PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 31 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 16 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
“Yoon Yi Seo .. Wanita itu ada dalam genggamanku.” Ucap Tuan Kim seperti ingin mengancam. Lee Yeol kaget
“Siapa Yoon Yi Seo ? Aku tak tahu nama itu.” Komnter Lee Yeol berpura-pura lupa.
“Kupikir semua ingatanmu sudah kembali, tapi sepertinya aku salah.Jika itu masalahnya, tak ada yang bisa kita bicarakan.” Kata Tuan Kim lalu beranjak pergi.
“Apakah ada buktinya? Tunjukkan padaku, bukti bahwa kau memiliki wanita itu. Jangan mencoba membodohiku dengan skema kotor lagi.” Tantang Lee Yeol
“Haruskah aku memotong tangannya dan membawanya kehadapanmu? Mungkin kau akan mengenalinya.” Kata Tuan Kim
Lee Yeol sangat marah berteriak pada Wakil Perdana Menteri. Tuan Kim memberitahu kalau Yang Mulia memanggil rapat kabinet mendesak jadi harus undur diri. Lee Yeol ingin tahu keberadan Yi Seo sekarang. Tuan Kim hanya diam.
“Katakan padaku dimana dia atau aku akan memerintahkan untuk memotong lehermu.” Ancam Lee Yeol
“Aku sudah memberi perintah untuk membunuh wanita itu dan melemparkan tubuhnya di bukit jika terjadi sesuatu padaku. Lalu Hewan liar akan mengambil daging dan tulangnya, sehingga kau bahkan takkan bisa mengambil tubuhnya.” Balas Tuan Kim yang licik
“Jika kau ingin menyelamatkan hidupnya, kau harus selamanya mengubur apa yang kau temukan di jurnal. begitu juga dengan rahasianya yang akhirnya kau pelajari.” Tegas Tuan Kim. Lee Yeol pun tak bisa berkata apa-apa. 



Raja menerima laporan kalau Jurchen yang diserang oleh Ming menuju ke selatan dan secara brutal membunuh banyak rakyat  mereka bahkan Ming juga menahan tahanan dengan imbalan tebusan.
“Menurut Gubernur Min dari Provinsi Pyongan, kepala Jurchen menyatakan bahwa ingin Yang Mulia menyerahkan tebusannya sendiri, dia akan membunuh sandera setiap dua jam.” Kata Mentri pendukung Tuan Kim
“Minglah orang yang menyerang Jurchen, kenapa mereka malah memeras kita?” kata Raja binggung
“Mereka mengklaim bahwa panah Ming berasal dari Joseon. Yang mereka pikirkan bahwa Joseon menghasut Dinasti Ming untuk menyerang.” Jelas Mentri tambun
“Maka kita harus membereskan semua kesalahpahaman. Siapa yang akan pergi ke medan perang dan bertemu dengan Jurchen?” kata Raja. Semua hanya diam
“Menurutku, orang terbaik untuk pekerjaan ini adalah Wakil Perdana Menteri.” Ucap Raja.
“Tidak sulit bagiku untuk pergi ke medan perang, tapi mereka tak mau mendengarkanku. Aku terlalu rendah untuk membela otoritas keluarga kerajaan. Jika ada yang salah, maka mereka akan membencimu.” Kata Tuan Kim membela diri
“Apa Maksudmu, Yang Mulia harus turun tangan dalam perang ini?” ucap Tuan Jung dengan nada penuh amarah
“Situasinya tak terlihat baik. Katanya, Jurchen akan memotong tenggorokan rakyat kita dan menggantungnya di pasar. Rakyat khawatir dan ketakutan.” Kata Mentri Perang khawatir
“Tetap saja, Yang Mulia tak bisa meninggalkan ibukota dan menuju ke medan perang.” Kata Mentri pendukung Ratu
“Lalu, kenapa kau tidak mengirim Putra Mahkota untuk menghadapinya? Dia satu-satunya yang bisa menghadapi mereka atas nama Yang Mulia.” Ucap Mentri Kim
“Jangan biarkan itu terjadi!” teriak Raja marah tak ingin melepaskan anaknya pergi.
“Apa artinya menjadi putra mahkota? Tugas aslinya adalah menyelesaikan krisis atas nama seorang raja. Aku akan menjaga Yang Mulia, jadi, tolong pertimbangkan lagi.” Kata Mentri Kim. Semua pun membungkuk memohon pada Raja agar Tolong pertimbangkan lagi.



Tuan Yeon menemui Lee Yeol memberitahu kalau  Hong Shim Dia meninggalkan surat dan pergi dari rumah saat subuh tadi. Ia juga sudah membaca Surat itu berisi ucapan terimakasih dan sekarang Petugas Park, Gu Dol dan Kkeut Nyeo mencari Hong Shim  kemana-mana, tapi mereka belum menemukannya.

“Kumohon, temukan Hong Shim, Yang Mulia.” Kata Tuan Yeon khawatir
“Jangan khawatir. Aku akan menemukannya tak peduli apapun.” Kata Lee Yeol
“Yang Mulia, kau harus segera kembali ke istana. Hasil rapat kabinet mendesak sepertinya tak bagus.” Ucap Kwon Duk datang dengan Je Yoon.
“Aku akan mencari Hong Shim, kau kembali saja ke istana segera.” Kata Je Yoon. Lee Yeol hanya bisa menatap dua orang yang setia mendukungnya. 


Lee Yeol pergi menemui Raja memutuskan akan ikut ke medan perang. Raja kaget dan langsung melarang untuk pergi, karena Banyak orang termasuk Wakil Perdana Menteri Kim ke sana, jadi mereka saja yang membereskan situasinya.
“Wakil Perdana Menteri Kim pasti menghasut perang ini. Dia memasok senjata ke Ming. yang akan memberinya banyak keuntungan. Dia takkan mau perang ini segera berakhir, bahkan Dia tak peduli dengan nyawa rakyat. Makanya itu, aku harus ke sana sesegera mungkin.” Jelas Lee Yeol
“Apalagi begitu, aku tak bisa membiarkanmu pergi. Medan perang itu berbahaya karena Wakil Perdana Menteri Kim ada di sana. Sudah kubilang padamu untuk menghukumnya, tapi kau akan jatuh dalam skema nya?”keluh Raja
“Aku masih tak bisa mengerti kenapa dia mencoba membunuhmu dan kenapa kau hanya membiarkannya. Kumohon, katakan semua alasannya padaku.” Ungkap Raja
“Aku tak bisa memberitahumu alasannya.” Kata Lee Yeol
“Apa Kau masih tak dapat mempercayaiku hanya karena aku sudah mengambil tahta ini dengan bantuan Wakil Perdana Menteri?” ucap Raja terdengar marah
“Jika aku membuka rahasia, maka banyak orang akan terluka. Wakil Perdana Menteri dan diriku, kita berdua harus menyelesaikan ini sendiri.” Jelas Lee Yeol
“Dia pasti menunggumu dengan perangkap seperti terakhir kali. Seperti yang dia lakukan di Gunung Chunwoo, maka dia mungkin mencoba membunuhmu lagi. Apa kau masih ingin pergi meskipun seperti itu?” tanya Raja
“Aku berencana melakukan apa yang dia inginkan.” Kata Lee Yeol yakin. 


Hujan turun di Joseon, Lee Yeol mengulurkan tanganya dan bergumam “Aku akan menunggumu di medan perang dengan pujaan yang ada di hatimu” llau meminta agar pengawal nyiapkan kuda. Lee Yeol pun menunggang kudanya, dan saat itu bertemu dengan Je Yoon.
“Kau tak boleh pergi ke medan perang.” Kata Je Yoon. Lee Yeol menyuruh minggir.
“Kau akan terbunuh jika kau pergi.” Ucap Je Yoon. Lee Yeol menegaskan siap untuk mati dan melihat sudah terjadi pembakaran.
“Tak ada waktu lagi. Jika aku membawa prajurit ke sana, mereka mungkin salah paham menganggapku bergabung dengan perang, jadi aku harus ke sana sendirian. Tunggu sampai aku memberimu perintah.” Tegas Lee Yeol 

Akhirnya Lee Yeol datang sendirian, melihat banyak orang yang sudah tergeletak dan terbunuh. Ia berjalan melihat salah satu kakek yang masih sadar. Tapi saat itu juga beberapa orang langsung mengepungnya, Lee Yeol pun melawan sendiri dengan pedangnya. Je Yoon tiba-tiba datang membantu.

“Apa Kau tak mendengarkan perintahku untuk menunggu?” kata Je Yoon marah
“Kau menatapku dengan mata tak meyakinkan ketika mengatakan itu, jadi kupikir kau ingin aku mengikutimu. Aku tak pernah memandangmu dengan mata tak yakin. Jadi Tunggu apa lagi, Ayo kita mulai.” Kata Je Yoon dan mereka pun melawan semua prajurit. 


Mentri perang memberitahu sudah menunda negosiasi dengan Jurchen selama empat hari dan mengatakan kepada pihak Jurchen bahwa itu akan terjadi besok, jadi akan meminta prajurit pribadi Tuan Kim menunggu dalam penyergapan di benteng saat fajar.
“Sesudah Putra Mahkota masuk, mereka akan menyingkirkannya. Aku juga sudah menyiapkan bukti untuk menjebak Jurchen atas pembunuhan itu.” Jelas Mentri perang
“Kau harus pergi ke markas pasukan Ming.” Perintah Tuan Kim. Mentri pikir kalau harus melindungimu di sisi Mentri Kim.
“Tugas pentingmu sekarang  adalah menjaga janji dengan Ming. Masalah dengan Putra Mahkota adalah masalah pribadiku. Aku sudah memulai hubungan dengannya tugasku adalah untuk mengakhiri hubungan itu juga. Aku akan melihatnya sendiri kali ini.” Tegas Tuan Kim. Saat itu seseorang mendengar yang dikatakan oleh Tuan Kim. 


Lee Yeol akhirnya datang ke Jurchen, Pihak Jurchen kaget karena tak mengharapkan Lee Yeol datang ke sini sendiri dan mengajak masuk. Akhirnya mereka duduk dalam ruangan, Pria Jurchen memberikan panah pada Lee Yeol dan Je Yoon agar bisa melihatnya.
“Jurchen tak salah. Panah ini dari Dinasti Joseon.” Kata Lee Yeol melihat panah yang sama saat berusaha membunuhnya.
“Wakil Perdana Menteri Kim pasti membuat senjata dan memberikannya kepada Ming pada akhirnya.” Ucap Je Yoon.
“Apa itu berarti Wakil Perdana Menteri sudah menghasut perang ini?” kata Pihak Jurchen. Lee Yeol pun ingin tahu dimana Tuan Kim.
“Untuk mendapatkan 300.000 Yang yang diminta Jurchen, dia pergi ke markas pasukan Ming.” Kata Pihak Jurchen
“Dia pasti tak pergi ke sana untuk membicarakan tebusan.” Ucap Lee Yeol
“Jadi Berapa banyak rakyat yang di sandera?” tanya Je Yoon. Pria menjawab sekitar 300.
“Ini adalah surat dari Jurchen yang Wakil Perdana Menteri sampaikan. Dia bilang, kita harus pergi ke benteng mereka besok siang untuk negosiasi. Masalahnya adalah...” kata Pihak Jurchen
“Syarat bahwa aku harus pergi ke sana sendirian.” Ucap Lee Yeol. Pihak Jurchen membenarkan. 


Lee Yeol menatap langit, Je Yoon datang mendekat bertanya apakah Lee Yeol menderita karena rakyat atau wanita. Lee Yeol bertanya balik Je Yoon lebih suka kelopak salju atau hujan. Je Yoon tak mengerti maksudnya.
“Itu adalah cara tidak langsung untuk mengatakan pertanyaanku bodoh.” Komentar Lee Yeol
“Apa Kau masih bisa bercanda di saat seperti ini?” keluh Je Yoon
“Surat Wakil Perdana Menteri mungkin saja palsu. Tak ada bukti bahwa rakyat disandera di benteng atau Wakil Perdana Menteri memiliki Hong Shim. Jadi Akan sangat bodoh untuk masuk ke sana sendirian.” Kata Je Yoon
“Apa yang akan kau lakukan? Apa Kau tak pergi jika tak ada bukti?” tanya Lee Yeol. Je Yoon menjawab akan tetap datang.
“Tapi aku bukan Putra Mahkota. Aku punya firasat buruk tentang hal ini. Jangan pergi.” Ungkap Je Yoon
Saat itu sebuah panah tertancap ditanah, Je Yoon panik menyuruh Lee Yeol agar masuk untuk melindunginya.  Lee Yeol tahu kalau Ini adalah info tanpa nama lalu membaca kertas yang ada diatas panah dan memutuskan akan pergi ke benteng.
“Apa isi surat itu?” tanya Je Yoon melihat wajah Lee Yeol seperti sangat serius.
“Tertulis, Wakil Perdana Menteri menungguku di sana.” Kata Lee Yeol lalu mencoba mencari orang yang memberikan surat tapi tak terlihat orangnya.




Esok paginya, Lee Yeol sampai dibenteng. Je Yoon mengatakan kalau akan menunggu di luar dan meminta agar Lee Yeol bisa kembalilah dengan selamat. Lee Yeol berjalan masuk suasana sudah kacau dan melihat sosok wanita terkapar di jalan, berpikir kalau itu Hong Shim dengan pakaian yang sama, ternyata setelah didekati bukan Hong Shim.
“Sayang sekali... Wanita yang kau cari tak ada di sini.” Ejek Tuan Kim keluar dari persembunyianya.
“Dimana dia?” tanya Lee Yeol. Tuan Kim mengaku kalau Lee Yeol yang  takkan bisa menjumpainya.
“Kenapa begitu?” ucap Lee Yeol. Tuan Kim pikir itu Karena Lee Yeol akan mati sebelum itu dan akhirnya banyak pengawal keluar siap membunuh Lee Yeol.
“Apa Hanya untuk membunuhku kau mengerahkan banyak pasukan? Sepertinya aku tak punya kesempatan. Tapi mau bagaimana lagi? Aku tak berniat jatuh kedalam perangkap yang sama kedua kalinya.” Ucap Lee Yeol
Saat itu Je Yoon datang dan juga semua pasukan panah bisa membuat semua berjatuhan. Lee Yeol hanya terdiam begitu juga Tuan Kim hanya bisa memejamkan matanya karena pasukanya kalah. Akhirnya beberapa pria berusaha melindungi Tuan Kim melawan Lee Yeol.
“Jatuhkan pedangmu. Jika kau tak patuh, maka Panah akan menembus lehermu.” Perintah Lee Yeol. Semua pun melemparkan pedangnya.
“Ikat Wakil Perdana Menteri Kim Cha Eon dan bawa dia ke Pengadilan Negeri. Kau membunuhku, seorang Putra Mahkota. Lalu Kau memulai perang dan menempatkan orang-orang dalam bahaya. Aku akan menghukummu untuk tuduhan itu.” Kata Lee Yeol 
Tapi Tuan Kim malah mengambil pedang dan siap menyerang Lee Yeol, semua pasukan panah siap melepaskan busurnya. Lee Yeol memerintahkan agar Jangan tembak. Akhirnya pertarungan pun terjadi, Lee Yeol bisa memberikan luka di lengan Tuan Kim.
“Menyerah sajalah... Kau takkan bisa lagi memegang pedang dengan lengan itu.” Kata Lee Yeol berjalan pergi sambil meminta agar mereka mengikatnya.

Tuan Kim berdiri dengan satu tangan, ingin mengeluarkan sesuatu dari bajunya seperti ingin menyerang Lee Yeol dari belakang. Kwon Hyuk melihatnya langsung memerintahkan agar pasukan melepaskan panahnya. Tuan Kim pun langsung terkena panah ditubuhnya.
Lee Yeol pun menahan Tuan Kim setelah terkena panah, sebelum jatuh ditanganya memegang sebuah kertas yang diberikan ayah mertuanya. Tuan Kim terjatuh mengaku tak pernah ingin menjalani hidup yang menyedihkan seperti yang dikatakan Lee Yeol akhirnya mati terbunuh.
“Semuanya sudah berakhir sekarang.” Ucap anakn buah Moo Yeon melihat dari kejauhan. Dibelakangnya ada Hong Shim seperti yang membantu Lee Yeol untuk membunuh Tuan Kim. 

Flash Back
Hong Shim menangis diatas tubuh kakaknya yang sudah tak bernafas dan kaget melihat yang datang. Ternyata Hyuk datang dengan wajah sedih. Hong Shim pikir teman kakaknya itu yang membiarkan ini terjadi dan mengeluh karena Hyuk yang baru muncul sekarang.
“Kenapa? Kenapa?” jerit Hong Shim terlihat sangat frustasi karena tak ada yang menolong kakaknya.
“Aku tak mengikutinya, aku tak tahu apa yang akan dia lakukan. Tapi Dia memintaku untuk melindungi adiknya.” Akui Hyuk. Hong Shim terus menangisi kakaknya yang sudah meninggal. 

Hong Shim duduk di depan kuburan kakaknya dalam hutan. Hyuk memberitahu kalau Moo Yeon sudah menyiapkan rumah jadi akan mengantarnya kesana. Hong Shim menoak karena Kim Cha Eon adalah tujuannya.
“Sekali dan untuk semuanya, maka Aku akan mengakhirinya sekaligus.” Ucap Hong Shim. 
Hong Shim menatap Lee Yeol dari kejauhan, Lee Yeol seperti masih shock melihat Tuan Kim yang mati didepanya. Ia pun yakin kalau  Yeon Hong Shim mungkin ada di dekat sini jadi meminta mereka Berpencar dan temukan dia.
“Apa Wakil Perdana Menteri menyeretnya ke sini bersamanya?” tanya Je Yoon. Lee Yeol pikir tidak.
“Dia sudah membantuku selama ini. Info tak dikenal yang kuterima berasal darinya.” Kata Lee Yeol yakin. 
Lee Yeol mencari sosok Hong Shim di tempat yang sudah hancur berantakan. Akhirnya Ia melihat Hong Shim dengan seorang anak. Si anak perempuan menangis kalau Ayahnya diseret dan ibunya terbunuh. Hong Shim meminta agar Jangan menahan air matanya dan  Menangislah sepuasnya. Lee Yeol terus menatap dari kejauhan.
“Menahannya hanya akan menambah rasa sakit.” Kata Hong Shim dan memuji si anak yang akhirnya menangis.
“Tak apa, menangislah sepuasnya.” Kata Hong Shim memeluk si anak  agar tak menahan amarah air matanya.
“Ayahmu akan kembali ke rumah dengan selamat. Putra Mahkota adalah pria pemberani, dia juga pintar, dan dia ada di desa ini. Jadi Ayo kita tunggu sebentar lagi.” Ucap Hong Shim
“Berbahaya bagimu untuk sendirian, jadi pergilah ke Biro hakim. Kau harus tetap kuat untuk menunggu ayahmu Mengerti?” pesan Hong Shim. Si anak pun mengerti lalu berlari pergi ke Biro Hakim.



Hong Shim berdiri kaget melihat Lee Yeol datang. Lee Yeol berjalan mendekat mengaku khawatir Wakil Perdana Menteri Kim mungkin sudah menyakitinya dan mengeluh karena Hong Shim datang jauh-jauh ke tempat berbahaya ini.
“Ini bukan...karenamu.” kata Hong Shim. Lee Yeol mengaku mendengar tentang kakak Hong Shim dan meminta maaf.
“Kenapa kau minta maaf? Kau tak melakukan kesalahan apa pun.” Ungkap Hong Shim
“Aku ingin dia hidup. Aku ingin dia melarikan diri dan menjalani hidupnya.” Akui Lee Yeol
“Kenapa? Apa itu karena dia adalah saudaraku?” tanya Hong Shim
“Kau tak harus hidup sebagai Yeon Hong Shim sekarang. Info yang kau berikan kepadaku sangat membantu. Aku berhutang nyawa padamu, jadi aku akan memulihkan martabatmu. Hiduplah sebagai Yoon Yi Seo lagi. Dan Juga, kau dapat kembali ke kondisi saat kita belum menikah.” Kata Lee Yeol.
Hong Shim terdiam mengingat yang dikatakan kakaknya sebelumnya. 
Flash Back
Moo Yeon mengaku kalau itu karena Putri Mahkota tidak hamil dengan bayi Putra Mahkota. Ia yakin Lee Yeol pasti tak bisa mengingatnya karena kehilangan ingatannya. Hong Shim ingin tahu alasan Moo Yeon kembali ke Hanyang

“Apa Jangan-jangan...Kau datang ke sini untuk membunuh Yang Mulia seandainya ingatannya kembali.” ucap Hong Shim
“Bukan itu alasannya.” Akui Moo Yeon. Hong Shim ingin tahu apa itu alasanya.
“Aku kembali untuk melindungi wanita yang kucintai dan anaknya.” Kata Moo Yeon.
“Jangan-jangan...Kaulah yang orang yang...” ungkap Hong Shim menduga kalau anak yang dikandung Soo Hye adalah anak kakaknya.
“Dia bukan Putri Mahkota untukku. Dia hanya seorang wanita dengan nama So Hye. Aku minta maaf, Yi Seo. Aku hanya bisa hidup sebagai Moo Yeon sekarang. Aku harus melindungi mereka berdua.” Ungkap Moo Yeon

 “Tolong jangan maafkan aku. Jangan lakukan apapun untukku juga. Aku juga salah denganmu.” Tegas Hong Shim yang siap menerima hukuman
“Apa kau berani menentang perintahku?” kata Lee Yeol marah
“Orang-orang yang membawamu kesengsaraan mungkin diriku dan saudaraku.” Ungkap Hong Shim
“Pada hari penurunan takhta,aku kehilangan ibuku serta wanita yang kucintai. Karena aku, kau juga kehilangan ayahmu. Sejak hari itu, aku tak pernah merasa nyaman.” Cerita Lee Yeol
“Itu semua sudah berlalu sekarang. Tolong lupakan aku dan semua yang sudah terjadi. Aku berharap, kau selamat sampai istana.” Kata Hong Shim tak ingin bersama dengan Lee Yeol lalu berjalan pergi.
“Benarkah semua yang ingin kau katakan padaku? Bisakah kau mengatakan. bahwa kau juga mencintaiku juga? Katakan bahwa kau ingin bersamaku juga. Hanya itu yang ingin kudengar darimu.” Pinta Lee Yeol. Hong Shim menahan tangisnya.
“Aku tak bisa memberimu jawaban yang kau inginkan.” Ucap Hong Shim lalu berjalan pergi. Lee Yeol hanya diam saja. 


Kasim memberitahu kalau mereka menerima kabar penting dari Provinsi Pyongan. Raja berdiri ingin tahu berita yang dibawa. Kasim memberitahu kalau Wakil Perdana Menteri meninggal dan... Raja ingin tahu apa yang terjadi dengan Putra Mahkota.
“Dia hidup dan tak terluka.” Ucap Kasim. Raja langsung mengucap syukur.
“Ini surat dari Putra Mahkota sendiri.” Kata Kasim. Raja langsung membaca surat yang dibawa oleh Kasim. 

Flash Back
Tuan Kim duduk di ruangan menatap kertas kosong dengan cap kerajan, kalau akhirnya menemukan cara terbaik untuk memanfaatkan kertas kosong yang memiliki segel raja.
“Aku takut... jadi Aku harus mengambil apa yang benar-benar kuinginkan.” Ucap Tuan Kim mulai menulsiakn suratnya.
Raja membaca surat yang dibawa Putra Mahkota “Wakil Perdana Menteri Kim Cha Eon akan membayar dosa-dosa atas hidupnya. Anak-anaknya takkan dihukum karena dosa-dosanya. Ia pun mengartikan kalau "Ini adalah perintah Raja"
“Apa Wakil Perdana Menteri Kim mencoba menyeretku bahkan sesudah mati sekalipun? Jadi Apa Pikirnya, aku akan menepati janjinya ketika dia sudah mati?” ucap Raja ingin membalas dendam. 

Soo Hye duduk diam di depan meja makan yang belum disentuh seperti tak ada nafsu makan karena Moo Yeon sudah tak ada.
Flash Back
Lee Yeol meminta Soo Hye agar Jangan berpikir untuk menolak makan atau minum. Soo Hye berbaring mengeluh karena Lee Yeol Kenapa membiarkan hidup.  Lee Yeol memberitahu kalau Yoon Yi Seo, wanita yang dicintai sepanjang hidupnya.
“Dia adalah adiknya Yoon Seok Ha, yang kau cintai.. Bukannya aku tak bisa membunuhmu. Tapi Aku tak bisa membunuh bayi di dalam rahimmu. Aku akan memutuskan apa yang harus kau lakukan sesudah kembali dari perang. Jadi Tetaplah hidup dan Bertahanlah.” Tegas Lee Yeol. 

Akhirnya Soo Hye pun mulai makan untuk bertahan hidup, Pangeran Seo Woon datang memberitahu Soo Hye dengan minta maaf lebih dulu karena memberitahu sebuah berita kalau Wakil Perdana Menteri sudah meninggal. Soo Hye terlihat kaget.
“Dia dibunuh karena pengkhianatan tingkat tinggi mencoba membunuh Putra Mahkota.” Ucap Pangeran Seowoo
“Maka, aku mungkin tidak dapat bertahan hidup juga.” Kata Soo Hye pasrah.
“Berdiri. Kau seharusnya tak di sini sekarang.” Ucap Pangeran Seowoo. 


Akhirnya Pangeran Seowoo pun membawa Soo Hye dengan pelayan keluar dari istana. Tapi saat itu pengawal sudah keluar menghadang mereka. Raja pun datang bertanyaApa yang sedang coba dilakukan anaknya.  Pangeran Seowoo mengkau sedang dalam perjalanan untuk menemui Ratu atas permintaannya yang mendesak.
“Puteri mahkota... Aku tahu semua dosamu... Beraninya kau mencoba melarikan diri sesudah melakukan dosa yang mengerikan? Apa Kau ingin tetap hidup bahkan sesudah  melakukan sesuatu yang begitu kejam?” ucap Raja. Soo Hye pun terlihat pasrah
Lee Yeol dan Je Yoon sedang berperang diperbatasan, dengan semua keahilannya bisa melawan semua pasukan. 


[1 Tahun Kemudian]
Goo Dul  menceritakan yang terjadi pada Putra Mahkota, yaitu Lee Yeol menyerang ke arah garis musuh sendirian dan memotong ribuan kepala pasukan musuh. Nyonya Yoon dan temanya ikut mendengarnya dengan wajah serius bersama Ma Chil
“Bahkan ketika mereka memintanya untuk menyelamatkan mereka, dia tak pernah menunjukkan belas kasihan dan memotong semua tenggorokan mereka. Dia adalah pendekar pedang terbaik di Joseon.” Kata Goo Dul bangga.
“Bualanmu keterlaluan. Bagaimana mungkin bisa melawan ribuan orang sendirian? Itu tak masuk akal.” Ucap Ma Chil tak percaya.
“Aku menceritakan kisah ini karena itu masuk akal. Jangan dipotong dulu. Mulai dari sini adalah bagian yang sangat bagus.” Keluh Goo Dul pada Ma Chil
“Putra Mahkota menyelamatkan semua orang yang disandera. Ketika dia kembali ke istana, Putri Mahkota... Putri Mahkota... Dia sudah mati. Dia bunuh diri.” Kata Goo Dul menutup telinga Kkeut Nyeo agar tak mendengarnya. Nyonya Yang kaget.
“Dia hamil, kenapa begitu?” tanya Nyonya Yang binggung. Kkeut Nyeo memberitahu Di dalam rahimnya bukanlah bayi Putra Mahkota.
“Bagaimana dia bisa mengkhianati suami limited edition seperti Won Deuk? Wajarlah dia bunuh diri. Aku takkan memaafkannya jika aku adalah dia.” Ungkap Ma Chil penuh amarah
“Apa aku satu-satunya yang merasa tak nyaman sekarang?” komentar Soo Ji berdiri dengan pakaian petani. 
Ia meminta mereka agar  Berhenti membicarakan keburukan Putri Mahkota. Goo Dul pikir kalau Itulah yang ingin dikatakan dan meminta agar  Berhenti bicara padanya seperti itu. Ia pun memarahi Soo Ji karena berani mengecam penjaganya sebagai pengkhianat
“Apa kau ingin melewatkan makan malam hari ini?” ancam Goo Dul
“Kau memberiku makan dengan sedikit, tapi kau membesar-besarkannya.” Keluh Soo Ji.
“Apa? Kau bilang sedikit? Beraninya kau mengoceh seperti itu? Dan Juga, kau menyebut segini sedikit?” ucap Goo Dul marah
“Astaga, hentikan... Kenapa kau menjadi sukarelawan untuk menjadi penjaga?” keluh Kkeut Nyeo
“Karena menghasilkan uang.Aku tak pernah tahu dia akan datang ke rumah kita. Kau sedang hamil, jadi abaikan saja.” Bisik Goo Dul
“Pergilah sekarang, kalian semua. Aku merasa terlalu berat untuk melakukan apa pun.”ucap Kkeut Nyeo
“Lagipula, aku akan meninggalkanmu. Menjadi pedagang kepala membuatku sangat sibuk. Aku akan segera ke Ming, beri tahu padaku aku jika butuh sesuatu. Aku akan mendapatkannya untukmu.” Kata Ma Chil bangga.

“Ma Chil, mengenakan pakaian sutra itu tak membuatmu menjadi pria terhormat. Hentikan cara bicara yang menyebalkan itu.” Komentar Goo Dul
“Ketika pergi ke Ming, sampaikan beritaku kepada Kasim Noh. Katakan padanya untuk menyelamatkanku.” Ungkap Soo Ji
“Kau sudah mati, siapa yang akan menyelamatkanmu? Hei.. Kau melewati garis.” Kata Ma Chil memperingati
Soo Ji pun melangkah mundur lal meminta agar bisa menanyakan satu hal lagi dan Apa yang terjadi pada wanita itu, yaitu Wanita Putra Mahkota, berpikir kalau mereka menikah. Kkeut Nyeo mengeluh dengan pikiran Soo Ji kalau Menikah.
Bersambung ke part 2

Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: