Bong Hee
berlari memeluk Ji Wook yang baru datang berpikir kalau tidak pulang, lalu berkata kalau sebenarnya
tidak bermaksud untuk mengakui perasaannya. Tapi akhirnya ia mengaku kalau
sudah menyukai Ji Wook. Ji Wook ingin
memegang kepala Bong Hee tapi diurungkan niatnya.
“Jangan ..menyukaiku.”
ucap Ji Wook. Bong Hee kaget Ji Wook malah menolak perasaanya lalu melepaskan
pelukanya.
“Kenapa?
Apa kau... “ kata Bong Hee menatap Ji Wook dan berusaha agar tak memikirkan
yang aneh-aneh.
“Ada
begitu banyak hal ... Aku ingin bertanya denganmu. Tapi... Kau tidak akan
menjawab pertanyaan-pertanyaanku, kan?” ucap Bong Hee
“ Apakah
aku ... akan menyesali momen ini?” gumam Ji Wook menatap Bong Hee didepanya.
“Aku
menyesal mengaku perasaanku” ungkpa Bong Hee
“Apa aku
akan menyesal karena aku takut ... memulai hubungan yang baru?” gumam Ji Wook
“Tapi aku
tidak menyesal menyukaimu. Bisakah aku meminta sesuatu? Biarkan aku ...
memelukmu sekali lagi. Tidak bisakah aku melakukan itu? Karena aku harus
mengakhiri cinta sepihak ini ...” ucap Bong Hee, saat itu Ji Wook langsung
menarik Bong Hee memeluknya, Bong Hee pun menangis pelukan Bong Hee.
Bong Hee
masuk kamar terlihat gelisah dan merasa menyesal mengutarakan perasaan tapi
ditolak. Ji Wook berjalan masuk menatap kearah kamar Bong Hee merasa bersalah.
Bong Hee akhirnya menangis di kamarnya dengan menelungkupkan wajahnya agar tak
terdengar. Ji Wook pun membaringkan badanya di tempat tidur, tapi sinar
matahari sudah masuk ke dalam kamarnya.
Ji Wook
menuruni tangga dikagetkan dengan sesuatu di dapur. Bong Hee berjongkok
mengompres matanya dengan dua sendok. Ia lalu berdiri mengaku karena keseringan
tidur dan matanya jadi bengkak, maka sendok itu obat untuk mata bengkak.
“Kau
harus Dinginkan ... handuk dingin.. Aku akan rendam handuk kedalam air dingin
untuk mu.” Ucap Ji Wook bergegas masuk dapur.
“Jangan
lakukan itu. Kau melarangku untuk menyukaimu.. Setidaknya kau tidak perlu
berbuat baik padaku. Jika kau ingin membantuku.” Kata Bong Hee. Ji Wook pikir
itu Benar
“Aku
selalu mendengarkanmu, Jadi aku sudah mencoba untuk tidak menyukai mu. Tetapi
jika kau terus bersikap baik seperti ini, itu akan sulit bagiku. Aku akan salah
paham.” Kata Bong Hee. Ji Wook mengangguk mengerti dengan tatapan kosong.
“Aku..
akan kembali kemasa masa.. ..dimana aku tidak menyukaimu Disaat kau menjadi
mentorku. Jadi... Jangan melakukan hal ini.” Ucap Bong Hee. Ji Wook pun setuju
dengan helaan nafasnya.
“Aku akan
melakukan seperti yang kau katakan. Apa kau akan tetap tinggal di sini?” tanya
Ji Wook. Bong Hee mengelengkan kepala dan bergegas pergi dari dapur. Ji Wook
terlihat merasa gelisah dengan sikapnya.
Meja makan penuh dengan makanan lengkap. Eun
Hyuk dkk datang heran elihat semua makakan diatas meja. Ji Wook mengaku
kalau mengeluarkan apa yang dimilikinya
dalam kulkas, Jadi piring yang cukup berantakan. Tuan Bang pikir Ji Wook
menderita insomnia lagi dan memasak semuanya.
“Apa ini
hari yang istimewa, Wook?” kata Eun Hyuk pada temanya,
“Aku tahu
apa ini. Kalian berdua... Apa yang kalian lakukan?” ucap Tuan Byun, keduanya
terlihat gugup.
Flash Back
Tuan Byun
tertidur di sofa, ia menceritakan kalau Tadi malam, selesai bekerja sedikit
terlambat dan ketika keluar dari rumah dikagetkandengan melihat Ji Wook dan
Bong Hee yang saling berpelukan dan buru-buru bersembunyi.
“Aku
melihat kalian saling berpelukan.” Ucap Tuan Byun dengan memperagakan tangan
memeluk tubuhnya.
“Kau
pasti salah lihat. Itu bisa terjadi ketika kau sudah tua.” Kata Bong Hee. Ji
Wook membenarkan dengan sedikit gugup.
“Aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri. Hei.. Ji Wook, Katakan sesuatu.. Kalian
berdua pasti ...” kata Tuan Byun
“Aku juga
sependapat dengan Eun Bong Hee” kata Ji Wook membela diri
“Jangan
mencoba untuk menipuku. Aku yakin terjadi sesuatu di antara kalian berdua.”
Kata Tuan Byun
Keduanya
bersama-sama mengatakan kalau tidak ada yang terjadi dan tidak dalam hubungan
seperti itu. Tuan Byun akhirnya bertanya apakah ia memang benar-benar keliru.
Keduanya membenarkan. Tuan Byun pikir harus memeriksa matanya.
Tuan Bang
tak ingin membahasnya memiliki untuk segera menikmati makanan Ji Wook walaupun
sudah sarapan, Eun Hyun pun menyakinkan Tuan Byun kalau tak terjadi masalah
apaun dan Semuanya akan baik-baik saja, bahkan matanya juga akan baik baik saja
Mereka
semua pun memulai rapat, Ji Wook pikir mereka bisa melihat kalau itu pembunuhan oleh seorang perampok dan Jaksa
menuntut Jung Hyun Soo atas kasus pembunuhan dan perampokan. Lalu buktinya,
saksi mata di seberang jalan Rumah korban, jejak kaki Jung Hyun Soo, dan
kancing baju yang jatuh dari kemejanya.
Yoo Jung
yakin kalau Hyun Soo punya maksud kriminal dan kontrak sewa Jung Hyun Soo
segera dihentikan. Ji Hae tahu Selain itu Deposit uang untuk sewa sangat mahal
sekarang jadi merasa Hyun Soo akan membutuhkan uang.
“Di mana
catatan kriminal Jung Hyun Soo?” tanya Ji Wook, Bong Hee membuka lembaran
berkasnya.
“Dia
terlibat dalam insiden serangan ringan disaat dia mencoba untuk menyelamatkan seorang wanita dari bahaya.”
Ucap Bong Hee.
“ Tapi...
apa yang terjadi dengan senjata?” tanya Ji Wook. Tuan Bang menjawab kalau
itu Menghilang.
“Hasil
otopsi menunjukkan bahwa ... pisaunya yang panjangnya sekitar 13cm dan lebarnya
3.5cm.” kata Tuan Bang
“Tidak
ada bukti langsung yang membuktikan bahwa Jung Hyun Soo adalah pembunuh.” Ucap
Bong Hee
“Tapi
tidak ada bukti untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah.” Kata Ji Wook
“Aku akan
menemukan alibinya Aku akan mencari pasangan yang yang ada di bar Bersama Jung
Hyun Soo pada hari kejadian.” Balas Bong Hee.
Bong Hee
menaruh note pada foto di dinding restoran, “Aku mencari pasangan dalam gambar ini. Ini masalah yang
sangat penting. Tolong Hubungi aku”
“Aku
meninggalkan nomor teleponku di bar Kau yakin dia akan menelponku.” Ucap Bong
Hee merasa Hyun Soo tak bersalah.
“Jung
Hyun Soo adalah pelakunya. Aku yakin itu. Dengan wajah naif nya, dia mengejek
ku dan hukum.” Kata Yoo Jung berjalan
dengan mengingat kembali saat menginterogasi. Hyun Soo tersenyum mengejek
dibelakangnya, setelah itu berusaha membuat wajahnya seperti merasa tak
bersalah.
“Aku
tidak peduli tentang itu, tapi aku harus memenangkan kasus ini karena aku akan
melawan Eun Bong Hee. Pokoknya, jangan kebanyakan kerja sendiri. Kau akan sakit
nanti” pesan Ji Hae
“Aku
lebih baik sekarang. Apa gunanya sakit? Aku tidak punya orang yang mengurusiku.
Ini semua tidak berguna.” Ucap Yoo Jung
Ji Hae
membenarkan kalau Tidak ada gunanya sakit dan harus selalu sehat. Saat itu
Jaksa Jang lewat keduanya langsung memberikan hormat dan kembali berjalan
pergi. Jaksa Jang menatap keduanya seperti merasakan sesuatu.
[Episode 13- Alibi]
Eun Hyuk
keluar dari rumah binggung melihat Bong Hee sedang berjongkok didepan pintu.
Bong He mengaku kalau ingin Berjemur. Eun Hyuk melihat Bong Hee yang sedang
sedih lalu bertanya apakah ingin dirinya
untuk terus berbicara dengannya atau tidak. Bong Hee mengatakan kalau
Eun Hyuk harus berbicara dengan lembut
“Bicaralah
padaku dengan lembut, Seluruh tubuhku penuh dengan air sekarang. Jika kau tidak
sengaja menusukku, maka Aku akan meledak.”kata Bong Hee sambil mengusap air
matanya yang terus mengalir
“Aku
berharap kau mengeringkan dirimu dengan baik.” Ungkap Eun Hyuk
“Aku
hanya perlu memastikan tidak menangis di depan Pengacara Noh. Aku bisa
melakukan itu, kan?” kata Bong Hee menyakinkan diri.
Bong Hee
bertanya apakah Bong Hee ingin menangis
sekarang. Ji Wook berjongkok disamping Bong Hee untuk menemaninya. Bong Hee
akhirnya menangis sambil menundukan kepala padahal berpikir kalau perasaanya
itu sudah berakhir.
Tuan Bang
menemui Ji Wook di ruangannya, Ji Wook yang sedang sibuk langsung berkata kalau
tak boleh sekarang. Tuan Bang ingin tahu apa yang terjadi pada Ji Wook dan Bong
Hee, dan CEO Byun melihat keduanya saling berpelukan tapi acuh tak acuh pagi
ini.
“Permisi,
tapi karena aku bekerja dengan kalian berdua, Aku perlu tahu apa yang terjadi.”
Ucap Tuan Bang
“Kau
mengatakan tidak ada CCTV di gang itu, kan? setidaknya berikan aku rekaman CCTV
dari jalan terdekat. Dan coba mencari tahu apa ada mobil dengan blackbox disekitar
sana, Aku juga perlu setiap informasi yang ada di restoran Chef Yang. Mulai
dari daftar karyawan, Aku juga ingin tahu reputasinya, rumor, dan setiap detail
lainnya beritahu aku. Dan jangan lupa untuk memeriksa apakah barang yang
dicuri telah ditemukan” kata Ji Wook
terus berbicara masalah kasusnya.
“Aku
tidak ingin tahu. Tidak ada satu hal pun yang ingin aku tahu tentang kalian
berdua. Aku serius” ucap Tuan Bang menahan rasa kesal
“Aku
pikir aku akan membutuhkan semuanya. Aku serius.” Tegas Ji Wook, Akhirnya Tuan
Bang pergi sambil memukul mulutnya. Ji Wook membuka kacamata dengan wajah
gelisah.
Eun Hyuk
menasehati Bong Hee mungkin menginginkannya karena tahu itu tidak akan berhasil
dan berharap bisa baik-baik saja. Ia juga tahu Jika hal itu sesuai yang mereka
inginkan. hidup akan jauh lebih mudah. Ji Wook melihat keduanya berbicara
didepan pintu langsung melangkah diantara keduanya.
“Kenapa
kalian mengulur-ulur waktu?” sindir Ji Wook. Keduanya langsung meminta maaf.
“Apa ...
Apa kau mau pergi ke suatu tempat?” ucap Bong Hee gugup.
“Aku akan
melakukan investigasi lapangan.” Kata Ji Wook. Bong Hee memutuskan akan ikut.
Eun Hyuk kaget karena Bong Hee malah ingin ikut.
“Jika kau
tidak cepat, aku akan pergi duluan” kata Ji Wook berjalan lebih dulu. Eun Hyuk
pun memberikan semangat. Bong Hee menyadarkan diri dengan memukul kepalanya.
“Kau bisa
melakukannya. Kau membuat pilihan yang tepat untuk berhenti menyukai dia. Fighting”
ucap Bong Hee. Eun Hyuk pun memberikan semangatnya.
Eun Hyuk
menatap keduanya yang pergi lalu teringat kembali saat Yoo Jung yang
menunggunya didepan rumahnya, lalu berjalan terhuyung-huyung ke dalam mobil.
“Melakukan
yang terbaik tidak berarti kau dapat mengubah pikiran seseorang.” Ucap Eun Hyuk
lalu menyadarkan dirinya seperti Bong Hee agar tak memikirkan Yoo Jung kembali.
Bong Hee
dan Ji Wook mencari CCTV disekitar rumah
tapi tak melihatnya, lalu melihat ke bagian yang lainya. Bong Hee merasa kalau
CCTV itu Sudah disemprot dengan cat, jadi tidak akan ada yang melihatnya. Ji
Wook pun tak membutuhkan dengan CCTV itu.
“Yang
satu ini dimatikan karena sudah rusak.” Ucap Bong Hee melihat CCTV yang rusak.
Mereka pun keluar dari toko klontong dan menemukan sebuah CCTV.
“Apa ini
bisa dijadikan bukti?” tanya Ji Wook tak yakin
“Sepertinya
aku pernah melihat yang satu ini” ucap Bong Hee. Ji Wook pun meminta Bong Hee agar memeriksa dan
dapatkan rekamannya
Keduanya
pergi ke bagian atas rumah dengan sedikit mendaki, Bong Hee tidak menyangka Ji
Wook akan bekerja keras seperti ini. Ji Wook mengaku harus membuktikan bahwa
Jung Hyun Soo tidak bersalah, Supaya dirinya sendiri bisa memahami hal ini.
“Yah,
jangan salah paham. Aku melakukan ini untuk diriku sendiri.” Tegas Ji Wook lalu
menyuruh Bong Hee pergi masuk. Bong Hee binggung karena ia yang harus masuk.
“Bersantai
dan masuk ke sana... Bawahan harus mengurus hal-hal seperti ini.” Kata Ji Wook.
Bong Hee akhirnya tak bisa melawanya, melewati bagian garis polisi.
Bong Hee
menaiki ke bagian jendela rumah dengan susah payah, setelah itu membuat pintu
untuk Ji Wook agar bisa masuk.
Ji Wook
melihat sekeliling dan merasa kalau Aneh sekali, bahkan sangat aneh. Bong Hee
yang melihatnya bertanya-tanya Apa sebenarnya yang aneh. Terlihat sepasang
sepatu heels masuk ke dalam rumah, Ji Wook dan Bong Hee masih melihat TKP.
“Kenapa
kau pikir dia mengambil lukisan berbingkai itu?” tanya Ji Wook
Saat itu
terdengar bunyi suara password pintu di tekan, Bong Hee yakin kalau mereka melakukan pembongkaran ilegal, bahkan ditambah
lagi, secara ilegal mencari properti. Ji Wook langsung menarik Bong Hee untuk
bersembunyi.
“Aku
tidak boleh penjara lagi. Aku masih trauma dengan kejadian yang lalu” ucap Bong
Hee gemetar. Ji Wook pun juga bisa mengerti
Saat itu
tiba-tiba Ji Wook ditarik keluar dari persembunyianya, Bong Hee pun membela.
Yoo Jung kaget ternyata Ji Wook dan Bong Hee yang datang. Bong Hee meminta agar
Yoo Jung melepaskan tanganya, Yoo Jung menyuruh Bong Hee yang melepaskan
tanganya lebih dulu.
Keduanya
tak mau kalah, Akhirnya Ji Wook yang memilih untuk melepaskan sendiri, lalu
menjelaskan pada Yoo Jung kalau mereka datang untuk memeriksa sesuatu sebagai
pengacaranya terdakwa
“Jangan
bekerja terlalu keras. Mari kita pergi, Eun Bong Hee” ucap Ji Wook menarik
tangan Bong Hee untuk pergi.
“Berhenti
disitu, Noh Ji Wook. Mari kita bicara 10 menit. Eun Bong Hee, Kau boleh pergi.”
Kata Yoo Jung. Bong Hee terlihat marah dan ingin pergi.
“Jika
kalian pergi seperti itu, Aku akan mendapatkan surat perintah dan menangkapmu Hanya
Eun Bong Hee.” Kata Yoo Jung. Bong Hee heran mendengarnya.
“Kenapa
hanya aku?” ucap Bong Hee. Yoo Jung pikir itu terserah padanya lalu bertanya
kalau ia haruskan meminta surat perintah dan
hanya perlu 10 menit. Ji Wook akhirnya memutuskan untuk 5 menit saja.
Yoo Jung pun setuju. Bong Hee merasa kesal karena Ji Wook malah menyetujuinya
tapi akhirnya memilih untuk keluar.
Ji Wook
dan Yoo Jung berbicara disisi rumah lainya. Yoo Jung membahas Ji Wook yang masih mengunjungi TKP meskipun sudah menjadi
seorang pengacara sekarang. Ji Wook mengaku tahu kalau Yoo Jung juga bekerja
cukup keras.
“Kau
mengajariku semua ini. Sebagai jaksa, Kau punya lebih banyak pengalaman
daripada aku. Kau mengajarkan aku pentingnya memeriksa TKP dan bagaimana cara menginterogasi tersangka.”
Kata Yoo Jung
“5 menit
mu hampir habis” ucap Ji Wook tak ingin bertele-tele.
“Kau
pasti tahu Jung Hyun Soo sebelumnya pernah dihukum karena penyerangan ‘kan?”
kata Yoo Jung. Ji Wook membenarkan. Yoo Jung memberikan amplop berisi sebuah
foto.
“Ini bukan
hanya wajah. Korban bahkan mendapat mengalami patah tulang rusuk saat dia
dipukuli sampai babak belur. Jika tidak ada yang menghentikannya, maka dia
mungkin telah membunuh korban. Kau biasanya menangkap penjahat seperti dia. Tapi,
Kenapa kau membelanya?” kata Yoo Jung sedikit kesal. Ji Wook menatap berisi
foto korban.
Ji Wook
datang menemui Hyun Soo di penjara. Hyun Soo terlihat sumringah memuji kalau Dongker
warna yang cocok denganya . Ji Wook pikir kalau memakai dasi berwarna dongker
terakhir kali. Hyun Soo pikir dongker terlihat cocok denganya. Ji Wook
memandang Hyun Soo.
“Apa
terlihat baik-baik saja? Apa warnanya sesuai denganku? Tapi Aku sering
mendengar itu” kata Ji Wook tersenyum bahagia lalu mengajak kalau untuk
memulainya.
“Aku melakukan
beberapa penelitian dan menemukan kalau ... Kau pernah... memukuli seseorang hingga
babak belur di masa lalu” ucap Ji Wook memperlihatkan foto korban.
“Jadi?
Apa kau mencoba untuk mengatakan bahwa kau berpikir ... Aku membunuh Chef Yang
hanya karena aku pernah memukul orang sebelumnya?” kata Hyun Soo.
“Tidak bukan
seperti itu, Bukan karena catatan kriminal lamamu. Hanya saja... perasaanku
mengatakan. Kau mungkin telah melakukannya.” Ungkap Ji Wook
“Jung
Hyun Soo.. Orang mengatakannya , "pemicu kejadian". Ini digunakan
untuk merujuk pada dorongan untuk melakukan kejahatan. Jika kau melihat ini
... Ini bukan kasus "pemicu
kejadian". Sebuah kehendak diperlukan bagi siapa saja untuk memukuli
seseorang seperti ini... Niat membunuh... Dorongan untuk membunuh orang atau
dorongan untuk melakukannya.. semacam itu akan..” kata Ji Wook memegang foto
ditanganya
“Benar,
aku ingin membunuhnya. Apa kau pernah melihat orang yang berada disekitarmu
terluka? Aku sudah pernah. Aku
seharusnya menjaga orang itu. Ada seorang anak yang gagal ku lindungi,.” Kata
Hyun Soo
Hyun Soo
pun berpikir "Benar. Ketika aku sedikit lebih tua Dan memiliki kekuatan
lebih dan kemampuan, Aku seharusnya tidak membiarkan siapa pun menjadi korban
ketidakadilan seperti ini." Lalu melihat foto si brengsek itu langsung
memukul meja meluapkan amarahnya.
“Si brengsek
ini menyerang seorang wanita. Apa menurutmu dia punya alasan untuk
melakukannya? Tidak. Seperti yang kau katakan, itu adalah hal yang memicu
kejadian Dia tidak punya alasan apapun. Dia menyerangnya.. dan aku hanya
melakukan apa yang bisa ku lakukan untuk membantunya. Apa kau mengerti?” ucap
Hyun Soo penuh amarah dengan nada tinggi, meremas foto ditanganya.
“Baiklah.
Tolong tenang dulu... foto-foto ini tidak boleh berkerut seperti ini. Anggap
saja segala sesuatu yang kau katakan itu benar... Ya, Kau memang benar. Namun..
Kau tidak melakukan ini untuk menghentikannya tapi Kau melakukan ini untuk
menghukumnya.” Kata Ji Wook merapihkan kembali fotonya.
“Apa aku
salah? Apa yang salah dengan itu?” ucap Hyun Soo merasa tak ada yang salah
dengan memukul orang.
Ji Wook
sempat terdiam melihat sosok Hyun Soo yang berbeda. Hyun Soo akhirnya sadar dan
langsung meminta maaf, mengaku kalau Pada saat itu, merasa aneh selama beberapa menit. Ia mencoba
untuk berbuat baik, tapi berpikir sedikit berlebihan, lalu kembali meminta maaf
karena terlalu bersemangat. Ji Wook pun
merasa tak masalah dengan tatapan seperti merasa heran.
“Tapi ada
satu hal yang bisa aku yakini, Kalau aku tidak membunuh koki Yang Jin Woo. Tidak
ada alasan aku akan melakukan hal seperti itu. Aku tidak menyakiti orang tanpa
alasan apapun. Maafkan aku” kata Hyun Soo. Ji Wook terus menatapnya.
Tuan Byun
melihat Ji Wook yang duduk sendirian, lalu bertanya Apa terjadi sesuatu. Ji Wook mengaku
benar-benar membenci klien khusunya klien yang bersalah. Tuan Byun menatapnya,
Ji Wook menegaskan kalau kalau lebih benci klien yang tidak bersalah.
“Aku
takut kalau aku mungkin tidak dapat membuktikan mereka tidak bersalah.” Ucap Ji
Wook
“Apa kau
baik-baik saja ketika menjadi jaksa? Ayahmu... selalu khawatir juga. Dia
khawatir bahwa seseorang yang ditangkap hari ini, mungkin tidak bersalah dan
seseorang yang bebaskan hari ini, mungkin benar-benar bersalah. Ayah juga
mengalami hal yang sama.” Kata Tuan Byun. Ji Wook terdiam karena setiap
pekerjaan pasti ada kendalanya.
Bong Hee,
Eun Hyuk dan Tuan Bang minum bersama. Bong Hee pikir sepertinya harus menyukai
Pengacara Ji. Eun Hyuk pikir Kalau saja Bong Hee menjadi tipenya. Bong Hee pun
merasa Pasti akan menakjubkan, bahkan Eun Hyuk pun Memikirkannya saja
membuatnya senang
“Jika itu
terjadi, sepertinya tidak akan ada cinta sepihak” kata Bong Hee.
“Cinta
kita akan terbalaskan” ucap Eun Hyuk. Keduanya saling high five dengan kepalan
tangan kalau cinta mereka yang Terbalaskan
“Tapi
kenapa kau bukan tipeku?” ucap Bong Hee melihat Eun Hyuk.
“Tidak peduli
berapa kali aku melihatmu, Aku tidak memiliki perasaan untukmu. Tidak ada.”
Kata Eun Hyuk
Tuan Bang
hanya bisa mengelengkan kepala melihat tingkah keduanya. Bong Hee pikir itu
pasti karena Cupid brengsek dan itulah akar
permasalahannya. Eun Hyuk yakin kalau itu karena dia tidak bisa menembak anak
panahnya dengan tepat. Bong Hee mengangguk setuju.
“Jika
seorang pemanah Korea seperti Cupid, tingkat keberhasilan jatuh cinta akan
menjadi 100 persen.” Kata Tuan Bang. Keduanya membenarkan dengan setengah
mabuk.
“Dia akan
pasti menembaknya seperti ini.” Ungkap Eun Hyuk dengan setengah mabuknya.
Saat itu
Ji Wook datang, Eun Hyuk langsung memberikan tanda cintanya, Tuan Bang juga
mengikutinya. Bong Hee mengedipkan matanya untuk mengoda bahkan memberikan
tanda cintanya juga. Ji Wook memarahi semuanya yang minum sangat banyak sekali.
“Ji Wook,
jangan khawatir. Aku akan mengirimmu SMS jika aku sudah sampai. Aku
mencintaimu!” teriak Eun Hyuk naik mobil dengan supir penganti.
“Jangan
khawatir. Aku bisa pulang. Aku pergi dulu” kata Tuan Bang dengan berjalan
sepoyongan tapi masuk kembali ke restoran. Ji Wook
terlihat pasrah melihat Bong Hee yang mabuk memeluknya dari belakang. Bong Hee
seperti berusaha mencoba untuk mengodanya.
Ji Wook
membawa Bong Hee masuk kamar dan membaringkan diatas tempat tidur. Ia mengeluh
Bong Hee yang bertingkah aneh setiap kali minum. Bong Hee tertidur pulas di
tempat tidurnya, Ji Wook membuat Bong Hee agar bisa tidur dengan nyenyak
menaruh kepala pada bantal.
Setelah
itu ia menatap Bong Hee yang terlihat cantik saat tertidur, ketika ingin
memegang bagian kepalanya. Badan Bong Hee bergerak memiringkan badan dan
tertidur nyenyaak. Ji Wook hanya terdiam seperti Bong Hee memang sengaja ingin
menghindarinya.
Bersambung ke episode 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar