PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung
menatap tiket lalu berpikir untuk
berpamitan lalu mendengar suara password kunci dan kaget melihat Gi Bbeum
datang ke rumahnya bukan ke bandara. Gi Bbeum tak percaya Ma Sung yang sungguh
takkan berpamitan.
“Kita
harus bertemu sebelum aku pergi.” Kata Gi Bbeum lalu memberikan buket bunga.
“Apa
Bunga sawwort pegunungan?” ucap Ma Sung seperti sedikit berkaca-kaca.
“Jangan
sakit selagi aku pergi. Ini hadiah untuk mengingatkanmu kepadaku setiap hari.”
Pesan Gi Bbeum.
Ma Sung
melihat Gi Bbeum yang memasukan kotak makan kedalam kulkas, lalu bertanya apa
itu semua. Gi Bbeum tahu Ma Sung yang tak makan banyak jadi karena harus minum
obat, harus tetap makan walaupun nafsu makannya hilang.
“Maka kau
akan punya energi untuk menungguku. Aku terjaga semalaman untuk memasak ini.
Sebaiknya kau habiskan sebelum aku pulang.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung dengan
menahan harunya menganguk mengerti.
“Lalu Kenapa
dengan semua pakaian ini?” tanya Ma Sung melihat disisi koper laginya ada baju.
“Setelah
aku kembali dari audisi, maka aku akan sering ke sini. Jadi, aku membawa
pakaian untuk disimpan di sini agar aku bisa berganti baju. Apa Kau keberatan?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung
terlihat bingung.
“Apa Kau
sungguh takkan berpamitan kepadaku? Itu menyakitkan.” Ungkap Gi Bbeum mendekat.
“Aku amat
menyesalinya sekarang.” Kata Ma Sung. Gi Bebum pun akan memberi Ma Sung waktu untuk
memperbaikinya.
“Sepuluh
menit.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung mengeluh kalau itu sedikit sekali lalu
mengendong Gi Bbeum dan mendudukan di atas Counter.
“Jika aku
tahu akan seperti ini, seharusnya aku menginap di sini.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung
mengoda kalau harus meminta izin dulu.
“Hei..
Kau pernah memintaku menginap.” Keluh Gi Bbeum. Ma Sung menatap Gi Bbeum.
“Jadi,
seperti ini matamu, Hidungmu.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum heran yang dilakukan Ma
Sung.
“Aku
ingin mencatat agar bisa mengingatnya bahkan saat mataku terpejam. Aku bisa
melihat rupamu dengan mataku terpejam. Selama di sana, jangan sedih karena
semuanya terasa asing. Jangan menangis karena kesepian Serta jangan sampai
sakit.” Pesan Ma Sung
Gi Bbeum
menganguk mengerti, tapi menurutnya Jika Ma Sung amat khawatir harusnya ikut saja. Ma Sung pikir benar juga, Gi Bbeum
mengaku merasa sedikit aneh karena ingin
tetap bersama Ma Sung seperti seorang ana yang tak ingin meninggalkan ibunya.
“Entah
kenapa, aku merasa tak tenang. “ akui Gi Bbeum. Ma Sung memeluk Gi Bbeum dengan
menahan air matanya.
“Kau
masih seperti anak kecil. Ada sesuatu yang amat kusesali karena tak kukatakan.”
Ucap Ma Sung. Gi Bbeum bertanya apa itu.
“Aku
mencintaimu, Gi–bbeum.” Akui Ma Sung, Gi Bbeum ingin menatapnya tapi Ma Sung
mencoba agar mereka tetap berpelukan.
“Aku juga
amat mencintaimu... Gong Ma Sung.” Balas Gi Bbeum.
Ma Sung
mengantar Gi Bbeum didepan taksi berpikir
akan datang ke bandara. Gi Bbeum pikir takkan memunggungi Ma Sung
seperti orang yang akan berpisah jadi meminta Ma Sung lebih dulu.
“Aku akan
berhasil dan segera kembali. Aku harus pergi sekarang.” Ucap Gi Bbeum lalu
masuk ke dalam taksi. Ma Sung berusaha menahan rasa sedihnya.
Ma Sung
datang menemui Ki Joon bertanya apakah sudah menontonnya. Ki Joon bertanya
apakah itu maksudnya Desa Penyembuhan dan ingin tahu alasan Ma Sung yang
meminta untuk menontonnya. Ma Sung berkata kalau ingin Ki Joon mengambil alih.
“Aku?
Kenapa? Bagaimana aku bisa mengelola itu? Itu omong kosong.” Ucap Ki Joon
“Kau bisa
dan akan melakukannya. Karena Kau selalu melakukan permintaanku. Jadi Aku mempercayaimu.”
Ucap Ma Sung
“Hati–hati
yang kau percayakan kepadaku. Apa Kau akan pergi?” tanya Ma Sung
“Aku akan
melakukan perjalanan. Itu sudah direncanakan dan aku tak bisa menundanya.” Kata
Ma Sung
“Jika kau
akan bepergian, aku harus ikut denganmu. Apa Kau akan pergi dengan Gi–bbeum?”
kata Ki Joon
“Tidak,
aku akan pergi sendiri.” Ucap Ma Sung,
Ki Joon pun membiarkan Ma Sung peri dan meminta agar segera kembali.
“Aku tak
bisa menjamin apa yang akan terjadi. Apa Kau akan pergi ke mana?” tanya Ki
Joon.
“Akan
kutelepon begitu tiba di sana. Dan Ki Joon, tolong Peluk aku.” Kata Ma Sung
seperti ingin memberikan salam perpisahan.
“Kau bertingkah
menjijikkan.” Keluh Ki Joon akhirnya memeluk Ma Sung.
“Galileo
kesayanganku.” Ungkap Ma Sung memeluk erat Ki Joon karena akan meninggalkan. Ki
Joon heran dengan sikap Ma Sung dan akhirnya Ma Sung menundukan kepalanya
segera pamit pergi. Ki Joon merasakan
sesuatu yang aneh setelah Ma Sung pergi.
Ma Sung
menemui Nyonya Gong kalau akan melakukan
perjalanan lalau Setelah bepergian beberapa hari amak akan tinggal di Baltimore. Ia ingat kalau tumbuh
besar di sana dan merasa itulah rumahnya. Nyonya Gong bertanya apakah sudah
mengurus urusannya.
“Saham
dan warisan yang tak kusumbangkan, Pengacara Kim akan mengurusnya. Aku
menyerahkan semua kepada Ki–joon. Aku juga ingin kau membatalkan gugatan
hukummu terhadapnya. Aku yakin kau akan melakukannya” ucap Ma Sung lalu akan pamit
pergi karenaharus mengejar penerbangannya.
“Apa Itu
saja? Apa Kau tak ingat percakapan kita?” kata Nyonya Gong yang masih dengan
nada sinis.
“Bibi,
semoga kau selalu sehat. Aku ingin kau mengelola Desa Penyembuhan untukku.”
Kata Ma Sung lalu berdiri dari tempat duduknya. Nyonya Gong hanya bisa diam.
“Memaparkan
kebenarannya takkan membuat semua orang bahagia. Jadi Tetap rahasiakan ini dari
Ki–joon...Kumohon.” pesan Ma Sung lalu melangkah pergi.
Ma Sung
berdiri di depan ruangan seperti gugup, lalu saat itu Dokter Yoon menatap Ma
Sung seperti sedang menunggunya, lalu keduanya saling menatap.
Ma Sung
pergi ke bandara dengan kopernya, saat itu Sek Yang datang dan bertanya kenapa
ada dibandara. Sek Yang mengatakan akan bersamamu hingga akhir. Ma Sung kaget
mendengarnya. Sek Yang pikir Ma Sung
jangan banyak bicara lalu membawa kopernya untuk check in.
Dokter
Yoon duduk diruanganya membaca buku yang ditinggalkan Ma Sung “Ini adalah hasil
dari riset angka panjang pribadiku. Aku ingin kau menyelesaikannya.” Wajahnya
seperti tak karuan.
Gi Bbeum
keluar dari pintu kedatangan, CEO Jang, Jae Min dan juga Nan Joo menyambutnya
layaknya fans. Gi Bbeum heran mereka
yang datang karena tak perlu melakukanya.
CEO Jang pikir tak mungkin kalau mereka tak datang, karena harus
mengawal Gi Bbeum kembali.
“Gi–joon
sedang ada urusan dan tak bisa datang.” Kata Jae Min. Gi Bbeum pun tak masalah.
“Bagaimana
LA? Apa Kau gugup?” tanya Nan Joo. Gi Bbeum mengaku sangat gugup tapi lega
karena tak pingsan.
“Kapan
kau akan mendengar kabar dari mereka?” tanya CEO Jang, Gi Bbeum pikir Sekitar
sebulan lagi.
“Aku
beruntung mendapat kesempatan ini. Tapi Aku takkan berharap banyak.” Ucap Gi
Bbeum.
“Tidak.
Aku bermimpi seekor gurita raksasa melilitmu dari kepala hingga kaki. Artinya
kau akan mendapatkan peran itu.” Kata Nan Joo yakin
“Kuanggap
mimpi itu berarti kita bisa ke LA. Kenapa tak bisa?” komentar CEO Jang juga
yakin.
“Aku
merasa jauh lebih baik melihat kalian semua. Lalu Di mana Ma Sung? Apa Dia tak
datang? Aku tak bisa menghubunginya. Apa dia amat sibuk? Kupikir dia akan
menjemputku.” Ucap Gi Bbeum heran.
Jae Min
hanya bisa tertunduk, Nan Joo ingin memberitahu sesuatu, Gi Bbeum ingin tahu
kenapa Ma Sung tak menelepon.
Nyonya
Gong memberitahu mereka akan membahas struktur saham di rapat dewan selanjutnya
jadi meminta Ki Joon agar datang. Ki
Joon mengeluh kalau tak bisa menghubungi Ma Sung tapi ibunya malah
mengkhawatirkan rapat.
“Setelah
rapat, secara resmi, maka aku akan menugaskanmu. Jadi Bersiaplah.” Kata Nyonya
Gong tak peduli.
“Dalam
kondisi seperti ini, Apa Kau tak khawatir tentang Ma–seong? Lupakan saja, Kita bicara lagi saat dia
kembali.” keluh Ki Joon.
“Sepupumu
takkan kembali.” kata Nyonya Gong, Ki Joon tak mengerti kalau Ma Sung takkan
kembali.
“Apa kau
tahu sesuatu?” tanya Ki Joon, tapi Nyonya Gong seperti tak memberitahu
“Apa Dia
tahu sesuatu? Kenapa dia tak memberitahuku? Di mana dia?”ucap Ki Joon keluar
dari ruangan ibunya.
Gi Bbeum
bertemu dengan Ki Joon baru mengetahui kalau Ma Sung pergi. Ki Joon
menceritakan Ma Sung yang pergi setelah Gi Bbeum pergi dan tak bisa
menghubunginya sejak itu lalu bertanya apakah Ma Sung memberitahu sesuatu. Gi
Bbeum mengelengkan kepala.
“Ini Tak
mungkin... Sekretarisnya tak bilang apa pun.” Kata Gi Bbeum
“Aku juga
tak bisa menghubunginya. Mungkin mereka bersama. Bahkan Dia tak bilang akan
pergi ke mana.” Ucap Ki Joon.
Gi Bbeum
pun duduk didepan tangga tempat pernah bertemu Ma Sung, lalu mengingat yang
dikatakan Ki Joon ada yang aneh Ma Sung
yang meminta bertanggung jawab atas Desa Penyembuhan jadi punya firasat buruk.
“Dia
hanya bepergian... Ini baru seminggu... Dia akan menelepon... Dia pasti akan
menelepon.” Ucap Gi Bbeum menyakinkan dirinya.
Gi Bbeum
mencoba menelp Ma Sung tak tak juga tersambung, berharap telpnya berdering tapi
tak ada telp dari Ma Sung.
Ha Im dan
Ki Joon makan bersama, tapi seperti Ki Joon tak nafsu makan. Ha Im sedang makan
yakin kalau Ma Sung itu bertemu wanita cantik dalam perjalanan Atau dia terdampar setelah musim hujan
menurutna Perjalanan tak selalu berjalan sesuai rencana.
“Semua
masa sulit itu akan menjadi memori, lalu dia akan kembali. Perjalanan memang
seperti itu.” Kata Ha Im yakin
“Aku ragu
jika itu sebuah perjalanan. Kurasa dia...” kata Ki Joon merasa sesuatu yang
buruk terjadi.
“Ki
Joon.. Sebagian besar yang kau khawatirkan tak pernah terjadi. Jadi, jangan
terlalu khawatir. Melihatmu amat khawatir juga merusak suasana hatiku.” Ungkap
Ha Im. Ki Joon pun mengajak Ha Im kembali makan sambil berusaha makan dengan
lahap.
“Dia
belum melupakanku, 'kan?” ucap Gi Bbeum sedih menatap tanaman miliknya dan juga
Ma Sung.
Ma Sung
pergi kembali ke tempat kenanganya dengan Gi Bbeum, sebelumnya keduanya melihat
bunga yang tumbuh. Ma Sung memberitahu kalau arti dari bunga itu memori. Gi
Bbeum pikir itu adalah kisahnya hari ini. Tapi Ma Sung mengatakan kalau itu
adalah kisah mereka.
“Makan es
krim denganmu di Hainan adalah memori yang penting bagiku.” Ucap Gi Bbeum yang
sebelumnya menganggap Es Krim sebagai kenanganya dengan Ma Sung.
“Apa aku
harus menjadi penggemarmu? Tak bisakah aku menjadi kekasihmu?” ungkap Ma Sung
dan mereka pun berciuman diatas tangga
Ma Sung
berdiri ditangan mengingat kenangan singkat dengan Gi Bbeum. Ia mengingat yang dikatakan Gi Bbeum “ Kita
bertemu dan berpisah di Hainan. Mari jangan berpisah lagi.” Tapi sekarang malah
meninggalkan Gi Bbeum.
Akhirnya
Ma Sung pergi ke cafe saat pertama kali bertemu Gi Bbeum. Saat itu Gi Bbeum
yang menganggap Ma Sung sebagai fans memberikan tanda tangan. Ia lalu mengeluarkan
kartu dan ingin menuliskan sesuatu tapi pengelihatan makin kabur. Ia
mengeluarkan foto dan mengingat kembali saat Gi Bbeum bernyanyi dan mengajaknya
menari bersama.
Ma Sung
menahan tangisnya, mengingat yang dikatakan Gi Bbeum sebelum pergi “Aku akan
berhasil dan segera kembali. “ lalu Gi Bbeum menatap Ma Sung menagku “Aku bisa
melihat wajahmu dengan mataku terpejam.” Mereka bergandengan tangan berkencan
bersama.
“Aku juga
amat mencintaimu.” Ungkap Gi Bbeum yang memeluknya. Ma Sung hanya bisa menangis
lalu akhirnya menaruh surat dan foto diatas meja dan pergi.
Ja Rang
dan Sa Rang selesai sarapan, Tuan Joo
meminta mereka nanti cepat pulang. Ja Rang memberitahu akan pulang terlambat
karena harus ke perpustakaan sebelum bekerja. Tuan Joo mengerti dan dua anaknya
pamit pergi.
“Aku juga
pergi.” Ucap Gi Bbeum keluar dari kamarnya. Tuan Joo menyuruh Gi Bbeum untuk
sarapan lebih dulu.
“Aku tak
ingin makan.” Kata Gi Bbeum, Tuan Joo meminta Gi Bbeum makan walaupun hanya
sesuap saja.
“Ini ayam
rebus kesukaanmu.” Ucap Tuan Joo, Gi Bbeum melihat makanan yang lezat. Tuan Joo
meminta Gi Bbeum akan terong yang dibuatnya juga.
“Itu Pasti
sudah basi.” Kata Gi Bbeum tertunduk sedih, Tuan Joo binggung apa itu
maksudnya.
“Aku
meninggalkan makanan di dalam kulkas untuknya. Semua Pasti sudah basi. Aku
harus bagaimana, Ayah? Kurasa dia takkan kembali. Ini sudah sebulan.” Cerita Gi
Bbeum tak bisa menahan rasa sedihnya.
“Tunggulah
dia... Kau akan mendengar kabarnya.” Kata Tuan Joo dan saat itu terdengar suara
ketukan pintu. Gi Bbeum berlari berharap kalau Ma Sung yang datang dan
menyambut dengan wajah sumringah.
Ternyata
Ki Joon yang datang, Gi Bbeum bertanya apakah masih belum mendengar kabar Ma
Sung. Ki Joon mengaku belum dengan wajah tertunduk. Gi Bbeum bertanya apakah
menurut Ki Joon, Ma Sung mengalami kecelakaan.
“Kita
pasti akan mengetahuinya jika itu benar. Dia tahu aku menyukaimu, maka dia
pasti segera kembali, karena cemburu... Tunggu saja. Kita akan membuatnya merasakan
akibatnya.” Kata Ki Joon kesal
“Kudengar
dia tinggal di luar negeri saat kecil. Lalu Bagaimana denganmu?” tanya Gi Bbeum
“Ma Sung
tinggal di AS dan aku tinggal di Korea. Semua karena ibuku.” Ucap Ki Joon
kesal. Gi Bbeum ingin tahu alasanya.
“Ma Sung
adalah anak yang genius dan bisa tinggal di luar negeri. Jadi Aku tetap tinggal
di rumah karena aku tak bisa diprediksi. Itu hanya sebuah alasan. Kami hanya
bertemu saat liburan aku selalu merengek karena tak ingin Ma Sung pergi.” Cerita
Ki Joon.
Flash Back
Ki Joon merengek
karena Ma Sung yang harus kembali ke
Amerika, Ma Sung mengataan kalauharus kembali dan hanya berkunjung karena
liburan. Ki Joon mengaku ingin tinggal dengan Ma Sung jadi meminta agar
tinggald denganya saja.
“Aku tak
bisa kembali datang hingga dewasa. Jadi, mulai sekarang, kau harus
mengunjungiku. Nanti Akan kubeli banyak ayam goreng untukmu.” Ucap Ma Sung
“Ayam
goreng? Sungguh? Apa Kau akan membelikanku sebanyak ini?” kata Ki Joon
membentuk setinggi gunung. Ma Sung menganguk.
“Coba
Lihat ini... Bunga sawwort pegunungan. Ini berarti memori.” Ucap Ma Sung
menunjuk sebuah bunga tapi Ki Joon seperti tak peduli sibuk dengan makan ayam
goreng.
Ki Joon
merasa dengan membicarakan Ma Sung membuat menjadi lebih merindukannya. Tuan Joo
memberikan segelas teh, untuk teman mereka mengobrol. Gi Bbeum melihat ayahya
menatap sesuatu, bertanya apa itu. Tuan Joo memberitahu kalau itu foto yang pernah diceritakan
“Aku
memotretnya pada hari saat kau jatuh ke dalam air.” Kata Tuan Joo, Gi Bbeum
merasa bisa mengingatnya.
“Apa Ini
kau, Gi–bbeum? Sejak kecil kau memang tampak seperti seorang bintang.” Komentar
Ki Joon melihat foto
“Ini
adalah hari saat aku menjadi takut air. Aku hampir tenggelam.” Cerita Gi Bbeum
“Kurasa
aku pernah ke sini... Hei. Anak–anak ini... Ini... Ini adalah aku. Itu Ma
Sung... Bagaimana kau bisa memotret ini?” ucap Ki Joon menatap dua anak didalam
foto.
“Dua anak
ini adalah kau dan sepupumu, Ma Sung?” kata Tuan Joo dan Gi Bbeum juga terlihat
kaget.
“Ya. Kami
mengunjungi bukit ini sebelum dia pergi ke AS.” Ucap Ki Joon.
“Jadi Maksudmu,
anak yang menyelamatkan Gi–bbeum adalah Ma–seong, sepupumu?” kata Tuan Joo masih
tak percaya.
Flash Back
Tuan Joo
mengajak Gi Bbeum berjalan ke bukit, lalu duduk memuji tangan anaknya yang
terlihat manis. Lalu pamit sebentar
karena ingin pergi ke toilet dan menyuruh agar makan permen dulu. Saat itu Gi Bbeum melihat Ada bunga.
Ma Sung
dan Ki Joon berjalan bersama ikut melihat bunga sawwort pegunungan. Tapi Ki
Joon malah berpikir kalau itu sayuran dan tak suka dengan sayuran. Ma Sung
menegaskan kalau itu bukan sayuran dengan mengingatkan kalau sebelumnya melihat
pada bukunya.
“Bunga
ini tak berduri. Yang tajam itu adalah bulu, bukan duri.” Kata Ma Sung
“Bulu?
Aku takut bulu.” Ucap Ki Joon, Ma Sung menyuruh menyentuhnya. Tapi Ki Joon yang
ketakutan memilih untuk kabur.
Saat itu
dipingir sungai, Gi Bbeum melihat bunga yang sama dan ingin mengambilnya, tapi
malah terjatuh ke sungai. Ma Sung melihat dari kejauhan langsung berlari
menyelamatnya dan mengangkatnya. Tuan Joo datang melihat Gi Bbeum langsung
memeluknya. Gi Bbeum hanya bisa
menangis.
Akhirnya
Tuan Joo memberikan selimut pada keduanya agar tak kedinginan dan membuatnya
minuman yang hangat. Saat itu Ki Joon datang mengeluh Ma Sung masih ada didekat
sungai karena ibunya mencari Ma Sung.
“Ini....
Bunga sawwortpegunungan.” Kata Ma Sung memberikan setangkai bunga lalu pamit
pergi.
“Gi–bbeum,
anak itu pergi ke mana?” tanya Tuan Joo datang membawakan minum. Gi Bbeum
menunjuk ke arah Ma Sung dan Ki Joon yang sudah pergi.
“Aku
bahkan tak sempat menanyakan namanya.” Kata Tuan Joo merasa bersalah lalu
akhirnya mengambil camera untuk mengambil gambar dari belakang.
Gi Bbeum
tak percaya kalau Anak yang menyentuh kepalanya pada hari itu adalah Ma Sung.
Ki Joon juga tak habis pikir karena ternyata Ma Sung sudah menggoda Gi Bbeum sejak
dahulu. Tuan Joo pun tak bisa berkata-kata karena ternyata mereka bertiga
pernah bertemu saat masih kecil.
Gi Bbeum
menatap foto Ma Sung sambil mengelusnya tak percaya kalau anak yang
menyelamatkanya dan hampir tenggelam adalah Ma Sung. Pikiran kembali saat ada
diruang rahasia bersama Ma Sung.
Flash back
Ma sung
pikir Gi Bbeum menangis diruangan itu juga, Gi Bbeum mengelak kalau tak pernah
menangis. Ma Sung meminta agar memikirkanlah hal yang menyenangkan mulai
sekarang dan mereka pun berciuman.
“Ada
sesuatu yang amat kusesali karena tak kukatakan. Aku mencintaimu, Gi–bbeum.” Ungkap
Ma Sung memeluk Gi Bbeum sebelum pergi
“Cepatlah
kembali. Ada banyak yang ingin kukatakan kepadamu.” Kata Gi Bbeu menangis
memeluk foto Ma Sung.
***
Gi Bbeum
tertidur dengan posisi memeluk foto Ma Sung, lalu terbangun dengan suara berat
memanggil namanya. Bayangan pria dengan tinggi didepan jendela kamarnya, Gi
Bbeum berharap kalau Ma Sung yang datang dan ingin membuka jendela kamarnya.
Bersambung
ke episode 16
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Masih kurang 915 lagi.. Yuk Dukungggg... ^_^
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar