Pertandingan
super kelas welter dimulai dan para
petarung mulai di panggil. Ae Ra dan Sul Hee masuk ke dalam ruangan
pertandingan. Sul Hee heran kenapa pria
menyukai ini. Ae Ra juga tak mengerti.
Pria
diatas ring memanggil nama “Park Jun Sik.” Ae Ra melihat pembawa acara diatas
penggung lalu bertanya pada seseorang didekatnya, Bagaimana cara melamar untuk
posisi MC diatas Ring. Si pria terlihat binggung.
Ae Ra pergi
ke sebuah ruangan dan melihat sekelilin tanpa ada orang lalu mulai berlatih
memanggil nama “Ko Dong Man” seperti MC diatas Ring. Dong Man mendengar namanya
di panggil keluar dari balik ruangan bertanya kenapa Ae Ra memanggilnya dengan
cara yang berbeda. Ae Ra kaget melihat Dong Man yang tiba-tiba datang.
“Apa Kau
juga merindukanku di tempat seperti ini?” ucap Dong Man tersipu malu. Ae Ra
mengaku Bukan begitu lalu bergegas keluar dari ruangan karena malu.
“Apa yang
akan dia lakukan? Ko... Rasanya aku pernah mendengar itu.” Ucap Dong Man merasa
cara bicara yang sering didengarnya.
“Astaga,
sedang apa dia diam-diam di sana? Aku malu sekali.” Ungkap Ae Ra menenangakan
diri lalu tak sengaja melihat Kyung Soo yang masuk ruangan tunggu Dong Man.
Dong Man
duduk didepan kamera, Kyung Soo memberikan sebuah kimbap. Dong Man mengaku kurang
menyukai gimbap. Kyung Soo mengaku kaalu ini membentuk citra yaitu sangat Mengharukan
bahwa hanya makan gimbap. Dong Man pikir tidak perlu citra mengharukan dan
merasa Kyung Soo itu hanya berusaha menjual kisah.
“Makan
saja... Anggaplah ini akting.” Ucap Kyung Soo
“Begitu
kau menyiarkan ini, ibuku dan ayahku akan menontonnya.” Keluh Dong Man. Kyung
Soo menyuruh Dong Man makan saja.
“Hei,
sepertinya aku tidak mengerti.” Kata Dong Man. Kyung Koo pikir Dong Man ingin
terkenal.
“Tidakkah
kau tahu cara menjadi putra yang baik? Apa kau bodoh?” kata Kyung Koo.
Saat itu
Ae Ra datang, Kyung Koo pikir Ae Ra datang untuk mendukung Dong Man. Ae Ra
memberitahu Dong man berpacaran denganya. Kyung Koo mengangguk mengerti dan
langsung kaget setelah menyadari perkataan Ae Ra.
“Aku
pendukung resminya.”tegas Ae Ra. Kyung Koo merasa tak percaya tiba-tiba terjadi
tapi akhirnya memberikan Selamat.
“Apa Kau
sudah mendengar ini? Anjing hitam tidak berkelahi, tapi jika kamu macam-macam,
maka anjing putih akan menggigitmu. Jika kau macam-macam, aku akan menggigitmu
dan Jangan rekam ini.” Tegas Ae Ra memperingati.
“Ae Ra,
aku sudah bicara dengannya tentang itu dan... Sudah kubilang. Jangan lakukan ini.”
Ucap Dong Man. Ae Ra memilih untuk pamit pergi saja.
“Dia
tidak bisa menahan diri. Dia kuat sekali.” Ungkap Dong Man. Kyung Koo pun tak
bisa berkata-kata lagi.
Ae Ra
mengambil gambar poster "Perekrutan MC Ring Kami mencari pewarta berbakat
untuk pertandingan RFC" Sul Hee tak percaya apakah Ae Ra benar-benar ingin
berteriak sebagai MC Ring. Ae Ra mengaku bukan seperti itu.
“Tapi Bukankah
keren berdiri di tengah ring? Itu membuat jantungku berdebar.” Kata Ae Ra
“Bukankah
biasanya pria yang melakukan pekerjaan itu?”pikir Sul Hee. Ae Ra pikirApa harus
pria yang menjadi Mcnya.
“Tapi
hanya pria yang melakukannya.” Ucap Sul Hee. Ae Ra pikir itu karena memang
ingin melakukannya yaitu menjadi Wanita pertama, Wanita satu-satunya dan Wanita
terbaik, menurutnya itu hebat
Pelatih
Hwang menasehati agar Jangan segan-segan kepada Tak Su, tapi pengertianlah
terhadap Doo Ho. Dong Man mengaku memahami Doo Ho dan akan merasa bersalah jika memukulinya. Pelatih
Hwang mengeluh mendengarnya merasa tak yakin kalau Dong Man akan
mengalahkannya.
“Doo Ho lebih
andal daripada Byung Joo.” Kata Pelatih Hwang.
Saat itu
Joo Man datang dengan baju koas dan berpura-pura akan bertarung. Pelatih Hwang
mengeluh melihat Joo Man berpikir sudah siap akan naik gunung. Joo Man tahu
lawanya itu punya tiga pelatih dan harus memberikan Dong Man dukungan.
“Apa ini
yang disebut dukungan dan Kenapa tidak menulis Sundae Atlet Nasional?” keluh
Pelatih Hwang melihat tulisan di kaos Joo Man
“Fokuslah
dan jegal mereka dengan tendanganmu. Begitu jatuh, serang mereka.” Kata Joo
Man. Dong Man tak mendengarnya memilih untuk segera pergi.
Dong Man masuk ke dalam ruangan pertandingan,
Ae Ra terlihat sangat gugup dan memilih untuk pergi ke toilet saja. Sul Hee
pikir kalau Pertandingan hampir mulai. Ae Ra seperti tak bisa melihat Dong Man
dipukuli lalu memilih untuk segera keluar dari ruangan.
Dong Man
memberikan tendangan, Tae Hee pun bertanya-tanya Tak Su yang pertama melakukan tendangan itu
Atau Dong Man. Doo Ho terjatuh berkat tendangan Dong Man dan pertandingan
dihentikan sejenak. Tim Dokter melihat lukan Doo Ho. Dong Man pun mengambil
kesempatan berbicara dengan pelatih Hwang.
“Pelatih...
Kurasa dia cedera parah.” Kata Dong Man khawatir pada Doo Ho.
“Kenapa
kau mencemaskan cederanya? Kau sedang bertanding!” tegas Pelatih Hwang. Dong
Man mengangguk mengerti.
Pertandingan
pun kembali dimulai, Ae Ra panik memikirkan siapa yang dipukul. Dong Man ingin
memberikan pukulan telak, tapi seperti tak tega dan melepaskan begitu saja.
Komentator mengatakan kalau Dong melewatkan
kesempatan emas dan tidak seharusnya menunggu seperti itu.
Joo Man
pun heran melihat Dong Man menurutnya harus memukulnya saja. Tae Hee binggung
melihat Dong Man tidak menghantam lawannya. Ae Ra akhirnya berani melihatnya dari
depan pintu.
Dong Man
hanya memberikan tendangan tanpa berani memukul Doo Ho, sampai akhirnnya Doo Ho
pun terjatuh dan pertandingan berakhir. Wasit memberikan kemenangan pada Dong
Man. Doo Ho terlihat marah pada Dong Man, Dong Man pun menanyakan keadaan Doo
Ho sebelum keluar.
“Kenapa
kau segan-segan? Lebih baik aku kalah KO.” Ucap Doo Ho kesal. Dong Man merasa
serba salah melakukanya.
Di
restoran ayam goreng.
Pelatih
Hwang mengeluh menurutnya Apa gunanya
menang jika Dong Man dapat julukan Pelayan Octagon. Sul Hee melihat Dong Man yang menunggu lawan
jadi penonton berpikir Dong Man orang baik.
Pelatih Hwang melihat berita di ponsel merasa Ini tidak cocok dengan Dong Man.
“Jika kau
tidak bisa memukul lawan yang terbaring, kenapa menekuni bela diri?” ucap Joo
Man. Dong Man mengeluh Joo Man itu tak tahu apapun.
“Ini
berbeda dari saat aku menekuni taekwondo. Aku bisa merasakan hantaman tulang
dan kulit lawan.” Kata Dong Man.
“Petarung
ini terlalu lunak untuk memukul orang.” Ejek Joo Man. Ae Ra membela kalau memahami
Dong Man.
“Hei.
Jika kau berada di ring, berbaik hati bukanlah yang penting. Menjadi kuat
adalah yang terbaik. Jika kau akan terus begini, berhenti saja.” Kata Pelatih
Hwang.
Dong Man
menegaskan Tidak akan berhenti dan tetap meneruskan dan akan menang KO serta Tidak membiarkan pertandingannya
kacau seperti tadi. Ia pun berjanji akan menang KO secepat kilat. Pelatih Hwang
mengeluh karena menurutnya kalau membuat KO semudah itu.
“Tidak
ada yang langsung sempurna sejak awal. Hidup ini tidak seperti film. Tidak
semua petarung seperti Rocky dan Karakternya adalah fiksi. Dia bisa menaklukkan
kelemahannya.” Tegas Dong Man. Pelatih Hwang ingin memukulnya. Ae Ra sudah siap
membela dan akhirnya Pelatih Hwang meminta minum saja.
“Kenapa
pelatih dengan atlet yang sempurna begitu resah? Legendaris adalah gayanya. Siapa
yang menyangka dia akan menjadi anggota tim nasional? Lihat saja nanti Selain
itu, berhentilah memukul kepalanya” kata Ae Ra. Dong Man senang ada yang
membelanya.
Ibu Dong
Man pikir suaminya harus menanyakan
kabar Dong Man seperti Apa pekerjaannya
lancar dan makannya teratur, menurutnya Jika suaminya sangat cemas, kenapa
tidak pernah menghubunginya. Ayah Dong Man binggung apa yang harus dikatakan
saat menelpnya dan yang bisa dibicarakan dengan Dong Man.
“Kau
tidak butuh topik untuk mengobrol antarkeluarga. Beri tahu dia kau punya
pekerjaan baru, tentang perjalanan dinasmu.” Cerita Ibu Dong Man. Suaminya
menyuruh agar istrinya saja yang menelp.
“Ayah dan
anak sama saja.” Keluh Ibu Dong Man. Saat itu adik Dong Man terlihat bahagia
melihat berita tentang kakaknya.
Ae
Ra akan masuk kamar, Dong Man pikir
mereka mengobrol di telepon sebelum tidur. Ae Ra pikir tinggal berseberangan
jadi Kenapa harus menelepon. Dong Man pikir benar juga dan memilih mampir untuk
sarapan besok.
“Kalau
begitu, sebaiknya aku keramas setiap pagi.” Kata Ae Ra. Dong Man mengejek Ae Ra
bodoh karena memang harus melakukan.
“Aku akan
menekan bel sekarang.” Kata Ae ra. Dong Man pun ingin melakukanya juga.
“Hei,
bagaimana jika aku mampir ke kamarmu?” ucap Ae Ra. Dong Man terlihat gugup
mendengarnya.
“Kita
bisa menonton televisi bersama sambil makan cemilan” kata Ae Ra. Dong Man
binggung cemilan apa.
Ae Ra
pikir Seperti ramyeon. Saat itu bibi Ganako datang mendengar semuanya lalu
memperingatakan agar mereka Jangan tidur bersama sebelum menikah Dan jangan
makan ramyeon di malam hari. Ae Ra malah bertanya alasan kenapa tak boleh
melakukanya.
“Kenapa
kamu melarang kami makan ramyeon dan tidak tidur bersama sebelum menikah? Itu
penyalahgunaan wewenang.” Kata Ae Ra
“Kalian.
Aku memberi kalian diskon dalam biaya pemeliharaan Bahkan pengendali hama juga
akan datang. Aku juga tidak pernah menaikkan biaya sewa.” Kata Bibi Ganako
marah.
“Memang
benar kau memperlakukan kami dengan baik.” Ucap Ae Ra Bibi Ganako pun heran
dengan keduanya yang tidak bisa menuruti aturannya dan mengejek keduanya
seperti hewan.
“Kenapa
kalian sangat ingin berkencan? Semua penyewa kamarku dibutakan oleh cinta.”
Keluh Bibi Ganako. Ae Ra berbisik kalau bibi Ganako itu cemburu.
“Jika
kalian tidak senang, pindahlah ke tempat lain yang bisa dipakai tidur bersama
dan biaya sewanya lebih mahal. Jangan membuatku gelisah.” Kata Bibi Ganako
berjaln turun. Ae Ra pikir Bibi Ganako itu berlebihan. Bibi Ganako
bertanya-tanya apakah dirinya atau lingkungan ini yang seperti itu.
Bibi
Ganako pergi ke tempat Pelatih Hwang menyuruhnya agar segera membuka, dan
menyuruhnya agar berkerja yang benar karena bukan orang kaya. Pelatih Hwang
binggung karena Bibi Ganako tahu, membuka truk makanan. Bibi Ganako mengaku tidak
tahu.
“Tapi Aku
melihatmu saat akan membeli soju.” Kata Bibi Ganako. Pelatih Hwang mengangguk
mengerti.
“Beri aku
sebotol soju, Pasti ada satu yang tersembunyi.” Kata Bibi Ganako. Pelatih Hwang
mengatakan mereka yang tidak boleh menjual alkohol.
“Kalau
begitu, jangan memungut biaya Artinya kalian tidak menjualnya.” Kata Bibi
Ganako.
Pelatih
Hwang menuangkan segelas soju dan mengaku kalau Ini benar-benar suatu
kehormatan Bibi Ganako pikir Pelatih Hang Jangan memujinya. Pelatih Hwang
merasa tidak memujinya tapi menurutnya Hidupnya
berubah karena Bibi Ganako.
“Melihatmu
menjalani hidup sesuai keinginanmu, kau menjadi panutanku.” Ungkap Pelatih
Hwang. Bibi Ganako mengejek kalau Pelatih Hwang ingin tanda tangannya.
“Tidak
perlu... Lagi pula, itu tidak berharga. Omong-omong, kudengar kau pergi ke
Jepang. Kenapa kau tiba-tiba kembali?” kata Pelatih Hwang
“Setelah
nyaris mati, aku memutuskan untuk mencarinya... Nam Il.”cerita Bibi Ganako. Pelatih
Hwang binggung siapa Nam Il
“Nam Il,
putraku... “ kata Bibi Hwang.
Ae Ra
menonton pertandingan dari ponselnya dengan MC yang berteriak lalu membahas
kalau pemilik Villa sangat aneh, kenapa peduli
mereak makan ramyeon atau tidak. Sul Hee mengaku penasaran bagaimana kabar Nam
Il karena harus merawat ibunya.
“Nam Il
tidak bisa melakukan apa pun karena dia keluarganya, tapi aku kasihan pada
istrinya. Bayangkan jika kita punya ibu mertua sepertinya. Aku dan dia sangat
berlawanan.” Kata Ae Ra.
Pelatih
Hwang berkomentar kalau tidak tahu bibi Ganako punya anak dan ingin tahu cara
mencarinya. Bibi Ganako mengaku sudah
menemukannya. Pelatih Hwang kaget mendengarnya,
Dong Man
dan Pelatih Hwang kembali berlatih. Tak Su bertanya pada tae Hee ingin tahu
rencana selanjutnya karena Dong Man makin kekar. Tae Hee pikir serahkan Dong
Man kepadanya dan Tak Su harus beristirahat, karena Belakangan ini terlalu
sering berlatih.
“Kamu bersikap
seperti atlet sungguhan.” Ucap Tae Hee. Tak Suk kesal merasa kalau tak dianggap
atlet.
“Tak Su,
lawan saja Dong Man. Lawan saja dia secepat mungkin.” Kata Pelatih Hwang
melihat video milik Dong Man.
Ketiganya
masuk ke dalam mobil. Pelatih Choi memberitahu kalau Dong Man tidak melindungi wajahnya dan tidak menyerang
bagian bawah dan berpikir Tak Su itu bisa mengingatkan dengan seseorang. Tak Suk hanya diam saja.
“Dong Man
persis seperti dirimu saat kali pertama kau beralih dari taekwondo.” Jelas
Pelatih Choi
Dong Man
dan Pelatih Choi mulai berlatih kembali, Pelatih Hwang menyuruh Dong Man agar
maju tapi Dong Man seperti tak mau menyerang. Pelatih Hwang mengeluh dengan
Dong Man yang hanya akan bertarung
sambil berdiri, Dong Man mengaku percaya diri saat bertarung dari atas.
“Kau
tidak bisa hanya melakukan yang sesuai keinginanmu. Apa Kau pikir lawanmu mau
berunding denganmu?” ucap pelatih Hwang menasehati.
“Aku
tidak mau menyerang bagian bawah. Aku tidak mau mengikuti meski mereka
mencobanya.” Tegas Dong Ma
“ Maka
selamanya kau akan menjadi petarung yang tanggung. Jika kau tidak bisa
mengatasinya, ini akan menjadi akhir bagimu!” .” Tegas Pelatih Hwang
“Mari
bertarung. Jika kau tetap tidak bisa menghindar, lawan dia sekarang” ucap
Pelatih Choi. Tak Su Hanya bisa menghena nafas. Tae Hee pun bertanya apa
rencana yang dipilih Tak Su sekarang.
“Aku berjanji. Begitu Dong Man memenangkan
ini, tidak ada yang bisa menandinginya.” Jelas Pelatih Choi
Ae Ra
berlatih menjadi MC di datas ring dengan suara mengelegar lalu dikagetkan
dengan seorang pria yang menuruni tangga. Si pria terlihat gugup dan memilih
untuk mengetuk dinding rumah. Ae Ra binggung kenapa pria itu malah mengetuk
dinding orang lain lalu bertanya apakah sebagai penyewa baru.
“Aku
putra pemilik rumah ini.” Ucap Si pria. Ae Ra kaget seperti tak percaya kalau
pria tampan didepanya adalah Nam Il.
“Apa Kau
mengenalku? Kenapa kau menyebut namaku seperti itu?” ucap Nam Il sinis. Ae Ra
hanya bisa meminta maaf.
“Omong-omong,
bukankah tangga itu adalah tempat bersama Jadi Hindari pakaian yang mungkin
mengganggu orang lain Dan jangan mengganggu kesenangan orang lain terkait tempat
bersama dengan berteriak.” Ucap Nam Il sinis dan menuruni tangga
“Tidak
akan ada yang percaya tinggimu 163, 2 cm dan bobotmu 45 kg. Tidak ada juga yang
peduli.” Ejek Nam Il sebelum pergi meninggalkan Ae Ra. Ae Ra hanya bisa
mengumpat kesal kalau Nam Il memang tampan, tapi sangat berengsek dan berpikir
kalau Pria bodoh.
Sul Hee
melihat account IG milik Ye Jin mengetahui semuanya hanya dari account IG.
Sementara Joo Man baru pulang terlihat kesal mengangkat telp Ye Jin kalau sudah
melarangmu untuk meneleponnya lagi lalu melotot kaget.
Ye Jin di
pinggir jalan terlihat panik dan dua pria mencoba mengambil plat nomor
mobilnya, Si pria mengatakan saat terjadi kecelakaan,mobil yang berada di
belakanglah yang salah. Tapi Ye Jin Pikir mobil Si pria mundur saat lampunya
berubah. Si Pria seperti tak mau disalahkan.
Saat itu
Joo Man datang, lalu meminta agar melihat bagian dashboard.. Ye Jin mengatakan
kalau kameranya sudah rusak. Si pria mengatakan Ye Jin yang bersalah karena
menabrak dari belakang tapi malah membantahnya. Joo Man bertanya apakah sudah
menghubungi perusahaan asuransinya.
“Dia akan
kehilangan lebih banyak uang jika mereka terlibat. Beri saja kami 2.000 dolar
tunai dan anggaplah impas.” Kata si pria. Joo Man dengan hidungnya bisa mencium
mereka baru saja makan barbeku.
Joo Man
mengemudikan mobil. Ye Jin mengucapkan
Terima kasih karena Jika bukan karena Joo Man pasti sudah tertipu. Joo
Man yakin kalau Tidak mungkin dua pria makan barbeku tanpa soju dan Mereka
minta uang tunai karena tahu mereka bersalah.
“Aku
pasti dihukum. Aku sadar seharusnya tidak terus mendatangimu. Itu akan
menjadikanku orang jahat.” Kata Ye Jin
“Kalau
begitu, tolong hentikan. Kenapa kau mengalami kecelakaan di daerah rumahku? Ye
Jin... Aku memintamu untuk berhenti sekarang.”keluh Joo Man
“Aku
tidak akan mengulanginya. Aku akan berhenti. Jangan khawatir.” Kata Ye Jin
menyakinkan.
Joo Man
mengantar Ye Jin sampai di parkiran dan menyuruhnya agar segera naik dan
pergi. Ye Jin turun dari mobil dan
hampir saja jatuh, Joo Man merasa kasihan menolongnya dan berpikir kalau terluka
saat kecelakaan. Ye Jin pikir Sepertinya tadi terlalu keras membanting rem.
Akhirnya Joo
Man mengantar Ye Jin sampai ke depan rumahnya, lalu meminta agar Besok
kembalilah bekerja karena Dengan Ye Jin tidak masuk kerja, maka akan menempatkannya
di posisi yang sulit bahkan Orang-orang juga membicarakannya. Lalu ia pamit
pergi dan akan bertemu di kantor besok.
“Terima
kasih untuk malam ini. Selamat malam.” Ucap Ye Jin lalu membuka pintu dan
memindahkan kotak barang, Joo Man seperti tak tega akhirnya membantu Ye Jin
sambil mengeluh membeli banyak barang dan masuk ke dalam rumah dengan pintu
tertutup.
Sementara
di rumah, Sul Hee melihat account Ye Jin terlihat foto pria yang mengemudikan
mobil dengan jam tangan dengan caption “Bersama-sama.” Wajah Sul Hee terlihat
sangat sedih.
Joo Man
berbicara dengan ibunya yang memberitahu Ayahnya akan bekerja lagi lalau
bertanya Bagaimana Ayah mengurus mereka, karena ia pun tidak bisa melakukanya.
Lalu ingin memastikan kalau ayahnya memang harus menginap di rumahnya lalu
menutup telpnya.
“Ada apa?
Apa Ayahmu akan bekerja lagi?” tanya Ae Ra. Dong Man menganguk dan memberitahu
ayahnya akan menginap semalam di
rumahnya.
“Kenapa
itu menjadi masalah?” Tanya Ae Ra. Dong Man sudah memikirkannya kalau belum pernah
tidur berdua dengan ayahnya.
“Dia adalah
ayahmu. Jadi Apa masalahnya?” kata Ae Ra. Dong Man pikir benar juga lalu
menanyakan tentang Ae Ra yang Dua hari lagi wawancara
“Benarkah
kau bisa menjadi pembawa acara ring MMA? Bisakah kau menontonku bertarung?”
kata Dong Man merasa tak yakin.
“Jika kau
bersikeras melakukannya, aku bersikeras menontonmu. Bagaimana lagi caraku
melindungimu?” kata Ae Ra.
“ Tubuhmu
lemah, tapi kau selalu melindungiku. Bahkan kau melindungiku saat kita masih
kecil.” Kata Dong Man
Ae Ra Pikir
Bahkan kalau perlu, bisa masuk ke ring. Dong Man pikir kalau Ae Ra menjadi MC
di ring MMA, itua akan mengalami romansa di tempat kerja. Ae Ra binggung kalau
dianggap Romansa di kantor. Dong Man pikir selalu menganggapnya seksi. Ae Ra
menyuruh Dong Man Lakukan pekerjaan dan dapatkan uang menurutnya apa yang seksi
dalam hal ini.
“Itu
karena kita bisa pergi diam-diam dan berciuman selagi bekerja.” Ucap Dong Man
malu-malu. Ae Ra seperti binggung. Dong Man mengulangi kata mereka bisa berciuman.
Ae Ra seperti tak bisa mendengarnya.
“Apa kamu
tuli?” ejek Dong Man. Ae Ra seperti masih binggung. Dong Man pikir Ae Ra merasa malu. Ae Ra mengaku kalau tidak malu.
Dong Man melihat Ae Ra sekarang
benar-benar feminin bahkan pipinya sangat merona.
Ae Ra
berusaha menyangkal dan tak peduli, Dong
Man memegang tangan Ae Ra. Ae Ra menanyakan alasan Dong Man yang memegang
tanganya tanpa alasan. Dong Man pikir memang
seharusnya dipegang tanpa alasan lalu menatapnya. Ae Ra binggung melihat Dong
Man menatapnya berpikir Riasannya berantakan dan ingin merapihkannya. Dong Man
malah menahan tanganya. Ae Ra binggung Dong Man terus menahan tanganya.
“Kenapa
aku tidak bisa melihat apa pun selain bibirmu? Karena kita berpacaran, bisakah
kita terus melakukannya?” ucap Dong Man blak-blakan. Ae Ra mengumpat Dong Man
sudah gila karena menanyakannya.
Dong Man
akhirnya mencium Ae Ra dan terlihat malu-malu, lalu bertanya apakah Ae Ra
menyukainya.Ae Ra kesal Dong Man yang terus bertanya dengan wajah memerah. Dong
Man pikir Seharusnya dahulu aku mencoba mencium Ae Ra. Ae Ra yakin pasti sudah
memukulinya.
“Karena
sudah melakukannya, aku sangat menyukainya... Aku sangat menyukaimu, Ae Ra.” Akui
Dong Man
“ Itu
membuatku gila. Sudah lama aku menyukaimu, dasar menyebalkan.” Ungkap Ae Ra
“Jika
harus memilih melakukannya atau tidak, mari kita lakukan. Kata Dong Man. Ae Ra
kembali melonggo binggung.
“Apa kau
ingin menginap malam ini?” kata Dong Man.
[Epilog]
Joo Man
makan lahap udang di piring sambil main games di ponselnya. Dong Man dengan
kesal yakin kalau pasti udangnya terasa lezat dan mengeluh temanya yang terus
mengganggunya. Joo Man seperti tak tahu mengerti apapun.
“Hari ini
kamu melakukan hal buruk kepadaku.” Kata Dong Man kesal. Joo Man pun bertanya
apakah Ada masalah.
“Jika
kuberi tahu, apa kau akan mengejekku?” ucap Dong Man. Joo Man ingin tahu apa
itu.
“Beri
tahu aku dahulu, maka aku akan memutuskan.” Kata Joo Man. Dong Man ingin
memberitahu tapi saat itu Joo Man berteriak bahagia karena gamesnya bisa mendapat
anak panah. Dong Man juga berteriak bahagia dan lupa menceritakan hubunganya.
Bersambung
ke episode 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar