PS
: All images credit and content copyright : KBS
[Episode 10 -Kita menjalin hubungan atau
tidak?]
Ae Ra
sudah berlatih diatas panggung, ayahnya siap merekam dan memuji kalau memang
hebat. PD festival binggung melihat Ae Ra lalu bertanya pada assitantnya paakah
sudah mengirim pesan. Sang assitant mengaku
sudah mengirimkan.
“Ini hanya
latihan, Ayah.” Kata Ae Ra malu. Tuan Choi tak peduli menyuruh Ae Ra agar bisa
fokus.
Saat itu
Hye Ran naik panggung menyuruh Ae Ra agar Minggir. Ae Ra dengan sinis bertanya
kenapa Hye Ran ada diatas panggung. Hye
Ran mengaku pasti menjadi orang jahat, karena tidak suka Melihat Ae Ra yang antusias.
“Mari
kita mulai latihannya, Hye Ran.” Ucap PD festival. Ae Ra akhirnya memilih untuk
turun dari panggung.
Hye Ran
mulai berlatih, beberapa orang langsung antusias saat melihat ada pembaca
berita terkenal. Tuan Choi binggung kemana Ae Ra akan pergi padahal sebentar
lagi akan mulai. Ae Ra mengajak ayahnya untuk segera pergi karena malu. Dong
Man hanya bisa menatap kesal karena Hye Ran mengambil tempat Ae Ra.
Ayah Ae
Ra memberikan sekotak makan agar anaknya mengambilnya. Ae Ra menolaknya.
Akhirnya Dong Man yang membantu mengambilnya. Ae Ra terlihat masih sangat sedih
dengan keadaanya dengan menahan tangis.
“Ayah
bukan datang untuk melihatmu di panggung, tapi Ayah datang untuk memberikan makanan
ini.” Kata Tuan Choi. Ae Ra meminta ayahnya agar peri sja.
“Tidakkah
sebaiknya kita makan bersama? Kita sudah dua bulan tidak bertemu. Mari makan
malam bersama.” Ajak Tuan Choi seperti ingin membuat anaknya tak sedih lagi.
“Aku
tidak lapar dan ingin Ayah cepat pergi.” Kata Ae Ra. Tuan Choi akhirnya memilih
untuk mengikuti permintaan anaknya.
Tuan Choi
memastikan saat sampai rumah memasukan semua makanan ke dalam kulkas setelah
itu memberikan uang. Ae Ra mengeluh ayahnya yang memberikan uang padanya. Tuan
Choi mengaku hanya ingin memberikannya. Ae Ra merasa bukan anak-anak jadi Tidak
seharusnya diberi uang.
“Kenapa
Ayah membuatku malu dengan diriku?” keluh Ae Ra tak ingin dianggap remeh.
“Kenapa
ayah tidak boleh memberi 30 dolar pada putri ayah?” ucap Ayahnya. Ae Ra pikir
kenapa ayahnya memberikan sekarang
“Kenapa
sekarang? Kenapa Ayah datang dan melihatku dalam kondisi ini?” ucap Ae Ra. Tuan
Choi heran melihat anaknya yang malu di depan ayahnya sendiri karena merasa baik-baik
saja.
“Ayah
harus pergi. Aku bisa menangis jika melihat Ayah. Cepat pergi.” Ucap Ae Ra tak
ingin ayahnya melihat keadaanya yang susah.
“Ae Ra...
Dalam hidup, setiap orang punya masing-masing peluang untuk sukses.” Ucap Tuan
Choi
Ae Ra
berpikir ayahnya agar menyuruh tidak bermimpi. Tuan Choi pikir tak masuk akal
jika penjudi bermain dengan nenek-nenek dan Park Ji Sung tidak pantas bermain
di sepak bola amatir, menurutnya Ae Ra sudah profesional jadi Panggung sekecil itu
tidak cukup.
“Apa itu
cukup bagimu? Kau berlagak seperti orang dewasa. Tapi Kau masih jauh dari
dewasa.”ejek Tuan Choi lalu memilih untuk segera pulang sambil mengumpat kesal.
“Datanglah
lain kali saat aku menelepon Ayah. Lain kali, aku akan berada di panggung
megah. Jadi, datanglah saat aku menelepon Ayah.” Ucap Ae Ra bicara pada
ayahanya di depan jendela. Tuan Choi mengangguk mengerti.
“Hubungi
ayah saat itu datang, Walau kau berada di Korea Utara, maka ayah akan melintasi
paralel ke-38 untuk menyaksikanmu.” Kata Tuan Choi dengan mata berkaca-kaca
lalu pamit pergi.
Ae Ra menyuruh
Dong Man pergi juga karena tak ingin melihatnya menangis lagi dan akan pulang
ke Seoul. Dong Man bertanya apakah akan pergi seorang diri, karena menurutnya
mereka bisa pulang bersama nanti malam. Ae Ra menolak karena akan pulang
sendiri lalu pergi sendiri.
Sul Hee
makan ramen sendirian, Joo Man sedang membaca majalan melihat nama Ye Jin yang
terus menelp tapi mengabaikanya, lalu pesan masuk “Aku berbaring di kursi.”
Akhirnya Joo Man meminta izin untuk keluar sebentar. Sul Hee ingin tahu ingin pergi
kemana.
“Teman-teman
ingin aku keluar karena tadi aku pulang cepat.” Kata Joo Man. Sul Hee pikir
kalau perlu ikut juga. Joo Man terlihat binggung.
“Tidak
perlu, ini hanya para pria.” Kata Joo Man. Sul Hee pikir kalau sekarang terlalu
larut. Joo Man tak membahasnya berjanji akan segera kembali. Sul Hee mengajak
agar makan dengan setelah itu mereka bisa
berjalan-jalan.
“Ini
terlalu panas untuk berjalan-jalan.” Ucap Joo Man, Sul Hee binggung karena Joo
Man malah keluar dari rumah. Joo Man binggung. Sul Hee lalu meminta agar Joo
Man Jangan pergi.
Doo Ho
melihat foto anaknya dalam ponsel, lalu berkata
Aku ingin bertarung dengan Dong Man lain kali. Dong Man pikir Doo Ho itu
Hanya rekan tandingnya Tapi Doo Ho melihat Dong Man sangat kuat. Dong Man mengeluh
pada pelatihnya berpikir mereka itu seperti sirkus.
“Kami
tidak bertenaga, makan pun belum. Kau bilngPapan kayu lagi? Kenapa ini sulit sekali
dipatahkan?” keluh Dong Man kesal melihat pelatihnya yang datang. Pelatih Hwang
seperti baru tahu kalau memang sulit di patahkan.
“Festival
macam apa yang punya begitu banyak masalah? Mereka sungguh berantakan!” keluh
Dong Man kesal. Saat itu Hye Ran baru turun dari panggung melihat Dong Man
terlihat marah.
Sul Hee
duduk sendirian di kamarnya melihat account IG Ye Jin, seperti merasakan
sesuatu. Sementara Joo Man duduk di halte memasang peniti sambil mengeluh Ye
Jin yang minum-minum sampai roknya sobek.
Ye Jin pikir tak mungkin kalau Joo Man tak minum kalau berada di
posisinya. Joo Man mengeluh dengan sikap Ye Jin seperti ini.
“Kenapa
kau tidak pernah datang ke kantor?” ucap Joo Man
“Memang
salah melakukan ini, tapi aku masih menyukaimu.” Akui Ye Jin. Joo Man balik
bertanya kenapa Ye Jin menyukainya karena Ye Jin terlalu baik untuknya.
“Aku
hanya semakin menyukaimu. Aku ingin kau memperhatikanku. Aku makin menyukaimu. Aku
ingin kau memperhatikanku. Aku hanya makin menyukaimu. Rasanya aku akan mati. Aku
sangat menyukaimu.” Ungkap Ye Jin meluapkan semua perasaanya.
Joo Man
seperti tak tega melihat Ye Jin yang menangis lalu menghapus air matanya.
Diam-diam Sul Hee melihat dari kejauhan karena Joo Man memberikan perhatian.
Ae Ra
duduk sendirian di halte bus. Saat itu Kyung Soo mengemudikan mobilnya berhenti
bertanya apakah Ae Ra akan kembali ke Seoul. Ae Ra mengangguk. Kyung Soo
mengajak Ae Ra naik mobilnya saja karena akan mengantarnya. Ae Ra binggung kenapa mengajaknya,Kyung Soo
heran karena memang akan pergi ke Seoul juga.
Hye Ran
mengomel pada PD karena membuat acara tanpa naskah. Si PD menjelaskan kalau
Kebanyakan acara di luar Seoul berubah-ubah jadi bisa melakukannya secara
spontan. Hye Ran mengeluh mereka yang tidak punya dasar atau perencanaan.
“Setidaknya
turunkan rangka kosongnya. Mana ada yang bisa melakukannya tanpa naskah?” Pikir
Hye Ran yang terbiasa membawa acara dengan naskah
“Ada satu
orang yang bisa.” Ucap PD festival merasa menyesal karen Ae Ra bisa melakukanya
tapi memilih untuk tak membahas dan akan berusaha mempersiapkannya, lalu
bertanya pada Assitant apakah Ae Ra sudah pergi.
Ae Ra
melihat ponselnya yang berbunyi, Dong Man mengirimkn pesan “Jangan pergi.
Tunggu aku. Aku ingin pulang denganmu.” . Kyung Soo mulai membahas tentang
pernikahan Chan Sook karena tidak diundang, jadi tidak bisa hadir.
“ Untuk
apa dia mengirimkan undangan padamu?” kata Ae Ra sinis. Kyung Soo pikir benar
juga.
“Tapi
Bagaimana kau tahu aku menghadiri pernikahannya? Bagaimana kau tahu soal Festival
Kerang Daecheon?” ucap Ae Ra heran. Kyung Soo terlihat gugup lalu mengaku kalau
Dong Man yang memberitahukanya.
“Dia
tidak memberitahumu.” Kata Ae Ra yakin. Kyung Soo menyakinkan kalau Dong Man
tidak mengatakan langsung, tapi mendengarnya sekilas.
“Apa Kau
mengamati akun media sosialku?” kata Ae
Ra yakin. Kyung Soo menyangkal bahkan tidak tahu nama ID Ae Ra.
Ae Ra
mencari di GPS mobil Kyung Soo pada "Pencarian terakhir" tertulis
"12 Jalan Maebong, Oksu-dong" dan tahu kalau itu alamat Namil Villa. Kyung Soo pun tak bisa
berkata-kata lagi. Ae Ra mengaku kalau selalu merinding setiap melihat kelompok
musik perkusi tradisional. Kyung Soo binggung.
“Jadi Aku
Singkat saja, Hentikan programmu. Serta, jangan muncul di depanku atau Dong
Man.” Tegas Dong Man
“Ae Ra,
aku tidak seperti dulu lagi.” Kata Kyung Soo menyakinkan.
“Aku
tidak peduli jika kau berubah. Aku tidak akan memercayaimu walau kau berubah
drastis.” Tegas Ae Ra lalu meminta agar membuka pintu. Kyung Soo menyakinan
kalau sudah berubah. Ae Ra tak peduli meminta agar membuka pintu dan akhirnya
keluar dari mobil. Kyung Soo masih tetap menyakinkan kalau bukan orang lemah
lagi.
Joo Man
mengantar Yee Jin sampai naik ke dalam taksi lalu meninggalkanya, tak juah dari
jalan seseorang menghentikan taksi lalu membuka pintu. Ye Jin kaget melihat Sul
Hee yang datang menemuinya. Keduanya pun bertemu di taman.
“Ye Jin,
apa kau menganggapku lelucon? Pasti kau yang menganggapku lelucon dan Kau pasti
bersenang-senang melihatku. Tapi Itu sama sekali tidak lucu. Aku sangat kesal
dan itu membuatku marah. Aku takut.” Ungkap Sul Hee. Ye Jin binggung dengan
perkataan Sul Hee.
“Aku
benci ternyata orang sepertimu yang menyukai Joo Man. Aku membencinya. Aku
takut. Tolong, berhentilah melakukan ini pada Joo Man. Jangan menemuinya di
malam hari dan jangan mengirim pesan atau meneleponnya. Selain itu, bisakah kau
tidak berteman dengannya di media sosial?” ungkap Sul Hee.
“Aku juga
tidak mau melakukannya. Lagi pula hubungan kalian akan segera berakhir. Jika
Pak Kim bimbang, maka aku sungguh tidak mau berhenti. Jika kalian hampir
berpisah, maka aku akan terus meyakinkannya.” Tegas Ye Jin.
Joo Man
masuk kamar dan tak melihat Sul Hee di rumahnya, lalu mencoba menelp pacarnya
dan mengirimkan pesan apakah sudah turun.
Sul Hee sudah ada di depan pintu rumah hanya bisa menangis, merasa kesal
pada Joo Man memakai peniti itu dan menurutnya Joo Man adalah miliknya.
Flash Back
Bioskop, 2011
Si
pelanggan mengatakan kalau diskonnya menjadi dobel. Sul Hee seperti tak
mengerti. Sementara pacarnya mengintip bagian dada Sul Hee karena kancingnya
yang terbuka. Si pelangan merasa jumlahnya 12 dollar. Sul Hee seperti tak yakin
akhirnya Joo Man datang membantunya.
“Kartu
poinmu, diskon, dan poin dari kartumu, totalnya 9 dolar.” Ucap Joo Man dengan
cepat lalu bertanya apakah akan menggunakannya. Sul Hee menatap Joo Man dengan
wajah terkesima.
“Dia
sangat cerdas.” Gumam Sul Hee. Joo Man terus melayani pelanggan dengan cepat.
Keduanya
berbicara di gunga. Joo Man menegaskan kalau menyarankannya karena Sul Hee
teman Dong Man dan menjadikan kasir, tapi Sul Hee malah terus menimbulkan masalah,
bahkan Tempo hari juga menjual tiket seharga 70 sen.
“Maafkan
aku. Aku terus merepotkanmu. Aku ingin bergabung dengan kru pembersihan saja.”
Kata Sul Hee.
“Apa Kau
tahu pekerjaa itu betapa melelahkan?” kata Joo Man terlihat khawatir.
“Aku
lebih suka merasa tenang daripada nyaman secara fisik.” Ungkap Sul Hee. Joo Man
tak percaya Sul Hee malah bersikap seperti ini.
“Seorang
wanita yang kancing bajunya terbuka sama seperti pria yang ritsleting celananya
terbuka. Kenapa kau begitu lalai, ceroboh, dan banyak kesalahan? Kau sangat
mengganggu.” Keluh Joo Man
Sul Hee
pikir Mungkin harus berhenti saja. Joo Man pun bertanya apakah Sul Hee akan
berbeda di tempat lain dan meminta agar Tetaplah di tempat di mana bisa melihatnya.
Sul Hee menghela nafas dan memelihat ditanganya sebuah peniti.
Mereka
makan malam bersama, Seorang pria mengoda Sul Hee yang hanya setahun lebih tua jadi ingin menganggap
teman. Mereka memulai untuk bermain dan mulai bersulang dengan minum soju.
Sul Hee
akhirnya harus minum karena kalah, lalu meminta agar Joo Man mau mengantikanya,
tapi malah melakukan kesalahan karena bicara bahasa Inggris jadi menyuruhnya
minum lagi. Sul Hee mengaku tidak bisa banyak minum jadi harus berhenti. Joo
Man ingin mengantikanya, tapi temanya lebih dulu meminum milik Sul Hee.
Akhirnya Sul Hee memilih untuk pergi ke toilet saja karena terlalu banyak
minum. Si pria mengikutinya.
Temanya
memanggil Park Sul Hee, Sul hee memberitahu namanya Baek Sul Hee. Si pria bicara banmal memuji
kalau Sul hee itu sangat cantik. Sul hee mengingatkan kalau dirinya itu lebih
tua jadi harus lebih sopan.
“Hari ini
adalah "hari ciuman" dan aku ingin bersamamu.” Ucap si pria ingin
mencium Sul Hee. Saat itu Joo Man berteriak marah melihat keduanya padahal
sudah melarang bahwa Sul Hee adalah teman dari teman dekatnya lalu memberikan
pukulan.
Akhirnya
Joo Man terlihat ada memar dibagian mulutnya, Sul Hee mengetahui dari ayahnya
kalau gunakan soju untuk mensterilkan luka dan berpikir kalau harus membeli
soju. Joo Man terlihat kesal melihat sikap Sul Hee. Sul Hee pun ikut kesal
bertanya apa lagi kesalahanya.
“Kau yang
berkelahi.. Kenapa kau membentakku? Kenapa kau menendang orang yang tidak bisa
kau kalahkan??” ucap Sul Hee
“Kenapa
kau begitu manis? Kau mengenakan gaun pendek untuk menarik perhatian, 'kan? Dan
matamu... Kau tersenyum manis untuk mencuci pikiran pria, 'kan? Apa Kau
berusaha membuatku gila?” kata Joo Man
“Itu
karena aku menyukaimu! Aku ingin kau melihatku! Karena itu aku mengenakan gaun ini
dan sering tersenyum!” teriak Sul Hee mengungkapkan perasaanya. Joo Man
bingung.
“Karena
makin menyukaimu, aku ingin kau melihatku!” akui Sul Hee lalu merasa menyesal
karena harus mengatakan blak-blakan. Joo
Man merasa Sul Hee memang sangat cantik dan langsung menciumnya, mereka pun
berciuman dibawah sinar lampu jalan.
Sul Hee
akhirnya selesai menangis dan masuk ke dalam rumah, lalu tidur disamping Joo
Man sambil memeluknya dengan erat. Joo Man sedikit terbangun merasakan pelukan
Sul Hee.
Dong Man
bertemu dengan Hye Ran di cafe, sambil bertanya
alasan Hye Ran sampai bersikap seperti ini dan apa yang dikhawatirkanya. Hye Ran bertanya apakah ia tidak menjadi diri
sendiri. Dong Man tahu Hye Ran sepenuhnya menjadi dirinya sendiri yaitu bersikap terlalu Terlihat bahwa gelisah.
“Tersenyum
seperti itu sama sekali tidak keren.” Kata Dong Man sinis,
“Jika kau
kesal, berteriak dan menangislah. Jika kau bahagia, katakanlah dan bertingkah
konyol. Jika kau ingin melakukan sesuatu, katakanlah dan menangislah. Itu tidak
begitu menyedihkan.” Tegas Dong Man
“Apa
maksudmu mu Seperti Ae Ra?” kata Hye Ran sinis. Dong Man pikir Hye Ran sadar
kalau lebih menyedihkan dibandingkan Ae Ra.
“Lantas
kenapa kau tidak pernah mengencani gadis sehebat dia? Kau pasti ragu-ragu... Kau
tidak yakin... Maka itu tidak benar.” Ungkap Hye Ran
“Kami
menjalani 20 tahun bersama.” Tegas Dong Man merasa Hye Ran tak tahu apapun.
“Setelah
20 tahun, Kau bahkan bisa menyukai perabot di rumahmu. Jangan keliru antara nyaman
atau menyukainya. Jika selama 20 tahun bukan dia, selamanya bukan dia. Apa Kau
pikir aku ingin bertindak gila? Bagiku, harus Kaulah orangnya. Karena itu aku
bertindak gila. Katamu aku cinta pertamamu.” Ucap Hye Ran
Dong Man
mengakuinya, kalau Hye Ran adalah cinta pertamanya Tapi saat itu usianya baru
20 tahun dan membiarkan dirinya terluka bahkan
bertindak bodoh tanpa penyesalan. Tapi menurutnya semua itu masa lalu. Hye Ran tak percaya
mendengarnya.
“Cinta
pertamaku telah berakhir, dan kini, aku hanya memandang Ae Ra.” Akui Dong Man.
Hye Ran tak percaya Dong Man kembali mengatakan Ae Ra lagi lalu menahannya
sebelum pergi.
“Kau
berpikir sikapku buruk terhadapmu, 'kan? Tapi kau juga kejam padaku. Aku selalu
gelisah karena Ae Ra. Karena itu aku... Aku tidak akan merelakanmu untuknya.”
Tegas Hye Ran dan melihat Ae Ra ada didekat cafe. Ae Ra hanya bisa melonggo
melihat Hye Ran yang mencium Dong Man dan langsung memalingkan wajahnya.
“Aku
sudah sering melihat adegan ini.” Gumam Ae Ra
Flash Back
Sul He
dan Ae Ra duduk dibagian ujung meja sambil makan popcorn. Sul Hee merasa kaalu
seorang wanita yang terlihat licik, Ae Ra pikir merka lebih baik harus mengirim
Dong Man ke militer. Seorang teman memberitahu Karena hari ini peringatan
ke-100 Dong Man dan Hye Ran maka... semua teman meminta mereka berciuman.
Dong Man
dan Hye Ran pun bangun dari tempat duduknya, Ae Ra langsung memalingkan
wajahnya tak ingin melihat keduanya berciuman. Sul Hee tak percaya Dong Man
sahabat mereka mencium seorang gadis.
Akhirnya
mereka menonton bersama, Sul Hee duduk bersama Joo Man sementara Ae Ra duduk
sendirian disampingnya. Dibangku depan, Dong Man duduk bersama Hye Ran, Hye Ran
ingin meminta agar menciumnya, tapi Dong Man malah melirik kebelakang tak ingin
Ae Ra melihatnya.
Hye Ran
keluar dari minimarket berpikir Dong Man
tidak mendapat cokelat karena Hye Ran mencampakkanya, tapi tak jauh dari
tempatnya berdiri, Sul Hee memberikan ciuman pada Dong Man. Ae Ra pun memilih
pergi, sementara Dong Man seperti sudah tak menyukai Hye Ran dan memilih ikut
pergi ke sisi jalan lainnya.
“Dalam
hidup, pemilihan waktu selalu buruk Dan aku selalu melarikan diri.” Gumam Ae Ra
akhirnya memilih untuk pergi.
Dong Man
mendorong Hye Ran yang ingin menciumnya, Hye Ran pikir Jika selama 20 tahun
tidak lancar, selamanya tidak akan begitu dan tidak mau kehilangan Dong Man
lagi. Dong Man melihat Ae Ra yang pergi berjalan menghindarinya lalu keluar dan
langsung mengejar Ae Ra lalu menciumnya.
“Mari berhenti
untuk saling menghindar.” Kata Dong Man. Ae Ra seperti ingin jatuh lemas
tiba-tiba Dong Man menciumnya. Dong Man menahanya meminta agar Ae Ra bisa
bertahan.
“Kita
sudah berciuman, dan aku tidak tahu caranya berkencan. Dengan Kita berciuman,
maka sudah resmi. Mari kita berpacaran.” Ucap Dong Man. Ae Ra mengangguk setuju.
“Karena
kini kita resmi berpacaran, aku akan melakukannya lagi.” Kata Dong Man. Ae Ra
melonggo binggung. Dong Man mengatakan ingin melakukannya lagi lalu mencium Ae
Ra lebih dalam lagi.
[Epilog]
Pelatih
Hwang ingin memasang mercon tapi malah mati begitu saja, si bibi menyuruh
pelatih Hwang tenang dan santai saja serta Jangan gugup. Pelatih Hwang pun
duduk disamping bibi,mengatakan kalau itu pasti si bibi namanya Hwang... Bok...
“Ganako
Hwang.... Kini, namaku Ganako Hwang.” Ucap bibi Ganako.
“Berapa
lama kau berencana tinggal di Namil Villa?” tanya Pelatih Hwang.
“Aku akan
tinggal di sana selamanya.” Ucap Bibi Ganako.
Bersambung
ke episode 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar