PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 25 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN


Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Hong Shim yang penasaran mengikuti kakaknya, sampai akhirnya seorang pria berpakaian hitam seperti Moo Yeon menghadang Hong Shim karena mengikuti Moo Yeon.  Hong Shim terdiam. Si Pria ingin Hong Shim menjawab pertanyaanya kenapa mengejar pria itu.
“Aku tak tahu apa yang kau bicarakan. Apa Maksudmu Aku sedang mengejar seseorang? Aku sedang dalam perjalanan pulang.” Ucap Hong Shim. Si pria langsung mencekik leher Hong Shim.
Saat itu Je Yoon dan Lee Yeol melihat dari kejauhan. Lee Yeol akan maju tapi Je Yoon menahanya karena Ini bukan situasi di mana harus melangkah maju sendiri. Si Pria tetap mencekik Hong Shim ingin tahu  Siapa sebenarnya.
“Apa yang kau lakukan pada wanita itu? Kau bisa abaikan jika kau tak ingin dirimu terluka.” Ucap Je Yoon datang membantu
“Aku terlalu baik untuk meninggalkan ini... Kau hanyalah seorang cendikiawan, bisakah kau mengabaikan ini?” kata si pria ingin menyerang Je Yoon.
“Aku lebih sabar dan ganas daripada cendikiawan ini.” Ucap Lee Yeol akhirnya melawan Si pria dan jatuh tersungkur. Hong Shim terlihat binggung.
“Dan dia sangat terampil dalam seni bela diri juga.” Kata Je Yoon, Si pria ketakutan dan akhirnya memilih untuk kabur. 
Lee Yeol memastikan keadaan Hong Shim dengan wajah panik,  Hong Shim mengaku baik-baik saja.  Je Yoon melihat sikap Lee Yeol berkomentar kalau Hong Shim yang mengatakan baik-baik saja tapi  Lee Yeol yang melebih-lebihkannya.
“Itu serius bagiku.” Tegas Lee Yeol. Je Yoon pikir Lee Yeol bisa membiarkan agar ia bisa  menanganinya.
“Apa yang bisa kau lakukan jika kau terluka? Aku mungkin harus menyelamatkan kalian berdua jika aku hanya melihatnya sedikit lebih lama. Aku akan kembali ke istana sendirian, kau boleh pulang sekarang.” Kata Lee Yeol
“Kau Tak boleh begitu. Aku mengkhawatirkan kalian berada dalam penyamaran tanpa penjagaan.” Ucap Je Yoon menolak
“Akulah yang memberi perintah. Apa kau lupa siapa aku?” tegas Lee Yeol. Akhirnya Je Yoon pun membiarkan keduanya berjalan bersama. 




Lee Yeol membantu Hong Shim berdiri dan bergandengan tangan sambil bertanya alasan keluar sendirian selarut ini. Hong Shim mengatakn Untuk menemukan kakaknya.  Lee Yeol mengatakan akan mencarinya. Hong Shim pikir Lee Yeol sedang memamerkan sebagai Putra Mahkota.
“Kau seharusnya tak menggunakan kekuatanmu untuk urusan pribadi. Kalau dipikir-pikir, kau digunakan untuk menyalahgunakan kekuatanmu. Aku tahu ini sejak kau meminta wanita muda lajang ini untuk menikah.” Ejek Hong Shim
“Beraninya kau berbicara dengan suamimu seperti itu!” kata Lee Yeol. Hong Shim terdiam karena Lee Yeol masih mengangap sebagai istrinya.
“Kau bisa Lepaskan tanganku sekarang.” Ucap Hong Shim merasa tak enak hati.
“Apa kau tak suka aku memegang tanganku?” tanya Lee Yeol. Hong Shim membenarkan.
“Jika kita terus berjalan berdampingan seperti ini, kapan aku bisa melihat wajahmu?” goda Hong Shim
“Yahhh.. tak mudah agar putra mahkota keluar dari istananya. Ini adalah kesempatan langka, lakukan semua yang kau inginkan.” Kata Lee Yeol. Hong Shim setuju akan melakukannya dan keduanya saling menatapnya.
“Pasti ada banyak makanan enak di istana, tapi kau terlihat lebih kuyu daripada ketika di Desa Songjoo.” Komentar Hong Shim
“Karena kau tak ada di istana.” Akui Lee Yeol tak bisa menahan perasanya lagi. 


Tuan Yeon panik melihat Je Yoon datang sangat terlambat. Je Yoon pikir Tuan Yeon itu mengkhawatirkan putrinya, lalu menasehati agar  jangan khawatir karen anaknya sedang dengan pria yang dapat diandalkan. Tuan Yeon mengatakan bukan seperti itu lalu melirik ke arah lain.
“Aku kecewa... Kenapa kau tak menghubungiku padahal kau kembali ke Hanyang?” ucap Ae Wol sudah duduk menunggu. Je Yoon kaget melihatnya. 

Ae Wol menuang minuman berkomentar  Sangat menyedihkan mencintai seseorang yang tak membalas kasih sayang dari Je Yoon dan pasti mengerti perasaannya sekarang.  Je Yoon mengaku sangat mengerti itu. Ae Wol merasa  percaya takdir membawa mereka bersama.
“Apa tak membosankan bergantung pada takdir? Menentang takdir membuat sesuatu lebih menarik.” Kata Je Yoon.
“Apa alasanmu mencintai wanita milik putra mahkota?” tanya Ae Wol. Je Yoon mengaku tak bisa menahan diri.
“Tuan... Apa kau akan merusak segalanya karena perasaanmu padanya?” tanya Ae Wol. Je Yoon mengaku tak tahu.
“Loyalitas. Cinta... Mana yang harus kupilih agar tak menyesalinya?” ucap Je Yoon menatap gelas minum yang sudah habis. 


Hong Shim pikir Sekarang  sudah puas melihat Lee Yeol jadi  akan membiarkan pergi sekarang dan meminta agar Kembalilah ke istana. Lee Yeol menolak.  Hong Shim pikir akan mengantar Lee Yeol  ke gerbang istana.
“Dengan begitu kita bisa tetap bersama selama satu jam.” Kata Hong Shim lalu pergi lebih dulu agar Lee Yeol mengikutinya dari belakang saja
“Jika kita berjalan seperti ini, kita bisa bertatapan lebih lama.” Ucap Lee Yeol berjalan mundur.
“Kita harus mengambil jalan lain.” Kata Hong Shim mencoba menahan Lee Yeol.
“Aku sudah mendengar tentang itu. Pasangan yang melewati bersama, maka takkan pernah berpisah selamanya Apa itu sebabnya kita tak boleh melewati pintu itu bersama?” kata Lee Yeol melihat gerbang dengan tulisan dibagian atasnya.
Hong Shim membenarkan, tapi Lee Yeol menarik tangan Hong Shim untuk lewatinya dan itu artinya mereka akan menjadi pasangan yang tak dapat dipisahkan.
“Aku menyukaimu sejak pertama kali kumelihatmu. Aku mencintaimu... ketika kau berusia 20 tahun meskipun aku tak melihatmu saat itu. Dan mulai sekarang, Aku akan mencintaimu selama sisa harimu. Simpanlah dalam hati kenangan indah itu sampai malam ini.” Ucap Lee Yeol dengan wajah serius.
“Aku juga akan menyimpannya dalam hati kenangan indah ini... Yang Mulia.” Ungkap Hong Shim sopan.
“Pria yang berdiri di depanmu bukanlah Putra Mahkota... Aku Won Deuk.” Kata Lee Yeol lalu mencium Hong Shim sebagai tanda perpisahan. 


Raja membaca surat yang ditulis Lee Yeol kalau  ingin Jung Je Yoon menjadi pustakawan institutnya. Lee Yeol mengaakan akan mencari seseorang untuk menggantikan Je Yoon. sebagai Gubernur Songjoo. Raja seperti tak percaya kalau Lee Yeol akan merekomendasikan dan menunjuk seseorang untuk Biro itu
“Aku ada di sana sementara waktu ketika berada di antara hidup dan mati. Masyarakat yang bersahaja dan baik hati. Jadi Mereka akan khawatir jika gubernur diganti lagi. Maka Aku akan mengirim seseorang yang tepat.” Ucap Lee Yeol
“Aku tak menyetujui orang ini dan Aku mengenali namanya. Wakil Perdana Menteri merekomendasikannya dikirim ke Songjoo. Bekerja dengan orang-orangnya...” kata Raja tak percaya dengan orang suruhan Tuan Kim
“Aku hanya ingin mempelajari kebenaran. Ada masalah yang harus kupecahkan. Siapa yang membunuhku, Kenapa kematian itu ditutupi... Aku akan mencari tahu. Jadi Untuk melakukannya, aku membutuhkan pria ini.” Jelas Lee Yeol. Raja hanya diam saja.
“Apa kau takut Ratu dan Pangeran Seowon terlibat? Jika kau ingin menutupi kebenaran, maka aku akan melakukannya. Namun, sebagai raja, menutupi kebenaran, itu tidaklah benar.” Jelas Lee Yeol 



Je Yoon melapor pada Tuan Kim kalau Putra Mahkota sedang bergerak dengan mencari jurnal. Tuan Kim bertanya apa itu Jurnal. Je Yoon memberitahu kalau Lee Yeol menulisnya setiap hari tanpa terlewatkan dan mencatat semua yang terjadi secara detail.
“Jika Putra Mahkota mendapatkan jurnal itu, maka ingatannya yang hilang akan pulih.” Kata Je Yoon
“Putra Mahkota tak boleh mendapatkan jurnalnya.” Tegas Tuan Kim.
“Apakah itu rahasia yang tak boleh tersebar?”tanya Je Yoon penasaran.
“Kenapa itu rahasia? Aku akan meminta kasim mencari jurnal itu.” Ucap Tuan Kim mencoba menutupinya.
“Putra Mahkota sangat sensitif sekarang, Jika kau bergerak terlalu terburu-buru, dia akan mengetahuinya. Jadi Serahkan padaku. Lalu Kau akan menjadi orang untuk mendapatkan jurnal lebih dulu.” Ucap Je Yoon menyakinkan.
“Aku akan berada di Biroku, jadi Laporkan padaku secara teratur.” Kata Tuan Kim. 


Je Yoon pikir kalau Lee Yeol  menyembunyikan jurnal di kamar Putri Mahkota. Lee Yeol memikirkan saat memberi sebuah teka-teki, Je Yoon memecahkannya dengan menghitung kotak jadi percaya, kaalu mengatur teka-teki untuk level Je Yoon dan bisa memecahkannya.
“Jawabannya bukan kamar Putri Mahkota.” Ucap Lee Yeol yakin
“Maka, kita harus menemukan tempat dengan lima kotak. Haruskah kita periksa semua karakter? Apa ada karakter yang memiliki lima kotak?” kata Je Yoon.
“Tidak.” Ucap Lee Yeol lalu berpikir dan mengingat  saat melewati gerbang dengan Hong Shim.
“Pintu... Jurnal ada di ruangan yang bisa dihubungi dengan melewati lima pintu dari sini. Di situlah disembunyikan.”kata Lee Yeol yakin
“Sebuah bangunan lima pintu dari kamar Putra Mahkota, lalu yang Ada empat, Janggyeonggak. Guhyeonjeon, Penyimpanan Buku, Penyimpanan Barang.” Ucap Je Yoon mencari seluruh ruangan tentang Jurnal milik Lee Yeol. 


Lee Yeol menatap Tuan Kim yang ada didepanya, Tuan Kim memberi hormat dengan bersikap baik lalu bertanya  Apa yang membuatnya sibuk sepanjang hari. Lee Yeol menaku sdang berjalan mengelilingi istana. berharap akan membantu ingatanya.
“Apa kau ingat sesuatu sejauh ini?” tanya Tuan Kim penasaran.
“Aku akan menghubungimu jika memang demikian.” Kata Lee Yeol
“Ingatanmu akan kembali pada waktunya, jadi...” kata Tuan Kim yang langsung disela oleh Lee Yeol.
“Aku sedang mengusahakannya... Di pesta untuk utusan, aku hampir membuat kesalahan besar.” Jelas Lee Yeol
“Aku akan meminta tabib membuat obatmu dengan ekstra hati-hati.” Ungkap Tuan Kim.
Lee Yeol dengan nada menyindir kalau Tuan Kim yang  begitu penuh perhatian untuknya jadi  harus berusaha lebih keras untuk memulihkan ingatannya segera. Tuan Kim pun bersikap kalau mendukung Lee Yeol untuk segera memulihkannya.


Pelayan datang menemui Moo Yeon sambil mengumpat sudah gila dan datang menjawab panggilan Tapi menurutnya ini akan sia-sia karena  Putri Mahkota perlu waktu untuk berpikir.
“Banyak hal sudah berubah, jadi Tolong beri ini padanya.” Ucap Moo Yeon memberikan sebuah surat. Saat itu seseorang seperti melihat dari belakang pohon. 


Soo Hye membaca surat yang dibawa pelayan dari Moo Yeon “Sepertinya ayahmu sudah mengetahuinya. Aku mencoba untuk mengulur tapi itu takkan berlangsung lama. Pada hari ketiga dari hari ini, aku akan menunggu di sebuah paviliun Gerbang Donui.”
Saat itu Tuan Kim datang, Soo Hye langsung menyembunyika suratnya dengan wajah panik. Tuan Kim meminta agar semua orang meninggalkan kamar anaknya. Soo Hye ingin tahu alasan ayahnya datang.
“Untuk beberapa alasan, aku tiba-tiba merasa bersalah karena membunuh orang dari Biro Penasihat Khusus. Padahal Aku memerintahkanmu untuk menyingkirkan ayah bayi itu, tapi kau mengambil nyawa pria yang tak bersalah.” Ungkap  Tuan Kim
“Aku tak tahu apa yang kau bicarakan.” Kata Soo Hye pura-pura tak mengerti.
“Surat yang kau pegang... Bolehkah aku membacanya?”ucap Tuan Kim. Soo Hye terdiam meremas surat dari Moo Yeon.
“Moo Yeon telah tinggal bersamaku dan Sepertinya dia meninggalkan kota. Kau menghabiskan setengah hari bersamanya” sindir Tuan Kim.
“Bagaimana bisa kau tak tahu? Apa kau menyuruh seseorang mengikutiku?” kata Soo Hye kaget
“Kenapa tak sekalian bermain-main dengan orang rendahan dari pasar? Kenapa harus Moo Yeon?” sindir Tuan Kim marah
“Jangan sakiti dia.” Ucap Soo Hye memohon. Tuan Kim memperingatkan anaknya.
“Jika kau ingin dia hidup, maka kau tak boleh lari bersamanya. Kau harus menjadi ratu tak peduli apa pun. Jadilah Putri Mahkota.” Perintah Tuan Kim. Soo Hye terlihat marah
“Sebentarlagi, rencana dari 10 tahun-ku akan berhasil, jangan menghalangiku lagi. Jika kau menghalangi jalanku, maka Moo Yeon dan bayi itu akan dibunuh.” Tegas Tuan Kim. Soo Hye hanya bisa menangis.
“Cinta hanyalah ilusi. Kenapa kau harus  punya sesuatu yang hanya akan menghilang? Jadi Jangan lupakan ini dan Kau dan aku berbagi darah yang sama.” Ucap Tuan Kim lalu berdiri
“Aku tak punya apapun selain kebencian terhadapmu. Kenapa hidup seperti ini? Kenapa kau melakukan ini? Sesudah penurunan takhta, kau dipromosikan berkat kontribusimu. Kenapa itu tak cukup? Kapan kau akan berhenti?” tanya Soo Hye sangat frustasi.
“Pernahkah kau. memakan tikus karena kau kelaparan? Apa kau pernah berada di ambang kematian sesudah makan makanan busuk? Pernahkah kau mengubur orang tuamu yang meninggal karena dipukuli. di bawah tanah yang kasar dan kering?” ucap Tuan Kim merasakan dulu kehidupanya sengsara.
“Aku juga tak tahu. Aku tak tahu, Apa yang harus kumakan, atau kumiliki untuk mengisi kekosongan ini dalam diriku.” Ungkap Tuan Kim
“Aku membenci diriku sendiri karena terlahir sebagai putrimu.” Tegas Soo Hye
“Aku tak memiliki seorang putra, jadi hanya kau yang bisa kuandalkan. Aku tidak ingin kehilanganmu juga. Kumohon, Tegakkan kepalamu.” Ucap Tuan Kim. 




Kkeut Nyeo berjalan dengan Goo Dul merasa kalau sedang berada di Hanyang sambil berkomenatr Meskipun berusaha untuk mengabaikannya, tapi tetap terpesona oleh semua barang. Goo Dul menyuruh istrinya agar memperhatikan hidungnya.
“Jangan mengatakan itu sampai ingusmu berceceran kemana-mana.” Ejek Goo Dul
“Aku tahu kita dengan berani datang ke sini, tapi apa Putra Mahkota akan bertemu dengan orang-orang seperti kita?” tanya Kkeut Nyeo merasa tak yakin
“Dia akan ketika dia mendengar namaku. Kau tahu betul Won Deuk.” Ucap Goo Dull yakin
“Yah.. Bukan hanya kepribadiannya... Dia juga sangat tampan.” Komentar Kkeut Nyeo dengan wajah terpesona.
“Sekarang kau membuatku marah.” Kata Goo Dul marah, Kkeut Nyeo mengalihkan dengan bertanya Apa istananya masih jauh karena Kakinya sakit.
“Kau Naik saja” ucap Goo Dul berjongkok memberikan pungungnya. Kkeut Nyeo terlihat malu.
“Bagaimana bisa aku diam saja ketika kaki istriku sakit? Jadi Naiklah.” Kata Goo Dul, tapi saat Kkeut Nyeo naik, suaminya malah jatuh
“Apa kau hamil? Kau cukup berat.” Ucap Goo Dul lalu bergegas kabur. Kkeut Nyeo berteriak marah karena Goo Dul adalah pria lemah. 


Keduanya kembali berjalan, Goo Dul memastikan kalau istrinya tak terluka. Kkuet Nyeo kesal karena Goo Dul tadi menyuruh naik ke punggungnya. Goo Dul memperlihat tempat mereka  menginap malam ini dan tempatitu tak bisa dibandingkan bar milik Mi Geum.
“Wajah itu juga sesuatu.” Kata Kkeut Nyeo, lalu Goo Dul melihat Tuan Park sedang makan. Tuan Park melihat keduanya langsung menunjukan kepalanya.
“Angkat kepalamu. Sekarang juga! Kau bilang pada kami untuk tak pergi ke Hanyang, Tapi kau datang ke sini sendiri untuk bertemu Putra Mahkota.” Sindir Kkeut Nyeo
“Tidak, tentu saja tidak. Aku di sini untuk Gubernur Jung. Dia belum datang ke Biro, jadi aku datang untuk menjemputnya. Dan Juga, aku perlu melaporkan padanya tentang Tuan Park yang menyuruh 100 potong kayu bakar.” Jelas Tuan Park
“Kita tak perlu tinggal di sini. Gubernur pasti punya rumah besar di sini. Jadi Kita bisa tinggal di sana.” Kata Kkeut Nyeo penuh semangat.
“Apa dia akan membiarkan kita tinggal?” tanya Goo Dul Kkeut Nyeo, pikir kenapa tak boleh.
“Kita dari Desa Songjoo dan dia adalah gubernur kita jadi sudah tugasnya untuk menjaga kita.” Ucap Kkeut Nyeo
“Kau benar-benar pintar, Kkeut Nyeo. Jadi, di mana Gubernur Jung tinggal?” ucap Goo Dul lalu bertanya pada Tuan park.
“Apa aku akan makan di sini jika aku tahu itu? Aku mengisi tenagaku untuk bertanya-tanya.” Kata Tuan Park . Akhirnya mereka pun memilih duduk didepan Tuan Park 



Tuan Yeon berbicara dengan Hong Shim agar tetap di Hanyang bahkan sesudah  menemukan kakaknya. Hong Shim heran Tuan Yeon yang tiba-tiba mengatakan itu. Tuan Yeon mengaku sudah memikirkan dan merasa Hong Shim dan Putra Mahkota memang ditakdirkan.
“Ini Sangat langka menemukan seseorang yang sempurna. Mencintai seseorang yang kau temui pada semuda ini sama sekali tak mudah. Dan Satu hal lagi. Apa kau pikir aku tahu dia adalah Putra Mahkota ketika aku menyelamatkannya dari Gunung Chunwoo?” ucap Tuan Yeon
“Bagaimana jika kita memang ditakdirkan? Haruskah aku memberitahunya untuk berhenti menjadi Putra Mahkota dan tinggal bersamaku?” kata Hong Shim
“Yah... Itu tak mungkin..  Aku hanya mengatakan ini karena aku sedih tentang putusnya hubunganmu.” Ucap Tuan Yeon merasa menyesal
“Kami tak putus... Perasaan diHati kita terhubung satu sama lain.” Akui Hong Shim malu-malu. 


Saat itu ada suara terikan dari luar bertanya apakah ada diluar,  Hong Shim dan Tuan Yeon keluar. Tuan Park kaget melihat keduanya keluar padahal yang mereka datangi rumah Gubernur Jung. Kkeut Nyeo melihat Hong Shim terlihat bahagia.
Hong Shim pun senang melihat temanya, lalu mereka berpelukan. Tuan Yeon ikut senang bertanya kenapa mereka datang ke rumah Je Yoon dan mereka pun tak percaya bisa bertemu dengan Hong Shim dan juga Tuan Tuan Yeon yang meninggalkan desa. 

Je Yoon melaporkan kalau semua yang pikiran, semuanya gagal dan berpikir kalau ada yang salah. Lee Yeol meminta Je Yoon agar bertemu dengan Kasim Yang lagi, karena punya sesuatu untuk diperiksa.
“Coba ingat-ingat judul jurnalnya Yang Mulia.” Ucap Je Yoon menemui Kasim Yang
Kasim Yang meningat kembali saat Lee Yeol menulis bukunya lalu menutupinya dan dibagian depan tertulis judulnya. Ia lalu menuliskan “Judul Jurnalnya adalah...” dan Lee Yeol menyebut  "Diam."


Je Yoon bergegas kalau Ada total lima pintu untuk dilewati untuk menemukan jurnal dan Ada segi empat dalam huruf-huruf Cina dari judul itu, jadi Itu berarti jumlah pintu yang dilewati adalah empat. Ia pun menduga mungkin jurnalnya ada di Perpustakaan Putra Mahkota.
Ia terus mencari di tumpukan buku dan tak sengaja melihat tumpukan buku dengan sampul yang berbeda dan itu sama yang dituliskan Lee Yeol.
Mentri memberitahu kalau Mereka sudah menemukan jurnal. Tuan Kim ingin tahu keberadaanya. Mentri menjawab ada diPerpustakaan Putra Mahkota. Tuan Kim menegaskan aklau Tak ada yang boleh membaca tulisan dijurnal itu lalu bergegas pergi.
“Wakil Perdana Menteri Kim... Ada apa ini?” ucap Mentri melihat langit dengan kepulaan asap
“Ada kebakaran di Perpustakaan Putra Mahkota.” Kata Kasim datang dengan terburu-buru.
Api sudah sangat besar menghabiskan bagian depan dan semua pengawal saling membantu membawakan air untuk memadamkan api.  Tuan Kim melihat dari kejauhan. Je Yoon datang berdiri disampingnya. Tuan Kim ingin tahu Apa yang terjadi
“Aku tak punya pilihan karena situasinya sangat mendesak. Jurnal itu hilang selamanya.” Ucap Je Yoon
“Bagaimana dengan isinya? Apa kau melihatnya?” tanya Tuan Kim
“Judulnya adalah "Doo Goo", berarti "Diam" dalam karakter Cina. Itu artinya tutup mulut. Aku tak membacanya karena kupikir takkan kuat jika aku membukanya.” Kata Je Yoon. Saat itu Lee Yeol melihat dari kejauhan dengan tatapan dingin. 



Tuan Yeon dkk makan buah bersama diteras. Goo Dul pikir karena melon oriental tumbuh di Hanyang jadi rasanya sangat manis. Tuan Park juga melihat Bulan tampak sangat cerah di Hanyang juga.  Tuan Yeon berkomentar kalau mereka hanya membual tentang Hanyang.
“Ngomong-ngomong, bagaimana ini bisa terjadi? Aku tak tahu kau akan tinggal di rumah Gubernur Jung.” Kata Kkeut Nyeo pada Hong Shim.
“Itu... Ceritanya panjang untuk diceritakan.” Kata Hong Shim
“Putra Mahkota pasti membawanya ke sini.” Ucap Goo Dul yakin
“Jika begini, bagaimana jika Hong Shim menjadi selir?” komentar Tuan Park.
“Ngomong-ngomong, apa yang membawamu ke sini di Hanyang?” tanya Tuan Yeon mengalihkan pembicaran.
“Astaga, tak usah dijelaskan lagi. Tuan Park memaksaku untuk membuat 100 potong kayu bakar. Dan Gubernur Jung tak kembali sama sekali.” jelas Tuan Park kesal
“Kami di sini untuk bertemu Putra Mahkota, dan Petugas Park ada di sini untuk menjemput Gubernur Jung.” Jelas Goo Dul
“Kudengar dia bukan lagi seorang gubernur di sana. Dia diangkat ke posisi yang melayani Putra Mahkota.” Kata Tuan Yeon.
“Apa yang kau bicarakan? Aku tak berpikir dia akan seperti ini, tapi ternyata dia sangat licik. Apa dia memuji Putra Mahkota untuk mendapatkan posisi untuk dirinya sendiri? Aku sangat cemburu.” Ungkap Tuan Park marah. Hong Shim pun diam-diam memilih untuk pergi. 


Soo Hye sudah  mendengar, kebakaran terjadi di Perpustakaan Putra Mahkota dan ingin tahua Apa Ayahnya berada di belakangnya semua ini.  Tuan Kim memberitahu kalau Putra Mahkota sedang mencari jurnalny dan mungkin Rahasia mereka ditulis dalam jurnal itu.
“Tapi itu dibakar menjadi abu, jangan khawatir. Kau bisa pergi ke kamar putra mahkota dan tidur di sana malam ini. Tidak peduli betapa dingin hatinya seorang pria, dia menjadi murah hati terhadap bayinya. Kau harus menepati janjimu.”perintah Tuan Kim. Soo Hye menyetujuinya. 


Saat itu Hong Shim berjalan mengikuti Myuk yang masuk ke dalam sebuah rumah dan akhirnya memberanikan diri untuk masuk. Soo Ji melihat Hong Shim bertanya siapa yang datang. Hong Shim panik sambil meminta maaf kalau beralasan pasti salah rumah.
“Apa kita tak bertemu satu sama lain dengan Je Yoon tempo hari? Ah.. Benar... Apa Kau mencari sebuah tempat? Aku sedang mencari udara segar saat ini. Haruskah aku menunjukan jalannya?” ucap Soo Ji mengoda.
“Aku sangat berterima kasih atas tawaranmu.. api Omong-omong, rumahmu terlihat sangat layak . Kalau tak keberatan, bolehkah aku bertanya dari keluarga mana kau berasal?” kata Hong Shim
“Kau pasti terkejut mendengarnya... Aku putra Wakil Perdana Menteri Kim Cha Eon, Kim Soo Ji.” Kata Soo Ji bangga.
Hong Shim terlihat shock dan mengingat ucapan kakaknya “Kim Cha Eon menusuk hati ayah kita dengan pedangnya.” Lalu  Soo Ji bergegas berdiri memberikan hormat karena ayahnya pulang. Hong Shim terdiam melihat Tuan Kim dan saat itu Tuan Kim pun menatap Hong Shim seperti mengetahui kalau itu adalah adik dari Moo Yeon. 


Lee Yeol bertanya pada Je Yoon apakah Wakil Perdana Menteri mencurigai sesuatu. Je Yoon pikir tidak karena sudah memeriksa ruangan secara menyeluruh sebelum kebakaran, dan jurnal untuk bulan Maret ketika insiden itu terjadi tak ada di sana.
“Itu karena kita tak menyelesaikan teka-teki dengan benar. Kau bisa Tambahkan karakter untuk "tumit" di samping itu untuk "tanda bunga sakura." Maka Itu memberimu jawabannya.” Kata Lee Yeol
“Lalu jika begitu, dari perpustakaanmu, Kita harus melewati enam pintu lagi Untuk mencapai tempat ini.” Ucap Jee Yeon dan Lee masuk ruanga dengan ada banyak kotak.
“Aku menyukai bunga sakura. Aku pasti memiliki kotak yang terbuat dari pohon yang ditebang oleh istriku.” Kata Lee Yeol lalu melihat ada sebuah buku didalam kotak. 


Lee Yeol mulai membaca buku harianya "Aku merasa jauh lebih baik sekarang karena tak minum obat. Kecurigaanku bahwa nyeri dada disebabkan oleh pengobatan, Tidaklah logis. Aku tak bisa mempercayai siapa pun di istana ini."
Ia lalu bertemu dengan tabib yang berlutut didepanya "Tidak ada masalah dengan obatnya, Tapi ketika dimakan dengan salah satu camilan kesukaanku..." tabi mengatakan kalau itu akan bereaksi sebagai racun bagi tubuh Lee Yeol jelas merupakan upaya keracunan.
"Siapa yang mencoba membunuhku? Jadi aku mengadakan pesta untuk menangkap pelakunya." Dan Lee Yeol mengingat saat Tuan Kim memberikan busur panah yang sama ketika tabib wanita yang terkena panah
"Kim Cha Eon menyuruh membunuh tabib wanita. Aku yakin dia melakukannya untuk menyembunyikan fakta bahwa dia mencoba meracuniku. Tapi kenapa dia mencoba membunuhku?"
"Aku akhirnya menemukan rahasianya, Tapi aku tak bisa melakukan apa-apa. Keputusasaan itu melemahkan. Mungkinkah ada orang lain yang sangat sengsara?"


Lee Yeol selesai membaca buku harianya, sambil berjalan menyimpulkan kalau Ayah dari istrinya dan Ayah mertuam Pria yang dipercaya ada di pihakknya adalah orang yang berusaha membunuhnya. Ia yakin karena Tuan Kim harus menyembunyikan rahasia mengerikan yang ditemukan.
“Rahasia yang harus dia sembunyikan bahkan mempertaruhkan nyawaku. Putri Mahkota membawa anak orang lain.” Gumam Lee Yeol yakin dan saat itu melihat Soo Hye datang.
“Aku baru saja menuju ke kamarmu.” Ucap Soo Hye. Lee Yeol pun mengaku kalau sedang menuju untuk menemui Soo Hye
“Kita terhubung satu sama lain.” Kata Soo Hye dengan senyuman. Lee Yeol dengan senyuman sinis mengaku seperti itu juga.
“Malam ini, aku berencana untuk menghabiskan waktu yang sangat lama denganmu.”bisik Lee Yeol seperti memberikan pertunjuk kala sudah menemukan rahasia dari keluarga Kim yang disembunyikan.
Bersambung ke episode 15
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming


Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar:

  1. Makasih kak, udah masuk klimaks nih sinopsisnya..

    BalasHapus
  2. Udah mulai terungkap semuanya...semakin seru sekaligus semakin sedih karena udah diujung" ...😢# buat unnie..SEMANGAT TERUS..💕👍

    BalasHapus