PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Moo Yeon
membawa adiknya menjauh dari Won Deuk tepat sebelum Won Deuk di serang oleh
banyak pria berpakaian hitam. Tuan Kim mendekati Won Deuk bertanya Apakah
mengenalinya. Won Deuk mengaku tak mengenal jadi meminta agar minggir.
“Aku tak
bisa membiarkanmu pergi. Apa yang kalian lakukan? Tunjukkan rasa hormat padanya.
Kau harus datang ke istana, Putra Mahkota.” Ucap Tuan Kim berlutut dengan semua
anak buahnya.
“Kau
bilang Putra Mahkota? Dia sudah meninggal.Aku melihat pemberitahuan, kalau dia
sudah dimakamkan.” Ucap Won Deuk tak percaya
“Putra
Mahkota masih hidup... Disini, didepan mataku.” Kata Tuan Kim menyakinkan.
“Aku
bukan pria yang kau cari. Kau salah orang.” Tegas Won Deuk berusaha mengelak.
“Aku
tidak salah. Aku sudah mengenalmu untuk waktu yang lama karena akulah ayah
mertuamu. Tolong kembalilah ke istana. Putri Mahkota menunggumu dan dia hamil mengandung
anakmu.” Kata Tuan Kim
Won Deuk
seperti mengingat dengan wajah seorang wanita masuk ke dalam kamarnya, Soo Hye
meminta izin agar tetap tinggal di pelukannya malam ini. Seperti Won Deuk
mengingat kenangannya hanya sepotong cerita saja.
Hong Shim
dibawa pergi dengan tandu, diam-diam Je Yoon melihat dari kejauhan memastikan
kalau keadaan Hong Shim baik-baik saja.
Saat itu Tuan Park lewat melihat Je
Yoon dan langsung memanggilnya
“Kemana
saja kau, bukannya persiapkan festival?” keluh Tuan Park
“Aku
ingin bertanya sesuatu. Ini penting.” Kata Je Yoon.
Di rumah,
anak buah Tuan Kim memeriksa keadaan rumah seperti mencari sosok Hong Shim yang
selama ini tinggal dengan Won Deuk. Tapi rumah sudah kosong. Tuan Yeon dan Tuan
Park keluar dari persembunyinya dengan wajah ketakutan.
“Siapa
orang-orang itu?” tanya Tuan Yeon. Tuan Park pikir bukan pertanyaan yang
penting lalu mengajak Tuan Yeon untuk pergi meninggalkan rumah.
Sementara
Je Yoon terus mengikuti Hong Shim yang dibawa tandu menyusuri hutan bersama
dengan Moo Yeon.
Pagi hari
semua mentri sudah berkumpul, Raja mengunakan pakaian kerjaanya lalu meminta
agar memulai upacara pengukuhan. Pangeran SeoWon pun datang siap dikukuhnya
sebagai Putra mahkota. Tuan Jung pendukung ratu bisa bernafas lega melihatnya.
“Bacakan
Pengukuhan Putra Mahkota Seowon.” Perintah Raja. Seorang pria yang sudah tua
pun siap membacakanya.
“Pangeran
Seowon, kumohon berlutut. Aku dengan ini mengatakan bahwa mengamankan negara ini
adalah tugas Putera Mahkota. Keagungan...” kata Pria lalu terhenti karena
melihat seseorang yang datang.
Tuan Kim
masuk ke dalam istana, Raja panik langsung memalingkan wajah ketakutan. Semua
mentri pun kaget melihat Tuan Kim yang datang dengan pakaian biasa, Mereka
ingin tahu kemana saja Wakil Perdana Menteri Kim.
“Yang
Mulia, aku sudah jauh dari istana karena menderita luka akibat serangan.”
Ucap Tuan Kim berusaha tetap sopan.
“Kau tak
melihat situasi sekarang seperti apa?” kata Raja marah dan berani menatap Tuan
kim.
“Yang
Mulia, Kau harus menghentikan pengukuhan Pangeran Seowon.” Kata Tuan Kim
“Ini
adalah keputusan yang kubuat sendiri! Beraninya kau berdiri di sini dan
menantang titahku!” teriak Raja marah
“Aku
harus melakukanya, Yang Mulia. Pangeran Seowon tak bisa menjadi Putra Mahkota Karena
Putra Mahkota yang sebenarnya masih hidup.” Ucap Tuan Kim
Semua tak
percaya mendengarnya, lalu Lee Yeol datang memasuki istana. Pangeran Seowon pun
tak percaya kakaknya yang dianggap meninggal ternyata datang lagi. Raja
benar-benar tak percaya anaknya kembali.
Hong Shim
terbangun dari tidurnya, lalu melihat sekeliling kebingungandan teringat saat
terakhir kali Won Deuk memberikan bunga padanya lalu mengatakan “Aku akan
menikahimu.” Akhirnya ia keluar dari rumah dan melihat kakaknya sudah ada di
luar rumah
“Kakak,
apa yang terjadi?” tanya Hong Shim bingung. Moo Yeon meminta maaf.
“Aku tak
bisa menahannya karena sesuatu yang mendesak muncul.” Jelas Moo Yeon. Hong Shim
ingin tahu keberadaanya sekarang.
“Ini
dekat Pelabuhan Mokgye. Aku mencari kapal untuk dikendarai.” Kata Moo Yeon.
“Biarkan
aku pulang. Aku tak bisa pergi sendirian. Aku harus membawa ayahku dan Won Deuk
Mereka pasti terkejut dan pasti khawatir.
Seseorang di samping mereka menghilang tanpa mengatakan apapun.” Ucap
Hong Shim akan pergi. Moo Yeon menahanya.
“Yi Suh..
Kau tak tahu siapa Won Deuk, kan?” ucap Moo Yeon
“Dialah
suami yang kunikahi ketika kau tak ada. Dia bilang akan ikut denganku. Aku memintanya
untuk ikut denganku. Dia orang yang baik. Kau akan menyukainya ketika nanti
melihatnya.” Kata Hong Shim.
“Kita tak
bisa pergi dengan pria itu.” Ucap Moo Yeon. Diam-diam Je Yoon ikut mendengar
pembicaran keduanya.
“Aku tahu
apa yang kau khawatirkan, tapi itu akan baik-baik saja. Apapun masa lalu kita,
dia tak akan peduli.” Jelas Hong Shim yang tetap ingin pergi menemui Won Deuk
“Dengarkan
aku... Kau harus melupakannya.” Pinta Moo Yeon. Hong Shim ingin tahu alasanya.
“Dia
adalah Putra Mahkota. Dia adalah menantu Kim Cha Eon yang membunuh ayah kita.”
Ungkap Moo Yeon. Hong Shim tak percaya sambil menahan tangis.
“Aku tak
mempercayaimu... Lepaskan. Aku akan pergi menanyakannya sendiri... Aku akan
menanyakannya sendiri. Aku tak akan mempercayai siapapun sampai aku mendengarnya
sendiri.” Kata Hong Shim, Moo Yeon terus menahanya.
“Kau tak
bisa melihatnya. Dia sudah pulang ke istana... Mungkin, dia menemui Putri
Mahkota. Jadi Lupakan semuanya... Lupakan tentang pernikahanmu dan bahkan
perasaanmu padanya. Kau harus melupakan semuanya.” Ucap Moo Yeon. Hong Shim
hanya bisa menangis.
Tuan Kim
berdiri disamping Lee Yeol memberitahu raja kalau sudah membawakan Putra
Mahkota. Raja seperti tak percaya kalau Putra Mahkota kembali hidup. Tuan Jung
pun tak yakin kalau yang didepan mereka itu Putra Mahkota.
“Dia
benar, Yang Mulia. Bisa jadi pria yang berbeda dengan wajah yang serupa.” Kata
Mentri pendukung Ratu
“Apa Kau
benar-benar Putra Mahkota? Apa Kau benar-benar Lee Yeol?” tanya Raja
seperti tak yakin mendekati anaknya.
“Aku
minta maaf karena membuatmu khawatir, Ayah.” Ucap Lee Yeol seperti biasa
mengatakanya.
“Yang
Mulia, bagaimana dengan pengukuhannya?” tanya Tuan Kim.
“Hentikan...Putra
Mahkota kembali hidup.” Kata Raja seperti masih tak percaya.
Di kamar
Ratu Park
gelisah mondar mandir dikamar, Pangeran
SeoWon akhirnya datang. Ratu Park dengan wajahnya bertanya Apa upacara
pengukuhan berakhir. Pangeran Seowon mengatakan kalau itu dibatalkan. Ratu Park
tak percaya mendengarnya.
“Kenapa
itu dibatalkan?” tanya Ratu Park.
Pangeran Seowon memberitahu kalau Yang Mulia sudah kembali.
“Ini tak
masuk akal. Aku tak bisa mempercayainya.” Kata Soo Hye mendengar kabar dari
pelayanya.
“Katanya,
Wakil Perdana Menteri Kim mengawalnya sendiri.” Kata Pelayan.
“Harus
kuperiksa sendiri.” Ucap Soo Hye lalu bergegas keluar untuk memastikanya.
Soo Hye
mengingat saat terakhir kali Lee Yeol mengatakan “Kita tak pernah berpegangan
tangan. Tapi kau hamil? Kau dan keluargamu sudah usai.” Lalu kaget ternyata Lee
Yeol benar-benar ada didepanya, perutnya terasa seperti kontraksi.
“Yang
Mulia.. Putri Mahkota pasti terkejut melihatmu kembali sehat.” Ucap Tuan Kim
datang. Soo Hye terlihat tak percaya ternyata ayahnya sendiri yang membawa Lee
Yeol.
“Yang
Mulia..Silahkan menuju ke kamarmu,. ganti baju kerajaanmu. Di Aula, Yang Mulia
dan para pejabat pasti menunggumu. Kalian Kawal dia sekarang.” Ucap Tuan Kim.
Mereka pun pergi mengantar Lee Yeol untuk menganti baju keberasanya.
Soo Hye
panik bertanya Apa yang sebenarnya terjadi. Tuan Kim meminta anaknya agar
Jangan khawatir karena Lee Yeol kehilangan semua ingatannya. Seo Hye merasa tak
percaya kalau Lee Yeol seperti itu.
“Dia tak
bisa mengenaliku juga.” Kata Tuan Kim. Soo Hye masih tetap tak percaya.
“Mungkin,
dia sedang berpura-pura.” Ucap Soo Hye tak ingin dibodoho.
“Menurutmu
apa alasan dia tak bisa kembali ke istana? Itu karena dia tak ingat siapa dia. Dia
pasti sudah lupa segalanya tentangmu juga dan Dia pasti berpikir kau mengandung
bayinya. Jadi, inilah kesempatan kita.” Tegas Tuan Kim.
“Mulailah
dari awal dan Tangkap hatinya.” Perintah Tuan Kim.
“Bagaimana
jika dia ingatannya kembali?” tanya Soo Hye khawatir.
“Kita
harus bersiap akan itu. Aku akan merencanakan orang-orangku untuk menjadi
tabib, kasim, dan dayangnya. Di istana ini, tak ada orang yang digunakan untuk
melayani dia di sisinya. Bahkan Sekarang juga, dia hanya mempercayaiku.” Ucap
Tuan Kim yakin.
Lee Yeol
akhirnya memakai kembali pakaian kerajaanya, dengan dibantu pelayan. Ia kembali
mengingat yang terjadi sebelumnya.
Flash Back
Sebelum
kembali ke istana, Lee Yeol berbicara dulu dengan Tuan Kim. Tuan Kim
menceritakan kalau Ratu ada di belakang serangan terhadap Lee Yeol Untuk
membuat putranya sendiri, Pangeran Seowon menjadi Putra Mahkota, bahkan
berencana membunuhnya.
“Aku mencoba
mengungkapkan kebenaran dengan mengadakan persidangan, tapi raja memerintahkan
untuk menghentikannya. Kita harus menghentikan upacara pengukuhan.” Tegas Tuan
Kim
“Jika
Ratu mendapat pengaruh lebih besar dengan menjadikan Pangeran Seowon menjadi
Putra Mahkota, maka Putri Mahkota dan bayimu tak akan bisa bertahan hidup.”
Tegas Tuan Kim
“Aku puas
dengan keadaannya sekarang. Terlebih dari itu, aku tak perlu pangeran mahkota
yang terlalu pintar. Aku hanya membutuhkan dia untuk mempertahankan posisinya
seperti orang-orangan sawah dan duduk di singgasana.” Ucap Tuan Kim.
“Berapa
lama itu akan bertahan?” tanya Soo Hye.
“Kau
hanya harus bertahan sampai bayimu menjadi putra mahkota. Aku butuh dia untuk
menjaga posisinya sampai saat itu.” Pesan Tuan Kim.
Lee Yeol
terdiam mengingat semua yang dikatakan Tuan Kim seperti melakukan semuanya
dengan paksaan.
Flash Back
“Kita
harus merahasiakan semuanya yang terjadi padamu di Desa Songjoo dari yang lain.
Jika kata itu keluar, maka wanita dan ayahnya yang dekat denganmu tak akan
aman. Kita harus menyembunyikan fakta bahwa kau sudah kehilangan ingatanmu
juga.” Tegas Tuan Kim
“Mereka
mungkin. mencoba menyerangmu untuk alasan apa pun. Istana itu seperti cincin
perkelahian anjing... di mana mereka menggigit leher satu sama lain dengan
kelemahan mereka. Dengan demikian, lupakan semuanya yang terjadi selama 100
hari terakhir. Demi Putri Mahkota dan anakmu. yang akan segera lahir.” Kata
Tuan Kim.
Goo Dul
membuka semua pintu binggung karena semua kosong berpikir kalau Mereka belum
kembali. Ia ingin tahu kemana keluarga Yeon yang pergi tanpa pemberitahua lalu
ingin tahu apa maksud barang yang sudah ada di dalam kamar.
“Apa Hong
Shim tak memberitahumu sesuatu? Kalian berdua bersahabat.” Ucap Teman Hong Shim
pada Kkeut Nyeo.
“Sesuatu
terasa janggal. Mereka akan mengambil barang-barang jika mereka ingin pergi.”
Kata Kkeut Nyeo.
“Kau
bilang Pergi? Apa maksudmu?” tanya Kkeut Nyeo binggung
“Tak bisa
begini. Aku harus memberitahu Biro Hakim.” ucap Kkeut Nyeo tapi saat itu datang
Tuan Park bangsawan, semua pun langsung tertunduk.
Goo Dul
ingin tahu apa tujuanya Tuan Park datang. Tuan Park memerintahkan agar Jangan
mencari orang yang tinggal di rumah itu karena Na Won Deuk adalah buronan yang
dicari yang melakukan pengkhianatan di tentara.
“Won Deuk
bukan tipe pria seperti itu.” Kata Goo Dul membela.
“Beraninya
kau! Apa kau ingin disiksa dan diinterogasi?” kata Tuan Park mengancam. Goo Dul
pikir untuk apa akhirnya tertunduk ketakutan.
“Tak
boleh ada yang menyebut nama, Na Won Deuk atau Yeon Hong Shim lagi. Apa Kau
mengerti?” tegas Tuan Park
“Ya, kami
mengerti dan akan mengingat itu, tuan” ucap Goo Dul dengan wajah tertunduk
ketakutan.
Tuan Yeon
yang bersembunyi kaget kalau keduanya dianggap Pengkhianatan. Teman Hong Shim
pikir ada yang aneh dengan Won Deuk. Tuan Yeon tak percaya kalau Won Deuk dibawa ke Hanyang dan ingin tahu apakah Hong
Shim dibawa juga.
“Apa kau
tak berpikir begitu?” ucap teman Hong Shim. Tuan Yeon pikir harus pergi
menemuinya.
“Kau tak
bisa melakukanya, Kau harus mendengar Petugas Park. Gubernur menyuruhmu tinggal
di sini bersembunyi. Bagaimana jika kau tertangkap saat kau sedang mencari?”
kata Teman Hong Shim.
“Orang-orang
dipenggal kepalanya karena berkhianat. Putri dan menantuku mungkin mati. Apa
gunanya hidupku?” ucap Ayah Hong Shim panil
“Tidak
boleh, ayah kau tak bisa pergi.” Kata Teman Hong Shim menahanya, saat itu Je
Yoon datang lalu meminta agar membiarkan mereka berdua bicara dan kembali masuk
ke dalam kamar.
Tuan Yeon
memohon agar bisa menyelamatkan Hong Shim dan Won Deuk, karena ia tak terpelajar
dan tak memiliki kekuatan, tapi berbeda dengan Je Yoon jadi meminta agar
mencari cara untuk membawa mereka kembali. Je Yoon pikir Tuan Yeon Jangan
khawatir tentang putrinya.
“Dia tak
dibawa ke Hanyang. Tapi Dia bersama kakaknya sekarang.” Kata Je Yoon.
“Lalu
bagaimana dengan Won Deuk? Apa dia satu-satunya yang ditangkap? Kumohon,
tuan. Won Deuk yang malang... Dia Bukan
tipe orang yang melakukan pengkhianatan” ucap Tuan Yeon tak percaya
“Bahkan
jika dia kebetulan melakukannya, maka pasti ada alasan yang kuat untuk
melakukannya. Kau dan aku tahu dia sangat kasar, tapi dia sangat jujur seperti
bangsawan. Jika dia melakukan pengkhianatan, akankah dia mati?” kata Tuan Yeon
terus menangis Won Deuk.
“Dia akan
hidup sehat. Dia adalah... Putra Mahkota.” Kata Je Yoon. Tuan Yeon melotot
kaget.
“Maksudmu
apa? Won Deuk-ku adalah Putra Mahkota?” ucap Tuan Yeon kaget.
“Pria dari
istana membawanya secara rahasia. Tak ada yang boleh tahu tentang ini, tapi kau
akan pergi ke Hanyang. Jadi Aku mengatakan kepadamu karena khawatir.” Jelas Je
Yoon. Tuan Yeon seperti tak percaya mendengarnya. Diluar teman Hong Shim pun mendengarnya.
Raja
binggung Putranya kembali hidup, tapi tak dapat bersukacita. Da kesal karena harus
Wakil Perdana Menteri yang memulangk anaknya itu. Saat itu Tuan Jung datang,
Raja kesal karena sudah mempercayai untuk melakukan tugasnya. Tuan Jung
membungkuk meminta maaf.
“Kau
bilang minta maaf? Apa kau pikir permintaan maaf saja cukup? Dia pasti tahu aku
mengirim bandit kepadanya. Apa yang harus aku lakukan tentang ini?” ucap Raja
marah
“Kau
harus tenang, Yang Mulia. Wakil Perdana Menteri melakukan kejahatan yang harus
dia bayar dengan nyawanya.” Kata Tuan Jung
Tuan Jung
menyalahkan Tuan Kim yang mengklaim mayat tak dikenal adalah Putra Mahkota
bahkan menyaksikan pakaian mayat dan tak bisa mengidentifikasinya. Ia pikir
Tuan Kim sudah menyia-nyiakan dana negara dengan mengadakan pemakaman kerajaan.
“Dan kau
menempatkan orang-orang dalam kekhawatiran. Wakil Perdana Menteri harus
membayar semua kejahatan itu.” Ucap Tuan Jung
“Akulah
yang menemukan mayat Putra Mahkota. Itu sudah membusuk di luar segala
kemungkinan pengakuan. Bahkan lebih dari itu, kasim Putra Mahkota tak mengenali
mayat itu. Bagaimana bisa kau menuntut Wakil Perdana Menteri?” kata Anak buah
Mentri Kim membela.
“Ini
adalah peristiwa malang yang belum pernah kita alami sebelumnya. Untuk
meninggalkan catatan itu akan merusak reputasimu dan membuat orang mengejekmu. Kita
akan menjadi bahan tertawaan.” Kata Mentri pendukung Ratu
“Utusan
dari Ming sedang dalam perjalanan untuk mengucapkan selamat Pungukuhan Pangeran
Seowon. Akan sangat memalukan jika dia mencari tahu tentang ini.” Kata Tuan Jung.
Raja pikir itu benar.
“Aku
adalah ayah bodoh yang mengubur seorang putra yang hidup... dan membuat diriku
terlihat seperti raja yang bodoh. Jadi Bagaimana ini, Wakil Perdana Menteri? Kenapa
harus menanggung kesalahan atas apa yang terjadi?” ucap Raja menyindir.
“Aku
minta maaf, Yang Mulia... Semua kesalahan ada di dalam diriku.” Kata Mentri
Kim.
“Lalu
hari ini, kau harus mengundurkan diri dari jabatanmu dan hidup tenang di
rumah.” Perintah Raja ingin menjatuhkan mentri Kim.
“Kumohon
cabut perintahmu... Ayah... Wakil Perdana Menteri tak bisa disalahkan.” Kata
Lee Yeol berjalan mendekat
“Kenapa
kau membelanya?” tanya Raja terlihat marah dengan sikap anaknya.
“Dialah
orang yang membuatmu, saat tinggal di luar istana selama 100 hari.”kata Tuan
Jung
“Apa yang
kau lakukan selama 100 hari itu? Kenapa tak ada yang bisa menemukanku? Apa itu bukan
lah sesuatu yang penting?” kata Lee Yeol. Tuan Jung hanya bisa terdiam.
“Jika
boleh bertanya, apa yang kau lakukan selama ini? Kenapa kau tak kembali ketika kau
masih hidup dan sehat?” tanya Tuan Jung
“Aku
menderita luka kritis dari para pemburu.” Pikir Lee Yeon. Tuan Jung pikir Lee
Yeol bisa memberitahu seseorang.
“Aku
kehilangan ingatanku. Aku tak mengenal diriku sendiri. Orang yang menemukanku
dan membawaku kembali adalah Wakil Perdana Menteri.” Kata Tuan Jung
“Dia juga
mengatakan kau sudah mati.” Ucap Raja tak ingin Mentri Kim tetap jadi mentri
“Tapi dia
membawaku kembali. Aku tak ingin ayah mertuaku untuk dikorbankan dalam
perselisihan politik. Tolong jangan mencari kesalahan dengan siapa pun tentang
keberadaanku selama 100 hari terakhir.” Kata Lee Yeol. Mentri Kim bisa
tersenyum puas mendengarnya.
Lee Yeol
melihat mangkuk didepanya bertanya apa itu. Tabib memberitahu kalau Rebusan herbal untuk menyegarkan
pikirannya. Mentri Kim memberitahu kalau
Lee Yeol adalah Putra Mahkota sempurna yang ahli dalam sastra dan seni bela
diri.
“Jika bahkan tak ingat para petugas dan
menteri, itu akan sangat mengerikan.” Kau bisa bisa meminum rebusan, lalu ingatlah
dirimu sesegera mungkin.”ucap Tuan Kim. Lee Yeol pun mengikuti perintah Tuan
Kim.
“Tunjukkan
hormat pada Yang Mulia. Mereka baru dipilih untuk melayanimu mulai sekarang.”
Kata Tuan Kim memberitahu orang-orang dibelakangnya.
“Kau
biang "Baru terpilih"?” ucap Lee Yeol bingung melihat semua kasim dan
juga pelayan.
“Mereka
yang melayanimu kehilangan nyawa mereka dalam perjalanan ritual hujan
bersamamu.” Jelas Tuan Kim.
“Apa Mereka
semua mati dan hanya aku yang selamat?” tanya Lee Yeol kaget. Tuan Kim membenarkan.
“Aku
memastikan untuk memilih orang-orang yang dapat dipercaya. Jadi Kau dapat
mempercayai mereka juga.” Kata Tuan Kim.
Kasim
memberitahu Lee Yeol kalau harus mengunjungi kamar Putri Mahkota. Lee Yeol
binggung harus pergi ke Kamar Putri Mahkota. Tuan Kim mengaku kalau anaknya
sedang menunggu Lee Yeol dan sangat khawati, karena mungkin ada yang salah
dengan bayinya.
“Dia
belum bisa merelakan kehilangan suaminya. Jadi Kau seharusnya... menghibur
hatinya yang terluka.” Pinta Tuan Kim. Lee Yeol hanya bisa diam saja.
Moo Yeon
memanggil Hong Shim dengan panggilan Yi Seo. Hong Shim merasa kalau Nama itu
terasa asing sekarang, karena Sudah terlalu lama tak mendengarnya. Moo Yeon
meminta Hong Shim agar makan karena
harus mengumpulkan kekuatanny.
“Bagaimana
jika aku benar-benar Hong Shim dan dia benar-benar Won Deuk? Aku memikirkan
itu... Itu tak masuk akal kan? Aku Yi Seo .. Yoon Yi Seo” kata Hong Shim
seperti sedang melantur. Moo Yeon hanya bisa diam saja.
“Aku
minta maaf, Aku ingin mencari udara segar. Pengap rasanya berada di kamar
sepanjang hari” ucap Hong Shim akan keluar dari kamar.
“Hubungan
ini salah... Bahkan jika tidak, dia berada di luar jangkauanmu, Kau harus
merelakannya” pesan Moo Yeon. Hong Shim terdiam tetap keluar dari rumah.
Hong Shim
keluar dari rumah melihat sepatu yang ada didepanya, akhirnya pergi ke hutan
lalu membuangnya. Tapi ia teringat kembali yang dikatakan Won Deuk sebelumnya
“Aku ingin membeli sepasang
bermotif bunga sakura tapi hanya ada
bunga aprikot. Suatu hari, aku berjanji akan membelikanmu sepasang sepatu
bermotif bunga sakura.”
Akhirnya
Hong Shim mencari lagi sepatu dari Won Deuk dan langsung memeluknya dan teringat kembali janji Won Deuk “Aku akan
bersamamu selamanya, jangan khawatir. Aku takkan meninggalkanmu karena aku
suamimu.” Hong Shim
hanya bisa menangis mengingat semua kenangan dengan Won Deuk.
Kasim
memberitahu kalau Lee Yeol sudah datang, akhirnya Soo Hye pun mempersilahkan
masuk wajahnya masih terlihat sangat shock karena Lee Yeol kembali.
Je Yoon
meningat yang dikatakan Moo Yeon “Dia Putra Mahkota. Dia menantu Kim Cha Eon,
orang yang membunuh ayah kita. Lupakan semuanya. Lupakan tentang pernikahanmu.
dan bahkan perasaanmu padanya. Kau harus melupakan semuanya.”
“Dia
mungkin takkan pernah melupakannya. Ada seseorang mengatakan. "kau takkan
pernah melupakan cinta terlarang". Kata Je Yoon yakin melihat Hong Shim
yang menangis.
Lee Yeol
menatap Soo Hye merasa kalau istrinya itu tak senang karena kembali ke istana.
Soo Hye mengaku bukan seperti itu tapi hanya terkejut,karena tak berpikir Lee
Yeol akan kembali. Pelayan meminta Lee
Yeol agar membaca buku kepada anak yang
belum lahir.
“Perawatan
terbaik sebelum melahirkan. membiarkan bayi mendengar suara ayahnya.” Ucap
Pelayan memberikan buku. Lee Yeol melihat judul buku "Pembelajaran
Dasar"
“Apa ada
buku lain?” tanya Lee Yeol. Soo Hye ingin tahu Apa ada masalah
“Untuk
beberapa alasan, aku tak ingin membaca "Dasar Pembelajaran." Kata Lee
Yeol. Pelayan ingin bicara tapi So Hye lebih dulu menyela
“Jika
sudah selesai, kau dapat kembali ke kamarmu.” Ucap Soo Hye sinis
“Aku
sudah pergi terlalu lama dan segalanya terasa asing.” Komentar Lee Yeol
“Kau
tetap sama. Kita tak pernah berhubungan baik.” Tegas Soo Hye. Pelayan panik
dengan ucapan Soo Hye.
“Itu
perjodohan, kau tak pernah memberikanku kasih sayangmu. Aku selalu sendiri. Itu
sebabnya aku sesekali membencimu. Namun, istana menjadi lebih sepi tanpamu. Musuh
kita terus merencanakan untuk menggulingkanku dan bayiku untuk mengambil
tempatmu.” Jelas Soo Hye
“Kau
mungkin tak menunjukkan kasih sayang Tapi aku tak peduli. Namun, aku mohon
padamu, setidaknya cintailah anakmu.” Tegas Soo Hye berusaha menyakinkan Lee
Yeol
“Maafkan
aku, karena sudah menyakiti perasaanmu. Aku akan berusaha lebih baik mulai sekarang.
Aku tak akan menghancurkan hati ibu dari anakku.” Kata Lee Yeol sementara Hong
Shim masih terus menangis sendirian.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Sedihnya...😭#lanjut min...semangat✊
BalasHapus