Hye Ran
pamit pergi, Ae Ra menepuk pundak Hye Ran sebelum pergi, lalu mengatakan
kalau Dong Man mungkin jadi idiot saat
itu tapi Hye Ran tahu kalau sudah mendapatkan ia sudah mendapatnya kembali.
“Unnie..
Jauhkah hidungmu dari ini.” Ejek Hye Ran
“Aku akan
terus memakai hidungku "dalam" ini.., jadi lumpuhkan aku dulu jika kau
ingin mendapatkannya.” Kata Ae Ra. Dua teman Dong Man pun mendukungnya.
“Eonni.
Fighting... Cobalah yang terbaik.” Ucap Hye Ran malah makin mengejek lalu
menuruni tangga. Dong Man yang melihat Hye Ran hanya diam saja.
Dong Man
masuk ke dalam kamar pesan masuk ke dalam ponselnya “Oppa, aku sungguh
merindukanmu.” Ia pun kesal sendiri karena Hye Ran kembali datang kehidupanya,
lalu pelatih Hwang menelpnya.
Ae Ra
mengosok gigi memikirkan si Dong Man yang bodoh nanti akan jatuh cinta kepada Hye Ran lagi, lalu
memeriksa ponselnya melihat video berjudul “Kim Tak Su terpukul hingga jatuh.”
Dan berkomentar kalau banyak orang yang
hilang akal sehatnya.
“Kenapa
mereka memukul orang lain?”keluh Ae Ra tapi lalu tersadar kalau orang yang
memukul adalah Dong Man.
Dong Man
keluar rumah melihat Pelatih Hwang sudah menunggu lalu merasa kalau tidak harus
menjemputnya. Pelatih Hwang berbisik mengajak Dong Man untuk pergi ke pekerjaan
paginya dan harus debut tahun depan. Dong Man heran kenapa Pelatih Hwang harus
bicara berbisik.
“Kau
bilang gadis psiko itu tinggal di sini.” Ucap Pelatih Hwang. Dong Man sedikit
binggung lalu berpikir itu maksudnya Ae Ra.
Saat itu
Ae Ra keluar dari rumah memanggil Dong Man, Pelatih Hwang langsung ketakutan
dan masuk ke dalam mobil. Ae Ra langsung
memarahi Dong Man Seperti gangster bahkan memukuli seseorang, lalu bertanya
apakah memang ingin benar-benar melakukan seni bela diri.
“Aku
memutuskan untuk melakukannya bagaimanapun ini nantinya. Kehidupan seorang
master seni bela diri...” kata Dong Man lalu disela oleh Ae Ra.
“Kau
bilang Master? Aku tahu yang menyebabkanmu sangat tertarik. Ahjussi
menggodanya, kan?” kata Ae Ra melonggokan wajahnya ke dalam jendela.
“Tidak,
aku tidak melakukannya. Aku hanya melakukan itu kepada wanita.” Kata Pelatih
Hwang mengodanya. Dong Man mengaku kalau Pelatih Hwang yang menggodanya.
Pelatih Hwang membela diri kalau Dong Man yang tidak setia.
“Sebaiknya
kau jangan mengikuti Ahjussi itu. Datang ke department store istirahat makan
siang nanti bagaimanapun juga.” Ucap Ae Ra
Dong Man
kesal Ae Ra yang selalu menyuruhnya. Pelatih Hwang mengingatkan kalau punya latihan jam makan siang ini. Ae Ra
memperingatkan Dong Man untuk datang kalau disuruh olehnya.
“Jika
tidak, aku yang akan datang kepadamu. Akan kupastikan aku datang ke studio
latihan Ahjussi ini..” Kata Ae Ra mengancam Pelatih Hwang menyuruh pergi dengan
Ae Ra saja dan harus pergi menemuinya
dan harus makan siang.
Tak Soo melihat
video saat dikalahkan oleh Dong Man dan juga komentar semua orang. Pelatihnya
bicaa di telp menyakinkan kalau Hanya
sesuatu kecil yang terjadi dan Masyarakat akan segera lupa.
“Anda
tidak seharusnya menjalankan bisnis secara emosional seperti ini” kata
pelatihnya berbicara di ponsel
“Aku ada
pemotretan majalah hari ini. Buat wajahku supaya jadi lebih kecil.” Kata yang
Tak Soo sibuk dengan penata rambut
“Kau
kehilangan dua iklan. Ini bukan waktunya bagimu mengurus rambut. Apa Kau mau
latihan ?” kata Pelatih kesal
“Berhentilah
memarahiku. Katakan saja bagaimana cara memadamkan apinya.” Komentar Tak Soo
kesal
Pelatih berusaha
ingin memikirkanya, lalu tiba-tiba Yang Tae Hee memanggil Tak Soo memberitahu
bahwa Masyarakat jadi menggila sekarang
dan berpikir untuk memulai jadwal latihan baru pertandingan balas dendam.
“Kita
bisa menganalisis tekhnik lawanmu.” Kata Tae Hee. Taek So merasa kalau Tae Hee
sedang tidak sadar lalu kembali mengomel kalau ingin minum es kopi bukan hot
kopi.
Tak Soo
akhirnya memberikan pernyataan pada reporter pada saat wawancara “Aku tidak
berpikir ini adalah sesuatu yang perlu tindak lanjutku. Ini hanya kejadian
kecil. Namun, banyak yang meminta pertandingan balas dendam.” Reporter bertanya
apakah Tak Soo berencana melaksanakannya.
“Ayolah...
Kurasa aku tidak perlu bertarung dengan penjahat lingkungan sepertinya. Aku
tidak berada di tempat untuk melakukan itu.” Ungkap Tak Soo
Tae Hee
yang mendengarnya mengumpat kesal kalau Tak Soo itu sebenarnya takut.
Dong Man
menonton wawancara di TV “Orang-orang memanggilnya petarung jalanan yang
tertarik. Namun, dia bukan apa-apa, dia hanyalah penjahat dari jalanan. Dan Juga,
jika orang-orang sepertinya masuk ke octagon.., mereka akan datang dengan dua
kaki, tapi pulang merangkak dengan empat kaki.”
“Oke,
baiklah. Jika pria itu menang sekali dalam permainan amatir, aku akan
membiarkan dia menantangku.” Ucap Tak Soo menantang.
Dong Man
seperti tak bisa menahan amarah, Pelatih Hwang langsung menolaknya dan menyuruh
Dong Man agar Berhentilah menonton sampah, dan lakukan lompat tali saja. Dong
Man heran kenapa Pelatih Hwang menolaknya, karena Tinggal masuk ke permainan
juga.
“Kau sudah
istirahat selama 10 tahun jadi kau harus membentuk ototmu, dan latihan lagi.”
Kata Pelatih Hwang
“Aku tak
pernah istirahat. Aku seorang pemindah barang dan kurir. Aku melatih
kekuatanku. Tak Su bermalas-malasan di gym ber-AC.., tapi ototku terbentuk
karena kerja keras dan keringatku.” Ungkap Dong Man
“Taekwondo
dan MMA itu berbeda. Kau tidak memiliki cukup serangan rendah.”jelas Pelatih
Hwang
Dong Man
mengatakan kalaubisa menendang mereka dengan memperagakan Tendangan
putar,Tendangan tinggi, Tendangan terbang jadi takkan kalah dengan suara
nyaring. Pelatih Hwang kesal Dong Man yang terus meneriakinya.
“Jika kau
masuk ke ring dengan kondisi seperti ini.., maka kau akan berakhir dengan
cedera.” Jelas Pelatih Hang
“Kita
bisa lihat aku bisa melakukannya atau tidak. Kau selalu bilang aku harus
mengambil risiko dan mencobanya.” Tegas Dong Man yang tak mau dianggap remeh.
“Aisshh...Kenapa
aku bawa anak bodoh ini ke sini?!! Pelatihmu bilang tidak, ya tidak! Sekarang Jangan
menonton TV dan Lari 10 putaran di taman” ucap Pelatih Hwang. Dong Man hanya
diam saja.
Ae Ra
melihat aplikasi lembaran untuk melamar kerja di KBC dan sedikit ragu untuk
mengirimnya, sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk mengklik, akhirnya
surat lamaran pun terkirim.
Flash Back
Saat di
studio foto, Fotographer bertanya Apakah
seorang pramugari, atau penyiar? Karena Mereka sedikit berbeda. Ae Ra pun
bertanya apakah ia kelihatan seperti penyiar. Si fotographer pikir bisa melihat
Ae Ra terlihat seperti penyiar saat berjalan.
“Tolong
buat aku agar kelihatan seperti penyiar.”kata Ae Ra yang mengambil gambar untuk
aplikasinya.
Tuan Kim
datang memberikan minuman dan bertanya yang sedang dilakukanya. Ae Ra mengaku
kalau hanya mencari sesuatu lalu heran melihat Tuan Kim yang tiba-tiba
memberikan minuman. Tuan Kim mengaku kalau hanya menemukan minuman di jalan.
“Jika
posisi penyiar terbuka lagi.., maka aku akan merekomendasikanmu dan melakukan
sebisaku. Dari yang kulihat.., gadis baru itu? Gadis baru itu... cantik. Dia
sangat cantik dan mungkin akan akan segera menikah.” Ucap Tuan Kim
“Anda
sedang mencoba menghiburku, kan?” ucap Ae Ra. Tuan Kim berjanji apabila penyiar
iu berhenti maka akan mendukungnya. Ae Ra tak ingin membahasnya lagi.
“Kuda
yang memutuskan untuk berlari ke alam liar, tidak kembali lagi ke kandang.”
Kata Ae Ra. Tuan Kim binggung bertanya mau lari kemana.
“Jika Anda
merasa bersalah atas apa yang terjadi.., maka Anda harus menunjukannya dengan
tindakan.” Ucap Ae Ra. Tuan Kim mengerti dan ingin tahu apa itu.
“Kalau
begitu, aku akan membelikanmu makan siang hari ini. Apa yang kau mau?
Seonjiguk? Sup Pollack?” kata Tuan Kim.
“Yah,
sebenarnya... Perkenalkan aku dengan Kepala Keamanan.” Kata Ae Ra. Tuan Kim
kaget karena mengetahui si petugas kemanan itu sudah menikah.
Dong Man
sedang latihan dan melihat pria yang berdiri di depan truk dan memberitahu
kalau Truk sundae buka pada pukul 7 malam. Tae Hee mengetahui dan langsung
menyap Dong Man dengan mengetahui nya sebagai atlet. Dong Man bingung ada orang
yang mengenalnya lalu bertanya balik.
“Aku Yang
Tae Hee, Manajer Tiger MMA.” Ucap Tae Hee mengulurkan tanganya. Dong Man pun
menjabatnya dan bertanya tujuanya datang ke tempat latihanya.
“Tapi.. Tunggu.
Bagaimana Anda bisa tahu namaku?” tanya Dong Man binggung.
Ae Ra
membawa selembaran yang memberitahu akan mempekerjakan Penjaga Keamanan. Si
ketua binggung dengan pelamar yang
beradaTingkat lima sabuk hitam taekwondo. Ae Ra memberitahu kalau
temanya itu tidak hanya mahir dalam
taekwondo tapi pria berkaratker.
“Dia agak
tolol, tapi dia baik. Dia tidak mengambil petunjuk, tapi dia tidak licik.” Kata
Ae Ra. Si ketua binggung itu sebagai pujian atau hinaan.
“Dan yang
terpenting.., dia tampan. Akan lebih baik jika petugas keamanan kita terlihat
menawan di balik seragam hitamnya itu.” Ucap Ae Ra. Ketua pun meminta agar Ae
Ra menyuruh setidaknya untuk datang bertemu.
“Apa
maksudmu setidaknya kau harus melihat wajahnya?” kata Ae Ra
Tuan Kim
pun membantu Ae Ra kalau mereka itu
untuk jadi keluarga dan mengaku berhutang kepada Nona Choi, jadi meminta
tolong pada bagian kemananan. Saat itu pertugas menerima laporan dan meminta
agar bisa lebih keras. Lalu mengatakan kalau Lantai satu tempat barang dengan
merk mewah.
Tae Hee
memberikan surat Lamaran Turnamen Amatir RFC lalu mengatakan pada Pelatih Hwang
untuk melakukan debut Dong Man besok.
Dong Man melongggo. Tae Hee menyakinkan untuk mengajak bisa menangkan
pertarungan yang disebutkan Tak Su besok srta menangkan tiket pertandingan
balas dendammu.
“Tapi,
tetap saja. Besok sedikit terlalu cepat, kan?” kata Dong Man merasa tak percaya
“Jika
bukan besok.., maka kau takkan pernah bisa debut. Tak Su tahu kemampuan Dong
Man. Apa Kenapa dia harus mengatur kondisi itu?” Kata Tae Hee.
“Jangan
tanyakan kepadaku dan Tunjukkan saja kartumu”ucap Pelatih Hwang
“Dia akan
memotong lengan dan kaki Dong Man. Lupakan Seoul. Bahkan kota kecil tak ada yang
akan menerima surat lamaran Dong Man untuk berkompetisi. Ayah Tak Su ada
sponsor di bidang ini, jadi tak ada jalan lagi.” Ucap Tae Hee.
Pelatih
Hwang pun menanyakan alasan Tae Hee tak mengikuti saja karena percaya kalau
burung berbulu akan berkerumun bersama. Tae Hee mengaku kalau dulu adalah
pelayan Tak Su di klub dan Untuk beberapa tahun, sudah membersihkan
kekacauannya srta belajar untuk mengetahui terlalu banyak tentangnya.
“Tentu, dia
tidak mau aku jadi sombong.” Kata Tae Hee. Dong Man tahu Tak Soo itu tipe orang
yang punya banyak musuh.
“Turnamen
amatir besok adalah yang terakhir dimana aku berpengaruh. Mari coba atur
sesuatu yang baru bersama.” Ajak Tae Hee.
“Aku
mengerti kenapa kau mau masuk pihak kami.., tapi aku tidak percaya kepada
burung yang sedang migrasi dan besok itu konyol.” Kata Pelatih Hwang. Dong Man
binggung menanyakan “kenapa”
“Apa
maksudmu "kenapa"? Apa yang kau bisa lakukan selain tendangan?” kata
Pelatih Hwang pada anak buahnya.
“Mari menangkan
tiket balas dendamnya sebelum terlambat. Kita bisa latihan setelah....” kata
Tae Hee langsung disela oleh pelatih Hwang.
“Aku berjanji
untuk bertanggung jawab atas hidupnya. Dan akan memeriksa tiap jembatan sebelum
aku melewatinya. Kami takkan pernah melakukannya” tegas pelatih Hwang alu
berjalan pergi.
Dong Hee
mengumpat kesal Pelatih Hwang itu teguh pendirian. Tae Hee kembali menyakinkan
kalau tidak bertaruh pada pertarungan yang akan kalah dan Ko Dong Man adalah
pria yang di-KO Kim Tak Su jadi bertaruh
hidupnya dan meminta Dong Man percaya dan pergi denganya.
Ae Ra
mengirimkan pesan menyuruh Dong Man untuk datang. Dong Man langsung menolak. Ae
Ra langsung mengancam akan membunuhnya. Tuan Kim dan Ketua Keamanan pergi
melihat CCTV dan meminta agar bisa memperlambat rekamanya
“Coba
lihat Dia mengambilnya.. Itu menghilang saat dia melintas. Jam tangan itu
harganya 10,000 dolar.” Ucap Petugas Kemanan melihat seorang ibu yang berjalan
dengan topinya. Ae Ra pun melihat dari kejauhan.
Ae Ra
kembali ke meja informasi. Dong Man datang berdiri disampingnya. Ae Ra mengeluh
padahal meminta datang tadi tapi malah
baru muncul sekarang. Dong Man pun bertanya lagi apalagi sekarang dan
kenapa harus menelonya untuk datang.
“Pergi
saja ke ruang keamanan di lantai 9. Bilang kepada mereka aku mengirimmu.” Ucap
Ae Ra
“Kenapa
aku harus pergi ke ruang kemanan?” tanya Dong Man heran . Ae Ra pun menyuruh
agar meminta agar bisa Bekerjalah dengan tim keamanan di di mall
“Pergi
dan bilang kepada mereka kau bisa kerja mulai besok.” Perintah Ae Ra. Dong Man
merasa Ae Ra itu tidak mendengarkan perkataannya.
“Aku
sudah bilang kepadamu akan pergi ke MMA.” Ucap Dong Man. Ae Ra mengumpat Dong
Man itu bodoh dan meminta agar bisa hidup seperti dulu saja.
“Kenapa
kau tiba-tiba... Kau suka saat memegang microphone. Kau bilang orang harus
melakukan apa yang mereka cintai.” Ucap Dong Man kesal .
Ae Ra
menegaskan Daripada mengakhiri hidupnya di roda hamster maka aku akan melakukan
hal yang bodoh. Dong Man merasa Ae Ra seperti
remaja yang sedang puber lalu berjalan pergi meninggalkanya.
Saat itu
Ae Ra melihat seorang bibi yang terekam di CCTV mengambil jam seharga 10rb
Dollar, lalu segera berjalan dibelakangnya. Ia langsung menyapa dengan ramah
dan bertanya apakah Ibunya menikmati
waktu belanja di mall. Si bibi menganguk dengan sikap angkuhnya.
“Apa Ibu
menemukan apa yang Ibu cari?” tanya Ae Ra. Si bibi merasa Ae Ra hanya basa basi
dan menanyakan apa sebenarnya yang ingin dikatakan.
“Bu. Apa
Ibu... lupa membayar untuk sesuatu? Jika Ibu lupa...” ucap Ae Ra sedikit gugup
lalu mengajak si ibu untuk pergi minum kopi atau teh.
Si bibi
menyuruh Ae Ra minggir, Ae Ra menahanya dengan bertanya apakah meletakkan sesuatu di tas. Si bibi
menjatuhkan barang dalam tas dengan nada marah menyuruh Ae Ra melihat sendiri
apakah sesuatu. Ae Ra akhirnya meminta
maaf dan merasa sudah salah orang.
“Taruh
barang-barangku kembali.” Perintah si bibi dengan sombong. Ae Ra akhirnya
berjongkok mengambil barang-barang si bibi. Dong Man meilhat dari kejauhan.
“Coba
Lihatlah dengan benar. Memang kau lihat jam tangan di situ?” kata Si bibi
menantang. Ae Ra terdiam mendengar ucapan si bibi
“Aku tidak
pernah bilang jam tangan.” Kata Ae Ra merasa ibu itu sudah menjebak dirinya
sendiri.
Si Nyonya
langsung memegang topinya berteriak kalau baru membuat kesalahan besar. Ae Ra
langsung menarik topi si Nyonya dan jam tangan yang diambilnya pun terjatuh,
dan langsung berkomentar kalau tidak melakukan kesalahan.
Tuan Kim
meminta maaf pada si Nyonya karena Karyawannya yang menghina pelanggan dan tidak tahu mana yang lebih baik. Si Nyonya
dengan tingkah sombongnya menegaskan takkan membiarkannya lolos begitu saja.
“Nona
Choi, maukah kau minta maaf kepadanya?” ucap Tuan Kim. Dong Man mendengarnya
lalu mencoba bicara.
“Maaf
ikut campur..,tapi, kenapa dia minta maaf padahal dia menangkap pencuri?” kata
Dong Man. Si Nyonya langsung mengumpat kesal karena dianggap pencuri.
Tuan Kim
pun mengajak si Nyonya untuk bicara di dalam saja. Si Nyonya dengan kesal
akhirnya mengikuti Tuan Kim. Ae Ra memperingatkan Dong Man agar tetap di luar
saja. Dong Man kesal menurutnya semua ini
tidak masuk akal. Ae Ra meminta agar Dong Man tak ikut masuk dan tidak
mau dipermalukan di depannya. Dong Man hanya bisa mengeluh saja.
Si Nyonya
duduk dengan angkuhnya mengeluarkan kartu VIP merasa mereka belum mengenalnya,
lalu memberitahu kalauistri kedua Ketua dan coba memeriksa agar bisa melihat
berapa banyak yang dihabiskan dalam sebulan. Tuan Kim kembali meminta maaf pada
nyonya karen karyawanya itu tidak mengenali Nyonya dan kelewat batas.
“Aku mau
menunjukkan jam tangannya ke suamiku lalu membayar setelah itu.” Kata si nyonya
membela diri.
“Maafkan
aku... Ini terjadi karena kesalahan pekerja kami.” Kata Tuan Kim kembali.
“Kau cukup
bangga untuk seseorang yang menamaiku pencuri.” Keluh si Nyonya kesal
“Kenapa Anda
menyimpannya di balik topi jika akan membayarnya?” tegur Ae Ra
Si nyonya
makin marah, Tuan Kim tak ingin membahasnya lagi. Si Nyonya mengancam kaalu
akan memberitahu member laina untuk
tidak berbelanja di mall ini lagi, dengan menghina kalau takkan mengabiskan
sepeser uang di tempat dengan pekerja yang tak terlatih. Tuan Kim akhirnya
menyuruh Ae Ra segera meminta maaf.
Ae Ra
masih tetap diam, Si Nyonya kembali mengancam. Tuan Kim pun meminta agar Ae Ra
meminta maaf. Ae Ra dengan merendahkan harga dirinya akhirnya meminta maaf.
Tuan Kim pun memohon karena Ae Ra itu masih mudah jadi meminta agar membiarkan
saja.
“Aku merasa
lebih buruk karena seorang wanita memerlakukanku dengan begitu buruk. Apa yang
harus kulakukan untuk merasa lebih baik?” kata Si Nyonya terlihat sangat marah.
Ae Ra hanya bisa tertunduk diam.
“Mereka
harus memberi hadiah karena menangkap pencuri. Kenapa mereka memarahinya?”
keluh Dong Man yang menunggu didepan
ruangan.
Akhirnya
ketiganya pun keluar. Tuan Kim mengucapkan Terima kasih, Si nyonya mengaku
kalau sudah cukup bermurah hati karena
Membiarkannya dan Orang lain mungkin saja buat keributan besar lalu menyuruh
agar meLatihlah pekerjamu dengan benar.
“Uang yang
kuhabiskan di sini termasuk gaji, bonus dan hak untuk membuatnya berlutut, kan?”
ucap Si nyonya sombong
“Aku akan
menegurnya jadi aku mohon maaf”kata Tuan Kim. Tiba-tiba Dong Man berjalan
mendekati Ae Ra.
Ae Ra
panik apa yang akan dilakukan Dong Man. Dong Man langsung melemparkan topi ke
arah si Nyonya meluapkan amarahnya. Si Nyonya hanya bisa menjerit ketakutan.
Dong Man menegaskan kalau Ae Ra itu berhenti mulai sekarang. Ae Ra kaget
mendengarnya.
“Apa gaji
kecil yang kau berikan kepadanya, memberimu hak untuk melakukan ini? Apa yang
sudah kau habiskan di sini tidak memberimu hak untuk menyalahgunakan... Kau
tidak punya hak untuk melakukan ini. VIP maupun bukan, kau hanyalah pencuri! Dia
adalah karyawan yang telah menangkap pencuri.” Ucap Dong Man lalu menarik Ae Ra
pergi.
Keduanya
berjalan sampai parkiran, Ae Ra menarik tangan Dong Man agar tak memegangnya
lagi. Ia pun mengomel Dong Man yang selalu menyebabkan masalah dan baru saja
membuatnya kehilangan pekerjaan. Dong Man makin kesal Ae Ra yang masih akan
terus kerja setelah diperlakukan begitu.
“Sedikit
berlutut tidak memakai tempurung lututku. Aku hanya harus menggertakkan gigiku
dan ambil nafas dalam-dalam. Lalu aku bisa berpura-pura seakan tidak ada yang
terjadi. Aku bisa... Aku bisa kembali bekerja di meja informasi. Ini akan jadi
seolah tak ada yang terjadi... dan takkan ada orang yang tahu kalau aku
berlutut di depannya. Ini hanya akan... “ ucap Ae Ra mencoba menahan tangisnya.
Dong Man
terus menatapnya. Ae Ra merasakan kakinya mulai merasa pegal dan mengingat ada
banyak barang di lokernya, yaitu sandal, tas, pakaian, dan semuanya. Ia mengaku
sangat memalukan bahkan kenapa Dong Man itu ada didepannya.
“Ini
Karenamu... Itu sungguh bukan apa-apa.” Kata Ae Ra akhirnya menangis. Dong Man
pun memeluk Ae Ra yang menangis.
[Episode 5 -Tak Apa Jika Kau Kehilangan
Pekerjaan.]
Joo Man
berkerja lembur seharian di mejanya, pesan dari Seol Hee bertanya apakah Joo
Man masih berkerja. Joo Man membalas kalau masih berkerja. Seorang berjalan
masuk memberikan kejutan. Joo Man berkomentar kalau tak memintanya dan kaget
ternyata yang datang adalah Ye Jin.
“Kudengar
kau akan lembur.” Ucap Ye Jin membawa makanan. Saat itu juga Seol Hee masuk
gedung dan menaiki lift.
Keduanya
makan bersama, Joo Man membahas kalau bekerja itu sulit sekali untuk Yee Jin.
Yee Jin mengaku Memang sulit dan Bagian terburuknya adalah bangun di pagi hari.
Joo Man pun menanyakan alasan Yee Jin berkerja padahal tak harus bekerja.
“Yah... Semua
orang berpikir aku bekerja di sini hanya untuk bersenang-senang. Tapi Aku ingin
terus bekerja di sini. Aku suka bekerja.” Ungkap Yee Jin
“Apa kau
terlahir untuk jadi wanita karir atau semacamnya?” tanya Joo Man
“Bukan
begitu. Tapi Ini karenamu...Aku bangun tiap pagi untuk mengeritingi rambutku sejam,
hanya untukmu.” Akui Yee Jin lalu tiba-tiba mengeluarkan suara dari mulutnya
kalau sudah kenyang.
Yee Jin
malu meminta maaf, Joo Man pikir tak masalah untuknya sambil tertawa. Yee Jin
pun ikut tertawa meminta agar Berpura-puralah tidak mendengarnya. Joo Man tetap
tertawa merasa kalau memang itu lucu. Saat itu Seol Hee melihat keduanya dan Yee Jin
pun melihatnya.
Joo Man
berusaha menyapa dengan bahasa formal. Seol Hee menyembunyikan kotak makannya
mengaku kalau datang karena meninggalkan
suatu barang. Joo Man terlihat gugup melihat keduanya berama.
Ketiganya
akhirnya berjalan bersama, Yee Jin melihat kalau mereka pakai jaket sama. Seol
Hee yang mengunakan dengan rok panjang merasa kalau Ini pasti barang yang
populer. Yee Jin pikir harusnya beli yang KW juga karena membeli di luar negeri
dan sudah dikirim. Seol Hee seperti menahan rasa malu karena disindir barangnya
itu palsu.
“Logonya
sangat mirip, kau tidak bisa membedakannya. Itu buang-buang uang.” Ucap Yee Jin
“Oh, aku
tidak tahu. Aku beli ini karena warnanya pink.” Ungkap Seol Hee. Yee Jin
langsung mengaku juga menyukain semua yang berwarna pink.
“Eonni,
dimana biasanya kau berbelanja? Kurasa... kita punya selera sama... dan kau
kelihatan lebih tua dariku. Boleh aku memanggilmu "Eonni"?” ucap Yee
Jin ramah.
Seol Hee
sedikit gugup mengaku tak masalah untuknya, tapi merasak tidak lebih tua jauh. Yee Jin lalu melihat
ibunya yang menelp dan langsung pamit pergi. Seol Hee pun melambaikan tangan.
Joo Man mengeluh Seol hee yang terus melambikan tangan. Seol Hee merasa Yee Jin
itu sangat ceria.
“Kenapa
kau membawakanku makanan?” tanya Joo Man tak ingin merepotkan. Seol Hee mengaku
hanya Untuk mengejutkannya.
“Tapi Apa
yang sangat lucu? Kau tertawa sangat keras” kata Seol Hee keluar dari rumah.
Joo Man merasa tak melakukanya lalu keluar kantor bersama-sama.
“Mau
bagaimana kau mengurusku?” tanya Ae Ra kesal. Dong Ma mengatakan bisa jadi manajernya.
Ae Ra merasa seperti sudah salah dengar.
“Apa aku
harus mengulang? Kau akan jadi manajer olahraga. Itu pekerjaan profesional. Kau
masuk lewat koneksi bagus.” Kata Dong Man menyakin.
“Kau
membuatku dipecat dan apa katamu tadi? Kau hanya pecundang. Kau bilang Manajer?
Tutup mulut lemahmu itu.” Ucap Ae Ra sambil mengumpat di telinga Dong Man.
Tuan Kim
menarik seorang pegawai meminta agar membantunya di meja informasi. Ia meminta
agar bisa mengisi beberapa hari ke depan. Si wanita mengeluh kalau Ae Ra yang
berhenti tiba-tiba.
“Aku
senang dia pergi. Dia membuang topinya, dan mereka lari. Jadi Aku sangat lega. Kurasa
dia akan melakukan dengan baik dimanapun dia berada, kan?” kata Tuan Kim. Si
pegawai pun berpikir seperti itu.
“Kau yang
mencari Ae Ra terakhir kali, kan?”sapa si pegawai pada Moo Bin datang. Moo Bin
pun membenarka. Si pegawai memberitahu Ae Ra sudah tak lagi berkerja di mall,
Moo Bin kaget mengetahuinya.
Dong Man
berjalan menaiki tangga, membahas mereka yang
pegangguran, jadi mengajaknya minum dan punya beberapa botol soju di
kulkasnya. Ae Ra menolaknya. Dong Man tak percaya seorang Ae Ra bisa menolak
soju. Ae Ra takut kalau nanti Mukanya nanti bengkak.
“Siapa
peduli? Kau pengangguran dan tak punya tempat tujuan.” Ucap Dong Man
“Aku
punya tempat tujuan.” Kata Ae Ra. Dong Man bertanya kemana Ae Ra akan pergi dan
kenapa tidak mau memberitahunya, lalu dengan mengumpat kalau akan bertemu si
kunyuk Moo Bin.
“Sudah
kubilang untuk tidak memanggilnya kunyuk.” Kata Ae Ra keas.
Dong Man
pun bertanya apa yang akan mereka lakukan bersama. Ae Ra merasa kalau mereka
pasti melakukan yang tidak anak-anak ketahui lalu menepuk bokong Dong Man untuk
tidur. Dong Man kesal membalas dengan
memukul bokong Ae Ra juga lalu masuk rumah. Ae Ra makin mengumpat kalau Dong
Man memang masih anak-anak.
Seol Hee
melipat baju yang sudah kering lalu mendengar bunyi suara ponsel tanpa henti
lalu melihat itu pesan dari Yee Jin “Aku takkan suka jika kau mengabaikanku. Pak Kim, mari pergi
ke Yeouido Sabtu ini. Tolong bantu aku temukan beberapa informasi di
perpustakaan. Aku bisa mengajakmu ke pertunjukan kembang api dan mentraktir iga
dan wine. Kau takkan mengabaikanku seperti terakhir kali, kan?” Joo
Man akan keluar dari kamar mandi, Seol
Hee buru-buru kembali ke tempat semula.
“Sayang,
ingatlah untuk bawa tongsis ke pertunjukan kembang api. Aku belum banyak memposting foto
kita jadi orang-orang bertanya-tanya di blogku.
Akan ada banyak orang di pertunjukan kembang api. Haruskah aku pakai
gaun yang kau belikan untukku?” kata Seol Hee.
“Ya,
pakai apapun yang kau suka.” Kata Joo Man seperti tak begitu semangat.
“Joo Man,
haruskah kita tidak jadi pergi saja? Maksudku, jika kau sibuk, kita tidak harus
pergi.” Kata Ae Ra
“Sebenarnya..,
aku ada kerjaan Sabtu ini.” Kata Joo Man, Seol Hee bertanya apa itu lalu
bergumam “Tolong jangan bohong kepadaku. Jangan bohong.”
Joo Man
terlihat sedikut gugup lalu menceritakan kalau pegawai magang terus meminta
bantuannya menyiapkan ppt dan Jika ini berjalan dengan salah, maka kerja
lemburnya akan sia-sia. Bahkan Intern-nya bilang jika membantunya, maka akan
mendapat iga dan wine. Ia juga tahu kalau Seol Hee yang mengingikanya.
“Orang
seperti intern itu yang tidak pengertian dan pembuat masalah, kan?” ungkap Joo
Man kesa. Seol Hee bisa tersenyum mendengar Joo Man tak berbohong.
“Bersikap
Baik kepadanya dan Berhenti mengkritik. Inilah saatnya Pak Kim dari tim
penjualan melangkah maju.” Ungkap Seol Hee mendukung.
“Mari
kencan minggu berikutnya. Kita makan makanan yang enak.” Kata Joo Man sambil
melakukan push up.
Seol Hee
pun mengangguk setuju, Joo Man mengeluh kalau semuanya karena Chan Ho. Seol Hee
kaget dan bertanya siapa yang dimaksud. Joo Man sambil memegang ponselnya
menceritakn pegawai magang yang kurus namanya Kim Chan Ho dan itu semua
kesalahanya. Seol Hee terdiam karena Joo Man itu bohong. Seol Hee
berbaring disamping Joo Man sengaja melihat foto postingan di instagram, wajah
Yee Jin terlihat ceria dan masih muda. Joo Man memeluk Seol Hee mengajaknya
untuk segera tidur.
Bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar