PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Je Yoon
pergi dengan kuda dan dua pria yang membawa barang-barangnya. Saat itu Hong
Shim menaiki kuda dengan panik meminta semua orang minggir. Je Yoon pun
meminggirkan kudanya lalu tersadar kalau yangs sedang menungggang kuda adalah
Hong Shim langsung mengejarnya.
Kuda Hong
Shim berhenti dan membuatnya terjatuh, Je Yoon pun bisa menahan tubuh Hong Shim
agar tak terbentur dengan keras. Keduanya saling menatap, Je Yoon memastikan
kalau keadaan Hong Shim baik-baik saja. Tapi Hong Shim mengeluh karena Je Yoon
malah menghentikanya.
“Kenapa
kau harus menghadang jalan dan membuatku kehilangan kuda itu lagi?” keluh Hong
Shim melihat keduanya sudah kabur.
“Itu
terlihat berbahaya, aku hanya berusaha menyelamatkanmu.” Ucap Je Yoon
“Aku
tidak memintamu untuk menyelamatkanku. Aku memintamu untuk minggir.” Ungap Hong
Shim lalu tersadar kalau Je Yoon adalah pria yang dikenal sebelumnya.
“Apa Kau
mengenaliku?” kata Je Yoon bahagia. Hong Shm bertanya apa alasan Je Yoon datang
ke desanya.
“Mungkin
hatiku yang merindukanmu membawaku ke sini.” Goda Je Yoon. Hong Shim pikir Je Yoon sudah gila.
“Apa Kau
datang jauh-jauh ke sini untuk wanita yang kau temui baru saja?” ucap Hong Shim
tak percaya
“Kita
bertemu dua kali, dan hari ini adalah ketiga kalinya. Mungkin, kali keempat
kita akan...” ucap Je Yon penuh semangat.
“Tidak
akan ada keempat kalinya. Silahkan kembali.” ungkap Hong Shim. Je Yoon mengaku tidak
bisa kembali.
“Aku
sudah menikah.”akui Hong Shim. Je Yoon pikir itu cara yang brilian untuk
mendorongnya pergi.
“Itu yang
sebenarnya, jadi menyerah dan kembalilah.” Kata Hong Shim kesal. Je Yoon
menegaskan kalau tak bisa.
“Aku
seorang gubernur.” Ucap Je Yoon. Hong Shim merasa tidak menanyakan hal itu dan juga tidak
penasaran.
“Aku Jung
Je Yoon, dan aku sudah ditunjuk sebagai gubernur desa ini.” Kata Je Yoon. Hong
Shim kaget langsung membungkuk meminta maaf.
“Aku
harus pergi menangkap kuda, aku pamit.” Kata Hong Shim bergegas pergi.
Je Yoon
menatap Hong Shim berpikir apa yang dilakukan, karena mungkin bersyukur dan akan
menikah berkat Wakil Perdana Menteri.
Tuan Park
dengan bangga bertanya “Siapa bos tanpa gubernur?” semua pengawal kalau itu
adalah Petugas Park. Tuan Park dengan bangga membenarkan kalau dirinya yang
tertinggi jadi menyuruh untuk pergi bekerja.
Seorang
pria datang memberitahu Tuan Park kalau Seorang gubernur baru sedang dalam
perjalanan. Tuan Park panik Gubernur baru akan datang. Lalu mengeluh Gubernur
macam apa yang datang tanpa pemberitahuan dan meminta mereka agar menyapu
bagian kebun. Saat itu Je Yoon masuk
dengan dua pria membawa barang.
“Aku Jung
Je Yoon, gubernur baru.” Sapa Je Yoon. Tuan Park membalasnya sebagai Petugas
Park Bok Eun.
“Aku akan
mempersiapkan upacara penyambutan jika kau memberitahuku. Ini terlalu sederhana
untuk penyambutanmu.” Ungkap Tuan Park
“Akan
menjadi kerumitan untuk mengumpulkan orang-orang untuk upacara. Mereka pasti
sibuk dengan pekerjaan pertanian mereka. Aku harap kita berteman mulai
sekarang.” Kata Je Yoon rendah hati
“Astaga,
itulah yang seharusnya aku katakan padamu” komentar Tuan Park dengan memperlihatkan
wajah bulatnya.
“Petugas
Park Bok Eun... Dia memiliki wajah bulat dan datar dengan cara sembrono
berbicara Tangannya tebal. Aku harus ingat pria ini.”gumam Je Yoon.
“Pasti
sulit bagimu untuk datang jauh-jauh ke sini... Silahkan masuk dan istirahatlah.”
Saran Tuan Park
“Tidak,
ketika aku melihat-lihat biro, bisakah kau mengirim patroli untuk membawa pria
bernama Na Won Deuk?” perintah Je Yoon.
Tuan Park
kaget kenapa harus memanggilnya, Je Yoon
mengatakan kalau akan memberitahu ketika melihatnya lalu meminta agar
memberitahu jalanya. Tuan Park pun berjalan lebih dulu.
Won Deuk
diam-diam pergi ke tempat catatan kejadian di Biro Ha Kim “Mereka menyediakan
makanan dan air untuk penjaga istana di Gunung Chunwoo.”
Ia
mengingat saat bersama dengan Goo Dul yang merasa suasana hati yang menakutkan
di pengunungan, lalu melihat kalau mereka penjaga istana. Saat itu terdengar
suara seorang akan masuk dan Won Deuk langsung mencari tempat bersembunyi.
“Wah, kau
benar-benar tidak perlu mengelilingi Biro ini secara menyeluruh. Kami menyimpan
catatan Desa Songjoo di perpustakaan ini.” Ucap Tuan Park bangga.
Saat itu
Je Yoon melihat seseorang yang sedang bersembunyi, Tuan Park bertanya ada apa. Je Yoon tak ingin
membahasnya mengajak keluar karena merasa sudah selesai melihatnya.
Won Deuk
berhasil keluar, saat itu Je Yoon memanggil untuk berhenti dan bertanya Apa
yang dilakukan di perpustakaan diam-diam. Won Deuk terdiam, Je Yoon meminta
agar Won Deuk membalikan badanya. Won
Deuk membalikan badan dan terlihat bingung.
“Hei...
Kenapa kau masih disini? Dia adalah Na Won Deuk yang kau cari.” Ucap Tuan Park
panik melihat Won Deuk.
“Pergi ke
halaman Biro dan berlututlah.” Kata Je Yoon. Tuan Park makin panik.
Won Deuk
pun berlutut di depan gubernur yang baru seperti pasrah, lalu Je Yoon
membacakan surat yang dibawanya.
"Dia
sudah membuat kontribusi besar dalam mengungkap Korupsi gubernur sebelumnya
dengan menemukan buku kasnya. Untuk menghargai tingkah lakunya yang sah, Dengan
ini aku memberikan empat gulungan sutra."
“Aku
sudah membawa hadiah kerajaan dari raja secara langsung.” Kata Je Yoon bangga.
Tuan Park kaget mendengarnya.
“Won Deuk
menerima hadiah kerajaan dari raja. Apa Kau tidak bahagia? Tidak semua orang
dapat menerima hadiah kerajaan.” Ucap Tuan Park melihat wajah Won Deuk yang
terlihat datar.
“Aku
senang.” Kata Won Deuk tanpa ada senyuman diwajahnya.
Won Deuk
membawa tumpukan kain dengan gerobak, saat itu Goo Dul melihatnya tak percaya
kalau itu sutra yang diberikan oleh raja
dan mengajak untuk mengadakan pesta hari ini, tapi teringat kalau harus
berkunjung ke Hanyang
“Ayo kita
undur empat hari kemudian.” Kata Goo Dul penuh semangat. Won Deuk mendengar nama Hanyang seperti
sangat familiar.
“Aku
diberitahu untuk pergi ke istana mengenai persembahan kepada raja. Wah, aku
benar-benar tidak ingin pergi, Perjalanan panjang membuat kakimu sakit seperti
orang gila.”keluh Goo Dul.
Won Deuk
pulang ke rumah dengan wajah datarnya memberitahu kalau sudah menerima empat gulungan sutra dan itu adalah
sutra berkualitas yang. diberikan oleh raja jadi akan dapat menjualnya jadi memungkinkan
untuk melunasi utang
“Tapi aku
ingin kau mengurus transaksi. Aku segera pergi ke Hanyang.” Kata Won Deuk
“Kau
bilang Hanyang? Kenapa tiba-tiba?” tanya Hong Shim panik
“Untuk
menemukan kembali ingatanku.” Ucap Won Deuk.
Won Duk
sudah mengunakan pakaian yang rapih. Hong Shim memberikan tas agar bisa
menyimpan barang agar ringan,karena perjalanan panjang Won Deuk akan merasa
haus bahkan sepatu jerami akan panas jadi memberikan botol air dan perlengkapan
lainya.
“Aku akan
kembali.” ucap Won Deuk. Hong Shim mengerti tapi seperti agar ragu. Won Deuk
berjalan dan Hong Shim kembali memanggilnya.
“Kenapa
berbalik? Itu bukan namamu.” Ejek Hong Shim
“Aku merasa
tidak nyaman karena sudah terbiasa dengannya.” Komentar Won Deuk.
“Aku
harap ingatanmu kembali.” ucap Hong Shim merapihkan tali dipundaknya. Won Deuk
yakin pasti akan kembali ingatanya.
Won Deuk
bersama dua pria lain dan juga Goo Dul membawa banyak barang. Sementara Hong
Shim duduk dengan wajah sedih, Tuan Yeon datang kaget melihat semua tumpukan
sutra ada didepan rumah. Hong Shim
memberitahu kalau kain itu diberikan oleh raja. Tuan Yeon tak percaya karena Yang
Mulia memberi kain itu.
“Dari
buku orang desa yang ingin Won Deuk bacakan adalah buku besar Gubernur Jo. Won
Deuk yang membelinya, dan aku memberikannya kepada Inspektur Kerajaan. Untuk
menghormati kontribusi, raja memberi kita hadiah.” Cerita Hong Shim.
“Astaga..
Aku tidak percaya betapa pintar Won Deuk sebenarnya! Aku yakin tahu cara
membaca orang. Kita dapat membayar kembali hutang kita dengan ini. Tapi Ngomong-ngomong,
dimana Won Deuk?” kata Tuan Yeon setelah mengebu-gebu menanyakan keberadaan
menantunya.
“Dia
pergi ke Hanyang. Sambil memberikan persembahan raja, dia akan mencoba mendapatkan
ingatannya kembali. Aku berpikir, dia tak akan kembali.” komentar Hong Shim
sedih
“Bagaimana
bisa kau membiarkan dia pergi? Kau harus menghentikannya.” Keluh Tuan Yeon
“Kau
bilang Menghentikannya? Bebanku terasa terangkat sekarang. Sesudah aku membayar
kembali hutang kita, tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan. Aku sekarang bisa
pergi dengan saudaraku.” Kata Hong Shim
“Aku
tahu, kau menyukai Won Deuk.” Ucap Tuan Yeon. Hong Shim menyangkal.
“Kau bisa
menipu semua orang, tapi tidak dengan ayahmu. Dia belum jauh jadi Aku akan
pergi dan menangkapnya.” Ucap Tuan Yeon
“Jangan
mencoba mengubah nasibnya. Dan Juga, dia bukan Won Deuk.” Tegas Hong Shim
pasrah membiarkan Won Deuk pergi.
Je Yoon
duduk di kantornya, membaca sebuah surat “Ada mantan pejabat tinggi di Desa
Songjoo dengan nama Park Seon Do. Sebelum kau bisa bekerja untukku, maka kau
harus membuktikan kesetiaanmu kepadanya terlebih dahulu.” Tulis Tuan Kim
“Aku
sudah memanggil semua penduduk desa, tapi tidak semua orang hadir.” Kata Tuan
Park masuk ke dalam ruangan.
“Apa Kau
memanggil mereka semua, tapi tidak semuanya hadir?” keluh Je Yoon terlihat
marah
Semua
sudah berkumpul termasuk Hong Shim. Tuan Park memberitahu kalau Gubernur yang
baru diangkat sekarang akan menyampaikan sesuatu. Je Yoon seperti terpana melihat
Hong Shim sampai tak sadar kalau harus berbicara sampai Tuan Park
menyadarkanya.
“Aku...Aku
Jung Je Yoon.” Ucap Je Yoon. Semua berbisik seperti tak percaya karena terlihat
tampan dan juga masih muda.
“Usia mudaku
mungkin mengkhawatirkanmu... Namun, jangan khawatir. Aku tidak dilahirkan
dengan sendok perak di mulutku. Aku anak selir.” Akui Je Yoon. Semua kembali
saling berbisik tak percaya.
“Aku
memberitahumu ini untuk menunjukkan padamu bahwa kita tidak berbeda. Aku sudah mengalami
kesulitan yang wajar, jadi tolong jangan menganggapku terlalu sulit. Biro akan
menurunkan dindingnya mulai sekarang. Silahkan datang jika ada kekhawatiran
atau masalah.” Ucap Je Yoon.
“Aku
diberitahu bahwa pidato harus tetap singkat, jadi aku sekarang akan mengakhiri
salamku.” Ucap Je Yoon meminta mereka kembali ke rumah segera.
Bibi dkk
merasa tak percaya dengan sikap Je Yoon yang ramah bahkan luar biasa. Bibi Mi
merasa pertama kali memperhatikan wajahnya yang tampan, tapi teman Hong Shim
merasa kalau wajahnya tidak setampan Won Deuk. Je Yoon melihat Hong Shim.
“Kau,
Yeon Hong Shim... Bisakah kita bicara?” kata Je Yoon yang gagah layaknya
seorang gubernur.
Hong Shin
ingin tahu kenapa Je Yoon ingin berbicara dengannya. Je Yoon tetap masih tak
percaya kalau Hong Shim sudah menikah. Hong Shim pikir sudah mengatakannya pagi
tadi. Je Yoon tak percaya kalau Hong Shim sudah menikah ketika bertemu
sebelumnya di Hanyang.
“Kau
mengenakan rambut dikepang ke bawah.” Ucap Je Yoon melihat rambut Hong Shim
sekarang digulung.
“Aku
belum menikah saat itu.” Kata Hong Shim. Je Yoon tak percaya karena itu bahkan belum dua bulan, tapi Hong Shim sudah menikah.
“Putra
Mahkota memerintahkan semua pria dan wanita lajang untuk menikah, kan? Aku
tidak punya pilihan selain menikahi seorang pria.” Jelas Hong Shim
“Apa Maksudmu,
kau dipaksa menikah karena perintah Yang Mulia?” ucap Je Yoo tak percaya
“Ya
kukira bisa dibilang begitu.” Kata Hong Shim. Je Yoon mengeluh pada Pangeran
yang melakukan ini.
“Ini Luar
biasa dan Tidak bisa dipercaya. Pada hari pertamanya di sini, dia mengejar ekor
yang sudah menikah... Kita dikutuk..” Komentar Tuan Park melihat keduanya
bicara.
“Aku
menduga itu akan menjadi jalan berbatu Para bangsawan pasti berpikir tidak ada
dia untuk tidak muncul sama sekali.” ucap Tuan Park.
Mereka
akhirnya sampai di Hanyang, melewati jalanan pasar. Goo Dul terlihat bahagia
melihat menurutnya Hanyang hebat dan sepenuhnya
berbeda dari Songjoo, menurutnya Ada begitu banyak yang bisa dilihat. Won Deuk
melihat sekeliling seperti berusaha mengingat kembali.
“Aku
kelaparan. Bisakah kita berhenti untuk sup?” pinta Goo Dul.
“Jangan
bodoh... Kita harus tiba di istana sebelum sore...” kata ketu rombongan.
“Membawa
persembahan raja bukanlah tugas yang ringan.
Istana sepertinya jauh sekali.” keluh Goo Dul
“Tidak
seperti itu.” Komentar Won Deuk seperti bisa merasakan sesuatu.
“Bagaimana
kau tahu? Apa ini bukan pertama kalinya kau di Hanyang?” komentar Goo Dul. Won
Deuk hanya terdiam.
Saat
masuk pintu istana, beberapa orang diperiksa kalau mereka memiliki izin masuk. Ketua memberitahu kalau mereka membawa udang
asin dari Desa Songjoo. Won Deuk melihat dengan gaya Pangeran, Pengawal menatap
curiga.
Goo Dul
menyuruh Won Deuk agar menunduk. Won Deuk menurut dengan menundukan kepala.
Tuan Park
sedang duduk dan dipijat oleh selirnya sambi membelikan binatang peliharanya.
Je Yoon berkomentar kalau Itu adalah anjing yang berharga. Tuan Park tak
percaya kalau Je Yeon mengenal seeorang anjing.
“Itu
dibangkitkan di dalam istana Dinasti Ming. Seorang penerjemah membawanya
kembali sebagai hadiah.” Ucap Tuan Park bangga
“Ahh...
Dinasti Ming? "Halo." Kata Je
Yoon menyapa, Tuan Park malah marah mendengarnya.
“Statusnya
lebih tinggi. Dimana sopan santunmu?” ucap Tuan Park, Akhirnya Je Yoon mencoba
menyapa dengan bahasa Chian dan ingin tahu perasaan Tuan Park hari ini.
“Wakil
Perdana Menteri sudah mengirim kabarmu akan datang, tapi aku terlalu sibuk
untuk menyambutmu di Biro.” Ucap Tuan Park angku.
“Siapa
yang peduli dengan menyapa pertama? Bisakah aku bertanya tentang apa yang harus
kukerjakan?” kata Je Yoon mencoba mencari cara agar menyakinkan Tuan Kim.
“Bangsa
ini menderita kekeringan, tapi itu tidak terjadi di sini di Desa Songjoo. Namun,
sumurku mulai kering beberapa hari lalu. Itu menyebabkan bahuku menegang.” Kata
Tuan Park yang meminta selirnya agar memijat lebih keras.
“Biarkan
aku mengurangi beberapa rasa sakit itu.” Kata Je Yoon.
Semua
sudah berpukul di lapangan Biro Hakim bertanya-tanya apa yang terjadi. Tuan
Park menyuruh semua diam karena Gubernur Jung akan berbicara. Je Yoon
mengatakan kalau meminta merka datang ke
karena bantuan kalian sangat dibutuhkan.
“Sumur di
kediaman Tuan Park sudah mengering, jadi aku butuh kau untuk mengisinya. Aku
mendengar bahwa Sungai Neoro adalah yang paling dekat dari desa ini. Jadi Tolong
bawa air bersih dari hulu. dan isi sumurnya.” Kata Je Yoon.
“Ini
tidak masuk akal. Tidak cukup air dapat mengisi sebuah sumur yang sudah
mengering.” Kata Hong Shim menyela.
“Ada
pepatah lama yang mengatakan, "kau bisa memotong pohon dengan gergaji yang
terbuat dari jerami, Dan tetesan air akhirnya bisa menusuk batu besar." Mengisi
sumur kering bukan tidak mungkin, Apa pun bisa dilakukan dengan kerja keras,
setidaknya kita harus mencoba.” Kata Je Yoon meminta agar bergegas
“Dia
bahkan lebih buruk dari Gubernur Jo... Kita dikutuk!” umpat Teman Hong Shim.
“Kita
menghindari kotoran anjing hanya untuk masuk ke kotoran sapi! Mereka yang
memiliki wajah yang baik cenderung lebih keji.” Ucap Bibi Mi
“Kau
tidak pernah tahu apa yang akan dia lakukan kepada kita, jadi ikuti
perintahnya.” Pesan Tuan Yeon akhirnya mereka pun bergegas pergi akan mengambil
air untuk Tuan Park.
Mereka
akhirnya membawa semua makanan untuk kerajan yaitu dibuat dengan udang segar
kualitas terbaik jadi meminta agar jangan menolaknya. Sementara Goo Dul sibuk
terkesima dengan pelayan kerajaan untuk mengecek apakah kualitas makanan yang
dibawa itu bagus.
Won Deuk
melihat sekeliling istana mencoba mengingat, lalu melihat pengawal dengan
pedang dan itu sama dengan yang ada saat dipegunungan. Dua pelayan selesai
mengecek semua bahan makan dan dibawa pergi.
“Nyonya
pengadilan harus dipilih karena kecantikan mereka. Bukankah mereka menakjubkan?”
kata Goo Dul lalu tersadar kalau tak ada Won Deuk dibelakangnya.
Won Deuk
sengajak mengikuti dua pengawal masuk ke dalam sebuah tempat, lalu melaporkan
pada Kwon Hyuk kalau tak ada gerakannya aneh. Won Deuk seperti merasakan
sesuatu saat melihat Kwon Hyuk dan ingin mengejarnya tapi dua pengawal sudah
menahanya.
“Kau
siapa?” tanya dua pengawal. Won Deuk meminta agar melepaskan tanganya.
“Aku
harus bertanya sesuatu pada pria itu.” Ucap Won Deuk. Si pengawal ingin tahu
siapa Won Deuk yang berani masuk. Won Deuk binggung menjawabnya.
“Apa dia
seseorang yang mencurigakan? Ayo kita bawa dia.” Kata pengawal. Goo Dul datang
menahan Won Deuk sebelum dibawa pengawal.
“Jangan
bawa dia! Kami di sini dengan persembahan untuk Yang Mulia. Ini adalah pertama
kalinya di istana, jadi dia pasti hilang arah. Tolong maafkan dia kali ini.”
Pinta Goo Dul.
“Istana
bukan taman bermainmu. Jadi kau bisa membawak mereka kembali” kata Pengawal.
“Aku
Tidak akan lama... Siapa pria yang kau hormati?” tanya Won Deuk penasaran. Si
pengawal malah marah karena berani menanyakan hal itu.
“Astaga,
tolong maafkan dia.. Pikirannya terkadang masuk dan keluar.” Kata Goo Dul lalu
menarik Won Deuk untuk pergi.
“Sepertinya
aku tahu pria itu.” Ucap Won Deuk ingin
melihat kebelakang karena penasaran.
“Siapa
yang kau kenal di istana ini? Jangan melihat kebelakang. Apabila lakukan
gerakan yang salah, dan kau akan kehilangan kepala. Jangan menimbulkan masalah
lagi.” Bisk Goo Dul mengajak keluar.
Saat itu
Soo Ji melihat Won Deuk dan merasa kalau itu Lee Yeol, lalu teringat kalau
Pangeran sdudah meninggal. Tapi
Kemiripannya luar biasa dan tak melihat kemana perginya si pria mirip
Lee Yeol.
Goo Dul
mengeluh kalau Won Deuk membuatny takut hari ini. Ketua tak peduli memuji
mereka sudah kerja bagus jadi mengajak untuk istirahat untuk malam di bar dan pulang
pada waktu fajar. Goo Dul meminta izin agar
pergi ke pasar sesudah makan malam
“Aku
ingin membeli jepit rambut untuk Kkeut Nyeo. Bagaimana denganmu?” tanya Goo
Dul. Won Duk hanya diam
“Haruskah
kita segera pulang? Biarkan kita makan dulu. Aku terlalu lapar untuk berjalan.”
Kata Goo Dul.
“Goo
Dul...” kata Won Duk menatap temanya. Goo Dul merawa Tatapan itu membuatnya
tidak nyaman.
Tuan Kim
keluar dari istana menaiki tandu lalu membaca sebuah surat yang dibawa oleh
sekertarisnya. Tak juah didepanya, Won Deuk kembali berjalan menuju pintu masuk
istana. Tuan Kim selesai membaca meminta agar membawa ke Aeryeonjeong.
Mereka
pun berputar arah tanpa sadar kalau berpapasan dengan Won Deuk. Won Deuk
seperti penasaran mencoba mencari tahu tentang dirinya.
Di sebuah
ruangan, Seorang wanita memberitahu kalau sudah
menyuruh semua orang pergi jadi Rahasianya dijamin dan akhirnya Tuan Kim
masuk melihat pria tambun yang sebelumnya ada disisi Tuan Jung untuk mendukung
Ratu Park.
“Kenapa
tangan kanan Ratu ingin bertemu denganku?” kata Tuan Kim
“Ekor
naga lebih baik daripada kepala ular. Seekor naga bisa terbang, kan?” kata si
pria dengan bangga.
“Tidak
sembarang orang diperbolehkan berada di ekor naga.” Tegas Tuan Kim.
“Ratu
bersekongkol melawanmu.” Ucap si pria memberitahu.
“Pertemuan
ini dapat menjadi bagian dari rencana induknya. Aku tidak mempercayai orang
dengan mudah.” Kata Tuan Kim tak percaya
“Sebuah
rumor menghebohkan akan segera muncul. Putri Mahkota tidak membawa bayi dari
darah bangsawan.” Kata si pria ingin menyakinkan kalau akan mendukung Tuan Kim.
Tuan Kim
terlihat kaget dan sedikit marah, Si pria berpikir kalau itu informasi yang
cukup untuk menaikan pada ekor naga. Tuan kim hanya diam saat itu Ae Wol
mendengarnya,kaget merasa tak percaya mendengarnya.
Moo Yeon
terbangun setelah menerima perawatan dan melihat sekeliling ruangan. Di luar
rumah, Soo Jin kebingungan haruskan memberi tahu ayahnya, tapi menurutnya tak
mungkin karena ayahnya pasti akan memarahi karena berbicara sampah. Saat Ia berbalik
kaget melihat Moo Yeol sudah ada dibelakangnya.
“Astaga. Apa
Kau merasa lebih baik sekarang?” tanya Soo Ji
“Ya, aku
berutang kesembuhan kepadamu.” Ucap Moo Yeon. Soo Ji pun bangga.
“Aku
terlempar dan berubah sepanjang malam karena khawatir kau akan mati. Aku
bersyukur, kau mengambil anak panah untuk adikku.”kata Soo Ji terlihat gundah
“Apa ada
yang mengganggumu?” tanya Moo Yeon. Soo Ji mengelak kalau tak ada apa-apa.
“Tapi Di
istana hari ini, aku melihat seorang pria yang terlihat seperti Putra Mahkota.
Ini Sudah ada di pikiranku dan Kemiripan itu pasti sangat mencolok, Mereka
terlihat sangat mirip, Kupikir dia kembali dari kematian.” Kata Soo Ji
“Itu
tidak mungkin.” Ucap Moo Yeon terlihat panik mencoba tetap tenang.
“Tentu saja
tidak. Pria itu ada di sini dengan persembahan untuk raja. Namun, sepertinya
ada sesuatu yang janggal. Bagaimana bisa terlihat persis seperti yang lain?”
ucap Soo Ji
Kwon Hyuk
keluar dari pintu istana seperti akan pulang setelah bertugas, Won Deuk
mengikutinya sampai melewati pasar dan Kwon Hyuk berpisah dengan temanya, saati
itu teriakan penjual buku terdengar nyaring.
“Ayo beli
buku... Novel erotis untuk orang dewasa. ..Kami memiliki yang baru ditulis.”
Teriak si penjual pada Won Deuk. Dan saat itu Won Deuk teringat pria itu
berteriak
“Ini
adalah kisah tentang wanita dan pria lajang terakhir yang dipaksa menikah
dengan perintah Putra Mahkota. Ayo beli buku.” Kata si pria sebelumnya.
Won Deuk
seperti mengingat sesuatu, lalu kaget tak melihat Kwon Hyuk di didepanya.
Akhirnya Won Deuk berjalan sendirian, merasakan ada seseorang mengikuti
dibelakangnya. Moo Yeon sudah siap dengan pedangnya.
Saat itu
juga Won Deuk bisa melawan Moo Yeon yang masih baru saja sembuh. Won Deuk bisa
mengambil pedang lalu mengarahkan pada Moo Yeon yang memegang dadanya.
“Kau
pasti tahu siapa aku... Jawab aku... Siapa aku?” ucap Won Deuk mengarahkan
pedangnya.
Hong Shim
dan juga Kkeut Nyeo membawa ember untuk mengisi sumur milik bangsawan. Tuan
Park terlihat bahagia melihatnya, lalu melihat Je Yoon berkomentar kalau Wakil Perdana Menteri Kim sudah mengirim seorang
gubernur yang sangat berguna.
“Terima
kasih sudah berpikir mendukungku.” Kata Je Yoon dengan bangga.
“Bisakah
kau mengikutiku sebentar?” kata Hong Shim mendekati Je Yoon setelah Tuan Park
pergi.
Hong Shim
mengakutahu tempat di mana air menyembur keluar dekat rumahnya jadi Jika mereka
menggali sumur baru di sana, adi tidak harus membawa ember air. Je Yoon pikir harus
melihat apa air benar-benar menyembur keluar terlebih dahulu.
“Tentu
saja. Kita hampir sampai... Itu ada di sana, kau harus memeriksanya sendiri.”
Ucap Hong Shim menunjuk jalan yang ditutupi jerami
“Apa Maksudmu,
di sini?” kata Je Yoon mengecek dan akhirnya jatuh ke dasar lubang.
“Ya
Tuhan. Bagaimana ini? Sepertinya mereka belum mengisi lubang sesudah menggali
untuk membuat sumur.” Ucap Hong Shim berpura-pura kaget.
“Aku tahu
kau menjebakku di sini dengan sengaja, Untuk membuatku jatuh ke lubang ini.”
Keluh Je Yoon.
“Apa maksudmu?
Kau seharusnya tidak menilai orang seperti itu.” Ejek Hong Shim.
“Aku
mengerti... Kau tampak sangat baik, bantu aku naik.” Ucap Je Yoon mengulurkan
tangan meminta bantuan.
Hong Shim
memberikan batang kayu, menjelaskan kalau jika sekop keras, tanah akan menjadi
datar jadi cukup untuk Je Yoon untuk melarikan diri dari sana suatu hari. Je
Yoon pikir Hong Shim sedang bercanda sekarang.
“Kau bisa
memotong pohon dengan tali, jadi menyekop dengan ranting tidak masalah. Kau
bilang, "Apa pun bisa dilakukan dengan kerja keras." Apa kau Ingat?”
sindir Hong Shim
“Aku
minta maaf jadi tarik aku keluar dari sini... Kau tidak dapat meninggalkanku di
sini seperti ini...Ini adalah penghalang keadilan.” Teriak Je Yoon panik dan
ada terlihat tali dilempar.
“Sepertinya
kau orang yang baik ketika aku bertemu kau di Hanyang. Aku bisa bertemu
saudaraku lagi berkat lentera yang kau bawa. Aku berharap untuk kebahagiaanmu
dari jauh. Aku kecewa, tapi aku harap tidak mengecewakanmu lebih dari ini.”
Kata Hong Shim lalu pergi meninggalkanya.
“Lalu
bagaimana dengan kekecewaanku?” keluh Je Yoon karena mengetahui Hong Shim sudah
menikah.
Dua
pegawal datang merasa tak bisa kalau Ratu yang meminta untuk menyebarkan rumor
yang memalukan seperti itu, karena mungkin akan membuat leher mereka terputus.
“Itu Sudah
di atas ganjaranmu bahwa kau masih hidup. Apa kau pikir aku tidak sadar hubunganmu
dengan seorang penjaga istana? Jadi Pastikan kau menyelesaikannya dengan
hati-hati secara rahasia.” Kata Ratu Park memberikan perhiasan untuk keduanya.
“Yang
Mulia, Wakil Perdana Menteri Kim di sini untuk menemuimu.” Kata Kasim, Ratu pun
meminta agar keduanya segera berdiri.
Tuan Kim
masuk ke dalam ruangan dan Dua pelayan sudah berdiri dan berjalan mundur. Ratu
merasa kalau Hari ini datang dalam hidupnya karena Tuan Kim datang ke
kediamannya untuk menemui Ratu.
“Putri
Mahkora, mengandung... anak siapa?” kata
Tuan Kim gugup.
“Kenapa
kau bertanya kepadaku tentang hal itu?” sindir Ratu. Tuan Kim pikir kalau Ratu
Park sepertinya tahu jawabannya..
“Itu adalah
bayi Putra Mahkota. Jadi Itu pertanyaan yang tidak masuk akal.” Komentar Ratu.
“Alasan
kenapa aku menempatkanmu di posisi itu karena peruntunganmu bilang bahwa kau
tidak akan punya anak. Tapi kau melahirkan seorang putra. Alasan kenapa aku
membiarkannya bahkan sesudah mengetahui bahwa kau dan ayahmu membodohiku karena
ayahmu berlutut di hadapanku dan berjanji dengan air mata bahwa dia tidak akan
melakukan apa-apa.” Ucap Tuan Kim marah
“Apa kau mencoba
mengancam seorang Ratu sekarang?” kata Ratu Park marah
“Kau pikir,
apa yang akan terjadi jika aku menulis namamu di sini?” ucap Tuan Kim
memperlihatkan selembar kertas. Ratu Park hanya bisa terdiam
“Tolong
jangan lakukan apapun. Dengan begitu, kau akan hidup.” Ancam Tuan Kim
Hong Shim
berjalan dengan wajah kesal karena berpikir Je Yoon terlihat sangat baik, tapi
berperilaku seperti pengganggu. Lalu melihat Goo Dul berjalan sambil memukul
punggungnya dan bertanya apakah sudah kembali dari Hanyang.
“Mereka
merengek begitu banyak untuk membawa ember air, dan aku diseret ke sini bahkan
tanpa istirahat.” Keluh Je Yoon.
“Bagaimana
dengan Won Deuk?” tanya Hong Shim. Je Yoon engaku tidak bersamanya.
“Dia
menyuruhku pergi lebih dulu karena punya sesuatu untuk diperiksa.” Jelas Goo
Dul.
“Apa ada
sesuatu yang terjadi padanya?” ucap Hong Shim panik.
“Dia
tidak bilang apapun dalam perjalanan ke Hanyang. Tapi Dia terlihat sangat
serius.Namun, jangan khawatir. Dia akan kembali dengan selamat. Kupikir ini
adalah pertama kalinya dia, tapi dia tahu jalan ke sana. Sekarang Aku akan
melakukan pekerjaanku.” Ucap Goo Dul berjalan pergi.
Hong Shim
binggung apa yang terjadi dengan dirinya, menyakinkan kalau Ini pernikahan palsu
dan Won Deuk bukan suamiyang sebenarnya tapi merasa sakit sekali. Ia berjalan
pulang dengan wajah sedih, lalu saat itu Won Deuk seperti sudah menunggu Hong
Shim.
“Aku tidak
berpikir kau akan kembali. Apa... ingatanmu kembali? Kupikir kau tidak akan
datang sesudah kau menemukan kembali ingatanmu.” Ucap Hong Shim menahan
tangisnya. Won Deuk tak banyak berkata-kata mendekati Hong Shim langsung
menciumnya. Hong Shim kaget tapi akhirnya membiarkan Won Deuk menciumnya.
Bersambung
ke episode 10
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Lanjut episode 10 ya mbak......semangattt terusss 💪💪💪
BalasHapusGak sabar episode 10
BalasHapusSemangatt mbak..
BalasHapusSuka banget dgn drama ini😚
Lanjuttt. Tambah seruu...
Mdh2n mbk mimin selalu sehatt🙂
❤❤❤❤❤
BalasHapusSemangat terus unnie..aqu mendukung mu💕💕💕🌹👍
BalasHapus