PS : All images credit and content copyright : MBN
CEO Kim
datang ke rumah sakit menyapa Dokter Yoon di depan Lobby, Dokter Yoon tak tahu siapa pria itu. Akhirnya
Keduanya bertemu di ruangan Dokter Yoon. Dokter Yoon melihat kartu nama Kim Bum
Soo, CEO Jeguk Entertainment.
“Aku
menontonmu di berita mengenai kematian Min Hyung Jun” ucap Dokter Yoon sinis.
“Astaga...
Aku sedikit kurang beruntung dan sedang
dalam kesulitan. Jadi, aku datang menemuimu sebelum ditangkap.” Kata CEO Kim
dengan tawa mengejek.
“Kau
datang ke orang yang salah. Kurasa kita tak punya urusan.” Ucap Dokter Yoon.
“Tiga
tahun lalu, aku ada di Hainan. Saat Gong Ma–seong ditabrak, aku kebetulan ada
di TKP. Apa Sekarang kita punya urusan?” kata CEO Kim
“Jadi,
kau menyaksikan kecelakaan Direktur Gong. Lalu kenapa? Itu tiga tahun yang
lalu.” Ucap Dokter Yoon merasa tak hubungannya.
“Kecelakaan
itu bukan tabrak lari.” Kata CEO Kim yakin. Dokter Yon bertanya Bagaimana CEO
Kim tahu itu bukan tabrak lari
“Aku
melihat seseorang di TKP sedang menelepon dan Sedang bicara denganmu.” Ucap CEO
Kim. Dokter Yoon berpura-pura tak mengerti maksudnya.
“Dia
memang tak menyebut nama lengkapmu.. Tapi dia berkata "Dokter Yoon."..
Dokter Yoon.” Ucap CEO Kim
Dokter Yoon
masih tetap santai dengan berkomentar kalau CEO Kim yang menuduhnya menyewa
seseorang untuk membunuh Ma Sung, menurutnya tak ada yang mempercayai omong
kosong itu. CEO Kim mendekat memperlihatkan foto dari pria suruhan Dokter Yoon.
“Seharusnya
kau membungkamnya. Orang–orang seperti ini sama sekali tak setia. Mereka
merespons terhadap uang.” Ucap CEO Kim
mengejek.
“Apa
rencanamu?” tanya Dokter Yoon berusaha tetap santai.
“Baiklah.
Gong Ma Sung adalah saksi baru dalam kasus Min.. Dia ingat semuanya dan aku
mungkin akan dipenjara. Apa Kau pikir bisa bebas padahal kita sama–sama
penjahat?” ejek CEO Kim. Dokter Yoon marah menyuruh CEO Kim agar menutup
mulutnya.
“Kau
ingin Ma Sung tewas agar bisa mengambil alih rumah sakit ini dan yang baru.
Kecemburuan dan rasa iri yang kau rasakan untuknya,. bukankah ini peluangmu untuk
membalas dendam?” kata CEO Kim
“Apa yang
kau inginkan?” tanya Dokter Yoon. CEO Kim tahu kalau Dokter Yoon itu punya otak
tumpul.
“Seorang
kutu buku sepertimu tak mungkin merencanakan ini sendirian. Aku ingin bertemu
Presiden Gong... Aku tahu dia ada di balik ini.” Kata CEO Kim. Dokter Yoon
hanya bisa diam saja.
CEO Kim
pergi menemui Nyonya Gong mengetahui kalau Sunwoo Group bernilai 20 triliun won
jadi ia pun ingin tetap mengendalikannya tanpa memedulikan sang keponakan.
Nyonya Gong dengan tatapan dingin ingin tahu apa yang diinginkan CEO Kim.
“Aku akan
langsung saja... Aku tak mau dipenjara atau kehilangan perusahaanku.” Ucap CEO
Kim
“Seluruh
negeri ini tertarik pada kasus ini. Satu tindakan gegabah hanya akan
menimbulkan lebih banyak masalah. Lalu kau akan lebih kesulitan untuk keluar
dari masalah. Jadi Masuk penjaralah untuk saat ini. Aku akan melindungimu dan
akan membayarmu dengan memuaskan.” Kata Nyonya Gong.
“Seratus
miliar won.” Ucap CEO Kim. Dokter Yoon mengumpat kalau ini keterlaluan.
“Kalian
akan kehilangan semua jika aku buka mulut. Seratus miliar won tak ada artinya bagi
kalian. Kalian berdua akan dipenjara dan kehilangan semuanya, bahkan 20 triliun
won itu.” Kata CEO Kim
“Kau
Bawakan buktinya dulu. Lalu aku akan memberimu 100 miliar won.” Ucap Nyonya
Gong menyetujuinya.
“Baiklah.
Aku suka ketegasanmu... Kita sepakat.” Kata CEO Kim.
CEO Kim
mengemudikan mobilnya, menerima telp dari "Pengacara Hwang" yang
ingin tahu kelanjutanya. Ia menceritakan
sudah menjatuhkan bomnya Tapi butuh jaminan. Pengacara Hwang bingung apa
itu jaminan.
Sementara
di ruangan Nyonya Gong terlihat dingin, Dokter Yoon ingin tahu apa yan akan
mereka lakukan. Nyonya Gong meminta agar Dokter Yoon memeriksa semua yang
dikatakan CEO Kim lalu transfer uangnya kepadanya.
“Bajingan
sepertinya akan selamanya mengganggu kita bahkan setelah dibayar.” Ucap Dokter
Yoon khawatir
“Tepat
sekali... Setelah dia membawakan buktinya, singkirkan dia, dan pastikan dia
tewas di dalam penjara.” Ucap Nyonya Gong licik. Dokter Yoon hanya bisa
terdiam.
Ma Sung
sedang ada di ruangan melihat nama CEO Kim yang menelpnya, CEO Kim mengatakan ingin bertemu. Ma Sung
bertanya Apa mereka masih punya urusan
yang belum selesai dengan nada sinis. CEO Kim mengeluh Ma Sung, karena semua orang
berpikir mereka tak punya urusan dengannya.
“Bahkan
dokter Yoon.” Ucap CEO Kim. Ma Sung kaget CEO Kim menyebut nama CEO Kim.
“Aku baru
bertemu Dokter. Yoon Hong Jun. Aku tadinya ingin langsung</i> mendatangi
kantormu. Tapi ada terlalu banyak mata yang mengawasiku. Jadi Menurutku, kita
punya alasan untuk bertemu. Akan kutunggu di tempat terakhir kita bertemu.”
Ucap CEO Kim
Ma Sung
datang dibawah jembatan sungai Han sambil menyindir CEO Kim yang masih bebas
berkeliaran saat akan segera dipanggil polisi, bahkan belum segera ditangkap.
CEO Kim pikir kalau Tak buruk karena masih berkeliaran.
“Apa
masih ada yang belum terselesaikan? Kenapa kau menemui dr. Yoon?” tanya Ma Sung
tak ingin berlama-lama.
“Aku
sudah memikirkannya dengan matang. Surat perintah penangkapanku bisa saja
ditolak. Walaupun kemungkinannya cukup rendah. Bahkan jika aku berakhir di
penjara, aku hanya akan dikurung selama beberapa tahun.” Kata CEO Kim
“Tapi apa
yang akan terjadi kepada Joo Gi–bbeum sementara itu?” ucap CEO Kim. Ma Sung tak
mengerti meminta CEO Kim agar mengatakan yang sebenarnya saja.
“Aku tak
tahu bagaimana kondisimu saat ini, tapi misalkan otakmu benar–benar sudah rusak
Atau bagaimana jika kau meninggal?” kata CEO Kim. Ma Sung melonggo
mendengarnya.
“Ini...
Aku meledakkan sebuah bom agar kau bisa membersihkannya. Jika sesuatu terjadi
kepadaku, Gi–bbeum juga takkan lolos dengan baik–baik saja. Jadi Ambillah.”
Kata CEO Kim lalu berjalan pergi memberikan MP3 pada Ma Sung.
Flash Back
Ma Sung
tertabrak mobil tergeletak di jalan dengan darah yang mengalir dijalan. Saat
itu Ma Sung seperti bisa mendengar ada seseorang yang melapor kalau sudah mengerjakan.
Dokter
Yoon ada di korea menerima laporan lalu memberitahu Nyonya Gong kalau baru saja
terjadi.
Ma Sung
mendengarkan kembali suara Nyonya Gong “Bawa buktinya dulu.< Lalu aku akan
memberimu 100 miliar won.” Kepala Ma Sung kembali merasakan sakit, ingatan
kembali datang.
“Kau
lebih mengenal penyakitmu daripada orang lain.” Ucap Nyonya Gong, Ma Sung tak
percaya kalau ternyata bibinya sudah mengetahuinya.
“Kau koma
selama setahun. Bagaimana aku bisa tak tahu?” kata Nyonya Gong.
Ma Sung seperti kembali melihat kecelakaanya 3 tahun yang lalu di Hainan, CEO Kim melihat tergeletak dijalan. Lalu sesorang yang melaporkan pada Dokter Yoon kalau itu sudah terjadi.
Lalu Ma
Sung pergi menemui Dokter Yoon ingin memastikan
kalau pasti tahu ada di Hainan. Dokter Yoon mengaku tak tahu dan
terkejut saat mendengar kecelakaan itu Karena ternyata Ma Sung ada di Hainan, bukan Vladivostok. Ma Sung
seperti sangat Shock.
“Aku tak
menyukaimu. Kau adalah kerabat yang tak bisa kusingkirkan. Jangan
menyalahkanku. Ini adalah takdir kita.” Ucap Nyonya Gong
Ma Sung
hanya bisa menangis ternyata selama ini yang membuatnya celaka adalah bibinya
dan orang yang paling dekat denganya.
Ma Sung
menemui Dokter Yoon mengaku kalau Penglihatan ganda mengganggunya jadi
melupakan hal yang baru saja terjadi dan kehilangan nafsu makan sejak
lama. Dokter Yoon ingin tahu apa yang
terjadi karena Ma Sung yang berhenti memberitahu detail seperti itu.
“Kau tahu
kondisiku tanpa aku harus memberitahumu dan Kau tahu betapa takutnya aku karena
kau adalah dokterku.” Ucap Ma Sung
“Ini tak
seperti dirimu, Kau harus rileks... Kau takkan menurun dengan mudah... Aku akan
membantumu hingga akhir.” Kata Dokter Yoon.
“Apa Kau
serius dengan ucapanmu?” tanya Ma Sung ragu, Dokter Yoon menyakinkanya.
“Dokter...
Kau pernah bilang, dokter yang baik tak berbohong kepada pasiennya. Agar aku
bisa berpamitan, katakanlah yang sebenarnya kepadaku.” Ucap Ma Sung. Dokter
Yoon memastikan hal itu.
“Apa ada
yang menemuimu?” tanya Dokter Yoon, Ma Sung mengaku tak ada.
Dokter
Yoon melihat kembali berkas "Rencana Persiapan Pembangunan Cabang RS
Sunwoo" lalu mengingat yang dikatakan Ma Sung “Agar aku bisa berpamitan,.
katakanlah yang sebenarnya kepadaku.” Seperti merasakan kalau Ma Sung menutupi
sesuatu.
Sutradara
Gi mengeluh pada CEO Jang mengelak kalau
tak memintanya datang dan audisi, menurutnya Seluruh negeri ini tahu Gi
Bbeum aktris yang hebat. CEO Jang terlihat bangga karena selama ini direndahkan
oleh Sutradara Gi.
“Bagaimanapun
juga, terima kasih telah menelepon.” Ucap CEO Jang. Sutradara Gi pun meminta
maaf dengan kejadian sebelumnya.
“Aku
meneleponmu dengan tiba–tiba... Terima kasih telah datang.” Kata Sutradara Gi.
“Tak
apa–apa. Aku harus meraih peluang yang ada.” Kata Gi Bbeum. CEO Jang pikir
kalau Sutradara Gi punya calon lain untuk peran itu
“Apa Kau
melihat artikel itu? Gadis itu... Dia merepotkan proses produksi dan
sebagainya. Karakter ini harus bernyanyi sambil bermain gitar, Ini Mungkin
karena ini peran kecil. Tapi dia tak berlatih dan tampak tak tertarik.” Kata
Sutradara Gi
“ Kau
tahu aku amat tak suka aktor yang seperti itu. Aku tak ingin dia lip–synch atau
merusak filmnya. Tapi Gi–bbeum, kau bisa melakukan keduanya.” Ucap Sutradara Gi
membanggakan Gi Bbeum.
“Ya. Aku
tak masalah dengan keduanya.”kata Gi Bbeum. CEO Jang bertanya apakah Sutradara
Gi akan memberinya peran tanpa audisi
“Jika
menuruti kemauanku, maka aku akan melakukan itu. Tapi babak akhir audisi adalah
besok. Perusahaan produksi ingin Gi–bbeum melakukan audisi sebelum memberinya
peran, Agar mereka bisa bilang telah menyeleksinya. Apa Kau bisa?” ucap
sutradara Gi
“Kami
mengalami masalah di setiap audisi.” Kata CEO Jang khawatir.
“Tenanglah...
Anggap saja sebagai formalitas.” Ucap Sutradara Gi
“Ini
bukan formalitas. Aku ingin diakui dan diterima karena keahlianku. Jadi Aku
akan membawa gitarku besok.” Kata Gi Bbeum penuh semangat.
Gi Bbeum
pergi ke tempat penyimpan barang-barangnya lalu mengeluarkan gitar yang
bertuliskan "Gi–bbeum" dan membawanya turun. Tuan Joo heran melihat
anaknya yang mengeluarkan gitar dan bertanya untuk apa. Gi Bbeum pikir sudah
pasti Untuk bernyanyi.
“Bernyanyi?
Untuk siapa? Apa untuk Dia? Apa Akhirnya dia membuatmu bernyanyi?” ucap Tuan
Joo dengan wajah bahagia pamit pergi karena
akan membuang sampah daur ulangnya.
Ma Sung
duduk dimeja kerjanya kembali mendengar suara CEO Kim “Sunwoo Group bernilai 20
triliun won. Bahkan aku pun ingin tetap mengendalikannya tanpa memedulikan sang
keponakan.” Lalu Nyonya Gong bertanya apa ang di inginkan CEO Kim sekarang.
“Seratus miliar won.” Kata CEO Kim. Nyonya
Gong meminta agar CEO Kim untuk membawakan bukti.
Pesan
dari Gi Bbeum masuk memberitahu kalau ada audisi besok. Ma Sung membalas karena
menurutnya sangat mendadak sekali jadi tak bisa menghias jala Gi Bbeum dengan
bunga.
“Kau sudah
menghias kehidupanku.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung pun berharap agar Gi Bbeum
beruntung dan meminta agar menelpnya kalau sudah selesai.
Ma Sung
terdiam melihat semua catatan di sekeliling kamar kerjanya, semua masih tertata
rapih dan foto-foto agar bisa mengingatnya. Lalu ia menangis karena semua yang
dilakukan tiga tahun itu disebabkan oleh bibinya sendiri.
Sek
Yang kembali ke rumah tapi tak melihat Ma Sung dalam rumah, lalu berpikir kalau
Ma Sung marah jadi menghilang setiap pagi. Ia berjalan ke ruangan kerja dan
menemukan sebuah mp3 yang ditinggalkan Ma Sung. Semantara Ma Sung menunggu
bibinya direstoran yang sebelumnya didatangi dengan Gi Bbeum
“Kenapa
kau meminta bertemu di tempat seperti ini?” ucap Bibi Gong sinis.
“Aku
ingin makan denganmu. Jadi Cicipi makanannya. Aku sadar kita tak pernah makan
berdua saja. Tempat berusia 40 tahun ini menyajikan makanan yang terasa seperti
masakan ibu. Aku tak tahu karena tak pernah makan masakan ibuku.” Kata Ma Sung
sambil memasukan banyak garam ke dalam supnya.
Nyonya
Gong terdiam seperti kasihan tapi bersikap acuh, Ma Sung meminta bibinya agar
mulai mencoba makananya. Nyonya Gong
tetap diam.
Sementara
Gi Bbeum menunggu untuk dipanggil audisi, dan banyak yang ikut tapi namanya
belum juga dipanggil. Wajahnya terlihat panik karena selama ini selalu gagal
untuk audisi.
“Ma Sung..
Aku akan berhasil dalam audisi ini dan
membuatmu bahagia.” Gumam Gi Bbeum yakin.
Nyonya
Gong melihat Ma Sung mulai minum soju dan ingin tahu apa yang akan dikatakan
keponakannya. Ma Sung mengaku kalau
sudah tahu semuanya. Nyonya Gong balik bertanya apa yan diketahui Ma Sung.
“Alasan
aku mengalami kecelakaa tiga tahun lalu. Tapi Kau tak perlu khawatir Besok, aku
akan lupa. Tapi aku ingin menanyakanmu satu hal dan aku ingin sebuah jawaban.” Ucap
Ma Sung. Nyonya Gong mempersilahkan Ma Sung menanyakan saja.
“Seluruh
hidupku, ada kalanya saat aku takut kepadamu, tapi tak pernah sekalipun aku
membencimu. Bagiku, kau adalah ayah dan ibuku. Tapi apa diriku bagimu? Apa
artinya diriku hingga kau amat membenciku hingga menginginkan kematianku?” kata
Ma Sung dengan mata berkaca-kaca
“Seorang
kerabat yang tak bisa kusingkirkan yang membuatku muak. Karena satu baris dalam
surat wasiat, maka aku kehilangan semuanya dari seorang keponakan Peraturan
aneh keluarga kita itu amat membuatku muak. Jadi itu Cukup untuk menginginkan kematianmu.”akui
Nyonya Gong
“Kau
bilang, Cukup untuk menginginkan kematianku? Kalau begitu, itu benar. Kau
memang mencoba membunuhku.” Kata Ma Sung tak percaya
“Ma Sung..
Seorang manusia dengan mata yang sedih seperti matamu biasanya memiliki hidup
yang sulit. Semua itu adalah takdir... Seperti ayahmu.” Kata Nyonya Gong, Ma
Sung tak habis pikir Nyonya Gong tega mengatakan hal itu.
“Dengarkan
aku baik–baik... Lupakan yang terjadi hari ini. Dengan Membeberkan kebenarannya
takkan membuat semuanya bahagia. Lalu Jangan memberi tahu Ki–joon... Dia menyukai
dan amat mengagumimu.” Kata Nyonya Gong memperingati.
“Apa dia
bisa bertahan jika mengetahui kebenarannya? Jika kau memberitahunya, maka kau
takkan mati dengan tenang karena memikirkan apa yang akan terjadi kepada Joo
Gi–bbeum. Kau kehilangan indra perasamu, maka Waktumu sudah dekat.” Kata Nyonya
Gong
“Jika kau
tewas pada hari itu dengan orang tuamu, maka kau takkan mengalami penderitaan
hidup yang kau alami.” Kata Nyonya Gong lalu berjalan pergi.
Ma Sung tak
habis pikir dengan sikap Nyonya Gong yang sangat muak dengan dirinya, padahal
mereka bersaudara. Sementara Gi Bbeum akhirnya di panggil Ma Sung untuk
audisi. Gi Bbeum pun menyanyi dengan
dukuangan dari Jae Min dan CEO Jang, sedangkan Ma Sung seperti sedang merasakan
kesedihan yang mendalam.
Gi Bbeum
menelp Ma Sung menanyakan keberadaanya, tapi Ma Sung balik bertanya keberadaan
Gi Bbeum sekarang. Gi Bbeum mengatakan
Dalam perjalanan pulang setelah audisi dan berpikir untuk mampir ke
rumahnya. Ma Sung menolak karena sedang
tak di rumah.
“Gi–bbeum,
kenapa kau terus menyulitkanku?” ucap Ma Sung. Gi Bbeum binggung karena
menyulitkan Ma Sung
“Pertama,
karena awalnya kau tak menyukaiku. Kini karena aku amat merindukanmu.” Ungkap Ma
Sung dengan nada sedih
“Kau tak
terdengar bahagia.” Komentar Gi Bbeum. Ma Sung mengelak kalau Suasana hatinya
sedang amat bahagia.
“Aku akan
mendatangimu. Jadi Kau di mana?” tanya Gi Bbeum. Ma Sung mengaku Jauh dari
rumah.
“Tapi aku
merindukanmu.”Akui Ma Sung. Gi Bbeum
pikir mereka bisa bertemu kalau memangmerindukannya.
“Kita akan
bertemu kapan pun kita mau untuk saling bertemu dan melakukan apa pun yang kita
mau.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung setuju.
“Aku amat
ingin menemuimu, tapi pada saat seperti ini, biasanya ada alasan kita tak
seharusnya bertemu.” Ucap Ma Sung
“Ada
sesuatu yang ingin kulakukan untukmu.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung piki besok saja dan
pengelihatan mulai menghilang.
“Jangan
besok Aku ingin berbagi kepadamu energi yang kurasakan hari ini. Akan kulakukan
sekarang, jadi Jangan ditutup teleponnya. Aku akan membuatmu menjadi
penggemarku dalam tiga menit.” Kata Gi Bbeum dengan penuh semangat membuka
gitarnya
Ma Sung
mulai jatuh lemah, tapi matanya bisa melihat Gi Bbeum yang duduk sambil
memainkan gitarnya, lalu kenangan tentang Gi Bbeum terulang dalam pikiranya
saat mengajak berkencan untuk satu musim. Gi Bbeum mengeluh Ma Sung yang amat
egois.
“Apa kau
seperti ini kepada semua wanita?” ucap Gi Bbeum marah.
Semua
kenangan seperti terlintas dipikiran Ma Sung, saat saling berpelukan, ciuman,
berjalan pulang setelah menginap dirumah Gi Bbeum, mengoda Gi Bbeum yang ingin
melihat isi laptopnya, memberikan ciuman saat Gi Bbeum datang dengan mabuk.
Mereka juga berciuman saat Gi Bbeum meminta maaf karena sudah berkencan dengan
Ki Joon. Dan Gi Bbeum yang membisikan kalau mencintai Ma Sung.
“Ma Sung,
bagaimana? Apa Kau mendengarnya?” tanya Gi Bbeum selesai menyanyi. Ma Sung
sudah tergeletak tak sadarkan dir.
“Ma Sung...Kau
sedang apa? Di mana kau? Apa kau di sini? Aku mendengar sesuatu.” kata Gi Bbeum
merasakan ada suara bergema.
Gi Bbeum
akhirnya melihat Ma Sung yang berdiri tak jauh darinya, lalu mencoba
membangunkan Ma Sung yang tergeletak dijalan. Ma Sung tetap diam.
Bersambung
ke episode 15
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Mereka akhirnya nikah kan yaaaaaa hepi ending kan yaaaa😢😢😢😢
BalasHapusga sabar nunggu lanjutannya... gomawo
BalasHapusTerimakasih mbak...
BalasHapusSemangat ya...
Di nanti sinopsis brikut nya😊😊