PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 17 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Ae Wol menuangkan minuman bertanya apakah hanya Lee Yeol  benar-benar satu-satunya yang ada di pikiran Je Yoon sekarang dan merasa kasihan kepada Lee Yeol karena  harus menjalani hidupnya dengan wanita yang tak dicintai.
“Jika tak ada mendekati seperti yang mereka katakan, bagaimana dia bisa bersama anak?” kata Je Yoon
“Pengadilan memintanya untuk melahirkan seorang putra.” Kata Ae Wol.
“Bahkan jika mereka tak dekat, itu akan terjadi begitu bayinya lahir.” Ucap Jee Yoon dengan helaan nafas.
“Entah..  Yang Mulia mungkin memerintah nyonya dari Songjoo untuk datang ke istana.” Kata Ae Wol.
“Dia tak akan bisa melakukan itu.” Pikir Je Yoon.Ae Wol pikir kenapa bisa seperti itu. Saat itu Tuan Park datang dengan wajah panik
“Apa kau sudah gila? Ini bukan waktunya minum-minum dengan gisaeng! Apa kau tahu posisiku?” kata Tuan Park panik. 

Tuan Park memberitahu kalau saat Je Yoon tak ada Wakil Perdana Menteri Kim datang dan bertanya tentang Na Won Deuk. Lalu berpikir kalau Won Deuk sudah menyebabkan masalah lagi, Tapi ternyata Won Deuk... Ia berhenti bicara lalu meminta maaf karena berkata kasar.
“Dia ternyata adalah Putra Mahkota... Astaga... Kenapa kau tak terkejut? Hatiku masih keriput setiap kali aku memikirkannya.” Ucap Tuan Park binggung
“Aku sudah tahu.” Kata Je Yoon. Tuan Park pikir Je Yoon sudah kehilangan akal
“Apa Kau tahu dan membuatku menembakkan panah padanya?” kata Tuan Park makin panik.
“Aku tak tahu pada waktu itu.” Ucap Je Yoon. Tuan Park bingung karna yakin Lee Yeol takkan pernah membiarkan mereka hidup sesudah melakukan itu padanya.
“Kita harus melakukan sesuatu... Kita harus memohon pengampunannya... Jika tidak, dia akan membuat kita dieksekusi.” Ucap Tuan Park menjerit kepanikan. 

Raja ada didalam kamar kebingungan bertanya Apa Wakil Perdana Menteri Kim meninggalkan istana. Kasim mengaku Terakhir kalimemeriksanya, Tuan Kim  berada di kamar Putra Mahkota. Raja meminta agar membawakan minuman karena  tak mungkin tetap terjaga malam ini jadi perlu minuman.
“Yang Mulia... Aku akan memberitahu mereka untuk menyiapkan minuman di kamar Ratu. Aku mendengar Ratu sangat terkejut sesudah pengukuhan dibatalkan.” Ucap Kasim. Raja menganguk mengerti. 

Saat itu tiba-tiba pintu terbuka Raja panik melihat Tuan Kim datang ke kamarnya, tapi dengan wajah dikuatnya ingin tahu tujuan Tuan Kim datang ke kamarnya. Tuan Kimmenagku tak bisa menyapa untuk waktu yang lama karena kecelakaan itu.
“Aku mendengar, kau diserang oleh pemburu. Siapa yang berani merencanakan hal seperti itu terhadapmu?” kata Raja berpura-pura peduli
“Tak apa-apa... Sekarang Putra Mahkota kembali, takkan ada yang berani mencoba menyakitiku. Jika... seseorang mencoba untuk menyerangku, ayah mertua Putra Mahkota, maka aku tak akan membiarkannya.” Kata Tuan Kim seperti mengancam. Raja pun hanya bisa terdiam. 


Ratu minum dengan Raja merasa kalau suaminya harus melakukan semacam ritual, karena tak percaya semua rencana gagal di pertengahan. Ia mengaku kalau  mengatakan ini karena kepedulian terhadap Pangeran Seowon.
“Sudah jelas Wakil Perdana Menteri akan menindasnya bahkan lebih untuk mengincar posisi putra mahkota. Pangeran Seowon juga putramu. Apa kau akan meninggalkannya?” kata Ratu berusaha menyakinkan istrinya.
“Hatiku hancur untuknya juga... Aku juga merasa malu kepadamu. Namun, Yeol adalah putra sulungku...Beruntung dia kembali hidup. Aku hanya merasa terganggu bahwa Wakil Perdana Menteri masih hidup.” Kata Raja gelisah. 

Anak buah Tuan Kim melapor kalau Gadis dan ayahnya sudah kabur dan Yang lain mencari area di dekatnya. Bahkan ia akan turun dan memeriksa. Tuan Kim pikir tak perlu karena mereka harus pergi mencari Moo Yeon dan tak harus membunuhnya.
“Aku punya sesuatu untuk diperiksa, bawa dia kehadapanku hidup-hidup.” Perintah Tuan Kim. Anak buah Tuan Kim menganguk mengerti. 

Hyuk memberitahu Moo Yeon kalau Pengukuhan dibatalkan dan Wakil Perdana Menteri aman memasuki istana dengan Putra Mahkota.  Moo Yeon seperti bisa sedikit bernafas lega.
“Aku sudah menemukan sebuah kapal untuk dikendarai. Jika kau naik kapal menuju Pelabuhan Haengju sesudah empat hari, Kau dapat naik kapal ke Desa Sunsan di Gwaksan segera. Dan aku sudah membawa beberapa obat untukmu.” Kata Hyuk memberikan bungkusan obat
“Terima kasih.” Ucap Moo Yeon menerima obat dari temanya. Hyuk merasa Sangat mengherankan bahwa Moo Yeon yangpasti memiliki rasa sakit yang parah.
“Terima kasih. Kau harus masuk dan beristirahat.” Kata Moo Yeon akan beranjak pergi.
“Ada sesuata yang ingin kukatakan kepadamu. Hatiku sangat terganggu menyimpan ini untuk diriku sendiri. Beom lah yang menembakmu Dan Putri Mahkota ada di belakangnya.” Ucap Hyuk. Moo Yeon hanya bisa terdiam. 


Moo Yeon memberikan obat pada luka bekas panahnya, seperti tak percaya kalau itu perintah dari  Soo Hye. Saat itu Hong Shim datang bertanya  Bagaimana kakaknya bisa terluka. Moo Yeon langsung menutupinya mengaku tak ada masalah.
“Ini Sudah biasa bagi pria untuk terluka.” Kata Moo Yeon.
“Itu tak terlihat biasa-biasa saja. Aku ingin kau jujur. tentang jenis pekerjaan apa yang sudah kau lakukan sejauh ini. Bagaimana kau tahu bahwa dia adalah Putra Mahkota?” tanya Hong Shim
“Bahkan Hampir tak ada yang tahu wajah Yang Mulia di antara orang-orang. Tapi bagaimana kau tahu bahwa dia adalah Putra Mahkota?” ucap Hong Shim penasaran.
“Aku akan memberitahumu saat waktunya tiba.” Ucap Moo Yeon. Hong Shim heran karena kakaknya yang tak memberitahu sekarang saja.
“Aku menjalankan tugas dari pejabat tinggi untuk mencari nafkah. Di antara tugas itu, ada yang tak begitu benar. Beberapa dari mereka terlalu  malu untuk memberitahumu. Dengan demikian, aku ingin meninggalkan tanah ini dan memulai kembali sesegera mungkin. Bisakah kau mengerti aku?” jelas Moo Yeon. Hong Shim bisa mengerti dan mengajak kakaknya pergi.
“Aku ingin segera pergi juga Dengan begitu, kupikir aku akan bisa melupakan semuanya.” Kata Hong Shim sudah tak ingin memikikan Won Deuk. 



Lee Yeol melihat banyak menu makana didepanya tapi hanya terdiam. Kasim meminta Lee Yeol agar tak boleh melewatkan makan hari ini juga. Lee Yeol merasa heran karena membutuhkan banyak lauk diatas meja. Kasim mengatakan kalau Itu adalah salah satu aturan di istana.
“Pernahkah kau melihat makanan rakyat?” ucap Lee Yeol yang selama ini hanya makan seadanya.
“Bagaimana bisa kau membandingkan milikmu dengan milik mereka? Kau adalah Putra Mahkota negara ini.” Kata Kasim.
“Ini pancake daging... Aku sangat iri, Won Deuk Kau makan pancake daging favoritmu sesukamu... Kenapa tak makan? Apa kau sedang memilih makanan dengan pancake daging di depanmu? Ayo Cepat makan. Kau harus tetap kuat.” Ucap Hong Shim yang tiba-tiba duduk didepan Lee Yeol
Lee Yeol terdiam seperti bayangan Hong Shim datang karena terlalu banyak memikirkanya. Kasim menyadarkan lamunan Lee Yeol, kalau harus sarapan. Lee Yeol mengaku tak punya nafsu makan jadi meminta agar menyingkirnya. 


Seorang Guru mulai mengajar “Dalam pendahuluan menjelaskan apa yang dimaksud dengan "keserakahan" dan "kesabaran". Dan kedua kata itu memiliki pengucapan yang sama.” Dan bertanya “Apa perbedaannya?” Lee Yeol pikir kalau guru itu memegang "Doktrin Makna."
“Kau memiliki jawabannya di buku itu. Kenapa kau menanyakanku itu?” ucap Lee Yeol dingin. Soo Ji mencoba mengintip
“Kelas ini adalah tentang mengulang sampai kau menghafal semua konten dalam buku.” Kata Sang Guru. 

Lee Yeol kembali berhalusinasi melihat Hong Shim berkomentar kalau itu buku yang bagus kalau sudah bilang kepada seseorang yang intelektual untuk menyalin novel erotis. Ia merasa Tak terpikirkan untuk menggunakan sumber daya tingkat tinggi ini dengan sembrono.
“Namun, kau lebih bersenang-senang dalam membaca "50 Nuansa Seksi Pria Gourmet" denganku daripada ini, kan?” ucap Hong Shim.
Guru memanggil Lee Yeol hanya diam saja, Lee Yeol tak konsentrasi meminta agar akan membubarkan kelas untuk saat ini. Soo Ji terlihat bahagia mendengarnya. 

Soo Ji mengikuti Lee Yeol mengaku senang karena sudah kembali seperti ini lalu membahas di tengah-tengah kelas, Lee Yeol menatap binggung karena tak mengenal Soo Ji dan memilih untuk mengabaikanya.
Kasim memberitahu Soo Ji adalah Kepala Seksi Kebudayaan dan Pendidikan, saudara Putri Mahkota jadi tak boleh mengabaikannya seperti itu. Lee Yeol melihat ke arah lain, ada sosok pria lain yang datang. Kasim memberitahu kalau pria itu adalah Pangeran Seowon.

“Yang mulia. Aku ingin menyapamu.” Ucap Pangeran Seowon. Lee Yeol hanya terdiam dengan tatapan sinis.
“Kenapa kau menolak? Apa kau membenciku? Apa itu karena Untuk mencoba mengambil tempatmu?” kata Pangeran Seowon.
“Sebuah gelas kosong harus diisi, dan kursi kosong juga harus diisi. Kenapa aku membencimu ketika itu bukan salahmu?” komentar Lee Yeol
Tapi Pangeran Seowon mengaku membenci Lee Yeol, karena Semua yang diinginkan sudah menjadi milik Lee Yeol. Lee Yeol pikir memilikinya bukan karena mengingikanya dan juga ia tak bisa memiliki apa yang dinginkanya.
 “Tatapan matamu sudah berubah. Kau mengenakan jubah yang sama, tapi kau terlihat seperti orang lain” ucap Pangeran Seowon.
“Itu bisa begitu... 100 hari yang aku habiskan di luar istana sangat panjang.” Kata Lee Yeol. 

Sementara Tuan Park bertemu dengan Tuan Kim bersama dengan Je Yoon sambil berlutut merasa kalau pantas mati, karena memperlakukan Putra Mahkota semaunya dan tak tahu siapa Won Deuk jadi  akan berlutut dan bertobat.
“Jika kau ingin aku mati, maka aku akan berpura-pura mati. Tolong biarkan aku melihat Won Deuk... Bukan, biarkan aku melihat Putra Mahkota jadi aku bisa memohon pengampunan.” Ucap Tuan Park sambil menangis.
“Kau tak dapat melihatnya sekarang.” Kata Tuan Kim lalu menatap ker arah Je Yoon.
“Kenapa kau tak dapat mengenali Putra Mahkota? Apa kau tak bilang dia memberimu sebuah surat rahasia? Apa yang kau katakan tentang surat itu bohong? Apa ini tipu muslihat yang datang menghampiriku?” ucap Tuan Kim sinis.
“Aku tak bisa mengenali wajah orang. Aku mengidentifikasi orang-orang dengan pakaian, karakteristik dan suara. Aku menyembunyikannya karena takut bahwa tak akan dipromosikan.” Akui Je Yoon.
“Apa kau tak menyembunyikan apa pun dariku?” ucap Tuan Kim tak yakin.
“Bagaimana aku akan menembak panah jika memiliki motif tersembunyi? Bahkan Aku juga menembak Putra Mahkota. Jika aku mengenalinya,maka aku akan memberitahumu atau menghubungi istana. Lalu Itu akan membantuku mendapatkan promosi.” Kata Je Yoon.
“Tolong jangan mencurigai kami lagi. Aku dapat menjamin bahwa Gubernur Jung di sini adalah orang yang dapat dipercaya. Putra Mahkota menyebut dirinya Won Deuk dan bertingkah seperti orang tolol... Maaf... Maksudku Siapa yang akan membayangkan hal seperti itu akan terjadi?” jelas Tuan Park membela Je Yoon
Tuan Park akhirnya yakin, dan akan menjelaskan semuanya kepada Putra Mahkota jadi mereka akan pulang. Tuan Park pun dengan senang hhati mengucapkan Terima kasih mengatakan akan melakukan apa pun yang diinginkan Tuan Park dengan perbudakan dan kesetiaan dan bisa mempercayainya. 



“Kau pasti lega... Aku mengeluarkanmu dari bahaya. Ini mungkin karena aku berteman dengan Wakil Perdana Menteri... Ayo kita minum. Aku sangat gugup sehingga merasa  tengorakanku kering.” Ucap Tuan Park setelah keluar dari rumah Tuan Park.
“Aku minta maaf... Aku harus pergi ke tempat lain.” Kata Je Yoon.
“Kau tak akan pernah bisa memiliki banyak kekuatan, bahkan Kau tak dapat mengenali wajah. dan kau tak bisa melakukan apa yang harus dilakukan.” Komentar Tuan Park. Je Yoon tak banyak bicara milih untuk pamit.
Je Yoon pergi ke tempat Lee Yeol agar memberitahu kalau ingin bcaia dan meminta agar berusaha dulu sebelum mengusirnya. Tapi Kasim tak peduli menyuruh Je Yoon pergi. Je Yoon mengeluh Kasim yang sangat pemilih.
“Yang Mulia, aku Jung Je Yoon, Gubernur Songjoo.” Teriak Je Yoon. Dua pengawal akan membawa Je Yoon
“ Aku tak bisa pergi begitu saja. Apa kau tahu seberapa jauh Desa Songjoo dari sini? Yang Mulia, aku tak akan tinggal lama.” Ucap Je Yoon mencoba melepaskan tanganya.
“Berhenti.” Kata  Lee Yeol bisa mendengar akhirnya meperlihatkan wajahnya. 

Kasim mengikuti Je Yoon masuk ke dalam ruangan. Lee Yeol meminta agar meninggalkanya mereka berdua, tapi kasim menolak karena Tuan Kim yang meminta agar menjaganya. Lee Yeol langsung memarahinya karena takkan mematuhi perintahnya. Akhirnya Kasim pun keluar dari kamar.
“Aku mohon maaf, Yang Mulia... Aku tak mengenalimu dan menganiayamu. Begitu aku mengenalimu, maka aku mencoba membawamu kembali ke sini, tapi agak terlambat.” Akui Je Yoon
“Aku tak akan menyalahkanmu untuk itu.” Kata Lee Yeol. Je Yoon pun mengucapkan terima kasih.
“Lalu Apa yang terjadi padanya? Kami berpisah di pasar dan tak sempat mengucapkan selamat tinggal. Kami berencana untuk pergi bersama ketika kakaknya kembali. Apa dia. meninggalkan desa?” tanya Lee Yeol khawatir dengan Hong Shim.
“Jangan pikirkan tentang dia. Satu-satunya wanita yang harus kau pedulikan sekarang adalah Putri Mahkota. Lupakan apa yang terjadi di Desa Songjoo. Kau Jangan penasaran.” jelas Je Yoon.
“Jika orang lain mengetahui apa yang kau rencanakan, maka semua orang akan terancam. Bahkn Yeon Hong Shim dan ayahnya juga. Bagi mereka yang memiliki kekuasaan, mereka membuat umpan yang ideal untuk sebuah cerita.” Ungkap Je Yoon.
“Tak ada seorang pun di desa yang tahu kau adalah Putra Mahkota. Itu yang paling aman dan terbaik untuk semua orang, biarkan saja. Aku datang untuk memberitahumu itu. Sekarang Aku akan meninggalkanmu.” Kata Je Yoon untuk pamit pergi.
“Kau bisa memberi tahu mereka. Jika mereka tahu siapa aku, jika mereka tahu tentangku, mereka pasti terkejut. Kau bilang, kita dulu teman.” Ucap Lee Yeol
“Sekarang kita tak bisa menjadi teman. Kau adalah Putra Mahkota.” Ucap Je Yoon. Le Yeol pun hanya bisa terdiam. 



Hong Shim duduk termenung sendirian teringat kembali kenangan dengan Won Deuk “Aku akan menikahimu. Yang kuyakini, aku akan menyesal jika meninggalkanmu. Inilah jawabanku.” Lalu memberikan ciumanya tapi tiba-tiba dikagetkan dengan Je Yoon sudah duduk disampingnya.
“Kau seharusnya tak berbicara terlalu keras ketika sedang bersembunyi”ejek Je Yoon. 

“Bagaimana kau menemukanku di sini?” tanya Hong Shim binggung.
“Aku berada di pasar. Lalu Aku mengikutimu mengira kau diculik. Aku tadinya ingin menyelamatkanmu, ternyata dia adalah kakakmu... Kau bisa bersantai... Aku tak terlalu peduli dengan masa lalumu.” Ungkap Je Yoon
“Coba Lihatlah yang aku bawa, disini adalah tempat yang terpencil dan akan sulit menemukan makanan. Aku membawa beberapa makanan.” Kata Je Yoon. Hong Shim membuka kotak dibagian atas ada makan dengan lauk lalu dibawa adalah buah.
“Kenapa kau tak membuka kotak ketiga? Kau akan terkejut” ucap Je Yoon. Hong Shim melihat ada selembar kertas dikotak paling bawah lalu bertanya apa itu.
“Kau tak bisa lagi hidup sebagai Yeon Hong Shim. Untuk tinggal di sini dalam persembunyian, jadi Kau akan membutuhkan identitas baru, dan aku memberikanmu itu... Bisa dibilang itu nama samaran.” Jelas Je Yoon
"Yeon Hwa Bong." Kata Hong Shim membaca nama barunya.
“Aku menaruh arti ke nama barumu. "Hwa" berarti bunga sementara "Bong" artinya cantik. Hwa Bong artinya "bunga yang cantik." Apa kau tak merasa cantik?” goda Je Yoon
“Ini benar-benar ketinggalan zaman.” Keluh Hong Shim. Je Yoon mengaku punya pilihan lain.
“Yeon Ga Shi, Yeon Da Ra, Yeon Yi Eun, dan Bungkus Daun Teratai.” Kata Je Yoon membuat lelucon.
Hong Shim bisa tersenyum mendengarnya, Je Yoon mengaku senang melihat Hong Shim tersenyum. Hong Shim pikir kalau sedikit tak sopan tapi meminta agar Je yoon bisa membantunya. 



Teman Hong Shim meminta Tuan Yeon agar bisa makan sesendok saja,karena bisa pingsan kalau seperti ini.  Tuan Yeon pikir tak cukup layak untuk makan apa pun, karena merasa sudah menghancurkan hidup Hong Shim.
“Yang kuinginkan adalah menyelamatkannya dari menjadi selir.” Ucap Tuan Yeon sedih
“Kau tak melakukan kesalahan apa pun, tak ada yang tahu bagaimana hal-hal akan terjadi seperti ini. Tetap saja, bagaimana dia bisa meninggalkan ayahnya? Bagaimana dia bisa melakukan ini padamu?”.” Kata Teman Hong Shim heran.
“Dia pasti membenciku. Pria yang dibawa ayahnya adalah... Hong Shim-ku yang malang. Bagaimana ini? Ini semua salahku. Akulah yang harus disalahkan Hong Shim.. aku tak layak untuk hidup.” Kata Tuan Yeon menangis.
Teman Hong Shim tak tega akhirnya memeluk Tuan Yeon untuk menenangkanya. Je Yoon masuk kaget melihat keduanya berpelukan akhirnya keluar sambil meminta maaf karena sudah menganggu. Teman Hong Shim panik langsung melepaskan pelukanya


Ratu Park duduk bersama Raja berkomentar Lee Yeol sudah kembali berhari-hari, tapi ini pertama kalinya datang untuk menyapa mereka. Lee Yeol meminta maaf. Raja pikir Hidup Lee Yeol sebelumnya sangat jauh dari istana jadi membutuhkan waktu untuk kembali ke kehidupannya.
“Jika Putra Mahkota tak bisa,maka Putri Mahkota seharusnya mewakilinya.” Sindir Ratu. Soo Hye langsung menata sinis.
“Oh, Kau tak pernah berhubungan baik, mungkin aku seharusnya tak mengharapkan itu.” Ucap Ratu dan Soo Hye pun tak bisa tinggal diam dengan tatapan sinisnya.
“Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena waktu kita terpisah, kami sudah menemukan cinta dan kasih sayang baru untuk satu sama lain. Bukan Begitukah, Putri Mahkota?” kata Soo Hye. Lee Yeol membenarkan.
“Melihat kalian berdua bersama-sama membawaku banyak kenyamanan. Putra Mahkota, rawatlah Putri Mahkota sampai dia melahirkan.” Kata Raja. Lee Yeol mengerti.
“Yang Mulia, aku punya berita untuk dibagikan... Aku menerima kabar bahwa utusan Ming yang berangkat untuk pengukuhan Pangeran Seowon sudah tiba di Gaeseong.” Kata Tuan Jung
“Bagaimana ini? Mereka akan berpikir kita adalah lelucon. Bagaimana bisa memalukan  seperti ini? Apalagi, Putra Mahkota yang sudah meninggal kembali ke istana. Apa yang akan mereka pikirkan tentang Keluarga Kerajaan ini?” kata Ratu Park terlihat berpura-pura panik.
“Yang Mulia, aku sarankan kita mengirim surat bahwa upacara pengukuhan sudah dibatalkan. Kita tak bisa membiarkan para utusan membuang waktu lagi.” Kata Mentri pendukung Mentri Kim.
“Bagaimana kita bisa mengirim kembali utusan ketika mereka ada di Gaeseong?” kata Raja.
“Yang Mulia, para utusan seharusnya tahu bahwa Putra Mahkota yang dinyatakan mati sudah kembali. Jika kami tak melaporkan semua fakta, maka kami akan dihukum untuk itu.” Ucap Tuan Jung
“Orang-orang juga akan penasaran tentang keadaan Putra Mahkota. Mereka bertanya-tanya apa dia cukup sehat untuk menjadi Putra Mahkota lagi?” kata Ratu menatap sinis Lee Yeol
“Kenapa Putra Mahkota tak mengatur perjamuan? Ini akan menjadi cara yang bagus untuk menunjukkan betapa sehatnya Putra Mahkota kita.” Kata Tuan Jung
“Putra Mahkota, apa pendapatmu?” tanya Raja. Tuan Kim ingin bicara, Raja berpikir kalau Tuan Kim menentang gagasan itu.
“Tentu saja tidak.. Dari apa yang kudengar, orang-orang menganggapnya aneh bahwa Putra Mahkota yang sudah mati sekarang kembali ke istana. Ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa Putra Mahkota sehat dan siap untuk memerintah negara ini.” Jelas Tuan Kim. 

Mentri bertemu dengan Lee Yeol memberitahu kalau Ratu dan orang-orangnya pasti berkomplot melawan Lee Yeol jadi mencoba menjatuhkan di depan utusan Ming. Jadi Ini adalah pertempuran yang harus dihadapi Lee Yeol sekarang.
“Yang Mulia, jika kau tak memenuhi tugasmu dan hanya tinggal di kamarmu, orang-orang itu melewati batas. Sekarang saatnya untuk kembali ke keadaan semula. Kau harus membuktikan kemampuanmu di pesta untuk menyambut utusan dari Ming.” Ucap Tuan Kim.
“Bagaimana dia bisa menyapa para utusan ketika dia masih tak ingat apa-apa?” kata Mentri.
“Bawakan aku buku itu.” Perintah Tuan Kim. Lee Yeol melihat merasa tak suka kalau  Tuan Kim yang meminta agar membaca semua buku.
“Kau terampil dalam sastra dan seni bela diri. Tapi Kau membatalkan kuliah...” kata TuanKim
“Apa kau khawatir aku tak akan bisa membaca ini?” sindir Lee Yeol
“Ini adalah tradisi bagi para utusan untuk menguji Putra Mahkota dengan membaca puisi.” Kata Tuan Kim
“Ini "Kumpulan kesusasteraan", bab 16 dari Anyeon. "Orang bijak membantu mencapai keindahan orang Dan tak pernah membiarkan kejahatan muncul." Namun, aku sebaliknya. Lalu ini buku "Makna dari Doktrin", bab 20. "Bersiaplah dan kau akan menang. Jangan, dan kau akan menemui kegagalan."” Kata Lee Yeol
“Sementara yang ini buku "Pembelajaran yang Luar Biasa", bab 7. "Di mana tak ada hati, tak ada yang bisa dilihat, Tak ada yang bisa didengar. Dan tak ada yang bisa dirasakan juga." Haruskah aku membaca lebih banyak? Aku mungkin kehilangan ingatanku, tapi pengetahuanku masih utuh. Jadi Pergilah sekarang.” Kata Lee Yeol sinis



Soo Jin memberikan jimat yang kuat Bahkan jika bayinya perempuan, maka itu akan terlahir sebagai laki-laki. Soo Hye yakin kalau Bayi yang dikandungnya akan menjadi laki-laki karena bermimpi. Soo Ji penasaran apa itu.
“Bagaimana dengan Moo Yeon dan Hyuk? Apa kau masih belum mendengar kabar dari mereka?” kata Soo Hye seperti ingin mengalihkan pembiacaran.
“Tidak. Mereka brengsek dan tak tahu terima kasih. Selama 10 tahun, kita memberi mereka makan, mendidik mereka, dan memberi atap di atas kepala mereka. Bagaimana mereka bisa lepas seperti ini? Kau tahu betapa ayah kita peduli pada Moo Yeon. “ ucap Soo Ji
“Aku meragukan itu.” Kata Soo Hye. Soo Ji pikir Tak ada yang tahu karena ayahnya tak menatapnya seperti saat menatap Moo Yeon jadi Tak heran dengan sikap ayahnya.
“Apa Ayah memerintahkan pria untuk mencari Moo Yeon?” tanya Soo Hye.
“Ya, aku mendengarnya ketika berada di luar kamar tidurnya. Dia ingin Moo Yeon kembali hidup untuk memastikan sesuatu.” Kata Soo Ji. 


Hong Shim memegang tangan kakakknya, Moo Yeon seperti bermimpi saat pertama kali menyerang Won Deuk dengan pedang, lalu melepaskan panah yang menusuk di pohon dan terakhir kali mencoba membunuhnya di padang ilalang.
“Seok Ha, haruskah kau menemui tabib?” kata Hong Shim melihat kakaknya terlihat lemah saat baru bangun.
“Tidak, tapi kupikir tanaman ceri akan menyembuhkanku. Apa Kau ingat? Ketika kita masih kecil, sesudah pergi ke hutan, lalu kau membawa pulang ceri diam-diam.” ucap  Moo Yeon.
“Baiklah. Ayo kita pergi mencari ceri sekarang” kata Hong Shim. 


Je Yoon menyuruh Tuan Yeon untuk berjalan masuk, tapi Tuan Yeon seperti ragu dan ketakutan. Saat itu Hong Shim keluar melihat ayahnya, keduanya pun akhirnya bertemu. Je Yoon senang melihatnya.  TuanYeon pikir kalau  akan pergi jika Hong Shim yang menyuruhnya.
“Jika kau mengatakan tak ingin melihatku, maka aku akan pergi dengan kesana. Aku terlalu malu melihat wajahmu. Tapi Tetap saja,aku ingin melihat wajahmu setidaknya sekali.” ucap Tuan Yeon sambil menangis.
“Apa yang kau bicarakan? Kenapa aku benci melihat wajahmu? Tak ada pilihan lain selain pergi disini, dan meninggalkanmu. Ayah... Won Deuk... Won Deuk sebenarnya...” kata Hong Shim menahan tangisnya.
“Jangan... Jangan katakan apapun..Aku tahu semuanya...Aku tahu bagaimana perasaanmu... Aku yang salah... Malangnya putriku.” Ucap Tuan Yeon memeluk anaknya dan keduanya pun menangis.
“Memikirkanmu, membuat hatiku hancur... Ayo kita lupakan semuanya. Ayo kita pergi ke tempat lain dan mulai dari awal seolah tak ada yang terjadi.” Kata Tuan Yeon.  Moo Yeon pun hanya bisa terdiam melihat Tuan Yeon yang sudah dianggap ayah. 


Lee Yeol duduk di dalam kamarnya, pikiran kembali melayang melihat Hong Shim duduk disampingnya. Hong Shim tahu kalau Lee Yeol  tak membaca tapi sedang memikirkan sesuatu yang lain.
“Carilah udara segar jika kau merasa pengap. Sudah kubilang, kau harus menggerakkan tubuhmu ketika merasa sedih.” Ucap Hong Shim. Lee Yeol menatap Hong Shim.
“Kenapa tak menatapku? Tak bisakah kau mendengarku? Won Deuk, kau mengabaikanku? Dalam baju kerajaan itu, kau terlihat luar biasa, Won Deuk.” Komentar Hong Shim.
“Aku... Aku bukan Won Deuk.” Kata Lee Yeol. Hong Shim mengaku sudah tahu.
“Tak ada gunanya bahkan jika kau muncul seperti ini. Aku tak bisa berada di sisimu. Aku sudah punya istri yang kunikahi sejak lama. Selain itu, aku punya bayi yang akan segera lahir. “ ucap Lee Yeol
“Oleh karena itu,aku akan mengucapkan selamat tinggal. Selamat tinggal perpisahan.” Kata Hong Shim.
Lee Yeol pun tak bisa melihat bayangan Hong Shim lagi lalu segera pergi keluar dari ruangan. Kasim panik bertanya akan pergi kemana karena sudah waktunya untuk tidur.
“Kasim Yang, siapkan pakaian polosku.” Ucap Lee Yeol seperti mulai dengan kebiasanya. Kasim baru binggung.
“Di mana Kasim Yang?” tanya Lee Yeol. Kasim mengaku kalau kasim Yang  pergi ke ritual hujan dan tak bisa kembali.
“Persiapkan pakaian polosku.” Perintah Lee Yeol. Kasim pikir kalau ini sudah larut malam.
“Apa kau akan membuatku mengulangi perintahku sampai tiga kali?” kata Lee Yeol marah 



Lee Yeol sudah menganti jubahnya lalu menaiki kuda, penjaga melarang Lee Yeol untuk keluar. Tapi Lee Yeol meminta agar segera membuka gerbang istana. Pengawal tak ingin membuka, Kwon Hyuk datang membantu.
“Ini adalah perintah Yang Mulia. Jadi Buka gerbangnya.” Ucap Kwon Hyuk.
“Siapa namamu?” tanya Lee Yeol. Kwon Hyuk pun menyebutkan namanya sambil tertunduk.  Akhirnya Lee Yeol pergi dengan kudanya keluar dari istana. 

Hong Shim kembali ke rumah mengingat kenangan terakhir dengan Won Deuk, kalau akan hidup sebagai Won Deuk padahal bukan Won Deuk yang sebenarnya. Won Deuk mengaku tak ingin mendapatkan kembali ingatannya. Hong Shim ingin tahu alasanya.
“Karena aku ingin tetap di sisimu.” Kata Won Deuk.

Saat itu Hong Shim merasakan seseorang datang dengan kuda lalu buru-buru bersembunyi dengan membawa semua barang-barangnya. Won Deuk datang ke rumah Hong Shim dan melihat rumah sudah kosong, tapi seperti merasakan ada seseorang yang sudah bersembunyi.
Bersambung ke episode 13

Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Capcay & Dimsum  

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


4 komentar:

  1. Bersabarlah lee yeol💕hong shim..semua pasti indah pada waktunya🌹🍃🍃# Buat mimin SEMANGAT!!!💪❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya semoga happy Ending ya/ aq sampai nangis2 😢

      Hapus