PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 10 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Hong Shim tak percaya kalau Je Yoon yang benar-benar akan melakukan ini. Je Yoon pikir ini tentang mencuri hati seseorang, jadi harus mengambil risiko. Hong Shim terlihat masih ragu. 

Goo Dul mengeluh karena lapar dan bertany kemana perginya Hong Shim karena beum pulang saja. Ia pun mengajak Kkeut pulang saja dan melupakan untuk membersihkan ikan gurame.
“Aku lapar dan sakit kepala juga. Aku harus pergi.” Ucap Goo Dul
“Kau taruh guramenya di sini. Aku akan mencari dia.” Kata Won Deuk lalu keluar dari rumah.
“Kau Belajar darinya sedikit.” Keluh Kkeut Nyeo. Goo Dul yang kesal mengeluh istrinya itu berisik. 

Hong Shim naik ke dinding, lalu melihat Tuan Park sedang duduk dengan memeluk anjingnya sambil memberikan makan seperti sangat sayang. Hong Shim tak percaya kalau Tuan park memberi makan anjingnya dengan dendeng sapi, lalu berpikir kalau untuk mengumpatnya.
“Bagaimana kalau kau melakukannya di bawah? Punggungku hampir terbelah menjadi dua.” Ucap Je Yoon. Hong Shim akhirnya turun dari punggung Je Yoon.
“Bagian belakangmu sangat lemah. Itu kokoh sebelum kau menginjaknya.”kata Je Yoon membela diri.
“Kau ditunjuk sebagai gubernur, tapi kenapa kau merencanakan skema semacam ini?” tanya Hong Shim heran
“Aku berjanji pada diri sendiri dua hal sebelum datang ke sini. Satu hal yang tidak mungkin bagiku, karena wanita yang ku sukai sudah menikah. Tapi aku punya janji lain untuk dijaga. Jadi Aku butuh bantuanmu untuk itu.” Ungkap Je Yoon
“Kau dapat menjelaskannya dengan mudah dimengerti, kenapa kau begitu berbelit-belit?” keluh Hong Shim.
“Aku minta maaf karena membuatmu mengisi sumur. Sepertinya akan segera hujan, Jadi kau butuh membawa ember air hanya untuk beberapa kali.” Ucap Je Yoon
“Apa Kau tahu akan hujan?”komentar Hong Shim binggung.
“Punggungku selalu sakit sebelum hujan.” Ungkap Je Yoon. Hong Shim mengejek kalau Punggung Je Yoon itu benar-benar lemah.
“Permintaanmu tidaklah akan mudah. Aku sudah melakukan penyelidikan sebelumnya, Jadi aku akan melanjutkan nya besok.” Kata Hong Shim.
“Berbahaya berjalan pada malam hari sendirian, aku akan mengantarmu pulang.” Ucap Je Yoon.
“Tidak perlu. Aku dapat menemukan jalan pulang bahkan dengan mata tertutup. Sampai jumpa nanti.” ucap Hong Shim menolak.
“Aku tidak bisa membiarkanmu pergi seperti ini. Aku tidak tahu jalan menuju Biro hakim.” akui Je Yoon.
Hong Shim tak bisa menahan tawa lalu mengajak Je Yoon menunjukan jalan, saat itu Won Deuk melihat Hong Shim bersama dengan Je Yoon terlihat menhan amarah. 




Raja duduk diruanganya, teringat kembalisata berbicara dengan Tuan Kim ingin tahu Apa lagi yang diinginkan. Tuan Kim mengaku butuh waktu untuk berpikir jadi meminta agar menunggu saja.
“Aku akan memutuskan apa yang sangat kuinginkan dan kapan aku akan memintanya.” Kata Tuan Kim yang sengaja meminta cap kerajaan dalam kertas kosong. 

Tuan Jung datang ke ruangan Raja menyapa karena hanya sendirian. Raja sambil menatap keluar jendela menceritakan Wakil Perdana Menteri Kim pernah bilang kepadanya, berhati dingin adalah takdir bagi seorang raja.
“Dan dia mungkin menempatkan semua orang ke dalam lubang bawah jika terpengaruh oleh urusan pribadi dan kasih sayang. Demikian, mulai hari ini, aku akan menjadi raja berhati dingin.” Ucap Raja
“Risiko besar solusi untuk memutuskan  hubungan yang bernasib buruk. Apa kau bersedia mengorbankan risiko semacam itu untukku?” kata Raja menatap Tuan Jung.
“Jika kau tidak mengambil tahta, ayahku akan hidup singkat. Aku tidak akan bisa mencapai posisiku hidup baik. Aku tidak takut atau ragu-ragu mengorbankan hidupku yang terutang.” Ungkap Tuan Jung.
“Kau harus mematuhi perintahku kedalam kematian sekalipun.” Kata Raja.  Tuan Jung mengatakan akan mematuhi perintahnya.
“Aku ingin kau membunuh Wakil Perdana Menteri Kim.”perintah Raja. 


Hong Shim berdiri didepan pintu mengintip dan melihat tak banyak pelayan yang lalu lalang, lalu melihat anjing masih di peluk oleh Tuan Park. Hong Shim berjalan masuk perlahan mencoba memancingnya dengan dendeng sapi, Anjing Tuan Park mendekat.
Tuan Park yang tertidur sambil duduk tersadar anjingnya kabur dari pelukanya, lalu mengambilnya. Hong Shim pun segera bersembunyi, Tuan Park tak bisa menahan kantuknya akhirnya berbaring dan tetap memeluk anjingnya.
Hong Shim berusaha memancingnya kembali dengan dendeng, si anjing pun mendekati Hong Shim dan akhirnya Hong Shim mengambilnya lalu kabur. Tuan Park terbangun tersadar lalu berteriak panik kalau Oh Dae Boo hilang. 

Hong Shim berlari dan kaget melihat Won Deuk sudah ada didepanya, tanpa sadar kainya terlepas, anjingnya pun hilang. Hong Shim bertanya apa yang dilakukan Won Deuk. Won Deuk pikir ia yang harus menanyakan hal itu pada Hong Shim.
“Apa yang kau rencanakan dengan gubernur semalam?” tanya Won Deuk penasaran.
“Yah, itu... Ceritanya panjang untuk diceritakan.” Ucap Hong Shim mengambil kain yang terjatuh lalu sadar kalau anjingnya sudah tak ada.
“Anjing... Kemana dia? Bagaimana ini?”kata Hong Shim panik. Sementara dirumah Tuan Park berteriak menyuruh semua pelayan agar menemukan Oh Dae Boo.

Tuan Park berada bersama Je Yoon memberitahu kalau Gugatan besar ini sepertinya tidak berakhir. Mungkin lebih baik untuk mengambil sisi keluarga Tuan Choi, karena  lebih berpengaruh. Je Yoon bertanya kenapa  Tuan Choi lebih berpengaruh.
“Dia adalah salah satu dari orang-orang Tuan Park.” Ucap Tuan Park. Je Yoon menganguk mengerti.
“Ngomong-ngomong, apa yang membuat Tuan Park Seon Do turun ke masyarakat sesudah naik ke Wakil Menteri Urusan Personalia?” tanya Je Yoon.
“Begini...Dia disuap 80 kali dan hendak dieksekusi. Wakil perdana menteri mungkin atau mungkin tidak terlibat.” Ucap Tuan Park
“Apa Maksudmu Wakil Perdana Menteri Kim? Apa hubungan mereka?” tanya Je Yoon.
“Aku tidak tahu banyak. Tapi kau tampaknya tertarik dengan Tuan Park.” Ucap Tuan Park
“Apa tidak jelas bahwa aku tertarik pada salah satu penduduk desa? Omong-omong, sudah saatnya mereka datang...” kata Je Yoon. Tuan Park binggung apa maksudnya. 

Saat itu terdengar teriakan Tuan Park memanggil Gubernur, kalau harus membantunya sekarang. Je Yoon bersikap panik bertana apa yang membawanya datang ke biro hakim. Tuan Park memberitahu kalau Oh Dae Boo kabur.
“Aku tidak dapat menemukan dia. Aku mencari kemana-mana!” kata Tuan Park panik
“Apa Maksudmu, orang tua yang kutemui terakhir kali?” tanya Je Yoon sopan.
“Ya, anjing itu... Maksudku... Anjing yang berasal dari istana Dinasti Ming menganugerahkan gelar bangsawan.” Ucap Tuan Park bangswan lalu memperingatkan Tuan Park agar tak menguping.
“Sebenarnya itu bukan hadiah dari penerjemah, tapi aku sementara waktu menjaga anjing Tuan Lee. Aku harus mengembalikannya kepadanya!” ucap Tuan Park marah
“Jangan khawatir. Kau Tunggulah. Aku akan menemukannya dan mengembalikannya kepadamu.” Ucap Je Yoon santai

Tuan Park mengucapkan Terima kasih. Je Yoon meminta agar Tuan park pulang ke rumah dengan Hati-hati. Tuan Park masih histeris karena Oh Dae Boo hilang berjalan pulang. Tuan Park lain tak percaya kalau Gubernur mereka juga menemukan anjing.



Je Yoon mondar mandir dengan wajah gelisah, saat merasakan ada yang datang wajahnya langsung tersenyum. Tapi ternyata yang datang Won Deuk, bertanya apakah Je Yoon yang menunggu istrinya. Je Yoon membenarkan.
“Ada permintaan penting yang kuminta sebagai gubernur.” Ucap Je Yoon.
“Ada lebih dari 20 pejabat di Biromu. Kau tidak menyuruh mereka melakukannya, tapi menyuruh pada istriku. Kenapa?” keluh Won deuk
“Aku tidak perlu menjelaskan kepadamu.” Kata Je Yoon
“Kau tidak perlu menjelaskan, aku bisa tebak.. Kau memaksanya.” Ucap Won Deuk. Je Yoon tak percaya kalau Won Deuk berpikir Memaksa Hong Shim.
“Apa yang baru saja kau katakan? Kau harus mendengarkanku... Aku gubernur desa ini... Kau berbicara terlalu santai.” Keluh Je Yoon marah
“Aku berbicara sendiri.  Kau terdengar sangat tertekan.” Komentar Won Deuk.
Keduanya saling menatap marah sampai tak sadar kalau Hong Shim datang, Hong Shim sampai melambaikan tangan untuk menyadarkannya.  Je Yoon pun menatap dengan senyuman, Won Deuk terlihat kesal. Hong Shim meminta maaf pada Gubernu karena kehilangan anjing itu.
“Kau kehilangan anjing itu?!!” ucap Je Yoon panik.
“Aku mencari kemana-mana, tapi belum bisa menemukannya.” Kata Hong Shim.
“Di mana kau kehilangan itu? Kita akan mencari bersama, jadi kau duluan” ucap Je Yoon, Hong Shim akan pergi.
“Aku akan menemukan anjing itu.” Ucap Won Deuk menghalangi jalan  Je Yoon. Hong Shim pikir tak perlu karena bisa menemukannya.
“Dia memerintahkanku dan aku kehilangan itu.” Ucap Hong Shim
“Aku tidak ingin gubernur berinteraksi dengan istriku lebih lanjut. Jadi Serahkan masalah ini padaku, kembalilah ke rumah.” Kata Won Deuk sebagia suami yang bertanggung jawab. 



Perangkap sudah dibuat oleh Won Deuk, Je Yoon seperti tak yakin kalau anjing masih didekat mereka, karena Sudah satu jam sejak anjing itu kabur. Won Deuk pikir Anjing itu pasti tua, karena Tuan Park memperlakukannya dengan hormat jadi tidak akan bisa pergi jauh.
“Bukan hanya itu, tapi mastiff dari Ming menyukai makanan. Mereka akan mengikuti bau daging.” Kata Won Deuk yakin.
“Bagaimana Jika tidak?” tanya Je Yoon menantang.  Won Deuk pikir akan mengatakan kebenarannya kepada Tuan Park.
“Bahwa gubernur menyuruh kami mencuri anjing itu.” Ucap Won Deuk
“Apa ini cara kerja Agen Solusi?” ejek Je Yoon. Won Deuk membalas “Apa ini cara kerja gubernur yang baru?” Je Yoon tak percaya mendengarnay.
“Kau tidak memikirkan bagaimana akan melayani penduduk desa. Sebaliknya, kau mencoba untuk mendapatkan sisi baik dari mereka yang berkuasa. Kedengarannya seperti kau mencoba untuk mendukung Tuan Park dengan mencuri anjingnya dan mengembalikannya kepadanya. Di mataku, sepertinya kau akan bertindak seperti anjingnya.” Sindir Won Deuk.
“Kau melewati batas!. Beraninya kau petani!” ucap Je Yoon marah
“ Beraninya kau, putra seorang selir! Bagaimana rasanya mendengarnya?” balas Won Deuk. Je Yoon hanya bisa terdiam.
“Mereka bilang, kau dapat belajar bahkan dari anak kecil. Ada pepatah yang mengatakan, "Ketika tiga orang berjalan di jalan, Guruku pasti salah satunya." Bagaimana bisa kau menjadi pemimpin yang hebat ketika kau hanya mendengarkan mereka yang berkuasa dan mengabaikan yang lemah?” kata Won Deuk.
“Mungkinkah, kita sudah bertemu sebelumnya?” tanya Je Yoon merasakan ada sesuatu.
“Tentu saja,ketika aku menerima hadiah kerajaan.” Ucap Won Deuk. Je Yoon pikir sebelum itu.
“Aku sudah mendengar suaramu sebelumnya.” Kata Je Yoon. Won Deuk menyuruh Je Yoon diam karena anjing Oh mulai berlari lalu masuk perangkap setelah melihat dendeng. 



“Anjing sudah tertangkap, sekarang kau bisa pergi dan menjadi anjing Tuan Park. Aku tidak butuh kompensasi.” Ucap Won Deuk
“Terima kasih sudah membiarkanku menjadi anjing Tuan Park. Terima kasih atas penemuan buku besarmu, Membuat Gubernur Jo berhenti. Tapi dia hanya pion dalam hierarki.” Jelas Hong Shim
“Aku akan menemukan orang yang berada di puncak hirarki. Jika itu mengharuskanku untuk menjadi anjing Tuan Park, Maka aku lebih bersedia melakukan itu.” Ungkap Je Yoon
“Ini tindakan bodoh untuk mengorbankan hal kecil untuk hal yang lebih besar.” Komentar Won Deuk. Je Yoon ingin Apa yang membuat Won Deuk berpikir begitu.
“Mungkin kau kehilangan hal kecil dan kredibilitasmu sebagai gubernur.” Ucap Won Deuk.
Je Yoon pikir Won Deuk tak sadar bahwa semua yang dikatakan kasar dan menyinggung dan Won Deuk berpikir kalau Je Yoon akan mengalahkannya seperti gubernur sebelumnya. Je Yoon mengaku tak akan seperti itu dan menawajrkan diri Won Deuk menjadi temannya.
“Aku sangat menyukaimu.” Ungkap Je Yoon seperti senang dengan Won Deuk.
“Apa Kau ingin berteman dengan petani rendahan?” tanya Won Deuk tak percaya.
“Yah, aku hanya putra seorang selir. Aku berbicara kasar sebelumnya. Aku minta maaf untuk itu.”kata Je Yoon
“Kau membuatku tidak nyaman. Selanjutnya, aku tidak ingin berteman dengan orang bodoh.” Ucap Won Deuk.
Je Yoon tak percaya Won Deuk menganggap dirinya  bodoh, Won dDeuk pikir kalau Je Yoon mungkin memenangkan hati Tuan Park dengan skema dangkalnya Tapi menurutnya itu tak cukup untuk memburu yang ada di puncak hirarki. Je Yoon ingin tahu Apa yang akan dilakukan orang bijak. 



Tuan Kim membaca lembaran surat, Mentri lain berkomentar Ritual hujan dibatalkan karena hujan, jadi Jika merek tidak menerima barang premium, maka tidak akan seperti menyelundupkannya dan tak tahu apa yang akan dilakukan.
“Ini menjadi lebih sulit sejak Gubernur Jo dari Songjoo dipecat. Kemalangan tidak pernah datang sendirian Apa yang harus kita lakukan?” ucap Mentri. Tuan Kim tetap diam.
“Ngomong-ngomong,  apa kau sudah mendengar rumor itu? Rumor bahwa Putra Mahkota masih hidup?” ucap Mentri pada Tuan Kim.
“Lidah membawa kesialan. Lidahmu mungkin membawa malapetaka yang besar segera.” Komentar Tuan Kim
“Aku hanya peduli padamu. Bagaimana bisa kau salah mengerti ketulusanku?” keluh Mentri lain
“Hapus petisi ini sehingga Yang Mulia tidak mengetahuinya.” Tegas Tuan Kim. Mentri menganguk mengerti.
Saat itu mentri lain datang  memmberitahu kalau penyebab rumor sudah ditemukan. Wajah Tuan Kim menegang. 


Semua pelayan berkumpul, merasa tidak mengerti karena Tidak mungkin Putra Mahkota hidup. Soo Ji meminta mereka semua dengar ceritanya,  kalau Yang Mulia terkena panah dari seorang pembunuh dan jatuh ke tanah. Lalu Para pembunuh menganggap dia sudah mata dan menguburnya di tanah.
“Tapi kemudian tangan dari tanah...” ucap Soo Ji dan semua pelayan menjerit ketakutan.
“Ini sangat menakutkan, kan? Tapi bukan itu saja... Tiba-tiba, Putra Mahkota keluar dari tanah...” kata Soo Ji mengebu-gebu.
Semua pelayan ketakutan dan kaget melihat yang ada didepan mereka. Soo Ji binggung dengan tatapan pelayan dibelakangnya, lalu terlonjak kaget karena ayahnya sudah ada dibelakangnya dengan tatapan dingin. 


Tuan Park mengaku ingin melayani Je Yoon beberapa alkohol. sebagai tanda terima kasih sudah menemukan anjingnya Tapi maalh ingin pertempuran memanah. Je Yoon pikir kalau mendengar sangat terampil dalam memanah. Tuan Park yakin kalau bisa Je Yoon melihat melaluinya.
“Kau berencana mengalah dengan sengaja. Itu tidak menarik bagiku.” Keluh Tuan Park
“Kau salah... Aku jamin itu akan menjadi pertempuran yang paling menarik.” Kata Je Yoon
“Kenapa bajingan itu di sini?” ucap Tuan Park melihat Won Deuk datang dengan wajah penuh amarah.
“Aku bilang kepadanya untuk datang.” Kata Je Yoon. Tuan Park kaget mendengarnya.
“Aku mendengar bahwa dia menembakkan panah padamu. Seorang petani rendahan membidikkan anak panahnya pada seorang lelaki yang mulia. Bagaimana bisa kau membiarkannya?” kata Je Yoon bersikap dengan nada penuh amarah
“Tidak hanya itu, tapi dia menyerahkan buku besar kepada Inspektur Kerajaan. Dia akan menjadi ancaman bagiku juga. Kau harus memberinya pelajaran. “ kata Tuan Park marah
Akhirnya Tuan Park lain memberikan sebuah piring, Won Deuk binggung melihat piring ditanganya. Je Yoon menjelaskan itu adalah target yang harus dipegang Won Deuk. Won Deuk tak percaya kalau harus berdiri sebagai target manusia.
“Kau menembakkan panah ke Tuan Park, itu akan adil jika kau merasakannya juga. Jika tidak, aku selalu bisa menghukummu karena melanggar prinsip-prinsip moral.” Kata Je Yoon. Tuan Park tertawa bahagia.
“Jangan katakan padaku bahwa seorang petani sepertimu sedang mencoba melawan tatanan gubernur?” ejek Tuan Park bangga. . 


Akhirnya Won Deuk memegang piring didepan papan sasaran memanah, Tuan Park mengatakan kalau Yang pertama mengenai kupu-kupu di piring memenangkan permainan lalu meminta Je Yoon lebih dulu karena ingin melihat bakatnya.
Je Yoon melepaskan panahnya terlihat gugup, saat melepaskan panahnya hampir mengenai Won Deuk. Tuan Park yang melihatnya seperti tak percaya melihatanya. Tuan Park bangsawan tak bisa tinggal diam meminta busur panah.
“Itu bukan cara untuk bersenang-senang.” Kata Tuan Park bangsawan melepaskan panahnya dan saat itu tepat melinta disamping pipi Won Deuk.
Won Deuk merasakan sesuatu dan bisa melihat seorang wanita yang tertusuk panah dibagian leher. Tubuhnya langsung jatuh lemas seperti ingatanya mulai datang, Tuan Park dan para Gisaeng ketakutan. 

Soo Ji berjalan masuk meminta maaf pada ayahnya, Tuan Kim langsung memberikan tamparan keras sampai tubuh anaknya jatuh terlempar,  Soo Ji tetap berlutu meminta maaf. Tuan Kim tak percaya  Yang dilakukan anaknya selama ini, menyebarkan rumor itu.
“Apa kau benar-benar sadar melakukan itu?” ucap Tuan Kim marah
“Di istana, aku melihat seorang pria yang terlihat persis seperti Putra Mahkota. Aku bahkan berpikir dia kembali dari kematian. Dengan Memikirkannya siang dan malam pasti sudah mengacaukan kepalaku.” Cerita Soo Ji
“Kau melihat seorang pria yang menyerupai Putra Mahkota di istana?” tanya Tuan Kim
“Ya.. aku melihatnya. Dia adalah salah satu pengangkut dari Desa Songjoo. Kemiripan itu akan menjatuhkanmu juga.” Kata Soo Ji memohon tapi Tuan Kim seperti tak peduli memilih untuk keluar dari kamar. 

Tuan Kim pergi melihat tempat pengurungan menemui anak buah Moo Yeon ingin tahuApa Putra Mahkota benar-benar terbunuh. Si pria terlihat binggung. Tuan Kim pergi menemui anak buah lainya yang menunggu Moo Yeon lalu memutuskan ingin berkunjung ke Desa Songjoo.

Won Deuk masih duduk lemas seperti tak percaya, sementara Tuan Park terlihat bahagia melihat reaksi Won Deuk, merasa cukup memanah untuk hari ini. Je Yoon panik karena  berharap untuk menukarkan kemenangannya untuk bantuan.
“Aku pecundang dari permainan ini. Kau membuat hariku datang dengan permainan indah ini, itu sudah cukup.” Ucap Tuan Park
“Aku senang kau menikmatinya.” Kata Je Yoon. Tuan Park ingin tahu apa yang diingikan Je Yoon.
“Kau bisa meninta apapun kepadaku.” Ucap Tuan Park. Je Yoon seperti memikirkan sesuatu.
Tuan Park melihat Won Deuk merasa  kasiha mendekatinya, membantu untuk berdiri. Won Deuk terlihat masih shock karena ingatanya datang, Tuan Park menyuruh Won Deuk bangun karena bisa kehilangan lehernya.
“Bagaimana bisa manusia dijadikan target? Dasar binatang.” Ucap Tuan Park marah
Won Deuk melihat panah yang didepanya, ingatan saat hadiah panah diberikan padanya. Lalu bisa melihat ayahnya, dan Putri mahkota yang datang ke kamarnya, Won Deuk bisa mengetahui kalau ia keturuan keluarga kerajaan. 


Di rumah, Tuan Yeon terlihat bangga melihat  sepatu jerami yang dibuat Won Deuk menurutnya Untuk pemula,  Won Deuk melakukan pekerjaan yang cukup bagus, lalu mencoba sepatu buatan menantunya berpikir kalau sepatu itu untuknya.
“Astaga. Ini sangat cocok untukku.” Ucap Tuan Yeon bangga.
“Ayah, Apa kau sangat menyukai Won Deuk?” kata Hong Shim. Tuan Yeon pikir Hong Shim tak melihatnya.
“Istriku hamil ketika dia meninggal. Dalam mimpiku, sebuah cabai besar jatuh ke pelukanku. Aku tahu akan memiliki seorang putra. Jika dia belum mati, maka Dia akan seusia Won Deuk sekarang.” Ungkap Tuan Yeon penuh semangat.
“Pokoknya, kapan kakakmu akan kembali?” tanya Tuan Yeon. Hong Shim ingat kakaknya akan datang 10 hari.
“Maka, kau seharusnya memberitahu Won Deuk dahulu. Kau harus menjelaskan agar dia bisa bersiap-siap. Apa kau masih berencana pergi tanpanya?” ucap Tuan Yeon lalu saat itu Kkeut Nyeo datang dengan wajah panik.
“Hong Shim, kau tidak akan percaya ini! Gubernur yang baru benar-benar gila. Dia memainkan permainan memanah sambil menggunakan Won Deuk sebagai target.” Jerit Kkeut Nyeo
“Apa yang terjadi? Apa dia tertembak?” tanya Tuan Yeon panik. Hong Shim kebingungan. 



Je Yoon berjalan dengan wajah tersenyum, teringat kembali yang dikatakan Tuan Park yang punya rencana untuk mengunjungi Hanyang segera jadi akan mencoba yang terbaik untuk mengundangmu ketika Je Yooon saat bertemu Wakil Perdana Menteri Kim.
“Di mana suamiku?” tanya Hong Shim langsung menghadangi Je Yoon.
“Entahlah.” Kata Je Yoon. Hong Shim marah karean Je Yoon yang menggunakan Won Deuk sebagai target manusia
“Aku punya alasan untuk itu.” Kata Je Yoon seperti punya suatu rencana dengan Won Deuk.
“Apa nyawa seorang petani tidak berharga bagimu? Apa tidak begitu penting bagimu walau kita mati sekalipun?” kata Hong Shim makinmarah
“Tidak, aku tidak berpikir seperti itu.” Ungkap Je Yoon. Hong Shim heran dengan Je Yoon yang malah melakukannya
“Kenapa begitu kejam, saat matamu terlihat baik?” ucap Hong Shim denga nada tinggi 

“Beraninya kau. Siapa kau beraninya bicara dengan gubernur?” kata Ae Wol datang memarahi Hong Shim
Je Yoon kaget melihat Ae Wol yang datang, Ae Wol mengaku  datang untuk melihat bagaimana keadaan Je Yoon sekarang. Hong Shim menyindir kalau Je Yoon yang belum lama di desanya tapi sudah memanggil seorang gisaeng.
“Aku tidak memanggilnya. Dia datang sendiri.” Ucap Je Yoon. Hong Shim tak peduli memilih untuk pergi.
“Siapa gadis sombong itu?” tanya Ae Wol melihat tatapan Je Yoon tak bisa berpaling dari Hong Shim yang semakin menjauh
“Kenapa kau datang pada jam segini? Bisakah kau tidak datang setengah jam dari sekarang?” kata Je Yoon sedih
“Apa itu gadis yang memegang tempat di hatimu?” ungkap Ae Wol. Je Yoon hanya bisa terdiam. 


Tuan Yeon, Kkeut Nyeo, Goo Dul berusaha mencari Won Deuk juga lalu bertemu Hong Shim bertanya apakah belum menemukan suaminya. Goo Dul   mengatakan tidak bisa ditemukan. Kkeut Nyeo pikir  Mungkin Won Deuk pingsan di suatu tempat karena terkejut.
“Won Deuk tidak melewati hari tanpa menimbulkan masalah. Aku yakin dia sudah mendapatkan sisi buruk gubernur baru lagi. Itulah kenapa aku bilang kepadanya untuk memperbaiki cara berbicara kasarnya dulu.” Keluh Goo Dul kesal
“Ini bukan waktunya untuk begini... Hong Shim, kau harus pulang. Dia mungkin akan pulang. Kami akan pergi lewat sini, jadi Ayah harus mencari ke arah sana.” Ucap Tuan Yeo membagi tugas. Hong Shim masih terlihat kebingungan.
“Jangan khawatir, tetaplah di rumah.” Kata Kkeut Nyeo menyakinkan Hong Shim. 

Ae Wol bertemu dengan Je Yoon diruanganya. Je Yoon pikir  Ae Wol pasti menemuinya karena alasan lain. Ae Wol memberikan kalau berita ini terlalu besar untuk memberitahu melalui surat.
“Wakil Perdana Menteri Kim berkunjung ke Aeryeonjeong. Dikatakan bahwa Putri Mahkota sedang hamil. Tapi Aku mendengar dia mengatakan bahwa itu bukan bayi Putra Mahkota.” Kata Ae Wol 
“Itu tidak masuk akal.” Kata Je Yoon tak percaya
“Yah memang Benar, ratu dan orangnya sangat licik menyebarkan rumor konyol seperti itu. Tapi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan bertemu Wakil Perdana Menteri Kim dan menceritakan hal ini kepadanya.” Ungkap Ae Wol
“Dengan demikian, skema itu menjadi sia-sia. Para politisi bahkan lebih menjijikkan daripada penjahat.” Keluh  Je Yoon
“Ada satu hal lagi. Sebuah rumor di istana bilang bahwa Putra Mahkota masih hidup.” Ungkap Ae Wol
“Apa kau bilang kepadaku untuk percaya pada rumor konyol itu? Apa itu spekulatif atau skema politisi, aku tidak peduli.” Ucap Je Yoon
“Aku hanya memberikanmu kebenaran.” Kata Ae Wol
Saat itu Tuan Park masuk dan kaget melihat ternyata ada Gisaeng di ruangan Je Yoon lalu terlihat panik, dan meminta maaf mengganggu ketika Je Yoon sibuk. Ia mengatakan kalau perlu persetujua sebelum daftar hasil investigasi di catatan Biro.
“Kau pasti melalui banyak hal.” Goda Gisaeng pada Tuan Park
“Apa Kau pikir aku akan jatuh cinta padamu? Aku bukan orang yang mudah.” Ucap Tuan Park lalu berjalan pergi.
Je Yoon membaca surat tak percaya kalau Na Won Deuk menulis itu, lalu teringat dengan yang dikatakan Lee Yeol  “Benar, aku ingin kau melengkapi jawabannya dengan huruf Cina yang memiliki tiga persegi panjang.” Dengan suara yang mirip dengan Pangeran.
“Apa kau bilang rumor mengatakan Putera Mahkota masih hidup?” tanya Je Yoon kaget. Ae Wol membenarkan dan menurutnya itu konyol.
“Jangan menyelidiki lebih jauh... Jauhi kasus ini. Itu perintah... Sikap itu membuatku tidak nyaman.” Ucap Lee Yeol dan Je Yoon sangat ingat kalau itu suara Pangeran yang sama dengan suara Won Deuk. 




Tuan Kim menunggang kudanya dengan anak buah Moo Yeol, tiba-tiba sebuah panah menancap pada badanya, tapi masih bisa berdiri tegang dan bertanya darimana mereka. Segerombolan pria pakaian hitam dengan pedang berusaha melawan Tuan Kim.
Hong Shim pulang dengan wajah lesu dan kaget ternyata Won Deuk ada ada dirumah sambil memutar jerami. Hong Shim bertanya apa yang dilakukan Won Deuk sekarang. Won Deuk dengan santai kalau sedang membuat sepatu jerami.
“Kenapa kau membuatnya?” tanya Hong Shim heran karena mereka semua sibuk mencarinya.
“Mereka bilang, akan memberikan 10 Yang untuk 5 sepatu jerami.” Ata Won Deuk
“Tulislah salinan buku-buku baru jika kau ingin menghasilkan uang.” Keluh Hong Shim
“Aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Pekerjaan semacam ini lebih cocok untukku.” Kata Won Deuk
“Sesuatu terjadi di Hanyang, kan? Katakan padaku yang sebenarnya. Apa yang kau temukan?” ucap Hong Shim. Won Deuk memilih untuk pergi.
“Mau kemana kau?” tanya Hong Shim menahannya. Won Deuk mengaku ingin minum air karena haus.
“Apa kau mencoba menghindariku sekarang? Aku mendengarmu berdiri dan hanya diam ketika dia menembakkan panah padamu. Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau diam saja ketika dia membidikmu? Kau seharusnya melakukan sesuatu. Kau bukan orang semacam itu..” Ucap Hong Shim menangis.
“Karena itu hal yang sewajarnya dilakukan Won Deuk.” Kata Won Deuk.
“Apa kau bilang Kau akan hidup sebagai Won Deuk, ketika kau bukan Won Deuk? Kau bilang akan mendapatkan kembali ingatanmu. Jadi kau mengunjungi Hanyang, tapi kenapa kau seperti ini?” ucap Hong Shim heran
“Aku tidak ingin mendapatkan kembali ingatan apa pun.” Kata Won Deuk.
Hong Shim binggung kenapa Won Deuk tak mau, Won Deuk mengaku itu karena ingin tetap berada di sisi istrinya. Hong Shim memberitahu kalau  Kakaknya seharusnya datang hari ini jadi akan pergi dan akan meninggalkan Won Deuk bersama ayahnya.
“Begitu aku bertemu kakakku, maka Aku harus hidup bersembunyi di suatu tempat selama sisa hidupku. Jika kau masih baik-baik saja dengan wanita sepertiku, Maukah kau pergi denganku?” ucap Hong Shim sambil menangis. Won Deuk memeluk Hong Shim yang menangis.
Bersambung ke episode 11
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Ada Wanita lain 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



6 komentar: