“Aku, yang ragu-ragu untuk mulai
takut akan akhir, moment saat aku menyadari perasaanku kepadamu.., aku kabur
darimu bak pecundang.”
Ji Wook
mengingat kenangan dengan Bong Hee saat bersama menunggu hujan, lalu menolak
Bong Hee yang mengungkapkan perasaanya agar tak
menyukainya, tapi akhirnya mengungkapkan perasaan dengan memberikan
ciuman pada Bong Hee.
“Dan aku
gagal karena perasaanku telah dimulai atas kemauannya sendiri.”
Ji Wook
dengan sangat yakin mengatakan “Saat hatimu terbuka untukku lagi, ubahlah
pemikiranmu. Aku akan menunggu. Kau bisa pelan-pelan saja.” Lalu Ji Wook
melihat Foto Hyun Soo dan chef merasa kalau ada hubungannya...dan meminta Tuan
Bang memeriksa latar belakang Jung Hyun
Soo,
Bong Hee pun bertanya pada paman kalau pria yang melaporkan adalah Hyun Soo, tapi si
paman mengelak. Lalu tak sengaja bertemu Hyun Soo dengan mendengarkan melodi
miliki Hyun Soo, Ia pun merasa kalau membuat
Pengacara Noh melindungi pembunuh.
Saat Yoo
Jung datang mengatakan Mantan Bong Hee, kasus Jang Hee Jun, bertugas menginvestigasi ulang kasusnya. Ia
pikir kaena menyaksikan sesuatu tanpa disadari apa yang dilhatnya itu, dan Ji
Wook menemukan mayat dalam tangki air atap.
“Jika
karena itulah aku mengalami ini semua, maka ini tidaklah adil.” Ungkap Bong
Hee. Hyun Soo yang melihatnya merasa
akan baik-baik saja karena mengurusnya dengan benar.
Lalu Tuan
So datang sebagai klien baru mereka yang bisa melihat masa datang, memberitahu
kalau Dua orang di rumah ini akan segera meninggal.
“Aku...
mengubah rencanaku. Ini membuatku terbebani. Haruskah kukatakan perasaanku
menjadi tidak nyaman? Perasaanku yang sekarang, keputusanku, tolong hormati
itu.” Ungkap Bong Hee yang merasa bersalah dengan Ji Wook karena melindungi
penjahat.
Ji Wook
selesai membela Tuan So dan kembali memastikan kalau memang bisa meramal masa depan. Tuan So mengatakan
kalau Itu adalah firasat. Tapi hanya sesekali. Ji Wook pun membahas kalau
diantara mereka, ada dua orang yang akan mati. Tuan So menyakinkan kalau yang
dikatakan itu benar.
Ji Wook
dan Tuan So berpisah di depan lampu merah saat itu jua Tuan So langsung
tertabrak mobil dengan darah yang mengalir. Ji Wook pun menemani Tuan So sampai
dirumah sakit. Tuan So menyakinkan Ji Wook kalau bukan penipu, lalu seperti
melihat Ji Wook yang akan menangis histeris.
“Jangan
menangis, Pengacara Noh. Semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Tuan So.
Bong Hee
berada ditaman menerima telp dari Ji Wook yang menanyakan keberadaanya, Ji Wook keluar dari IGD meminta Bong Hee
menunggunya lalu berlari ke taman mencari Bong Hee.
“Kita semua
kehilangan seseorang. Beberapa orang kehilangan keluarganya,
beberapa
orang kehilangan temannya..., beberapa orang kehilangan orang yang
dicintainya.< Entah itu orang jahat maupun baik, siapapun itu, seumur
hidup.., tak ada orang yang tak pernah kehilangan.”
“Karena
itulah, hidup ini kejam. Jika itu benar... selama kekejaman ini, jangka waktu
yang terbatas... Dengan cara tertentu, dalam waktu hidup yang singkat ini... satu-satunya
hal yang bisa kita lakukan adalah...”
Ji Wook
langsung datang memeluk Bong Hee,
memohon agar bisa menyukainya kembali sekarang. Ia meminta maaf karena
tidak bisa menepati janji untuk menunggu tapi sekarang meminta agar Bong Hee
bisa menyukainya kembali.
Bong Hee
melepaskan pelukan Ji Wook dan langsung menangis seperti anak kecil. Ji Wook
binggung dengan Bong Hee yang tiba-tiba menangis. Bong Hee seperti merasakan
sangat tertekan dengan perasaanya. Ji Wook pun hanya bisa memeluk Bong Hee
untuk menenangkanya.
Bong Hee
masuk kamar kebinggungan dengan keadaanya sekarang, lalu keluar dari kamar
melihat Ji Wook seperti sudah menunggunya. Ji Wook langsung bertanya apa yang
terjadi pada Bong Hee, Bong Hee balik bertanya pada Ji Wook karena Tiba-tiba
membuat pengakuan di tengah jalan dan Membuatnya terbebani saja.
“Aku
hanya... tiba-tiba merasa... Aku membuang-buang waktuku. Dan Ini giliranmu,
Bong Hee. Aku tahu ada sesuatu yang terjadi. Jadi Apa itu?” ucap Ji Wook ingin
Bong Hee jujur.
“Aku
hanya sangat lelah. Hari ini adalah... hari dimana semuanya menggangguku dan
membuatku ingin menangis. Itulah saat aku lari kepadamu. Karena itulah aku
menangis, yang mana sangat tidak sepertiku.” Kata Bong Hee menutupinya.
“Jung
Hyun Soo... Apa karena Jung Hyun Soo?” kata Ji Wook. Bong Hee heran melihat Ji Wook
bisa menebak dan ingin tahu apa yang diketahui Ji Wook tentang Hyun Soo.
Hyun Soo
terus mengikuti temanya yang baru pulang berlibur, sampai ke rumah saat lampu
tangga menyala dan Ia pun menyapa temanya yang sudah lama tak bertemu, kembali
terlihat senyuman pembunuh berdarah dingin.
Bong Hee
pun ingin tahu dengan Ji Wook, Apa yang sudah diketahui. Ji Wook mengaku tahu
kalau Jung Hyun Soo mungkin saja pembunuhnya dan bisa saja orang yang membunuh
Koki Yang serta mungkin saja... Lalu ia merasa kalau hanya tebakannya yang
berlebihan.
“Aku tak
punya apapun untuk membuktikannya. Ini hanya.. sesuatu yang kukira berdasar
insting dan hanya perkiraan yang tidak ilmiah.” Ungkap Ji Wook. Bong Hee
benar-benar tak percaya mendengarnya.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku saat kau tahu segalanya? Kau bilang kepadaku kalau kau takkan
main rahasia denganku.” Ucap Bong Hee marah.
“Baiklah,
aku tidak seharusnya melakukan itu. Maafkan aku.” Kata Ji Wook merasa bersalah
“Kalau
begitu, hentikan semua yang kau lakukan. Berhentilah mengekspresikan perasaanmu
kepadaku.” Tegas Bong Hee
“Maafkan
aku.., tapi aku tidak mau. Kenapa kita harus jadi seperti ini... hanya karena
si keparat itu ?” ucap Ji Wook
Bong Hee
tak percaya Ji Wook sungguh tidak tahu
alasannya. Ji Wook mengangguk makanya bertanya karena tidak tahu. Bong Hee
meminta Ji Wook untuk berpikir. Ji Wook mengaku sudah berpikir, bahkan banyak
berpikir bagaimana kemungkinan perasaan Bong Hee.
“Aku tahu
kau menyalahkan diri sendiri. Kau pasti berpikir "Aku memikat si kriminal.
Ini semua karenaku. Aku melindungi seorang kriminal dan membuat dia
bebas." Kau mungkin mengalami waktu yang sulit. Aku sudah tahu itu.” Ucap
Ji Wook
“Kau
benar. Kau sangat tahu.” Kata Bong Hee
“Tapi aku
mencoba memberitahumu kalau kau salah.” Kata Ji Wook menyakin. Bong Hee merasa
kalau itu memang benar yang dipikirkanya.
“Ini
bukan kebenaran dan hanya sebuah
kecelakaan. Kau masuk ke dalam kecelakaan bersama Jung Hyun Soo. Dan aku akan
melewati kecelakaan ini denganmu. Keputusanku tidak akan berubah meskipun kau
mendorongku.” Tegas Ji Wook
“Aku
pasti... akan menangkap Jung Hyun Soo Jadi kau harus membuat keputusan. Apa Kau
mau kita... melewati ini secara terpisah Atau kau mau melewati ini bersama? Aku
ingin kita melakukan ini bersama.” ungkap Ji Wook dengan mata berkaca-kaca.
Keduanya pun dalam kamar masing-masing terlihat galau memikirkan hubungan
mereka.
Seorang
pria mengejar wanita dengan tangan mengunakan gips, dengan mengancam mengunakan pisau kalau sudah
meminta agar tak meninggalnya, jadi lebih baik mengakhiri dengan mati bersama
saja. Yeon Woo terlihat ketakutan.
Pacarnya
pun tetap ingin menusuknya, saat itu juga terdengar suara teriakan anak remaja
yang baru pulang sekolah. Si Pria pun langsung pergi kabur.
Bong Hee
berbaring di tempat tidurnya lalu melihat ponselnya “Choi Yeon Woo” dan menyapa
temanya yang Sudah lama tak pertemu. Lalu tiba-tiba wajahnya panik mendengar
perkataan Yeon Woo. Ji Wook dari dapur melihat Bong Hee yang keluar malam hari
dan bertanya mau kemana.
“Temanku
mengalami kecelakaan.” Ucap Bong Hee. Ji Wook binggung yang dimaksud
Kecelakaan.
Bong Hee
masuk kantor polisi memanggil Yeon Woo dan dibelakangnya Ji Wook ikut
mengantar. Yeon Woo mendekati Bong Hee dan Bong Hee memastikan kalau temanya
itu baik-baik saja dan ingin tahu kejadianya.
“Aku
putus dengan mantan pacarku, dan dia bilang kami harus mati bersama.” Ucap Yeon
Woo
“Ah,
dasar sampah tidak berguna. Dimana brengsek itu sekarang?”kata Bong Hee yang
membuat Polisi mengernyit karena seorang pengacara yang mengumpat.
“Dia ada
di dalam sel .. Tapi kami tidak menemukan senjata yang digunakan untuk
menyerangmu.” Kata Polisi
“Dia
sungguh mencoba untuk menusukku dengan pisau.” Kata Yeon Woo memperlihatkan
lukanya.
“Dia
memiliki sayatan yang terlihat seperti sayatan pisau.” Kata Bong Hee.
“Ini harus
dianggap percobaan pembunuhan karena dia mengacungkan pisau.” ungkap Ji Wook
akhirnya ikut campur.
“Lukanya
terlalu tidak besar untuk menegaskan bahwa memang demikian Ditambah, tak ada
bukti kalau mantan pacarnya melakukannya.” Ucap Ji Wook. Bong Hee binggung
dengan yang dikatakan Ji Wook.
Ji Wook
mengatakan sedang bicara fakta dan memastikan si pelaku bisa ditahan sampai 48
jam, Polisi membenarkan. Ji Wook pikir mereka harus menemukan tersangka dan senjata
agar mendapat surat perintah. Polisi memberitahu mencari rekaman CCTV saat itu
dan akan melakukan pencarian menyeluruh.
Bong Hee
meminta temukan sesuatu dan harus menemukan sesuatu dalam 48 jam. Sementara di
dalam sel tahanan Si pelaku dengan penuh amarah berkata kalau akan membunuhnya.
Bong Hee mengantar Yeon Woo pulang agar menyakinkan agar tak perlu khawatir.
[Episode 23 - 48 jam kemudian]
Ji Wook
pulang bersama merasa Bong Hee dan Yeon Woo pasti teman dekat. Bong Heee
memberitahu kalau bertemu dengan Yeon Woo
saat sedang menyiapkan ujian bar. Ji Wook pikir sudah pasti kalau mereka
belajar bersama.
“Tidak,
orang tuanya pemilik restoran yang dulu sering aku kunjungi.” Kata Bong Hee. Ji
Wook seperti salah menebaknya.
“Sekarang
Aku sangat marah. Kenapa dia pacaran dengan brengsek sepertinya?” ucap Bong
Hee. Ji Wook melihat Bong Hee yang khawatir langsung mengenggam tanganya.
Bong Hee
kaget ingin melepaskan tanganya, tapi Ji Wook tetap memegangnya. Bong Hee
mengingat perkataan Ji Wook yang mengaku
hanya tiba-tiba merasa seperti membuang-buang waktu. Bong Hee masuk
kamar mengingat kembali kejadian sebelumnya.
Flash Back
“Kalau
begitu hentikan semua yang kau lakukan. Berhentilah mengekspresikan perasaanmu
kepadaku.” Ucap Bong Hee
“Maafkan
aku.., tapi aku tidak mau. Kenapa kita harus seperti ini hanya karena keparat
sepertinya? Jadi kau harus membuat keputusan. Apa Kau mau kita melewati ini
secara terpisah Atau kau mau melewati ini bersama? Aku ingin kita melakukan ini
bersama.” Ucap Ji Wook meminta Bong Hee membuat keputusan.
Bong Hee
duduk ditempat tidurnya kembali memikirkanya semuanya, lalu menatap tanganya
yang digenggam erat oleh Ji Wook saat berada dimobil.
Bong Hee
naik ke lantai atas, Ji Wook keluar dari kamar mandi hanya mengunakan jubah
mandi panik dan meminta Bong Hee tak melihat apapun. Bong Hee mengaku kalau datang
untuk memberitahumu sesuatu. Ji Wook
bertanya apa yang ingin dikatakan sambil menutup badanya.
“Aku berpikir
semalaman dan berkeputusan untuk hidup tanpa rasa malu.” Siapa peduli? Kita
harus egois dan hidup sesenangnya sendiri. Ayo kita mulai hari ini. Ini hari
pertama kita.” Kata Bong Hee lalu berlari menuruni tangga.
Ji Wook
kesal tak mengerti maksudnya, Bong Hee berteriak mengajak mereka mulai pacaran.
Ji Wook kaget lalu tersenyum karena Bong Hee akhirnya menerimanya kembali, lalu
wajahnya bahagia karena punya pacar sekarang.
Bong Hee
masuk kamar panik merasa tak percaya kalau akhirnya mengakui pada Ji Wook dan
artinya ini hari pertama mereka bersama. Eun Hyuk duduk diruang rapat melihat
wajah Tuan Byun dan Bang lesu seperti tak bergairah. Ji Wook dan Bong Hee masuk
dengan senyuman bahagia karena hari pertama mereka menjalin hubungan.
“Apa yang
terjadi? Apa yang membawa perubahan besar mood? Ini seperti siang dan malam. Ini
seperti pergi dari penjualan koleksi musim gugur dan musim dingin ke koleksi
musim semi dan musim panas Omong-omong, apa kalian berdua semalam tidak tidur
nyenyak atau apa?” kata Eun Hyuk pada dua seniornya.
“Aku
tidak tidur.” Kata Tuan Byun. Tuan Bang juga mengaku hal yang sama. Eun Hyuk
pikir keduanya pasti ketularan insomnia dari Ji Wook.
“Yang
pria gila itu katakan terus mengangguku. Dia bilang dua orang di sini akan
mati. Kurasa kau dan aku akan jadi dua orang itu.” Ucap Tuan Byun pada Tuan
Bang. Tuan Bang mengeluh pada tuan Bang yang mengira itu dirinya.
“Oh,
kurasa di antara kalian belum ada yang dengar beritanya...” kata Ji Wook
mengingat kalau Tuan So itu meninggal kecelakaan, Semua bertanya berita apa
yang dimaksud.
Tapi
akhirnya memilih untuk tak menceritakan dan teringat kembali saat Tuan So
meminta agar Jangan menangis dan Semuanya akan baik-baik saja. Ji Wook pun
meminta agar mulai sekarang Tidak peduli apapun yang akan terjadi tak boleh ada
yang membahas tentang mati.
“Omong-omong..,
apa aku sudah memberitahu kau kalau dokterku memintaku melakukan tes lagi? Yah,
sepertinya aku sakit mau mati...” kata Tuan Byun
“Pengacara
Noh baru saja bilang untuk tidak bicara begitu.”sela Bong Hee. Tuan Byun
mengeluh Bong Hee yang selalu harus memotong pembicaraannya.
“Dengan
segala hormat... “ ucap Bong Hee sopan. Tuan Byun memperingatakan Jangan mulai
meskipun Bong Hee menghormatinya.
“Rapat
kita tidak menemukan tujuan.” Kata Bong Hee. Tuan Byun kesal seperti Ji Wook
menyalahkannya pada semua salahnya. Bong Hee melawan kalau Hari ini, ini salah
Tuan Byun. Tuan Byun makin marah menyuruh diam saja dan meminta agar
mengambilkan minum karena harus minum
obat.
“Semakin
kau tua, kau harus semakin banyak bergerak supaya sehat.” Ejek Bong Hee. Tuan
Byun makin marah kembali memanggilnya Nona Kurang Bukti. Ji Wook pusing melihat
keduanya kembali beradu mulut.
Ji Wook
menarik Bong Hee kebawah tangga, Bong Hee binggung tiba-tiba Ji Wook
menariknya. Ji Wook pikir sudah bilang soal keluarganya, Bong Hee membenarkan.
“Teman orang
tuaku yang membesarkanku sekarang adalah wali sahku. Aku bilang kepadamu soal
mereka juga, kan?” kata Ji Wook sedikit gugup menjelaskanya. Bong Hee
membenarkan.
“Aku
sungguh berpikir kalau mereka adalah malaikat. Tapi aku tidak bilang padamu... siapa
mereka.” Ucap Ji Wook. Bong Hee mengangguk dan ingin tahu siapa orangnya.
“Salah
satu dari mereka adalah Ketua Byun.” Ucap Ji Wook. Bong Hee mengangguk mengerti
lalu kaget yang dimaksud Ketua Byun yang selama ini adu mulut denganya dan Nona
Kurang Bukti dengan Ji Wook yang sekretaris.
Ji Wook
memastikan kalau Bong Hee itu baik-baik saja. Bong Hee hanya bisa tertawa lalu
merasa mereka sudah ditakdirkan, lalu bertemu dengan Tuan Byun da memberikan
senyumanya. Tuan Byun binggung kenapa Bong Hee tersenyum dengan nada sinisnya.
“Aku
tidak melakukan apapun.” Kata Bong Hee ingin membuat wali Ji Wook terkesan.
Tuan Byun masih kesal memperingatakan gara Bong Hee Jangan tersenyum karena
Membuatnya muak saja. Bong Hee merasa kalau nasibnya sudah selesai.
Tuan Byun
duduk di meja kerja melihat foto Chan Soo dan dua kawanya, terlihat masih
memikirkanya. Lalu menerima telp dan berbicara kalau ia sudah menemukannya lalu
mengucapkanTerima kasih sudah menghubunginya. Ji Wook melihat dari meja
kerjanya, Akhirnya keduanya berbicara di lantai atas. Ji Wook menanyakan siapa
yang ditemukan. Tuan Bang tak menjawab.
“Apa mungkin,
kau masih menginvestigasi Jung Hyun Soo?” ucap Ji Wook curiga.
“Lebih
tepatnya.., aku menemukan identitas pria yang ada di foto.” Kata Tuan Bang
mengeluarkan foto Chan Soo dan dua temanya.
“Aku 'kan
sudah bilang untuk sementara ini, kita berhenti menginvestigasi dia.” Ucap Ji
Wook sedikit kesal. Tuan Bang pikir Ji Wook itu
tidak mau penjelasan singkat darinya.
“Maksudku...
Akan tidak sopan jika aku tidak mendengarkan laporan hasil investigasimu itu.”
Ucap Ji Wook
“Kau
tidak perlu terlalu formal di antara kita dan tidak perlu mendengarnya.” Pikir
Tuan Bang.
Ji Wook
mengaku bukan seperti itu, dan ingin
mendengar laporannya jadi meminta agar memberitahu. Tuan Bang menceritakan bertemu
guru Ko Chan Ho, lalu gurunya mengataakn akan mencari tahu Setelah itu pergi ke
bagian club anak muda.
“Apa dia
punya teman dekat?” tanya Tuan Bang pada pemilik. Si Paman mengaku tak tahu.
Lalu
akhirnya ia menerima telp, dan ternyata pria itu senior Ko Chan Ho di SMA dan Ada
alasan tidak bisa menemukannya di buku tahunan, karena Tahun wisuda
masing-masingnya berbeda. Ji Wook pun bertanya apakah terjadi terhadap mereka.
“Pertama..,
aku akan bertemu dengan Kim Min Gu. Karena aku tahu siapa dia.., aku yakin aku
bisa menemukan alamatnya dan cepat menghubunginya.” Jelas Tuan Bang lalu
menunjuk ke foto disebelah kanan Chan Soo.
Yoo Jung
menelp, memberitahu baru saja mengidentifikasi tubuh yang ada di tangki air dan
berUntungnya, ada di database pencarian orang hilang jadi menemukan
identitasnya cukup cepat. Ji Wook pikir Yoo Jung menemukan identitas keduanya.
“Tidak,
kami hanya mengindentifikasi satu tubu dan tidak semuanya.” Kata Yoo Jung
“Namanya
Kim Min Gu.” Kata Ji Wook seperti menebaknya. Yoo Jung kaget Ji Wook bisa
mengetahuinya.
“Kapan
dia mulai dilaporkan hilang?” tanya Ji Wook.
Ji Wook
memimpin rapat memberikan judul “Status hilangnya Ko Chan Ho” yaitu petugas
forensik dan bilang kalau mau memberi Bong Hee informasi tentang pembunuh
sebenarnya tapi Setelah itu meng hilang. Ia pun menunjuk gambar wajah Tuan Kim.
“Pria ini
baru-baru ini ditemukan meninggal di tangki air di atap sebuah apartemen.” Kata
Ji Wook. Eun Hyuk bertanya kapan menghilang.
“Hari
kehilangannya jatuh pada waktu yang hampir sama dengan Jang Hee Jun. “ kata Ji
Wook. Eun Hyuk mengartikan semuanya terhubung.
“Dan ini
adalah senjata pembunuhan Jang Hee Jun. Ukuran senjata cocok dengan senjata yang
digunakan dalam pembunuhan Koki Yang.” Jelas Ji Wook
“Ini
menyiratkan pembunuh kedua kasus ini sama saja.” Komentar Eun Hyuk.
Ji Wook
membenarkan dan langsung disela oleh Bong Hee. Bong Hee memberitahu Jung Hyun
Soo mendengarkan lagu yang sama dengan yang dengar saat pembunuhan Jang Hee
Jun. Eun Hyuk mengatakan mereka tidak
punya bukti fisik apapun. Ji Wook mengelengkan kepala kalau Tidak sama sekali.
“Pertama,
kita harus menemukan pria itu.” Kata Tuan Bang pada teman Chan Soo sebelahnya.
“Tapi...
bagaimana jika terjadi sesuatu terhadap pria itu?” pikir Bong Hee.
“Takkan
ada yang mungkin terjadi kepadanya. Kita harus punya harapan dan mencarinya.”
Pikir Tuan Bang yakin.
Ji Wook
tak setuju menurutnya mereka akan
memberhentikan semuanya sekarang, karena mereka warga tanpa hak investigasi
jadi akan membiarkan jaksa yang mengurus dan menegaskan bahwa semua orang di
ruangan ini tidak boleh gegabah atau melakukan sesuatu. Eun Hyuk setuju dengan
Ji Wook dan akan memberi tahu Jaksa Cha.
Eun Hyuk
dan Tuan Bang berjalan lebih dulu akan keluar dari ruang rapat. Ji Wook menatap
Bong Hee terlihat khawatir, menanyakan keadaanya. Bong Hee memberikan senyuman
merasa kalau baik-baik saja. Eun Hyuk berbisik pada Tuan Bang agar Jangan
berbalik. Tuan Bang mengatakan bahkan tidak mau melihatnya, keduanya pun keluar
membiarkan pasangan baru di dalam ruang rapat.
Eun Hyuk
melihat Yoo Jung dengan gayanya merasa Aku senang bisa menangkapnya, karena
sengaja datang untuk menemuinya. Yoo Jung dengan nada angkuhnya mengulang
perkataan Eun Hyuk kalau hanya mau
bertemu kalau kebetulan dan Kenapa
menghubunginya. Eun Hyuk pikir tak perlu melakukan saja.
“Aku
tidak mengatakan itu... Maksudku.. bagus juga... jika kau ingin menghubungiku.”
Ungkap Yoo Jung tak ingin kehilangan Eun Hyuk. Ji Hae yang mendengarnya hanya
bisa mengeluh dengan seniornya tak bisa menutupi perasaanya.
Eun Hyuk
pun menyapa Ji Hae dan mengingat saat sebelumnya saling menjambak dengan Bong
Hee. Setelah Ji Hae membalas sapaany,
Eun Hyuk mengajak Yoo Jung untuk bicara lalu berjalan pergi.
Eun Hyuk
melihat sikap Eun Hyuk seperti baru saja tertawa mengejeknya, lalu
menyakinkan kalau Eun Hyuk tidak mungkin
tertawa.
Eun Hyuk
dan Yoo Jung duduk ditaman dengan jarak berjauhan. Yoo Jung mengartikan ucapan
Eun Hyuk menjadikan Jung Hyun Soo
sebagai tersangka pembunuhan. Eun Hyuk pikir Bukan begitu juga tapi merkea hanya
berpikir Hyun Soo pasti melakukan sesuatu terhadap pembunuhannya.
“Sejujurnya..,
sesuatu dengannya juga ada yang tidak cocok denganku.” Akui Yoo Jung mengingat
saat interogasi bisa melihat Hyun Soo seperti tertawa mengejek.
“Jadi Apa
yang mau kau beritahu kepadaku?” tanya Yoo Jung
“Kami
butuh otoritas untuk menginvestigasi dan Tak ada yang dapat kami lakukan.”
Jelas Eun Hyuk. Yoo Jung mengangguk mengerti.
“Omong-omong..,
kenapa kalian terlibat ke masalah sedalam ini? Apa karena keadilan Atau... karena
Bong Hee?” kata Yoo Jung penasaran.
Eun Hyuk
pikir tak bolehkan memilih keduanya, Yoo
Jung mengaku merasa buruk karena seperti baru saja tergantikan. Menurutnya Terlepas
dari perbuatan yang salah maka sudah kehilangan dua temanya lalu sekarang,
harus menginvestigasi untuknya.
“Haruskah
aku cari jaksa lain?” ucap Eun Hyuk seperti ingin mengoda Yoo Jung yang kesal.
Yoo Jung pikir tak perlu dan tetap akan melakukannya.
“Tapi... jangan
bersikap kejam kepadaku. Kau pasti sudah tahu, cuma kalian sahabatku.” Ucap Yoo
Jung
“Tolong
tangani kasus ini untuk kami. Tapi... kau tidak seharusnya secara pribadi
menangani ini, Jung Hyun Soo berbahaya Kau sudah tahu, ada investigator yang
kuat dan berpengalaman. Minta mereka untuk membantumu..” Pesan Eun Hyuk seperti
mengkhawatirkan juga.
“Aku juga
kuat dan berpengalaman. Aku bisa mengurus diri sendiri dan melindungi yang
lain. Kau pasti tahu aku.” Ungkap Yoo Jung
Eun Hyuk
memang mengenal Yoo Jung dan merasa mungkin sudah sedikit kelewatan, tapi
sebelum pergi meminta agar temanya bisa Berhati-hatilah. Yoo Jung menatapnya.
Eun Hyuk meminta agar Yoo Jung Berhati-hatilah untuk tidak menyebabkan bahaya
lalu pamit pergi. Yoo Jung mengangguk lalu menatap kepergiaan Eun Hyuk yang
mulai bersikap baik padanya.
Bersambung ke episode 24
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar