanita itu terus diawasi sampai jamuan makan. Aku harus memikirkan bagaimana
memanfaatkannya.” Pesan Ratu Park.
Saat itu
Lee Yeol melihat si Kasim keluar ingin tahu keberadaan Tuan Muda ditahan. Kasim
mengaku tak mengerti maksudnya. Lee Yeol memberikan pilihan untuk memberitahu
atau mati. Kwon Hyuk pun datang membawa
pedang.
Sementara
Tuan Kim merasa kalau membiarkan Lee Yeol saja. Mentri panik karena Tuan Kim
yang sangat tenang karna Bukan hanya Putra Mahkota tapi putrinya juga terlibat
bisa terlihat dan Jika sesuatu terjadi pada Tuan Muda, maka Utusan Istimewa
Wang akan sangat tak senang.
“Ratu ada
di belakang ini.” Kata Tuan Kim. Mentri pikir
tak ada buktinya.”
“Menteri
Min memberitahuku secara rahasia. Bahwa Sang Ratu menyiapkan hadiah kejutan.
Jika ini salah, maka kita dapat meminta Menteri Min bersaksi.” Kata Tuan Kim
“Tapi
Jika kita memanfaatkannya untuk mengacak-acak Utusan Istimewa, itu akan
menyenangkan juga. Kau Pergi dan bantu Putra Mahkota. Aku harus menghibur tamu
tentang peristiwa penting lainnya.” Tegas Tuan Kim. Mentri ingin tahu Peristiwa
penting.
“Sekarang,
waktunya untuk bergerak.” Kata Tuan Kim yang penuh dengan rencana jahat.
Jin Lin
sudah mengunakan pakaian wanita sudah diikat meminta agar melepaskanya karena tidak
ada yang membayar tebusannya, dan bukan
dari Joseon. Si preman tak percaya karena Jin Lin itu berbicara bahasa korea.
“Aku akan
membiarkanmu pergi jika kau diam. jadi Duduk diamlah.” Perinhat si pria yang
terlihat sangat.
Hong Shim
dan Je Yoon melihat tiga orang penjaga didepan rumah kosong lengkap dengan
pedang. Je Yoon mengatakan akan
memancing mereka lalu Hong Shim menyelamatkan selamatkan Tuan Muda. Hong Shim
terlihat binggung.
“Haruskah
kita periksa dulu apa dia ada di sana?” pikir Hong Shim menyindir
“Aku baru
saja memikirkan itu juga. Jadi Bisakah mengurusnya? Mungkin ada lebih banyak
preman di dalam.” Kata Je Yoon
“Akulah
pemburu yang luar biasa dari Ming. Kenapa kau khawatir? Aku tahu beberapa
gerakan bela diri. Tapi Akulah yang mengkhawatirkanmu. Kau memiliki keterampilan
motorik yang mengerikan.” Komentar Hong Shim
“Kau
salah dan akan terkejut, jadi Aku harap kau tetap aman.” Ucap Je Yoon lalu
pamit pergi keluar dari persembunyian.
Je Yoon
berteriak dengan bahasa China “Tuan Muda. Apa kau di dalam? Apa Kau baik-baik
saja?” Jin Lin pun menjawab dengan bahasa Chin kalau baik-baik saja. Tiga pria pun akan menyerang
Je Yoon bertanya siapa yang datang.
“Aku... Pria
yang akan menyelamatkan Tuan Muda yang telah kalian culik.” Ucap Je Yoon lalu
berusaha kabur. Tiga pria pun mengejarnya.
Pria lain
yang menjaga didalam pun ikut keluar, Hong Shim masuk mencoba membuka ikatan
tali, saat itu Jin Lin memberitahu Hong Shim kalau pria itu kembali datang.
Perkelahian pun terjadi, Hong Shim berusaha melawan dengan pedangnya.
Kwon Hyuk
iku bersama Lee Yeol memastikan kalau
baik-baik saja? Le Yeol pikir Jika sesuatu terjadi maka Utusan Istimewa
Wang berusaha merahasiakannya jadi dia ingin bergerak diam-diam untuk
merahasiakannya.
“Itu
adalah tantangan sekaligus kesepakatan.” Ucap Lee Yeol. Kwon Hyuk ingin tahu
Rahasia apa itu?.
“Rahasia
itu ada di sana.” Kata Lee Yeol melihat Jin Lin dengan pakaian wanita. Kwon
Hyuk kaget ternyata Tuan Muda adalah seorang wanita.
Tapi saat
itu Lee Yeol makin kaget karena meihat Hong Shim sedang duduk memegang kakinya
dan terlihat luka. Kwon Hyuk ingin mendekat tapi Lee Yeol menahanya. Je Yoon datang melihat keadaan Hong Shim
lebih dulu. Hong Shim pikir pergelangan
kakinya terkilir.
“Coba
Biar kulihat... Ini Sangat bengkak...” kata Je Yoon memeriksa kaki Hong Shim.
“Aku
baik-baik saja. Bawa kembali wanita muda itu. Kau bilang, Putra Mahkota bisa
mendapat masalah. Aku mohon cepat.” Ucap Hong Shim khawatir.
“Aku
takkan pergi... Aku takkan pergi, sampai bertemu Tuan Muda Young Hoo dulu.”
Kata Jin Lin
“Jangan-jangan,
Apa kau lari dari pengawalmu karena kekasihmu?” kata Je Yoon kesal. Jin Lin
membenarkan.
“Aku tahu
kau masih muda, tapi ini tidak tepat untukmu. Kau menempatkan Putra Mahkota di
tempat yang mengerikan dan hubungan antara kedua negara kita mungkin menderita
akibatnya.” Tegas Je Yoon marah
“Tidak
ada yang penting bagiku, tapi Kudengar dia sakit. Jika aku tak melihatnya
sekarang, maka kita takkan pernah bisa saling bertemu.” Jelas Jin Lin sedi
“Itu
masih tak sepadan dengan kekacauan antar negara. Jadi Ayo kita pergi.”
Keluh Je Yoon
“Daripada
berdebat, kita harus membawa menemuinya.” Saran Hong Shim. Je Yoon menegaskan
kalau tak bisa.
“Kita
semua memiliki hal-hal berbeda yang
paling kita hargai. Beberapa mendahulukan kekuasaan, ada juga yang mendahulukan
keluarga, bahkan beberapa mendahulukan cinta lebih dari apapun.” Kata Hong
Shim.
Le Yeol
hanya melihat dari kejauhan. Kwon Hyuk pikir kalau mereka harus membawa Tuan
Muda kembali. Lee Yeol pikir tak perlu,
Kwon Hyuk tak habis pikir akalu Lee Yeol malah membiarkannya Jin Lin
yang ada didepan mata malah pergi.
“Aku
memiliki keyakinan bahwa orang-orang itu akan membawanya kembali.” ucap Lee
Yeol lalu mengajak Kwon Hyuk untuk pergi saja.
Jin Lin
dan pacarnya akhirnya bertemu disebuah tempat, mereka saling berpelukan karena
sudah lama tak bertemu. Hong Shim dan Je Yoon melihat dari kejauhan dengan
wajah ikut bahagia. Je Yoon memperingatkan Jin Lin Waktumu sudah habis jadi
harus pergi sekarang.
“Aku akan
pergi duluan... Tolong kembalikan dia sebelum Putra Mahkota mendapat lebih
banyak masalah.” Ucap Hong Shim bergegas pergi seperti mencoba menahan rasa
sedihnya karena tak bertemu dengan Lee Yeol.
Mentri
lainya berdiri di depan pintu mengeluh Wakil Perdana Menteri diam saja dan tak
melakukan apa-apa. Mereka pun tak bisa berbuat apa-apa karena Sudah di luar
kendali kita sekarang jadi harus mempercayai Putra Mahkota.
Saat itu
Lee Yeol akhirnya kembali, Mentri bertanya Apa Lee Yeol tak menemukan Tuan Muda
karena hanya pulang dengan Kwon Hyuk. Lee Yeol mengaku tak bisa mengatakan,
menemukannya atau tidak. Mentri pikir mereka tak bisa melanjutkan perjamuan
ketika Jin Lin hilang.
“Kita tak
bisa membatalkannya, kan?”kata Mentri panik. Lee Yeol memilih untuk pergi ke
ruangan perjamuan.
Lee Yeol
pergi menemui Tuan Wang di ruang perjamuan. Tuan Wang menyidir putra mahkota Betapa kurang ajarnya ketika tak
menepati janjinya, padahal berjanji untuk menemukan anaknya sebelum jamuan
makan.
“Aku tak
secara khusus mengatakan bahwa aku akan menemukannya sebelum perjamuan. Jika
Tuan Muda tak kembali sebelum perjamuan berakhir, maka Aku akan melakukan apa
pun yang kau inginkan.” Kata Lee Yeol. Raja terlihat gelisah.
“Biarkan
aku menuangkan minuman untukmu.” Ucap Lee Yeol akhirnya makan malam pun dimulai.
Beberapa
kali Tuan Wang minum setelah hidangan selesai sampai akhirnya makanan pencuci
mulut pun datang. Tuan Wang tak bisa tahan mengatakan kalau waktunya habis dan Hidangan
terakhir sudah disajikan adi menganggap
perjamuan ini selesai.
“Aku akan
membuat keputusanku... Aku... Aku senang bahwa Putra Mahkota sudah kembali,
tapi aku tak bisa ada yang bisa kulakukan karena kemampuannya.” Ucap Tuan Wang
angkuh, lalu saat itu Jin Lin datang.
“Maafkan
aku... Aku lupa waktu di pasar untuk melihat benda-benda langka.” Kata Jin Lin
yang sudah menganti pakaian pria
“Silahkan
duduk... Aku sudah meminta dapur untuk menyiapkan irisan aprikot yang kau
sukai.” Ucap Lee Yeol santai. Jin Lin pun duduk disamping ayahnya, Tuan Wang
hanya bisa terdiam.
Lee Yeol
berkomentar kalau tak mengharapkan pria yang tegar seperti Tuan Wang untuk
membawa putrinya pada misi diplomati dan Kaisar akan marah ketika
mengetahuinya. Tuan Wang mengaku dengan Melihat putrinya menangis setiap hari
sangat menghancurkan hatinya. Jadi sengaja
membawanya sehingga bisa menjernihkan pikiran.
“Tidak
pernah aku menyadari bahwa dia sangat sedih atas cinta. Terimalah permintaan
maaf dan terima kasihku.” Kata Tuan Wang
“Apa itu
berarti kau akan memberiku apa yang kuinginkan?” ucap Lee Yeol. Tuan Wang
menjawab itu tentu saja.
“Kau
adalah pria yang dapat dipercaya, dan kemampuanmu sama besarnya dengan
kepercayaanmu. Itu saja sudah cukup untuk menjadikanmu sebagai Putra Mahkota.
Namun, apa kau mengizinkanku memberimu beberapa saran?” ucap Tuan Wang. Lee
Yeol mempersilahkan.
“Harap
berhati-hati dengan ayah mertuamu dan orang-orangnya. Dua tahun lalu, ketika
kita berbicara saat berpamitan denganku, itu bukan dari beberapa puisi. Tapi Itu
tentang ayah mertuamu. Menjadi iblis seperti dia, kita penasaran apa tujuan
sejatinya.” Kata Tuan wang
“Bagaimanapun,
kapan kita akan bertemu lagi? Mungkin itu akan menjadi penobatanmu. Tolong
kembalikan ingatanmu sampai saat itu dan dapatkan pembalasan berdarah pada
mereka yang mencoba membunuhmu.” Tegas Tuan Wang lalu pergi. Lee Yeol hanya
bisa terdiam.
Lee Yeol
melihat Je Yoon datang menemuinya. Je Yoon sudah mendengar itu bisa menjadi bencana, jika terlambat sedikit lagi dan meminta maaf. Lee
Yeol pikir Je Yoon itu tak hanya meminta maaf untuk itu dengan sinis menanyakan
alasan ada di Hanyang.
“Bagaimana
kau tahu tentang itu?” ucap Je Yoon kaget. Lee Yeol pikir itu tak penting.
“Kenapa
kau tak melaporkan ini padaku?”kata Lee Yeol sinis.
“Kau
memerintahkanku untuk melindunginya, dengan tak melaporkannya adalah salah
satunya.” Ucap Je Yoon
“Sudah
berapa lama kau memiliki perasaan padanya?” tanya Lee Yeol penasaran.
“Mungkin
lebih lama darimu.” Akui Je Yoon. Lee Yeol pun ingin tahu rencanakan
“Aku akan
secara resmi mengikuti perintahmu, tapi tetap setia pada hatiku dalam
tindakanku yang lain.” Tegas Je Yoon.
Tuan Park
terus minum tanpa henti, Teman Hong Shim meminta berhenti. Tuan Park pikir tak
mungkin bisa tetap sadar, karena merasa ditakdirkan untuk mati. Ia merasa
sudah keras memperlakukan Won Deuk dan sangat yakin akan
diseret ke istana segera.
“Tenggorokanku
pasti akan digorok, karena memberi waktu yang sulit untuk Putra Mahkota.” Ucap
Tuan Park sambil menangis.
“Aku
harus pergi ke Hanyang... Aku akan pergi ke istana dan menemui Won Deuk.” Kata
Goo Dul.
“Kenapa
lagi orang ini!.. Dia bukan Won Deuk. Dia Yang Mulia... Dia Putra Mahkota.”
Ucap Teman Hong Shim panik
“Benar,
Putra Mahkota... Aku harus menemui Putra Mahkota. Aku akan melihatnya dan
meminta jabatan. Aku memperlakukannya dengan sangat baik. Setiap kali dia punya
masalah dengan Hong Shim, akulah konsultan terhebatnya. Aku pantas
mendapatkannya.” Kata Goo Dul mencari manfaat.
“Tutup
mulutmu, duduklah.” Kata Kkeut Nyeo. Goo Dul melihat istrinya menyuruh agar jangan
minum terlalu berlebihan.
“Aku tak
percaya kalian. Bagaimana bisa kalian tak mengkhawtirkan Hong Sim? Hong
Shim...” ucap Kkeut Nyeo menangis memikirkan Hong Shim
Hong Shim
sudah sampai rumah, Tuan Yeon ingin tahu Bagaimana Hong Shim terluka. Hong Shim
menceritakan bisa keluar untuk membeli bahan makanan. Tuan Yeon sedih karena
Hong Shim malah terluka. Hong Shim pikir tak terluka parah dan baik-baik saja.
“Kau tak
baik sama sekali. Itu sangat bengkak.” Kata Tuan Yeon sedih
“Aku tak
sempat membeli bahan makanan, bagaimana ini?” ucap Hong Shim. Tuan Yeon pikir Bukan
itu masalahnya sekarang.
“Jangan khawatir.
Aku sudah membelinya. Jadi Tetap duduk. Aku mendengar tulang sumsum sapi baik
untuk sakit pergelangan.” Kata Je Yoon datang membawakan makanan.
“Pasti
ini sangat mahal.” Kata Tuan Yeon mengambil makanan. Hong Shim lalu ingin tahu
hasilnya.
“Sudah
diselesaikan dengan baik, jangan khawatir.” Kata Je Yoon bangga.
“Apa yang
harus diselesaikan dengan baik?” tanya Tuan Yeon penasaran.
Lee Yeol
memikirkan tulisan yang diberikan oleh Je Yoon, lalu teringat kembali saat Hong
Shim yang terluka di tolong oleh Je Yoon dan tak bisa membantunya.
Saat itu
Kasim datang. Lee Yeol langsung menyembunyikan tulisannya. Kasim datang karena harus
menunjuk pelukis kerajaan untuk melukis tataran istana jadi meminta stempel
segel pada dokumen yadng dibawanya. Je Yoon melihat nama "Kim Tae Ho"
“Kau dulu
menyukai keterampilannya pelukis ini.” Ucap kasim. Lee Yeol melihat cap dalam
kotaknya.
“Apa Kau
yakin, ini stempel kerajaanku?” tanya Lee Yeol seperti tak mengenal cap dengan
kura-kura. Kasim mengatakan kalau itu memang baru dibuat.
“Di mana kau menaruh barang lamaku?” tanya Lee
Yeol.
“Kami
bahkan mengadakan pemakamanmu. Aku yakin mereka menyingkirkan semua barang
lamamu. Tapi Seharusnya masih ada jika tak dibakar.” Ucap Kasim.
“Kau Temukan,
bawa kehadapanku.” Perintah Lee Yeol. Kasim menganguk mengerti.
“Yang
Mulia, sekarang saatnya untuk kembali ke kamar Putri Mahkota.” Kata Kasim. Lee
Yeol mengingat pesan dari Tuan Wang “Hati-hati pada ayah mertuamu dan
orang-orangnya.”
Lee Yeol
datang ke kamar Soo Hye, Soo Hye mengaku
sangat cemas ketika mendengar Tuan Muda Jinlin menghilang tapi senang
semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Lee Yeol memperingatkan Pelayan agar
Jangan sampaikan insiden semacam itu kepada Soo Hye lain kali.
“Jika
perasannya bermasalah, maka tak baik untuk bayi juga.” Kata Lee Yeol
“Tidak
begitu. Itu Wajar bagiku untuk mengetahui urusanmu.” Ucap Soo Hye dan pelayan
memberikan buku.
“Apa kau
masih tak berminat untuk "Dasar Pembelajaran"? Haruskah aku memberi
tahu mereka untuk mendapatkan buku lain?” kata Soo Hye. Lee Yeol mengatakan Tidak perlu.
"Ayahku
sudah melahirkan tubuhku, Dan ibuku mengangkat tubuhku serta juga
menyusuiku." Kata Lee Yeol lalu teringat dengan kenagan ibunya.
Flash Back
Ibu Lee
Yeol memberitahu kalau sudah mencuci ikat rambut dan menyuruh agar
mengembalikanya.
Soo Hye
melihat Lee Yeol hanya diam saja dan bertanya ada apa. Lee Yeol pun menutupinya
lalu melihat bunga dandelion yang dibuat Soo Hye diatas kain. Soo Hye mendengar
menyulam baik untuk sebelum melahirkan dan sering merasa sedih karena hamil.
“Aku
merasa tercekik di istana. Bolehkah aku berkunjung ke kediaman orang tuaku?”
ucap Soo Hye. Lee Yeol pun
mempersilahkan.
Tuan Wang
mengeluh kalau Tidak sopan datang mengunjunginy
di malam hari setiap waktu dan yakin kalau Tuan Kim itu tahu kalau ia tak
menyukainya. Tuan Kim pikir Tuan Wang yang tak boleh pilih-pilih tentang orang.
untuk tujuan yang luar biasa.
“Apa kau
tak berpikir itu terlalu kecil untuk suap?” komentar Tuan Wang melihat kotak
yang dibawa Tuan Kim. Tapi Tuan Kim meminta Tuan Wang membukanya.
“Kenapa
kau memberiku batu ini?” tanya Tuan Wang heran.
“Aku tak
memberikan ini kepadamu. Aku memintamu untuk menyerahkan ini kepada Kasim Noh.”
Kata Tuan Kim
“Apa kau
mencoba mempermalukanku sekarang? Beraninya kau memerintah untuk menyerahkan
batu ini padanya?” keluh Tuan Wang marah
“Batu itu
akan memberimu kemenangan besar. Aku meminta... peperangan.” Kata Tuan Kim
Soo Hye
pergi ke tempat biasa, tapi tak menemukan balasan surat akhirnya menaruh
kembali ditempat sebelumnya. Tapi saat pergi tak sengaja bertemu dengan Moo
Yeon. Moo Yeon mengaku sengata sudah menunggu Soo Hye.
“ Aku
punya sesuatu untuk dikonfirmasi. Kenapa kau menyuruhnya menembakkan panah
padaku?” ucap Moo Yeon.
“Apa itu
satu-satunya yang ingin kau pastikan?” tanya Soo Hye. Moo Yeon mengaku tidak.
Hong Shim
melihat pakaian Won Deuk yang selama ini dipakain. Tuan Yeon masuk kamar ingin
tahu apa yang dipegang oleh anaknya. Hong Shim mengaku itu adalah pakaian Won
Deuk dan mtak tahu kenapa ada di bawanya.
“Orang yang
kau bicarakan sebelumnya, apa Putra Mahkota? Apa kau melihatnya lagi?” kata
Tuan Yeon marah
“Bukan
itu... Aku membantu Gubernur... Aku membantunya dengan sesuatu yang mendesak.”
Jelas Hong Shim
“Katakan
sejujurnya, Hong Shim. Apa kau datang ke Hanyang karena kakakmu?” ucap Tuan
Yeon makin marah
“Apa kau
pikir aku datang ke sini untuk melihat Putra Mahkota? Apa aku salah? Ya. Itu
sebabnya aku datang ke sini... Kupikir, jika aku datang ke Hanyang, maka
mungkin aku bisa melihatnya dari kejauhan, Apa kau puas?” ucap Hong Shim ikut
marah dengan menahan tangisnya.
“Kau
lebih baik Biarkan rambutmu terurai. Lebih baik lepaskan sanggul itu dan gulung
lagi... Pernikahan itu palsu dan Won Deuk bukan suamimu. Gubernur bahkan
memberimu nama lain. Kalian tidak benar-benar menyempurnakan pernikahan. Jadi Atur
rambutmu, kembalilah menjadi wanita lajang.” Kata Tuan Yeon memberikan ikat
rambut.
“Tidak.”
Kata Hong Shim. Tuan Yeon heran Hong Shim menolak dan mengatakan tidak.
“Aku
menyukainya... Aku merindukannya... Aku tak percaya kita berpisah.” Akui Hong
Shim sambil menangis.
“Hong Shim.
Kau tak boleh melakukan ini. Kau hanya menyiksa diri sendiri. Putra Mahkota ada
di istana menikmati hidup. Jadi Kau harus melupakannya.” Jelas Tuan Yeon
“Aku
tahu, aku tahu semua itu. Tapi Aku tak bisa mengendalikan perasaanku. Kenapa semua
orang ingin aku melupakan dia? Apa semudah itu? Jika semudah itu, maka Aku akan
melupakan orang tuaku yang meninggal dan kakakku yang belum pernah kubayangkan
untuk bertemu lagi.” Ungkap Hong Shim.
Tuan Yeon
pingin tahu apa yang akan dilakukan sekarang. Hong Shim mengaku kalau sudah
berusaha keras juga jadi memohon agar jangan mengatakan untuk segera
melupakannya lalu keluar dari rumah sambil menangis.
Kasim
melihat sebuah kotak dengan memastikan lebih dulu mengunakan lilin. Saat itu
akan mengubur dalam tahan, Kwon Hyuk datang menendangnya karena tahu barang itu
dari istana dan ingin tahu isinya. Kasim mengatakan kalau itu adalah
barang-barang yang tak berharga yang harus dibakar di luar istana.
“Biar
kulihat.” Kata Kwon Hyuk. Kasim menolak
malah Kwon Hyuk yang berani menyentuhnya.
“Aku yang
memerintahnya.” Ucap Lee Yeol. Kasim kaget melihat Lee Yeol yang datang.
“Buka petinya...
Kenapa kau berbohong padaku?” ucap Lee Yeol marah
“Aku tak
punya pilihan. Aku harus hidup.” Kata Kasim sambil berlutut.
Lee Yeol
akhirnya melihat isi dari kotak dan menemukan sebuah ikat rambut, ingatan pun
datang.
Flash
Back
Saat
masih kecil, Yi Seo mengikat lengan Lee Yeol kalau itu akan menghentikan
pendarahan. Mereka pun bertemu lagi dan Lee Yeol mengaku sudah menyelesaikan
"Dasar Pembelajaran" dalam 10 hari. Yi Seo memujinya dengan senyuman
lebar.
“Apa Kau
datang jauh-jauh ke sini untuk menyombongkan diri, Apa kau Bodoh?” ejek Yi Seo.
Saat itu
Lee Yeol mengingat sikap Hong Shim yang sama dengan mengejek dirinya saat
menjadi Won Deuk kadang-kadang bodoh. Lalu Hong Shim melihat bunga yang ada di
halaman rumah adalah bunga yang disukainya dan itu sebabnya Won Deuk menanamnya.
“Kita
bersumpah pada jari kelingking kita bahwa kau akan memberiku kehidupan yang
baik. Bahwa kau akan melakukan apa pun untukku jika aku menikah denganmu.” Ucap
Hong Shim melingkar jarinya.
Saat
masih kecil Yi Seo bertanya Mana yang
lebih kau sukai, salju atau hujan bunga. Lee Yeo dengan sangat berani mengaku
menyukai Yi Seo dan akan menikahinya.
Lee Yeol
masih terdiam karena ingatan masa kecilnya kembali datang, Kwon Hyuk ingin tahu apa yang harus
dilakukan. Lee Yeol memerintahkan agar
menunda hukumannya untuk saat ini, lalu Ambil peti dan kembalilah ke istana
karena harus mengatasi pita yang ada ditanganya.
Hong Shim
berada di jembatan tempat menunggu kakaknya, wajahnya terlihat sangat sedih.
Lee Yeol pergi ke jembatan melihat dari kejauhan Hong Shim, ingatan kembali
datang saat terakhir kali Hong Shim membuka penutup kepalanya sebelum hilang
ingatan.
“Yi Seo”
ucap Lee Yeol memanggil. Hong Shim
menengok seperti kaget karena ada orang yang mengetahui nama masa lalunya.
“Itu kau.
Yoon Yi Suh.” Ucap Lee Yeol. Hong Shim melihat Lee Yeol dengan sopan bertanya
Bagaimana Pangean tahu nama itu.
“Ini
aku... Si Bodoh.” Kata Lee Yeol akhirnya bertemu dengan wanita yang selama ini
dicintainya semenjak kecil.
Bersambung
ke episode 15
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Akhirnya....bertemu juga..😢😢
BalasHapus