PS
: All images credit and content copyright : SBS
Eun Hyuk
terlihat bahagia dalam berkasnya Namanya Lee Joon Hae.
Flash Back
[2 tahun lalu]
Jaksa
ingin mendekati saksi dan meminta izin
pada hakim. Hakim pun mengizinkan. Jaksa mengataknPada saat insiden terjadi
Tuan melihat orang yang keluar dari rumah korban saat kebakaran, lalu kabur.
Tuan Lee membenarkan kalau melihatnya.
“Saksi
yang bersaksi melihat Kang Sun Il di TKP adalah Lee Joon Hae.”kata Eun Hyuk
Ia masih
ingat saat itu Tuan Lee menunjuk kalau orang itu adalah Tuan Kang yang duduk di
kursi terdakwa. Tuan Kang hanya bisa melonggo mendengar pengakuan Tuan Lee.
“Dia
bahkan menghadiri sidang sebagai saksi. Tapi kebetulan dia jadi pembakar atas
dirinya sendiri. Apa ini sungguh kebetulan?” ucap Eun Hyuk
“Jadi lebih
singkatnya.., seorang pelaku pembakaran menjadi saksi kasus kebakaran dan
melaporkannya ke polisi.” Kata Bong Hee. Tuan Bang pikir Ini bisa saja kebetulan. Namun...
“Mungkin
saja bukan. Jika aku jaksa yang bertanggung jawab.., maka aku pasti sudah mengenali
kalau dia adalah pelaku.” Kata Ji Wook. Tuan Bang pikir juga pasti.
“Aku
mengatakan itu karena banyak orang yang membakar, untuk jadi sok pahlawan, dan
karena itulah mereka membakar. Dia berpikir "Aku akan membakar, lalu
menelepon polisi untuk jadi pahlawan." Seperti itu lah.” Jelas Ji Wook
“Benar.
Aku sudah banyak melihat mereka yang berakting seperti kesaksiannya... di
berita.” Kata Eun Hyuk. Bong Hee pun sudah
mendengar kasus seperti itu juga.
“Itu
sebabnya polisi memastikan untuk memfilmkan TKP tersebut untuk kasus kebakaran.
Kemungkinan besar si pemicu kebakaran adalah salah satu penonton.” Kata Tuan
Bang
Ji Wook
pikir Kalau begitu, mereka harus mencari video dari kasus kebakaran atau
cuplikan berita mengenai kasusnya dan juga harus mencari daftar kasus kebakaran
kecil di daerah itu. Jika tebakan mereka benar, namanya sangat mungkin ada di
daftar dan meminta kepala Bang agar mengurusnya.
Eun Hyuk
pikir Tuan Bang banyak orang di kepolisian dan pemadan kebakaran jadi meminta
membantunya. Tuan Bang tiba-tiba mengaduh kesakitan, karena Luka tusukannya
pegal dan gatal. Mereka pun akhirnya mengatakan akan mengurus semuanya. Tuan
Bang berpura-pura merasa tak enak hati kalau akan melakukannya.
“Sudah
pekerjaanku untuk melakukan hal-hal melelahkan. Aku akan... Aku tidak mendapat
sekretaris pribadi, supir.., ataupun manajer kantor, tapi aku akan...” ejek
Ketua Bang. Semua pun mengatakan kalau akan melakukan sendiri. Ketua Bang pun
tak membiarkanya.
Bong Hee
melihat berkas dan tidak menyangka ada orang sebanyak itu yang sudah melakukan
pembakaran. Menurutnyay Jika Lee Joon Hae sungguh pelakunya maka Kang Sun Il,
yang ada di balik jeruji besi, pasti sangat marah karena disalah tuduh.
“Dia
bahkan bukan yang membakar tapi dia malah jadi pelaku pembakaran dan juga
pembunuhan.” Kata Bong Hee
“Aku
tidak yakin harus berkata apa. Sejauh ini tak ada bukti untuk menyatakan dia
tidak bersalah yang muncul. Kita harus terus menggalinya.” Ucap Ji Wook
“Aku
tahu. Tapi sekarang, ada kemungkinan kalau dia sudah disalah tuduh.” Pikir Bong
Hee.
“Aku tahu
itu, tapi kurasa kau tidak harus terlalu berempati.” Balas Ji Wook. Bong Hee
mengaku tidak berempati kepadanya.
“Aku hanya
mencoba untuk jadi adil dan membiarkan semua kemungkinannya terbuka.” Jelas
Bong Hee.
“Entahlah,
dari caraku melihatnya.., kau berempati kepadanya berlebihan.” Balas Ji Wook
Bong Hee
pikir Sebagai pengacara, merasa empati sebesar ini tidak berlebihan. Ji Wook
ingin menjelaskan kalau pengacara itu. Bong Hee langsung menyela kalau
mengetahuinya, kalau Ji Wook tidak suka mereka. Ji Wook merasa bersalah dengan
sikapnya dan minta maaf karena telah melukai perasaannya. Bong Hee pun meminta
maaf juga.
Keduanya
pergi keKantor Pemadam Kebakaran dan Bong Hee pun bertanya Dimana kantor
pemadam kebakaran selanjutnya. Ji Wook mengatakan Kantor Pemadam Kebakaran
Haeim.
Eun Hyuk
keluar dari ruangan mengetahui kalau Yoo Jung tak ada di ruangan, lalu terlihat
ragu untuk menelpnya. Ji Hae baru saja akan masuk dikagetkan dengan Eun Hyuk
didepanya, lalu tersipu malu dengan merapihkan rambutnya, merasa mereka sering
berpapasan.
“Omong-omong,
apa kau melihat Jaksa Cha hari ini?” tanya Eun Hyuk. Ji Hae balik bertanya
alasan Eun Hyuk perlu menemuinya.
“Memangnya
Kenapa lagi? Tentunya soal pekerjaan.” Pikir Eun Hyuk.
“Meskipun
kau tidak menekankan kalau ini soal pekerjaan aku takkan salah paham. Kau punya
nomornya, kan?” pikir Ji Hae seperti tak suka. Eun Hyuk mengangguk.
“Tapi
intinya kau bertanya kepadaku soal dia.” Kata Ji Hae kesal lalu memilih untuk
pamit pergi karena harus mengurus sesuatu. Eun Hyuk pun berjanji akan
menemuinya lain kali.
Bong Hee
dan Ji Wook kembali ke rumah, Ji Wook melihat Bong Hee Hari sudah bekerja keras
jadi harus beristirahat. Bong Hee yang terlihat ragu merasa sesuatu, lalu
bertanya apa ada sesuatu yang disembunyikan Ji Wook. Ji Wook binggung
menjelaskanya. Bong Hee bisa tahu kalau
Ji Wook menyembunyikanya.
“Tidak, aku
tidak menyembunyikan apapun.” Akui Ji Wook. Bong Hee mengatakan akan mempercayai pacarnya. Ji Wook merasa tak
enak hati melihatnya.
“Aku
selalu bertanya-tanya apakah aku sudah membuat kesalahan. Apakah begitu?” ucap
Bong Hee.
“Tidak,
bukan begitu. Ini tentangku, bukan tentangmu. Ini sesuatu yang harus kukerjakan
sendiri.” Kata Ji Wook.
Bong Hee
menyimpulkan kalau ia tidak diijinkan... untuk menanyakan apa itu lalu bisa
mengerti. Ji Wook kembali merasa serba salah dengan keadaanya sekarang.
Yoo Jung
melihat Eun Hyuk menunggunya didepan rumahnya, lalu mengejek Apakah ini juga
kebetulan yang lainnya. Eun Hyuk mengaku bukan karena mencoba untuk menelepon
tapi Yoo Jung tidak mengangkatnya. Yoo Jung mengaku tidak sering membuka ponse
karena jarang ditelepon dan ingin tahu ada apa mencarinya.
“Ada
sesuatu yang ingin kuperiksa.” Ucap Eun Hyuk. Yoo Jung ingin tahu apa itu
sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
“Hanya
memakan 5 menit.” Kata Eun Hyuk melihat Yoo Jung akan masuk rumah. Yoo Jung
mengaku sangat lelah dan kakinya juga pegal jadi ingin melepas sepatuku
sekarang
“Kau bisa
mengikutiku jika mau.” Ucap Yoo Jung membuat Eun Hyuk gugup, tapi senyuman
terlihat bahagia bisa membuat Eun Hyuk mengikutinya.
Yoo Jung
menuangkan kopi ke dalam gelas, Eun Hyuk makin gugup di depan pintu. Yoo Jung
tersenyum bisa mengodanya lalu bertanya Apa yang ingin diperiksa. Eun Hyuk
mengatkan kalau mengerjakan kasus banding sekarang Saksi dari kasusnya
adalah...
“Apakah
itu Lee Joon Hae?” kata Yoo Jung menyela. Eun Hyuk membenarkan.
“Dia
orang yang melakukan percobaan pembakaran, kan? Dan dialah pelaku dari kasus
yang kau kerjakan.” Ucap Yoo Jung. Eun Hyuk sedikit kaget Yoo Jung bisa
mengetahuinya
“Dia
mengaku Tapi dia memintaku untuk menguburnya.” Kata Yoo Jung . Eun Hyuk merasa
itu benar-benar tidak masuk akal.
Yoo Jung
memberikan sebuah berkas, Eun Hyuk binggung apa maksudnya. Yo Jung menjelaskan menggali
informasi Lee Joon Hae dan bisa menggunakan ini di sidang jika memang Eun Hyuk
mengingkanya. Eun Hyuk bertanya apakah Yoo Jung memang boleh melakukanya. Yoo
Jung juga taka tahu.
“Ini
Sudah larut. Kau harus pergi jika sudah selesai.” Kata Yoo Jung. Eun Hyuk pun
mengucapkan terimakasih.
“Kau bisa
bermalam jika mau.” Kata Yoo Jung blak-blakan. Eun Hyuk panik mendengarnya. Yoo
Jung tersenyum kalau hanya Bercanda. Eun Hyuk mengeluh Yoo Jung yang bisa kau
bercanda seperti itu.
“Kau
berpikir aku adalah wanita jahat, apapun yang kulakukan. Bukankah candaan itu
sangat cocok untukku?” kata Yoo Jung. Eun Hyuk piir Tidak.
“Hei, Yoo
Jung. Berhentilah memukuli dirimu sendiri. Ini Tidak baik untukmu. Tapi
Bagaimanapun..,kenapa kau tidak bilang ke Ji Wook kalau tidak ada apapu yang
terjadi malam itu?” kata Eun Hyuk
“Entah
itu kesalahan maupun bukan, memang benar sesuatu bisa saja terjadi malam itu.
Lalu, bagaimana denganmu? Kenapa kau tidak bilang kepadanya?” kata Yoo Jung
“Karena
memang benar kalau aku... melukainya.” Kata Eun Hyuk lalu keluar dari rumah
dengan wajah tak karuan.
Kepala
Bang menelp Eun Hyuk, saat itu juga mereka bertiga sudah berkumpul untuk minum
bersama. Wajah Ji Wook dan Eun Hyuk terlihat banyak pikiran dengan wajah sendu.
Tuan Bang mengaku masih bujangam dan
tidak bisa percaya sudah punya luka
tusuk di perutnya jadi sangat khawatir tidak
bisa menemui jodoh.
“Bagaimana
menurut kalian soal ini?” tanya kepala Bang. Ji Wook pikir itu bagus dan
menyukainya. Eun Hyuk juga seperti dan akan baik-baik saja.. Tuan Bang hanya
bisa melonggo mendengar pendapat rekan kerjanya.
“Apanya
yang bagus dan akan baik-baik saja?” keluh Tuan Bang. Ji Wook akhirnya hanya
bisa meminta maaf. Eun Hyuk juga ikut
meminta maaf.
“Apa yang
kalian berdua sangat khawatirkan? Aku belum menikah, tapi aku membesarkan 4
orang dewasa. Aku minum soda karena luka tusukkanku di perut ini. Kenapa kalian
terlihat sangat murung? Hidup kalian tidak seburuk itu.” Keluh Tuan Bang
“Kurasa
aku membuat kesalahan. Semuanya adalah salahku.” Ucap Ji Wook. Eun Hyuk juga
merasakan hal yang sama.
“Kenapa
kalian meminta maaf? Sejujurnya, kalian berdua terikat.” Kata Tuan bang. Ji
Wook pun ingin tahu apa yang harus dilakukanya.
“Kelihatannya
aku tidak punya pilihan. Kepala Bang, kau harus bilang kepadaku harus bagaimana
aku.” Kata Ji Wook. Eun Hyuk juga meminta agar memberikan saran karena tak
tahu.
Bong Hee
baru datang melihat ketiganya minum lalu marahi Tuan Bang yang baru mendapat jahitan tapi malah minum. Tuan Bang
mengelengkan kepala, Bong Hee melihat Tuan Bang yang menaruh tissue didepan
wajahnya berpikir kalau sangat manis membuatnya jadi menangis. Tuan Bang
mengaku kalau hanya minum soda saja.
“Apa Kau
pikir aku akan percaya itu? Mana ada orang yang menangis setelah minum soda?
Dasar, kau kena masalah.” Ucap Bong Hee memarahi tuan Bang.
Eun Hyuk
dan Ji Wook melihat Bong Hee yang datang langsung menyapa dengan gaya mabuk
bahkan mengajak minumnya segelas. Sementara Tuan Bang mencoba minum dari
gelasnya menyakinkan kalau itu memang soda.
Bong Hee
pun memapah Ji Wook untuk pulang sementara Tuan Bang membawa Eun Hyuk keluar
dari cafe. Bong Hee membawa Ji Wook ke kamarnya dan akan mengambilkan air
putih. Ji Wook tiba-tiba menarik Bong Hee ke pelukan dan tak ingin
dilepaskanya.
“Kita... tidak
boleh putus, Bong Hee. Meski aku bilang kepadamu untuk pergi.., jangan pergi.
Kita... pikirkan diri kita saja. Jangan tinggalkan aku. Mengerti?” ungkap Ji
Wook. Bong Hee mengangguk mengerti dan meminta
agar Jangan khawatir.
Hyun Soo
masih di rawat dalam ruangan VVIP. Bong Hee sedang gelisah hampir saja memakan
habis semua kue. Eun Hyuk datang hanya bisa melonggo karena Ketua Byun menyembunyikannya supaya bisa
memakannya sendiri. Bong Hee pikir bisa memakannya secara rahasi dan
berpura-pura tidak memakannya.
“Jika
begitu.., aku akan jadi kaki tangan. Aku sudah siap untuk sesiku. Katakan
apapun yang mengganggumu.” Kata Eun Hyuk
“Aku...tidak
mau konsultasi denganmu soal hubunganku. Ini hanya antara aku dan Pengacara
Noh. Jadi Aku takkan bicara soal ini.” Ucap Bong Hee.
“Jadi Kau
punya masalah dengan Ji Wook” kata Eun Hyuk. Bong Hee mengelak.
“Ji Wook jadi
sedikit aneh, beberapa hari ini, kan?” ucap Eun Hyuk. Bong Hee membenarkan tapi
berusaha untuk mengelak Tidak.
“Yahh...
Kau benar...Sejujurnya.., dia jadi sedikit aneh.” Akui Bong Hee.
“Kurasa
kasus yang dia kerjakan sekarang mengingatkannya akan insiden kematian orang
tuanya. Omong-omong.., begitu juga denganmu, Pengacara Eun.” Ucap Eun Hyuk.
Bong Hee
menganguk kalau Ayahnya juga tewas dalam insiden kebakaran. Eun Hyuk
menjelaskan kalau Ji Wook berada dalam kebakarannya bersama orang tuanya, Jadi
mungkin mengalami trauma yang sangat dalam dan Entah Ji ook ingat atau tidak,
mungkin menyaksikan seluruh adegan dengan kedua matanya.
“Selain
itu.., dia satu-satunya yang selamat. Dia pasti merasa bersalah.” Kata Eun
Hyuk. Bong Hee berusaha mengerti.
“Dilihat-lihat
lagi..,bagaimana bisa aku tidak tahu?” gumam Bong Hee.
Tuan Bang
menjelaskan Di daftar pelaku kebakaran
yang ada di distrik Lee Joon Hae hanya terdaftar sebagai orang yang melakukan
percobaan pembakaran. Bong Hee menjelaskan kalau Lee Joon Hae ada di video dari
kebakaran saat insiden terjadi.
“Itu
benar..,tapi ini tidak bisa membuktikan kesalahannya.” Kata Ji Wook
“Tidak...
Lee Joon Hae adalah pelakunya. Aku punya seorang informan.” Ucap Eun Hyuk.
“Itu
bagus, tapi sampai akhirnya.., kita tidak boleh menyimpulkan dia bersalah
ataupun tidak. Kita harus cari tahu dulu.” Ucap Ji Wook
Eun Hyuk
mengatakan kalau punya foto dari TKP lalu memastikan Ji Wook Akan baik-baik
saja. Ji Wook mengaku akan baik-baik saja. Eun Hyuk memberikan berkasnya, Bong
Hee menatap Ji Wook seperti tak ingin membela Tuan Kang.
“Ada
petunjuk yang tak terhitung jumlahnya. Kenapa...aku tidak bisa mengetahuinya?.”
Gumam Bong Hee.
Ruang Sidang
Bong He
dan Ji Wook duduk dibangku penonton. Eun Hyuk pun berbicara pada Tuan Lee kaalu
tahu tentang “Xilena.” (Hidrokarbon cair yang digunakan dalam bahan bakar dan
pelarut) Tuan Lee mengaku tak tahu dan bertanya apa itu.
“Menurut
penelitianku.., aku tahu kalau pekerjaan Anda ada hubungannya dengan cat,
pernis, dan bahan perekat di Cheonho Chemicals. Apa aku salah? Di dalam proses
produksi bahan kimia tersebut..,xilene digunakan. ” kata Eun Hyuk. Tuan Lee
terlihat gugup dan mengaku mengetahuinya.
“Xilene
adalah bahan yang sangat mudah terbakar. Terlebih lagi..,ini digunakan di kasus
kebakaran Doboo-dong dua tahun lalu oleh si pelaku. Apa mungkin, Anda
mengetahui fakta ini?” kata Eun Hyuk. Tuan Lee mengaku tidak tahu.
“Kalau
begitu, bagaimana aku menjelaskannya sekarang?! Lee Joon Hae baru-baru ini ditangkap polisi karena
percobaan pembakaran rumah.” Kata Eun Hyuk.
“Tapi jaksa
perempuan itu bilang untuk pergi saja saat itu.” Balas Tuan Lee.
“Polisi
menyita barang mudah terbakar dari Tn. Lee..,dan mereka meminta untuk
dianalisis komponennya Menurut hasil analisis, itu mengandung campuran xilene. Mereka
juga melakukan analisis komparatif dengan bahan yang menyebabkan kebakaran dua
tahun lalu. Hasilnya mengatakan bahwa bahan tersebut hampir identik.” Jelas Eun
Hyuk
“Ada dua
waktu dimana kau tiba-tiba tersadar.” Gumam Bong Hee lalu pamit pergi pada Ji
Wook karena harus pergi ke suatu tempat. Ji Wook sempat binggung melihat Bong
Hee segera keluar. Eun Hyuk menatap ke arah Yoo Jung yang juga membantunya.
Bong Hee
menelp ibunya, menceritakan menghadiri
sidang hari ini dan Ada Ahjussi yang disalah tuduh sebagai pelaku pembunuhan
dan pembakaran. Tapi Untungnya, di sidang bandingnya akan menghasilkan
keputusan positif. Jadi, Ia pikir ini akan baik-baik saja. Nyonya Park seperti
tak percaya mendengarnya.
“Ya.
Sungguh.. Jadi, aku merasa senang... Aku hanya mau memberitahumu ini...
Tapi...Ibu...” ucap Bong Hee dengan mata berkaca-kaca. Ibunya ingin tahu apa yang dikatakan Bong Hee.
Bong Hee mengurungkan
niatnya, mengaku sedang sibuk sekarang. Jadi akan menelepon lagi nanti dan kan
menutupnya sekarang. Bong Hee bergumam menurutnya kalau Bagaimana bisa tidak
tahu
Flash Back
Bong Hee
menyimpan berita pada koran dengan judul ["Pasutri Jaksa Tewas dalam Kebakaran
karena Balas Dendam"] Dan ia membaca artikel mengenai insiden yang terjadi
terhadap ayahnya berkali-kali sampai-sampai aku tahu cerita keluarga korbannya.
Dalam
berita berjudul [Anak 8 tahun, terlibat dalam insiden, pasutri
jaksa]
Eun Hyuk
menceritakan Ji Wook dan orang tuanya harusnya pergi untuk piknik keluarga di
hari setelah ayahnya tewas. Bong Hee mengingat Peringatan hari kematian orang
ayah mereka dan sempat melihat di krematorium dengan nama [Noh Young Suk, 15
Juni 1994] dan [Eun Man Soo, 15 Juni
1994] dengan nama yang sama.
“Aku
kehilangan kedua orang tuaku dalam kebakaran saat aku masih kecil. Ayahku
meninggal terlebih dahulu dan Ibuku diantar ke RS tapi dia meninggal tidak lama
setelahnya.” Cerita Ji Wook
Saat berbaring
bersama, Bong Hee bertanya alasan Ji Wook menjadi jaksa. Ji Wok mengaku kalau
ayahnya adalah jaksa. Bong Hee mengerti kalau Ji Wook ingin menjadi seperti
ayahnya.
Ji Wook keluar dari ruang sidang lalu memuji Eun Hyuk yang sudah Kerja bagus dan mereka
pun berpisah. Saat itu Yoo Jung melihat dari kejauhan lalu menghampiri Eun
Hyuk. Eun Hyuk langsung mengucapkan Terima kasih karena menang kasus ini berkat
Yoo Jung.
“Akankah
kau baik-baik saja?” kata Eun Yuk.
“Yah, aku
tidak melepaskan kasus seperti yang mereka bilang jadi kurasa aku hanya akan
dipertimbangkan. Tapi, aku takkan berhenti dari pekerjaanku karena kalian
menolakku untuk masuk.” Ucap Yoo Jung.
Ji Wook
menelp Bong Hee, karena tidak bisa menemukanmu, jadi berpikir sudah pergi. Bong
Hee mengaku Tiba-tiba ada sesuatu yang penting. Ji Wook bertanya apakah serius,
lalu mengatakan akan menunggu di rumah. Yoo Jung bertemu dengan Ketua Jang
dengan wajah tegang.
“Beberapa
orang berpikir mereka menerima keadilan dari kasus kecil semacam ini. Tapi kau
tahu, di dunia ini... “ ucap Tuan Jang.
Flash Back
“Di dunia
ini, ada perintah. Agar dunia ini dapat menjaga perintah pada tempatnya..,
pastilah ada pengorbanan dari orang kecil sepertimu. Yang kubutuhkan hanya kau
untuk jadi pembunuh.Aku tidak salah.” Ucap Tuan Jang dengan menatap foto Tuan
Eun.
“Itu
artinya tidak bisa diterima untuk membuat kesalahan yang dapat membahayakan
perintah dari organisasi..,perintah hukum, dan perintah kekuatan. Kita tidak
boleh membuat satu kesalahanpun dalam penuntutan. Apa Kau mengerti?” tegas
Jaksa Jang.
Ji Wook
duduk di ruang atas, mengingat Bong Hee terakhir kali pamit pergi harus pergi ke suatu tempat. Saat
itu Bong Hee menelpnya, lalu bergegas mengatkan akan pergi ke tempatnya.
Bong Hee
dan Ji Wook berjalan di taman sambil bergandengan lalu tiba-tiba Bong Hee mau
makan tteokbokki. Ji Wook langsung menyuruh Bong Hee duduk dan akan pergi
membeli makanan. Bong Hee menatap Ji Wook dengan wajah sedih.
Ji Wook
membeli semua makanan dan dimakan bersama. Bong Hee mulai memakanya. Ji Wook
bertanya apakah rasanya enak. Bong Hee mengaku enak dan menatap Ji Wook dengan
mata berkaca-kaca seperti menahan tangis, lalu mengaku rasanya sangat enak,
tapi sedikit terlalu pedas, jadi membuatnya hampir nangis.
Mereka
berjalan di taman, lalu Bong Hee melihat ada patung kucing lalu mengajak mereka
foto bersama. Ji Wook pun menyanggupinya. Bong Hee binggung karena kameranya
tak berfungsi. Ji Wook melihat kalau itu sedang mengambil video sekarang dan
mengejeknya Bodoh.
Keduanya
bergendengan tangan sambil memakan eskrim, wajah bahagia terlihat dengan saling
bertatapan. Setelah itu keduanya berjalan di sisi taman lainya, Bong Hee
menatap Ji Wook yang berjalan
disampingnya sambil bergumam kalau ini adalah Penundaan.
“Upayaku
yang sia-sia...untuk menunda ini sebentar...dan selangkah setelahnya.” Gumam Bong
Hee berhenti berjalan.
Bong Hee
ingin melepaskan tanganya, tapi Ji Wook tetap ingin mengenggam erat tangan Bong
Hee tak ingin melepaskanya. Bong Hee akhirnya menarik tangan Ji Wook tak ingin
digenggam lagi.
“Mari...
kita putus.” Ucap Bong Hee membuat keputusan.
Bersambung ke episode 31
Best couple...sedih di episode ini. 😢 berharap semoga jd psangan real. Seperti song" couple. 😍
BalasHapus