Bong Hee
pergi ke kantor polisi mengetahui Masih belum ada apapun. Polisi menjelaskan Senjatanya
tidak tertangkap kamera CCTV manapun di area saat kejadian, karena terjadi pada
malam hari, dan sudut pandangnya tidak bagus bahkan mereka juga meneliti area
tersebut, tapi tidak berhasil menemukan apapun.
“Kami
ingin tahu dimana dia sebelumnya ditangkap. Bisa kami dapat informasi itu?”
ucap Bong Hee
Keduanya
keluar dari kantor polisi, Bong Hee
pikir Ji Wook tidak perlu ikut karena
akan mencari tahu sendiri mulai dari sini. Ji Wook inin tau apa yang akan
dilakukanya. Bong Hee mengatakan harus menemukan senjatanya.
“Kau
bilang Semuanya sendiri? Itu tidak masuk
akal. Bahkan polisi belum bisa menemukannya.” Ucap Ji Wook tak yakin
“Jika brengsek
itu bebas dari sel tanpa ditemukannya senjata.., aku tahu tepatnya apa yang
akan dia lakukan. Dia akan menemuinya dan melakukan sesuatu yang gila lagi.”
Kata Bong Hee.
“Kau
benar. Itu kemungkinan besar terjadi. Tapi tetap saja...” ucap Ji Wook seperti
tak ingin Bong Hee melakukanya.
“Kita
harus tetap mencoba yang terbaik dari apapun itu yang bisa kita lakukan.” Kata
Bong Hee. Ji Wook pun mempersilahkan Bong Hee
Bekerja keras. Bong Hee menganguk, Ji Wook berjalan pergi dan langsung
mengajak Bong Hee untuk pergi temukan senjatanya. Bong Hee tersenyum bahagia
mendengarnya.
Keduanya
pergi ke tempat kejadian, Ji Wook bisa membayangkan ketika si pelaku mengancam
dengan pisau pada Yeon Woo. Bong Hee mencari dibagian pepohonya, lalu keduanya
bisa membayankan si pria yang berlari kabur karena ketahuan oleh pelajar.
Mereka
melihat rekaman CCTV kalau si pelaku pergi ke toilet umum, Bong Hee bertanya pendapat Ji Wook apakan si
pelaku meninggalkan senjata disana lalu ingin masuk. Ji Wook menahanya kalau
memang Bong Hee masuk bisa dianggap
sebagai pelanggaran properti publik untuk tujuan seksual.
Akhirnya
Ji Wook dengan terpaksa masuk memeriksa semua pintu dan mengeluh melihat ada
sesuatu didalamnya, setelah itu keluar memberitahu Tidak menemukan apapun. Bong
Hee pun mengajak mereka pergi.
Bong Hee
mengingat Pelaku yang berjalan di tumpukan sampah, Ji Wook melihat banyak
tumpukan sampah basah merasa karena Kejadiannya sudah lumayan lama maka sampahnya
pasti sudah diangkut semua. Bong Hee tapi merasa tak yakin, dengan ponselnya
mencari-cari kembali dari balik semak-semak. Dan Ji Wook dengan terpaksa
mengikutinya lalu mengajak untuk pergi saja.
Malam hari
Tuan Bang
dan Eun Hyuk membahas masalah kasus mereka, saat itu Ji Wook dan Bong Hee
kembali datang. Keduanya langsung mengeluh merasakan bau busuk bahkan mau
muntah. Ji Wook pun merasakan hal yang sama dengan badanya.
“Aku
tidak mencium bau apapun” ucap Bong Hee. Ketiga pria heran melihat Bong Hee
seperti indera penciumnya tak beres.
“Pokoknya,
bukan itu yang penting sekarang. Kami tidak bisa menemukan senjatanya. Kita
punya waktu kurang dari 24 jam sekarang.” Kata Bong Hee. Tuan Bang mengerti
kalau itu kasusnya teman Bong Hee.
“Bagaimana
dengan saksi?” tanya Eun Hyuk sambil menutup hidungnya.
“Belum.
Aku tahu dia sekolah dimana karena seragamnya tapi belum bisa melacaknya dari
semua siswa Omong-omong, aku mendapat firasat buruk di kasus ini. Aku merasa orang
itu bertekad menyakitinya..” Kata Bong Hee.
Ji Wook
terdiam lalu mengingat perkataan Tuan So agar Jangan menangis, lalu berkata
sendiri kalau tidak ada yang akan terjadi dan Semuanya akan baik-baik saja,
menyakinkan semua tidak mungkin. Ketiganya binggung melihat Ji Wook yang bicara sendiri.
Ji Wook
mengaku kalau hanya mengatakan Bong Hee harus mandi jadi tidak akan sakit
karena kmenyingkirkan semua virus, lalu mengajak Bong Hee pergi. Tuan Bang dan Eun
Hyuk hanya bisa mengejek karena keduanya yang ingin mandi dan itu memang
menyenangkan, setelah itu mencari penyegar ruangan.
Hyun Soo
duduk di meja sambil memegang pisau setelah itu dengan tatapan pembunuh
berdarah dingin memikirkan Alibi karena itu yang dibutuhkanya, di atas meja
terlihat foto Tuan Byun, Bang, Ji Wook, Bong Hee dan Eun Hyuk
“Ah... Tidak,
aku harus meminta kepastian pesanan dulu.,, Siapa yang pertama?” kata Hyun Soo
siap menghabisi tim pengacara yang membelanya.
Eun Hyuk
memberitahu Jika mereka tidak bisa menemukan senjatanya ataupun saksi maka akan
dianggap sebagai kasus penyerangan kecil dan pelaku hanya akan didenda. Bong
Hee membenarkan karena itu mereka harus menemukan senjatanya. Ji Wook pun
setuju.
“Tapi Omong-omong,
kenapa kalian masih kerja semalam ini?” keluh Ji Wook. Eun Hyuk mengatakan
mereka punya banyak kerjaan Tidak seperti orang lain dengan menunjuk pada Ji
Wook. Tuan Bang menyetujuinya. “Baiklah. Anggap saja itu kasusnya. Tapi
maksudku, kalian bisa mengerjakannya di rumah. Kenapa kalian harus bekerja
sampai semalam ini hari ini? Hari ini 'kan hari pertama.” Kata Ji Wook kesal
“Tidak, Ini
pertengahan bulan. Pembayaran kartu kreditku baru dikeluarkan kemarin.” Ucap
Tuan Bang
Eun Hyuk
berpikir kalau "hari pertama" yang dimaksudkan adalah... hari pertama
berkencan”. Ji Wook tak mau membahas dengan wajah kesal menyuruh mereka pergi
carilah saksi dan akan menemukan petunjuk jika melihat rekaman CCTV sampai
matanya sakit Eun Hyuk kesal karena
sebelumnya sudah mengatakan kalau sibuk.
Ji Wook
menegaskan kalau sudah membantu seperti yang terakhir kali, Eun Hyuk mengumpat
kesal kalau mencoba melacaknya menggunakan medsos karena tahu saksinya adalah
anak SMA Jadi Menggunakan medsos akan menjadi aruhan terbaik.
“Bagaimana
caranya kita menggunakan itu untuk menemukannya?” kata Ji Wook binggung
“kita bisa
menggunakan nama sekolahnya sebagai hashtag... dan bisa melihat apakah ada kasus
yang di-post. Jika itu tidak bekerja, kita bisa memposting pemberitahuan kalau
kita sedang mencari saksi itu, dan menggunakan nama sekolah sebagi hashtag.”
Jelas Eun Hyuk.
Keduanya
hanya bisa melonggo. Eun Hyuk melihat pasangan baru itu tak mengerti bahkan tidak pakai SNS. Keduanya
hanya diam. Eun Hyuk memastikan keduanya yang tidak punya Instagram, Facebook,
dan Twitter. Keduanya mengeleng seperti tak mengunakan media sosial.
“Jadi
inilah orang-orang jaman sekarang menyimpan rekam pengalaman sehari-harinya.”
Jelas Eun Hyuk. Bong Hee pikir memiliki diary dan menuliskanya. Eun Hyuk
benar-benar tak percaya keduanya tak mengerti.
“Hei, Alex
Ferguson bilang, main SNS itu buang-buang waktu” kata Ji Wook membela diri. Eun
Hyuk mengejek untuk menyetujuinya.
“Kalau
begitu aku akan membuang waktuku dan memakai SNS untuk melacak gadis itu
semauku.” Ejek Eun Hyuk lalu berjalan pergi sambil mengejek keduanya seperti
kutu buku. Tuan Bang pun pikir akan mencari dari SNS.
“Mereka
harusnya pulang saja.” Keluh Ji Wook berjalan pergi ke dapur.
Ji Wook
membuat teh di dapur. Bong Hee mengatakan Hari ini Ji Wook sudah bekerja keras.
Ji Wook mengeluh kalau tadi sudah mengatakan pergi melalui tempat sampah memang
sedikit "keras" lalu bertanya Bong Hee ingin teh apa. Bong Hee
menjawab teh Apa saja. Ji Wook mengangguk dengan wajah kesal.
Bong Hee
mencolek pundak Ji Wook yang membuat Ji Wook menengok, saat itu juga Bong Hee
memberikan kecupan di bibir Ji Wook.
Dengan mengucapkan Terima kasih untuk semuanya hari ini. Ji Wook terdiam
dan ingin memeluk Bong Hee.
“Itu
cukup untuk merayakan hari pertama kita.” Ucap Bong Hee menolak Ji Wook
memeluknya lalu berjalan pergi.
“Dia
cukup baik dalam hal ini, dasar Wanita itu.” Keluh Ji Wook.
Bong Hee
berjalan ke bagian ruangan kerja dan melihat Eun Hyuk serta Tuan Bang, lalu
dengan senyuman mengucapkan keduanya Bekerja keras dan bergegas masuk ke dalam
kamar. Ji Wook masuk dengan senyuman, Keduanya binggung.
Ji Wook
mengurangi rasa gugupnya denga membarikan dua cangkir teh pada rekan
kerjanya. Eun Hyuk minum teh dan
mengeluh karena rasanya sangat pahit, Tuan Bang pun bertanya-tanya apakah
memang boleh diminum.
Di dalam
kamar, Bong Hee bahagia karena ini hari pertama berpacaran dengan Ji Wook, tapi
ia teringat kembali dengan masalahnya kalau besok harus menemukan senjatanya, saksi, atau
semacamnya lalu mendapat surat perintah.
Esok hari
Eun Hyuk
mengajarkan Bong Hee dan Ji Wook untuk mengambil fotol setelah itu upload pada
account instagram. Ji Wook tak percaya kalau hanya begitu saja caranya. Eun
Hyuk menyuruh keduanya agar mencoba dan akan mengecek.
Keduanya
mengambil foto selfie dari ponsel masing-masing setelah itu mengunggahnya. Bong
Hee tersenyum melihat foto Ji Wook dan memberikan tanda love, lalu Ji Wook pun
membalasnya pada foto Bong Hee dengan tanda love. Keduanya terlihat bahagia.
Eun Hyuk
melihat keduanya seperti iri akhirnya hanya bisa menekan tanda love lalu memuji
kepalanya dengan tanganya sendiri kalau sudah memuji dirinya. Pasangan baru itu
makin memuji foto pasangan mereka.
[SMA
Dongbang]
Eun Hyuk
berdiri didepan pintu gerbang, beberapa pelajar yang melihat Eun Hyuk langsung
terpana melihat ketampanannya. Dua anak remaja datang mendekati Eun Hyuk. Eun
Hyuk pun mengetahui kalau keduanya yang sebelumnya memberikan komentar pada
SNSnya.
“Tampang
Oppa tidak seburuk itu.” Komentar si wanita yang lebih tinggi.
“Ah, aku
memang sebenarnya tampan. Tapi Aku bukan Oppa. Aku ini Ahjussi bagi kalian.”
Ucap Eun Hyuk. Keduanya seperti tak peduli.
“Pokoknya..,
apa ada yang menyaksikan penyerangan dua malam yang lalu di sekitar sini?” kata
Eun Hyuk mencari informasi. Si wanita mengaku memang ada tapi orang itu tidak
mau bersaksi.
“Serahkan
itu padaku. Dimana aku bisa menemuinya?” kata Eun Hyuk.
Bong Hee
tak sengaja bertemu dengan Ji Hae, lalu mengaku senang bisa bertemu karena Ada
yang ingin dikatakan. Ji Hae bertanya apa dan memperingatkan Bong Hee agar Jangan
coba menyerangknya lagi serta katakan saja. Bong Hee mengelak kalau tak pernah
menyerangnya.
“Apa
menurutmu tindak kriminal yang dilakukan setelah putus, yang sedang naik daun
saat ini?” tanya Bong Hee
“Kau ke
sini mau memberitahuku kalau kau putus dengan Hee Jun karenaku dan an mau
menyiksaku secara fisik?” ucap Ji Hae sinis
“Bagaimana
bisa kau jadi jaksa dengan isi kepalamu yang seperti itu?” ejek Bong Hee.
“Aku
sangat merasa tidak nyaman mendengar itu darimu. Apa Kau sadar itu?” ungkap Ji
Hae. Bong Hee mengaku tidak
“Kau tidak tahu kalau
jumlah orang yang melaporkan orang yang mereka cintai karena memanfaatkan
hubungannya selama 5 tahun ini lebih dari 30.000, kan?” ucap
Bong Hee
Ji Hae
mengatakan tidak menjalankan statistiknya jadi tak mungkin bisa tahu. Bong Hee
mengatakan Rata-rata, tujuh wanita meninggal per bulannya karena kejahatan
dalam percintaan dan yakin Ji Hae pasti tahu itu karena seorang jaksa. Ji Hae
tak ingin bertele-tele ingin tahu apa mau dari Bong Hee.
“Kumpulkan
seluruh kasus yang berhubungan dan lakukan investigasi untukku. Dapatkan
perhatian untuk investigasimu. Informasikan kepada publik untuk tindakan
pencegahan. Aku punya kasus yang cocok untuk ditangani olehmu. Jika kau mencari
kasus lain, maka aku yakin kau akan dapat lebih.” Ucap Bong Hee.
“Hei, ini
tidak mudah Aku tahu tindak kriminal yang dilakukan setelah putus adalah
masalah dan Tak ada aksi legal yang dapat mencegahnya. Selain itu, mereka harus
melakukan kejahatan agar aku bisa menangkap dan menghukum mereka. Apa yang bisa
kulakukan sebelum kejahatannya terjadi?” ucap Ji Hae
“Aku tahu
itu. Kau tidak mampu. Sepertinya Aku buang-buang waktu.” Keluh Bong Hee dengan
nada mengejek lalu berjalan pergi. Ji Hae berteriak kesal, Bong Hee pun tak
mengubrisnya.
Eun Hyuk
berdiri ditempat les dan melihat jam kalau
Hanya tersisa 2 jam sebelum mencapai 48 jam. Bong Hee menerima telp dari
Eun Hyuk dan mengatakan untuk segera pergi menemui Yeon Woo. Ji Wook mendengar
Bong Hee yang bicara dengan Eun Hyuk.
“Pengacara
Ji sedang melakukan yang terbaik untuk kasusnya. Aku sangat tersentuh.” Ucap
Bong Hee memuji. Ji Wook tak terima dengan bertanya bagaimana denganya.
“Bagaimana
denganku? Aku melakukan yang terbaik juga. Sudah kubilang untuk mencari dan
menyimpan seluruh SMS dan surat yang Choi Yeon Woo terima, kan?” ucap Ji Wook.
Bong Hee menganguk kalau sudah melakukan itu. Ji Wook pun tak bisa berkata-kata
dengan memuji Bong Hee yang sudah berkerja dengan baik.
“Aku akan
menemui Yeon Woo nanti. Instingku mengatakan kalau aku harus bersamanya hari
ini.” Ucap Bong Hee. Ji Wook langsung menagatakan akan ikut denganya. Bong He merasa kalau akan baik-baik saja.
“Instingku
mengatakan kalau aku harus ikut denganmu.” Ucap Ji Wook merasa tak ingin jauh
dari Bong Hee. Keduanya pun naik mobil bersama untuk menemui Yeon Woo.
Tuan Bang
sendirian di ruangan lalu menerima telp dari seseorang yang mengatakan sudah
menemukannya dan mengetahui kalau pria itu
baru saja datang ke Korea dan Namanya Lee Jae Ho. Lalu ia pun bertanya
apakah punya nomor telepon atau alamat Tuan Lee, setelah itu mengucapkan Terima
kasih.
Tuan Bang
ingin pergi teringat kembali perkataan Ji Wook “Kita ini warga tanpa otoritas investigasi. Aku
akan membiarkan jaksa yang mengurusnya. Yang artinya semua orang di ruangan ini
tidak boleh gegabah ataupun melakukan sesuatu.” Tapi akhirnya Tuan Bang memilih
untuk pergi.
Tuan Bang
mengirimkan pesan suara pada Ji Wook, “ Aku di jalan mau menemui Lee Jae Ho,
Pengacara Noh. Apa Kau tahu pria lain yang ada di foto Ko Chan Ho? Aku tahu dia
ada dimana. Dia pindah ke luar negeri dan baru-baru ini sampai di Korea. Kurasa
aku harus bergerak sebelum Jung Hyun Soo mendapatkan dia. Aku meninggalkan
nomor dan alamatnya untuk berjaga-jaga.”
Setelah
itu Tuan Bang menutup telpnya. Ji Wook yang mendengar pesan suara sedikit kesal
karena sudah memperingatkan agar tak melakuanya. Bong Hee khawarti dengan Tuan
Bang yang pergi sendirian lalu beprikir untuk menelpnya saja.
“Dia akan
tetap pergi meskipun kita mencoba menghentikannya. Ini tidak seperti kita tidak
kenal dia.” Ucap Ji Wook
“Kalau
begitu pergi ke Kepala Bang. Aku akan pergi ke Yeon Woo.” Ucap Bong Hee.
“Apa Kau
pikir akan baik-baik saja sendirian?” ucap Ji
Wook. Bong Hee menyakinkan kalau Jangan khawatir.
Ji Wook
menghentikan mobil di tepi jalan, Bong Hee berjanji akan menelp begitu juga Ji
Wook meminta agar segera menelpnya. Ji Wook menganguk mengerti. Bong Hee akan
pergi setelah turun dari mobil. Ji Wook terlihat khawatir turun dari mobil
meminta agar Bong Hee berhati-hati. Bong
Hee meyakinkan Ji Wook agar Jangan khawatir.
Yeon Woo
baru saja menutup toko dan saat itu Bong Hee datang menyapa. Yeon Woo terlihat
senang melihat Bong Hee yang datang, padahal tidak harus datang menjemputnya.
Bong Hee pikir tidak masuk akal karena Seorang pengacara harus melindungi
kliennya jadi akan melindungimu malam ini. Keduanya pun berjalan pulang
bersama.
***
Eun Hyuk
masih menunggu didepan tempat les dengan melihat foto di Instagramnya, lalu
Detektif menelpnya, dengan senyumanya mengetahui kalau 48 jam itu sudah terlewati jadi meminta
tolong agar memberikan waktu sebentar lagi.
“Aku ingin
menahannya lebih lama jug tapi aku tidak bisa menahannya lebih dari 48 jam.”
Ucap Detektif yang tak ingin melanggar peraturan.
“Aku sungguh
percaya kalau bisa bertemu saksi mata. Aku tidak butuh waktu sebanyak itu, jadi
aku mohon meminta sedikit waktu “ kata Eun Hyuk lalu melihat seseorang yang
dicarinya keluar dari tempat les dan memohon kembali pada Polisi agar bisa
menahan sebentar lagi.
“Hei..
Apa Kau tahu sudah berapa lama aku menunggumu?” sapa Eun Hyuk. Si pelajar
wanita binggung dan bertanya siapa Eun Hyuk yang tiba-tiba datang menemuinya.
“Pokoknya,
terima kasih banyak sudah datang. Apa Kau mau luangkan waktu untukku untuk
melakukan hal baik?”ucap Eun Hyuk.
Seorang
pengacara memberitahu klienya kalau polisi takkan mengeluarkan surat
penangkapan, jadi akan keluar dalam waktu singkat dan hanya perlu menunggu. Si
pria merasa percaya pada pengacara dengan tangan yang andal.
Si pria
melihat si pengacara memanggilnya ingin tahu
Apa yang akan terjadi kepada pria seperti dirinya, apakah akan langsung dipenjara Si pengacara
mengatakan tidak melindungi orang gratisan.
Si
pengacara pun bicara dengan polisi tentang si pria yang sudah dikurung selama
48 jam dan ingin tahu alasan tetap mengurungnya di penjara. Polisi ingin
menjelaskanya, tapi si pengacara yang pandai bicara menegaskan kalau mereka tidak
boleh melakukan ini.
“Kau tidak
boleh melakukan ini kepada penduduk tanpa surat perintah. Yang kau lakukan ini
ilegal.” Tegas si pengacara.
Eun Hyuk
bertemu si pelajar di cafe, dan menanyakan alasan tidak bisa bersaksi. Si
remaja menjelaskan kalau saat itu hanya menyaksikan karena bolos sekolah dan
apabila ibunya tahu maka akan membunuhnya. Eun Hyuk memastikan kalau ibunya itu
tak akan mengetahuinya.
“Ibuku akan
tahu segalanya.” Ucap si pelajar. Eun Hyuk menganguk mengerti, menurutnya ia
akan mengatakan segalanya. Si remaja binggung.
“Kau
bolos sekolah hari itu dan juga melakukannya hari ini. Aku akan memberitahu
ibumu segalanya jika kau tidak bersaksi.” Kata Eun Hyuk si remaja terlihat
ketakutan.
“Omong-omong..,apa
dia baik-baik saja? Dia ditusuk dengan pisau.” Kata si remaja khawatir.
Eun Hyuk
langsung bertanya apakah melihat pisaunya.
Si remaja mengangguk. Eun Hyuk pun ingin tahu apa yang dilakukan pelaku dengan
pisau dan dimana meletakkannya. Si remaja mengatakan kalau meletakkan di
pembalut gipsnya.
Saat itu
si pelaku berhasil keluar dari kantor polisi mengeluarkan pisau dari gipsnya.
Eun Hyuk yang mendapatkan keteranga saksi menelp Detektif untuk memberitahu keberadan Senjatanya lalu
di kagetkan kalau Tersangka dibebaskan.
Bong Hee
mengantar Yeon Woo sampai depan rumah dan
akan menemaninya pulang juga besok. Yeon Woo khawatir dengan Bong Hee
yang harus pulang sendiri, Bong Hee pikir tidak perlu khawatir terhadapnya.
Saat itu
mantan pacar Yeon Woo datang kembali membaw pisau. Bong Hee meminta Yeon Woo
tetap berada dibelakangnya, dengan gerakan Taekwondonya, mencoba untuk melawan
si pelaku.
Ji Wook
menerima telp Eun Hyuk dari mobilnya dan ingin tahu yang saksi katakan. Eun
Hyuk mengatakan sudah menemukan senjatanya yai Di pembalut gipsnya. Ji Wook
kaget mendengarnya seperti tak menyangka.
“Tapi ada
masalah. Ini sudah lebih dari 48 jam, jadi dia dilepaskan Dia mungkin...” ucap
Eun Hyuk bisa menduga sesuatu.
“ Harusnya
kau beritahu aku dari tadi.. Baiklah, aku mengerti” ucap Ji Wook kesal
Didepan
rumah Yeon Woo, sudah ada ambulance dan beberapa polisi, Ji Wook langsung
menerobos masuk dan mengatakan sebagai walinya lalu berteriak panik memanggil Bong
Hee. Bong Hee kaget melihat Ji Wook yang kembali datang, Ji Wook menanyakan
keadaanya.
“Aku
baik-baik saja. Ini hanya membuat lecet di lenganku.” Ucap Bong Hee. Ji Wook
ingin membalas pada si pelaku yang melukai Bong Hee. Bong Hee menahanya kalau sungguh
baik-baik saja. Ji Wook akhirnya memeluk Bong Hee karena sangat khawatir, Bong
Hee pun menepuk punggung Ji Wook untuk menenangkanya.
“Lalu Dimana
Kepala Bang?” tanya Bong Hee karena Ji Wook cepat datang.
“Aku ada
di perjalan ke sana.., tapi secepatnya datang ke sini setelah dapat telepon
dari Eun Hyuk.” Jelas Ji Wook. Bong Hee menyuruh Ji Wook untuk pergi sekarang.
“Eun Hyuk
akan segera ke sini, jadi minta bantuannya kalau ada sesuatu yang terjadi.” Jelas
Ji Wook. Bong Hee menganguk mengerti dan menyuruh Ji Wook segera cepat pergi.
Ji Wook
pun meminta Yeon Woo agar bisa menjaga pacarnya dan pamit pergi, tiba-tiba Ji
Wook berjalan kembali. Bong Hee binggung. Ji Wook kembali memeluk Bong Hee
seperti benar-benar sangat khawatir. Bong Hee menyakinkan kalau tak akan ada
masalah. Ji Wook pun mencoba melepaskan tangan Bong Hee untuk berpisah.
Tuan Bang
berjalan masuk ke sebuah gedung sambil menelp, Ji Wook menelp dari mobl tapi
ponsel Tuan Bang yang sibuk. Tuan Bang berhasil menaiki tangga dan menekan bel
tapi tak ada sahutan, lalu mencoba menelp dan mendengar suara deringan dari dalam.
Pintu
rumah tak terkunci, Ia pun masuk ke dalam memanggil Tuan Lee. Suasana rumah
gelap dan Tuan Bang menemukan Tuan Lee sudah terkapar dan tak bernyawa lagi.
Saat itu Tuan Bang menelp Ji Wook, tapi tiba-tiba ia merasakan seseorang yang
berjalan dibelakangnya.
Perkelahian
dalam kegelapan dengan pelaku pun terjadi. Tuan Bang bisa menekan sipelaku di dinding karena
dulunya pernah jadi detektif yang tahu caranya berkelahi dengan benar.
Ji Wook
mengemudikan mobilnya mulai panik seperti merasakan sesuatu yang terjadi pada
Tuan Bang dan melajukan mobilnya. Tuan Bang seperti kurang kekuatan membuat si
pelaku mencekik dan bisa melemparnya keatas meja makan dan akhirnya jatuh lalu
diseret.
Tuan Bang
seperti merasakan sesak dan tak bisa bernafas saat si pelaku pergi
meninggalkanya. Ji Wook akhirnya datang dan langsung berteriak histeris melihat
Tuan Bang yang tak sadarkan diri di lantai.
[Epilog]
Ji Wook
ingin berkencan untuk mendengar jawaban Bong Hee melewati sebuah toko bunga.
Pegawai toko pun keluar bertanya mencari bunga seperti apa. Ji Wook melihat
beberapa bunga, setelah itu keluar dengan sebuket bunga untuk Bong Hee yang
akan menjawab pernyataan cinta darinya.
Bersambung ke episode 25
Ceeyyyyuuuu bingits :-)
BalasHapusAhhhh kapan ya mereka main lagi..mantappp kemistrinya..makasih mb udah nulisin ya
BalasHapus