PS : All images credit and content copyright : MBN
Nan Joo
dkk memberikan kompresan es batu untuk Min Chul yang ditampar oleh CEO Kim. Ha
Im hanya terdiam mengingat kembali yang dikatakan Gi Bbeum sebelumnya “Kau
pasti merasa sangat khawatir tentang sesuatu atau kau takut kehilangannya.”
“Lelucon
macam apa itu.” Komentar Ha Im lalu mencoba menelp Ki Joon tapi memilih untuk
menahanya, dan melihat nomor yang tak disimpan masuk ke dalam ponselnya.
Ki Joon
datang menemui ibunya bertanya apa alasan memanggilnya. Nyonya Gong langsung
melempar apapun yang dimeja pada anaknya. Ki Joon bingung bertanya apakah sudah
melakukan kesalahan. Nyonya Gong tak habis pikir dengan Ki Joon memperebutkan
wanita dengan sepupunya.
“Aku
menyukainya duluan.” Kata Ki Joon. Nyonya Gong menyuruh Ki Joon agar menutup
mulutnya.
“Bibimu
bertemu dengannya sekarang, asal tahu saja.” Kata Nyonya Gong. Ki Joon panik
kalau Ketiganya menyerang Gi Bbeum
“Itu
terorisme.” Jerit Ki Joon. Nyonya Gong menegaskan kalau Ki Joon akan dijodohkan dengan putri bungsu
TN Group jadi meminta agar bersikap lebih baik.
“Song Hwa
menyukai Ma Sung... Dia tidak menyukaiku.” Ucap Ki Joon Ibunya makin marah
karena Ki Joon yang tidak sopan dan Seleranya buruk sekali menatap foto Ha Im
didepanya.
“Apa Bibiku
bertemu dengannya sekarang?” ucap Ki Joon kaget ternyata bukan Gi Bbeum tapi Ha
Im.
Ha Im
duduk dengan melipat tangan didada pada tiga bibi Ma Sung, mereka sama-sama
memperlihatkan gaya angkuh. Akhirnya Ha Im menurunkan tanganya mengaku merasa
terhormat memint untuk bertemu. Bibi Ki
Joon ingin tahu yang sebenarnya, Siapa diantara Ma Sung dan Ki Joon. Ha Im
binggung
“Kau
tidak mengencani mereka berdua, kan? Apa itu Ma Sung?” ucap Bibi pertama
“Kau
benar-benar tipenya Ki Joon... Ki Joon benar-benar menyukai tampilan yang
kekanak-kanakan ini.” Ucap bibi lainya seperti tak percaya
“Mungkinkah,
Sung Ki Joon dari Star Entertainment?” tanya Ha Im seperti baru menyadarinya.
“Apa Kau
tidak tahu Ki Joon keponakan kita? Apa Ki Joon menyembunyikan identitasnya?”
kata Si Bibi. Ha Im tak bisa menahan tawa dengan sikap bibi Ki Joon.
“Kami bukan tipe orang yang menolak selebriti
atau apa pun. Dan Kami juga tidak peduli tentang garis darah keluarga. Kau
sangat berbeda dari yang aku pikirkan dari keluarga konglomerat biasanya. “
komentar Bibi Ki Joon
“Tapi Ada
banyak selebriti yang berpendidikan akhir-akhir ini. , Natalie Portman lulusan
Harvard... Claire Danes berkuliah di Yale... Jennifer Connelly berkuliah di
Stanford. Dia memiliki banyak minat dalam masalah sosial. Jadi, apa pekerjaan
ayahmu?” tanya Bibi Ki Joon.
“Ayahku
ketua perusahaan konstruksi lift. Ini secara finansial peringkat ke-108.” Kata
Ha Im bangga
“Oh, keluargamu
bekerja dalam pekerjaan manual. Keluargamu tidak memiliki banyak hal untuk
ditampilkan sendiri. Bagaimana dengan sekolah?” tanya Bibi Ki Joon yang ingin
menyeleksi calon menantu kakaknya.
Ki Joon
menunggu diluar ruangan sedikit gelisah, apakah Ha Im akan baik-baik saja, tapi
menurutnya pasti tak bisa baik-baik saja, karena Tiga bibinya mungkin melempar
bom. Ia lalu berpikir menurutnya Si Bulu itu sangat lucu, karena menurutnya Ha
Im tak perlu datang karena mereka tidak dalam suatu hubungan.
Ma Sung
turun dari mobil bergegas mengetahui kalau Ben ada dikantornya, Sek Yang juga
panik kalau Ben sudah menunggu 1 jam
jadi harus bergegas. Ma Sung masuk ruangan sudah ada Dokter Yoon dan Direktur
Yeon, lalu menyapa Ben dan meminta maaf karena sudah menunggu.
“Jika ini
tentang investasi untuk Desa Penyembuhan Kau seharusnya menghubungiku lebih
cepat.” Kata Ma Sung dengan bahasa inggris yang fasih
“Dokter
Gong, apa kau melupakan rapat kita?” ucap Ben dengan nada marah. Ma Sung
terlihat binggung
“Aku sudah
memberitahumu dua hari yang lalu bahwa aku akan menyelesaikannya kesepakatan investasi
untuk Desa Penyembuhan. Kita seharusnya menandatangani Rapat dan Kontrak hari
ini di tempat ini. Apa kau lupa?” ucap Ben.
Ma Sung
terdiam mengingat pemikiran sebelumnya “Kenyataan bahwa aku ingat ini berarti aku
melupakan sesuatu yang lain. Apa yang aku lupakan?” Ia mengerti kalau sudah
melupakan rapat yang penting untuk misi kemanusianya.
“Ben, aku
sangat menyesal. Aku membuat kesalahan besar.” Ucap Ma Sung
“Aku mengulur
kembali semua jadwalku yang lain untuk rapat ini. Sepetinya kau melupakanku
sebagai investormu. Aku sangat kecewa.” Ucap Ben marah
“Ben,
tolong pertimbangkan kesalahan ini sekali saja.” Kata Ma Sung memohon.
“ Menjaga
kata-katamu adalah sesuatu yang membangun kepercayaan dalam hubungan bisnis,
Dokter Gong.” Tegas Ben
Ma Sung
kembali meminta maafdan harus kembali ke penawaran tentang semua perjanjian untuk
Desa Penyembuhan. Ben tak peduli memilih untuk pergi. Direktu tak percaya kalau
kesalahan seperti ini terjadi lalu mengejar Ben keluar ruangan.
“Apa Kau
tidak ingat sama sekali?” tanya Dokter Yoon. Ma Sung dengan wajah binggung
mengaku tidak sama sekali. Wajah Dokter Yoon terlihat bahagia.
Nyonya
Gong memberitahu kalau Investasi itu senilai lebih dari 100 miliar won dan ini
dianggap sebagai kekalahan. Ma Sung hanya bisa mengucapkan permintaan maaf.
Nyonya Gong menegaskan Seorang pengusaha
seharusnya tidak meminta maaf tapi harus bertanggung jawab.
“Desa
Penyembuhan akan dilanjutkan... Aku akan mencari cara untuk memulihkan. Dan
Juga, hal semacam ini tidak akan terjadi lagi.” Ucap Ma Sung berjanji
“Aku
tidak akan membiarkan lebih banyak kerugian bagi perusahaan. Apa yang harus kau
lakukan, Ma Sung?” kata Nyonya Gong menyindir. Ma Sung tak mengerti apa
maksudnya.
“Kesalahan
ini pasti akan terjadi... Jelaskan dirimu dan kebohongan ini dulu. Kau lebih
tahu penyakitmu sendiri.” Sindir Nyonya Gong
“Bibi, apa
kau tahu tentang itu?” ucap Ma Sung kaget.
“Kau
berbaring selama satu tahun. Bagaimana mungkin aku tidak tahu?” ucap Bibi Gong
“Lalu
kenapa kau pura-pura tidak tahu selama ini? Kenapa kau tidak bertanya
keadaanku? Kau masih keluargaku.” Ucap Ma Sung tak percaya
“Karena
aku keluargamu... Kau adalah anak sial yang membunuh orang tuamu... Namun, aku
sabar sampai hari ini... Karena kita adalah keluarga. Karena, kau adalah
darahku dan beban yang tidak bisa kusingkirkan.” Tegas Nyonya Gong
memperlihatkan sikap aslinya.
“Kau
dapat diberhentikan sebagai CEO sesudah dewan mengetahui tentang kesehatanmu.
Apa kau ingin sahammu dibagi secara paksa? Karena aku bibimu, tapi aku tidak
bisa melakukan itu.” Ucap Nyonya Gong yang serakah.
“Apa
maksud perkataanmu? Pemecatan? Pembagian?” ucap Ma Sung terlihat shock
“Mendiang
Ketua menyusun saham dengan cara yang tidak adil. Aku akan mengubahnya. Desa
Penyembuhan... Lepaskan semua yang kau miliki dan mengundurkan diri sendiri. Lagipula
kau tidak punya banyak waktu.” Ucap Nyonya Gong
Ma Sung
pikir kalau ini alasan Bibi Gong yang menjaganya selama ini. Bibi Gong dengan
sinis agar Ma Sung Jangan membencinya karena itu tapi Ini adalah takdir mereka
lalu berjalan pergi. Ma Sung tetap diam ditempat duduk saat bibinya akan keluar
ruangan.
“Ah, tapi
bukankah itu melegakan? Dengan Segera, kau bahkan tidak akan mengingat ini.”
Kata Bibi Gong menyindir. Ma Sung
terlihat sangat shock.
Gi Bbeum
memasak sayur didapur, Sa Rang memanggil kalau Gonggalppang menelp. Gi Bbeum
pun mengangkatnya sambil memasak, Ma Sung bertanya apakah sudah makan dan
meminta agar dibelikan makanan karena hanya
tidak ingin makan sendirian.
“Aku
tidak bisa keluar sekarang. Ayo makan bersama lain waktu.” Ucap Gi Bbeum. Ma
Sung yang ada disamping rumah Gi Bbeum bisa mengerti.
“Apa ada
yang salah dengannya?” pikir Gi Bbeum merasa tak enak hati, saat itu Ma Sung
akan berjalan pulang dan merasakan seseorang keluar dari pintu rumah.
Gi Bbeum
menelp Ma Sung menanyakan keberadaanya sekarang. Ma Sung mengejek kenapa Gi
Bbeum ingin tahu apakah akan membelikan makanan, Gi Bbeum mengajak untuk makan
bersama. Ma Sung terlihat bahagia. Gi Bbeum ingin tahu dimana Ma sung karena akan
datang menjemput.
“Diam
disana.... Aku akan datang padamu.” Kata Ma Sung dan Gi Bbeum dikagetkan dengan
Ma Sung sudah didepanya.
“Sudah
berapa lama kau di sana?” ucap Gi Bbeum kaget. Ma Sung memberikan senyuman
sumringah.
“Aku
sangat lapar. Apa yang kita makan?” tanya Ma Sung penuh semangat.
Keluarga
Joo hanya bisa melonggo melihat Ma Sung yang tinggi ada di depan mereka. Gi
Bbeum memperkenalkan Ma Sung pada keluarganya dan sebaliknya. Ma Sung tak
percaya kalau Gi Bbeum itu mengajak makan adalah dirumahnay.
“Jangan
makan di luar... Masakan rumahan saja, tak apa?” ucap Gi Bbeum
“Tidak
apa-apa, tapi aku harap kau memberitahuku dulu.” Bisik Ma Sung gugup.
“Gonggalppang
datang dengan tangan kosong.” Keluh Sa Rang, Gi Bbeum memberitahu kalau Ma Sung
banyak membantu jadi meminta Jangan bertingkah dan bersikap sopan pada adiknya.
“Aku
masih menyiapkan makanan, duduklah sekarang.” Ucap Gi Bbeum berlari ke arah
dapur. Tuan Joo menyuruh Ma Sung untuk dududengan nyaman. Ja Rang mengambilkan
nasi untuk Ma Sung.
Tuan Joo
menuangkan arak beras untuk Ma Sung ke dalam mangkuk, setelah itu memberikan
ikan asin karena cocok dengan anggur beras. Ma Sung mengucapkan terima kasih dan
memakanya. Tuan Joo ingin tahu Apa
pekerjaannya, Ma Sung menjawab seorang dokter.
“Dia berasal
dari keluarga konglomerat yang kaya. Dia punya banyak uang.” Ucap Sa Rang. Gi
Bbeum yang mendengarnya memperingatkan adiknya agar berbicara dengan baik.
“Apa orang
tuamu masih ada?” tanya Tuan Joo. Ma Sung terlihat gugup.
“Mereka
meninggal dalam kecelakaan ketika aku masih di sekolah dasar.” Ucap Ma Sung
“Aigoo.
Bagaimana kau tumbuh besar?” tanya Tuan Joo merasa kasihan.
“Aku
punya empat bibi dan mereka membesarkanku seperti orang tuaku. Aku
menyelesaikan studiku di luar negeri pada waktu itu. Ini Sudah sekitar tiga
tahun sekarang sejak aku kembali ke Korea.” Cerita Ma Sung
“Apa kau
memiliki saudara kandung?” tanya Tuan Jo.
“Aku
memiliki satu sepupu yang lebih muda.” Jawab Ma Sung. Tuan Joo berkomentar Ma
Sung yang menjalani kehidupan yang sepi.
“Kau
sehat, kan? Apa Kau tidak memiliki penyakit kronis?” tanya Tuan Joo. Ma Sung
langsung tersedak.
Gi Bbeum
datang membawakan sup langsung memukul punggung Ma Sung yang tersedak, lalu menyuruh ayahnhya berhenti bertanya
karena membuat Ma Sung tidak nyaman.
“Apa Kau
baik-baik saja dengan ayam pedas rebus? Beginilah cara kita makan dan hidup.
Meskipun aku tahu itu mungkin berbeda denganmu. Jadi Nikmati dan makan banyak.”
Kata Gi Bbeum mereka pun mulai makan.
“Kau
Makan ini tidak berbeda dengan makan ayam utuh.” Ucap Tuan Joo memberikan
potongan ayam kecil pada Ma Sung.
“Terima
kasih... Itu kenyal dan enak.” Komentar Ma Sung setelah mengunyahnya.
“Pantat
ayam itu sangat kenyal.” Kata Sa Rang. Ma Sung melotot kaget seperti ingin
muntah
"Kau Makan
ini juga... Makan semua dagingnya...” ucap Ayah Gi Bbeum memberikan paha ayam
diatas nasi yang tinggi menjulang pada mangkuk Ma Sung.
“Kenapa
kau tidak makan? Jika kau terlalu lama, seseorang akan mengambilnya. Jadi Cepat
makan.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung seperti baru merasakan makan dengan rasa
kekeluargaan.
Ma Sung
mendengar sesuatu lalu bertanya suara apa itu. Ja Rang memberitahu kalau itu
mesin cuci jadi Jangan khawatir. Ma Sung tak percaya mendengarnya, Ja Rang pikir kalau mesin agar tua jadi suaranya berisik tapi setelah itu akan segera
mengatur dirinya sendiri. Tuan Joo yakin kalau Kedengarannya seperti guntur.
Mereka saling bercana aklau Pasti ada pemukul laundry di dalamnya.
Gi Bbeum
mengantar Ma Sung pulang dan menyuruhnya untuk duduk sambil memukul bagian
punggungnya, Ma Sung seperti sangat kesakitan memegang perutnya. Gi Bbeum pikir
Jika mengalami gangguan pencernaan,
seharusnya berhenti makan tapi malah terus makan.
“Kau
sangat bodoh memakan semuanya.” Kata Gi Bbeum terus memukul punggung dengan
keras. Ma Sung menjerit kesakitan meminta Gi Bbeum mengusapnya dengan Lembut.
“Tunggu..Sebentar...
Kupikir aku memilikinya.” Kata Gi Bbeum mencari sesuatu dari tasnya. Ma Sung
binggung apa yang dikeluarkan Gi Bbeum.
“Oh, aku
tidak suka itu. Ah sungguh.” Jerit Ma Sung ketakutan. Gi Bbeum meminta Ma Sung
agar mengulurkan tangannya.
“Aku lebih
suka gangguan pencernaan... Aku sangat membencinya.” Kata Ma Sung dengan tangan
yang ditahan oleh Gi Bbeum.
“Tahan
dulu! Pria macam apa yang setakut ini? Diam.” kata Gi Bbeum. Ma Sung mencoba
memberontak tapi Gi Bbeum sudah lebih dulu memegang tanganya dan menusuknya.
“Oh,
lihat darahnya...Kau memiliki gangguan pencernaan yang buruk Itu menyakitkan
dan Sangat buruk... Kau memiliki gangguan pencernaan yang buruk.” Ucap Gi Bbeum
melihat darah yang keluar.
“Aku belum pernah mengalami makanan seperti
itu sebelumnya. Tapi, itu adalah makanan rumahan terbaik dalam hidupku.” Kata
Ma Sung dengan merasakan Gi Bbeum sudah duduk didepanya dan akan memberikan
backhug.
Gi Bbeum
akan bangun, tapi Ma Sung menahanya memeluk Gi Bbeum sangat erat karena terasa
hangat dan juga nyaman. Gi Bbeum tak menolaknya membiarkan Ma Sung memeluknya.
Gi Bbeum
menatap cermin menyakikan diri “Joo Gi Bbeum, kau bisa melakukannya dengan
baik. Ja Ran memberitahu ayahnya kalau Gi Bbeum akan mengadakan audisi hari ini
dan panik karena ada sup rumput laut. Tuan Joo langsung menghabiskanya.
“Ayah...
Aku ada audisiku hari ini, tapi bermimpi burul. Ini bukan takdir buruk, kan?”
ucap Gi Bbeum keluar dari kamar.
“Kenapa
kau percaya itu? Itu semua takhayul.” Ucap Ja Rang. Ayahnya membenarkan.
“Sup
apaan ini? Tidak ada apa-apa di dalamnya?” kata Gi Bbeum heran. Ayahnya mengatakan
kalau itu Sup rumput laut.
“Rumput
laut? Aku punya firasat buruk.. Ahh Tapi Baiklah, asalkan bukan sup rumput
laut.” Ucap Gi Bbeum hanya makan dengan kuah dan meminta adiknya mengambil
minum.
Ja Rang
ingin mengangkat gelas tapi tangkainya malah terputus, wajahnya panik. Ayahnya
langsung mengalihkan pandangan Gi Bbeum dengan memuji anakknya yang cantik. Gi
Bbeum heran dengan Ja Rang malah memegang gelasnya bukan memberikanya.
“Oh, aku
hanya ingin kau melakukannya dengan baik di audisimu hari ini. Aku akan
memberimu makanan.” Ucap Ja Rang sengaja memegang gelas dan juga tangkai agar
tak terlepas.
“Kenapa
kau tak seperti biasanya?” keluh Gi Bbeum heran. Ja Rang menyuruh kakaknya minum
saja.
“Ayah, Apa
kau menggigit batu?” tanya Gi Bbeum mendengar sesuatu. Tuan Joo mengelak.
“Aku
mendengarnya.” Kata Gi Bbeum. Ja Rang dan ayahnya merasa tidak mendengar
apapun.
“Wahh....
Aku akan gagal dalam tesku hari ini.” Ucap Sa Rang keluar dari kamar mandi
dengan wajah kesal.
“Joo Sa
Rang, berapa banyak buang air besarmu?Apa Kau tidak menyiram?” jerit Ja Rang,
dan Semua langsung menutup hidup.
“Itu
Tersumbat dan Tidak turun... Astaga, nilaiku akan jelek..” keluh Sa Rang lalu
pamit pergi. Tuan Joo mengejar anaknya agar
makan sebelum pergi.
“Aku
punya firasat buruk.” Ucap Gi Bbeum merasa tak enak hati.
Saat itu
terdengar suara jeritan dari depan rumah, Sa Rang melonggo melihat sesuatu
didepanya. Semua pun keluar rumah dan kaget ada banyak banyak tanaman bunga di
sepanjang jalan keluar.
“Ada apa
dengan jalur bunga? Mataku busuk pagi ini.” Keluh Sa Rang tapi Gi Bbeum merasa
kalau itu indah dan berpikir kalau itu dari Gong Ma Sung.
Sementara
Ma Sung dan Sek Yang berjalan di lorong, Ma Sung seperti tak yakin dengan saran
Sek Yang kalau itu sangat istimewa, tapi Sek Yang yakin kalau Gi Bbeum akan
tersentuh dan menelponnya. Ma Sung merasakan getaran pada ponselnya.
[Joo Sa
Rang -Yuck, ada apa dengan jalan bunganya? Ini Benar-benar tidak berhasil Kau
berharap kakaku jatuh seperti kelopak dari audisinya?]
Sek Yang
ingin tahu yang dikatakn Gi Bbeum karena yakin kalau pasti menyukainya. Ma Sung
langsung memiting kepala Sek Yang kalau harus mati hari ini. Sek Yang panik
kalau itu tidak mungkin.
Gi Bbeum
terlihat bahagia berjalan disepanjang jalan bunga saat keluar rumah, lalu
melihat sebuah surat yang dituliskan Ma Sung “Joo Gi Bbeum, ayo kita berjalan di
jalan yang berbunga-bunga.”
“Aku
merasa gugup pagi ini. Untuk beberapa alasan, aku punya perasaan yang baik.” Ucap
Gi Bbeum
Ma Sung menarik
Sek Yang ke ruangan dan kaget melihat CEO Kim sudah ada diruangannya. Ma Sung mengeluh Apa lagi sekarang. CEO Kim
pikir berbicara terakhir kali dan tidak mendengar kabar dari Ma Sung jadi penasaran
apa mungkin lupa.
“Aku
berencana menghubungimu segera.” Kata Ma Sung. CEO Kim mengaku sudah mengerti.
“Aku
kebetulan tahu begitu banyak orang yang menderita demensia. Aku sangat khawatir
dan Leganya. Kau masih ingat... Bukan berarti aku mengatakan kau memiliki
masalah itu, Direktur” ucap CEO Kim menyindir.
“Aku akan
jelas denganmu sekarang. Kami tidak ingin bintang top seperti Lee Ha Im untuk
rumah sakit atau hotel kami. Kontrak iklan akan sulit” ucap Ma Sung
“Aku
tidak berpikir akan membuat permintaan... Kupikir kau adalah seorang dokter
yang jenius. Bukankah otakmu bekerja lebih baik?” ucap CEO Kim makin menyindir
“Kim Bum
Soo Permintaan yang tidak masuk akal dapat menyebabkan masalah.” Tegas Ma Sung.
CEO Kim pikir kalau ini masuk akal.
Saat itu ponsel
Ma Sung berdering, Dokter Yoon menelp, Ma Sung mengatakan akan segera ke sana
dan memberitahu CEO Kim kalau sudah memiliki janji sebelumnya dan akan pergi.
CEO Kim menyindir kalau Ma Sung tidak harus melakukan sikap angkuhnya seperti
ini.
“Aku tahu
banyak tentangmu... Kau penasaran apa yang kutahu, kan? Aku akan menunggu telponmu” ucap CEO Kim
menyuruh Ma Sung pergi saja.
Ki Joon
menunggu didepan gedung dengan wajah gelisah karena belum datang. Saat sebuah
mobil van datang, Ki Joon langsung masuk mengeluh karena Gi Bbeum ada audisi
ajdi harus menjemputnya. Mobil hanya diam tanpa sadar CEO Kim ada
disampinganya.
“Apa yang
kau lakukan? Pergilah sekarang.” Teriak Ki Joon dan kaget melihat CEO Kim
disampinganya.
“Apa Joo
Gi Bbeum mengadakan audisi?” ucap CEO Kim. Ki Joon panik bertanya siapa pria
itu.
“Di mana
Jae Min? Apa ini bukan mobilku?” ucap Ki Joon tersadar.
“Aku
Ketua Kim Bum Soo... Kau Sung Ki Joon, kan?” kata CEO Kim. Ki Joon binggung CEO
Kim bisa mengetahuinya.
“Apa kau
melakukan ini dengan sengaja? Yah... Mau bagaimana lagi? Aku tidak ingin mentransfer
perusahaan... Oh, scouting adalah perang.” Ucap i Joon lalu turun dari
mobilnya.
CEO Kim
memastikan kalau itu Sung Ki Joon dari Grup Sunwoo, lalu menyuruh anak buahnya
agar mencari tahu di mana Joo Gi Bbeum mengikuti audisi secepatnya.
Gi Bbeum
dan Nan Joo sibuk berlatih dialog dengan beberapa orang yang ikut melakukan
casting. Nan Joo memuji akting Gi Bbeum sangat bagus.Gi Bbeum mengaku sangat
gugup, Nan Joo meminta agar jangan gugup karean Gi Bbeum hanya perlu masuk saja
dan bunuh mereka semua dengan bakat yang dimilikinya.
“Tarik
napas dalam-dalam untuk saat ini. Ikuti aku.” Ucap Nan Joo dan dan saat itu CEO
Kim datang menyapa Gi Bbeum.
“Gi
Bbeum. Kenapa kau di sini? Dan Juga, aku tidak berpikir, Go Nan Joo seharusnya
ada di sini.” Komentar Tuan Kim. Gi
Bbeum meliriks insi seperti tak ingin menanggapi.
Keduanya
bertemu di ruangan lain, CEO Kim memberitahu kalau Ada seorang rookie bernama
Judy dan sangat bagus. Gi Bbeum tak ingin basa-basi ingin CEO Kim bicara pada
intinya saja, CEO Kim memberitahu kala
Peran yang diikuti Gi Bbeum sudah ditetapkan jadi lebih baik pulang saja.
“Jangan
membuatku tertawa.. Aku akan pergi sesudah mengikuti audisi.” Ucap Gi Bbeum akan
melangkah pergi.
“Dengarkan
semua yang harus kukatakan lebih dulu... Ini tentang Gong Ma Sung.” Kata Tuan
Kim membuat Gi Bbeum tak jadi pergi.
“Tiga
tahun lalu di Hainan, kau membuatku kesal dan menghilang. Kau bertemu Gong Ma
Sung, kan?” sindir Tuan Kim
“Kenapa
kau tiba-tiba mengungkit hal itu?” tanya Gi Bbeum
“Tahukah
kau bahwa Gong Ma Sung mengalami kecelakaan?” kata Tuan Kim. Gi Bebum hanya
terdiam dan Tuan Kim melihat kalau Gi Bbeum sudah tahu.
“Astaga,
kalau begitu... kau harus tahu kalau kepalanya bermasalah.” Kata Tuan Kim. Gi
Bbeum memperlihatkan wajah kagetnya.
“Ya, aku
mengerti... Itulah kenapa kau melangkah keluar dari barisan... Kau bahkan tidak
tahu apa yang kau lakukan... Otaknya tidak normal. Bahkan Ingatannya datang dan
pergi... Dia seharusnya menjadi dokter top. Tapi Dia akan kehilangannya di
sini... ini Semua karenamu.” Ucap CEO Kim mencoba mempengaruhi.
“Jangan
konyol... Apa Kau mengharapkanku untuk percaya itu?” ucap Gi Bbeum
“Kalau
saja dia tidak bertemu denganmu hari itu... Kalau saja dia tidak setuju bertemu
denganmu... setidaknya Dia tidak akan mengalami kecelakaan” ucap CEO Kim terus
mempengaruhi.
“Tunggu
sebentar... Kau mengirim Hyung Joon pergi seperti itu. Apa sekarang Gong Ma
Sung? Wow, Gi Bbeum... Kau memiliki bakat untuk melukai orang kaya.
.. Jika kau tidak mendengarkanku dan terus
berkeliaran, maka aku akan mengirim Gong Ma Sung pergi.” Kata CEO Kim
mengancam. Gi Bbeum tak mengerti maksudny.
“Jika
media tahu tentang masalah yang terjadi
dikepalanya? Dunia yang dia tinggali akan hancur sepenuhnya. Dan Sepertimu.
Bahkan Kau tahu betul seperti apa rasanya.” Kata CEO Kim. Gi Beum hanya bisa
terdiam.
CEO Jang
panik bertanya apakah Gi Bbeum tidak mengangkat. Jae Min mengatakan kala ponsel
Gi Bbeum sudah dimatikan. CE Jang pani Di mana Gi Bbeum pada jam audisi dan
mengomel tak ada yang menghentikannya. Nan Joo meminta maaf karena Seharusnya tetap
bersamanya.
“Aku
merahasiakan audisi... Bagaimana Bum Soo tahu?” ucap CEO Jang
“Bum Soo?
Kim Bum Soo dari Empire Entertainment?” ucap Ki Joon lalu terdiam lalu mengaku
kalau ia yang memberitahunya.
Ma Sung
sedang ada dirumah, Ki Joon menelp Ma Sung apakah sudah dengar dari Gi Bbeum.
Ma Sung mengaku Tidak dan bertanya apa audisinya sudah selesai. Ki Joon
memberitahu kalau Gi Bbeum tidak ikut audisi. Ma Sung bingung kenapa tidak dan
Apa terjadi sesuatu.
“Kim Bum
Soo membawanya ke suatu tempat. Kami masih tidak bisa menghubunginya.” Ucap Ki
Joon.
Ma Sung kaget
mendengar nama Kim Bum Soo, Sek Yang
masuk dengan wajah panik memberitahu bosnya, Ma Sung kaget mengatakan sedang
sibuk sekarang, jadi bicara nanti. Sek Yang mengakubarusan bertemu Joo Gi
Bbeum.
“Kenapa
kau bertemu Joo Gi Bbeum?” tanya Ma Sung kaget.
“Kau
sudah tahu dan dia ingin mengkonfirmasi.” Kata Sek Yang
Gi Bbeum
berjalan ditengah hujan membiarkan tubuhnya basah teringat kembali kejadian
sebelumnya. Saat pertama kali bertemu Gi Bbeum yang memanggil Ma Sung, Saat itu
Ma Sung terlihat marah kaean baru saja memanggil namanya dan bertanya apakah
tak mengingatnya.
“Kau
harus memutuskan sekarang. Bisakah aku mengingatmu besok atau haruskah aku
melupakanmu? Ceritakan padaku tentang itu.” Ucap Ma Sung saat pertama kali
datang ke rumah Gi Bbeum.
“Aku memintamu sekali ini saja... Tolong
beritahu aku.” Ucap Ma Sung dan saat Gi Bbeum menanyakan tatto. Ma Sung mengaku
lupa.
“Ayo
berkencan hanya untuk satu musim.” Kata Ma Sung saat di pesta
“Jadi,
apa yang akan kita lakukan saat musim dingin tiba?” tanya Gi Bbeum menganggap
Ma Sung sudah mempermainkan hati wanita.
“Aku minta
maaf. Karena tidak datang bertemu denganmu. Kita setuju untuk ketemuan, kan?”
ucap Ma Sung datang setelah melupakan pertemuan mereka.
“Apa kau
bertanya tentang pertemuan kita? Apa yang terjadi sehingga kau tidak dapat mengingat
rencana yang kau buat?” ucap Gi Bebum
“Aku tidak
bisa memberitahumu alasannya.” Kata Ma Sung
“Apa
alasanmu tidak bisa kau ceritakan padaku? Kau hanya tidak ingin memberi tahuku.”
Ucap Gi Bbeum marah
Gi Bbeum
akhirnya menangis dibawah hujan merasa kalau semua ini kaena dan salahnya,
menurutnya dirinya yang tidak beruntung. Saat itu tiba-tiba sesuatu menutupi
kepalanya, Ma Sung datang dengan membawa payung.
“Kau
tidak ikut ke audisi dan mematikan teleponmu. Apa yang kau lakukan hujan-hujan
begini? Sudah kubilang jangan menangis.. Itu membuat segalanya lebih sulit
untukmu. Jadi Ayo kita pulang. Bangun.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum terdiam. Ma Sung
menyuruh Gi Bbeum cepat bergegas karena akan sakit.
“Kau
pasti mengutukku karena begitu bodoh selama ini. Kau pasti membenciku... Dengan
Mengingatku... Mengingatku pasti...pasti sangat sulit. Kau pasti sangat
bersedih.” Ungkap Gi Bbeum sambil menangis.
“Aku
bertemu denganmu sesudah tiga tahun kemudian dan kau dingin dan kejam... Seharusnya
aku tahu itu... Seharusnya aku merasakannya saat itu. Aku bodoh, aku tidak mengerti. Aku sangat
menyesal. Aku sungguh minta maaf.”ucap Gi Bbeum
“Kenapa
kau minta maaf? Kau tidak melakukan kesalahan apa pun. Akulah yang minta maaf.”
Kata Ma Sung
“Kenapa
kau tidak memberitahuku? Apa kau tidak akan pernah memberitahuku? Apa itu
sebabnya kau memintaku untuk berkencan selama satu musim? Apa karena kau datang
untuk tidak mencintaimu?”tanya Gi Bbeum. Ma Sung hanya diam.
“Aku
mencintaimu... Aku mencintaimu, Gong Ma Sung... Jika aku tahu ini akan terjadi,
maka Aku tidak akan ragu-ragu. Aku akan meraihmu... Aku mencintaimu... Aku
sangat mencintaimu... Jangan lupakan kata-kata ini. Ingatlah.” Kata Gi Bbeum
sambil menangis.
“Jangan
khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian. Dan Juga, aku tidak akan
pernah lupa lagi.” Kata Ma Sung dengan mata berkaca-kaca.
Gi Bbeum
memberikan ciuman pada Ma Sung agar tak melupakanya. Ma Sung terdiam akhirnya
melepaskan payung membiarkan hujan membasahi tubuhnya, lalu mencium Gi Bbeum.
Keduanya berciuman dibawah hujan.
Bersambung
ke episode 10
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar