Ae Ra
menatap Moo Bin memperingatkan tidak boleh melakukan ini saat seseorang sakit
karena itu tidak baik. Moo Bin pun memtuskan kalau hari ini tidak akan menjadi
orang baik dan langsung mencium Ae Ra. Saat itu Dong Man membuka pintu. Keduanya kaget melihat Dong Man yang datang.
“Dong
Man... Ini tidak seperti dugaanmu.”kata Ae Ra. Dong Man seperti sangat marah
dan langsung pergi, tapi akhirnya kembali masuk ke dalam ruangan.
“Apa
Kalian berpacaran? Benarkah?” tanya Dong Man dengan nada tinggi. Ae Ra mengaku
tidak.
“Jika
kalian tidak berpacaran, kenapa kau menciumnya? Kau harus memintanya menjadi
pacar dan memperjelas hubungan sebelum menciumnya. Kenapa kau tiba-tiba
mendekatinya tanpa penjelasan? Kenapa kau menciumnya seperti orang berengsek?”
ucap Dong Man marah.
“Kenapa
kau peduli? Hentikan omong kosong tentang pertemanan itu dan beri tahu aku
dengan jelas. Apa urusannya denganmu? Apa Kau menyukainya?” kata Moo Bin. Dong
Man terdiam dan terlihat bingung.
Moo Bin
mengatakan sekali lagi suka atau tidak, Dong Man akhirnya mengaku kalau sebagai
penjaganya. Ae Ra hanya bisa mendengus mendengarnya merasa Dong Man sangat bisa
diandalkan sampai ingin menikamnya. Dong Man mempersilahkan keduanya berhubungan singkat dan Jangan melewati batas
serta menjaga sikap sebelum membuatnya marah.
“Apa hakmu
untuk marah? Kenapa kau melewati batas? Apa Adakah alasan aku tidak boleh
berpacaran dengannya? Dia melakukan segala macam hal untuk membuatku terkesan.
Selain Dia bilang aku seperti sebuah mimpi.” Ungkap Ae Ra
“Karena
itulah dia penipu. Kau bukan mimpi, jujur saja.” Kata Dong Man. Moo Bin merasa
tak ada yang salah karena memang yang dikatakan benar.
“Coba
Lihat.. Dia maniak. Jadi, jagalah jarak di antara kalian.” Tegas Dong Man
Ae Ra
langsung menolaknya, menurutnya Moo Bin
itu orang yang sukses dan baik, bahkan sangat menyukaiku, tergila-gila padanya
jadi tak ada alasan menjaga jarak dengannya. Dong Man tak habis pikir dengan
perkataan Ae Ra. Ae Ra pikir siapa Dong Man yang berani ikut campur dengan
urusanya.
“Apa Kau
menyukaiku?” ucap Ae Ra kembali menanyakan. Dong Man membenarkan kalau menyukai
Ae Ra.
“Kau, Sul
Hee, dan Joo Man sangat penting bagiku. Kalian temanku.” Kata Dong Man
“ Karena
aku temanmu, maka beri aku selamat. Kami sudah berciuman. Jika teman melakukan
itu, pria itu berengsek seperti katamu. Jadi, mulai hari ini kami berpacaran.”
Kata Ae Ra. Dong Man hanya diam saja. Moo Bin pun tersenyum bahagia
mendengarnya.
Keduanya
akhirnya duduk di depan rumah sakit, Ae Ra meminta maaf atas kejadian tadi. Moo
Bin merasa tak masalah karena merasa terharu dengan ucapan Ae Ra di dalam
ruangan, ketika mengatakan mereka berpadaran maka jantungnya. Ae Ra langsung
menyela.
“Aku
minta maaf karena... aku bukannya benar-benar menyukaimu. Aku hanya bersikap
impulsif saat bilang kita berpacaran.” Akui Ae Ra
“Meski
begitu, kau tidak bisa menarik ucapanmu.... Tidak boleh melakukanya.. Banyak
orang ciuman dan pacaran daan Banyak juga yang menyukai seseorang setelah
mereka berpacaran. Jadi, tolong beri aku 10 kencan. Aku bisa membuatmu jatuh
cinta kepadaku. Aku akan menjadikanmu seorang putri.” Ungkap Moo Bin
menyakinkan.
Ae Ra tak
percaya mendengar Moo Bin yang ingin menjadikan Seorang putri, Moo Bin pikir
dengan begitu mereka akan tetap berkencan, Ae Ra binggung dan tiba-tiba Moo Bin
memajukan bibirnya ingin menciumnya. Dong Man melihat dari kejauhan langsung
berteriak marah.
“Tarif
taksinya akan naik. Kau bilang perutmu sakit. Kita harus memanggil taksi.” Ucap
Dong Man yang melempar batu.
“Tadi
kamu melempar batu padaku? Apa itu batu asli?” kata Moo Bin ikut marah
“Kau
tidak terluka, jadi tidak usah mengeluh.” Tegas Dong Man. Moo Bin heran kenapa
ia tak boleh mengeluh.
Taksi pun
sudah menunggu didepan lobby, Moo Bin memanggil “Ae Ra sayang”. Dong Man yang
mendengarnya langsung mengejek. Moo Bin meminta agar Ae Ra menelp sebelum tidur.
Ae Ra binggung berpikir kalau ada yang ingin dikatakan.
“Itu...
Biasanya yang dilakukan oleh pasangan...” kata Moo Bin malu-malu.
“Ah..
Begitu rupanya. Sudah lama sekali aku tidak berpacaran. Aku berpacaran dengan
Moo Ki selama dua tahun, jadi, sel-sel otakku untuk hal itu sudah mati, aku
lupa.” Ucap Ae Ra. Dong Man yang mendengar seperti Ae Ra sedang mengigau.
“Kalau
begitu, aku akan menghubungimu sebelum tidur.” Kata Ae Ra lalu masuk ke dalam
taksi.
Moo Bin
kesal melihat Dong Man yang duduk dibelakang, ketika ingin melambaikan tangan
pada Ae Ra tapi wajah Dong Man sengaja menghalanginya dari jendela.
Dong Man
langsung mengejek Ae Ra dengan memanggil “Sindrom Iritasi Usus... Nona Gas..
dan memastikan kalau keduanya itu berkencan. Ae a pikir tak ada gunanya
berpura-pura, lalu duduk di meja dengan memesan daging telinga ukuran besar
pada pelatih Hwang, sementara Dong Man meminta hati sapi ukuran besar.
“Awalnya
aku pun tidak tergila-gila kepada Moo Ki, tapi aku menjadi suka padanya. Aku
menyukai pria setelah berpacaran dengan mereka. Aku akan mencoba tidak
menyakitinya. Dia orang baik.” Ucap Ae Ra
“Sudah
kubilang, aku menentang. Ini mencurigakan. Dengan Menyebutmu sebuah mimpi saja
sudah aneh. Bagaimana dia bisa menyebutmu sebuah mimpi?” kata Dong Man
“Pernahkah
kau ditampar selagi makan?” komentar Ae Ra kesal. Pelatih Hwang memanggil Dong
Man agar mengambil pesananya.
“Ae Ra,
jika dia memintamu untuk menjamin pinjaman, beri tahu dia bahwa kau akrab
dengan ahli bela diri.” Pesan Pelatih Hwang
“Caranya
merayu wanita sangatlah palsu. Dia bilang "Ae Ra sayangku"? Mimpi?”
kata Dong Man tak yakin
“Aku
harus tetap berkencan denganya, Hidup
terlalu pahit dan melelahkan. Aku butuh gula. Dan Bukan teman pria yang bodoh
tapi Seseorang untukku. Seseorang yang manis dan berani. Aku butuh orang yang
jadi milikku. Sayang sekali kau bukan anjing yang bisa kurantai.” Ungkap Ae Ra.
Mereka
berempat sarapan bersama, Joo Man memuji masakan Sul Hee. Sul Hee menanyakan apakah Ae Ra benar-benar
punya pacar dan akan pergi kencan malam ini. Ae Ra membenarkan karena hanya
suka hitam atau putih bukan sesuatu Tidak ada abu-abu.
“Bagaimana
Ae Ra bisa berpacaran dengan Moo Bin? Kau dan dia terus terlibat dengan wanita
yang sama.” Komentar Joo Man. Dong Man binggung wanita yang mana.
“Kau
tidak ingat di SMA? Jang... Jang Hee Kyung... Shim Min Young..” kata Ae Ra.
“Sudah
kubilang, aku tidak pernah berpacaran dengannya.” Ucap Dong Man. Ae Ra mengatakan
si mulut besar Choi Yun Mi.
“Jang Bo
Ram. Salah satu dari Lima Putri.” Kata Joo Man yang sedari tadi mengingatnya.
Sul Hee ingat Bo Ram yang mengibaskan rambutnya sambil berkata "Aku hanya
berpacaran dengan pria terbaik"
Bo Ram
saat masih SMA mengatakan pada Moo Bin kalau hanya berpacaran dengan pria
terbaik. Joo Man ingat kalau Moo Bin pernah suka padanya. Ae Ra binggung Kenapa
“Moo Bin-ku” menyukai wanita seperti itu menurutnya itu keluar. Dong Man
mengeluh Ae Ra memanggilnya "Moo Bin-ku". Ae Ra sengaja
mengulanginya. “Moo Bin-ku sayang” dan Dong Man itu juga punya Hye Ran.
Halte Bus
Mereka
duduk bersama menunggu bus, Dong Man
memperingatkan Ae Ra Jangan berbuat bodoh, pulanglah lebih awal. Ketiga temanya
bertanya memangnya kenapa harus pulang cepat apakah ada sesuatu. Dong Man
beralasan kalau Ae Ra yang ingin menonton "Happy Together" karena Ada
Twice. Joo Man kaget mengetahui bintang tamu Twice.
“Jangan
cerewet, pulanglah lebih awal.” Kata Dong Man, Ae Ra pikir bisa melihat nanti.
“Teman serumahku.
Kau tidak akan di luar semalaman, kan?” kata Sul Hee. Joo Man masih ingin tahu Apa
semua personel Twice akan tampil. Dong Man mengeluh kalau semua temanya sudah
gila.
Sul Hee
memberitahu kalau busnya datang, Dong Man pun pamit pergi untuk bertemu nanti
malam. Ae Ra dengan sengaja mengatakan akan bertemu besok. Dong Man bersiap
naik bus, Sul Hee kembali bicara pada Ae Ra yang cantik jika mengucir rambutnya
bahkan mirip anggota Twice. Dong Man yang mendengarnya langsung menarik karet
rambut Ae Ra dan belari masuk ke bus. Ae Ra hanya bisa mendengus kesal.
Si paman
memberitahu kalau Ada gedung baru di bagian sana dan Pasti akan sangat
menguntungkan. Si bibi pemilik melihat sebuah gedung tempat latihan Dong Man
lalu menanyakan studio itu. Si paman,
mengatakan kalau itu hanya gudang, jadi Tidak pantas dijadikan
investasi. Tapi Si bibi merasa sangat menyukai gedung itu dan merasa lokasinya
bagus.
“Jika
pemiliknya ingin menjualnya, maka hubungi aku dahulu.” Pesan si bibi. Si paman dengan tatapan bingung mengangguk
mengerti.
Ae Ra
melihat brosur ditanganya "Jadilah seorang penyiar dengan Akademi Boom
Up!" lalu bertemu dengan seniornya, mengatakan Untuk kasus istimewa
seperti Ae Ra. Ae Ra binggung apa maksudnya
Kasus istimewa. Si senior mengatkan kalau Ae Ra butuh kursus intensif
premium.
“Kau
sudah tidak muda lagi. Selain itu, ini bukan tentang memperbanyak pengalamanmu.
Dan Boleh dibilang, kau tidak punya pengalaman.” Ucap si senior. Ae R bisa
mengerti
“Kami
baru saja memulai sebuah kursus spesial jadi akan mengundang para penyiar
terkenal yang mungkin adalah panutanmu.” Kata si senior.
Saat itu
Hye Ran datang dengan banyak orang yang mendekatinya untuk mengambil fotonya
dan mengaku sebagai panutannya. Ae Ra menatap sinis begitu juga Hye Ran dengan
membuka kacamata hitamnya. Ae Ra merasa kalau ini sungguh takdir yang malang.
Flash Back
Saat "Wawancara
untuk Penyiar Baru" mereka ditanya ingin menjadi penyiar seperti apa. Ae
Ra dengan percaya diri mengatakan ingin menjadi seperti Baek Ji Yeon. Lalu Hye
Ran menjawab kalau tidak ingin mengikuti siapa pun dan akan membuat dirinya
terkenal sebagai Park Hye Ran.
Ae Ra
pergi keluar gedung, Hye Ran memanggil “Oppa” dengan gaya genitnya dan masuk ke
dalam sebuah mobil, seperti dekat dengan pemilik stasiun TV. Ae Ra merasa kalau Hye Ran itu suda
mengalahkan dengan memanggil “Oppa” yang membuatnya naik kelas. Interview berikutnya, Ae Ra melihat Hye Ran
memanggil “Ayah” dan menyapa seorang pria yang baru turun dari mobil.
“Saat dia
memanggil pria itu "ayah", aku tahu semua sudah berakhir.” Gumam Ae
Ra.
Ae Ra
menunggu didepan lift, Hye Ran mendatanginya sambil mengejek kalau Ae Ra akan mencobanya. Ae Ra kesal mendengar ejekan
Ae Ra, Hye Ran merasa kalau Ae Ra itu hanya menganggapnya berani. Ae Ra pikir
kalau memang Hye Ran bisa kenapa dirinya tak bisa melakukanya.
“Aku akan
berusaha keras.” Ucap Ae Ra yakin
“Kau
memang berusaha keras dalam segala hal.” Ejek Hye Ran lalu berjalan keluar. Ae
Ra geram mendengarnya.
Hye Ran
memanggil Valley untuk mobilnya, saat itu Moo Bin datang memanggil Ae Ra. Hye
Ran melihat Moo Bin langsung memalingkan wajahnya. Ae Ra melihat Moo Bin yang datang
lebih awal. Moo Bin pikir karena kencan pertama mereka tidak boleh terlambat,
lalu menyapa Hye Ran.
“Apa Kau
juga penggemarnya?” keluh Ae Ra kesal melihat Moo Bin menyapa Hye Ran.
“Tidak,
dia pasien VIP di rumah sakit kami, jadi aku pernah melihatnya. Kau sempat
terkena penyakit cemas, tapi hasilnya bagus.” Ucap Moo Bin.
“Begitu
rupanya. Penyiar Park... kau juga berusaha keras, kan?” ejek Ae Ra lalu
mengajak Moo Bin pergi. Hye Ran mengeluh kesal karena rahasianya terbongkar.
Dong Man
berkata sendirian dalam ring, dengan mengAnggap lawannya lemah dan sudah
terkapar Namun berusaha bertahan dan berkeliling, mereka pun harus
berkelilinglah bersamanya, setelah itu pukul dan meninjunya, setelah itu
lawannya pasti akan jatuh.
“Lalu
cekik dia. Ini pose Ultraman.... Jika dia masih bertenaga, maka tinju dia lagi.”
Ucap Dong Man penuh semangat mengajarkan tiga bibi yang sibuk makan.
“Dia
lemah, pegang lengan kirinya dan lakukan kuncian lengan. Ini jurus rahasia. Ini
sangat berbahaya dan kalian bisa membunuh orang. Pastikan kalian berhati-hati
saat memakainya.” Jelas Dong Man
“Untuk
apa aku mencekik orang?” keluh sang Bibi. Bibi lainya merasa kalau temanya itu memerlukannya.
“Apa suamimu
sudah pulang lebih awal?” tanya bibi lain. Si bibi yang duduk ditengah merasa
kalau Jangan tanya karena berharap seekor anjing membawanya pergi.
“Pelatih
itu.. tipe pria seksi... Dia juga manis seperti anak laki-laki.” Ungkap Bibi
lain memuji Dong Man.
“Omong-omong,
apa ibu Young Ki tahu tentang dia? Dia tidak akan diam saja jika tahu” kata Si
bibi mulai bergosip. Dong Man binggung siapa Ibu Young Ki
“Dia
adalah pemilik gedung, Karena pelatih
terlambat membayar sewa, maka dia akan marah jika tahu ada pelatih baru yang
dipekerjakan.” Kata Si bibi. Dong Man kaget mengetahui merekaterlambat membayar
uang sewa.
Tak Su
melihat artikel bertuliskan "Kenapa
Atlet Jiu-jitsu Brasil Datang ke Korea?". Tae Hee merasa kalau berita
pers, intinya adalah waktu dan akan memuat tepat setelah pertandingan dengan Ko
Dong Man, jadi ia bisa mendapatkan berita ini lebih awal, bahkan Inisialnya disebutkan.
Tak Su merasa mereka sudah gila.
“Tuntut
mereka atas pencemaran nama baik sekarang juga.” Kata Tak Su marah.
“Tak Su,
itu fakta. Bagaimana bisa kita menuntut mereka?” ucap Tae Hee. Tak Suk ingin
tahu rencana Tae Hee.
“Isu perlu
ditutupi dengan isu lainnya. Kita perlu mencari berita yang lebih besar.” Kata
Tae Hee. Tak Su dengan kesal bertanya-tanya
Apa yang lebih buruk daripada ini
“Daripada
Alih-alih merencanakan sesuatu, lebih baik berlatih...” kata Pelatih Choi. Tak Suk
tak ingin melakuka karena akan bertindak sesuai dengan caranya dan mereka lebih
baik diam saja.
Ibu Young
Ki merasa kalau sudah cukup jadi tidak bisa memberinya waktu lagi. Pelatih
Hwang menyakinkan akan berjanji dan pasti akan membayar sewa di bulan depan.
Ibu Young Ki menegaskan bukan badan amal danAda orang yang ingin segera membeli
tempat ini.
“Nyonya,
jangan begitu. Apa Nyonya tidak tahu betapa hormatnya aku padamu? Aku selalu
mentraktir sundae.” Ucap Pelatih Hwang
“Kenapa
kau terus belikan sundae? Aku sedang berdiet.” Kata Ibu Young Ki Pelatih Hwang
mengajak Ibu Young Ki untuk olahraga kalau memang sedang berdiet.
“Lupakan
saja. Pokoknya sudah kuperingatkan.” Kata Ibu Young Ki. Pelatih Hwang meminta
pengertianya karena tak mungkin bisa pindah bulan depan dan tempat ini akan melahirkan
seorang bintang.
Dong Man
hanya diam saja sambil mendengarnya, Seniornya memanggil Dong Man dengan
panggilan bocah beasiswa, atlet Favorit Hwang Jang Ho, Ko Dong Man. Dong Man
mengeluh si seniornya seperti ingin mengajak bertengkar kembali.
“Tutup
mulutmu. Tidakkah kau tahu alasan pelatih memakai uang pribadinya yaitu untuk
melatihmu? Kenapa pelatih harus melakukan ini demi impianmu? Tahukah kau bahwa
dia mulai bekerja di jam makan siang juga? Katanya ini musim sibuk untuk
berjualan sundae.” Ucap Si senior.
“Bagaimana
ada musim sibuk untuk berjualan sundae, dasar Bodoh?” keluh Dong Man. Saat itu
itu diluar gedung, Tae Hee mendekati Ibu Young Ki, memastikan kalau sudah
memberitahunya.
Ae Ra dan
Moo Bin turun dari mobil didepan rumah sakit. Moo Bin meminta maaf karena Direktur
utama mendadak datang dari Jepang jadi hanya akan menyapanya dan segera
kembali. Ae Ra pikir tak perlu mengkhawatirkan masalah itu jadi akan
menunggunya di kedai kopi.
“Ahh...
Benar juga. Sekarang kau pacarku, jadi, tidak akan keberatan menungguku. Kau
pacarku. Kau seperti... Seperti anak kecil.” Ungkap Moo Bin gemas mencubit pipi
Ae Ra
“Bukankah
kau bilang lahir tahun 1990? Drama zaman sekarang merusak semua pria.” Ungkap
Ae Ra mengeluh dianggap
“Ae Ra
sayangku sangat seksi saat dia berbicara seperti orang tua.” Ungkap Moo Bin. Ae
Ra meminta agar memanggil namanya saja dan mengunakan lidahnya dengan benar.
Saat itu seorang
pria turun dari mobil. Moo Bin langsung pamit dan menyapa ketua dengan bahasa
jepang yang fasih. Ae Ra melihat Moo Bin
merasa Moo Bin itu sempurna bahkan bisa berbahasa Jepang.
Ae Ra
duduk menunggu dibagian "Pendaftaran Pasien Baru" salah seorang
mengenalinya, Ae Ra langsung buru-buru menutupi wajahnya. Si pria yang pernah
mobilnya rusak mengaku kalau Sudah lama ingin menemuinya. Ae Ra heran kenapa
pria itu ingin menemuinya.
“Aku
ingin meminta maaf secara resmi.” Kata si pria. Teman yang lain juga sama.
“Kami
tahu dari Moo Bin jadi tidak menyangka hal ini akan terjadi. Maaf telah
bersikap tidak sopan. Apa akan baik-baik saja jika itu adalah seorang wanita yang
tidak ada hubungannya dengan temanmu?” kata si pria dan ingin duduk. Ae Ra
ingin menolak duduk disampingnya.
“Kita
akan sering bertemu, jadi... Kita juga harus bertemu besok malam. Alangkah
baiknya jika kita bisa berbaikan lebih dahulu.” Ungkap si pria
“Kenapa
aku harus menemui kalian besok malam?” kata Ae Ra binggung.
“Apa Kau
tidak akan datang ke acara pukul 6 sore besok? Acara "Tokoh-tokoh
Kedokteran" kata Si pria. Ae Ra binggung. Si pria merasa Moo Bin belum
memberitahunya.
“Dia tidak
yakin apa harus mengajakmu atau Dia tidak mau memaksamu. Semua orang membawa
pasangan. Moo Bin selama ini datang sendiri dan diam di sudut.Tapi Kurasa dia
sangat menyukaimu, Ae Ra... Kupikir dia hampir mencintaimu.” Ucap Si pria. Ae
Ra hanya diam saja.
Dong Man
melihat pelatihnya memasukan semua kepiting lalu mengeluh ingin membuat haemultang dan tidak akan pernah
untung jika menjual it, bahkan Sundae yang diisi dengan padat. Pelatih Hwang
mengeluh Dong Man yang malah mencemaskan sundae padahal Pertandingan debutnya
sudah dekat jadi lebih baik Kembalilah berlatih.
“Apa Kau
sudah melatih gerakan jiu-jitsu itu selama 100 kali?” kata Pelatih Hwang
“Aku akan
menemanimu.” Kata Dong Man. Pelatih Hwang bertanya kemana. Dong Man mengatakan
ingin menjual sundae. Dong Man pikir untuk apa Dong Man melakukan hal itu.
“Mulai
sekarang, aku akan membantumu. Aku akan menjadi karyawan magangmu secara
cuma-cuma.” Kata Dong Man
Ae Ra
duduk dengan tak nyaman mengeluh dalam hati kalau Bioskop mobil sungguh membosankan.
Moo Bin menceritakan netizen melakukan ciuman pertamanya di sebuah bioskop
mobil. Ae Ra merasa Dong Man harus berhenti mencari berita di internet.
“Setelah ini,
mari kita ke kios jalanan. Di film "A Moment to Remember", aktor dan
aktrisnya minum soju bersama di sebuah kios jalanan.” Kata Moo Bin penuh
semangat. Ae Ra mengatakan kalau Mereka berakting.
“Bagiku,
kau lebih cantik daripada Son Ye Jin atau Ku Hye Seon. Kau setara dengan Song
Hye Kyo.” Komentar Moo Bin
“Pasti kau
suka Song Hye Kyo.”balas Ae Ra. Moo Bin mengaku kalau Hye Kyo adalah tipe
wanita idealnya.
“Bolehkah
aku bertanya apa ini kali pertamamu? Kapan kencan terakhirmu?” tanya Ae Ra
“Kencan
terakhirku... Saat aku mengikuti wajib militer, aku menyukai putri seorang
pemilik restoran galbi. Kini aku tidak yakin aku menyukai galbi atau wanita
itu.” Cerita Moo Bin
“Apa Tidak
bertepuk sebelah tangan? Apa kalian saling menyukai?... Ahh.. Itu artinya kau
tidak pernah mengencani seorang wanita selama...” kata Ae Ra langsung disela
oleh Moo Bin
“Aku
sangat berpengalaman.” Kata Moo Bin melihat tanga Ae Ra ada di depanya.
Ae Ra
merasakan ponselnya berbunyi, saat itu Moo Bin ingin memegang tangan Ae Ra tapi
malah memegang bagian paha. Ae Ra sedang mengambil ponselnya mengejek Moo Bin
yang memang berpengalaman lalu memperingatakan agar menjaga tanganya.
Dong Man
bertanya dimana tempat garam, Ae Ra binggung kenapa menelpnya malah mengatakan
hal itu. Dong Man mengingatkan Ae Ra yang mengambil garam bulan Agustus lalu.
Ae Ra kesal Dong Man yang membutuhkan garam sambil mengumpat kesal. Moo Bin kaget mendengarnya.
“Bukan
kamu, Moo Bin. Maksudku dia.” Ucap Ae Ra. Moo Bin mengangguk mengerti.
“Apa Kau masih bersama si berengsek itu?!!” teriak
Dong Man marah. Ae Ra mengatakan kalau itu Bukan urusannya.
“Apa Di
dalam atau luar ruangan?” tanya Dong Man. Ae Ra merasa kaalu Dong Man
membutuhkan bantuan, lalu mengatakan Moo Bin kalau akan keluar dan berterus
terang padanya. Moo Bin pikir bisa mengatakan di dalam saja.
“Kau di
dalam atau luar ruangan?” tanya Dong Man. Ae Ra mengaku kalau berada di dalam
dan luar ruangan.
Dong Man
tak percaya dan bertanya keberadaan keduanya,
Ae Ra menjawab kalau sedang dalam mobil. Dong Man bingung kenapa mereka
ada di mobil. Ae Ra mengaku kalau Untuk menonton film. Dong Man makin binggung
Kenapa menonton film di dalam mobil. Ae Ra mengatakan kalau sedang menonton di
bioskop mobil. Dong Man kaget
mendengarnya.
“Apa Kalian
hanya menonton film?” tanya Dong Man panik
“Aku akan
memutuskan hanya akan menonton film atau tidak. Jika kau terus meneleponku,
akan kublokir nomormu” kata Ae Ra lalu masuk ke dalam mobil.
Saat itu
terdengar suara dari film. Dong Man makin panik suara apa tadi. Ae Ra sudah
masuk mobil memberitahu kalau itu suara
orang berciuman lalu menutup telpnya.
Dong Man
terlihat benar-benar panik memikirkan saat Moo Bin yang mencium Ae Ra lalu
mencari keyword "Bioskop mobil di Seoul" dan bertanya pada pelatih apa
bioskop mobil berbeda dengan kamar DVD. Pelatih Hwang binggung. Dong Man pikir
pelatihnya tak mungkin mengerti karena pasti tidak pernah ke sana.
“Aku pernah ke sana sekali dan sangat menyukainya.” Teriak Pelatih Hwang
Dong Man
melihat komentar di internet "Apa bioskop mobil ramah keluarga? Tentu saja
tidak... Di bioskop mobil, aku..." Ia pun binggung kenapa pria itu malah
tertawa seperti melakukan sesuatu.
Pelatih Hwang
binggung melihat Dong Man yang menyalakan mobil. Dong Man meminta pelatih Hwang
agar Masuk sekarang juga. Pelatih Hwan mengatakan ingin membereskan semua
dulu. Dong Man berteriak harus pergi
sekarang jadi menyuruh pelatih Hwang masuk.
Dong Man
mengemudikan mobilnya, Pelatih Hwang bertanya mau kemana mereka sebenarnya.
Dong Man mengatakan akan Menjual sundae, lalu menelp bagian bioskop mobil
Jamsil bertanya apakah sedang ada pertunjukan.
“Kau
bilang Sundae film? Apa Kita akan berjualan di bioskop?” kata Pelatih Hwang.
Dong Man sibuk menelp bioskop mobil Namsan lalu berhenti dan di sebuah parkiran
dan segera masuk ke pakiran.
Dong Man mencoba
menelp, dan mencari dalam setiap mobil yang menonton. Ae Ra menjatuhkan
ponselnya, dengan membungkuk tanpa melihat Dong Man berjalan didepanya. Dong
Man melihat seseorang yang berciuman di mobil langsung berteriak kalau itu Ae
Ra tapi ternyata orang lain saat membuka pintu mobil.
Dong Man
makin kesal melihat semua Pasangan berciuman dan sanat benci tempat ini. Saat
itu melihat Moo Bin baru saja membeli popcorn, Dong Man langsung mengejarnya.
Keduanya pun kejar-kejaran dalam parkiran mobil.
Lalu
akhirnya Moo Bin bisa masuk mobil. Ae Ra bingung melihat Moo Bin yang makan
separuh Popcornnya. Moo Bin mengaku
kelaparan dan meminta agar memasang sabuk pengamannya. Ae Ra pikir Filmnya belum selesai. Moo Bin mengatakan
kalau Akhirnya bahagia, lalu segera melajukan mobilnya. Dong Man berteriak
ingin mengejarnya, tapi mobil Moo Bin sudah lebih dulu pergi.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar