PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 28 Juni 2017

Sinopsis Fight My Way Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

[Episode 10 -Kita menjalin hubungan atau tidak?]
Ae Ra sudah berlatih diatas panggung, ayahnya siap merekam dan memuji kalau memang hebat. PD festival binggung melihat Ae Ra lalu bertanya pada assitantnya paakah sudah mengirim pesan. Sang assitant mengaku  sudah mengirimkan.
“Ini hanya latihan, Ayah.” Kata Ae Ra malu. Tuan Choi tak peduli menyuruh Ae Ra agar bisa fokus.
Saat itu Hye Ran naik panggung menyuruh Ae Ra agar Minggir. Ae Ra dengan sinis bertanya kenapa Hye Ran ada diatas panggung.  Hye Ran mengaku pasti menjadi orang jahat, karena tidak suka Melihat Ae Ra yang  antusias.
“Mari kita mulai latihannya, Hye Ran.” Ucap PD festival. Ae Ra akhirnya memilih untuk turun dari panggung.
Hye Ran mulai berlatih, beberapa orang langsung antusias saat melihat ada pembaca berita terkenal. Tuan Choi binggung kemana Ae Ra akan pergi padahal sebentar lagi akan mulai. Ae Ra mengajak ayahnya untuk segera pergi karena malu. Dong Man hanya bisa menatap kesal karena Hye Ran mengambil tempat Ae Ra. 


Ayah Ae Ra memberikan sekotak makan agar anaknya mengambilnya. Ae Ra menolaknya. Akhirnya Dong Man yang membantu mengambilnya. Ae Ra terlihat masih sangat sedih dengan keadaanya dengan menahan tangis.
“Ayah bukan datang untuk melihatmu di panggung, tapi Ayah datang untuk memberikan makanan ini.” Kata Tuan Choi. Ae Ra meminta ayahnya agar peri sja.
“Tidakkah sebaiknya kita makan bersama? Kita sudah dua bulan tidak bertemu. Mari makan malam bersama.” Ajak Tuan Choi seperti ingin membuat anaknya tak sedih lagi.
“Aku tidak lapar dan ingin Ayah cepat pergi.” Kata Ae Ra. Tuan Choi akhirnya memilih untuk mengikuti permintaan anaknya.
Tuan Choi memastikan saat sampai rumah memasukan semua makanan ke dalam kulkas setelah itu memberikan uang. Ae Ra mengeluh ayahnya yang memberikan uang padanya. Tuan Choi mengaku hanya ingin memberikannya. Ae Ra merasa bukan anak-anak jadi Tidak seharusnya diberi uang.
“Kenapa Ayah membuatku malu dengan diriku?” keluh Ae Ra tak ingin dianggap remeh.
“Kenapa ayah tidak boleh memberi 30 dolar pada putri ayah?” ucap Ayahnya. Ae Ra pikir kenapa ayahnya memberikan sekarang
“Kenapa sekarang? Kenapa Ayah datang dan melihatku dalam kondisi ini?” ucap Ae Ra. Tuan Choi heran melihat anaknya yang malu di depan ayahnya sendiri karena merasa baik-baik saja.
“Ayah harus pergi. Aku bisa menangis jika melihat Ayah. Cepat pergi.” Ucap Ae Ra tak ingin ayahnya melihat keadaanya yang susah.
“Ae Ra... Dalam hidup, setiap orang punya masing-masing peluang untuk sukses.” Ucap Tuan Choi
Ae Ra berpikir ayahnya agar menyuruh tidak bermimpi. Tuan Choi pikir tak masuk akal jika penjudi bermain dengan nenek-nenek dan Park Ji Sung tidak pantas bermain di sepak bola amatir, menurutnya Ae Ra sudah profesional jadi Panggung sekecil itu tidak cukup.
“Apa itu cukup bagimu? Kau berlagak seperti orang dewasa. Tapi Kau masih jauh dari dewasa.”ejek Tuan Choi lalu memilih untuk segera pulang sambil mengumpat kesal.
“Datanglah lain kali saat aku menelepon Ayah. Lain kali, aku akan berada di panggung megah. Jadi, datanglah saat aku menelepon Ayah.” Ucap Ae Ra bicara pada ayahanya di depan jendela. Tuan Choi mengangguk mengerti.
“Hubungi ayah saat itu datang, Walau kau berada di Korea Utara, maka ayah akan melintasi paralel ke-38 untuk menyaksikanmu.” Kata Tuan Choi dengan mata berkaca-kaca lalu pamit pergi. 


Ae Ra menyuruh Dong Man pergi juga karena tak ingin melihatnya menangis lagi dan akan pulang ke Seoul. Dong Man bertanya apakah akan pergi seorang diri, karena menurutnya mereka bisa pulang bersama nanti malam. Ae Ra menolak karena akan pulang sendiri lalu pergi sendiri. 

Sul Hee makan ramen sendirian, Joo Man sedang membaca majalan melihat nama Ye Jin yang terus menelp tapi mengabaikanya, lalu pesan masuk “Aku berbaring di kursi.” Akhirnya Joo Man meminta izin untuk keluar sebentar. Sul Hee ingin tahu ingin pergi kemana.
“Teman-teman ingin aku keluar karena tadi aku pulang cepat.” Kata Joo Man. Sul Hee pikir kalau perlu ikut juga. Joo Man terlihat binggung.
“Tidak perlu, ini hanya para pria.” Kata Joo Man. Sul Hee pikir kalau sekarang terlalu larut. Joo Man tak membahasnya berjanji akan segera kembali. Sul Hee mengajak agar makan dengan setelah itu mereka bisa  berjalan-jalan.
“Ini terlalu panas untuk berjalan-jalan.” Ucap Joo Man, Sul Hee binggung karena Joo Man malah keluar dari rumah. Joo Man binggung. Sul Hee lalu meminta agar Joo Man Jangan pergi.

Doo Ho melihat foto anaknya dalam ponsel, lalu berkata  Aku ingin bertarung dengan Dong Man lain kali. Dong Man pikir Doo Ho itu Hanya rekan tandingnya Tapi Doo Ho melihat Dong Man sangat kuat. Dong Man mengeluh pada pelatihnya berpikir mereka itu seperti sirkus.
“Kami tidak bertenaga, makan pun belum. Kau bilngPapan kayu lagi? Kenapa ini sulit sekali dipatahkan?” keluh Dong Man kesal melihat pelatihnya yang datang. Pelatih Hwang seperti baru tahu kalau memang sulit di patahkan.
“Festival macam apa yang punya begitu banyak masalah? Mereka sungguh berantakan!” keluh Dong Man kesal. Saat itu Hye Ran baru turun dari panggung melihat Dong Man terlihat marah. 

Sul Hee duduk sendirian di kamarnya melihat account IG Ye Jin, seperti merasakan sesuatu. Sementara Joo Man duduk di halte memasang peniti sambil mengeluh Ye Jin yang minum-minum sampai roknya sobek.  Ye Jin pikir tak mungkin kalau Joo Man tak minum kalau berada di posisinya. Joo Man mengeluh dengan sikap Ye Jin seperti ini.
“Kenapa kau tidak pernah datang ke kantor?” ucap Joo Man
“Memang salah melakukan ini, tapi aku masih menyukaimu.” Akui Ye Jin. Joo Man balik bertanya kenapa Ye Jin menyukainya karena Ye Jin  terlalu baik untuknya.
“Aku hanya semakin menyukaimu. Aku ingin kau memperhatikanku. Aku makin menyukaimu. Aku ingin kau memperhatikanku. Aku hanya makin menyukaimu. Rasanya aku akan mati. Aku sangat menyukaimu.” Ungkap Ye Jin meluapkan semua perasaanya.
Joo Man seperti tak tega melihat Ye Jin yang menangis lalu menghapus air matanya. Diam-diam Sul Hee melihat dari kejauhan karena Joo Man memberikan perhatian. 


Ae Ra duduk sendirian di halte bus. Saat itu Kyung Soo mengemudikan mobilnya berhenti bertanya apakah Ae Ra akan kembali ke Seoul. Ae Ra mengangguk. Kyung Soo mengajak Ae Ra naik mobilnya saja karena akan mengantarnya.  Ae Ra binggung kenapa mengajaknya,Kyung Soo heran karena memang akan pergi ke Seoul juga.
Hye Ran mengomel pada PD karena membuat acara tanpa naskah. Si PD menjelaskan kalau Kebanyakan acara di luar Seoul berubah-ubah jadi bisa melakukannya secara spontan. Hye Ran mengeluh mereka yang tidak punya dasar atau perencanaan.
“Setidaknya turunkan rangka kosongnya. Mana ada yang bisa melakukannya tanpa naskah?” Pikir Hye Ran yang terbiasa membawa acara dengan naskah
“Ada satu orang yang bisa.” Ucap PD festival merasa menyesal karen Ae Ra bisa melakukanya tapi memilih untuk tak membahas dan akan berusaha mempersiapkannya, lalu bertanya pada Assitant apakah Ae Ra sudah pergi. 

Ae Ra melihat ponselnya yang berbunyi, Dong Man mengirimkn pesan “Jangan pergi. Tunggu aku. Aku ingin pulang denganmu.” . Kyung Soo mulai membahas tentang pernikahan Chan Sook karena tidak diundang, jadi tidak bisa hadir.
“ Untuk apa dia mengirimkan undangan padamu?” kata Ae Ra sinis. Kyung Soo pikir benar juga.
“Tapi Bagaimana kau tahu aku menghadiri pernikahannya? Bagaimana kau tahu soal Festival Kerang Daecheon?” ucap Ae Ra heran. Kyung Soo terlihat gugup lalu mengaku kalau Dong Man yang memberitahukanya.
“Dia tidak memberitahumu.” Kata Ae Ra yakin. Kyung Soo menyakinkan kalau Dong Man tidak mengatakan langsung, tapi mendengarnya sekilas.
“Apa Kau mengamati akun media sosialku?” kata  Ae Ra yakin. Kyung Soo menyangkal bahkan tidak tahu nama ID Ae Ra.
Ae Ra mencari di GPS mobil Kyung Soo pada "Pencarian terakhir" tertulis "12 Jalan Maebong, Oksu-dong" dan tahu kalau itu alamat  Namil Villa. Kyung Soo pun tak bisa berkata-kata lagi. Ae Ra mengaku kalau selalu merinding setiap melihat kelompok musik perkusi tradisional. Kyung Soo binggung.

“Jadi Aku Singkat saja, Hentikan programmu. Serta, jangan muncul di depanku atau Dong Man.” Tegas Dong Man
“Ae Ra, aku tidak seperti dulu lagi.” Kata Kyung Soo menyakinkan.
“Aku tidak peduli jika kau berubah. Aku tidak akan memercayaimu walau kau berubah drastis.” Tegas Ae Ra lalu meminta agar membuka pintu. Kyung Soo menyakinan kalau sudah berubah. Ae Ra tak peduli meminta agar membuka pintu dan akhirnya keluar dari mobil. Kyung Soo masih tetap menyakinkan kalau bukan orang lemah lagi.

Joo Man mengantar Yee Jin sampai naik ke dalam taksi lalu meninggalkanya, tak juah dari jalan seseorang menghentikan taksi lalu membuka pintu. Ye Jin kaget melihat Sul Hee yang datang menemuinya. Keduanya pun bertemu di taman.
“Ye Jin, apa kau menganggapku lelucon? Pasti kau yang menganggapku lelucon dan Kau pasti bersenang-senang melihatku. Tapi Itu sama sekali tidak lucu. Aku sangat kesal dan itu membuatku marah. Aku takut.” Ungkap Sul Hee. Ye Jin binggung dengan perkataan Sul Hee.
“Aku benci ternyata orang sepertimu yang menyukai Joo Man. Aku membencinya. Aku takut. Tolong, berhentilah melakukan ini pada Joo Man. Jangan menemuinya di malam hari dan jangan mengirim pesan atau meneleponnya. Selain itu, bisakah kau tidak berteman dengannya di media sosial?” ungkap Sul Hee.
“Aku juga tidak mau melakukannya. Lagi pula hubungan kalian akan segera berakhir. Jika Pak Kim bimbang, maka aku sungguh tidak mau berhenti. Jika kalian hampir berpisah, maka aku akan terus meyakinkannya.” Tegas Ye Jin. 
Joo Man masuk kamar dan tak melihat Sul Hee di rumahnya, lalu mencoba menelp pacarnya dan mengirimkan pesan apakah sudah turun.  Sul Hee sudah ada di depan pintu rumah hanya bisa menangis, merasa kesal pada Joo Man memakai peniti itu dan menurutnya Joo Man adalah miliknya. 


Flash Back
Bioskop, 2011
Si pelanggan mengatakan kalau diskonnya menjadi dobel. Sul Hee seperti tak mengerti. Sementara pacarnya mengintip bagian dada Sul Hee karena kancingnya yang terbuka. Si pelangan merasa jumlahnya 12 dollar. Sul Hee seperti tak yakin akhirnya Joo Man datang membantunya.
“Kartu poinmu, diskon, dan poin dari kartumu, totalnya 9 dolar.” Ucap Joo Man dengan cepat lalu bertanya apakah akan menggunakannya. Sul Hee menatap Joo Man dengan wajah terkesima.
“Dia sangat cerdas.” Gumam Sul Hee. Joo Man terus melayani pelanggan dengan cepat. 

Keduanya berbicara di gunga. Joo Man menegaskan kalau menyarankannya karena Sul Hee teman Dong Man dan menjadikan kasir, tapi Sul Hee malah terus menimbulkan masalah, bahkan Tempo hari juga menjual tiket seharga 70 sen.
“Maafkan aku. Aku terus merepotkanmu. Aku ingin bergabung dengan kru pembersihan saja.” Kata Sul Hee.
“Apa Kau tahu pekerjaa itu betapa melelahkan?” kata Joo Man terlihat khawatir.
“Aku lebih suka merasa tenang daripada nyaman secara fisik.” Ungkap Sul Hee. Joo Man tak percaya Sul Hee malah bersikap seperti ini.
“Seorang wanita yang kancing bajunya terbuka sama seperti pria yang ritsleting celananya terbuka. Kenapa kau begitu lalai, ceroboh, dan banyak kesalahan? Kau sangat mengganggu.” Keluh Joo Man
Sul Hee pikir Mungkin harus berhenti saja. Joo Man pun bertanya apakah Sul Hee akan berbeda di tempat lain dan meminta agar Tetaplah di tempat di mana bisa melihatnya. Sul Hee menghela nafas dan memelihat ditanganya sebuah peniti. 

Mereka makan malam bersama, Seorang pria mengoda Sul Hee yang  hanya setahun lebih tua jadi ingin menganggap teman. Mereka memulai untuk bermain dan mulai bersulang dengan minum soju.
Sul Hee akhirnya harus minum karena kalah, lalu meminta agar Joo Man mau mengantikanya, tapi malah melakukan kesalahan karena bicara bahasa Inggris jadi menyuruhnya minum lagi. Sul Hee mengaku tidak bisa banyak minum jadi harus berhenti. Joo Man ingin mengantikanya, tapi temanya lebih dulu meminum milik Sul Hee. Akhirnya Sul Hee memilih untuk pergi ke toilet saja karena terlalu banyak minum. Si pria mengikutinya.

Temanya memanggil Park Sul Hee, Sul hee memberitahu namanya  Baek Sul Hee. Si pria bicara banmal memuji kalau Sul hee itu sangat cantik. Sul hee mengingatkan kalau dirinya itu lebih tua jadi harus lebih sopan.
“Hari ini adalah "hari ciuman" dan aku ingin bersamamu.” Ucap si pria ingin mencium Sul Hee. Saat itu Joo Man berteriak marah melihat keduanya padahal sudah melarang bahwa Sul Hee adalah teman dari teman dekatnya lalu memberikan pukulan. 

Akhirnya Joo Man terlihat ada memar dibagian mulutnya, Sul Hee mengetahui dari ayahnya kalau gunakan soju untuk mensterilkan luka dan berpikir kalau harus membeli soju. Joo Man terlihat kesal melihat sikap Sul Hee. Sul Hee pun ikut kesal bertanya apa lagi kesalahanya.
“Kau yang berkelahi.. Kenapa kau membentakku? Kenapa kau menendang orang yang tidak bisa kau kalahkan??” ucap Sul Hee
“Kenapa kau begitu manis? Kau mengenakan gaun pendek untuk menarik perhatian, 'kan? Dan matamu... Kau tersenyum manis untuk mencuci pikiran pria, 'kan? Apa Kau berusaha membuatku gila?” kata Joo Man
“Itu karena aku menyukaimu! Aku ingin kau melihatku! Karena itu aku mengenakan gaun ini dan sering tersenyum!” teriak Sul Hee mengungkapkan perasaanya. Joo Man bingung.
“Karena makin menyukaimu, aku ingin kau melihatku!” akui Sul Hee lalu merasa menyesal karena harus mengatakan blak-blakan.  Joo Man merasa Sul Hee memang sangat cantik dan langsung menciumnya, mereka pun berciuman dibawah sinar lampu jalan.
Sul Hee akhirnya selesai menangis dan masuk ke dalam rumah, lalu tidur disamping Joo Man sambil memeluknya dengan erat. Joo Man sedikit terbangun merasakan pelukan Sul Hee. 


Dong Man bertemu dengan Hye Ran di cafe,  sambil bertanya alasan Hye Ran sampai bersikap seperti ini dan apa yang dikhawatirkanya.  Hye Ran bertanya apakah ia tidak menjadi diri sendiri. Dong Man tahu Hye Ran sepenuhnya menjadi dirinya sendiri yaitu  bersikap terlalu Terlihat bahwa  gelisah.
“Tersenyum seperti itu sama sekali tidak keren.” Kata Dong Man sinis,
“Jika kau kesal, berteriak dan menangislah. Jika kau bahagia, katakanlah dan bertingkah konyol. Jika kau ingin melakukan sesuatu, katakanlah dan menangislah. Itu tidak begitu menyedihkan.” Tegas Dong Man
“Apa maksudmu mu Seperti Ae Ra?” kata Hye Ran sinis. Dong Man pikir Hye Ran sadar kalau lebih menyedihkan dibandingkan Ae Ra.
“Lantas kenapa kau tidak pernah mengencani gadis sehebat dia? Kau pasti ragu-ragu... Kau tidak yakin... Maka itu tidak benar.” Ungkap Hye Ran

“Kami menjalani 20 tahun bersama.” Tegas Dong Man merasa Hye Ran tak tahu apapun.
“Setelah 20 tahun, Kau bahkan bisa menyukai perabot di rumahmu. Jangan keliru antara nyaman atau menyukainya. Jika selama 20 tahun bukan dia, selamanya bukan dia. Apa Kau pikir aku ingin bertindak gila? Bagiku, harus Kaulah orangnya. Karena itu aku bertindak gila. Katamu aku cinta pertamamu.” Ucap Hye Ran 
Dong Man mengakuinya, kalau Hye Ran adalah cinta pertamanya Tapi saat itu usianya baru 20 tahun dan membiarkan dirinya terluka bahkan  bertindak bodoh tanpa penyesalan. Tapi menurutnya  semua itu masa lalu. Hye Ran tak percaya mendengarnya.
“Cinta pertamaku telah berakhir, dan kini, aku hanya memandang Ae Ra.” Akui Dong Man. Hye Ran tak percaya Dong Man kembali mengatakan Ae Ra lagi lalu menahannya sebelum pergi.
“Kau berpikir sikapku buruk terhadapmu, 'kan? Tapi kau juga kejam padaku. Aku selalu gelisah karena Ae Ra. Karena itu aku... Aku tidak akan merelakanmu untuknya.” Tegas Hye Ran dan melihat Ae Ra ada didekat cafe. Ae Ra hanya bisa melonggo melihat Hye Ran yang mencium Dong Man dan langsung memalingkan wajahnya.

“Aku sudah sering melihat adegan ini.” Gumam Ae Ra 


Flash Back
Sul He dan Ae Ra duduk dibagian ujung meja sambil makan popcorn. Sul Hee merasa kaalu seorang wanita yang terlihat licik, Ae Ra pikir merka lebih baik harus mengirim Dong Man ke militer. Seorang teman memberitahu Karena hari ini peringatan ke-100 Dong Man dan Hye Ran maka... semua teman meminta mereka berciuman.
Dong Man dan Hye Ran pun bangun dari tempat duduknya, Ae Ra langsung memalingkan wajahnya tak ingin melihat keduanya berciuman. Sul Hee tak percaya Dong Man sahabat mereka mencium seorang gadis.

Akhirnya mereka menonton bersama, Sul Hee duduk bersama Joo Man sementara Ae Ra duduk sendirian disampingnya. Dibangku depan, Dong Man duduk bersama Hye Ran, Hye Ran ingin meminta agar menciumnya, tapi Dong Man malah melirik kebelakang tak ingin Ae Ra melihatnya.
Hye Ran keluar dari minimarket berpikir Dong Man  tidak mendapat cokelat karena Hye Ran mencampakkanya, tapi tak jauh dari tempatnya berdiri, Sul Hee memberikan ciuman pada Dong Man. Ae Ra pun memilih pergi, sementara Dong Man seperti sudah tak menyukai Hye Ran dan memilih ikut pergi ke sisi jalan lainnya. 

“Dalam hidup, pemilihan waktu selalu buruk Dan aku selalu melarikan diri.” Gumam Ae Ra akhirnya memilih untuk pergi.
Dong Man mendorong Hye Ran yang ingin menciumnya, Hye Ran pikir Jika selama 20 tahun tidak lancar, selamanya tidak akan begitu dan tidak mau kehilangan Dong Man lagi. Dong Man melihat Ae Ra yang pergi berjalan menghindarinya lalu keluar dan langsung mengejar Ae Ra lalu menciumnya.

“Mari berhenti untuk saling menghindar.” Kata Dong Man. Ae Ra seperti ingin jatuh lemas tiba-tiba Dong Man menciumnya. Dong Man menahanya meminta agar Ae Ra bisa bertahan.
“Kita sudah berciuman, dan aku tidak tahu caranya berkencan. Dengan Kita berciuman, maka sudah resmi. Mari kita berpacaran.” Ucap Dong Man. Ae Ra mengangguk setuju.
“Karena kini kita resmi berpacaran, aku akan melakukannya lagi.” Kata Dong Man. Ae Ra melonggo binggung. Dong Man mengatakan ingin melakukannya lagi lalu mencium Ae Ra lebih dalam lagi. 


[Epilog]
Pelatih Hwang ingin memasang mercon tapi malah mati begitu saja, si bibi menyuruh pelatih Hwang tenang dan santai saja serta Jangan gugup. Pelatih Hwang pun duduk disamping bibi,mengatakan kalau itu pasti si bibi namanya Hwang... Bok...
“Ganako Hwang.... Kini, namaku Ganako Hwang.” Ucap bibi Ganako.
“Berapa lama kau berencana tinggal di Namil Villa?” tanya Pelatih Hwang.
“Aku akan tinggal di sana selamanya.” Ucap Bibi Ganako.
Bersambung ke episode 11

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar