PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung mengaku kalau terkena Cinderella
Amnesia yaitu Sejenis kehilangan ingatan jangka pendek. Gi Bbeum terdiam
mengingat percakapanya dengan Ma Sung
sebelumnya.
Flash Back
Ma Sung
memberitahu kalau akan mengumumkan sesuatu sebentar lagi jadi meminta agar Gi
Bbeum Jangan terkejut. Gi Bbeum ingin tahu Apa yang akan diumumkan, Ma Sung mengaku Ada sesuatu yang ingin
dilindungi sampai akhir.
“Aku akan
menunjukkan kepadamu.” Tegas Ma Sung yang tak ingin kehilangan yang paling
disayanginya.
Beberapa
orang berkomentar kalau Ma Sung harus pensiun, Ha Im pun terlihat kaget. Ki
Joon terlihat marah memilih untuk pergi dari ruangan amal. Ma Sung mengejarnya
menahan Ki Joon agar tak pergi. Ki Joon memastikan Apa yang baru saja
dikatakan.
“Aku
sedikit sakit.” Akui Ma Sung. Ki Joon ingin tahu Sejak kapan.
“Sejak
kecelakaan mobil tiga tahun lalu.” Kata Ma Sung. Ki Joon tak percaya kalau
tidak menyadarinya selama tiga tahun.
“Aku
tidak menganggapnya serius ketika kau bilang sakit. Apa Gi Bbeum tahu?
Bagaimana dengan ibuku? Dan bibi lainnya? Apa Mereka semua tahu tentang itu?
Hanya aku yang tidak tahu? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku!” teriak Ki
Joon marah
“Aku
tidak bisa, karena aku tahu akan seperti ini. Kau akan merasa sulit.” Kata Ma
Sung
“Apa Kau
menyembunyikannya dariku untuk itu? Kau tidak memberitahuku karena kau takut
aku akan mengganggumu. Karena aku tidak penting bagi mu! Kau meremehkanku.”
Ucap Ki Joon sangat marah. Ma Sung serba salah.
“Aku
sudah mengolok orang sakit. Kau mungkin menganggapku idiot. Kau seharusnya tidak
mengatakannya sampai akhir. Kenapa kau memberitahuku sekarang?” teriak Ki Joon
sangat marah
“Ki Joon.”
kata Ma Sung. Ki Joon tak ingin Ma Sung memanggil namanya agi lalu berjalan
pergi.
Ki Joon
berlari ke parkiran lalu menangis didekat mobil, mengomel sendiri Ma Sung
yang sudah mempermainkannya selama 3
tahun terakhir, bahkan selalu mengolok-oloknya.
“Ibuku
dan bibi pasti menyukainya. Itu selalu membuatku sangat sedih. Tidak apa-apa
membencinya... Ma Sung segalanya... Bahkan Aku bilang kepadanya untuk mati, Tapi
aku tidak bersungguh-sungguh. Apa itu sebabnya ini terjadi? Apa itu sebabnya Ma
Sung sakit? Inilah kenapa Ma Sung mengundangku.” Ungkap Ki Joon terus menangis
menyesalinya.
Diam-diam
Ha Im mendengar dan melihat Ki Joon dari kejauhan yang sedang menangis.
Ma Sung
terdiam kebingungan, Gi Bbeum datang memberitahu kalau tidak bisa menemukan Ki Joon tapi menurutnya
Ma Sung Jangan terlalu khawatir, karena yakin kalau Seiring waktu Ki Joon akan
baik-baik saja dan Ia itu pernah mengalaminya.
“Lalu
Bagaimana denganmu? Apa Kau baik-baik saja?” tanya Gi Beum
“Aku
minta maaf karena membuatmu khawatir.” Ucap Ma Sung
“Apa Kau
mengkhawatirkanku? Sepertinya kau merasa lebih baik sekarang Tapi bisakah aku
bertanya kenapa kau melakukan ini?.” Komentar Gi Bbeum
“Sepertinya
inilah pilihan yang tepat... Kumohon, hiburlah Ki Joon, jika kau melihatnya. Aku
yakin kata-katamu akan menghiburnya.” Ucap Ma Sung dengan wajah khawair. Gi
Bbeum pun menganguk setuju.
Ha Im
mendekati Ki Joon lalu mengulurkan tangan mengajak untuk mencari udara segar
dan mengeringkan air matanya. Ki Joon memalingkan wajahnya tak ingin Ha Im
melihat air mata diwajahnya. Ha Im gemas melihat Ki Joon yang tak menyambut
tanganya.
Akhirnya
Ha Im menarik tangan Ki Joon untuk mengenggamnya, Ki Joon akhirnya berdiri dan
menyuru Ha Im untuk masuk ke dalam mobil dan mereka akan pergi.
Nyonya
Gong membaca berita [Gong Ma Sung dari Grup Sunwoo, Mengungkapkan Penyakitnya,
Cinderella Amnesia] yang menyatakan akan menyumbangkan semua kekayaan dan
kepemilikan ke Desa Penyembuhan.
“Apa Dia mengungkap
penyakitnya sendiri? Apa direktur Gong gila?” ucap Direktur Yeon tak percaya
“Hubungi
perusahaan pers dan ambil artikelnya.” Perintah Nyonya Gong
“Itu, ada
begitu banyak wartawan di acara amal. Dan artikel itu sudah menyebar ke seluruh
media sosial. Video ini sudah di tonton 100.000 kali” ucap Sek Nyonya Gong
“Itu
sebabnya aku menyuruh untuk menjatuhkannya!” kata Dokter Yoon marah. Sek-nya
hanya bisa diam.
“Kenapa
kau tidak membatalkan rapat dewan?” saran Dokter Yoon pada Nyonya Gong
“Aku
menderita kondisi khusus yang aku dapatkan dari kecelakaan tiga tahun lalu.”
Tuan Kim
menonton rekaman video penyataan Ma Sung, lalu dengan wajah bahagia kalau Gong
Ma Sung membuatnya terlalu mudah baginya. Seperti rencananya akan segera
berhasil dengan pengakuan Ma Sung.
Di rumah
Sek Yang
yakin Presdir sudah mendengar berita ini sekarang dan Lebih menakutkan ketika
Nyonya Gong diam. Ma Sung meminta Sek Yang agar memanggil Pengacara Kim dan
katakan kalau ia ingin menandatangani janji donasi. Sek Yang menganguk
mengerti.
“Apa
Direktur Sung sudah menelponmu?” tanya Sek Yang. Ma Sung mengaku tidak.
“Dia
terlihat sangat pucat. Kita seharusnya memberinya semangat.” Ucap Sek Yang. Ma
Sung tak bisa berkata-kata
Ki Joon
hanya berdiri sambil menatap sungai Han didepanya, Ha Im berteriak memanggilnya
menurutnya Jika merasa sudah lebih baik
sekarang mangajaknya pergi. Ki Joon tetap diam seperti tak bisa menahan rasa
sedihnya, akhirnya Ha Im mendekati Ki Joon.
“Apa Kau
menangis? Apa Kau ingin aku memelukmu?” kata Ha Im khawatir.
“Itu
tidak masuk akal!” keluh Ki Joon. Ha Im mengeluh Ki Joon yang mengajak pergi ke
pinggir sungai han.
“Bangun,
ayo pergi ke hotelmu.” Ajak Ha Im menarik Ki Joon pergi.
“Memang Harus
kesini, jika mengunjungi Sungai Han.”kata Ki Joon. Ha Im mengeluh Logika macam
apa itu.
“Ini
Logika drama... Ketika mereka dipecat dari pekerjaan, dicampakkan, dikhianati,
maka mereka menangis di tepi sungai Han. Kemudian, minum di truk makanan.” Kata
Ki Joon lalu duduk di sebuah warung tenda.
Ki Joon
memesan irisan daging babi dan soju. Saat itu Ma Sung menelp, Ki Joon yang
masih marah mengumpat lalu tak mengangkatnya. Ha Im menyuruh Ki Joon agar
mengangkatnya karena tak boleh merepotkan orang yang sakit.
“Aku
harap dia mengkhawatirkanku. Aku merasa sangat dikhianati dan sedang sekarat.”
Ucap Ki Joon marah
“Dia tahu
berapa banyak itu akan menyakitimu. Itu sebabnya dia tidak bisa memberitahumu.
Ma Sung pasti sangat kesepian selama ini.” Kata Ha Im dewasa
“Dia
berkencan dengan Joo Gi Bbeum. Jadi Dia tidak kesepian.” Ucap Ki Joon.
“Apa yang
kau ketahui tentang kesepian?” kata Ha Im mencoba ikut minum soju.
“Aku
merasa seperti sakit parah. Kau tahu akan segera mati, tapi entah kapan itu. "Popularitasmu
akan mati sekarang. Bersiaplah untuk itu." Aku berharap seseorang dapat
memberitahuku itu. Aku tidak bisa menahan rasa takut terdalamku. Aku tidak
sekuat itu.” Akui Ha Im.
“CEO Kim
hanya ingin memanfaatkanku. Anggota staf selalu membicarakanku dibelakang. Yang
kuinginkan hanyalah hidup seperti orang lain. Aku ber-akting untuk melawan
keputus asa-an. Aku tidak ingin terluka. Jadi, aku menyakiti orang lain
terlebih dahulu.” Cerita Ha Im.
“Aku
tidak punya siapa-siapa... Maksudku itulah yang kurasakan.” Kata Ha Im yang
merasa kesepian.
“Ngomong-ngomong,
kenapa kau menempel di sampingku?” komentar Ki Joon. Ha Im tak terima dianggap
menempel.
“Hei...
Apa kau tahu berapa banyak pria yang suka minum denganku? Dasar Kau konyol” keluh
Ha Im. Saat itu Ma Sung tiba-tiba mendekati wajah Ha Im, Ha Im binggung ada apa
lagi dengan tingkah Ma Sung.
“Apa kau
orang yang sama yang menciumku?” kata Ki Joon seperti tak percaya. Ha Im heran
dengan tingkah Ki Joon.
“Kukira
inilah tak-dir.” Komentar Ki Joon salah menyebutkan kalimatnya.
“Aku
yakin kau bermaksud bilang "takdir". Kata Ha Im. Ki Joon berlasan
kalau ucapanya tadi hanya bercanda.
Ha Im
membawa Ki Joon sampai ke kantor agency, CEO Jang terlihat bahagia melihat Ha
Im, Ha Im pun menyapa CEO Jang yang sudah lama tak bertemu lalu memberitahu
kalau Ki Joon yang mabuk. Jae Min mencoba membantu tapi Ki Joon tetap ingin
dipapah oleh Ha Im.
Akhirnya
Ha Im membawa Ki Joon sampai ke dalam kamarnya, CEO Jang menarik Jae Min agar
mengurus Ha Im dengan baik karena menurutnya ada tamu penting yang datang ke
agencynya.
“Aku
ingin tahu apa dia akan menandatangani kontrak dengan kita?” kata CEO Jang. Jae
Min merasa ragu. CEO Jang mengajak Jae Min pergi saja membiarkan mereka berdua.
Ki Joon
yang mabuk merasa gerah, tapi kesusahan membuka jaketnya dan meminta tolong
agar Ha Im untuk melepas jasnya. Ha Im mengeluh meminta Ki Joon untuk menlakukan
sendiri. Ki Joon merengek agar Ha Im mau menolongnya. Ha Im pun mendekati Ki
Joon untuk membantu.
“Kenapa
aku tidak bisa melepas ini?” kata Ha Im kesusahan membuka jas Ki Joon.
“Lee Ha
Im.” Ucap Ki Joon menatap wanita yang ada didepanya. Ha Im terlihat gugup
merasa Ki Joon benar-benar mabuk.
“Kau
memanggil namaku, biasanya memanggilku "bulu". Kata Ha Im tak percaya
Tiba-tiba
Ki Joon mendekat seperti akan mencium Ha Im dan Ha Im pun siap memejamkan
matanya. Tapi Ki Joon malah menepuk wajah Ha Im agar menunggu dan kembali
berbaring, Ha Im kesal bertanya menunggu apa maksudnya.
“Sampai
aku berhenti bersedih.” Ucap Ki Joon yang berbaring setelah mabuk.
CEO Kim
berjalan perlahan memastikan kalau tak ada yang mengikutinya, lalu memasukan
gang yang gelap dan sebuah lampu mobil menyilaukan matanya. Seorang pria turun
dari mobil, CEO Kim bertanya apakah sudah membawanya.
Si pria
meminta CEO Kim agar memberikan uangnya, CEO Kim memberikan uang dan akan
memberikan sisanya sesudah memeriksa barangnya. Si pria pun memberikan barang
pada CEO Kim.
CEO Kim
tersenyum bahagia melihat serbuk dalam bungkusan koran, Jae Min datang CEO Kim
panik langsung membuang barangnya ke dalam tong sampah dan berpura-pura tak
terjadi apa-apa bertanya apa yang dibawanya.
“Oh, ini
jadwal Ha Im dan salinan rancangan perpanjangan kontrak. Kau menginginkannya
hari ini.” Ucap Jae Min. CEO Kim menganguk mengerti.
“Kau bisa
Letakkan, jadi pergilah.” Kata CEO Kim. Jae Min mengerti tapi ingin kembali
bicara.
“Ngomong-ngomong,
apa menurutmu Ha Im akan menandatanganinya?” ucap Jae Min khawatir.
“Kau
tidak perlu mengkhawatirkan itu dan Lakukan saja apa yang kusuruh.” Kata CEO
Kim menyuruh Jae Min segera keluar. Jae Min pun keluar tapi terlihat
curiga. Setelah itu mengeluarkan kembali
barang yang di tempat sampah.
Sek Yang
berjalan dengan Ma Sung bertanya apakah sudah
membaca artikel pagi ini. Ma Sung mengaku terlalu takut melihatnya. Sek
Yang mengeluh dengan Ma Sung yang melakukan itu dan mencoba melihat sekarang
pandangan orang. Beberapa dokter yang lewat menatap Ma Sung.
“Aku
sangat menyesal mendengar masalahmu. Itu menajubkan.” Kata Beberapa dokter yang
lewat
“Apa yang
mereka katakan?” komentar Ma Sung binggung. Sek Yang memberitahu kalau ada karyawan
dipindahkan.
“Kau
menakjubkan!” kata pegawai lain. Ma Sung binggung kenapa komentar orang seperti
itu.
Mereka
akhirnya sampai di ruangan, Sek Yang melihat Nama Ma Sung adalah daftar teratas di pencarian. Ma Sung
membaca namanya dianggap “Noblesse oblige... Gong Ma Sung, Dewa Donasi.” Lalu
mengeluh kalau mereka menulis artikel seperti itu.
“Presdir
dan Dr. Yoon pasti sudah membaca ini sekarang.” Kata Sek Yang. Ma Sung hanya
bisa menghela nafas.
Nyonya
Gong pun membaca artikel tentang Ma Sung dan menyuruh Sek-nya keluar ruangan.
Direktur Yeon langsung menyalahkan keduanya yang bertemu tanpa dirinya dan
membuat dirinya dalam kegelapan dan itu alasan semuanya berakhir seperti ini.
“Dia
menyumbangkan semua kekayaannya, dan menjadikannya super star. Bagaimana kau
akan menjelaskan ini di rapat dewan? Bagaimana dengan rumah sakit cabang? Pada
tingkat ini, kita mungkin kehilangan semua yang kita miliki.” Kata Direktur
Yeon marah
“Akta
donasi dapat disesuaikan. Kenapa kau tidak berbicara dengan Direktur Gong
terlebih dahulu?” saran Dokter Yoon. Saat itu Ma Sung datang, Nyonya Gong pun
menyuruh mereka pergi saja.
Nyonya
Gong menyuruh Ma Sung agar membatalkan donasinya dan Batalkan semua yang
dikatakan. Ma Sung pikir tak ada ada aasan melakukan itu, karena menurutnya itu
dapat menggunakan uang semaunya. Nyonya
Gong tak bisa terima kalau Ma Sung dianggap sebagai uangnya.
“Apa itu
uangmu? Kakek memberitahuku ini ketika aku kecil. "Uang harus digunakan
untuk tujuan mulia. Jangan merebut uang dengan keserakahan, karena itu
sia-sia." Uang itu penting. Tapi, yang lebih penting daripada uang adalah
kemanusiaan.” Jelas Ma Sung
“Penggunaan
uang yang paling berharga adalah mengembalikannya ke masyarakat, bukan
mewariskan.” Tegas Ma Sung
“Bahkan
jika kau menyumbangkan semuanya, itu Tidak akan digunakan seperti yang kau
inginkan. Itulah kenyataannya.” Balas Nyonya Gong
“Bibi... Aku
mendengar rahasia untuk tetap muda adalah tetap baik dan murah hati. Jangan
terlalu serakah. Itu mengerikan.” Kata Ma Sung
“Jadi, Apa
kau tidak akan menariknya kembali? Kau sadar tidak punya banyak waktu.” Sindir
Nyonya Gong
“Aku akan
melindunginya sampai akhir. Dan pastikan untuk mengunjungi keluarga Joo Gi
Bbeum dan minta maaf.” Kata Ma Sung
Nyonya
Gong pikir sejumlah uang akan mengatasinya dan itu tak penting sekarang. Ma
Sung pikir it hal yang paling penting karena Nyonya Gong menyakiti perasaan
manusia dan menegaskan kalau bibinya akan
kehilangan semua yang dimilikinya, jadi Nyonya Gong hars mengetahuinya.
Keluarga
Joo membaca berita [Gong Ma Sung, Dewa Donasi memiliki Cinderella Amnesia] Gi
Bbeum duduk didepanya berpikir kalau mereka terkejut, kalau Ma Sung sakit. Ia
mengakui kalau awalnya takut. Ja Rang pikir kalau Ma Sung hanya memiliki
masalah ingatan.
“Ayah
selalu lupa segalanya.” Kata Ja Rang. Tuan Joo pikir itu juga bukan masalah
karena Kelupaan bukanlah penyakit. Dua adik Gi Bbeum pun membenarkan.
“Aku
sangat menyukai Gong Ma Sung.” Ungkap Sa Rang. Gi Bbeum tak percaya dengan
reaksi keluarganya.
“Kupikir
kalian akan mengeluh.” Kata Gi Bbeum. Ja
Rang merasa kalau Ma Sung itu keren.
“Apa ini?
Aku yakin ada yang tidak beres.” Ucap Gi Bbeum curiga ,ja Rang mengaku mereka
sangat mengkhawatirkannya.
“Itu
benar... Kau harus mengurusnya dengan baik.” Kata Ja Rang
“Apa Ma
Sung memberimu sesuatu?” kata Gi Bbeum curiga. Semua menyangkalnya. Lalu
terdengar bunyi bel rumah, Ja Rang pikir Itu pasti Gonggalppang dan berlari
keluar rumah.
Ki Joon
kaget melihat Ja Rang yang datang, Ja
Rang melihat Ki Joon mengeluh melihat datang lagi. Ki Joon membenarkan dengan
wajah kesal mengeluh kalau Sa Rang itu anak yang tidak sopan. Ja Rang tahu
kalau Ki Joon itu si Galilei, orang tua.
“Apa
kakakmu ada di rumah?” tanya Ki Joon ingin bertemu Gi Bbeum.
“Dia ada
di rumah Dan dia punya pacar yang kaya.” Ucap Ja Rang. Ki Joon sudah tahu
dengan nada kesal
“Cepat Panggil
kakakmu.” Kata Ki Joon. Ja Rang tak peduli memilih masuk ke dalam rummah. Ki
Joon berteriak marah kalau Ja Rang yang tak belajar sopan santun.
Gi Bbeum
akhirnya keluar rumah terlihat kaget karena Ki Joon yang datang dan bertanya
kemarin kemana karena sangat mengkhawatirkanya, lalu memastikan keadaanya.Ki
Joon mengaku tak baik-baik saja?
“Gi
Bbeum... Bisakah kau membantuku?” ucap Ki Joon. Gi Bbeum binggung bantu apa
itu.
Ma Sung
berada dirumah menatap makanan diatas meja makan, lalu mendengar ada bunyi bel
rumahnya. Ki Joon datang, Ma Sung langsung membuka pintunya. Ki Joon memastikan
kalau Ma Sung ingat apa yang dilakukan
kemarin, yaitu Bom yang dilemparkan.
“Ya aku
ingat.” Ucap Ma Sung. Ki Joon tak percaya aklau Ma Sung memiliki masalah dalam
hal ingatan tapi bisa bisa mengingatnya.
“Kau bisa
Ikuti denganku.” Kata Ma Sung lalu membawa Ki Joon ke dalam ruang kerjanya yang
penuh dengan note dan juga buku jurnalnya
“Ingatanku
tidak hilang. Masalahnya adalah sulit mengembalikan ingatan. Aku merekam
semuanya setiap hari Dan aku menghafalnya. Jadi tidak ada masalah.” Kata Ma
Sung
“Inilah
kenapa kau melakukan ini? Itu seperti menonton film fiksi ilmiah.Apa kau
memiliki kekuatan super juga? Bisakah kau memindahkan barang dan melewati
dinding?” kata Ki Joon mengejek.
“Tidak.”
Ucap Ma Sung. Ki Joon bersyukur kalau Ma Sung tidak hidup dalam fantasi
“Apa kau
Sudak makan? Ayo makan bersama.”ajak Ma Sung. Ki Joon menolak.
“Aku memutuskan
untuk makan bersamamu atau melanjutkan percakapan ini tergantung jawabanmu. Inilah
kenapa aku datang ke sini.” Ucap Ki Joon. Ma Sung mempersilahkan Ki Joon untuk
menanyakannya.
“Seberapa
serius penyakitmu? Apa kau tidak akan mengenaliku lagi? Apa Kau tidak akan
dapat menemukan rumah & kamar mandimu?” ucap Ki Joon memastikan.
“Bukan
seperti itu.” Jelas Ma Sung. Ki Joon bertanya apakah Ma Sung akan mati.
“Semua
orang akan mati.” Pikir Ma Sung. Ki Joon meminta aga tak bercanda lagi.
“Aku
bertanya, apa kau akan segera mati?” tanya Ki Joon. Ma Sung menegaskan kalau Tidak
akan.
“Jadi,
kau tidak akan segera mati, Dan akan terus seperti ini? Apa Kau hanya memiliki
penyakit?” kata Ki Joon. Ma Sung membenarkan.
“Baguslah,
kalau begitu... Aku memiliki sesuatu untuk kusampaikan juga.” Jelas Ki Joon. Ma
Sung bingung menyampaikan apa.
“Aku akan
menyerah pada Gi Bbeum. Aku akan mundur, karena kau sakit.” Tegas Ki Joon.
Ma Sung
pikir Ki Joon tidak benar-benar mundur. Ki Joon menegaskan kalau ucapanya itu
benar, Tapi akan mengencaninya untuk terakhir kaliny dan akan mengencaninya
dengan penuh gairah. Ma Sung tak memperbolehkan kalau Ki Joon akan Kencan penuh
gairah.
“Kau
tidak berhak bilang tidak!” teriak Ki Joon lalu berlari pergi. Ma Sung
berteriak memanggilnya dengan wajah kesal.
Ma Sung
tak habis pikir dengan tingkah Ki Joon,
lalu menelp Gi Bbuem memberitahu Jika Ki Joon mendatanginya lalu mengajaknya
keluar menyuruh agar menolaknya. Gi Bbeum mengingatkan kalau Ma Sung meminta untuk
menghiburnya kemarin.
“Itu
kemarin... Kau Tendang saja dia keluar.” Ucap Ma Sung marah.
“Aku
bersamanya sekarang.” Kata Gi Bbeum melihat Ki Joon masuk ke dalam mobil.
“Apa Kau
bersamanya? Tapi dia baru saja pergi.” Ucap Ma Sung binggung.
“Kami ada
di depan rumahmu.” Ucap Gi Bbeum. Ki Joon tahu Ma Sung sedang berbicara dengan
Gi Bbeum lalu mengambil ponsel.
“Ini
hukuman untuk kebohongan. Aku akan berkencan dengan Gi Bbeum hari ini.” Ucap Ki
Joon lalu menutup telpnya.
Ma Sung
kesal sendiri berpikir Ki Joon itu masih umur lima tahun.
Ki Joon
dan Gi Bbeum pergi ke warung kaki lima melihat berbagai makanan yang ditusuk
sate. Ki Joon menawarkan pada Gi Bbeum, sambil bertanya apakah pernah makan
seperti itu. Gi Bbeum mengaku sering memakanya, Ki Joon akhirnya memilih
kentang Kentang Tornado lalu memberikan pada Gi Bbeum.
“Maaf,
aku tidak membawa dompetku.” Ucap Ki Joon setelah merogoh sakunya. Gi Bbeum tak
masalah mengeluarkan dompetnya. Ki Joon meminta maaf.
“Tidak
apa-apa, apa kau menginginkan yang lainnya?” tanya Gi Bbeum. Ki Joon
menginginkan Cacing sutra.
Ki Joon
mengajarkan Gi Bbeum bermain tembak-tembakan. Tapi Gi Bbeum seperti tak bisa
mengikutinya. Ki Joon akhirnya langsung memperagakanya, Gi Bbeum melihat dan
mulai memainkan sendiri, dan hasilnya malah berhasil menjatuhkan semua
targetnya. Ki Joon hanya bisa melonggo.
Keduanya
berjalan di dekat air mancur, Ki Joon pun mengajak Gi Bbeum untuk foto bersama,
sementar Ma Sung berbicara dengan semua tanaman selada yang sudah dianggap
sebagai temanya, masih tak percaya kalauGi Bbeum bisa pergi dengannya begitu
saja.
“Apa
mereka menguji kesabaranku?” keluh Ma Sung setelah melihat foto yang dikirimkan
Ki Joon.
Ma Sung
menelp Ki Joon, Sementara Ki Joon masih berjalan dengan Gi Bbeum mengeluh kalau
kakak sepupunya terus mengganggu, Ma Sung ingin Kapan selesainya. Ki Joon
mengatakan kalau mereka belum selesai. Ma Sung meminta agar menyuruh Gi Bbeum
menelpnya.
“Dia
tidak mau.”kata Ki Joon asal. Ma Sung makin marah mendengarnya.
“Katakan
padanya aku tidak bisa makan.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum ingin tahu kenapa Ma Sung
menelp.
“Dia bilang,
dia menikmati makanannya dan jangan khawatir.” Kata Ki Joon berbohong
Ma Sung berteriak
marah dan Ki Joon menutup telpnya. Ki Joon pun mengajak Gi Bbeum pergi ke stand
makanan lainya.
Sementara
Ha Im gelisah ditempat syuting karena Ki Joon yang tidak meneleponnya, lalu
melihat postingan Ki Joon foto bersama dengan Gi Bbeum, wajahnya pun terlihat
kesal. Gi Bbeum dan Ki Joon pun berjalan
sambil minum es
“Haruskah
kita pulang sekarang? Kita makan banyak, dan aku sedikit lelah.” Ucap Gi Bbeum.
“Apa Kau
lelah? Apa Kau ingin duduk dan beristirahat?” saran Ki Joon seperti tak ingin
berpisah dengan Gi Bbeum.
“Maksudku...bagaimana
jika Ma Sung kesulitan makan?” ucap Gi Bbeum. Ki Joon mengeluh Gi Bbeum yang selalu
memikirkannya.
“Aku akan
memikirkannya jika esnya sudah habis.” Kata Ki Joon. Akhirnya Gi Bbeum berusaha
menghabiskan walaupun kepalanya langsung pusing karena esnya terlalu dingin.
Ki Joon
tak percaya kalau Gi Bbeum mau berusaha demi bertemu dengan Ma Sung. Lalu ikut
menghabiskan walaupun kepalanya terasa sakit dan mengaka Gi Bbeum untuk pulang.
Ki Joon
mengantar Gi Bbeum ke depan rumah Ma Sung, lalu mengaku kalau berpikir tentang
dirinya ingin membawanya pulang Dan mengakhiri kencan ini dengan benar. Tapi, Ia
tahu kalau Gi Bbeum pasti akan menolaknya lalu Gi Bebum pun mengucapkan Terima kasih.
“Kau Pergilah,
sebelum aku berubah pikiran... Pergilah pada Ma Sung Aku benar-benar bahagia
hari ini... Terima kasih..” Ucap Ki Joon.
“Kau Berkendaralah
dengan aman. Aku akan masuk.” Kata Gi Bbeum. Ki Joon menganguk lalu memanggil
Gi Bbeum sebelum masuk.
“Ini
sepertinya tidak adil... Mengakhiri ini seperti ini membuat perasaan yang kumiliki
untukmu tampak begitu menyedihkan. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi seperti
ini... Aku minta Hanya sekali... aku tidak menyadari bahwa momen bersejarah ini
akan menandai akhir dari jalan kita.” Ucap Ki Joon lalu membentangkan tanganya.
Gi Bbeum
pun memeluk Ki Joon sebagai perpisahan untuk fansnya.
“Kau akan
menjadi bintangku selamanya.., walaupun pada kenyataannya cintaku tak
terbalas... Terima kasih banyak dan aku minta maaf.”kata Ki Joon, mereka pun
berpisah.
Ma Sung
dirumah berbicara pada boneka yang diberikan pacarnya “Joo Gi Bbeum,
sadarlah...” lalu mengeluh kalau boneka itu
tidak memiliki mulut rupanya jadi tidak bisa bicara. Saat itu pesan dari
Ha Im masuk ke ponselnya “Perhatikan pacarmu.” Seperi sangat marah
“Kenapa
mereka melakukan ini padaku? Hari yang mengerikan!” keluh Ma Sung kesal lalu
melihat di layar interkom Gi Bbeum datang ke rumahnya.
Ki Joon
baru saja memarkir mobilnya, lalu mendengar teriakan CEO Kim yang menahan Ha Im
pergi. Ha Im berteriak kalautidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan. CEO Kim
pikir semua karena Ha Im bertemu dengan orang-orang
dari agency lain di belakangnya.
“Aku melakukannya
di tempat terbuka, bukan di belakangmu. Sudah kubilang, aku tidak akan
menandatangani kontrak! Jadi Perbaiki ceritanya, dan pastikan untuk
mempublikasikan koreksiannya.”tegas Ha Im dan mencoba untuk pergi.
“Jika aku
melaporkan ayahmu ke Layanan Pajak Nasional, aku yakin itu akan membuatmu
takut. Apa itu baik-baik saja denganmu? Kami memiliki koneksi sendiri juga. Kemudian,
aku dapat menulis artikel dan mengatakan kau tidak suka pilih-pilih.” Ucap CEO
Kim mengancam.
“Jadi
Pilih apa yang kau inginkan. Hanya butuh beberapa saat untuk membuatmu jatuh.”
Ucap CEO Kim. Ha Im berteriak marah, Ki Joon tetap diam didalam mobil
mendengarkan.
“Kau
tidak akan bisa berjalan menjauh dariku.” Kata CEO Kim memperingati.
“Cobalah
sesukamu... Tidak masalah, aku tidak akan memperbarui kontrakku denganmu.”
Tegas Ha Im tak peduli. CEO Kim pikir Ha Im akan melihatnya nanti.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar