PS : All images credit and content copyright : MBN
Ki Joon
menonton berita "Hasil Investigasi Ulang Kasus Min Hyung–jun" lalu
mengaku kalau sangat takut lalu mengeluh Ke mana saja saksi itu selama tiga
tahun ini sambil mengumpat kalau dia itu pengecut karena seharusnya melakukan
sesuatu.
“Dia
adalah sepupumu sendiri.” Ucap Ma Sung. Ki Joon makin kaget ternyata saksinya
adalah Ma Sung.
“Kenapa
kau baru bersaksi, Dasar Pengecut... Kau sudah banyak menyusahkan Gi–bbeum...
Ahh.. Benar, kau sakit.” Ucap Ki Joon mencoba tenang.
“Bagaimana
kau bisa ingat secara tiba–tiba? Memorimu seharusnya tetap hilang... Kau
menakutiku. Apa ini hanya sementara yang terjadi sebelum kau tewas?” ucap Ki
Joon panik.
“Bukan
seperti itu... Jangan bicara sembarangan...” komentar Ma Sung lalu melihat
ponselnya, tapi matanya kembali kabur.
Ki Joon
melihatnya ada apa., Ma Sung mengelak kalau bukan apa-apa lalu memilih untuk
masuk ke ruang kerjanya dan mencoba agar bisa menyembunyikan rasa sakitnya. Ki
Joon berteriak ada apa dengan Ma Sung, lalu melihat ponsel milik sepupunya.
Ia melihat
pesan Gi Bbeum “Terima kasih untuk semuanya, Mau berkencan nanti malam?” lalu
mengeluh karena sudah merelakan semua ini, padahal seharusnya tak melakukan ini
lalu mengetik sesuatu.
Jae Min
menelp kalau Terjadi peristiwa besar jadi meminta datanglah ke kantor sekarang.
Ki Jon mengeluh kalau sedang sibuk lalu berteriak memanggil Ma Sung apa yang
sedang dilakukan dan akan masuk ke dalam ruangan, tapi Jae Min kembali menelp.
“Kenapa
kau terus meneleponku?” keluh Ki Joon akhirnya berteriak pamit pergi tanpa
melihat Ma Sung yang sedang kesakitan.
Gi Bbeum
sedang mengambar terlihat kesal sendiia lalu membaca pesan yang dibalas Ma Sung
“Tidak, terima kasih untuk kencannya.” Ia tak habis pikir kalau Ma Sung tega
berkata begitu padahal sangat ingin bersamanya pada hari seperti ini.
Ma Sung
duduk di depan laptopnya dan membaca email dari Mr Kent, wajahnya tersenyum
bahagia lalu menelp Gi Bbeum bertanya apa yang sedang dilakukanya. Gi Bbeum
mengaku Hanya sedang hidup dan bernapas.
“Kenapa
aku tak mengalami kemajuan apa pun? Pensil ini tak menghasilkan yang kuinginkan
hari ini.” Ucap Gi Bbeum kesal
“Sepertinya
kau sedang bicara tentang aku.” Komentar Ma Sung merasakan hal yang aneh.
“Tidak. Aku
tak bisa menggambar dengan benar hari ini. Itu saja.” Ucap Gi Bbeum dengan nada
menyindir.
“Ada apa?
Apa Kau tak ingin bicara denganku?” tanya Ma Sung. Gi Bebum pikir Ma Sung yang
tak ingin bicara dengannya. Ma Sung binggung apa itu. “Kau tak mau pergi kencan
denganku.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung merasa tak mengatakan hal itu.
Ia
lalu mengecek ponselnya dan melihat
pesan balasan, lalu mengeluh kalau itu
kerjaaan Ki Joon. Ma Sung memberitahu kalau bukan ia yang mengirimkan pesan dan
mengajak Gi Bbeum untuk pergi kencan sekarang jadi berhak meminta apapun pada
pacarnya.
“Kuberi
kau waktu satu jam... Jadi Datanglah ke sini.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum mulai
panik lalu memberikan bedak pada wajahnya.
Tuan Jang
duduk dengan gaya cantik menutup kedua kakinya, seperti berusaha bersikap jaim.
Didepanya sudah ada Ha Im menunggu lalu mengeluh sangat lelah sekali. CEO Jang
panik karena Ha Im merasa lelah. Lalu
bertanya keberadan Ki Joon pada Jae Min. Jae Min menunjuk kalau Ki Joon sudah
datang.
Ki Joon
mengeluh dengan mereka yang meminta datang, lalu melihat “Bulu Palsu.” Ada di
kantor agencynya. Tuan Jang panik mendengar Ki Joon yang memanggil Ha Im tak
sopan. Ha Im mengeluh Ki Joon yang
terlamba karena datang untuk tanda tangan.
“Jadi
Kontrak itu? Kenapa meributkan sesuatu yang tak begitu penting? Kalian Tanyakan
saja apa pun kepada Bulu Palsuku.” Ucap Ki Joon duduk sambil memeluk Ha Im
dengan santai.
“Kau
bilang "Bulu Palsuku"? kata CEO Jang kaget lalu memastikan lebih dulu
kalau Ha Im benar–benar bersedia bekerja
“Itu..
Dengan persyaratan yang tepat... Aku diberi tahu akan beruntung pada akhir
tahun ini.” Ucap Ha Im yakin
“Kau bisa
Baca ini dengan saksama dan katakan persyaratan apa yang kau inginkan.” Kata
CEO Jang menyerahkan surat kontraknya.
“Kau tak
boleh mengontrak aktris lainnya. Layani aku seakan aku adalah satu–satunya
bintangmu.” Ucap Ha Im.
“Apa
maksudmu? Kami mengontrak Gi–bbeum–ku selamanya.” Kata Ki Joon menarik surat
kontrak.
“Kau
bilang "Gi–bbeum–ku"? Lalu Aku ingin bayaran tertinggi yang didapat
aktris mana pun... Itu yang kuinginkan.” Ucap Ha Im mengambil kembali surat
kontrak.
“Kami tak
bisa melakukan itu, karena tak punya uang.” Kata Ki Joon. Ha Im pikir kalau
bisa bernegosiasi. CEO Jang binggung melihat Ha Im seperti bisa dikendalikan
oleh Ki Joon. Jae Min berbisik seperti memberitahu kalau mereka berdua terjebak
dalam gudang wine dan tidur bersama.
CEO Jang
mengikuti Ha Im ingin tahu kapan akan menandatangani kontrak itu. Ha Im pikir Sekarang
juga atau nanti semua itu tergantung, lalu memberikan tas pada pacarnya. Ki
Joon pikir tas itu bukan gayanya. Ha Im merengek kalau meminta Ki Joon
membawakanya.
“Kami
takkan mengontrakmu jika kau terus menggangguku.” Tegas Ki Joon, CEO Jang pun
mencoba membantu agar bisa membawakanya.
Saat itu
CEO Kim datang melihat Ha Im sedang berkumpul dengan CEO Jang dkk bertanya apa
yang mereka lakukan. Ha Im pikir CEO Kim tak melihat kalau mereka sedang rapat.
CEO Kim mengaku sudah melihat dan menyindir Ha im yang bertemu dengan rombongan
payah itu.
“Hei,
Brengsek... Apa kau sudah meminta maaf kepada Gi–bbeum, dasar lintah?..
Kariermu sudah berakhir. “ ucap CEO Jang marah
“Apa Kau
pikir semua orang yang mendapat surat perintah akan ditahan?” ejek CEO Kim
mengejek CEO Jang itu bodoh.
“Kau
bilang akuBodoh? Aku punya gelar Ph.D. dalam bidang Fisika. Apa Kau tahu tentang
struktur molekuler?” kata CEO Jang marah
“Jangan
pedulikan dia. Aku ingin bicara dengan Tn. Kim.” ucap Ha Im. Jae Min mencoba menarik CEO Jang agar
masuk. Ki Joon akan meninggalkan Ha Im terlihat khawatir.
Ha Im
menegaskan kalau Perusahaan akan bangkrut karena CEO KIM jadi akan menuntut
untuk kompensasi lalu Setelah keluar dari penjara, CEO Kim harus mencoba untuk
memulai hidup baru dan membayarnya kembali.
“Menurutmu,
apa yang akan kukatakan kepada jaksa penuntut?” ucap CEO Kim marah menarik
tangan Ha Im. Ha Im berteriak agar CEO Kim melepaskanya.
“Apa Kau
mau aku ubah menjadi seperti Gi–bbeum? Itu lebih mudah dari dugaanmu.” Ucap CEO
Kim.
“Lepaskan
dia... Apa Kau juga ingin dituntut untuk pemerasan?” tegas Ki Joon menarik
tangan Ha Im untuk pergi.
“Surat
perintah penahananku masih belum keluar. Jadi Bayarlah untuk pelanggaran
kontraknya.” Ucap CEO Kim mengancam.
“Kau
menghancurkan hidup seorang wanita tak bersalah. Jadi Beraninya kau meminta hal
seperti itu? Kau lebih baik Bertobatlah.” Balas Ki Joon lalu mengandeng tangan
Ha Im untuk pergi.
“Dan Satu
hal lagi.. Jangan bicara seperti itu lagi kepada pacarku. Aku pemegang sabuk
kuning dalam taekwondo.” Tegas Ki Joon kembali sebelum benar-benar pergi. CEO
Kim hanya diam saja.
Ma Sung
berada dirumah, tiba-tiba gejala sakitnya kembali datang tapi berusaha agar
tetap tenang melihat Gi Bbeum yang datang sambil mengeluh kalau datangnya lama
sekali. Gi Bbeum pikir masih ada wakt lima menit lagi sebelum 1 jam.
“Tunggu
sebentar. Wajahmu...” ucap Ma Sung
menatap wajah pacarnya. Gi Bbeum menyangkal kalau tak memakai rias wajah.
“Apa? Aku
tampak aneh?” kata Gi Bbeum akhirnya mengakuinya, Ma Sung memujinya kalau Gi
Bbeum itu tampak cantik.
“Ayo
makan... Aku belanja bahan makanan.” Ucap Gi Bbeum bersemangat.. Ma Sung
menaruh barang diatas meja karena ingin menunjukkan sesuatu pada pacarnya.
Gi Bbeum
duduk diatas meja kerja, Ma Sung memberitahu kalau Tuan Kent yang sebelumnya
dikenalkan pada Gi Bbeum mengirimkan email, karena Gi Bbeum telah dibebaskan
dari semua dakwaan, jadi ingin membahas kesepakatan.
“Dia
mengirim detail kontraknya. Apa Kau akan menolaknya lagi?” ucap Ma Sung.
Gi Bbeum
seperti tak percaya mendengarnya. Ma Sung membenarkan lalu keduanya saling
menatap. Gi Bbeum mencoba mengalihkan pandangan pada layar komputer.
“Hei,
folder apa ini?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung mengaku bukan apa-apa
“Bohong...
Apa ini kumpulan videoku yang eksentrik dan kacau?” ucap Gi Bbeum ingin
melihatnya.
“Kau
memang penuh imajinasi... Aku bukan orang seperti itu.” Ucap Ma Sung
“Ini Jelas,
kau seperti itu.... Kau pasti tahu aku punya trauma video.” Keluh Gi Bbeum. Ma
Sung melarang Gi Bbeum untuk tak membuka foldernya lalu mengambil laptopnya.
“Kenapa
aku tak boleh lihat? Berikan aku laptop itu... Kembalikan itu... Aku ingin
lihat. “ ucap Gi Bbeum mencoba agar meraih laptop diatas kepala Ma Sung yang
tinggi.
“Akan
kupikirkan jika kau memelukku dengan erat.” Ucap Ma Sung mengoda. Gi Bbeum
menolak.
“Apa Tak
mau? Baiklah, kalau begitu.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum akhirnya memeluk Ma Sung
memohon agar bisa melihat video pada laptop.
Ma Sung mengaku menyerah menerima pelukan Gi Bbeum memberikan laptopnya.
Gi Bbeum
berlari membawa laptop ke ruang tengah ingin tahu apakah ada sesuatu yang aneh,
dan kaget ternyata itu video klipnya saat menyanyi tiga tahun yang lalu. Ma Sung mengaku kalau sengaja menontonnya saat
merasa amat sedih.
“Apa ini
membuatmu merasa lebih baik?” tanya Gi Bbeum sedikit bahagia.
“Tidak,
aku sangat tak suka dengan aktornya.” Keluh Ma Sung. Gi Bbeum pikir tak ada
yang salah menurutnya si pria yang amat terkenal.
“Bahkan Pria
itu cukup seksi.” Kata Gi Bbeum sengaja mengoda pacanya. Ma Sung makin marah.
“Aku
sempat gugup saat rekaman.. Saat aktor benar–benar mendalami peran, mereka
merasa seakan benar–benar sedang jatuh cinta.Aku yakin dahulu dia menyukaiku.”
Kata Gi Bbeum.
“Kau
Lupakan saja kontrak model perhiasan itu.” Ucap Ma Sung kesal. Gi Bbeum heran
kenapa seperti itu.
“Menurutmu
kenapa? Jika kau terkenal lagi, maka kau akan berakting dan harus berakting
dengan seorang pria. Aku melakukan ini untuk siapa?” kata Ma Sung kesal
“Kau amat
dangkal, Ma Sung” ejek Gi Bbeum. Ma Sung pikir Gi Bbeum itu baru mengetahuinya.
“Aku
diberi peran karena aku cantik. Jadi Aku akan membayarmu komisi. Kau mau
berapa?” kata Gi Bbeum
“Hitung
dengan benar. Aku ingin dibayar penuh.” Tegas Ma Sung. Gi Bbeum memberikan
kecupan dibibi Ma Sung menganggap kalau itu impas sekarang.
“Apa Menurutmu,
itu impas?” kata Ma Sung masih terlihat kesal.Gi Bbuem tak percaya kalau Ma
Sung ternyata benar–benar ingin dibayar.
“Itu
kejam sekali... Baiklah. Katakan berapa... Akan kubayar permintaanmu. Berapa?”
kata Gi Bbeum.
“Bisakah
kau memberiku hatimu? Apa permintaanku terlalu berlebihan?” ucap Ma Sung mulai
mengoda. Gi Bbeum mengaku tidak Sama
sekali lalu mereka mulai berciuman.
“Mulai
sekarang, semua ciumanmu adalah denganku.” Tegas Ki Joon setelah mencium Gi
Bbeum.
Lalu
tiba-tiba lampu dirumah Ma Sung mati, Gi Bbeum pikir kalau itu Pemadaman
listrik. Ma Sung meminta agar Gi Bbeum diam dan jangan bergerak hingga
listriknya kembali menyala. Gi Bbeum pikir kenapa harus diam saja lalu mencari
ponselnya dan menyalakan senter.
Ma Sung
panik menepis lampu senter dan dadanya mulai terasa sesak, Gi Bbeum panik
melihat Ma Sung merasakan sakit dibagian dadanya, lalu melihat Listriknya
kembali menyala. Ma Sung menutupi kalau merasa baik–baik saja.
Keduanya
duduk di ruang makan, Ma Sung bercerita setelah hari pertama sekolah,
keluarganya mengalami kecelakaan mobil setelah melakukan pemotretan ini. Dan ia
mengalami Shock dari kecelakaan itu dan membuattrauma pada cahaya yang terang.
“Aku amat
sensitif pada cahaya, Lampu depan mobil membuatku amat ketakutan. Pada hari
pemakaman orang tuaku, bibiku berkata kepadaku bahwa kematian orang tuaku
adalah kesalahanku, itu Karena aku dikutuk.”cerita Ma Sung denga memegang foto
keluarganya.
“Aku
masih kecil dan dengan shock itu, hanya memperburuk kondisiku. Tapi kini aku
baik–baik saja. Serta aku akan lebih baik berkat seseorang.” Ungap Ma Sung
“Jadi Itu
sebabnya kau pingsan saat acara Brain Q Show itu. Kenapa kau ikut jika itu
menyiksamu? Itu bodoh.” Keluh Gi Bbeum
“Karena
aku menyukaimu.” Ungkap Ma Sung. Gi Bbeum kesal karena Ma Sung dianggap sedang
bercanda.
“Aku tak
bercanda... Aku menyukaimu. Aku ingin melindungimu. Jadi Untuk ini, kau harus
mengabulkan Keinginanku, karena Rasa sakit itu amat intens.” Ungkap Ma Sung
“Katakan
saja dan akan kukabulkan.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung meminta agar Gi Bbeum
meyyanyikan sebuah lagu.
“Bernyanyi?
Aku belum siap untuk itu.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung mengerti memikirkan untuk
meminta yang lainya.
“Bermalamlah
di sini.” Ucap Ma Sung yang nakal. Gi Bbeum pikir Ma Sung sudah gila.
“Kau
bilang akan mengabulkan semuanya, tapi kau tak mau melakukan apa pun.” Keluh Ma
Sung. Gi Bbeum menyuruh Ma Sung tidur dan bergegas pamit pergi. Ma Sung tak
percaya kalau Gi Bbeum benar-bena pulang.
Gi Bbeum
pulang dengan wajah binggung karena rumah gelap lalu memanggil dua adiknya,
saat itu terdengar suara teriakan dan semua berkumpul memberikan selamat pada
Gi Bbeum seperti melakukan perayaan. Mereka mmberikan selamat pada Gi Bbeum
karena telah keluar dari masalah, termasuk juga Nan Joo.
“Kau
telah membersihkan namamu dan membuktikan bahwa kau tak bersalah. Selamat karena
telah keluar dari masalah.” Ucap Ja Rang. Gi Bbeum terharu mendengarnya.
“Kau tak
lagi dibenci. Selamat.” Kata Sa Rang lalu meminta ayahnya agar membacakan Puisi
perayaan.
“Awan
lembut menggantikan Kilat di angkasa, Hidup yang dahulu penuh kesedihan, Kini
penuh kebahagiaan” ucap Tuan Joo
“Terima
kasih, semuanya... Ayah, Ja–rang,.. Sa–rang, dan Ran–ju. Kalian telah melalui
banyak hal karenaku. Aku akan memperbaikinya. Terima kasih, maafkan aku, dan
aku menyayangi kalian.” Ucap Gi Bbeum, merkea pun meminta agar Gi Bbeum mulai
meniup lilinya.
“Baiklah.
Aku akan membuat permohonan dulu.” Kata Gi Bbeum lalu meminta mereka tiup lilin
bersama.
Gi Bbeum
duduk di depan toko klontong memikirkan tentang Ma Sung yang tak bisa melihat cahaya
yang terang. Ayahnya datang bertanya kenapa anaknya ada diluar dan belum tidur.
Gi Bbeum menutupinya mengaku tak ada apa-apa.
“Apa ada
yang mengganggu pikiranmu?” tanya Tuan Joo. Gi Bbeum mengaku tak ada karena
suara hatinya sangat indah hari ini.
“Ayah...
Kau tahu bahwa Ma–seong hingga kini, sebenarnya dia selalu melindungiku dengan
semua kekuatannya. Aku amat bodoh dan tak tahu hingga tak memperhatikannya.” Ungkap
Gi Bbeum
“ Semua
tentangnya, penampilannya juga, dia sepertiku.” Kata Tuan Joo. Gi Bbeum
binggung kalau Ma Sung seperti ayahnya.
“Dia
Menderita dengan semuanya... Demi cinta. Itu dia.” Jelas Tuan Joo.
“Demi
aku? Memangnya Apa aku ini?” ucap Gi Bbeum seperti selama ini tak ada yang mau
melindunginya.
“Kau
adalah dirimu... Karena kau adalah Gi–bbeum. Itu sebabnya dia tak bisa berpikir
dengan jernih. Cinta pria itu amat besar hingga membutakan rasa sakit yang
seharusnya kurasakan saat ini.” Kata Tuan Joo
“Tapi
kurasa aku tak meringankan rasa sakitnya. Itu membuatku merasa amat buruk. Itu
takkan pernah terjadi. Tapi untuk berjaga–jaga, aku takut kami akan berpisah. Itu
sedikit membuatku takut.”akui Tuan Jooo
“Gi–bbeum.
Cinta itu seperti angin. Bahkan jika tak terlihat, tapi kau merasakannya. Dia
akan mengetahuinya. Jangan khawatirkan apa pun yang tak terjadi. Jika kau tak
bisa melindungi yang berharga, maka ada cara lain.” Kata Tuan Joo
“Apa cara
lainnya?”tanya Gi Bbeum.Tuan Joo meminta
Ma Sung datang ke rumah.
“Dia
menyelamatkan putriku. Aku harus menjamunya dengan hidangan spesial.” Ucap Tuan
Joo sambil memeluk Gi Bbeum.
"Star
Entertainment"
Jae Min
datang dengan membawa berkas, Ki Joon bertanya apakah itu semua yang diminta.
Jae Min menganguk tapi wajahnya khawatir seperti tak yakin kalau Ki Joon akan
melakukanya. Ki Joon yakin karena kaan
menuntut yang menjadi miliknya lalu pergi keluar gedung.
Ha Im
baru saja selesai take dan melihat ponselnya, lalu membaca pesan dari Ki Joon
"Bulu Palsu, tunggulah. Aku mencintaimu." . Wajahnya pun sumringah
bertanya apa yang direncanakan oleh pangerannya. Min Chul sudah ada dibelakang
Ha Im bertanya siapa Pangerannya Ha Im.
“Kau membuatku
terkejut... Jangan ikut campur.” Ucap Ha Im.
“Ha–im, aku
sudah tahu sejak Oddball.” Kata Min Chul. Ha Im yakin kalau Min Chul tak tahu
“Apa Kau
sudah membuat keputusan?” tanya Ha Im sinis tapi berhati mulia.
“Siapa
yang akan mengurusmu jika bukan aku? Aku akan ikut denganmu.” Ucap Min Chul. Ha
Im pun tersenyum bahagia.
Nyonya
Gong duduk di dalam ruangan denga wajah sinisnya, melihat anaknya yang datang
ingin tahu apa yang diinginkanya. Ki Joon mengaku marah karena ibunya tak memberitahu
kalau Ma Sung sakit. Nyonya Gong pikir tak penting.
“Ya...
Itu Lebih penting dari hal lain di dunia. Dia adalah ayahku, temanku, dan
hatiku. Jika dia sakit, aku juga sakit. Jika dia mati...” ucap Ki Joon yang
langsung disela oleh ibunya.
“Apa Kau
juga akan mati?” sindir Nyonya Gong. Ki Joon membenarkan.
“Kenapa
kau juga tak bilang tentang kecelakaannya? Kenapa kau merahasiakan ini padahal
kita adalah keluarga?” ucap Ki Joon marah
“Siapa
yang keluarga?” ucap Nyonya Gong Sinis tak ingin menganggap Ma Sung bagian dari
keluarganya.
“Ma–seong
adalah keluarga. Dia bukan orang asing. Dia adalah ahli warismu.” Ucap Ki Joon.
“Jika
Ma–seong adalah ahli warisku, lalu apa dirimu?” ejek Nyonya Gong. Ki Joon
dengan bangga kalau dirinya Seorang bintang Hallyu.
“Apa Kau
tak lihat bahwa semua ini adalah untukmu? Jadi Dengarkan baik–baik... Kau
adalah...” ucap Nyonya Gong lalu menahan ibunya sebelum bicara.
“Kau urus
ini dulu untukku.” Kata Ki Joon memberikan berkas yang dibawanya. Nyonya Gong
binggung isinya Permohonan pembagian properti dan merasa anaknya sudah gila.
“Aku malu
dan dipermalukan. Jadi Aku tak bisa hidup seperti ini lagi. Aku urutan kedua untuk
mengambil alih Sunwoo Group. Jadi Berikan aku bagianku. Apa Mungkin sekitar 1
triliun won?” kata Ki Joon dengan sikap sombong tak ingin diatur lagi oleh
ibunya.
“Aku juga
ingin kau memberiku kompensasi karena harus hidup sebagai putramu. Jadi Barulah
aku akan bicara denganmu. Selain itu aku mengencani seseorang. Kalau kau
membayar aku maka akan kukenalkan dia
kepadamu.” Ucap Ki Joon lalu keluar ruangan. Nyonya Gong hanya bisa teriak
marah pada tingkah anaknya.
Gi Bbeum
dan Nan Joo membaca berita "Bekas Agen Min akan Ditangkap atas Dakwaan
Narkoba" Nan Joo yakin aklau Surat
perintah penangkapan Tuan Kim akan segera dikirimkan jadi Semua sudah berakhir
untuk Gi Bbeum tentang tuduhan sebagai pembunuh.
“Kau mau
ke mana?” tanya Nan Joo melihat Gi Bbeum malah mengambil tasnya.
“Aku
harus menemuinya sekali lagi sebelum semuanya berakhir. Aku harus keluar.” Kata
Gi Bbeum
Anak buah
Tuan Kim memberitahu kalau Surat perintah penangkapa akan segera dikirim. Tuan
Kim mengeluh kalau itu datang ingin menghiburnya. Anak buahnya mengaku merasa
tak yakin apakah ini akan membantu, tapi punya informasi lain tentang Gong Ma
Sung.
“Apa? Apa
dia punya penyakit serius lainnya?” tanya CEO Kim penasaran.
“Kutukan
orang kaya, Bukan hanya itu saja. Kecelakaannya di Hainan. Banyak hal aneh yang
terjadi pada hari itu.” Ucap Anak buah CEO Kim.
“Kecelakaan
itu? Aku ada di sana saat itu terjadi.” Ucap CEO Kim
“Ada
seseorang di balik kecelakaan itu.” Ucap si pria.
CEO Kim
baru saja keluar dari gedung melihat Gi Bbeum akan masuk. I Bbeum pikir kalau mereka
harus bertemu sebelum CEO Kim ditangkap. CEO Kim mengejek kalau Gi Bbeum ingin
permintaan maaf.
“Tidak,
jangan meminta maaf... Kau tak sepadan. Selama tiga tahun terakhir, kau
menjebakku atas perbuatanmu dan menghancurkan hidupku. Kau juga membuat
keluargaku menderita. Jadi Pastikan kau membayar untuk itu. Lalu lunasi utang
dan bunga yang telah kubayar. Setelah itu akan kupikirkan untuk menerima permintaan
maafmu dan mengampunimu.” Tegas Gi Bbeum.
“Gi–bbeum.
Apa kau bahagia?” tanya CEO Kim. Gi Bbeum mengaku bahagia.
“Butuh
waktu lama, tapi kebenaran akhirnya terkuak... Aku amat bahagia sekarang.” Ungkap
Gi Bbeum.
“Kebenaran
yang terkuak bisa membuat beberapa orang tak bahagia. Jadi Tebak siapa orang yang
paling menyedihkan di dunia? Seseorang yang ditelantarkan oleh keluarganya...
Itu saja... Jadi Bersikap baiklah kepada Ma Sung.” Pesan CEO Kim seperti
merencanakan sesuatu.
Gi Bbeum
berjalan pulang mengingat kembali yang dikatakan Nyonya Gong “Jantungmu yang berdetak, keberanian itu, apa
kau akan mengingat semuanya? Aroma gadis itu, ekspresinya, semuanya,. kau akan
melupakan itu semua. Kau pikir kau bisa melindunginya?”
Lalu
cerita Ma Sung “Pada hari pemakaman orang tuaku, bibiku berkata kepadaku bahwa
kematian orang tuaku adalah kesalahanku. Karena aku dikutuk.”
CEO Kim menelp
Pengacara Hwang, karena butuh bantuan sebelum surat penangkapan dikirim.
Pengacara Hwang bertanya apa itu. CEO Kim merasa tak bisa hancur sendirian,
karena akan menjatuhkan bom nuklir saat dirinya hancur.
Gi Bbeum
menelp Ma Sung menanyakan keberadaanya,
Ma Sung sedang berjalan dilorong mengatakan sedang ada di rumah sakit.
Gi Bbeum bertanya apakah Ma Sung memiliki rencana malam ini, Ma Sung menjawab
tak ada lalau mengoda Gi Bbeum yang
merindukannya.
“Apa Kau
ingin mampir ke rumahku?” ucap Ma Sung dengan senyuman jahilnya.
“Ayahku
mengundangmu. Dia ingin berterima kasih kepadamu dengan menyajikan masakan rumah.
Mari kita makan malam bersama.” Ucap Gi Bbeum.
“Kau
memang merindukanku. Baiklah. Pukul berapa?” tanya Ma Sung. Gi Bbebum menjawab
jam enam malam. Ma Sung pun setuju.
Ma Sung
tersenyum bahagia, lalu tiba-tiba suara Dokter Yoon masuk ke dalam otaknya “Kau sedang di Hainan? Apa Kau
bisa datang ke pelantikan besok?” lalu ia kebingungan melihat Dokter Yoon
sedang menjelaskan sesuatu pada juniornya.
Seperti
Ma Sung mengingat kembali saat Dokter Yoon menelp, ketika sedang mengemudikan
mobilnya. Dokter Yoon bertanya apakah Ma Sung sedang di Hainan dan apakah bisa datang ke
pelantikan besok.
“Penerbangan
pulangku nanti malam... Sampai jumpa di upacara besok.” Ucap Ma Sung
Ma Sung
kebingungan apa yang ada dalam ingatanya, seperti baru pertama kali muncul,
lalu menatap Dokter Yoon seperti merasakan keanehan.
Bersambung
ke episode 14
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar