PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung
tiba-tiba mendengar suara Dokter Yoon yang bertanya
“Apa Kau sedang ada di Hainan? Apa Kau bisa datang ke pelantikan besok?” Wajah Ma Sung kebingungan dengan ingatanya yang tiba-tiba datang. Dokter Yoon menyadari tatapan Ma Sung akhirnya membubarkan juniornya.
“Apa Kau sedang ada di Hainan? Apa Kau bisa datang ke pelantikan besok?” Wajah Ma Sung kebingungan dengan ingatanya yang tiba-tiba datang. Dokter Yoon menyadari tatapan Ma Sung akhirnya membubarkan juniornya.
“Direktur,
kau harus bergegas ke rapat soremu.” Kata Sek Yang menyadarkan Ma Sung
“Bisakah
kau mencari tahu sesuatu dari tiga tahun lalu?” ucap Ma Sung penasaran. Sek
yang menganguk mengerti.
Sek Yang
memberitahu rencana awal pelantikan Ma
Sung seminggu setelah bergabung dengan perusahaan Tapi Ma Sung yang tiba–tiba
mengalami kecelakaa, lalu memperlihatkan Jadwalnya untuk 30 Juni, 2015. Ma Sung
membaca Rencana "Ruang Seminar RS Sunwoo, Pelantikan Direktur Gong."
“Sehari
sebelumnya, 29 Juni..."Direktur Gong Ma–seong tiba di Incheon pukul 20.00
dari Vladivostok." Tapi Tak
tertulis Hainan.” Ucap Sek Yang
“Lokasi
pertemuanku dengan Joy Kent tiba–tiba diganti dari Vladivostok menjadi Hainan.
Ini Tak mungkin ada yang tahu tentang itu.” Kata Ma Sung
“Apa
perubahan lokasi itu penting?” tanya Sek Yang. Ma Sung mengatakan kalau itu amat
penting.
Ma Sung
ragu ketika akan masuk ke ruang Dokter Yoon, akhirnya memberanikan diri untuk
masuk lalu meminta waktu sebentar. Dokter Yoon sedang melihat proposal
"Rencana Persiapan Pembangunan Cabang RS Sunwoo" lalu menyembunyikan
dibawah meja bertanya ada apa Ma Sung datang ke ruanganya.
“Tiga
tahun lalu sebelum pelantikanku, apa kita bicara di telepon?” tanya Ma Sung
“Benar.
Upacaranya dijadwalkan untuk keesokan harinya. Kurasa kita membicarakannya.”
Kata Dokter Yoon.
“Kalau
begitu kau pasti tahu aku ada di Hainan.” Ucap Ma Sung. Dokter Yoon berbohong
kalau tak mengetahuinya.
“Kau
menyebutkan Global Consortium, tapi kau tak memberitahuku siapa yang kau temui
dan di mana.” Jelas Dokter Yoon
“Apa Kau
tak tahu aku ada di Hainan?” tanya Ma Sung. Dokter Yoon pikir itu tak mungkin
tahu.
“Maka aku
terkejut saat mendengar kecelakaan itu. Karena ternyata kau di Hainan, bukan
Vladivostok.” Kata Dokter Yoon.
Ma Sung
mengingat saat kejadian tiga tahun yang lalu mengemudikan mobilnya, Dokter Yoon
bertanya apakah Ma Sung ada di Hainan
dan apakah bisa datang ke pelantikan besok. Ia Yakin kalau Dokter Yoon tahu
keberadaanya ada di Hainan.
“Kenapa
dia berbohong?” gumam Ma Sung mulai curiga, Dokter Yoon ingin tahu alasan Ma
Sung menanyakan hal itu.
“Bukan
apa–apa. Aku akan pergi.” Ucap Ma Sung tak ingin membahasnya memilih untuk
pergi.
Sementara
Gi Bbeum bersama CEO Jang, Jae Min dan Ki Joon berada dalam sebuah restoran.
CEO Jang akan merayakan karena keadilan telah ditegakkan Untuk masa depan Star
Entertainment dan mulai bersulang. Semua
terlihat sangat bahagia.
“Aku
telah menjawab telepon dari reporter sejak kemarin. Ponselku menjadi amat panas
hingga aku takut baterainya akan meledak.” Cerita Jae Min terlihat bahagia.
“Inilah
awalnya. Saat satu skandal masuk dalam berita, bahkan jika kebenarannya
terungkap, butuh waktu lama untuk pulih. Namamu sudah dibersihkan. Kini mari
kita bekerja keras untuk kembalinya dirimu. Persiapkan dirimu.” Ucap CEO Jang.
Gi Bbeum mengaku sudah pasti akan melakukannya.
“Tuan
Jang, tak perlu terburu–buru. Namanya baru saja dibersihkan. Hei.. Gi–bbeum,
kau sudah mengalami banyak cobaan.” Ucap Ki Joon memberikan ayam untuk Gi Bbeum.
Gi Bbeum mengucapkan Terima kasih.
“Tuan
Jang.. Apa Kau sedang mengerjakan sebuah proyek untuk Gi–bbeum?” tanya Jae Min.
“Apa yang
kau lakukan dan tak membahasnya denganku? Aku kesal.” Ucap Ki Joon kesal
“Aku
memikirkannya kemarin dan memberitahumu sekarang. “ kata Tuan Jang
“Jika ini
untuk Gi–bbeum, harus dipikirkan baik–baik. Benarkan Gi–bbeum?” ucap Ki Joon.
“Aku
tetap sedikit penasaran. Proyek apa, Tn. Jang?” tanya Gi Bbeum.
“Aku akan
membuat saluran Internetmu sendiri.” Kata Tuan Jang. Gi Bbeum dan Ki Joon kaget
mendengarnya.
“Para
pencipta media daring sedang menjadi tren. Alih–alih memohon kepada para
produser, maka aku akan memusatkan energiku pada hal ini. Secara real time, jadwal
Gi–bbeum akan diunggah dan kita buat konten sendiri.” Jelas Tuan Jang
“Lalu
kita akan diundang tampil dalam banyak acara tanpa melakukan apa pun. Sebagai
langkah pertama,. kita akan mengunjungi para manula” ucap Tuan Jang. Ki Joon
mengeluh Tuan Jang mengajak menemui manula.
“Memangnya
kita politisi?” keluh Ki Joon. Tuan Jang pikir kalau Ki Joon tak mengerti ucapannya.
“Apa kau
tahu betapa lucunya para manula? Kita akan berbuat baik, membuat mereka
tertawa, agar Gi–bbeum lupa jika dia sedang bekerja atau bersenang–senang.”
Jelas Tuan Jang
Gi Bbeum
langsung setuju kalau akan ikut, Tuan
Jang pun memutuskan akan membuka salurannya besok dengan Nama "The Live,
Semua Kebahagiaan." Gi Bbeum setuju karena Kedengarannya menyenangkan.
Tapi Ki Joon pikir kalau Nama yang amat membosankan dan mengajak mereka makan
ayam dan minum bir saja., karena harus merayakan dengan benar.
“Gi–bbeum,
apa ada sesuatu yang ingin kau makan? Aku akan membayar semuanya.” Ucap Ki Joon
mencoba melayani Gi Bbeum
“Aku amat
berterima kasih, tapi sudah punya rencana malam ini. Mari kita rayakan bersama setelah
peluncuran saluranku.” Kata Gi Bbeum.
“Ayolah.
Kau amat tak setia. Jika kau harus pergi, habiskan bir ini” ucap Ki Joon
menyuruh Gi Bbeum satu gelas bir. Mereka pun bersulang lagi.
Sek Yang
mendengar cerita Ma Sung kalau Dokter Yoon bertanya, "Kau sedang di
Hainan?". Itu artinya kalau Dokter Yoon tahu keberadaan Ma Sung. Ma Sung
pikir kalau Dokter Yoon hanya memeriksa. Sek Yang tak mengerti apa artinya
memeriksa.
“Karena
aku harus ada di sana.” Ucap Ma Sung. Sek Yang bingung kenapa harus seperti
itu.
“Menurutmu
kenapa? Apa Kecelakaan itu bukan sebuah kebetulan?” kata Ma Sung
“Astaga,
aku baru saja merinding. Berdasarkan yang dilakukan Dokter. Yoon dan Presiden
Gong, itu amat mungkin. Astaga... Apa Kau ingat hal lain?” tanya Sek Yang, Ma
Sung mengaku tak mengingatnya.
“Menurutmu
kau melihat sesuatu yang tak biasa, tapi tak bisa ingat karena shock? Menurutmu kenap kau ingat semuanya sekarang? Itu
menakutkan.” Kata Sek Yang.
Ma Sung
tak menjawab memilih untuk makan walaupun hanya sedikit. Sek Yang mengeluh
sambil memarahi Ma Sung yang sulit sekali makan padahal hanya memasukan semua
kedalam mulutnya. Ma Sung memarahi kalau Sek Yang berbicara terlalu keras. Sek
Yang pun meminta maaf.
“Ini Hambar
sekali. Di mana garamnya? Sup Ini tak punya rasa. Jadi Beri aku garam.” Ucap Ma
Sung. Sek Yang tak percaya medengarnya lalu memberikan garam.
“Itu
seperti yang selalu kau suka.” Pikir Sek Yang. Ma Sung merasa kalau Sek Yang
tak membumbuinya.
“Itu
terlalu banyak. Tunggu.” Kata Sek Yang panik melihat Ma Sung yang memberikan
banyak garam.
“Rasanya
benar–benar hambar.” Keluh Ma Sung yang terus memberikan garam. Sek Yang
mencoba mencicipinya dan langsung membuangnya karena sangat asin.
Tapi Ma
Sung merasa nyaman dengan sup yang terasa asin, seperti indra pengecapnya sudah
hilang. Sek Yang terdiam melihat Ma Sung yang sudah berubah.
Keluarga
Joo sudah duduk didepan meja makan siap untuk makan malam, tapi semua hanya
diam. Sa Rang sudah tak tahan akan memulai makan. Gi Bbeum meminta agar
menunggu. Sa Rang mengeluh harus berapa lama lagi karena sangat kelaparan.
“Kenapa
si Penipu belum datang?” keluah Sa Rang. Ja Rang pikir kalau Ma Sung lupa.
“Itu
menyebalkan sekali. Apa Dia makan sendiri?” ucap Sa Rang. Tuan Joo pikir kalau
macet dan menyuruh Gi Bbeum untuk menelp Ma Sung.
Gi Bbeum
menelp Ma Sung sedang ada dimana, apakah Sedang dalam perjalanan. Ma Sung malah
balik bertanya kemana ia harus pergi karena
sedang makan malam. Gi Bbeum kaget karena Ma Sung yang sedang makan malam. Sa Rang mendengarnya
langsung berteriak kesal.
“Apa Dia
kesal? Apa yang terjadi?” tanya Ma Sung kebingungan.
“Kau
bilang akan datang untuk makan malam.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung binggung kapan
itu, Apakah Malam ini.
“Saat
tadi kita bicara. Aku mengundangmu makan malam.” Ucap Gi Bbeum.
Sek Yang
mendengar bertanya Apa Ma Sung lupa sesuatu lagi, Ma Sung lalu beralasan kalau
Sek Yang yang bersikeras meminta harus
makan sesuatu jadi pikiran teralihkan lalu lupa begitu saja. Sek Yang mengeluh
kalau tak mengatakan hal itu.
“Maafkan
aku telah membuat kalian menunggu. Aku benar–benar minta maaf.” Ucap Ma Sung
merasa bersalah.
“Baiklah...
Tak apa–apa... Lanjutkan makan malammu.” Ucap Gi Bbeum lalu telp di tutup.
Sek Yang
mengeluh pada Ma Sung malah menyalahkannya. Ma Sung heran karena Sek Yang malah
ingin mengatakan kalau ia benar-benar lupa.
Seka Yang pikir kalau mengatakan saja yang sebenarnya bahwa Ma Sung menjadi makin pelupa. Ma Sung pikir itu nanti
akan memberitahu Gi Bbeum.
Gi Bbeum
memberitahu keluarganya kalau Ma Sung
harus menjamu tamu dadakan dari luar negeri dan lupa meneleponnya. Sa
Rang pikir Ma Sung itu Bohong, karena
mendengar semuanya, menurutnya Ma Sung sudah muak pada kakaknya.
“Apa Dia
lupa kalian sudah membuat rencana?” tanya Ja Rang khawatir. Gi Bbeum mengaku
tak seperti itu.
“Ayo kita
makan malam. Makanlah. Hal darurat bisa terjadi dalam pekerjaan.” Ucap Gi Bbeum
mencoba mengalihkan agar mereka segera makan saja.
Gi Bbeum
duduk di meja makan sambil menghitung semua bon, Sementara keluarganya duduk di
ruang tengah. Pesan dari Ma Sung masuk ke ponselnya “Maafkan aku.. Apa Kau bisa
keluar?” Akhirnya Gi Bbeum berpura-pura
akan membuang sampah, dengan tatapan heran 3 anggota keluarganya.
“Aku
keluar untuk membuang sampah.... Kau sedang apa di sini?” ejek Gi Bbeum pergi
menemui Ma Sung yang sudah menunggu.
“Apa Kau
datang ke taman untuk membuang sampah? Apa ini berarti kau membuang sampah
sembarangan?” balas Ma Sung mengejek.
“Aku
hampir tak bisa keluar rumah tanpa ketahuan adik–adikku. Apa kau benar–benar
tak datang karena sekretarismu memintamu untuk tetap di sana?” tanya Gi Bbeum
ragu.
“Ya, dia
punya masalah. Dia belajar memasak dan menuntutku untuk mencicipinya. Dia amat
merepotkanku hingga aku lupa meneleponmu.” Jelas Ma Sung
“Aku
khawatir.” Ungkap Gi Bbeum. Ma Sung meminta maaf dan juga agar menyampaikan permintaan
maafnya pada keluarga Gi Bbeum.
“Tak
apa–apa... Kau tak sengaja melakukan ini. “ kata Gi Bbeum.
“Tapi Aku
tetap senang bisa melihatmu.” Ungkap Ma Sung. Gi Bbeum mengejek Ma Sung itu
bodoh. Ma Sung tak terima dianggap bodoh.
“Apa Kau
hanya akan berdiri di sini? Bagaimana jika kita berolahraga untuk mencerna
makan malam kita?” ucap Gi Bbeum penuh semangat. Ma Sung terlihat binggung
karena malam hari harus berlari.
“Apa Kau
lihat tiang lampu itu? Yang kalah harus mentraktir makan malam besok.” Kata Gi
Bbeum sudah mulai berlari.
Tapi Ma
Sung dengan keadaan lemah hanya diam saja, Gi Bbeum mengeluh karema Ma Sung
yang sengaja kalah, membuat jadi menyakiti harga dirinya. Ma Sung mengaku kalah
saja dan berjanji mentraktir makan malam besok. Gi Bbeum mengeluh kalau itu tak
menyenangkan.
“Gi–bbeum...
Aku merindukanmu.” Ucap Ma Sung menatap Gi Bbeum lalu memeluknya. Gi Bbeum pun
memeluk erat Ma Sung.
“Jika kau
merindukanku, katakan saja kapan pun.” Kata Gi Bbeum.
“Aku
merindukanmu setiap hari... Setiap hari.” Ungkap Ma Sung dan mereka terus
berpelukan ditaman.
Ha Im
baru saja selesai melakukan perawatan rambut. Min Chul datang meminta maaf
karena harus mengubah lokasinya wajahnya terlihat ketakutan. Ha Im menganguk
mengerti, meminta agar mereka bergerak cepat agar tak terlambat. Min Chul bisa
tersenyum bahagia.
“Kenapa
kau tak menelepon Ki–joon hari ini?” ucap Min Chul. Saat itu Nyonya Gong
mendengar nama anaknya disebut langsung menengok.
“Biarkan
saja dia... Biarkan Seong Ki–joon menelepon kapan pun dia mau.” Kata Ha Im
seperti sudah tak peduli.
“Apa Kau
baru saja bilang "Seong Gi–joon"?” tanya Nyonya Gong, Ha Im menatap
Nyonya Gong dan teringat saat pertama kali bertemu di saon sebelumnya.
Saat
terjadi keributan, Nyonya Gong meminta Ha Im datang menemuinya. Ha Im dengan
gaya sombongnya mengeluh Nyonya Gong yang berani meminta datang menemuinya.
Saat itu Nyonya Gong langsung memberikan tamparan kecil di kedua pipinya.
“Kau
menyebabkan keributan, jadi, kau harus meminta maaf.” Ucap Nyonya Gong marah.
Ha Im
mengeluh dengan ucapan Nyonya Gong seperti ikut campur. Nyonya Gong bertanya
Apa Ha Im mengencani Ki Joon. Ha Im mengeluh Nyonya Gong yang ingin tahu,
karena tak mungkin kalau akan menjadi menantunya. Nyonya Gong hanya bisa
melonggo.
“Waktu
itu aku diam saja karena aku bingung. Tapi jika para penggemarku mendengar
perlakuanmu kepadaku, kau takkan berani tampil di depan publik lagi. Karena
merasa malu.” Komentar Ha Im sinis lalu pergi meninggalkan salon.
Ha Im
tiba-tiba berpikir kalau Nyonya Gong yang tadi menyebutnya "Ki–joon"
lalu menduga kalau itu ibu mertuanya, tapi merasa kalau itu tak mungkin jadi
ibu Ki Joon karena sifatnya yang bertolak belakang. Nyonya Gong melihat Ha Im
tak percaya dengan sikap pacar anaknya.
Gi Bbeum
melayani para manula di panti jompo sedang bermain Go Stop. Tuan Jang juga
melayani berteriak pada Jae Min agar dibawakan kue beras. Gi Bbeum dengan
senyuman bahagia, melayani semua tamu.
Saat itu Ki Joon tiba-tiba datang.
“Ki
Joon... Apa yang membawamu kemari?” tanya Gi Bbeum kaget.
“Aku
harus kemari... Kau membantuku saat aku tampil Di Brain Q Show.Serta aku merasa
telah merusak audisi terakhirmu.” Kata Ki Joon.
“Tidak.
Jika bukan karenamu, aku takkan bergabung dengan agensi hebat ini.” Jelas Gi
Bbeum. Seorang kakek meminta kue beras lagi. Mereka pun bergegas melayani.
Gi Bbeum
dkk sudah mengunakan kostum dengan wig warna warni. CEO Jang menyapa semua
manula kalau akan tampil adalah peri abadi yaitu Joo Gi–bbeum dan kawan–kawan.
Gi Bbeum pun menyanyi Trot, sementara Ki Joon mulai menari dengan gerakan
patah-patah.
“Gi–bbeum,
penampilanmu luar biasa.” Puji Ki Joon duduk bersama Gi Bbeum.
“Aku suka
menyanyi lagi setelah lama tak menyanyi.” Ungkap Gi Bbeum. Ki Joon meminta agar
menyanyikan untuknya.
“Itu
tergantung.... Ki–joon... Terima kasih.” Kata Gi Bbeum. Ki Joon bertanya untuk
apa.
“Untuk
semuanya... Momen saat ini terasa seperti sebuah mimpi. Aku menyadari betapa
berharganya semua orang.” Kata Gi Bbeum bahagia.
“Jika Ma
Sung mengkhianatimu, beri tahu aku. Aku takkan bisa menerimamu kembali, tapi
akan kuberi dia pelajaran.” Ucap Ki Joon.
Gi Bbeum
menganguk mengerti tapi menurutya itu takkan terjadi. Ki Joon pikir mungkin
saja terjadi, keduanya tertawa. Lalu salah seorang kakek keluar dari
rumah, Gi Bbeum bertanya apakah kakek
itu akan pulang.
“Tidak.
Ada temanku yang selalu kemari, tapi dia tak datang hari ini dan aku khawatir. Dia
takkan melewatkan acara ini. Bahkan Dia tak mengangkat teleponnya. Jadi, aku
akan memeriksanya.” Ucap kakek
“Pak,
kalau begitu, aku akan ikut denganmu.” Kata Gi Bbeum. Ki Joon pun mengikuti Gi
Bbeum untuk pergi bersama.
Si kakek
berteriak memanggil Tuan Chae dari depan rumah, tapi tak ada sahutan. Akhirnya mereka
masuk dan melihat Tuan Chae sudah tergeletak didepan pintu, Mereka bergegas
membangunkan Tuan Chae. Ki Joon pun memanggil ambulance untuk membawa Tuan
Chae.
Ma Sung
berbicara dengan dokter, dan Tuan Chae sudah ada di ruang IGD. Gi Bbeum
menanyakan keadaan Tuan Chae. Ma Sung memberitahu kalau Tuan Chae mengidap
demensia yang berkaitan dengan alkohol.
“Jika dia
tak bisa mengenali teman–temannya, maka itu makin parah. Dia tak bisa dirawat
jika tak berhenti minum... Itu masalahnya.” Jelas Ma Sung
“ Jika
dia mengidap demensia, maka dia bisa tinggal di Desa Penyembuhan.” Kata Gi
Bbeum
“Aku amat
ingin membawanya ke sana. Jadi Itu sebabnya aku mencoba mempercepat semuanya.”
Jelas Ma Sung
Tuan Chae
akhirnya terbangun menanyakan keberadaanya. Temenya memberitahu kalau Tuan Chae
pingsan saat minum jadi membawanya ke rumah sakit. Tuan Chae mengaku Kepalanya
terasa amat jernih jadi sangat senang.
“Pak, Apa
kau mengenal Tn. Kim Ok–yoon?” tanya Gi Bbeum. Tuan Chae mengaku kenal.
“Dia
adalah teman lama dari kota asalku.” Ucap Tuan Chae mengingat temanya yang
mengantarnya.
“Pak, kau
harus berhenti minum. Jika tak bisa langsung berhenti, maka kurangi minum
alkohol. Jika tidak, kondisimu hanya akan memburuk.” Pesan Ma Sung sebagai
dokter.
“Aku
tahu... Aku ingin berhenti minum, tapi aku amat kesepian tanpa alkohol hingga
terasa tak tertahankan.” Kata Tuan Chae sedih.
“Kau
memilikiku di sisimu.” Ucap Tuan Ok. Saat itu Ma Sung merasakan sakit
dikepalanya, dan bergegas pamit untuk pergi ke toilet.
Gi Bbeum
melihat Ma Sung pergi dengan memegang kepala dengan wajah khawatir. Ma Sung
berusaha untuk bertahan di lorong rumah sakit, tapi kepalanya semakin sakit dan
sempat terjatuh.
Akhirnya
Ma Sung sampai di ruangan, mencoba agar bisa tetap sadar. Saat itu terdengar suara
ketukan pintu. Ma Sung meminta untuk menahan sebentar agar bisa menahan rasa
sakitnya. Gi Bbeum masuk ruangan
menanyakan keadaan Ma Sung, Apa kesakitan. Ma Sung menyangkalnya.
“Kau tak
demam.” Kata Gi Bbeum memeriksa dahi pacarnya.
Ma Sung mengaku kalau amat kesakitan. Gi Bbeum panik dimana Ma Sung
merasa sakit.
“Melihat
wajahmu membuatku merasa aneh di bagian dadaku,
Jantungku berdetak amat cepat.” Goda Ma Sung
“Dasar
Kau amat kejam... Aku benar–benar ketakutan. Apa Kau sungguh baik–baik saja?”
kata Gi Bbeum khawatir. Ma Sung mengaku baik-baik saja.
“Kau
menakutiku... Ma Sung Aku merasakan sesuatu saat melihat kedua kakek itu. Kita
benar–benar memerlukan tempat seperti Desa Penyembuhan agar tak banyak orang
yang harus menderita. Apa Kau tahu kenapa aku menyebutmu "bodoh"?”
kata Gi Bbeum. Ma Sung ingin tahu alasan.
“Kau
sakit, tapi bilang sebaliknya dan berpura–pura tak menderita, padahal
sebaliknya. Jangan bersikap bodoh denganku. Bahkan jika kau tak bisa memberi
tahu yang lainnya, maka aku ingin kau memberitahuku semuanya. Aku ada di
sisimu. Apa Kau Paham?”ucap Gi Beum. Ma Sung menganguk.
“Gi
Bebum.. Aku kalah kemarin, jadi, aku harus mentraktirmu makan malam.” Kata Ma
Sung.
Keduanya
duduk di meja restoran sederhana, Gi Bbeu menceriakan kalau restoran memang
tampak lusuh, tapi makanannya terkenal. Ma Sung membaca tulisan di dinding
"Resep Ibu dengan Tradisi 40 Tahun" lalu terdiam. Gi Bbeum pikir Ma Sung tak suka tempat
seperti ini.
“Tidak.”
Ucap Ma Sung. Gi Bbeum pun mengajak mereka mulai makan. Ma Sung mencoba makan
walaupun nafsu makanya hilang.
“Jadi,
seperti ini rasa makanan ibu. Ini Lezat.” Kata Ma Sung dengan wajah
berkaca-kaca.
Gi Bbeum
dengan senyuman pun merasa lega lalu melihat tulisan "Resep Ibu dengan Tradisi 40 Tahun"
dan merasakan hal yang sama dengan Ma Sung karena sudah lama ditinggal oleh
ibunya dan merasa kalau ada alasan makanan direstoran jadi terkenal. Keduanya
makan dalam diam.
Keduanya
berjalan pulang, Gi Bbeum melihat Ma Sung memegang perutnya dan berpikir kalau mengalami
gangguan pencernaan, karena sudah membuat makan terlalu banyak. Ma Sung
menyangkalnya, menurutnya akan merasa lebih baik setelah berjalan sebentar.
“Kenapa
kau membawaku kemari dan bukan ke restoran mewah?” ucap Ma Sung
“Apa yang
salah dengan tempat seperti ini? Aku ingin pamer bahwa kekasihku kaya dan makan
di restoran mewah, tapi aku merasa lebih nyaman di tempat seperti ini.” Kata Gi
Bbeum bangga.
“Omong–omong,
kau tak kesakitan, 'kan?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung menyangkalnya.
“Kau
berjanji takkan bohong. Apa Kau yakin tak sakit?” kata Gi Bbeum. Ma Sun
menyakinkan kalau memang tak salah.
“Aku
takkan berbohong lagi kepadamu. Tapi... Aku... Aku mencintaimu... Aku...amat...
mencintaimu.” Ungkap Ma Sung mengungkap perasanya tanpa bisa dipendam lagi.
“Kau akan
berkata begitu nanti, tapi aku ingin mendengarnya sekarang.” Kata Ma Sung. Gi
Bbeum meminta Ma Sung mendekat lalu membisikan”Aku mencintaimu.”
“Apa kau
harus membuatku mengatakan itu di sini?” keluh Gi Bbeum malu lalu berlari
pergi. Ma Sung heran pada Gi Bbeum padahal berjanji takkan memunggunginya.
CEO Kim
menunggu dipakiran dengan wajah gelisah, Pengacara Hwang datang. CEO Kim
bertanya apa informasi yang dimilikinya. Pengacara Hwang memberitahu Dokter
Yoon Hong Joon, yaitu ahli neurologi otak di RS Sunwoo dan dokter untuk Gong Ma
Sung. CEO Kim melihat Foto Dokter Yoon.
“Dia
menyewa seseorang tiga tahun lalu.” Kata Pengacara Kim. CEO Kim tak percaya
kejadian Tiga tahun lalu.
“Dia akan
bicara demi uang. Nanti Akan kukirimkan fotonya setelah menghubunginya.” Ucap Pengacara
Hwang. CEO Kim menganguk mengerti.
Semua
berkumpul di ruang Star Entertaiment,
Jae Min melihat komentar pada Video Gi Bbeum "Maaf telah salah
sangka Kepadamu, Gi–bbeum tetap seorang ratu. Semoga kau kembali." CEO Jang
pikir baru saja memulai dan belum melakukan public relation apa pun.
“Tapi ini
awal yang bagus jika konten pertama kita ditonton sebanyak itu.
Komentar–komentarnya juga cukup positif.” Ucap CEO Jang
“Gi–bbeum,
jika kau menjadi model untuk perusahaan perhiasan itu, maka kau akan
benar–benar..” ucap Nan Joo terharu.
“Jangan
mulai menangis.” Komentar Gi Bbeum. Nan Joo berharap Gi Bbeum mendapat yang
terbaik.
“Kontrak
modeling perhiasan? Yang kau tolak itu?” tanya CEO Jang
“Ya. Ketuanya
menghubungi lagi melalui Ma Sung, Itu
kontrak yang amat besar hingga aku menjadi sedikit ragu.” Ungkap Gi Bbeum.
CEO Jang
pikir Gi Bbeum jangan berkata seperti itu, karena Yang membenci Gi Bbeum sudah
berkurang jadi harus berani maju lalu melihat ponselnya berdering dan itu telp
dari Sutradara Gi. Nan Joo bertanya siapa itu, Gi Bbeum memberitahu kalau Sutradara
film terkenal itu.
“Dia
meminta maaf telah bersikap kasar waktu itu dan bertanya kau ingin audisi untuk
sebuah peran, Aku harus bilang apa?” ucap CEO Jang. Gi Bbeum pikir itu tentu
mau sekali.
“Sutradara
Gi, kami tak perlu berpikir panjang. Jadi Kapan? Tentu saja, tak masalah.” Ucap
CEO Jang lalu mengajak Jae Min pergi.
Nan Joo
pun memuji Gi Bbeum yang benar–benar sukses meminta agar Jangan melupakan
kareana sudah terkenal lagi. Gi Bbeum bertanya apakah boleh menangani rias
wajah dan pakaian Nan Joo lagi. Nan Joo mengaku boleh.
“Aku tak
bisa memanggilmu Ran–ju lagi... Tapi Nn. Ko...” kata Gi Bbeum.
“Benar.
Tapi masalahnya adalahaku bukan Ran–ju yang sama seperti tiga tahun lalu. Aku
tak bisa memberimu diskon hanya karena kita berteman. Ejek Nan Joo.
“Jika kau
tetap di dalam mobil van seperti Ha–im dengan masker oksigen, maka aku akan
menyuapimu debu. Jadi kau Ingat itu dan berhati–hatilah. Ini menyenangkan.”
Kata Nan Joo memperingati. Gi Bbeum bisa tersenyum puas.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Kasian masung nenahan sakit sendirian,demi cintanya pada gi bbeum
BalasHapus