Ae Ra
merawat kulit dengan memakai masker, Dong Man melihat dari kejauhan lalu
berkomentar Seseorang yang memainkan bola untuk bersenang-senang tidak akan
menjadi pemain profesional. Joo Man yang duduk didepanya menonton TV siaran
bola.
Sementara
Ae Ra sibuk dengan Seol Hee membahas apakah harus mengikatnya atau terurai. Seol Hee menyuruh
Ae Ra harus mengikatnya karena harus
melihat garis lehernya dan memastikan kalau Ae Ra itu tak lupa dengan gerakan
yang diajarkanya.
“Ah.. Benar.
Gerakan yang membuat Joo Man jatuh cinta?” kata Ae Ra. Seol Hee membenarkan dan
Ae Ra pun mengibaskan rambutnya dengan memperlihatkan bagian lehernya seperti
gaya mengoda. Dong Man pun bertanya apakah memang seperti itu.
“Aku
berpura-pura suka itu dan Dia melakukannya tiap hari.” Bisik Joo Man. Dong Man
pun mengejek temanya itu sungguh luar
biasa.
“Siapa
yang takkan jatuh cinta karena itu? Semua pria akan jatuh cinta. Bahkan aku
jatuh cinta karenanya.” Kata Seol Hee yakin dan Ae Ra yang saling bergaya imut.
“Hei,
berhentilah melakukan pertunjukkan.” Ucap Joo Man merasa geli melihatnya. Seol
Hee pun menanyakan apakah ini rencana kencan
Ae Ra.
Ae Ra
membenarkan kalau mereka akan nonton minum
teh, minum wine. Seol Hee merasa sangat iri mendengarnya. Dong Man berteriak
kesal melihat Ae Ra yang memakai parfum. Ae Ra makin marah karena Dong Man
malah berteriak padanya.
“Pastikan
kau pulang sebelum matahari terbenam.” Ucap Dong Man, Ae Ra mengejek kalau ia
bukan anak-anak.
“Kembalilah
jam 7 malam, oke?” kata Dong Man tak ingin Ae Ra berlama-lama.
“Siapa
kau memangnya mengaturku? Hei, mari luruskan ini. Aku Choi Ae Ra. Birkan aku bilang
kepadamu level kita ini. Jika aku di sini.., maka kau ada di bawah sini. Kau
dulu membawakan tasku saat sekolah. Beraninya kau!! “ ucap Ae Ra dengan nada
tinggi.
“Pulanglah
ke rumah jam 7 malam. Jika kau pulang terlambat, aku akan bilang ke ayahmu, "Dia
memakai parfum untuk berkencan dengan pria dan dia belum kembali." “
cerita Dong Man
Ae Ra
kesal Dong Man yang selalu mengadu pada ayahnya, lalu melihat ponselnya kalau
Dong Man hampir sampai dan panik yang harus dilakukanya. Seol Hee menyuruh Ae
Ra agar bisa bersiap.
Ae Ra
keluar dari rumah dengan pakaian rapih,
Si bibi memanggil Ae Ra. Ae Ra binggung siapa bibi itu. Si Bibi
memberitahu kalau ia tinggal di lantai
lima dan pemilik tanah yang baru serta pemilik villa. Ae Ra pun mengangguk
mengerti karena baru pertama kali melihatnya.
“Apa Kau
tidak lihat SMS-ku kemarin?” tanya si bibi. Ae Ra dengan gugup mengaku sudah
melihatnya tapi sedang menghadapi perubahan.
“Bolehkah
aku bayar akhir bulan?” kata Ae Ra. Si bibi menebak Ae Ra itu baru saja dipecat.
Ae Ra hanya terdiam.
“Kalau
begitu... bayar aku sebisamu sekarang. Keluarkan apa yang kau punya.” Ucap Si
bibi meminta Ae Ra mengeluarkan dompetnya.
“Apa dia
mencuri uang dariku?”gumam Ae Ra ketakutan.
Sementara
di dalam mobil Moo Bin bertanya di forum dengan
ponselnya “Apa wanita jatuh cinta dengan pria yang menyetir dengan baik?”
lalu menemukan jawaban “Ya, 100%. Pastikan menyetir dengan satu tangan. Kau harus memegang
tempat duduk penumpang dengan tangan kanan dan Tangan kiri untuk membantu.
Semoga beruntung.”
Moo Bin
memperagakan dengan satu tangan di kemudi dan tangan kanan dibagian belakang
kursi dan melihat ke belakang untuk mundurkan mobilnya, Ia pun merasa kalau
cara melakukannya sudah baik dan membuatnya pasti bisa jadi lebih baik.
Ae Ra
sedih melihat dompet yang kosong untuk membayar sewa, saat itu Dong Man sudah
menunggu di luar mobil. Ae Ra sedikit kaget karena melihat Dong Man yang datang
sangat awal. Dong Man pun mengajak Ae Ra agar segera masuk karena mereka akan
sibuk hari ini. Ae Ra pun menurut lalu masuk ke dalam mobil.
“Aku senang
kau ikut dalam perjalanan. Kita bisa berkencan di hari liburku.” Kata Moo Bin .
Ae Ra pun menyetujuinya dengan sedikit gugup.
“Aku harus
melakukan perjalanan panjang saat aku sedang ada di sini. Jadi Tunggu saja
rencana hari ini. Aku sudah merencanakan kencan yang sempurna.” Ucap Moo Bin
sambil memperlihatkan gaya mundurkan mobilnya.
Ae Ra
terdiam melihat Moo Bin, Moo Bin tersadar kalau ternyata tanganya malah
menyentuh kepala Ae Ra, lalu dengan gugup memuji Ae Ra yang punya rambut yang halus. Ae Ra
merasa kalau Cara unik untuk memundurkan mobil, Moo Bin pun hanya bisa meminta
maaf karena malu.
Joo Man
duduk di halte menanyakan apakah Seol Hee tidak bisa membatalkan reservasi.
Seol Hee mengaku sudah terlanjur walapun sudah tahu Joo Man tak bisa pergi karena
perkerjaan jadi tidak boleh
melalaikannya. Joo Man padahal sudah mengatakan untuk tidak pergi.
“Aku
benci berpikir kau akan ke sana tanpaku.” Kata Joo Man
“Aku
harus pergi. Ini ulang tahun pertama bayi sepupumu. Jadi Aku akan mampir
sejenak.” Kata Seol Hee yakin
Pesan terus
masuk ke dalam ponsel Joo Man tapi dibiarkan saja. Seol Hee bertanya Kenapa tidak
memeriksa chatnya. Joo Man sedikit gugup, lalu mengaku Ini chat grup kerja jadi
sangat Menjengkelkan untuk dicek. Keduanya akhirnya naik mobil bersama, Ae Ra
betanya siapa saja yang ada di chat.
“Apa Kim
Chan Ho ada di dalamnya?” tanya Seol Hee. Joo Man sedikit binggung. Seol Hee
menjelaskan yang dimaksud Intern Kim Chan Ho. Joo Man heran Seol Hee bisa tahu
Chan Ho.
“Ah... Benar,
aku menyebutkan namanya kemarin.” Kata Joo Man mengingatnya. Seol Hee pun
mengingat kalau Chan Soo yang meminta bantuan,
akhir pekan ini. Joo Man pun membenarkan.
“Dia
berjanji kepadamu untuk mentraktir iga dan wine, Yang terlemah dari semua
intern. Aku harus bilang kepadanya saat bertemu dengannya.” Kata Seol Hee. Chan
Soo panik akan mengatakan apa.
“Kalau
dia harus menyiapkan presentasi sendiri, bukannya minta bantuanmu.” Ucap Seol
Hee. Joo Man pun hanya diam saja.
Joo Man pun
memberitahu tentang makanan Supnya merah menurutnya Daripada kubis, alangkah
lebih baiknya pakai kimchi lobak. Yee Jin yang menemaninya bertanya apakah
sudah mendapat pesannya kemarin. Tapi Joo Man tidak menjawabnya.
“Tentu.
Kita bisa menyiapkannya bersama di akhir pekan. Kita harus melakukan pekerjaan
dengan bagus.” Ucap Joo Man seperti tak ingin mengubrisnya.
“Kalau
begitu, aku akan mereservasi restoran bagus untuk makan malam. Kita bisa lihat
kembang api setelah kita selesai.. lalu bisa memesan makanan.” Kata Yee Jin.
Joo Man binggung tiba-tiba Yee Jin mengatakan hal itu.
“Daripada
pergi terlalu jauh..,kita bisa menyiapkannya di kantor. Begitu juga makan
malamnya dan kita bisa pesan jjajangmyeon. Sementara kita makan, kita undang
Chan Ho dan Min Jung. Aku akan menghubungi mereka.” Kata Joo Man
Yee Jin
merasa kalau dirinya itu baru saja ditolak, lalu mengatakan kalau Presentasinya
akan melakukan sendiri. Joo Man tetap tak peduli kembali memasak. Yee Jin
kembali membalikan badan menceritakan
putus dengan mantan pacarnya karena selingkuh. Joo Man tak berkomentar.
“Aku tak
yakin kenapa, tapi melihat kau menolakku seperti itu membuatku lebih percaya. Kurasa
kau akan melakukan hal yang sama kepada wanita lain. Karena itulah aku... Aku
menyukaimu lebih lagi. Aku ingin berkencan denganmu. Kau tidak punya pacar,
kan?” ucap Yee Jin berani blak-blakan.
Joo Man
binggung, saat itu Manage Choi masuk dapur mengetahui kalau hidangan hari ini sup pereda mabuk karena
sudah minum sangat banyak sampai muntah semalam bahkan Bersendawa saja
membuatnya merasa mabuk dan meminta semangkuk sup.
Ae Ra
makan es dengan Moo Bin, Seol Hee mengirimkan pesan bertanya apakah sudah coba
triknya. Moo Bin membahas kalau nonton
akan lebih bagus tapi trailernya ada di sana semua. Ae Ra mulai mengelengkan
kepala agar bisa memperlihatkan bagian lehernya. Sementara Moo Bin hanya bisa
melonggo.
“Apaan
ini? Kenapa kau menatap seperti itu?” tanya Ae Ra
“Kau
kelihatan seperti jerapah. Apa lehermu sakit?” ucap Moo Bin khawatir.Ae Ra seperti
salah tingkah karena ternyata Moo Bin tak tergoda.
“Aku bisa
lihat kalau tulang belakang serviksmu terulur.” Ucap Moo Bin.Ae Ra mengaku
kalau itu otot trapeziusnya. Moo Bin
merasa kalau itu Ae Ra yang pasti banyak bekerja.
Seol Hee
berkerja mengirimkan pesan pada Joo Man “ Kau sedang makan dengan siapa? Makanlah
denganku.” Joo Man seperti masih marah mengaku kalau masih kenyang dan tidak
makan. Seol Hee bertanya alasanya tapi tak dibalas akhirnya memilih untuk
istirahat.
Beberapa
saat kemudian Seol Hee pergi ke bagian makanan dan melihat Yee Jin membawa
bahan makanan masuk dapur. Yee Jin bertanya apa yang harus dilakukan pada
makanan itu. Joo Man menyuruh Yee Jin agar memberikan pada Chan Soo.
Saat Chan
Soo sedang mengaduk sup malah membuat kuah sup terciprat bagian dada Joo Man
karena panas. Joo Man berteriak kesakitan karena terkena cipratan kuah panas,
Yee Jin panik dengan tissue mengelap dada Joo Man dan mengajaknya agar dibawa
ke rumah sakit. Joo Man merasa tak enak meminta agar jangan menyentuhnya.
“Kelihatannya
cinta sedang berbunga-bunga.” Ejek Manager Choi melihat keduanya. Seol Hee yang
melihatnya akhirnya berani masuk ke dalam dapur.
“Sul Hee,
apa perlu apa kemari?” tanya Manager Choi. Seol Hee mengatakan kalau harus tahu
seperti apa rasanya untuk menjualnya.
“Dia itu
profesional jadi Berikan dia semangkuk.” Perintah Manager Choi. Seol Hee lalu
menanyakan apakah pria itu bernama Chan Ho. Chan Ho membenarkan.
Joo Man
berjalan membawa berkas dan tak sengaja melihat Seol hee bicara dengan dengan
Chan Soo di pantry, Seol Hee mengaku penggemar Park Chan Ho. Chan Soo mengerti
kalau yang dimaksud itu pemain baseball,
lalu memberitahu namanya itu Kim Chan Ho.
“Dia
pahlawan saat IMF.” Ucap Seol Hee. Chan Ho mengerti dan mengaku dulu banyak makan es krimnya. Seol Hee mengaku
tak banyak makan es krimnya
“Apa kau
punya sesuatu yang ingin dikatakan kepadaku?” tanya Chan Ho saat itu Joo Man
datang memanggil Chan Soo, kalau seharusnya
menyiapkan presentasi dan harus bertemu akhir pekan ini untuk menyiapkannya, Chan
Soo pun membenarkan. Joo Man pikir mereka harus bertemu akhir pekan ini. Chan
Soo lalu membahas tentang Ye Jin akan mengerjakan semuanya. Seol Hee hanya
mengigit bibir dengan cemberut.
Chan Soo
berjalan bersama dengan Joo Man lalu merasa kalau Seol Hee yang pasti tertarik
padanya. Joo Man terlihat sedikit kesal mendengarnya. Chan Soo menceritakan
kalau Seol He tahu namanya dan bilang soal Park Chan H menurutnya imut. Jo Man
mengejek Chan itu sangat kocak.
“Apa Kau
tahu presentasinya? Kumpulkan dan berikan padaku.” ucap Joo Man. Chan Soo
bingung apakah harus Sekarang Joo Man tak peduli menyuruh Chan Soo agar segera
melakukanya.
Dong Man
kembali berlatih, Pelatih Hwang mengeluh Dong Man yang tak bisa Konsentrasilah,
bahkan mengecek waktu saat sedang latihan. Lalu mengancam Dong Man agar pergi
saja kalau tidak akan melakukannya dengan benar, Dong Man pun akhirnya pergi
tapi terhenti.
“Kenapa?
Kenapa kau tidak membiarkanku melakukannya? Aku mencari tahu siapa yang
berkompetisi. Hanya ada Ahjussi yang bertinju untuk kehilangan badan dan bahkan
anak SMA. Kenapa kau tidak mau membiarkanku berkompetisi?” teriak Dong Man
kesal.
“Hei... Ini
karena kau lebih buruk dari anak SMA dalam keputusanmu.” Ucap Pelatih Hwang
lalu merasa kalau tadi yang dikeluarkan Dong Man bukan kaitan, tapi tendangan.
Saat itu
Tak Soo bersama Pelatih Choi masuk ke dalam ruang latihan. Dong Man kesal
melihat keduanya yang datang. Pelatih Choi mengaku kalau datang untuk
mendiskusikan sesuatu jadi mengajaknya untuk bicara bersama. Pelatih Hwang
malah merasa gugup lalu keluar dari ring.
“Kudengar...
dia datang. Tae Hee tinggal di sini, kau pasti tahu. Aku tahu semua yang dia lakukan.
Hei. Apa kau bahkan tahu apa yang dulu dia lakukan?” ucap Tak So mengejek.
“Hyung.. Aku sibuk.” Ucap Dong Man seperti tak
mempedulikanya. Tak So makin mengejek kalau Dong Man itu berlatih untuk debut.
Dong Man membenarkan.
Tak Soo
mengejek kalau Dong Man itu masih naif, Pelatih Hwang pun mengejek Tak Soo yang
masih brengsek besar lalu menanyakan
alasan mereka. Pelatih Choi mengatakan kalau ingin mendiskusikan sesuatu yang baik
untuk semua orang. Pelatih Hwang tak peduli karena tahu pasti hanya baik untuk
Tak Soo.
“Sebenarnya,
tak ada kebaikan yang datang untuk Tak Su dan Dong Man, jika mereka terlibat
lagi. Jika masa lalu mereka terangkat kembali, mereka berdua akan sakit. Ayah
Tak Su masih merasa bertanggung jawab terhadap Dong Man.” Ucap Pelatih Choi.
Tak Soo mengejek ayahnya yang bodoh.
“Ayahnya
ingin menjadikan Dong Man sebagai manajer gudang perusahaan. Dia akan
memastikan ada dana hari tua juga.” Kata Pelatih Hwang, Dong Man dan pelatihnya
hanya bisa menahan tawa mendengarnya.
“Kau
untung banyak karenaku. Adikmu bisa dioperasi, berterima kasihlah kepadaku.”
Ejek Dong Man
Pelatih
Hwang memarahi Tak Soo yang kembali
membabawa-bawa adiknya. Dong Man tak bisa menahan amarahnya menyuruh
mereka pergi saja. Tak Soo makin mengejek Dong Man adalah pria gampangan, serta
Karakter utama dan pembantu sudah ditentukan sebelumnya.
“Ulat
yang tahu tempatnya akan berterima kasih karena kemurahan hati sehingga dia
bisa makan daun, kau tahu itu?” ejek Tak Soo
“Pelatih..
Apa Kau melatih dia untuk menjaga mulutnya? Coba Lihatlah kepalanya.” Teriak
Pelatih Hwang ingin memukul Tak Soo. Pelatih Choi langsung mengajak Pelatih
Hwang pergi keluar. Dong Man terdiam menahan amarahnya.
Ae Ra
membuka menu makanan dan melotot kaget, lalu membahas Moo Bin yan membayar
untuk nonton jadi akan membayar makan. Moo Bin melarang karena sudah mengatakan
sebelumnya akan traktir semua hari ini dan menruutnya kalau tempat ini sangat
mahal.
“Lain
kali, saat kita makan ayam dan bir.., maka kau boleh traktir.” Ucap Moo Bin
“Aku bisa
bayar steak juga.” Kata Ae Ra merasa seperti direndahkan. Moo Bin menjelaskan
bukan seperti itu maksudnya.
“Ae Ra.. Kenapa
kau sangat tidak nyaman denganku? Siapa peduli siapa yang bayar di sini? Aku
ragu kau akan seperti ini dengan Dong Man.” Ucap Moo Bin. Ae Ra pikir Itu
karena Dong Man adalah Dong Man.
“Sejujurnya,
aku tidak suka kau dekat dengannya. Aku tidak suka dia tinggal bersebrangan
dari rumahmu. Aku merasa lingkungan tempat tinggalmu itu tidak aman. Ada banyak
apartemen studio di sekitar rumahku. Tidak bisakah kau pindah ke sana?” kata
Moo Bin
Ae Ra
pikir bisa pindah tapi tempat tinggalnya itu adalah temaptanya tumbuh. Akhirnya
Moo Bin membahas tentang Brasanya kerja di department store yang menurutnya
sulit. Ae Ra sedikit gugup mengaku kalau itu tak buruk untuknya.
“Orang-orang
bilang, kau bisa tahu bagaimana wanita itu dari ibunya. Apa kau mirip dengan
ibumu juga?” tanya Moo Bin.
“Tidak....
aku tidak ingin mirip.. Karena aku ingin hidup lama.” Gumam Ae Ra dalam hati.
“Beritahu
aku tentang ibumu. Kurasa kau sangat mirip dengannya.” Kata Moo Bin.
“Yah..
Itu hal yang sama.. Kami berkelahi seperti ibu lainnya. Dia memarahiku,
membuatkanku makanan..” cerita Ae Ra seperti ingin menceritakan sesuatu yang
bahagia.
“Kelihatan
sekali kalau kau mendapat banyak kasih sayang saat kecil. Aku suka watak ceriamu.”
Ungkap Moo Bin. Ae R buru-buru pamit untu pergi ke toilet saat berjalan
memikirkan heran harus berbohong pada Moo Bin dan mengumpat pecundang serta merasa
sangat tidak nyaman.
Joo Man
menarik tangan Sul Hee yang berjalan pulang mengeluh karena harus membaca
ponsel miliknya, dan merasa seperti tidak percaya padanya. Seol Hee pikir kalau
memeriksa HP bukan masalahnya sekarang. Joo Man serba salah menjelaskan bukan
seperti itu maksudnya, karena percaya jadi tak memeriksa ponsel Seol Hee.
“Kalau
begitu, periksa punyaku. Aku tak punya apapun yang disembunyikan. Aku tidak
berbohong.” Ucap Seol Hee
“Aku berbohong
karena kau mungkin akan khawatir. Karena kau mungkin akan membiarkan
imajinasimu liar dan kau bisa stres. Aku bilang ke Ye Jin kalau aku tidak bisa
pergi ke Yeouido, kalau aku tidak mau pergi.” Jelas Joo Man
“Kau
pasti bicara banyak dengannya.” Sindir Seol Hee.
“Ini
hanya kebohongan yang baik (white lie) untuk kebaikanmu... Sedikit, kebohongan yang
baik” ucap Joo Man
Seol Hee
tak bisa terima, Joo Man mengaku bilang
kepada Yee Jin tidak bisa pergi akhir pekan ini juga. Seol Hee menyuruh Joo Man
agar menemuinya saja, kaena Itu akan lebih baik untuk mengatakan yang sebenarnya dan Jangan bohong.
“Aku
khawatir kau akan terganggu karena aku dapat pesan dari wanita tengah malam.”
Akui Joo Man
“Lebih
dari fakta bahwa Ye Jin meng-SMS-mu tengah malam... Tapi itu Lebih dari fakta
bahwa dia memintamu untuk makan iga..., Pada kenyataan bahwa berbohong kalau Ye Jin adalah Chan Ho.Bagiku, itu sangat...
Itu sangat... seperti peluru menembus jantungku.” Ungkap Seol Hee sambil
menahan air matanya.
Joo Man
merasa tak tega melihat Seol Hee yang mengetahui semuanya lalu meminta meminta
maaf dan mengaku bersalah. Seol Hee tak ingin disentuh karena tahu selama ini
Seol Hee yang tak pernah berbohong sebelumnya, tapi menurutnya sekarang
pacarnya jadi aneh. Joo Man mengaku sudah membuat kesalahan dan pria paling
brengsek serta sudah kehilangan akal sehat
“Aku
perempuan yang tak karuan.” Ucap Seol Hee sambil menangis. Joo Man membela
kalau Seol Hee bukan wanita seperti itu dan semua hanya kebohongan
“Semua
kebohonngan itu hitam. Semua kebohongan itu kotor. Itu semua omong kosong. Itu
semua palsu. Jangan berikan aku sampah itu. Jangan coba bodohi aku.” Ucap Seol
Hee menangis. Joo Man pun akhirnya memeluk Seol Hee meminta maaf dan mengaku
bersalah.
“Tapi
Seol Hee.., kau harus berhenti bermain dengan Ae Ra.” Ungkap Joo Man.
Tae Hee
mengirimkan pesan pada Dong Man “ Tn. Ko. Turnamen amatir hari ini diadakan di
Road House di Cheongdam-dong jam 8 malam.” Lalu Dong Man mengingat kembali Tak
Suk yang mengejeknya gampangan da Karakter utama dan pembantu telah ditentukan
sebelumnya. Ia pun menelp Tae Hee untuk mengubah hal ini.
Ae Ra
pulang bersama dengan Moo Bin pesan dari
Dong Man masuk “Akhirnya, Ko Dong Man debut sebagai amatir. Datanglah ke Road
House di Cheongdam-dong jam 8 malam.”. Sementara Moo Bin memberitahu kalau
teman yang akan mereka datangi adalah acara yang penting malam ini.
“Pemandangan
lampu kota sangat keren di sana.” Ucap Moo Bin. Dong Man kembali mengirimkan
pesan “Kemarilah. Aku butuh manajer. Aku
sedang takut”
“Aku
sungguh minta maaf.., tapi bisakah kita pergi ke acara pentingnya lain kali?”
kata Ae Ra. Moo Bin bertanya apakah terjadi sesuatu.
“Tidak.
Tapi Temanku ingin bertemu Cheongdam-dong, ada yang penting. Bisakah kau
turunkan aku di sana?” kata Ae Ra. Moo Bin setuju akan pergi lain kali.
Dong Man
mulai berlatih di ruang ganti merasa kalau
belum kalah. Tae Hee membawakan handuk memberitahu kalau akan melawan pria Brazil, karena Tak ada
informasi tentangnya dan kelihatannya permain baru. Ia meminta Dong Man harus
menghindari cedera. Dong Man mengangguk setuju.
“Kau
gugup, kan? Haruskah aku panggil Pelatih Hwang untuk datang?” ucap Tae Hee.
“Tidak. Dia
mungkin akan menghentikannya jika tahu. Aku akan panggil manajerku.” Kata Dong
Man. Tae Hee agak terkejut Dong Man itu mengetahuinya.
Dong Man
mengatakan kalau Ae Ra harus makan hot dog saat nonton MMA. Ae Ra pun meminta
agar dibelikan dua buah, yaitu akan makan 1 sekarang, dan 1 lagi saat
pertandingan berlangsung. Dong Man heran berpikir Moo Bin yang tidak memberikan
makanan lalu memesan dua hotdog lagi.
“Aku
makan steak seukuran kepala ayam yang harganya setara 10 ayam goreng. Jadi cepatlah
karena.Aku lapar. Mari beli ceker ayam dan soju.” Ucap Ae Ra.
“Hei. Aku
punya pertanyaan. Ini pertama kalinya kau menonton pertarungan live MMA. Apa
kau tidak khawatir kepadaku atau lebih gugup daripada aku atau sesuatu?” tanya
Dong Man
“Ini bukan
pertama kalinya aku melihatmu berkompetisi. Ini pertarungan amatir. Satu
tendangan darimu, dan semuanya berakhir.” Kata Ae Ra.
“Hei,
kau. Kau punya kepercayaan besar kepadaku, ya? Kau menolak steak dan memilih untuk
melihatku menang.” Ejek Dong Man
“Aku
datang hari ini karena ini adalah pertandingan debutmu dan pertandingan sebelum
kau pensiun. Kau harus mencoba sebelum menyerah.” Kata Ae Ra
“Dasar Brengsek
kurang ajar harus menghanguskan tangannya... di panci panas sebelum tahu dia
tidak akan melakukannya lagi. Kau harus berterima kasih kepada bintang karena
kau lahir sebagai wanita.” Ungkap Dong Man. Saat itu pesanan mereka pun datang.
Dong Man
sudah mengunakan helm memberitahu tempat yang baik untuk melhatnya. Ae Ra
bertanya apakah Dong Man bertarung dengan orang luar itu dan merasa kalau
kelihatan lebih kecil dari temanya. Dong Man juga pikir seperti itu pria itu
lebih pendekdan ragu kemenangan akan sangat berpihak kepadanya. Wasit pun
meminta keduanya masuk ring arena.
Ae Ra
menonton sambil memakan hotdognya, tapi Dong Man baru menerima dua pukulan
sudah tak berdaya. Ae Ra menatap dengan mata berkaca-kaca, Dong Man kena
pitingan dibagian leher dan akhirnya jatuh pingsan. Ae Ra berteriak panik sambl
menangis diluar ring.
Tae Hee menelp
seseorang mengatakan kalau sudah
mendapat video-nya, jadi akan mengirim
sekarang dan postinglah secara online
lalu masuk ke dalam mobil. Tak Soo langsung memuji Tae Hee sebagai aktor yang
hebat dan mengucapkan Terima kasih.
“Aku
mengejar Dong Man, dan kau menariknya. Kerja tim kita bagus sekali.” Ungkap Tak
Soo.
“Apa Kau
mengirim ambulan?” tanya pelatih Choi terlihat khawatir.
Epilog
Dong Man
Ae Ra berdiri didepan pintu. Seorang penjaga melihat keduanya dan bertanya apa
yang sedang mereka lakukan. Keduanya langsung berdiri, Si penjaga bertanya
apakah mereka kerja di Mall itu. Dong Man mengaku tak berkerja tapi
pengangguran.
Saat itu Ketua
kebinggungan tempat memarkirkan mobilnya, Dong Man dan Ae Ra langsung berusaha
untuk kabur. Si ketua memarahi istirnya yang mencuri lagi dan mengancam untuk
pergi saja. Saat akan masuk mobil kaget melihat mobilnya bertuliskan "Pencuri".
Keduanya hanya bisa melonggo melihat tulisan yang dibuat Dong Man dan Ae Ra dengan lipstik.
Bersambung
ke episode 6
Eps 6 dong min
BalasHapus