PS : All images credit and content copyright : MBN
Ki Joon
masuk ruang syuting menyapa semua krum memperkenalkan diri sebagia aktor tenar, Sung Ki Joon. Sutradara tak
membalas uluran tangan Ki Joon menyuruh Asisten sutradara untuk bersiap-siap
dan memberikan naskah.
“Kita
akan langsung syuting segera setelah kau siap.” Ucap Sutradara.
Ha Im
terlihat cemburu melihat Ki Joon yang terlihat berbicara ramah pada wanita
lainya. Ki Joon dengan bangga sebagai aktor
yang mendalami peran. Min Chul memberikan naskah pada Ha Im.
“Apa Naskahnya
diganti?” tanya Ha Im binggung, Min Chul memberitahu kalau Mereka baru saja
mengubahnya.
“Kau harus
lakukan adegan ciuman sebentar.” Bisik Min Chul. Ha Im kaget kalau akan ada
Adegan ciuman.
“Cut,
cut! Sutradara, hari ini moodku kurang, tolong lewatkan adegan ini. Kita akan
lewatkan adegan ini.” Ucap Ha Im terlihat
marah keluar ruangan. Ki joon kaget kalau akan dilewatkan lalu berlari
mengejar Ha Im.
“Ha Im
yang membuatnya kemari, kenapa seperti itu?” tanya Jae Min binggung.
“Ini Bisa
kurasakan... Garis cinta sedang melambung naik sekarang.” Ungkap Min Chul
keduanya.
Ki Joon
mengejar Ha Im mengeluh merusaknya dibanding memberi bantuan, lalu malah
melewatkannya. Ha Im berkomentar kalau Ki Jon itu payah dalam berakting, Ki
Joon dengan bangga sebagai aktor yang mendalami peran. Ha Im menyuruh Ki Joon
agar mencoba.
“ Dalam
naskah "Dia menarik wajahnya dan menciumnya dengan lembut." Ayo
Gunakan bakat aktingmu padaku.” Kata Ha Im.
Ki Joon
binggung lalu mencoba mendekat memejamkan mata untuk mencium Ha Im, tapi
seperti ragu padahal hanya tinggal beberapa centi saja.
“Aku
sedang tidak dalam mood yang tepat.” Kata Ki Joon. Ha Im berpikir kalau Ki Joon
tidak menyukainya.
“Aku
cuma...” kata Ki Joon bingung dan tiba-tiba Ha Im menarik bajunya lalu
memberikan ciuman lalu pergi. Ki Joon makin binggung, melonggo sambil memegang
bibirnya.
Nyonya
Gong menandatangi surat, Seketarinya memberitahu kalau baru saja mendengarnya
dari Ketua Kang dari TN Group. Nyonya Gong ingin tahu Kapan Song Hwa dan Ki
Joon bisa bertemu. Sek binggung memberitahu kalau Ketua Kang berkata ingin
putrinya bertemu dengan Tn. Gong secara khusus.
“Apa Kau
sudah mencari tahu yang kuminta?” tanya Nyonya Gong. Sek menjawab sudah lalu
memberika berkasnya.
Nyonya
Gong membaca semua “Data pribadi Joo Gi Bbeum” dengan teliti.
Gi Bbeum
berlatih dialog, pesan dari Ma Sung datang “Untuk membalas hadiah gajahmu, kau
ingin pergi nonton?” Wajah Gi Bbeum bahagia membacanya, menyetujui ajakan Ma
Sung untuk nonton dan makan malam juga.
“Apa
Makan malam juga? Ide bagus.”kata Ma Sung dan wajahnya sumringah sambil memeluk
boneka yang diberi oleh Gi Bbeum.
Saat itu
ponselnya berdering, Ma Sung berharap kalau itu bukan dari Sekretaris Yang.
Dengan wajah kesal Ma Sung bertanya kenapa lagi menelpnya, Sek Yang memberitahu
kalau Ketua Gong ingin menemuinya hari ini. Ma Sung terlihat kaget.
Ma Sung
dan Ki Joon duduk di depan Ketua Gong dalam retsoran. Nyonya Gong berkomentar
Ma Sung terlihat lebih kurus dan berpikir kalau punya masalah. Ma Sung mengaku
kalau tidak terjadi apa-apa. Ki Joon mengeluh ibunya yang hanya gembira melihat
Ma Sung saja.
“Ma Sung,
aku sudah menyiapkan pertemuanmu dengan Song Hwa besok, temuilah dia.” Kata
Nyonya Gong
“Aku
sudah memberitahumu perasaanku.” Komentar Ma Sung menolak.
“Demi
masa depan perusahaan tidak ada hal yang paling efektif selain penyatuan
keluarga. Untuk mewujudkannya, kita perlu pernikahan finansial. Kita harus
genggam TN Group. Jika kau tidak menyukainya,maka temui Song Hwa dan jual Ki
Joon padanya.” Saran Nyonya Gong
“Kenapa
ibu menjualku?” keluh Ki Joon marah. Nyonya Gong menegaskan kalau harus
mewujudkannya, apapun yang terjadi.
“Aku
paham maksudmu. Jadi Aku akan menemuinya.” Kata Ma Sung
“Kalian
berdua sedang membuat rencana busuk, kan? Apa Kau menjual putramu demi uang?
Aku harus melaporkannya pada polisi.” Keluh Ki Joon dengan wajah kesal
“Tutup
mulutmu dan makan.” Tegas Nyonya Gong marah. Ki Joon menyela kalau tak mungkin
bisa menutup mulutnya kalau mau makan.
“Ini penghinaan!”
teriak Ki Joon kesal memilih untuk keluar, Nyonya Gong akhirnya tak bisa
menahan amarahnya langsung mengumpat.
Nan Joo
memberitahu dengan mengebu-gebu kalau ini Hollywood dan Di LA, Gilbert dikenal
sebagai asisten Sutradara, Proyek terbarunya film "La La Land." Dan Itu
benar-benar film terkenal. Gi Bbeum heran kenapa orang terkenal itu ingin
mengaudisinya.
“Hei,
orang sepertimu sebaiknya bekerja di luar negeri. Tidak ada prasangka dan
audisinya dilakukan secara blind test.” Kata Nan Joo. Gi Bbeum terlihat bingung
“Kurasa
aku harus mencobanya. Kapan itu?” tanya Gi Bbeum. Nan Joo memberitahu kalau itu
besok
“Apa aku
harus pergi besok?” tanya Gi Bbeum ragu. Nan Joo menegaskan kalau harus pergi
besok.
“Kau
harus ambil peluang itu selagi dia berada di Korea.” Jelas Nan Joo. Gi Bbeum
merasa kalau keadaan ini gawat.
Ma Sung
gelisah di rumahnya karena tak mungkin bisa bertemu dengan Gi Bbeum.Sementara
Gi Bbeum juga kebingungan yang harus dikatkan pada Ma Sung apakah harus
menghubunginya, setelah ragu beberapa saat akhirnya akan menghubungi lebih
dulu. Tiba-tiba nama [Gonggalppang] muncul lebih dulu, Gi Bbeum pun
mengangkatnya.
“Ya, kau
sedang apa?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum mengaku tak sedang melakukan apapun lalu
bertanya balik.
“ Aku
juga sedang tak melakukan apapun” ucap Ma Sung ragu. Keduanya akhirnya
mengatakan “Mengenai besok...” lalu Ma Sung menyuruh Gi Bbeum yang lebih dulu
bicara.
“Aku
harus bertemu dengan guru Sa Rang... Maafkan aku.” Ucap Gi Bbeum tak enak hati.
“Tak apa,
aku mendadak punya urusan penting juga.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum seperti bisa
sedikit bernafas lega.
“Ah,
kalau begitu... kita ketemuan lain waktu” ucap Gi Bbeum. Ma Sung pun setuju
akan jumpa lain waktu.
Gi Bbeum
sudah mengunakan baju putih berjalan di lapangan Golf, berpikir Mungkin karena
ass sutradara dari luar negeri. Jadi ingin bertemu di lapangan golf. Lalu
bertanya pada temanya apakah datang untuk audisi, juga. Si wanita membenarkan.
“Apa Kau
tahu dia dimana?” tanya Gi Bbeum. Si wanita menunjuk seorang pria sedang
bermain golf dengan wanita lainya.
Ma Sung
juga ada di lapangan Golf, bertanya Sang Hwa menanyakan alasan ingin bertemu
dilapangan golf. Song Hwa mengaku bisa berkencan dengan Ma Sung setelah bermain
golf.
“Kalau
kita sepakat pacaran, aku akan meminta bertemu ditempat lain lagi.” Kata Song
Hwa. Ma Sung pikir itu Tidak masalah dan mulai memainkan stick golfnya.
Sementara
Ass Sutradara menjelaskan saat tentang audisi aktor di Hollywood yang paling
penting, bahkan sempat bertanya apakah mereka sudah punya paspor dan hanya Gi
Bbeum yang memilikinya.
“Aku akan
beri penjelasan dengan mudah. Saat aku membuat film "La La Land,"
kenapa menurut kalian aku mengaudisi Ryan Gosling? Itu bukan karena dia tampan.
Tapi, dia punya stamina bagus.” Jelas Ass Sutradara menyakinkan.
“Saat
kita bernafas... Aku ingin kalian menemukan energi alami. Kumpulan energi itu
di perut kalian. Biarkan sumber energi berkumpul secara alami di perut kalian.”
Kata Ass sutradara.
Mereka
pun mengikuti gerakan Ass Sutradara yang melompat sambil menepuk perut untuk
mulai mengeluarkan nafas, karen butuh banyak energi di perut.
Ma Sung
dan Song Hwa berjalan bersama, Song Hwa berkomentar kalau Jika TN dan Sunwoo
menjadi besan, maka keuangan dunia akan berubah dan Itu akan jadi hadiah
terbaik untuk anak-anak mereka kelak, menurutnya itu menyenangkan.
“Aku
tidak bisa menikah karena hiburan. Dan Juga, hal yang paling kubenci adalah
warisan kekayaan.” Ungkap Ma Sung
“Apa Kau
tak akan menikah denganku?” tanya Song Hwa kaget.
“Seharian
ini aku sudah mengatakannya dan akhirnya kau sadar. Tidak, aku tidak akan
menikah denganmu dan aku sudah kencan dengan seseorang.” Kata Ma Sung
“Apa
mungkin... Kudengar kau berciuman di Odd Ball. Apa kau berkencan dengan Joo Gi
Bbeum?” kata Song Hwa tak percaya
“Bagus
isu cepat menyebar di kalangan kita, kan? Jadi, hubungan kita sudah dibereskan.
Diluar kewajiban, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Bagaimana menurutmu Ki
Joon?” tanya Ma Sung
“Ki
Joon?.. Oh, dia mengganggu.” Keluh Song Hwa. Ma Sung bersyukur mendengarnya.
“Dia
lebih suka wanita yang lebih tua dibanding wanita muda. Kalau begitu Sunwoo dan
TN tidak akan terlibat melalui pernikahan. Jadi Mari hentikan permainannya
disini.” Kata Ma Sung santai.
Gi Bbeum
bersemangat melompat untuk mendapatkan energi, Ass Sutradara meminta Gi Bbeum
si gadis kuat paling belakang maju ke depan, Gi Bbeum akan berjalan ke depan,
Ass Sutradara pikir mereka seharusnya pergi piknik hari ini adji ingin
seseorang memesan hotel.
“Ah...
bagaimana kalau kau saja yang pesan, gadis mungil?” ucap Ass Sutradara. Saat
itu Gi Bbeum dan Sutradara saling
menatap dan mereka sama-sama tersadar.
Gi Bbeum
langsung menarik rambut dan jenggot Ass Sutradara, ternyata Tuan Kim yang
membuat dirinya makin dihujat oleh seluruh netizen korea. Akhirnya Tuan Kim pun
mengangkat tangan seperti tahanan dan semua wanita pun pergi dengan wajah
kesal.
“Gilbert,
asisten sutradara "La La Land" di Hollywood? Wahhh.. Benar-benar, aku
bisa gila. Apa Kau benar sutradara Kim Byung Tae yang ku kenal?” kata Gi Bbeum
marah
“Nama
Inggrisku Gilbert.” Ucap Tuan Kim membela diri, Gi Bbeum tak percaya kalau Tuan
Kim mengaudisi Ryan Gosling. Tuan Kim mengaku itu hanya keinginannya saja.
“Dan Emma
Stone? Apa dia melakukan semua ini? Itu juga bohong, kan? Kau merekam semua hal
buruk, Direktur. Bahkan Kau menyebarkannya di Internet. Apa kau tahu yang telah
aku alami?” ucap Gi Bbeum marah sambil memukul Tuan Kim.
“Hei, Gi
Bbeum... Kau semakin kuat saja sejak terakhir bertemu.” Ungkap Tuan Kim. Gi
Bbeum menyuruh Tuan Kim mengangkat tanganya karena berbuat salah.
Saat itu
tak sengaja Song Hwa dan Ma Sung melihat dari kejauhan, Gi Bbeum sedang memukul
Tuan Kim. Ma Sung datang ebrtanya apa yang dilakukanya, Gi Bbeum terlihat kaget
melihat Ma Sung di depanya.
“Aku
sungguh menyesal memintamu pesan hotel.” Ucap Tuan Kim, Gi Bbeum langsung menendang dan
menyangkalnya.
“Kami
kencan karena dijodohkan. Tapi Kalian berdua tampak seperti pasangan
berselingkuh.” Kata Song Hwa
“Hotel?
Apa yang dibicarakannya?” ucap Ma Sung marah, Gi Bbeum mengaku kalau Ma Sung salah
paham. Ma Sung bertanya salah paham darimana.
Keduanya
berjalan bersama, Ma Sung menyindir kaalu lapangan Golf itu sekolah adiknya. Gi
Bbeum menyindir kalau urusannya itu adalahkencan perjodohan. Ma Sung menegaskan
kalau itu tak beda dengan Gi Bbeum yang dilakukan tadi.
“Ini Benar-benar
berbeda. Aku datang menemui sutradara untuk mencari nafkah.” Tegas Gi Bbeum
“Kenapa
kau menemui sutradara di lapangan golf? Dan hotel?” komentar Ma Sung. Gi Bbeum
yang marah akhirnya mengumpat Ma Sung itu mesum lalu bergegas pergi. Ma Sung tak
terima dianggap Mesum.
“Siapa
yang seharusnya marah disini? Konyol sekali.” kata Ma Sung tak mengejar Gi Bbeum.
Sa Rang
sibuk mencoba lipstik, pengawai itu tahu kalau Sa Rang hanya mencobanya lagi dan tidak membelinya,
Sa rang beralasan kalau Tidak ada yang disukai waranya. Si pegawai pikir bukan
karena tidak suka, tapi mungkin saja
tidak punya uang.
“Aku
punya banyak uang.” Ucap Sa Rang yakin, saat itu Nyonya Gong masuk dengan
pelayannya.
“Selamat
datang, Nyonya. Apa kau mencari sesuatu yang khusus?” sapa pegawai.
“Apa kau
Sa Rang?” ucap Nyonya Gong, Sa Rang menatap Nyonya Gong dan langsung
memanggilnya “Ibu”
Beberapa
slice cake diatas meja, Sa Rang
menikmati ice chocolate. Nyonya Gong dengan ramah bertanya apakah ia mirip
ibunya. Sa Rang mengaku tidak bahkan mungkin saja tidak mirip dengannya. Nyonya
Gong kaget dan bertanya kenapa tadi memanggilnya ibu.
“Aku
berulang membayangkan ibuku datang dan mencariku saat aku kecil. Jadi Tanpa
kusadari aku keceplosan.” Jelas Sa Rang. Nyonya Gong kaget mendengarnya.
“Apa kau
memakai alat bantu pendengaran? Maksudku, aku keceplosan... Selain itu Aku
tidak akan menerimanya.” Ucap Sa Rang melihat tas berisi alat make up
“Ambilah,
aku memberimu itu karena kau cantik.” Kata Nyonya Gong memuji.
“Aku tahu
kalau aku cantik... Tapi, itu akan menjatuhkanku kalau aku menerimanya.
Sekarang Aku akan berhenti makan.” Ucap Sa Rang yang mempunyai harga diri.
“Kalau
begitu, apa sebaiknya aku buang saja? Aku tidak membutuhkannya, jadi kurasa akan
membuangnya.” Kata Nyonya Gong
“Jika kau
membuangnya, Aku bisa mengambilnya, kan?” ucap Sa Rang. Nyonya Gong
memperbolehkanya.
Ja Rang
baru pulang mengantar ayam, bosnya bertanya apakah Ja Rang punya saudara sukses.
Ja Rang mengelengkan kepala,Bosnya menceritakan kalau sudah terima pesanan ayam
senila satu juta won, itu atas nama Ja Rang. Ja Rang bingung dan kaget dan
seorang pria berjas duduk melambaikan tangan.
“Siapa
kau? Kau mengenalku, Pak?” tanya Ja Rang binggung. Si pria memastikan kalau
yang didepanya Ja Rang dan menyuruhnya duduk. Ja Rang ragu, tapi pria itu
menyurh agar Ja Rang tak perlu khawatir.
“Ayahku
yang sudah meninggal suka memakan ayam yang kau antar pesanannya. Aku cuma
mengingat mendiang ayahku. Aku sangat bersyukur.” Kata Si pria
“Jadi Katamu
ayahmu suka ayam yang kuantar pesanannya?” ucap Ja Rang. Si pria membenarkan.
“Lalu Kapan
beliau wafat?” tanya Ja Rang. Si pria menjawab Tahun lalu.
“Aku baru
bekerja disini tiga bulan.” Ucap Ja Rang. Si pria ketahuan berbohong, lalu
mengaku kalau ayahnya meninggal bulan lalu.
Tuan Joo
sedang melipat baju yang sudah kering, terdengar suara bertanya apa ada orang
dirumah, lalu bayangan hitam masuk dari arah pintu. Tuan Joo melonggo melihat
yang datang CEO Gong dari Sunwoo Group.
“Apa yang
membuat CEO Sunwoo Group datang kerumahku?” tanya Tuan Joo binggung
“Apa kau
bertanya karena sungguh tidak tahu Atau karena kau terbiasa hidup miskin sehingga
tidak punya kesadaran?” komentar Nyonya Gong sinis.
“Aku tak
pernah membayangkan akan seburuk ini. Seorang manusia menghirup nafas dan
tinggal ditempat seperti ini... Wah. Sungguh luar biasa dan mencengangkan. Aku
bisa melihat apa yang diinginkan Joo Gi Bbeum.” Ungkap Nyonya Gong angkuh.
“Apa yang
sudah dilakukan Gi Bbeum?” tanya Tuan Joo binggung
“Putrimu
tidak tahu tempatnya. Kudengar dia menghabiskan waktu bersama Ma Sung. Aku
yakin itu sudah jelas dia Cuma mengincar harta.” Kata Nyonya Gong lalu
merasakan bau yang aneh.
"Kemiskinan
tidak membuat seseorang menangis. Kemiskinan berarti dibandingkan dengar mereka
yang tidak miskin, Hartamu cuma segenggam lebih sedikit dari mereka. Setengah
dari ruang hati selalu kosong. Karena tempat itu disimpan untuk di isi dengan
cinta." Kata Tuan Joo, saat Nyonya Gong akan menyela, Tuan Joo terus
berbicara.
"Mereka
yang mencintai tidak takut pada kemiskinan." Ucap Tuan Joo. Nyonya Gong
berkomentar kalau Kemiskinan menyebar diseluruh penjuru rumah ini.
"Menjadi
miskin" puisi oleh Ahn Do Hyun.” Kata Tuan Joo, Nyonya Gong tak percaya
kalau tadi yang dikatakan Tuan Joo adalah puisi
“Kau
wanita bodoh yang tidak tahu satu bait puisi.” Ejek Tuan Joo. Nyonya Gong tak
terima dianggap Wanita bodoh
“Ya...
Kau tidak tahu apa itu cinta... Kau tidak tahu betapa indahnya cinta itu. Kau
orang buruk yang merenggut hati anak-anak.” Komentar Tuan Joo . Nyonya Goo
mencoba menahan amarah
“Ya, keluar dari aroma rumah ini. Jadi... Keluar
sekarang juga.” Ucap Tuan Joo melempar kaos kaki. Nyonya Gong menjerit dan akan pergi pergi
menghindar tapi kembali lagi masuk.
“Kau
punya putri termuda yang cuma tertarik pada riasan. Lalu Putra menyedihkan yang
tak akan punya pekerjaan layak seumur hidupnya. Ditambah Hutang sejumlah jutaan
won. Jadi Jangan harap bisa menikah. Dan Seorang putri yang akan menderita
karena hutang dan menua. Kau tak punya satupun anak yang normal.” Sindir Nyonya
Gong. Tuan Joo menahan amarah.
“Yang
Lebih buruknya lagi, Seorang ayah yang bahkan tak punya rumah. Dia seorang
pengangguran tukang mabukyang dulunya mantan preman jalanan. Betapa buruknya
kau sampai harus beri kemiskinan pada anak-anakmu?” kata Nyonya Gong melempar
kartu bank
“Disana
ada cukup uang yang bisa kau gunakan selama sisa hidupmu. PIN-nya adalah ulang
tahun putrimu. Gunakan uang itu demi anak-anakmu selama sekali hidupmu.” Ucap Nyonya
Gong dengan mata merendahkan.
Tuan Joo
menahan amarahnya, Nyonya Gong mengejek Puisi tentang Cinta, lalu bertanya
apakah Tuan Joo pernah lihat anak-anaknya tertawa belakangan ini, menurutnya
dengan memakai uang dan tertawa dan itu yang seharusnya didapatkan anak-anak
lalu keluar dari rumah. Tuan Joo hanya bisa terdiam.
Ja Rang
membuka kotak ayam diatas meja, Sa Rang sibuk melihat banyak alat make up heran
dengan banyak ayam diatas meja. Ja Rang menceritakan pelanggan aneh datang hari
ini, lalu punya alasan gila. Ia tak peduli lagi meminta agar mereka makan
sebelum kakaknya datang.
“Lagipula
kebanyakan. Seperti apa rasanya?” komentar Sa Rang. Ja Rang pun menanya balik
kenapa banyak sekali make up yang dimiliki adiknya.
“Ini?
Wanita paruh baya kaya membuangnya.” Cerita Sa Rang. Ja Rang tak percaya kalau
wanita itu membuang riasan
“Joo Sa
Rang, apa yang akan kau lakukan kalau sampai ketahuan Noona?” kata Ja Rang
panik.
Saat itu
Gi Bbeum masuk rumah bartanya Apa yang tidak boleh diketahuinya. Ja Rang
mencoba menyembunyikan ayam tapi kakaknya sudah datang. Gi Bbeum melihat alat
make up dan juga ayam diatas meja, Sa Rang hanya terdiam.
“Aku
bertanya padamu... Apa ini, Joo Sa Rang?” tanya Gi Bbeum
“Aku
memungutnya karena seseorang membuangnya. Aku tidak menerimanya.” Cerita Sa
Rang
“Siapa
yang membuang semua ini? Apa kau gelandangan? Kenapa kau pungut? Apa seseorang
memberikannya padamu? Siapa yang kasih? Ayo Kembalikan.” Kata Gi Bbeum panik
“Kenapa aku
tak boleh terima? Nyonya itu sudah berikan padaku.” Ucap Sa Rang. Ja Rang kaget
kalau itu Nyonya yang memberikan.
“Siapa
nyonya itu yang berikan ini semua padamu?” tanya Gi Bbeum. Ja Rang pun ingin
tahu.
“Ibu akan
melakukannya... Ibu teman-temanku membelikan barang semacam ini saat SMP. Kenapa
cuma aku saja yang tak punya ibu? Orang yang tak pernah melihat wajah ibu hanya
aku. Aku orang yang tak pernah punya kesempatan memanggil "ibu".
Wah... Entahlah, hidupku hancur. Enyah!” ucap Sa Rang kesal dan memilih untuk
pergi masuk kamar.
“Hei...
Apa kau bekerja paruh waktu dibanding belajar?” keluh Gi Bbeum
“Kurasa
aku bisa mencari uang dan belajar juga.” Kata Ja Rang. Gi Bbeum tak percaya
pada dua adiknya yang membangkang.
“Kau
meminta dipukul... Sudah kubilang belajar, bukan bekerja.” Keluh Gi Bbeum.
“Kau lebih
baik cari ayah, kurasa seseorang datang kerumah hari ini.” Kata Ja Rang. Gi
Bbeum binggung siapa yang datang.
Tuan Joo
seperti sedikit mabuk pergi ke atm lalu ingin mengambil uang dengan nominal
yang ingin ditarik, dan menekan 10 juta won. Wajahnya seperti tak percaya kalau
isinya mungkin lebih.
Gi Bbeum
berlari melihat ayahnya duduk didepan toko sambil minum-minum, lalu mengajak
makan untuk pulang. Tuan Joo mengaku kalau Ada banyak hal yang ingin dilakukan
untuk anak-anaknya. Gi Bbeum binggung ayahnya berbicara yang berbeda.
“Aku ingin
membayar hutang putriku dan menghentikan Ja Rang dari bekerja. Aku ingin
membelikan Sa Rang pakaian baru. Aku ingin membelikannya sepatu baru juga.” Kata
Tuan Joo sedih. Gi Bbeum ikut sedih mendengarnya.
“Aku tidak ingin menjadi pria pemabuk yang
suka puisi. Jika aku menutup mata sekali saja, aku bisa melakukan semua itu
pada kalian.” Ungkap Tuan Joo
“Ngomong-ngomong,
Apa bibi Gong Ma Sung datang kerumah hari ini? Kau tidak menerima apapun
darinya, kan?” kata Gi Bbeum.
Tuan Joo
mengeluarkan kartu dari saku bajunya. Gi Bbeum mengeluh karena ayahnya malah menerimanya.
Tuan Joo mengatakan Itu uang yang bisa dipakai untuk seluruh hidup anaknya dan
uang yang bisa membuatnya tertawa.
“Jika kau
menerima ini...” kata Tuan Joo mengeluarkan tas. Gi Bbeum panik apa itu isinya.
“Bukan
apa-apa... itu Punyaku.” Kata Tuan Joo, Gi Bbeum menarik ingin melihatnya dan
kaget ternyata isinya adalah sepatu yang dilepaskan oleh ayahnya.
“Segala
hal yang disebut cinta... Demi cinta Gi Bbeum... Demi untuk cinta sialan!”
jerit Tuan Joo.
Gi Bbeum
pulang ke rumah membasuh kaki ayahnya yang kotor. Tuan Joo pun sudah tertidur
lelap setelah mabuk.
Ma Sung
mencoba menelp tapi tak diangkat, Sek Yang pikir kalau Ma Sung berantem dengan
Joo Gi Bbeum lagi. Ma Sung menyangkal dan mencoba terus menelp. Sementara Gi
Bbeum sibuk memasukan semua make up ke
dalam tas. Sa Rang melarang agar tak memasukanya.
“Kau
dimana?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum menjawab dirumah dengan tangan sibuk memasukan
alat make up.
“Apa Kau
masih marah?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum dengan nada ketus mengaku tidak. Tapi Ma
Sung tahu kalau Gi Bbeum masih marah.
“Berikan
riasanku. Nyonya kaya itu tidak memakainya. Dia membuangnya. Ada apa denganmu? Kenapa
kau merampas milikku? Dasar Sungguh, Gonggalppang terburuk!” teriak Sa Rang
kesal
Ma Sung
binggung namanya yang dipanggil, bertanya kenapa jadi yang terburuk. Gi Bbeum
kembali bicara ditelp kalau harus ke suatu tempat, nanti dihubungi lagi lalu telp
ditutup.
Ma Sung
binggung apa maksud Sa Rang Merampas, lalu Nyonya kaya. Sek Yang pikir kalau
mungkin bibi Ma Sung itu pergi menemui
Joo Gi Bbeum. Menurutnya Nyonya Gong itu bisa melakukan apapun mungkin lebih.
“Pergilah
ke kantor dan cari tahu. Lalu Turunkan aku disini, aku akan menyebrang jalan
dan cari taksi.” Kata Ma Sung dengan wajah terlihat tegang.
Seorang
pria masuk ke dalam mobil bertanya Ada
apa mendadak meminta bertemu ditempat parkiran. CEO Kim membahas Mengenai kasus tiga tahun lalu dan bertanya apa
penyelidikan ulang mungkin dilakukan. Si pria bertanya apakah maksudnya. Kasus
Min Hyung Joon
“Kenapa
kau ingin dilakukan penyelidikan ulang?” tanya si pria
“Joo Gi
Bbeum harus dihukum.. Joo Gi Bbeum, kuharap kau bertemu haters.” Ucap CEO Kim
mengebu-gebu.
“Jaksa
telah membersihkan nama Joo Gi Bbeum dari kecurigaan tiga tahun lalu. Jadi,
mereka memutuskan untuk tidak menuntut. Dia divonis tidak bersalah. Ini Sungguh
mustahil membuka ulang kasusnya dan menghukumnya.Tapi, jika melakukan itu kita
butuh bukti.” Jelas si pria.
“Aku bisa
membuat buktinya.” Ungkap Tuan Kim yakin, temanya meminta agar Tuan Kim Jangan ceroboh.
“Apa yang
akan kau lakukan kalau saksi baru muncul?” ucap Si pria khawatir.
“Ada
saksi.” Kata Tuan Kim. Si pria ingin tahu siapa yang orang itu.
Ma Sung turun
dari mobil, Sek Yang meminta agar menghubunginya kalau terjadi sesuatu. Akhirnya
Ma Sung menyeberang jalan, tapi tiba-tiba kepalanya kembali merasakan sakit,
beberapa orang.
Sementara
di dalam mobil, Si pria ingin tahu Apa saksi itu melihat wajahnya. Tuan Kim
yakin kalau Ma Sung melihatnya bahkan Mata mereka berpapasan Tapi, pria itu
tidak akan pernah mengingatnya.
Saat itu
Ma Sung kembali mengingat kembali yang terjadi dimalam hari, saat mengikuti
seseoang dan melihat itu yakin adalah wajah Kim Bum Soo.
Bersambung
ke episode 11
Review Terius Behind Me Episode
1-2
Review Terius Behind Me Episode
3-4
Review The Third Charm Episode
1
Review The Third Charm Episode
2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Ya ampun tn kim ini masih jahat aja...
BalasHapusKakak tau gak backsong di ep 6 waktu masung buka pintu masuk taman tuh punya siapa yc??? Ada yg tau??
BalasHapussi kim ini bikin gregetaaan...
BalasHapuskapan episode 11 nya min..kira2..penasaran..mau tau supaya semangat nunggunya
BalasHapusSeruuuu......semangattt ya💪💪💪
BalasHapusKatanya episode 11 kamiis..ini dah sabtu kok blm ada
BalasHapus