Ae Ra
menangis seperti anak kecil melihat Dong Man yang terbaring dirumah sakit. Dong
Man melihat sesekeliling yang menatapnya, lalu merasa kalau Ae Ra membuat malu
saja dan meminta Berhentilah menangis, karen tidak mati.
“Jangan
pernah lakukan itu. Aku takkan mau melihatmu lagi jika kau melakukannya. Jika
kau melakukannya lagi, aku takkan menemuimu. Jangan berani kau melakukannya.”
Kata Ae Ra mengancam
“Hei, apa
Kunyuk itu tahu? Kalau kau terlihat seperti babun
saat menangis Dan kalau kau itu cengeng.” Ejek Dong Man. Ae Ra menyuruh diam saja.
“Jangan
katakan lagi kepadaku kalau kau mau melakukannya.” Ucap Ae Ra masih terus
menangis.
“Kenapa
kau menangis keras begitu? Nanti lelah. Jangan makan rambutmu.” Kata Dong Man
merapihkan rambut Ae Ra yang berantakan.
Hye Ran
tiba-tiba datang dengan memperlihatkan wajah sedihnya, Ae Ra terlihat sinis
melihat Hye Ran yang datang memperlihatkan wajah sedihnya. Hye Ran menanyakan
keadaan Dong Man sekarang. Ae Ra mengeluh Hye Ran yang terus muncul.
“Karena
aku sudah di sini, maka Eonni bisa pergi.” Ucap Hye Ran. Ae Ra kesal mendengar
Hye Ran seperti mengusirnya.
“Eonni..
Aku kasihan kepadamu. Memang siapa kau?” kata Hye Ran sinis menyuruh Ae Ra
segera pergi.
“Tidak,
kau yang harus pergi... Kau harus pergi.... Jangan SMS maupun telepon aku... Jangan
datang ke rumah untuk mencariku. Kau membuatku muak.” Ucap Dong Man pada Hye
Ran dengan memegang tangan Ae Ra.
“Aku akan
pergi hari ini karena sudah tahu kau baik-baik saja. Aku punya lebih banyak
kesempatan di masa depan.” Kata Hye Ran percaya diri.
Ae Ra
yang mendengarnya merasa kalau Hye Ran itu mau mencoba untuk berkelahi dan
memperingatkan kalau untuk tidak berkeliaran di sekitar Dong Man. Hye Ran malah
dengan sombongnya mengatakan kalau Ae Ra itu
harus tahu tempatnya.
“Aku akan
menjelaskannya karena kau terlihat bingung. Alasan kenapa dia memegang tanganmu
sekarang... bukan karena dia ingin. Tapi Dia melakukan untuk menunjukkannya
kepadaku.” Kata Hye Ran. Ae Ra mengumpat kalau Hye Ran itu tak tahu apapun.
“Jawab
saat aku telepon. Jika tidak, aku akan menanggap kau ingin aku menjengukmu.”
Ucap Hye Ran langsung keluar dari ruangan
Ae Ra
langsung melotot marah menatap Dong Man, Dong Man bingung Ae Ra yang melotot kepadanya. Ae Ra bertanya apakah
Dong Man itu sungguh memegang tangannya
agar Hye Ran melihatnya, dan kenapa juga harus memegang tanganya. Dong Man
mengaku tak tahu dan langsung berbaring sambil mengeluh kalau merasa sakit.
“Sudah kubilang
kepadamu. Aku lihat dia di ruang karaoke dengan beberapa pria.” Kata Ae Ra.
Dong Man membela kalau Hye Ran itu suka menyanyi.
“Dia suka
menyanyi.., jadi dia menyanyikan lagu duet dengan pria pada tengah malam.” Ucap
Ae Ra dongkol. Dong Man merasa kalau Itu
semua masa lalu.
“Kau
kelihatan seperti... itu bukan masa lalu. Sangatlah jelas... apa yang akan dia
lakukan, dan betapa tololnya... kau baginya. Itu jelas sekali.” Kata Ae Ra
Dong Man
menyangkal lalu bertanya apakah Ae Ra itu tahu semuanya tentang kami. Ae Ra
mengeluh Dong Man mengaku bersama Hye Ran adalah “Kami”. Dong Man menjelaskan
kenapa Ae Ra yang menjadi seperti tu dan tahu kalau bukan itu maksudnya.
“Tentu. Aku
tidak seharusnya ikut campur dengan urusan "kalian". Aku tidak
seharusnya melakukan sesuatu jika kau bertindak tolol dan mati.” Ucap Ae Ra
kesal, saat itu Pelatih Hwang datang dengan wajh marah.
“Ahjussi,
bunuh dia.” Kata Ae Ra kesal lalu masuk ke dalam rumah. Dong Man panik meihat
Pelatih Hwang terlihat sangat marah dan ingin membunuhnya.
“Aku
sebenarnya mau memberitahumu, jadi Tenang.
Alisku robek dan Aku cedera. “ kata Dong Man. Pelatih Hwang terlihat
sangat marah.
“Aku
senang kau masih hidup. Kau beruntung karena tidak mati.” Ucap Pelatih Hwang
yang langsung memeluk Dong Man.
Pelatih
Hwang melihat video dengan judul “Identitas Petarung Jalanan yang Sesungguhnya”
dan Dong Man yang jatuh pingsan. Dong
Man terlihat sibuk makan seperti kelaparan. Pelatih Hwang pikir kalau Dong Man
itu melakukan pukulan mendarat.
“Aku
tidak tahu. Aku terlalu banyak dipukuli untuk ingat.” Ucap Dong Man. Pelatih
Hwang meminta Dong Man agar bisa melihat videonya
“Dia
goyah sebentar setelah dipukul olehmu.” Kata Pelatih Hwang. Dong Man binggung
kenapa Orang-orang sangat cepat dan bisa merekam ini. Pelatih Hwang sudah bisa
menebak kalau itu pasti Tae Hee. Dong Man kaget mengetahui Manager Yang.
“Kenapa
kau panggil dia "Manajer"? Brengsek itu benar-benar menipumu. Karena itulah
mereka sama sekali tidak memperlihatkan wajah Karel.” Ucap Pelatih Hwang. Dong
Man binggung apa maksudnya itu karel.
“Apa Kau
kenal pria yang memukuliku?” tanya Dong Man. Pelatih Hwang memperlihakan ada
tatto sebagai simbol mereka.
Sebuah
tato terlihat di pergelangan tangan, Tak
Soo mengucapkan terimakasih dengan bahasa inggris pas-pasa mengatakan kalau
istrinya akan baik-baik saja. Dan juga uang sudah dikirimkan. Seperti si pria
brazil tak mengerti.
“Katakan
kepadanya aku mengirimkan uang tagihan RS istrinya.” Kata Tak Soo. Tae Hee
ingin bicara tapi menurutnya si pria brazil sudah tahu.
“Dia
langsung mengeceknya setelah pertarungan.” Kata Tae Hee yang juga tak fasih
berbahasa inggris. Si pria pun menjabat tangan Tak Soo
“Try your
best to avoid him... because you will lose.” Kata Si pria memperingati dengan
mengejeknya. Tak Soo yang tak mengerti hanya bisa senyum saja. (Cobalah yang terbaik
untuk menghindarinya...karena kau akan kalah.)
Pelatih
Hwang memberitahu kalau Masyarakat umum
tidak tahu soal Karel dan hanya melatih keponakannya di rumah. Dong Man ingin
tahu keluargnya itu. Pelatih Hwang megatakan kalau Karel Juara selama tiga generasi jujitsu Brazil.
“Pria yang
kau tarungi itu anak kedua. Keponakan yang dia latih secara informal di rumah
adalah legenda UFC, John Carlos. Ini seperti anak TK mendaratkan pukulan ke
anak kuliahan. Jadi Kau menang.” Ucap Pelatih Hwang bangga.
Tae Hee
memberikan kopi untuk Tak Soo, Tak Soo seperti tak suka Pelatihnya membelikan karel tiket kelas
bisnis menurutnya itu yang sangat dermawan dengan keuangan orang lain. Pelatih
Hwang pikir apa yang harus diberikan pada orang yang tulang rusuknya patah
untuk diterbangkan ke Brazil. Tak Soo kaget mengetahui tulang rusuknya patah.
“Dong Man
mendaratkan serangan 58 detik di pertandingan. Itu mematahkan dua tulang rusuk.
Tapi masalahnya.., .itu bukan tendangan tapi kaitan.” Jelas Pelatih Choi
Tak Soo
panik lalu meminta Tae Hee agar memutar videonya kembali, Pelatih Choi merasa
Tak Soo tak mengerti yang dikatakan Karel tadi, Tak Soo yang tak bisa bahasa
inggris tentu saja tak mungkin bisa mengetahuinya.
“Dia
bilang agar kau melakukan sebisamu untuk menghindari Dong Man. Dan Dia bilang
kau akan kalah.” Kata Pelatih Choi
“dasar Kunyuk
itu. Aku memberi dia uang.., dan dia mengatakan hal tidak masuk akal.” Umpat
Tak Soo kesal
Pelatih
Choi pun bertanya kemana Tak So akan pergi ke rumah sakit atau gym. Tae Hee
binggung berpikir Tak Soo sakit atau terluka. Pelatih Choi dengan sinis
mengatakan kalau ia ingin botox. Tak Soo pun meminta agar Tae Hee untuk Pergi
ke gym.
Joo Man
membawakan koper dengan memperingatkan Sul Hee kalau Hanya menyapa lalu pergi padahal tak
menginginkanya agar datang. Sul Hee dan Ae Ra sibuk makan kue. Joo Man kesal
Sul Hee yang tidak mendengarkan lalu
berjalan pergi. Sul Hee pun berteriak agar Joo Man menghasilkan banyak uang.
Dong Man
sibuk dengan memberikan gaya pukulanya, Sul Hee heran melihat Dong Man yang
harus berlatih memukul seperti itu. Ae Ra memberitahu kalau Dong Man harus
lebih banyak dipukuli agar menyerah soal Pertarungan MMA dan belum cukup
dipukuli. Dong Man memberitahu kalau bengkak di wajahnya sudah mulai hilang.
“Sul Hee.
Apa Kau mau pergi ke pesta ulang tahun bayi?” tanya Dong Man. Sul Hee
membenarkan lalu bertanya tentang penampilan yang menurutnya sudah terlihat
manis. Dong Man hanya bisa terbatuk seperti mengejek.
“Kau
memang seperti itu.. Cheongdam-dong, rupa yang halus. Kau tahu, rupa yang halus
tapi mewah. Kau bisa pakai sepatu sport saja. Kau kelihatan seperti menantu
ideal. Orang dewasa suka dengan tipe anak anjing sepertimu.” Kata Ae Ra memuji
temanya.
“Kau
adalah tipe kucing yang disukai orang.” Balas Sul Hee. Keduanya pun saling
bergaya imut dengan memberikan suara anjing dan juga kucing.
“Hei.. Kenapa
kau tidak mengatakan apa-apa?” kata Ae Ra. Dong Man mengaku merasa tersinggung.
“Kenapa
manusia harus bicara saat hewan sedang rusuh?” ejek Dong Man “jadi Anjing.
Nikmati pesta ulang tahunnya dan Kucing. Ayo kita Makan!” ajak Dong Man. Ae Ra
mengejek untuk apa makan dengan Dong Man dan menyuruh makan saja dengan Hye
Ran. Dong Man kesal dengan Ae Ra yang tiba-tiba berbeda dan jadi menjengkelkan, bahkan bertingkah seperti
wanita lalu berlari mengejarnya.
Keduanya makan
di minimarket dengan duduk saling berjauhan, Ae Ra sibuk dengan ponselnya dan
melihat lowongan untuk Rekrutmen Penyiar EBC dan melihat pesan yang masuk dari
penyiar KBC “Anda telah lolos tahap satu.” Ia menjerit tak percaya kalau bisa
lulus dan langsung berdiri. Dong Man binggung mendekati Ae Ra.
“Aku melewati
tahap satu untuk jadi penyiar. Mereka mau mewawancaraiku!” kata Ae Ra lalu
langsung memeluk Dong Man yang juga bahagia. Dong Man pun memuji Ae Ra yang
hebat.
“Tunggu...
Apa kau... Kenapa kau seperti itu? Aku tahu kita sedang ada di dekat rumah, tapi...”
ucap Dong Man sedikit gugup karena merasakan sesuatu. Ae Ra pun merasa canggung berada didekat Dong Man
dengan posisi berpelukan.
Sul Hee
menunggu didepan stasiun binggung dengan orang yang ditelp tak mengangkatnya,
lalu kesal sendiri tak ada gunanya memiliki ponsel. Seorang ibu keluar dari stasiun menyuruh Sul
Hee untuk menutup telpnya. Sul Hee mengeluh pada ibunya yang membawa barang
lalu membantu untuk membawaknya. Ibunya menolak.
“Kau
seharusnya naik taksi jika bawa banyak barang, bukan naik subway.” Kata Sul Hee
khawatir.
“Aku
khawatir nanti macet.” Ucap Ibunya lalu Sul Hee bertanya apakah ad cairan yang
dibawa ibunya. Ibunya berkata kalau ada beberapa botol minuman shikey.
“Kau
bilang hanya membuat sedikit makanan.” Kata
Sul hee. Ibunya pikir tak mungkin hanya membawa sedikit pada calon besan.
“Ini
hanya sedikit japchae.., dan sedikit makanan dari kaki babi. karena itu
keistimewaanku.” Ungkap Ibunya, keduanya pun berjalan keluar dari subway.
Ae Ra
memakai jaket Dong Man karena tak mengunakan pakaian dalamnya, lalu merasa kalau sangat tidak perlu. Dong
Man mengancam Ae Ra yang akan mati karena tak menurut. Keduanya menaiki tangga
bersama-sama. Si bibi langsung bertanya
apakah keduanya itu punya hubungan yang dekat. Dong Man binggung, siapa bibi
itu
“Dia
Ahjumma yang tinggal di lantai lima dan pemilik yang baru pindah.” Kata Ae Ra
“Jangan panggil
Ahjumma, aku belum menikah. Namaku Ganako Hwang. “ kata Si bibi Ganako.
“Apa Anda
memasang wallpaper sendiri?” tanya Ae Ra melihat Si bibi Ganako melakukan
perkerjaan pria sendiri.
“Kenapa
aku harus buang-buang uang untuk menyewa pekerja? Aku tidak suka orang yang
tidak bekerja dan bermain sepanjang hari lebih dari apapun dan siapapun. Dan
Bayarlah sewa tepat waktu. Selain itu Satu hal lagi, Entah seberapa dekat
kalian.., kalian tidak boleh tidur di kamar yang sama.” Pesan Bibi Ganako
sebelum pergi.
“Kenapa
juga kami melakukan itu? Aku menutup dan mencegah segala kemungkinan. Orang-orang
yang ada di lantai kami lebih suci daripada biksu yang tinggal di biara.” Ucap Dong
Man, Ae Ra langsung melirik sinis mendengarnya.
“Aku suka
betapa tegasnya seorang pria untuk berubah.” Kata si bibi langsung pergi.
Dong Man
meminta Ae Ra agar membuatkan kopi yang manis untuk masuk ke rumah. Ae Ra memperingatkan agar Dong Man tidak boleh
masuk kerumahnya bahkan memblokirnya. Dong Man binggung kenapa Ae Ra jadi
marah-marah.
“Kubilang
berhentilah bersikap seperti wanita di hadapanku.” Teriak Dong Man kesal
Ibu Sul
Hee memakan cookies merasa rasa anaknya
sudah siap untuk menikah, karena tidak bisa percaya bisa memasak kue. Sul hee
mengaku kalau itu Hanya karena bosan setelah bekerja semalam. Ibunya heran
melihat anaknya yang bekeja sangat keras, menurutnya lebih baik berhenti saat sudah menikah.
“Ayahmu
mematikan TV kapanpun dia melihat channel home shopping. Dia tidak bisa
berpikir putrinya sendiri, selalu mengangkat telepon untuk menerima order home
shopping. Katanya, itu membuatnya muak dan marah.” Cerita Ibunya.
“Aku
hanya harus duduk dan menjawab telepon.” Kata Sul Hee lalu melihat tempat pesta
yang sudah di hiasi balon.
Sul Hee
menawarkan ibunya untuk masuk dan menyapa, Ibunya pikir tak mungkin, karena tidak
berpakaian bagus. Sul Hee merasa baik-baik saja. Ibunya merapihkan rambut
anaknya agar bisa memberikan poni pada dahinya. Sul Hee menolak karena lebih
suka gayanya yang sekarang.
“Saat kau
menemui calon mertuamu.., tanyakan kepadanya kapan keluarga kita bisa bertemu.”
Pesan Ibu Sul Hee. Sul Hee mengangguk mengerti. Ibu Sul Hee pun pamit pergi
dengan melihat kalau bawaan makan anaknya yang banyak. Sul Hee meminta ibunya
agar bisa berhati-hati dan mengangkat telpnya nanti.
Hye Ran
menuruni tangga dan ingin menekan bel pintu Dong Man tapi sepertinya ragu. Ae Ra didalam kamar berlatih menjadi penyiar
yang menyampaikan berita lalu melihat berita di laptopnya “Park Hye Ran Kembali
ke TV”
“Beraninya
dia muncul di hadapan Dong Man lagi Dan dia akan jatuh cinta kepadanya lagi.” Umpat
Ae Ra kesal lalu mendengar bunyi bel rumahnya.
“Beli
kopi di biara sana atau Berbagilah dengan Hye Ran. Hye Ran-mu...” teriak Ae Ra
lalu kaget saat membuka pintu ternyata Hye Ran yang datang.
“Apa Sedang
bicara tentangku?” ucap Hye Ran lalu menyelonong masuk melihat tempat tinggal
Ae Ra dengan nada mengejek.
“Apa Eonni
mau coba jadi penyiar lagi Dengan aku sebagai panutannya?” ejek Hye Ran duduk
di sofa melihat layar laptop.
“ternyata
Kau sekarang punya kebiasaan datang kesini” keluh Ae Ra sinis dengan menutup
laptopnya. Hye Ran mengaku tapi mampir
untuk melihat Ae Ra sebelum bertemu Dong Man
untuk mengatakan sesuatu.
Ae Ra
menegaskan mau Hye Ran mengatakannya atau tidak maka tak akan pernah
peduli. Hye Ran membalas kalau tak akan
elakukan yang dinginkan Ae Ra, lalu bmemberitahu kalau Ae Ra itu seperti ibu
yang bilang... "Menikahlah atau berhenti kerja"
“Kau mau
aku duduk di sini denganmu dan berbincang sambil minum kopi atau semacamnya?”
kata Ae Ra kesal.
“Baiklah.
Aku akan ke intinya saja... Oppa dan aku akan memulai lagi.” Kata Hye Ran
percaya diri. Ae Ra kaget mendengarnya.
Dong Man
keluar dari rumah merasa tak enak hati dengan sikap Ae Ra. Sementara Ae Ra
berpikir memangnya Dong Man mengatakan mengingikanya dan menegaskn kalau Dong
Man itu belum pernah menikah. Hye Ran pikir tak perlu pria yang bercerai
menurutnya ia memiliki punya semuanya,
mulai Uang, koneksi, dan nama besar.
“Sekarang,
aku sungguh hanya memerlukan Oppa.” Ungkap Hye Ran
“Sudah
kubilang padamu untuk tidak muncul di hadapannya lagi.” Tegas Ae Ra.
“Aku
tidak ke sini untuk izin darimu, tapi
Ini pemberitahuan. Dia milikku...” kata Hye Ran langsung disela oleh Ae
Ra. Ae Ra pikir Hye Ran meminta agar menyingkir.
“Tidak...
Jangan buat dirimu lebih menyedihkan.” Ungkap Hye Ran menyindir. Ae Ra kesal
dianggap menyedihkan.
“Kau berpura-pura
jadi teman setia bahkan saat kau tidak bisa jadi teman setia. Itu cukup lucu...Lebih
baik jadi gila daripada jadi menyedihkan.” Kata Hye Ran
“Hei. Sudah
kubilang kepadamu aku bisa memukul wanita juga. Pikirkan itu.” Ungkap Ae Ra
Hye Ran
malah makin mengejeknya kalau Ae Ra itu tak pernah memukulnya, saat itu terdengar suara dari luar. Dong Man
memanggil yang ada di dalam kalau menarik lagi perkataannya tentang Ae Ra dan
biara.
“Kenapa
kau selalu membuatku cemas dengan jadi marah? Kenapa kau bertingkah di luar
karaktermu?” teriak Dong Man
“Apa Eonni
bertingkah di luar karakter? Untuk apa? Ini Menyedihkan sekali.” Ejek Hye Ran
Ae Ra
akhirnya membuka pintu memberitahu Dong Man kalau Hye Ran nya ada dirumahnya
dan menyuruh agar mengambilnya. Hye Ran dengan wajah melasnya memanggil “Oppa”.
Dong Man dengan sinis bertanya untuk apa Hye Ran datang.
“Aku
khawatir dan ingin melihat keadaan Oppa.” Ucap Hye Ran, Dong Man menyindir Haruskah
berterima kasih dengan perkataan itu.
“Sudah
kubilang kepadamu untuk jawab teleponnya.” Kata Hye Ran. Dong Man mulai
berbicara serius.
“Hye
Ran.. Saat aku dengar kau cerai.., sejujurnya... hatiku tenggelam. Saat kau
meneleponku.., kupikir aku hampir tidak bisa bernafas.” Akui Dong Man.
Ae Ra
mendengar perkataan Dong Man dari jendela kesal sendiri mendengarnya, mengumpat kalau si Idiot itu kena lagi. Ia
merasa kalau Pecundang dan jalang itu diciptakan untuk satu sama lain dan takkan
peduli dengan mereka lagi.
“Sebuah
telepon dariku cukup membuatmu gugup.” Kata Hye Ran ta percaya dengan memegang lengan Dong Man.
Dong Man langsung menariknya.
“Ya.
Mungkin kau akan melakukan ini lagi. Aku takut kau akan mengatakanya lagi dalam
lima tahun kita yang menyedihkan itu. Jadi Aku mohon... Enyahlah.” Tegas Dong
Man. Hye Ran terdiam tak percaya Dong Man bisa melakukanya.
Keluarga
Joo Man melihat barang-barang yang dibawakan oleh Sul Hee. Sul Hee memberitahu kalau minumnan sikhye yang dibuat sendiri oleh
ibunya, menurutnya kalau ada Orang yang
mencicipinya maka akan minta dikirimi beberapa botol lagi. Dua kakak Joo Man
berbisik ibu Sul hee yang mengirim dua
botol.
“Apa Bahkan
dia mengirimi kaki babi?” bisik kakak lainya seperti mengejek Sul Hee.
“Ini yang
keluarga kami jual di restoran. Ibuku tidak hanya memakai bahan buatan tapi merebusnya
hanya dengan bahan alami.”kata Sul Hee. Kakak ipar sedang hamil menyuruh agar
menutup makana saja karena ruanganya akan Jadi bau daging babi dan bisa muntah
pagi-pagi.
“Kau
tidak spesial... Kaki babi kan juga babi. Karena itulah baunya babi. Terima
kasih atas pemikiran dan usahanya.., tapi kami mau mengadakan pesta dengan tema
makan siang. Kaki babi tidak cocok dengan temanya.” Ungkap si kakak ipar
pertama.
“Lalu Apa
yang ada di koper? Kau mau pergi?” tanya si kakak ipar mengejek. Ae R membuka
koper dan terlihat Cookies yang sudah dibungkus rapi.
“Aku
membuatnya untuk diberikan kepada tamu undangan saat mereka pergi” ucap Sul Hee
Si kakak
ipar tak percaya Sul Hee bisa bisa membuatnya padahal sedang sibuk bekerja. Sul Hee mengaku kalau sengaja
ambil cuti dan harus melakukan sesuatu di ulang tahun Min Seo yang pertama. Ibu
Joo Man pun bertanya apakah anak lakinya itu mengatakan tidak bisa datang.
Joo Man
masuk ke ruangan fotokopi binggung melihat banyak kertas yang berserakan dan Ye
Jin berjongkok sambil menangis. Ye Jin menceritakan Tiba-tiba, saja terjadi dan harus membuat
salinan tapi berpikir kalau suda merusaknya. Saat itu Joo Man merasa seperti
mengingat pertama kali bertemu dengan Sul Hee.
Flash Back
Sul Hee
panik melihat banyak kertas yang berserakan dengan mata anak anjing yang ketakutan
merasa merusaknya lagi dan kesal karena selalu menyebabkan masalah. Seperti
saat itu ia mulai jatuh cinta denganSul Hee.
“Kenapa
aku selalu menyebabkan masalah?” ucap Ye Jin melakukan hal yang sama. Joo Man
menyadarkan dirinya lalu menyuruh Ye Jin menyingkir agar pakaian tak kotor dan
memperbaiki mesin foto kopi.
Dong Man
berteriak meminta Ae Ra membuka pintu dan mengajaknya bicara. Ae Ra hanya diam
saja lalu melihat Moo Bin menelpnya, Moo Bin bertanya apakah Ae Ra sedang ada
department store. Ae Ra heran kenapa Moo Bin harus datang ke tempat kerjanya.
“Apa Kau
akan menungguku sampai aku selesai?” tanya Mo Bin.
“Harusnya
kau menyumpahiku saja. Kenapa kau terus marah? Ini bukan seperti dirimu.” Teriak
Dong Man duduk didepan pintu.
Ae Ra
mendengarnya mengingat ucapan Hye Ran “Kau berpura-pura jadi temannya bahkan saat
kau tidak bisa jadi temannya. Itu cukup lucu.” Lalu akhirnya menyetujui Moo Bin
untuk bertemu.
Ae Ra
sudah berganti pakain dan keluar dari rumah. Dong Man menarik tanganya bertanya
mau kemana dan mengajaknya bicaranya. Ae Ra heran kenapa Dong Man harus peduli
kemana akan pergi.
“Aku
tidak meneleponnya, tapi Dia datang atas kemauannya sendiri.” Jelas Dong Man
seperti tak ingin Ae Ra salah paham.
“Kenapa
kau memberitahuku itu? Apa Kau menyukaiku Atau apa aku menyukaimu? Jadi Mari
kita jaga batas. Aku tidak ingin wanita gila itu mengasihaniku. Mari kita
perhatikan perilaku kita masing-masing” tegas Ae Ra. Dong Man pun tak bisa
berkata-kata lagi.
Joo Man
akhirnya berhasil memperbaikinya, memberitahu kalau Printer ini agak macet dan memberitahu
caranya agar bisa sisipkan halaman secara terpisah kalau ingin mencetaknya. Ye
Jin tertawa melihat ada Ada tinta di wajah
Joo Man.
“Pak
Kim... Terima kasih banyak. Aku harus membelikanmu minum hari ini. Ada tempat
souvlaki baru. Di sana rasanya enak.., dan suasananya bagus. Ayo kita minum
hari ini.” Ajak Ye Jin penuh semangat.
“Aku...
Beban kerjaku berat, jadi aku harus lembur malam ini.” Ungkap Joo Man berusaha
menolak.
“Kalau
begitu, apa kau mau nonton di bioskop akhir pekan ini?” tanya Ye Jin. Joo Man
mengaku ada rencana keluarga akhir pekan ini.
“Bagaimana
dengan makan malam besok?” tanya Ye Jin tak mau kalah. Joo Man mengatakan kalau
besok harus menonton bola. Ye Jin
tiba-tiba mendekat dan memberikan kecupan di bibir Joo Man.
“Kubilang
aku berterima kasih kepadamu. Jadi Mari minum. Kenapa kau mempersulit suatu
hal?” kata Ye Jin kesal lalu beranjak pergi. Joo Man hanya bisa terdiam
tiba-tiba meneriman ciuman.
[Episode 6 - Sayang, Jangan Berikan Aku
Ciuman Itu.]
Dong Man
ingin mengirimkan pesan “Aku meminta maaf dan Aku tidak tahu soal apa itu.” Tapi akhirnya
memilih untuk menghapusnya. Pelatih Hwan mengeluh Dong Man yang lambat dan tak
mengikutinya. Dong Man memberikan selotip lalu tersadar melihat poster dirinya
bahkan menuliskan ukuran sepatunya juga.
“Kenapa
ini sangat detail?” kelu Dong Man.
“Aku
tidak tahu apakah wanita di kota ini akan memintamu. Sebagai instruktur,
maksudku .. Ini sangat strategis.” Ungkap Pelatih Hwang terus menempelkan
poster.
“Aku
bahkan tidak tahu kenapa aku meminta bantuannya.” Keluh Dong Man. Pelatih Hwang
menyuruh Dong Man untuk segera mendekat.
Pelatih Hwang
bertemu dengan seseorang di ruang latihan, Si fotographer mengatakan mau
bertemu bintangnya dulu. Pelatih Hwang mengenalkan Dong Man lalu menyuruh untuk
Pergilah ke toilet dan basahi rambutnya untuk pemotretan. Dong Man binggung bertanya
apa lagi sekarang, Pelatih Hwang memberitahu ini Serangan balik dan Awal untuk
serangan balasan jadi harus memberi respon.
“Apa Anda
sudah mengkonfirmasi semuanya?” tanya Pelatih Hwang. Si pria mengatakan punya informasi check in hotel Carl Carelas dan
penerbangannya tepat setelah pertandingan selesai Rencana milik Tak Su cukup
kacau Ini akan membuat sejarah.” Ungkap si pria.
Dong Man
tersenyum bahagia mendengarnya, Pelatih Hwang menegaskan kalau tak akan membiarkan ini. Dong Man measa pelatihnya
itu terlihat dingin tapi hatinya sangat hangat. Pelatih Hwang memperingatkan
Dong Man untuk Bersiaplah untuk mati,
karena sudah mengatur pertandingan debutnya.
“Kaulah
yang harusnya menyerang balik. Kau tidak terlihat terlalu buruk melawan orang
Brazil.” Ucap Pelatih Hwang
“Pelatih
Hwang, boleh aku panggil kau Hyeong? Sebagai Pelindung.”ucap Dong Man mengejek.
Pelatih Hwang langsung memukul kepala Dong Man yang sering bercanda.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar